You are on page 1of 38

TUMOR MATA

Penyakit Jinak/ Tanda Khas Lokasi Etiologi Terapi Gambar


Ganas

Tumor Palpebra

Moluscum Jinak - Benjolan seperti Kelopak mata, ketiak, - Hilang sendiri


contagiosum tentakel gurita badan beberapa minggu
- Tidak sakit - Laser
- Gatal - Bedah
- Merah dan
meradang

Nevus Jinak - Batas tegas Kelopak mata Proliferasi melanosit Pembedahan


- Akibat paparan pada jaringan kulit
sinar UV

Veruca Jinak - Seperti batu Kelopak mata Proliferasi epithelial


karang
Xanthelasma Jinak - Lesi kekuningan Kelopak mata - Penumpukan
di kelopak mata kolesterol
- Obat :
Glukokortikoid,
siklosporin,
cimetidine,
estrogen, retinoid
- Tinggi kolesterol,
alkohol

Hemangioma Jinak Capillary Permukaan kulit, kelopak Pertumbuhan tunggu 2-6 bulan →
Hemangioma : mata, permukaan bola abnormal pembuluh bertambah besar →
“strawberry mata darah observasi →
birthmarks” berkurang
menjelang 1 tahun
→ jika tidak,
intervensi → injeksi
Cavernous Lapisan lebih dalam pada intralesi
Hemangioma kulit atau sekitar mata kortikosteroid →
“kebiruan/keunguan konsultasi ke bag.
” anak → propanolol
→ hati” efek
samping bradikardi
Karsinoma Ganas - Lokal Destruktif - Palpebra inferior - Basal lapisan epitel - Jika masih di
Sel Basal - Diagnosis : Biopsi - Palpebra superior kulit palpebra : Wide
- Kantus internus Eksisi
- Kantus eksternus - Jika mengenai
kantus : buang
jaringan bola mata
Tipe Nodular - Permukaan licin termasuk adneksa
dan berbatas tegas - Radioterapi
- Nodul seperti
mutiara - Non Bedah
- Dilatasi pembuluh - Radioterapi
darah - Kemoterapi
- Interferon
- Bedah
- Wide Eksisi
- Bedah
mikrografi cara
MOHS
- Bedah dengan
Tipe Nodul - Bagian tepi seperti Histopatologis : infiltrasi laser CO2
Ulseratif mutiara sel basaloid seperti - Eksisi tanpa
- Pelebaran sarang burung potong beku
pembuluh darah - Terbatas pada
- Telangiektasis adneksa : Eksisi
- Menginvasi orbita :
Tipe - Kista, Berbentuk Histopatologis : agresif Eksentrasi &
Morpheafor sarang Radioterapi
m - Invasi Intrakranial
: Konsultasi bedah
syaraf

Tipe - nodul, Histopatologis : sarang sel - Konsultasi dengan


Pigmentation mikronodul, basaloid yang penuh bedah plastik
superfisial, dengan melanin dan - Edukasi
multifokal, atau malnofag + infiltrasi
superfisial cokelat sel-sel inflamasi
gelap atau hitam
Karsinoma Ganas - Metastasis Jauh Kelopak mata < - Operasi
Sel - Papiloma konjungtiva - Eksisi
Skuamosa - Berbenjol” - Enukleasi :
- Mudah berdarah Hanya bola
- Ulserasi mata
- Invasi intraokuler, - Eksenterasi :
orbita bola mata dan
area sekitar
bola mata
- Debulking :
mengambil
semaksimal
mungkin
- Radioterapi
- Sitostatik :
metastasis jauh
- Kombinasi

Karsinoma Ganas Berkembang lambat Kelopak mata - Eksisi lokal,


Sel Sebacea Bentuk nodular, - Palpebra superior ⅔ eksenterasi orbita,
keras, tidak kasus radioterapi,
bergerak - Palpebra inferior kemoterapi
20% (berdasarkan
stadium)
Berasal dari kelenjar
sebasea (kelenjar meibom,
zeis), kelenjar sebasea,
alis, kulit wajah
Melanoma Ganas - Pinggir tidak jelas Jaringan uvea dan Sel yang
Maligna konjungtiva memproduksi
pigmen

Tumor Intraokular

Nevus Jinak NEVUS IRIS NEVUS IRIS NEVUS IRIS


- Lesi kecil, tanpa - Tidak memerlukan
gejala terapi
NEVUS CORPUS NEVUS KOROID
SILIARIS - Observasi
- kecil, tanpa gejala - Ablatio Retina →
NEVUS KOROID Enukleasi
- Penurunan visus,
metamorfobsia,
defek lapangan
pandang

