You are on page 1of 14

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK MELALUI MODEL TEAMS GAMES


TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS XII-MIA-U 1 MAN
TULUNGAGUNG 1 TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SEMESTER
GANJIL
THE EFFORT TO INCREASE LEARNING PHYSICS OF
ELECTROMAGNETIC INDUCTION THROUGH TEAMS GAMES
TOURNAMENT (TGT) MODEL AT CLASS STUDENTS XII-MIA-U 1
MAN TULUNGAGUNG 1 YEAR LESSON 2016/2017 ODD SEMESTER

Maryuni

MAN 1 Tulungagung

*Corresponding author: mar.yuni84@yahoo.co.id

ABSTRAK

Waktu berjalan terus sehingga pengaruh dari perubahan kurikulum pembelajaran,


kualitas pembelajaran perlu ditingkatkan. Keadaan tersebut dapat dimulai dengan
meningkatkan kompetensi guru baik dalam penyampaian materi, penggunaan tehnik dan
metode pengajaran, penggunaan media pembelajaran bagi siswa.. Namun demikian,
untuk mencapai tujuan tersebut, variasi latihan, penguasaan dan pengetahuan dalam
belajar sangat diperlukan, termasuk penggunaan model dan metode pembelajaran yang
sesuai. Dalam pembelajaran fisika, guru tidak cukup difokuskan pada satu model dan
metode tertentu.. Guru perlu untuk mencoba menerapkan berbagai model dan metode
yang sesuai dengan permintaan materi pembelajaran, termasuk penerapan model
pemebelajaran kooperative dengan metode belajar kelompok. Guru perlu berhati hati
untuk memilih materi yang cocok untuk menggunakan metode pembelajaran ini, sehingga
output siswa dapat lebih optimal.Keberadaan penerapan metode belajar kelompok pada
pelajaran fisika sangat diperlukan. Dari penjelasan diatas dapat disimpukan bahwa
kegiatan pembelajaran, kebebasan dalam menyampaikan pendapat, kerjasama,
menghargai orang lain, mengontrol diri sendiri, sikap sportif, memotivasi teman belajar,
dan hasil pembelajaran khususnya dalam belajar Ilmu Alam akan dapat ditingkatkan
melalui pembelajaran cooperatif jenis “ Team Games Tournament (TGT)” . Model
penelitian ini adalah model penelitian tindakan kelas. Subjek dari penelitian ini adalah
siswa kelas XII MIA U1 MAN 1 Tulungagung tahun pelajaran 2016 / 2017 dengan
jumlah 41 siswa pada materi Induksi elektomagnetik. Hasil analisis data menunjukkan
bahwa ada keberhasilan dalam penerapan model pembelajaran cooperatif Team Games
Tournament (TGT), yang ditunjukkan oleh hasil latihan soal pada siklus I dengan rata
rata mencapai 72.93%, sementara diakhir test rata rata nilai mencapai 82,44%. Ada
kenaikan 9.51% dalam hasil pembelajaran dari siklus I dan siklus II. Ini menunjukkan
bahwa hasil belajar siswa telah meningkat dan telah dikuasi oleh kelas. Jadi dapat
dikatakan bahwa hasil belajar siswa adalah sempurna.Sementara itu hasil observasi
guru dan aktivitas siswa dalam peneletian ini telah mencapai kesempurnaan. Hasil
pengamatan guru pada pertemuan pertama mencapai 76.35% dan pada pertemuan
ketiga mencapai 95.43%, ada peningkatan 19.08%. Pengamatan kegiatan siswa pada
pertemuan pertama mencapai 65% dan pada pertemuan ketiga mencapai 92.5%, ada
peningkatan 27.5%.Dilihat dari hasil pengamatan telah mencapai hasil 75%. Dari
beberapa penjelasan tersebut menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran
Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil pembelajaran siswa kelas
XII MIA U 1 MAN 1 Tulungagung tahun pelajaran 2016 / 2017 pada semester ganjil.

