You are on page 1of 8

PEDOMAN PERILAKU PENYIARAN DAN STANDAR

PROGRAM SIARAN (P3-SPS)


Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Presentasi Mata Kuliah Kepenyiaran Yang
Diampu Oleh
Dr. Wawan Hermawan, M.Pd.

Disusun Oleh :
1. DEVI NOVIANA DEWI (52006130003)
2. RENY RIZKY PUTRI L.F (52006130005)
3. SULAIMAN (52006130009)
4. RAHMA NUR QABIBI (52006130012)
5. MOCHAMMAD FAIRUS ABADI (52006130018)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM MAJAPAHIT
2022
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
kebesaran dan kelimpahan nikmat yang diberikan-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program
Siaran (P3-SPS)

Diharapkan dengan adanya permbuatan makalah ini akan membantu para


pembaca untuk lebih mengenal tentang kepenyiaran. Dalam penyusunan makalah ini
kami memiliki beberapa kendala dan menyadari kekurangannya pengalaman atau
pengetahuan kami. Oleh sebab itu, kami mengeharapkan kritik dan saran para pembaca
agar kedepannya dapat lebih baik. Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada
semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai
akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.

Mojokerto, 12 Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG .......................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH ...................................................................................1
1.3 TUJUAN ............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 DRAMA KLASIK .............................................................................................2
2.2 DRAMA MODERN ..........................................................................................3
2.3 DRAMA REALISME ....................................................................................... 4
2.4 DRAMA ABSURD ........................................................................................... 5
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN ..................................................................................................7
3.2 SARAN ......................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu point entry dari eksistensi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang
Penyiaran yang membedakan dari undang-undang penyiaran sebelumnya (UU No. 24 Tahun
1997) adalah menjadi landasan bagi berdirinya sebuah lembaga negara yang mandiri dan
independen, yakni Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Pada Pasal 6 Ayar (4)-nya
diamanahkan bahwa untuk penyelenggaraan penyiaran, dibentuk sebuah komisi penyiaran.
KPI sebagai lembaga negara yang bersifat independen mengatur hal-hal mengenai penyiaran.
KPI terdiri atas KPI Pusat dibentuk di tingkat pusat dan KPI Daerah dibentuk di tingkat
provinsi. Dalam menjalankan fungsi, tugas, wewenang dan kewajibannya, KPI Pusat diawasi
DPR RI, dan KPI Daerah diawasi DPRD Provinsi. KPI sebagai wujud peran serta masyarakat
berfungsi mewadahi aspirasi serta mewakili kepentingan masyarakat akan penyiaran. Dalam
menjalankan fungsinya, KPI/ KPID mempunyai wewenang: 1 a. menetapkan standar program
siaran; b. menyusun peraturan dan menetapkan pedoman perilaku penyiaran; c. mengawasi
pelaksanaan peraturan dan pedoman perilaku penyiaran serta standar program siaran; d.
memberikan sanksi terhadap pelanggaran peraturan dan pedoman perilaku penyiaran serta
standar program siaran; e. melakukan koordinasi dan/atau kerjasama dengan Pemerintah,
lembaga penyiaran, dan masyarakat. Kendati begitu, masih banyak pasal dalam Undang-
Undang Penyiaran yang memerintahkan KPI untuk membuat regulasi, di antaranya yang
paling urgen karena merupakan kewenangan KPI adalah menetapkan Standar Program Siaran
(SPS) serta menyusun dan menetapkan Pedoman Perilaku Penyiaran (P3). Bahkan, regulasi
yang dibuat KPI: P3-SPS pun diamanahkan Undang-Undang Penyiaran harus diawasi oleh
KPI, ditegakkan melalui sanksi oleh KPI, dan diberikan fasilitasi masyarakat untuk
mengadukan pelanggaran atas P3-SPS melalui KPI.
1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Permasalahan