NEVUS KOROID
Angioma Jinak - Lesi orange – - Autosomal Terapi :
Retina merah dominan - Fotokoagulasi
- Pembuluh darah (lesi kecil)
besar – - Cryoterapi : lesi
berkelok-kelok lebih besar
- Proton beam
radiotheraphy+
Cryoterapi : lesi
ekstensif

Hemangioma Jinak
Koroid

Melanoma Ganas
Maligna

Retinoblasto Ganas
ma

Tumor Orbita

Koristoma Primer

Hamartoma Primer

Tumor Primer
Mesenkimal
Tumor Saraf Primer

Retinoblasto Sekund - Usia < 4 tahun Retina Mutasi somatik - Operasi


ma er - Cat eye - Penyinaran
Gambaran Mikroskopis - Fotokoagulasi
Gejala Klinis –DD - Sel kecil, bulat, atau - Cryoterapi
- Leukokoria poligonal, inti besar, - Khemoterapi
- Katarak sedikit sitoplasma,
- Endoftalmitis kadang berbentuk bunga
- Ablasio Retina mawar
- Coat’s disease Pertumbuhan
- Strabismus - Endofitik
- Hifema Spontan - Eksofitik
- Proptosis

Neuroblasto Sekund Kongenital - Bedah


ma er - Kemoterapi
- Neurological
Decompression
Ewings
Tumor
Penyakit Telinga

Nama Gejala Tatalaksana Gambar


Penyakit

Telinga Luar

Anotia - Tidak ada sama sekali telinga luar. Rekonstruksi (Auriculoplasty)


- Gangguan pertumbuhan yang
terjadi pada usia 7-8 minggu
kehamilan

Cryptotia - Hidden ear, pocket ear


- Kutub atas dari pinna terbenam di
kulit temporal

Microtia - Diminutive ear


- Isoalated congenital anomaly
- Disertai sindrom:
a. Fetal alcohol syndrome
b. Maternal diabetic
syndrome
c. Thalidomide/isotretinoin
exposure
Plyotia - Mirror ear
- Persistance of pre-auricular tissue

Stahl’s - Satiro’s ear, lop ear


Bar - Bagian helix flat/datar

Prominen - Bat ear


t ears - Bagian antihelix tidak ada atau
inadekuat

Sinus - Kegagalan fusi lengkung branchial Sinectomy


pre-aurik pertama dan kedua
ular - Infeksi kronik → surgical approach
- Simple pits atau complex
branching sinuses
Tragus - preauricular tags
accessori - preauricular appendages
us - terdiri dari kartilago yang
berukuran kecil, terletak di depan
tragus ke arah sudut mulut

Atresia of - Terhambat oleh tulang atau


External jaringan fibrous
Ear - First arch syndrome
Canal - Unilateral/bilateral
-
Otitis - OE difus → swimmer’s ear - Minimalisir trauma
Eksterna - OE invasif/malignant → DM, - Aural toillette
imunokompromais - Antibiotik + kortikosteroid
- Anak-anak → benda asing di topikal : ear packing dan tetes
telinga → infeksi kulit liang telinga telinga
- OE difus akut dan OE malignant - Antibiotik sistemik
→ Pseudomonas aeruginosa a. jika ada gejala sistemik
- Gejala inflamasi MAE difus: b. sesuai kuman penyebab
a. Otalgia - Bony canalplasty + split thickness
b. Itching skin grafts
c. Rasa penuh
d. Dengan/tanpa berkurang
pendengaran
e. Nyeri saat mengunyah
f. Nyeri tekan tragus
g. Nyeri tarik pinna

Otomikos - Fungal otitis externa - Non-farmakologis: cleansing dan


is - Infeksi fungal primer → gejala debridement
gatal-gatal - Farmakologis
- Infeksi fungal sekunder → - Amphotericin B 3%
superinposed dengan infeksi lotion
bakteri → nyeri hebat - Clotrimazole 1% solution
- Etiologi: Aspergillus, Candida - Tolnaftate 1% solution
- Predisposisi: penggunaan antibiotik
dan steroid topikal jangka panjang
Herpes - Varicella Zoster Virus - Antibiotik + Kortikosteroid
Zoster - Gejala topikal
Oticus - Otalgia - Antiherpetic agents
- Tinitus - Kortikosteroid dosis tinggi →
- Gangguan pendengaran paralisis wajah
- Vertigo - Antibiotik sistemik → infeksi
- Erupsi vesikuler di MAE sekunder
dan aurikula
- Ramsay Hant Syndrome → parase
saraf facialis

Pseudocy - Etiologi tidak diketahui - Kortikosteroid + compressing


st - Tidur di bantal keras dressing
- Penggunaan helm dan earphone - Aspirasi
- Unilateral - Insisi dan eksplorasi
- Lebih banyak pada pria
- Diameter 1-5 cm
- Cauliflower ear