Keyword: Learning Outcomes, Electromagnetic Induction, Teams Games Tournament


(TGT) model.

ABSTRACT

Times continue to grow so that the impact of changes to the curriculum of learning, the
quality of learning needs to be improved. These circumstances can be started by
improving the competence of teachers, both in delivering the material, using appropriate
methods and teaching techniques, using instructional media as well as the needs of
learners. However, in order to achieve that direction, various exercises, mastery and
insights in learning are needed, including one using appropriate models and learning
methods. In physics learning, teachers are not focused enough on just one particular
model and method. Teachers need to try to apply various models and methods in
accordance with the demands of learning materials, including in the application of
cooperative learning models with group learning methods. Teachers need to carefully
select the right materials to use this learning method, so that student learning outcomes
are more optimal. The existence of applying group learning methods to physics subjects
is urgently needed. From the above explanation can be concluded that the activity in
learning, independence in expressing opinions, cooperation, respect for others, self-
control, sportsmanship, motivate friends learn, and learning outcomes especially in
learning Natural Science will be enhanced through cooperative learning Teams Games
Tournament (TGT) type. This type of research is a classroom action research. The
subjects of this study are class XII-MIA-U 1 MAN Tulungagung 1 academic year
2016/2017 with the number of students as much as 41 students on the material of
electromagnetic induction. The result of data analysis shows that there is success in
applying cooperative learning model of Teams Games Tournament (TGT), which is
shown by the result of exercise problem on the first cycle in classical average value
reaches 72.93% while in the final test the average value reaches 82, 44%. An increase of
9.51% in learning outcomes from cycle I and cycle II. This suggests that student learning
outcomes have "improved" and have achieved mastery by class. So that student learning
outcomes can be said "complete". Meanwhile, the result of observation of teacher and
student activity has also reached completeness in this research. Observation of teacher
activity at the first meeting reached 76.35% and at the third meeting reached 95.43%, an
increase of 19.08%. Student activity observation at the 1st meeting reached 65% and at
the third meeting reached 92.5%, an increase of 27.5%. Viewed from the results of these
observations have reached the minimum completeness set ie 75%. From some of the
description has proven that the implementation of learning model type Teams Games
Tournament (TGT) can Improve Student Learning Result of Class XII-MIA-U 1 MAN
Tulungagung 1 Year Lesson 2016/2017 In Odd Semester.

Keywords: Learning Outcomes, Electromagnetic Induction, Teams Games Tournament (TGT)


