Professional Documents
Culture Documents
MAKALAH Dasar-Dasar Asesmen Psikologi Kel, 3 Fix
MAKALAH Dasar-Dasar Asesmen Psikologi Kel, 3 Fix
Disusun Oleh:
Kelompok 3
1. Anne Hendrata 2131060105
2. Aziza Nanda Maulita 2131060211
3. Febby Putri Lestari 2131060027
4. Kayla Salsabila 2131060195
5. Siti Nurazizah 2131060083
6. Sovi Oktalia 2131060084
KELAS A
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM
FAKULITAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Masalah Dalam
Pemeriksaan Psikologis, Objektifikasi Dan Kualifikasi Pemeriksaan Psikologi"
dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar-Dasar Asesmen
selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang masalah dalam
pemeriksaan psikologis, objektifikasi dan kualifikasi pemeriksaan psikologi bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Faisal Adnan Reza,
S.Psi.,M.Psi., Psikolog selaku dosen mata kuliah Dasar-Dasar Asesmen. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tes dapat diartikan sebagai suatu prosedur standar untuk membuat sampel
perilaku dan menggambarkannya dengan kategori-kategori atau skor-skor. Selain itu,
sebagian besar tes juga memiliki norma atau standar sebagai cara agar hasilnya dapat
digunakan untuk memprediksi perilaku lain yang lebih penting. tes
menurut Suryabrata (1993) adalah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dan
atau perintah-perintah yang harus dijalankan yang berdasar atas bagaimana testee
menjawab. Anastasi (1997) mengemukakan bahwa esensi dari tes merupakan
penentuan yang obyektif dan distandarisasikan terhadap sample tingkah laku.
Pengertian tes menurut Chaplin (2001) yaitu sebarang pengukuran yang
membuahkan data kuantitatif, seperti satu tes yang tidak dibakukan dan diterapkan
dalam satu kelas di sekolah. Satu perangkat pertanyaan yang sudah dibakukan, yang
dikenakan pada seseorang dengan tujuan untuk mengukur perolehan atau bakat pada
satu bidang tertentu. Pengertian tes di atas dapat disimpulkan bahwa secara umum tes
dapat didefinisikan sebagai berikut: Suatu tugas atau serangkaian tugas, dalam bentuk
pertanyaan-pertanyaan atau perintah-perintah. untuk dijawab dan dilaksanakan. Hasil
dari tes tersebut dapat dibandingkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian tes psikologi?
2. Apa tujuan dari pemeriksaan psikologi?
3. Apa masalah- masalah yang terjadi dalam pemeriksaan psikologi?
4. Objektifikasi dan kualifikasi itu seperti apa dalam pemeriksaan psikologis?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pemeriksaan psikologi
2. Mengetahui tujuan dalam pemeriksaan psikologi
3. Mengetahui masalah-masalah dalam pemeriksaan psikologis
4. Memahami isi dari Objektifikasi dan Kualifikasinya
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pemeriksaan Psikologi
Pada dasarnya pemeriksaan psikologis adalah upaya sistematis untuk
mengungkapkan aspek-aspek psikologis tertentu dari individu. Apabila dilihat dari
berbagai kasus yang ada fungsi pemeriksaan psikologis dapat digolongkan untuk
tujuan seleksi, promosi, mengidentifikasikan kemampuan/ketidakmampuan belajar
khusus, pengukuran ciri kepribadian, nilai hidup, penentuan bakat dan minat,
pengukuran perilaku dan untuk pertimbangan klinis. Semua pengukuran terhadap
aspek-aspek psikologis pada dasarnya dilakukan dalam rangka menjelaskan dan
meramalkan perilaku individu. Secara metodologis pemeriksaan psikologis dapat
berarti pula sebuah penelitian aksi dengan menggunakan seorang atau sekelompok
sampel, untuk diperbandingkan dengan individu atau kelompok normatif lain sejenis
yang telah terukir sebelumnya.
Setiap pemeriksaan psikologis dilakukan, tentu mempunyai maksud dan
tujuan tertentu. Pemeriksaan psikologis bertujuan untuk mengungkapkan aspek-aspek
psikologis tertentu dari individu yang hendak diperiksa yang dilakukan untuk maksud
dan tujuan tertentu. Oleh karena itu tidak perlu semua aspek psikologis kita periksa,
namun hendaknya setiap pemeriksaan psikologis dibatasi sesuai dengan maksud dan
tujuan pemeriksaan yang hendak dicapai.
