Professional Documents
Culture Documents
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Materi Induksi Elektromagnetik Melalui Model Teams Games Tournament (TGT) Pada Siswa Kelas Xii-Mia-U 1
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Materi Induksi Elektromagnetik Melalui Model Teams Games Tournament (TGT) Pada Siswa Kelas Xii-Mia-U 1
Maryuni
MAN 1 Tulungagung
ABSTRAK
ABSTRACT
Times continue to grow so that the impact of changes to the curriculum of learning, the
quality of learning needs to be improved. These circumstances can be started by
improving the competence of teachers, both in delivering the material, using appropriate
methods and teaching techniques, using instructional media as well as the needs of
learners. However, in order to achieve that direction, various exercises, mastery and
insights in learning are needed, including one using appropriate models and learning
methods. In physics learning, teachers are not focused enough on just one particular
model and method. Teachers need to try to apply various models and methods in
accordance with the demands of learning materials, including in the application of
cooperative learning models with group learning methods. Teachers need to carefully
select the right materials to use this learning method, so that student learning outcomes
are more optimal. The existence of applying group learning methods to physics subjects
is urgently needed. From the above explanation can be concluded that the activity in
learning, independence in expressing opinions, cooperation, respect for others, self-
control, sportsmanship, motivate friends learn, and learning outcomes especially in
learning Natural Science will be enhanced through cooperative learning Teams Games
Tournament (TGT) type. This type of research is a classroom action research. The
subjects of this study are class XII-MIA-U 1 MAN Tulungagung 1 academic year
2016/2017 with the number of students as much as 41 students on the material of
electromagnetic induction. The result of data analysis shows that there is success in
applying cooperative learning model of Teams Games Tournament (TGT), which is
shown by the result of exercise problem on the first cycle in classical average value
reaches 72.93% while in the final test the average value reaches 82, 44%. An increase of
9.51% in learning outcomes from cycle I and cycle II. This suggests that student learning
outcomes have "improved" and have achieved mastery by class. So that student learning
outcomes can be said "complete". Meanwhile, the result of observation of teacher and
student activity has also reached completeness in this research. Observation of teacher
activity at the first meeting reached 76.35% and at the third meeting reached 95.43%, an
increase of 19.08%. Student activity observation at the 1st meeting reached 65% and at
the third meeting reached 92.5%, an increase of 27.5%. Viewed from the results of these
observations have reached the minimum completeness set ie 75%. From some of the
description has proven that the implementation of learning model type Teams Games
Tournament (TGT) can Improve Student Learning Result of Class XII-MIA-U 1 MAN
Tulungagung 1 Year Lesson 2016/2017 In Odd Semester.
B. METODE PENELITIAN
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian kualitatif,
sebab dalam melakukan tindakan kepada subyek penelitian yang sangat
diutamakan adalah mengungkap makna, yakni makna dan proses pembelajaran
sebagai upaya meningkatkan motivasi, kegairahan dan prestasi belajar melalui
tindakan yang dilakukan” (Wahidmurni dan Ali, 2008).
Jenis penelitiannya adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu
“Penelitian yang bertujuan untuk memberikan sumbangan nyata bagi peningkatan
profesionalisme guru, menyiapkan pengetahuan, pemahaman, dan wawasan
tentang perilaku guru mengajar dan murid belajar” (Rofi’udin dalam Wahidmurni
dan Ali, 2008). Menurut Suyatno (dalam Wahidmurni dan Ali, 2008) “PTK
adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran
di kelas. Upaya perbaikan ini dilakukan dengan cara melakukan tindakan untuk
mencari jawaban atas permasalahan yang diangkat dari kegiatan tugas guru
sehari-hari di kelasnya. Permasalahan itu merupakan permasalahan faktual yang
benar-benar dihadapi di lapangan.
Rancangan Penelitian akan dilakukan dalam 2 siklus dengan siklus 1 ada 3
kali pertemuan, yaitu melakukan 2 kali Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), dan 1
kali tes siklus 1. Sedangkan siklus 2 ada 2 kali pertemuan, yaitu melakukan 1 kali
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan 1 kali tes siklus 2.