model.
A. PENDAHULUAN

Seiring dengan perkembangan zaman, yang berdampak terhadap perubahan


kurikulum pembelajaran, kualitas pembelajaran perlu selalu ditingkatkan.
Keadaan tersebut dapat dimulai dengan peningkatan kompetensi para guru, baik
dalam menyampaikan materi, menggunakan metode dan teknik mengajar yang
tepat, menggunakan media pembelajaran maupun kebutuhan peserta didik. Guru
yang profesional pada hakekatnya adalah mampu menyampaikan materi
pembelajaran secara tepat sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik. Namun
demikian untuk mencapai ke arah tersebut perlu berbagai latihan, penguasaan dan
wawasan dalam pembelajaran, termasuk salah satunya menggunakan model dan
metode pembelajaran yang tepat. Dalam pembelajaran fisika, guru tidak cukup
terfokus hanya pada satu model dan metode tertentu saja. Guru perlu mencoba
menerapkan berbagai model dan metode yang sesuai dengan tuntutan materi
pembelajaran, termasuk dalam penerapan model pembelajaran kooperatif dengan
metode belajar kelompok. Pemilihan model dan metode yang tepat tersebut akan
dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan.
Berdasarkan konsep tersebut menunjukkan bahwa metode belajar
kelompok perlu diterapkan dan dikembangkan guru dengan terlebih dahulu
menguasai strategi atau langkah-langkahnya. Metode pembelajaran, termasuk
metode belajar kelompok merupakan variasi guru dalam melaksanakan
pembelajaran selain yang konvensional dalam bentuk ceramah.
Belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai
pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman, dan
mendapatkan informasi atau menemukan. Menurut Rusyan (1989) belajar dalam
arti yang luas ialah proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk
penguasaan, penggunaan, dan penilaian terhadap atau mengenai sikap dan nilai-
nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi
atau, lebih luas lagi dalam berbagai aspek kehidupan atau pengalaman yang
terorganisasi. Winkel (2008) belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang
berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai
sikap. Perubahan itu bersifat secara relative constant.
Hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang
dinyatakan dalam raport (Purwanto, 2002). Rendahnya hasil belajar anak didik,
salah satu penyebabnya adalah lemahnya strategi pembelajaran yang diterapkan
oleh guru sebagai pengajar. kelemahan itu ditandai oleh kurangnya media yang
menyertai proses belajar mengajar, sehingga berdampak pada pengelolaan kelas
yang belum optimal. Untuk mengetahui hasil belajar itu meningkat, setiap guru
memiliki pandangan yang berbeda-beda. Suatu proses belajar mengajar tentang
suatu bahan pengajaran dinyatakan meningkat apabila tujuan instruksional dapat
tercapai. Sehingga untuk mengetahuinya, guru perlu mengadakan tes setiap selesai
menyajikan pembahasan kepada siswa. Dari tes tersebut untuk dapat diketahui
sejauh mana siswa dapat menguasai materi dan dapat memperoleh peningkatan
hasil belajar (Djamarah, 2006).
Di samping itu, anak didik dalam kegiatan belajar mengajar masih
ditemukan berbagai kelemahan antara lain; kurangnya keaktifan dalam
pembelajaran, kurangnya kemandirian dalam mengemukakan pendapat, kurang
bekerjasama, kurangnya menghargai pendapat orang lain, kurang mengontrol diri,
kurang sportif, dan kurangnya memotivasi teman belajar sehingga iklim kelas
yang terciptapun menjadi kurang kondusif. Sebagai salah satu solusi untuk
mengatasi masalah tersebut guru dapat melakukan pendekatan dengan
menerapkan model yang inovatif.
Menurut slavin (1995) pembelajaran kooperatif merupakan suatu
pembelajaran dengan penekanan pada aspek sosial dan menggunakan kelompok-
kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 siswa yang sederajat tetapi heterogen untuk
menghasilkan pemikiran dan tantangan kesalahan konsep siswa sebagai salah satu
faktor penyebab. Belajar kelompok merupakan pendekatan yang dilakukan agar
siswa dapat bekerjasama secara aktif untuk memahami konsep Fisika.
Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah Model cooperative
learning tipe Teams Games Tournament (TGT).Teori ini dalam penerapannya
akan memberikan perubahan mendasar pada kondisi pembelajaran yang banyak
dilaksanakan dewasa ini. Dalam penerapan pembelajaran kooperatif model TGT
(Teams Games Tournament), siswa dikelompokkan dalam kelompok heterogen
dan siswa akan belajar dalam kelompoknya. Selanjutnya setiap anggota kelompok
akan mengadakan turnamen dengan anggota kelompok lain sesuai dangan tingkat
kemampuannya (homogen). Penilaian kelompok didasarkan pada nilai yang
didapat selama turnamen. TGT (Teams Games Tournament) seperti halnya model
pembelajaran kooperatif yang lainnya memunculkan adanya kelompok dan
kerjasama dalam belajar. TGT (Teams Games Tournament) seperti halnya STAD
dalam setiap hal, namun sebagai ganti kuis dan sistem penyekoran individu, TGT
(Teams Games Tournament) menggunakan turnamen akademik. Siswa bersaing
mewakili kelompok mereka dengan anggota kelompok lain yang didasarkan pada
hasil akademik yang terdahulu (Slavin, 1995).
Ada beberapa komponen dari pembelajaran kooperatif model TGT (Teams Games
Tournament) (Slavin, 1995) sebagai berikut:
1. Presentasi kelas
Guru memulai siklus TGT (Teams Games Tournament) dengan perintah
langsung. Guru seharusnya aktif dalam membangun ketertarikan siswa, aktif
mendemonstrasikan konsep atau ketrampilan, dan melibatkan siswa dalam
proses pembelajaran.
2. Teams
Setelah menerima instruksi secara langsung dari guru, siswa kemudian belajar
materi dalam kelompok (Teams). Teams disusun berdasar kemampuan
akademik sehingga masing-masing kelompok mewakili kemampuan akademik
dan karakteristik individu yang berbeda dari keseluruhan siswa di kelas
(Slavin, 1995). Teams (belajar kelompok) memberikan kesempatan untuk
belajar bersama sehingga terjadi saling mengajar (peer tutoring) antar siswa.
Selain itu masing-masing anggota dapat mendiskusikan masalah bersama-
sama, membandingkan jawaban, dan mengoreksi apabila terdapat salah
konsep pada masing-masing anggota kelompok.
3. Games
Games di susun dari pertanyaan relevan yang di rancang untuk menguji
pengetahuan siswa yang di peroleh dari presentasi kelas dan diskusi kelompok
(Teams). Games di mainkan pada meja turnamen yang terdiri dari 4-5 orang
dan masing-masing mewakili dari kelompok yang berbeda.
4. Tournament
Turnament dirancang berdasarkan games yang di laksanakan. Pada meja
turnamen terdapat perangkat kartu yang berisi pertanyaan, kunci jawaban dan
peraturan.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui langkah-langkah penerapan
model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) pada materi induksi
elektromagnetik kelas XII-MIA-U 1 dan peningkatan hasil belajar materi induksi
elektromagnetik kelas XII-MIA-U 1 melalui model pembelajaran Teams Games
Tournament (TGT)