Impaksi - Mengeluarkan serumen → bicara - Keluarkan secara manual: spoon


Serumen dan mengunyah, rotasi rahang plastic atau metal
secara vertikal dan horizontal pada - Irigasi
axis TMJ - Serumenolitik
- Pertambahan usia → kelenjar - Water based agents:
serumen atropi → serumen kering NaCl, Sodium
- Gejala bicarbonate sol.
- Tuli konduktif (NaHCO3, glycerol)
- Sensasi benda asing - Oil dan alcohol based
- Telinga rasa penuh agents: Colace,
- Tinitus Cerumenex, Earex
- Vertigo atau dizziness
- Nyeri atau tidak nyaman di
telinga
- Pruritus
- Reflex batuk

Keratosis - FR: 5-20 tahun, bronkiektasis, - ekstraksi


Obturans sinusitis - kontrol periodik → rekuren
- Gejala
- nyeri di telinga
- gangguan pendengaran
- tinitus
- cairan telinga
- liang telinga dipenuhi
massa putih

Telinga Tengah

Otitis ● Otalgia Dekongestan: Efedrin HCl 0.5 %


Media ● Otorea Antibiotik:
Akut ● Demam
(OMA) ● Gelisah
● Kejang
● Anoreksia
● Gangguan Pendengaran
● Muntah Diare

Analgetik: ibuprofen, asetaminofen,


kodein
Miringotomi: jika nyeri berat
Cuci Telinga:
Otitis Infeksi kronis telinga tengah, perforasi tipe aman:
Media membran timpani, otorea. -H2O2 3% 3-5 hari
Supuratif -kortikosteroid
Kronis sub akut: >3 minggu -Antibiotik tetes telinga:
(OMSK) kronis: >1.5 bulan lini pertama:
● Amox 3x500 7 hari
OMSK benigna/aman: ● amox-clav 3x500 7 hari
● perforasi sentral ● ciprofloxacin 2x500 7 hari
● tanpa kolesteatom lini kedua:
● levofloxacin 1x500 7 hari
OMSK bahaya: ● cefadroxil 2x500 7 hari
● perforasi marginal, atik -operatif if perforasi > 2 bulan
● fistula, abses, polip (miringoplasti/timpanoplasti)
● kolesteatom +
● sekret / pus berbau khas tipe bahaya:
● Rontgen → bayangan kolesteatom -operatif (mastoidektomi)
(destruksi tulang)

Otitis penumpukan cairan di telinga tengah + -antibiotik


Media membran timpani utuh -dekongestan+antialergi
Efusi -kortikosteroid
(OME) mk: -mukolitik
● ggn pendengaran, tersumbat
● terasa ada cairan
● nyeri, tinitus
● vertigo
● otoskopi terlihat
bulging+gelembung udara
OME - gejala tuli lebih menonjol (40-50 - Terapi medikamentosa
kronik dB) - Operatif
- sering pada anak - Grommet tube
- membran timpani retraksi, suram, - Fokal infeksi
kuning kemerahan/abu-abu

Telinga Dalam

Tuli Prenatal
Kongenit - Hereditary : autosomal
al dominant/recessive, riwayat
keluarga (+)
- Chromosomal : riwayat keluarga
(-)
- Virus : CMV, rubella, HIV-AIDS
→ masa perkembangan koklea
minggu 6 kehamilan dan organ
Corti minggu 12 kehamilan
Perinatal
- Anoksia : kerusakan koklea dan
SSP
- Prematur
- Trauma kelahiran
Postnatal
- Otitis media
- Meningitis bakterial
- Labirinitis
- Infeksi virus (rubella, mumps)
- Infeksi ginjal
- Diabetes

Sudden Penurunan pendengaran - Istirahat (bed rest)


Deafness sekurang-kurangnya 30 dB pada - Steroid high dose tappering off
sekurang-kurangnya di 3 frekuensi dalam (oral/iv) → 1 mg/kgBB/dosis
waktu penurunan pendengaran tidak lebih tunggal selama 14 hari
dari 3 hari. - Derajat berat: metilprednisolon
1x500 mg iv tappering off
Etiologi: autoimun, infeksi virus, rupture - Oksigen hiperbarik
membran basiler, kelainan vaskuler, tumor, - Injeksi steroid intratimpani
kelainan neurologi

Sebagian besar bersifat unilateral, disertai


tinitus dan vertigo

Tes penala SNHL minimal pada 3 frekuensi

Audiometri nada murni → tuli


sensorineural derajat sedang-berat dengan
ambang dengar 68,75 dB

Tuli Gangguan pendengaran akibat paparan


Akibat bising berulang pada intensitas yang tinggi,
Bising bersifat tuli sensorineural.