Pada penelitian ini mengadopsi model penelitian tindakan dari Kemmis dan
McTaggart (2008)
Menurut Wahidmurni dan Ali (2008) model yang dikemukakan Kemmis dan
McTaggart pada hakekatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian
dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu plan (perencanaan), act
(tindakan/pelaksanaan), observe (observasi), dan reflect (refleksi) yang berupa
untaian tersebut dMIA-Undang dalam satu siklus. Oleh karena itu, siklus yang
dimaksudkan adalah satu putaran yang terdiri dari empat komponen tersebut.
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid/sah, diperlukan suatu alat
pengumpulan data. Alat pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini
adalah lembar tes dan lembar observasi.
Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran
perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis
deskriptif kualitatif. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana
yaitu:
1. Tes
a. Analisis ketuntasan belajar secara individu
Siswa dikatakan berhasil mencapai ketuntasan dalam belajar adalah siswa
yang telah menguasai materi minimal 75% atau mendapat nilai 75.
b. Analisis Ketuntasan Belajar Secara Klasikal
Suatu kelas dikatakan mencapai ketuntasan belajar jika paling sedikit 75%
dari jumlah siswa dalam satu kelas tersebut telah mencapai KKM.
Persentase ketuntasan secara klasikal ( ), diperoleh dengan rumus sebagai
berikut:
1. Hasil Penelitian
a. Ketuntasan Hasil belajar Siswa
Hasil peneliltian ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan model Teams
Games Tournament (TGT) memiliki dampak positif dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya
pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar
meningkat dari siklus 1 dan siklus 2).
Hasil tes siklus 1 diperoleh bahwa dari 41 siswa yang telah mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) adalah sebanyak 12 siswa dan 29 siswa
lainnya belum mencapai KKM. Sehingga ketuntasan klasikal yang diperoleh
dari tes siklus 1 sebesar 72,93% dan secara klasikal dikatakan “belum tuntas”
karena ketuntasan klasikal minimumnya sebesar 75%. Nilai terendah 50 dan
nilai tertinggi 90. Berdasarkan hasil tes siklus 1 tersebut maka peneliti perlu
melakukan penelitian tindakan siklus 2 guna perbaikan yang ada pada
penelitian tindakan siklus 1.
Hasil tes siklus 2 diperoleh bahwa dari 41 siswa yang telah mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sebanyak 34 siswa dan 7 siswa lainnya
belum mencapai KKM. Sehingga ketuntasan klasikal yang diperoleh dari tes
siklus II sebesar 82,44 % dan secara klasikal dikatakan “tuntas” karena
ketuntasan klasikal minimumnya sebesar 75%. Nilai terendah yang diperoleh
dari tes siklus II ini adalah 70 dan nilai tertingginya adalah 90.
2.Pembahasan
Peneliti telah melaksanakan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil
Belajar Fisika Materi Induksi Elektromagnetik Melalui Model Teams Games
Tournament (TGT) pada Siswa Kelas XII-MIA-U 1 MAN Tulungagung 1 Tahun
Pelajaran 2016/2017 Semester Ganjil” dalam waktu kurang lebih satu bulan.
Penelitian dilaksanakan dalam 5 kali pertemuan, pertemuan ke-1 dilaksanakan
pada tanggal 5 Oktober 2016, pertemuan ke-2 dilaksanakan pada tanggal 7
Oktober 2016, tes siklus I dilaksanakan pada tanggal 19 Oktober 2016, pertemuan
ke-3 dilaksanakan pada tanggal 23 Oktober 2016, dan tes siklus II dilaksanakan
pada tanggal 9 Nopember 2016. Pembahasan hasil penelitian tersebut akan
dijelaskan pada uraian beikut ini:
a. Deskripsi Penerapan Pembelajaran Kooperatif model Teams Games
Tournament (TGT) pada Materi Induksi elektromagnetik.
Dalam proses penelitian, peneliti model pembelajaran TGT untuk
membahas materi induksi elektromagnetik. Adapun langkah-langkahnya yaitu
tahap pertama menyampaikan tujuan. Pada tahap ini guru menyampaikan
tujuan kegiatan belajar pada hari itu. Guru juga menjelaskan sedikit tentang
materi yang akan diajarkan yaitu menjelaskan tentang induksi elektromagnetik.