B. METODE PENELITIAN
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian kualitatif,
sebab dalam melakukan tindakan kepada subyek penelitian yang sangat
diutamakan adalah mengungkap makna, yakni makna dan proses pembelajaran
sebagai upaya meningkatkan motivasi, kegairahan dan prestasi belajar melalui
tindakan yang dilakukan” (Wahidmurni dan Ali, 2008).
Jenis penelitiannya adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu
“Penelitian yang bertujuan untuk memberikan sumbangan nyata bagi peningkatan
profesionalisme guru, menyiapkan pengetahuan, pemahaman, dan wawasan
tentang perilaku guru mengajar dan murid belajar” (Rofi’udin dalam Wahidmurni
dan Ali, 2008). Menurut Suyatno (dalam Wahidmurni dan Ali, 2008) “PTK
adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran
di kelas. Upaya perbaikan ini dilakukan dengan cara melakukan tindakan untuk
mencari jawaban atas permasalahan yang diangkat dari kegiatan tugas guru
sehari-hari di kelasnya. Permasalahan itu merupakan permasalahan faktual yang
benar-benar dihadapi di lapangan.
Rancangan Penelitian akan dilakukan dalam 2 siklus dengan siklus 1 ada 3
kali pertemuan, yaitu melakukan 2 kali Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), dan 1
kali tes siklus 1. Sedangkan siklus 2 ada 2 kali pertemuan, yaitu melakukan 1 kali
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan 1 kali tes siklus 2.
Pada penelitian ini mengadopsi model penelitian tindakan dari Kemmis dan
McTaggart (2008)

Gambar 1. Desain PTK model Kemmis dan McTaggart (2008)

Menurut Wahidmurni dan Ali (2008) model yang dikemukakan Kemmis dan
McTaggart pada hakekatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian
dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu plan (perencanaan), act
(tindakan/pelaksanaan), observe (observasi), dan reflect (refleksi) yang berupa
untaian tersebut dMIA-Undang dalam satu siklus. Oleh karena itu, siklus yang
dimaksudkan adalah satu putaran yang terdiri dari empat komponen tersebut.
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid/sah, diperlukan suatu alat
pengumpulan data. Alat pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini
adalah lembar tes dan lembar observasi.
Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran
perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis
deskriptif kualitatif. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana
yaitu:
1. Tes
a. Analisis ketuntasan belajar secara individu
Siswa dikatakan berhasil mencapai ketuntasan dalam belajar adalah siswa
yang telah menguasai materi minimal 75% atau mendapat nilai 75.
b. Analisis Ketuntasan Belajar Secara Klasikal
Suatu kelas dikatakan mencapai ketuntasan belajar jika paling sedikit 75%
dari jumlah siswa dalam satu kelas tersebut telah mencapai KKM.
Persentase ketuntasan secara klasikal ( ), diperoleh dengan rumus sebagai
berikut:

Jika ≥ 75 % maka secara klasikal dikatakan telah tuntas.


Jika < 75 % maka secara klasikal dikatakan belum tuntas.
2. Observasi
Untuk mengetahui sejauh mana peneliti dan siswa melaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Teams Games
Tournament, maka peneliti membuat dua lembar pengamatan, yaitu lembar
pengamatan untuk guru dan lembar pengamatan untuk siswa. Dan dikatakan
berhasil mencapai ketuntasan dalam belajar jika pada lembar pengamatan
guru dan siswa masing-masing memperoleh skor minimal 70%.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian
a. Ketuntasan Hasil belajar Siswa
Hasil peneliltian ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan model Teams
Games Tournament (TGT) memiliki dampak positif dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya
pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar
meningkat dari siklus 1 dan siklus 2).

Tabel 1. Ketuntasan belajar meningkat dari siklus 1 dan siklus 2


Siklus
No. Uraian Rata-rata
I II
1. Nilai rata-rata tes 72,93% 82,44% 77,69%
2. Jumlah siswa tuntas 29 37
3. Prosentase Ketuntasan 70,73% 90,24% 80,49%

Hasil tes siklus 1 diperoleh bahwa dari 41 siswa yang telah mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) adalah sebanyak 12 siswa dan 29 siswa
lainnya belum mencapai KKM. Sehingga ketuntasan klasikal yang diperoleh
dari tes siklus 1 sebesar 72,93% dan secara klasikal dikatakan “belum tuntas”
karena ketuntasan klasikal minimumnya sebesar 75%. Nilai terendah 50 dan
nilai tertinggi 90. Berdasarkan hasil tes siklus 1 tersebut maka peneliti perlu
melakukan penelitian tindakan siklus 2 guna perbaikan yang ada pada
penelitian tindakan siklus 1.
Hasil tes siklus 2 diperoleh bahwa dari 41 siswa yang telah mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sebanyak 34 siswa dan 7 siswa lainnya
belum mencapai KKM. Sehingga ketuntasan klasikal yang diperoleh dari tes
siklus II sebesar 82,44 % dan secara klasikal dikatakan “tuntas” karena
ketuntasan klasikal minimumnya sebesar 75%. Nilai terendah yang diperoleh
dari tes siklus II ini adalah 70 dan nilai tertingginya adalah 90.

b. Kemampuan guru dalam Mengelola Pembelajaran


Berdasarkan data diatas, dapat dilihat kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran dengan menggunakan Model Teams Games
Tournament dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak
positif terhadap prestasi belajar siswa
c. Aktivitas Guru dan Siswa dalam Pembelajaran.
Berdasarkan data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
Fisika dengan Model Teams Games Tournament sangat menyenangkan,
karena siswa menjadi lebih aktif. Sedangkah Aktivitas guru selama
pembelajaran telah melaksanakan langkah Teams Games Tournament. Hal ini
terlihat aktifitas guru dalam membimbing dan mengamati siswa dalam proses
belajar mengajar.

Tabel 2 Hasil Observasi Pertemuan ke 1


Observer Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
1 74,5% 60%
2 78,2% 70%
Rata-rata 76,35% 65%

Rata-rata hasil observasi yang dilakukan oleh observer 1 dan observer 2


pada aktivitas guru adalah 76,35% dan pada aktivitas siswa adalah 65%.