Trauma akustik → paparan bising sangat


tinggi (>140 dB) pada waktu yang singkat

Klasifikasi
- Noise induced temporary threshold
shift (NITTS)
- Noise induced permanent threshold
shift (NIPTS)

Audiometri nada murni → takik pada


frekuensi 4kHz

Ototoksik Gangguan akibat efek samping obat (dosis


tinggi dan waktu yang lama).

Kokleotoksik
- Antibiotik: dihidrostreptomisin,
viomisin, neomisin, kanamisin
- Antimalaria: quinin
- Kemoterapi: cisplatin, carboplatin,
metotreksat, vinkristin
- Obat lain: aspirin, furosemide,
nikotin, alkohol

Vestibulotoksik: streptomisin, gentamisin,


cisplatin, carboplatin

Audiometri nada murni → penurunan


ambang dengar pada ultrafrequency (>8
kHz)

Presbikus Tuli sensorineural bilateral progresif Amplifikasi dengan alat bantu dengar
i terutama frekuensi tinggi.
Onset dewasa muda hingga tua (40-60
tahun).
Gejala:
- orang disekitar seperti bergumam
- meminta lawan bicara mengulang
percakapan
- dapat mendengar suara tetapi tidak
mengerti
- sulit mengikuti percakapan di
lingkungan bising
- sulit mendengar suara wanita dan
anak
- meminta suara radio/TV diperkeras
- sulit mendengar suara nada tinggi
(bel,burung)
Tipe:
- sensoris: atrofi organ corti, dimulai
dari daerah basal koklea, tanpa
gangguan diskriminasi wicara
- neural: atrofi sel saraf auditori dan
jalur auditori sentral, sloping down
diagram, penurunan diskriminasi
wicara lebih jelek
- metabolic: atrofi stria vaskularis
akibat proses metabolik, flat
audiogram, tanpa gangguan
diskriminasi wicara pada awalnya
- mekanik: kekakuan dan penebalan
membran basiler koklea, penurunan
melandai mulai frek. rendah-tinggi
perlahan, tanpa gangguan
diskriminasi wicara

Vertigo Suatu ilusi dimana seseorang merasa Perbedaan vertigo vestibuler dan non vestibuler
tubuhnya bergerak terhadap lingkungannya,
atau lingkungan bergerak terhadap dirinya.

Perifer
- BPPV (Benign Paroxysmal
Positional Vertigo)
- Infeksi (Neuritis Vestibuler,
OMSK) Perbedaan Vertigo Vestibuler Perifer dan Sentral
- Meniere’s diseases
- Ototoksik
- Oklusi A.labirin
- Trauma
- Tumor (neuroma akustik)
- Degeneratif (Presbiastasia)

Sentral
- Tumor
- Trauma
- Migren basilaris
- Multipel sclerosis
- Epilepsi

BPPV - Pusing berputar (vertigo) - Canalith Repositioning Therapy


(Benign - Perubahan posisi kepala (Epley) → kanalitiasis post/ant
Paroxysm (positional) - Brandt-Daroff exercise → gejala
al - Tiba-tiba (paroxysmal) remisi
Positional - Sering pada kanalis posterior - Liberatory Semont Maneuver →
Vertigo) - Disertai mual, muntah kupulolitiasis post/ant
- Sidelying maneuver → - Perasat Barbeque Roll (Lempert)
menegakkan diagnosis → kanalitiasis horizontal

FR: degenerasi membran otolit primer,


trauma kepala, labirinitis virus, meniere
diseases, migrain, operasi telinga dalam,
posisi supine terlalu lama Canalith Repositioning Treatment

Kupulolitiasis (>1 menit): otokonia (kristal


kalsium karbonat) lepas dari membran
otolit di utrikulus dan sakulus, menempel di
kupula. Intensitas tidak berkurang.

Kanalitiasis (<1 menit/ 10-15 s): debris


otokonia mengapung secara bebas di dalam
endolimfe kanalis semisirkularis. Intensitas
semakin berkurang.

Neuritis Inflamasi nervus vestibularis → penurunan - ⅓ pasien sembuh tanpa terapi