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian P3-SPS
Secara filosofi, P3-SPS adalah bentuk perlindungan negara kepada publik dalam
ranah penyiaran. Peraturan itu dibuat untuk menjamin masyarakat agar mendapatkan
informasi yang sehat, layak, dan benar. Cakupan dan tujuan utamanya kepada
perlindungan publik di atas kepentingan pribadi dan kelompok para pemilik lembaga
penyiaran, maka peraturan itu wajib dipahami dan diterapkan oleh pelaku penyiaran
dalam program siarannya.
P3-SPS juga panduan bagi praktisi di Lembaga Penyiaran dalam memproduksi
program siarannya karena bersifat operasional dalam memandu pelaku penyiaran untuk
memahami hal-hal yang boleh dan tidak boleh disiarkan kepada publik. Oleh karena itu,
guna menguatkan pengetahuan, pemahaman, dan penghayatan masyarakat Indonesia,
terutama insan penyiaran yang bernaung di bawah lembaga penyiaran Indonesia terhadap
P3-SPS, perlu dilakukan upaya pewarisan melalui pendidikan dalam bentuk Sekolah P3-
SPS. Apalagi KPI pun sesuai amanah Pasal 8 Ayat (3) huruf (f) UU No. 32 Tahun 2002,
memiliki tugas dan kewajiban menyusun perencanaan pengembangan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang menjamin profesionalitas di bidang penyiaran. Baik langsung
maupun tidak langsung, KPI memiliki tugas untuk memastikan bahwa insan penyiaran
khususnya dan umumnya masyarakat penyiaran yang baik langsung memproduksi
program siaran maupun sebagai penikmat program siaran, memahami arah penyiaran
Indonesia. Hadirnya Sekolah P3 & SPS merupakan program terobosan Komisi Penyiaran
Indonesia (KPI) untuk memberikan pengetahuan, pemahaman, dan persepsi yang sama
dalam menjalanakan ketentuan yang diatur dalam P3 - SPS, khususnya bagi insan
penyiaran, umumnya bagi masyarakat penyiaran. Sekolah P3 - SPS sebagai sebuah ruang
pendidikan untuk peningkatan kapasitas pekerja di bidang penyiaran sekaligus sebagai
upaya literasi terhadap masyarakat pecinta penyiaran.
Pedoman Perilaku Penyiaran ditetapkan oleh KPI berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, nilai-nilai agama, norma-norma lain yang berlaku
serta diterima masyarakat, kode etik, dan standar profesi penyiaran. Pedoman Perilaku
Penyiaran ditetapkan berdasarkan asas kemanfaatan, asas keadilan, asas kepastian

5
hukum, asas kebebasan dan tanggung jawab, asas keberagaman, asas kemandirian, asas
kemitraan, asas keamanan, dan etika profesi. Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar
Program Siaran ditetapkan berdasarkan pada nilai-nilai agama, nilai-nilai moral,

norma-norma lain yang berlaku dan diterima oleh masyarakat umum, berbagai

kode etik, standar profesional dan pedoman perilaku yang dikembangkan

masyarakat penyiaran, serta peraturan-perundangan yang berlaku, misalnya

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, Undang-undang Nomor

8 tahun 1992 tentang Perfilman, Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang

Pers, dan Kitab Undang-undang Hukum Pidana.

6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menyusun dan menetapkan Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) dan Standar
Program Siaran (SPS) merupakan salah satu kewenangan utama Komisi Penyiaran
Indonesia (KPI) karena tersurat langsung dalam amanah. Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2002 tentang Penyiaran. Bahkan, UU Penyiaran pun menegaskan P3-SPS harus
diawasi oleh KPI, ditegakkan melalui sanksi oleh KPI, dan masyarakat difasilitasi untuk
mengadukan pelanggaran atas P3-SPS melalui KPI. Keberadaan P3-SPS merupakan
salah satu bentuk perlindungan negara kepada publik atas konten-konten siaran yang
dapat berpengaruh buruk terhadap kognisi, afeksi, dan konasi khalayak. Masyarakat
sebagai khalayak penyiaran harus mendapatkan informasi yang akurat, pendidikan yang
layak, dan hiburan yang sehat. Masyarakat pun harus terlindungi segala hak-haknya
sebagai warga negara, baik dalam kehidupan pribadi, kelompok, maupun dalam
berbanggsa dan bernegara.
Oleh karena itu, P3-SPS harus diketahui, dipahami, dihayati, dan diamalkan oleh
seluruh stakeholder yang terlibat dalam dunia penyiaran, terutama insan penyiaran yang
bernaung di bawah lembaga penyiaran. Dalam konteks itulah selain aturan-aturan yang
tersurat dalam P3-SPS harus mencakup seluruh kemungkinan; dapat menjadi panduan
praktis dan bersifat operasional, serta harus ada upaya pewarisan melalui proses
pembelajaran berkelanjutan dalam bentuk Sekolah P3-SPS.

3.2 Saran
Dengan dibuatnya makalah ini, semoga menambah pengetahuan tentang Pedoman
Perilaku Penyiaran Dan Standar Program Siaran. Kami menyadari sepenuhnya bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan
pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran
serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

7
DAFTAR PUSTAKA
Hadi Mulyo & M. Mahi. (2020). Modul Sekolah Pedoman Perilaku Penyiaran Dan
Standar Prgram Siaran.
Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia Nomor 01/P/Kpi/03/2012

Salinan Keputusan Komisi Penyiaran Indonesia Nomor 009/Sk/Kpi/8/2004

You might also like