Tabel 3. Hasil Observasi Pertemuan ke 3


Observer Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
1 94,5% 95%
2 96,36% 90%
Rata-rata 95,43% 92,5%

Rata-rata hasil observasi yang dilakukan oleh observer 1 dan observer 2


pada aktivitas guru adalah 95,43% dan pada aktivitas siswa adalah 92,5%.
Hasil observasi aktivitas guru telah mencapai kriteria sangat baik dan hasil
observasi aktivitas siswa telah mencapai kriteria sangat baik. Hal ini berarti
berdasarkan observasi pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games Tournament pada materi induksi elektromagnetik telah tuntas.

2.Pembahasan
Peneliti telah melaksanakan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil
Belajar Fisika Materi Induksi Elektromagnetik Melalui Model Teams Games
Tournament (TGT) pada Siswa Kelas XII-MIA-U 1 MAN Tulungagung 1 Tahun
Pelajaran 2016/2017 Semester Ganjil” dalam waktu kurang lebih satu bulan.
Penelitian dilaksanakan dalam 5 kali pertemuan, pertemuan ke-1 dilaksanakan
pada tanggal 5 Oktober 2016, pertemuan ke-2 dilaksanakan pada tanggal 7
Oktober 2016, tes siklus I dilaksanakan pada tanggal 19 Oktober 2016, pertemuan
ke-3 dilaksanakan pada tanggal 23 Oktober 2016, dan tes siklus II dilaksanakan
pada tanggal 9 Nopember 2016. Pembahasan hasil penelitian tersebut akan
dijelaskan pada uraian beikut ini:
a. Deskripsi Penerapan Pembelajaran Kooperatif model Teams Games
Tournament (TGT) pada Materi Induksi elektromagnetik.
Dalam proses penelitian, peneliti model pembelajaran TGT untuk
membahas materi induksi elektromagnetik. Adapun langkah-langkahnya yaitu
tahap pertama menyampaikan tujuan. Pada tahap ini guru menyampaikan
tujuan kegiatan belajar pada hari itu. Guru juga menjelaskan sedikit tentang
materi yang akan diajarkan yaitu menjelaskan tentang induksi elektromagnetik.
Uraian diatas sesuai dengan pendapat Trianto (2009) “Pendidik menyampaikan
tujuan pembelajaran yang akan diberikan. Memberikan penekanan tentang
manfaat materi pembelajaran. Peserta didik diminta belajar konsep secara
keseluruhan secara untuk memeproleh gambaran keseluruhan dari konsep”.
Tahap kedua yaitu presentasi kelas. Guru memulai siklus dengan
perintah langsung. Guru aktif dalam membangun ketertarikan siswa, aktif
mendemonstrasikan konsep atau ketrampilan, dan melibatkan siswa dalam
proses pembelajaran.
Tahap ketiga yaitu Teams. Setelah menerima instruksi secara langsung
dari guru, siswa kemudian belajar materi dalam kelompok (Teams). Teams
disusun berdasar kemampuan akademik sehingga masing-masing kelompok
mewakili kemampuan akademik dan karakteristik individu yang berbeda dari
keseluruhan siswa di kelas. Teams (belajar kelompok) memberikan
kesempatan untuk belajar bersama sehingga terjadi saling mengajar (peer
tutoring) antar siswa. Selain itu masing-masing anggota dapat mendiskusikan
masalah bersama-sama, membandingkan jawaban, dan mengoreksi apabila
terdapat salah konsep pada masing-masing anggota kelompok.
Tahap keempat yaitu Games. Games disusun dari pertanyaan relevan
yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperoleh dari
presentasi kelas dan diskusi kelompok (Teams). Games dimainkan pada meja
turnamen yang terdiri dari 4-5 orang dan masing-masing mewakili dari
kelompok yang berbeda.
Tahap kelima yaitu Tournament. Turnament dirancang berdasarkan
games yang dilaksanakan. Pada meja turnamen terdapat perangkat kartu yang
berisi pertanyaan, kunci jawaban dan peraturan.
Tahap keenam yaitu Team recognize. Guru kemudian mengumumkan
kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat sertifikat atau
hadiah apabila rata-rata skor mencapai skor kiteria team mendapat julukan
“supper Team” jika rata-rata 45 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata
mencapai 40-45 dan “Good Team” jika rata-ratanya 30-40.
b. Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Model Teams Games
Tournament (TGT) pada Materi Induksi elektromagnetik.
Implementasi model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) pada
materi induksi elektromagnetik, hasil belajar siswa dapat meningkat. Dalam
kegiatan pelaksanaan penelitian ini peneliti dibantu oleh dua teman sejawat
sebagai observer yang memiliki tugas untuk mengamati aktivitas guru
(peneliti) dan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Tabel 4. Hasil Observasi Guru dan Siswa