Vestibula vestibuler unilateral, mendadak, dan self - Pilihan terapi : kortikosteroid,
ris limiting diseases. simptomatik, rehabilitasi
Reaktivasi virus neurotropik laten (herpes vestibuler
simplex virus type 1/HSV-1 atau varicella - Prednisolone oral 60 mg, 1x
zoster virus/VZV). sehari, selama 5 hari diturunkan
Nervus vestibularis superior lebih sering 10 mg/hari.
terkena. - Metilprednisolon oral 48 mg 1x
Onset: sehari (5 hari), diturunkan 8
- akut : 2 minggu pertama mg/hari
- subakut : >2 minggu - 3 bulan - Jika ada mual dan muntah →
- kronis : > 3 bulan betametason iv 10 mg 1x1 selama
Klinis 1-2 hari
- vertigo hebat - Terapi tidak jangka panjang
- mual, muntah
- oscillopsia
- ketidakseimbangan
- (-) gangguan pendengaran
- (-) gejala defisit neurologis
- nistagmus spontan horizontal
- tes romberg → jatuh kesisi yang
sakit
- fukuda stepping test → deviasi ke
sisi yang sakit
Meniere’s Gangguan telinga dalam akibat Lini 1 profilaksis
Diseases peningkatan volume dan tekanan endolimfe - Diet rendah garam, hentikan
telinga dalam → hidrops endolimfe. alkohol, kafein, nikotin
- Betahistin: agonis H1 dan
Trias gejala (penurunan pendengaran antagonis H3 → peningkatan
berfluktuasi, episode vertigo, dan tinitus). aliran darah melalui stria
vaskularis ke koklea, dosis 48
Pemfis mg/hari
- tes penala: SNHL pada frekuensi - Diuretik: menurunkan tekanan
rendah (128, 256, 512 Hz) endolimfe (HCT 25 mg/hari)
- Pemeriksaan keseimbangan: Lini 1 simptomatik
nistagmus pada fase akut - Benzodiazepin: diazepam,
lorazepam, klonazepam
- Antihistamin H1: meclizine,
diphenhydrinate, promethazine
- Antidopaminergik:
metoklopramid
- Antikolinergik: difenhidramin

Lini 2: injeksi steroid intratimpani


Lini 3: dekompresi sakus endolimfatik
Lini 4: injeksi gentamisin intratimpani
Lini 5: labirintektomi, neurektomi
vestibuler selektif

Parase Kelumpuhan otot-otot wajah dimana pasien


Nervus tidak dapat atau kurang dapat
Fasialis menggerakkan otot wajah.
Perifer 3 cabang nervus temporal dalam os.
temporal:
- N. petrosus superior mayor: di
dekat ganglion geniculatum,
sekresi kelenjar lakrimalis, tes
schirmer
- N. stapedius: peredam suara
- N. chorda timpani: serabut perasa
⅔ anterior lidah
Kerusakan saraf:
- Neurapraxia: fungsi saraf hilang
namun axon utuh, reversible
- Axonotmesis: putus pada axon
namun jaringan penunjang saraf
utuh, kesembuhan parsial
- Neurotmesis: kerusakan pada axon
dan jaringan penunjang, ireversible
kecuali dilakukan operasi
penyambungan saraf
Gradasi Freyss: fungsi motorik, tonus,
sinkinesis, hemispasme
Gradasi House-Brackmann

Sinkinesis: kontraksi otot wajah yang tidak


disadari, terjadi bersamaan dengan gerak
otot wajah lain yang sengaja dilakukan.

Hemispasme: kontraksi otot tidak disadari,


spasme intermiten ringan-berat, terjadi
pada satu sisi wajah.
Penyakit Hidung dan Tenggorok

Klasifikasi Gangguan Penciuman:


a. Anosmia: tidak ada fungsi penciuman. Etiologi (trauma, infeksi, tumor, degenerasi).
b. Hiposmia: penurunan fungsi penciuman. Etiologi (obstruksi hidung, penyakit sistemik, obat-obatan).
c. Kakosmia/pantosmia: adanya persepsi tanpa adanya stimulus. Etiologi (epilepsi, kelainan psikologik, kelainan psikiatri).
d. Parosmia: perubahan persepsi terhadap stimulus bau. Etiologi (trauma).
Penyakit Gejala / Khas Terapi Gambar

Epistaksis Perdarahan pada hidung Epistaksis anterior :


- Penekanan langsung dengan jari
pada kedua cuping hidung 10-15
menit
- Pasang tampon adrenalin dengan
epinefrin 0,5% ditambah
pantocain/lidokain 2% 10-15
menit
- Kauterisasi dengan AgNO3
25-305 atau elektrokauter
- Tampon anterior dengan pelumas
vaselin/salep antibiotik 2 hari
Epistaksis posterior:
- Tampon bellocq

Hipertrofi Perbesaran jaringan limfoid - Antibiotik sistemik


Adenoid - Kongesti nasal, mendengkur dan - Steroid nasal dan spray salin
bernafas melalui mulut - Adenoidektomi jika : OSA,
- Obstruksi nasal OMA berulang, OME, rhinorea
- Inflamasi kronis (post nasal drip persisten
dan batuk)
- Gangguan fungsi tuba eustachius
→ OMA,OME,dan OMSK
Karsinom -Infeksi EBV → faktor etiologi - radioterapi (IMRT)
a -peningkatan kadar IgA terhadap viral →lokoregional
Nasofarin capsid antigen (VCA) dan early antigen - stadium 1 → Radioterapi thd
g (EA) EBV serta ditemukan DNA EBV tumor primer dan leher (KGB)
- - stadium 2-4 →kemo radiasi
- pembedahan hanya kasus rekuren
atau persisten (lokal/regional)-->
diseksi leher dan naso
faringektomi