Uraian diatas sesuai dengan pendapat Trianto (2009) “Pendidik menyampaikan
tujuan pembelajaran yang akan diberikan. Memberikan penekanan tentang
manfaat materi pembelajaran. Peserta didik diminta belajar konsep secara
keseluruhan secara untuk memeproleh gambaran keseluruhan dari konsep”.
Tahap kedua yaitu presentasi kelas. Guru memulai siklus dengan
perintah langsung. Guru aktif dalam membangun ketertarikan siswa, aktif
mendemonstrasikan konsep atau ketrampilan, dan melibatkan siswa dalam
proses pembelajaran.
Tahap ketiga yaitu Teams. Setelah menerima instruksi secara langsung
dari guru, siswa kemudian belajar materi dalam kelompok (Teams). Teams
disusun berdasar kemampuan akademik sehingga masing-masing kelompok
mewakili kemampuan akademik dan karakteristik individu yang berbeda dari
keseluruhan siswa di kelas. Teams (belajar kelompok) memberikan
kesempatan untuk belajar bersama sehingga terjadi saling mengajar (peer
tutoring) antar siswa. Selain itu masing-masing anggota dapat mendiskusikan
masalah bersama-sama, membandingkan jawaban, dan mengoreksi apabila
terdapat salah konsep pada masing-masing anggota kelompok.
Tahap keempat yaitu Games. Games disusun dari pertanyaan relevan
yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperoleh dari
presentasi kelas dan diskusi kelompok (Teams). Games dimainkan pada meja
turnamen yang terdiri dari 4-5 orang dan masing-masing mewakili dari
kelompok yang berbeda.
Tahap kelima yaitu Tournament. Turnament dirancang berdasarkan
games yang dilaksanakan. Pada meja turnamen terdapat perangkat kartu yang
berisi pertanyaan, kunci jawaban dan peraturan.
Tahap keenam yaitu Team recognize. Guru kemudian mengumumkan
kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat sertifikat atau
hadiah apabila rata-rata skor mencapai skor kiteria team mendapat julukan
“supper Team” jika rata-rata 45 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata
mencapai 40-45 dan “Good Team” jika rata-ratanya 30-40.
b. Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Model Teams Games
Tournament (TGT) pada Materi Induksi elektromagnetik.
Implementasi model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) pada
materi induksi elektromagnetik, hasil belajar siswa dapat meningkat. Dalam
kegiatan pelaksanaan penelitian ini peneliti dibantu oleh dua teman sejawat
sebagai observer yang memiliki tugas untuk mengamati aktivitas guru
(peneliti) dan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran.
D. KESIMPULAN
Peningkatan hasil belajar siswa kelas XII-MIA-U 1 MAN Tulungagung 1
Tahun Pelajaran 2016/2017 pada materi induksi elektromagnetik setelah
menggunakan pembelajaran model Teams Games Tournament (TGT)
ditunjukkan dengan adanya hasil latihan soal pada siklus I secara klasikal nilai
rata-rata mencapai 72,93% sedangkan pada tes akhir rata-rata nilai mencapai
82,44%. Terjadi peningkatan sebesar 9,51% pada hasil belajar dari siklus I dan
siklus II. Hasil observasi aktivitas guru dan siswa juga telah mencapai
ketuntasan. Observasi aktivitas guru pada pertemuan ke-1 mencapai 76,35%
dan pada pertemuan ke-3 mencapai 95,43%, terjadi peningkatan sebesar
19,08%. Observasi aktivitas siswa pada pertemuan ke-1 mencapai 65% dan
pada pertemuan ke-3 mencapai 92,5%, terjadi peningkatan sebesar 27,5%.
Dilihat dari hasil observasi tersebut semua telah mencapai ketuntasan minimal
yang ditetapkan yaitu 75%.
E. DAFTAR RUJUKAN
Djamarah; Bahri, Saiful dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: PT Rineka Cipta
Winkel, W.S. 1989. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT.
Gramedia.