Keterangan Pertemuan ke-1 Pertemuan ke-3

Observasi Aktivitas Guru 76,35% 95,43%

Observasi Aktivitas Siswa 65% 92,5%

Pada hasil penelitian penelitian saya, observasi aktivitas guru pada


pertemuan ke-1 mencapai 76,35% dan pada pertemuan ke-3 mencapai 95,43%,
terjadi peningkatan sebesar 19,08%. Observasi aktivitas siswa pada pertemuan
ke-1 mencapai 65% dan pada pertemuan ke-3 mencapai 92,5%, terjadi
peningkatan sebesar 27,5%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil observasi
aktivitas guru dan kegiatan siswa telah “memperoleh peningkatan” dan
mencapai skor minimal sehingga aktivitas guru dan siswa telah dapat dikatakan
“tuntas”.
Prosentase hasil observasi aktivitas guru dan siswa digambarkan pada
gambar berikut ini:
Gambar 2. Presentase Aktivitas Guru dan Siswa
Hasil latihan soal pada siklus I secara klasikal nilai rata-rata mencapai
72,93% sedangkan pada tes akhir rata-rata nilai mencapai 82,44%. Terjadi
peningkatan sebesar 9,51% pada hasil belajar dari siklus I dan siklus II. Hal ini
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa telah “meningkat” dan telah mencapai
ketuntasan secara klasikal. Sehingga hasil belajar siswa telah dapat dikatakan
“tuntas”.

D. KESIMPULAN
Peningkatan hasil belajar siswa kelas XII-MIA-U 1 MAN Tulungagung 1
Tahun Pelajaran 2016/2017 pada materi induksi elektromagnetik setelah
menggunakan pembelajaran model Teams Games Tournament (TGT)
ditunjukkan dengan adanya hasil latihan soal pada siklus I secara klasikal nilai
rata-rata mencapai 72,93% sedangkan pada tes akhir rata-rata nilai mencapai
82,44%. Terjadi peningkatan sebesar 9,51% pada hasil belajar dari siklus I dan
siklus II. Hasil observasi aktivitas guru dan siswa juga telah mencapai
ketuntasan. Observasi aktivitas guru pada pertemuan ke-1 mencapai 76,35%
dan pada pertemuan ke-3 mencapai 95,43%, terjadi peningkatan sebesar
19,08%. Observasi aktivitas siswa pada pertemuan ke-1 mencapai 65% dan
pada pertemuan ke-3 mencapai 92,5%, terjadi peningkatan sebesar 27,5%.
Dilihat dari hasil observasi tersebut semua telah mencapai ketuntasan minimal
yang ditetapkan yaitu 75%.
E. DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Djamarah; Bahri, Saiful dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: PT Rineka Cipta

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada

Nurwati, Sri. 2011. Creative Learning, Jogjakarta, Pustaka Media

Purwanto, Ngalim. 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya

Rahyubi, Heri, 2014. Teori-teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik,


Bandung, Nusa Media

Rusyan, Tabrani dkk. 1989. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar.


Bandung: Remadja Karya CV.

Slavin, 1995. Cooperative learning, Jakarta

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivis.


Jakarta: Prestasi Pustaka

Winkel, W.S. 1989. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT.
Gramedia.

You might also like