Hematom Trauma → pembuluh darah submukosa Drainase (pungsi kemudian insisi bagian
a Septum pecah → darah terkumpul antara yang menonjol)
perikondrium dan tulang rawan → Antibiotika
hematoma septum.
Gejala: sumbatan hidung, nyeri, bentuk
bulat, licin, berwarna merah.
Abses Etiologi: trauma pada septum. Insisi dan drainase pus
Septum Trauma → hematoma septum → infeksi → Antibiotika dosis tinggi
abses septum Analgetik
Gejala:
- hidung tersumbat progresif
- nyeri terutama di puncak hidung
- demam dan sakit kepala
- pembengkakan septum bulat, licin

Rhinitis Etiologi: Rhinovirus, Myxovirus, virus - Istirahat


Simpleks Coxsackie, virus ECHO. - Simptomatis
Sangat menular. (analgetik/antipiretik,
FR: daya tahan tubuh menurun. dekongestan)
Gejala: - Jika infeksi sekunder → antibiotik
- rasa panas, kering, dan gatal di
hidung
- bersin berulang
- hidung tersumbat, ingus encer
- demam
- nyeri kepala
- sekunder dari bakteri → sekret
kental

Rhinitis - Gejala mirip simpleks - Simptomatis (antipiretik,


Akut - Ingus berubah konsistensi menjadi dekongestan, mukolitik)
Bakteriali lebih kental dan berwarna - Antibiotik 5-7 hari
s - PF: mukosa hiperemis dan edema

Rhinitis Infeksi hidung kronik dengan tanda: Konservatif


Atrofi - atrofi progresif mukosa dan tulang - antibiotik
(Ozaena) konka - obat cuci hidung
- sekret kental - Vitamin A
- bau - Fe (besi)
Insiden (wanita pubertas, sosek lemah,
lingkungan buruk).
Histopatologi:
- mukosa hidung tipis
- silia menghilang
- metaplasia epitel thoraks bersilia →
epitel kuboid/gepeng berlapis
- kelenjar berdegenerasi dan atrofi
Kavum nasi (sangat lapang, konka
hipotrofi/atrofi, sekret purulen, krusta hijau)

Sinusitis Radang akut di sinus. - Antibiotik 10-14 hari


Akut Lama penyakit < 8 minggu. - Dekongestas oral/topikal
Jumlah episode serangan akut < 4x/tahun. - Mukolitik
Mukosa masih reversible. - Antihistamin (bila ada alergi)
Ingus mukopurulen. - Irigasi hidung
Mukosa hidung udem.
Nyeri wajah sesuai lokasi sinus.

Rhinosinu Lama penyakit > 8 minggu. Konservatif (antibiotik, dekongestan,


sitis Jumlah episode serangan akut > 4 mukolitik, kortikosteroid topikal, nasal
Kronik kali/tahun. irigasi).
Perubahan mukosa ireversible. Operatif (FESS disertai septoplasti,
Ingus mukopurulen. polipektomi, turbinektomi, neurektomi)
Post nasal drip (+).
Batuk kronis.
Sakit kepala, nyeri wajah.
Halitosis.
Anosmia/hiposmia.

Inflamasi Laring
Faringitis - Bakteri : S. beta hemolitikus, S. - Bakteri :
Akut viridans, S. piogenes, Gonorea - Antibiotik
- Virus : influenza, adenovirus, EBV, Streptococcus beta
coxsachievirus hemolitikus : Penicilin G
- Jamur : Candida sp Benzatin 50.000
U/KgBB IM / amoxicillin
Gejala 50 mg/kgBB dibagi 3x
- Nyeri tenggorok, nyeri kepala. sulit sehari selama 10 hari,
menelan. demam, mual, pada virus atau eritromisin 4x500
→ jarang batuk mg/hari
- Faring hiperemis, udem, disertai - Kortikosteroid
eksudat Deksametason 8-16 mg,
- Pembesaran KGB leher anterior IM, 1 kali,
Pada anak 0,08-0,3
mg/kgBB IM
- Virus : isoprenosine (herpes
simplex)
- Jamur : nystatin 2x100 ribu unit
Simptomatis : analgetik-antipiretik, anti
inflamasi

Faringitis Gejala : gatal, kering, batuk beriak Terapi : koreksi faktor disposisi
Kronis
Hiperplast
ik

Faringitis Gejala : tenggorok kering, tebal, mulut Antiseptic (obat kumur)


Kronik berbau
Atrofi
Faring ditutupi oleh lendir kental & bila
diangkat → mukosa kering

Faringitis Etiologi : Treponema pallidum


Luetika - Std. Primer → bercak kepurihan
(Spesifik) → ulkus yg tidak nyeri,
pembesaran kelenjar mandibula
- Std. Sekunder → dinding faring
eritem menjalar ke laring
- Std. Tertier → guma, predileksi
pada tonsil & palatum dinding
posterior → menyebar ke vertebra
→ pecah → kematian

Faringitis Etiologi : MTB Sesuai TB paru


Tuberkulo
sa Gejala : anoreksia, odinofagi → KU buruk,
(Spesifik) otalgia, pembesaran KGB leher servikal ( –
nyeri)

BTA, foto toraks, FNAB

Abses Biasanya anak usia < 5 tahun Pungsi dan insisi abses melalui
Retrofarin Ruang retrofaring masih berisi kelenjar laringoskopi direk.
g limfa yang menampung aliran limfa dari
hidung, sinus, nasofaring, faring,
eustachius.
Riwayat ISPA atau trauma.
Gejala:
- rasa nyeri dan sulit menelan
- demam
- sesak napas
- stridor
- perubahan suara
- benjolan di dinding belakang faring
- mukosa bengkak dan hiperemis
Abses Etiologi - Antibiotik spektrum luas dosis
Parafarin - tusukan jarum tinggi parenteral
g - supurasi kelenjar limfe leher bagian - Insisi abses
dalam gigi, tonsil, faring, hidung,
sinus paranasal, mastoid, vertebra
servikal
- infeksi dari peritonsil, retrofaring,
submandibula
Gejala:
- trismus
- pembengkakan di sekitar angulus
mandibula
- demam tinggi
- pembengkakan dinding lateral
faring → menonjol ke medial

Abses Etiologi: infeksi dari gigi, dasar mulut, - Antibiotik dosisi tinggi terhadap
Submandi faring, kelenjar liur, kelenjar limfa kuman aerob dan anaerob secara
bula submandibula. parenteral
Gejala: - Evakuasi abses → insisi di tempat
- demam dan nyeri leher paling berfluktuasi atau setinggi
- pembengkakan di bawah mandibula os. Hyoid.
dan/atau di bawah lidah - Abses dangkal/terlokalisasi →
- trismus anestesi lokal
- - Abses dalam dan luas →
eksplorasi dalam narkosis

Tonsilitis Etiologi Virus → Supportif Tonsilitis akut dengan detritus


Akut - Virus : Ebsteinbarr virus, Bakteri → antibiotik spektrum luas →
coxsachie (luka-luka kecil palatum penisilin, eritromisin,
dan tonsil) analgetik-antipiretik, obat kumur
- Bakteri : S. beta hemolitikus,
pneumokokus, S. viridan, S.
piogenes, H. influenza (tonsilitis
akut supuratif) → detritus
Gejala
- Demam, nyeri tenggorok, nyeri
menelan, nyeri sendi, lesu, otalgia
(refferes pain n IX/glossofaringeal)
- Tonsil bengkak, hiperemis, detritus,
KGB submandibula membesar (+
Tonsilitis folikularis
nyeri)
Komplikasi
- OMA, abses peritonsil, parafaring,
sepsis, bronkitis, nefritis akut,
miokarditis, artritis

Tonsilitis Lakunaris (membentuk alur)

Tonsilitis Etiologi → Corynebacterium diphteriae - ADS (Anti Difteri Serum) →


Difteri tinggi usia 2-5 tahun 20.000–100.000 unit
(Membran - Antibiotik penicilin atau
osa) Gejala eritomisin → 25-50 mg/kgBB 3
- Umum : subfebris, nyeri kepala, dosis / hari, 14 hari
malaise, nyeri menelan - Kortikosteroid 1,2
- Lokal : tonsil bengkak ditutupi mg/KgBB/hari
bercak putih → menyumbat - Simtomatis
saluran napas → Bullneck - Isolasi 2-3 minggu
(p’bengkakan kelenjar limfa leher)
Tonsilitis Etiologi → Streptococcus hemolitikus → Higiene mulut (obat kumur)
Septik ada di susu sapi (jarang di indonesia) →
(Membran bisa sbg epidemi Indikasi Tonsilektomi
osa) 1. Serangan tonsilitis > 3x/tahun
Susu sapi harus dipasteurisasi sebelum 2. Tonsil hipertrofi → maloklusi gigi
diminum dan gg pertumbuhan orofasial
3. Sumbatan jalan napas
Angina Etiologi → kurang hygiene mulut, deff 4. Rhinitis/Sinusitis kronis,
Plaut vit.C, infeksi spirilum & basil fusiform peritonsilitis yg tidak berhasil
Vincent pengobatan
(Stomatiti Gejala 5. Napas bau tidak berhasil
s Ulsero - Demam tinggi 39 derajat, sakit pengobatan
Membran kepala, badan lemah, gg 6. Tonsilitis berulang karena
osa) pencernaan, nyeri mulut, SBHGA (streptococcus group A)
hipersalivasi, gigi dan gusi mudah 7. Hipertrofi tonsil → curiga
berdarah keganasan
8. OME?OMS

Penyakit Tertutup membrane semu, kadang


Kelainan perdarahan selaput lendir mulut dan faring,
Darah serta pembesaran kelenjar submandibula

Tonsilitis Etiologi → bakteri gram negatif (sama kaya


Kronis akut)

Radang berulang → epitel mukosa dan


limfoid terkikis → penyembuhan jaringan
limfoid menjadi jaringan parut → Kripti
melebar → detritus → perlekatan dgn fossa
tonsilaris
Gejala
Tonsil membesar, permukaan tidak rata,
kriptus melebar berisi detritus, rasa
mengganjal di tenggorok, kering, berbau

Abses Terkumpulnya material purulen yang Aspirasi jarum, insisi dan drainase atau
Peritonsil terbentuk di luar kapsul tonsil dekat kutub tonsilektomi segera.
atas tonsil. Insisi → daerah paling menonjol dan
Komplikasi tonsilitis akut atau infeksi dari lunak atau pertengahan garis yang
kelenjar mukus Weber di kutub atas tonsil. menghubungkan dasar uvula dengan
Mulut berbau, pembengkakan KGB, molar atas terakhir pada sisi yang sakit.
otalgia, trismus.

Inflamasi Laring

Laringitis Etiologi → Bakteri (lokal), virus (sistemik) - Istirahat berbicara dan bersuara
Akut < 3 2-3 hari
minggu Gejala - Menghirup udara lembab
- Demam subfebris, malaise, suara - Menghindari iritasi faring &
parau, nyeri menelan/berbicara, laring
stridor inspirasi, sesak saat - Antibiotik jika peradangan
inspirasi, retraksi supraclavicula, berasal dari paru
intercostal, epigastrical - Jika sumbatan laring (+) →
- Batuk kering → lama” disertai ETT/trakeostomi
dahak kental
- Mukosa laring hiperemis dan
edema
- Tanda radang akut di hidung / sinus
paranasal / paru

Laringitis Etiologi → Sinusitis kronis, dev septum


Kronik > berat, polip hidung, bronkitis kronis, vocal
3 minggu abuse

Gejala
- Suara parau yg menetap
- Rasa tersangkut di tenggorok
- Mukosa menebal, permukaan tidak
rata, hiperemis

Laringitis Hampir selalu akibat TB paru Laringitis Tuberkulosis (Spesifik)


Tuberkulo 1. Stadium Infiltrasi - OAT primer dan sekunder
sis - Mukosa laring posterior - Istirahat suara
(Spesifik) membengkak dan pucat
- Tuberkel(+) di submukosa
→ meregang → pecah →
ulkus
2. Stadium Ulserasi
- Ulkus dangkal, dasar
ditutupi perkijuan (jaringan
nekrosis mirip keju),
sangat nyeri
3. Stadium Perikondritis
- Ulkus semakin dalam
mengenai kartilago laring
- (+) nanah berbau →
sekuester (tulang mati yg
menjadi pusat infeksi)
- KU sangat buruk →
kematian
4. Stadium Fibrotuberkulosis
- (+) fibrotuberkulosis pada
dinding posterior, pita
suara, dan subglotik.
- Rasa kering, panas, &
tertekan di tenggorokan
- Suara parau – afoni
- Hemoptisis
- Nyeri menelan hebat
- KU buruk
- Pada paru ada
pembentukan caverna

Laringitis Jarang ditemukan, - Penisilin dosis tinggi


Leutika - (+) Guma → pecah → ulkus sangat - Pengangkatan sekuester
(Spesifik) dalam, tepi dasar keras, warna - (+) Sumbatan laring →
merah tua dengan eksudat trakeostomi
kekuningan
- Suara parau, batuk kronis, disfagia
bila guma dekat dengan introitus
esofagus

Karsinom Berhubungan dengan merokok dan alkohol. Tujuan utama terapi: menghilangkan
a Laring Gejala: tumor, mempreservasi suara, kemampuan
- suara serak/disfonia menelan dan mencegah adanya
- rasa tidak nyaman di tenggorok trakeostomi.
- disfagia Radioterapi, Kemoterapi, Operasi.
- odibofagia (nyeri telan)
- sensasi sesuatu di tenggorok
- obstruksi jalan nafas
- hemoptisis
- nyeri alih pada telinga ipsilateral

You might also like