2
1. Klien yang berbohong/manipulasi, baik itu faking good agar diterima
menjadi karyawan, atau faking bad agar tidak diterima pada kegiatan wajib
militer
2. Klien yang faking good yang mengikuti kecenderungan norma-norma
masyarakat atau social desirability, adalah memberikan jawaban yang dirasa
"benar", bukannya jawaban yang paling sesuai (cocok) dengan dirinya.
3
Bersumber pada fasilitas, misalnya tersedia tidaknya macam-macam tes,
inventori, skala yang diperlukan.
Bersumber pada psikolognya sendiri, misalnya:
Kepribadian psikolog: introver atau ekstraver.
Kapasitas psikolog: mampu atau kurang mampu.
Pengalaman psikolog: sudah banyak pengalaman atau sedikit, bahkan
baru sama sekali.
Nilai dan moral psikolog: tinggi moralnya atau mempunyai cacat moral.
4
Apakah subjek memiliki pemahaman yang memadai tentang tes
(misalnya tes menuntut kemampuan membaca)
Berapa lama tes dilaksanakan
Apakah administrasi tes dibutuhkan pelatihan keterampilan khusus
2. Standarisasi Tes
Tes terstandarisasi menggunakan populasi yang sesuai
Sampel tes
Norma kelompok yang spesifik
3. Reliabilitas
4. Validitas Objektivitas dan Kualifikasi Pemeriksaan
5. Fungsi Tes
Ada tiga macam fungsi tes, ialah:
Fungsi meramalkan, fungsi menggambarkan atau mendeskripsikan, Fungsi
menemukan diri sendiri, maksudnya adalah memberi suatu pengertian yang
mendalam pada diri subjek mengenai gambaran kepribadiannya.
6. Syarat- syarat tes yang baik
a) Valid
Validasi atau validitas tes adalah suatu ukuran untuk memprediksi atau mera-
malkan kriterium yang telah ditetapkan.
b) Reliabilitas atau kehandalan tes
Reliabilitas tes adalah berhubungan dengan konsistensi, representabilitas dan
ketelitian tes yang bersangkutan. Kalau validitas tes itu berhubungan dengan
kriterium luar, maka reliabilitas tes itu berhubungan di dalam tes itu sendiri.
c) Terstandarisasi
Maksudnya adalah, bahwa situasi pengetesan harus benar-benar diusahakan
sama bagi setiap subjek yang dites, sehingga hasilnya dapat dibandingkan
dari subjek yang satu dengan subjek yang lain, dan dari masa yang satu ke
masa yang lainnya.
d) Objektif
Artinya apakah penilaian atas tes tersebut adalah memberikan hasil yang
sama jika dinilai oleh pemeriksa yang berbeda-beda.
e) Komprehensif
Artinya tes tersebut dapat mengungkapkan banyak hal, terutama dalam tes
prestasi. Misalnya, kalau psikolog mau meriset seorang anak mata pelajaran
5
tertentu, maka tes yang dipakai harus dapat mengungkapkan pengetahuan
subjek mengenai segala hal yang harus dipelajarinya.
f) Diskriminatif
Yakni tes tersebut dapat menunjukkan perbedaan-perbedaan mengenai
sifat/faktor tertentu pada subjek yang satu dengan subjek yang lain.
g) Mudah dipakai dan murah
Nilai tes terletak pada kegunaannya, jadi kalau tes sukar dipakai, tes tersebut
menjadi rendah nilai manfaatnya.
7. Kriterium
Kriterium, yakni yang menunjukkan suatu fakta atau peristiwa, yang
diramalkan oleh tes itu. Misalnya saja mengenai keber- hasilan belajar,
kepuasan kerja, nilai ujian, keberhasilan produksi, dan sebagainya.
Fungsi prediksi dari suatu tes dikatakan baik, jika hasil prediksinya
sesuai dengan kriterium yang telah ditentukan. Oleh karena itu tanpa kriterium
yang jelas, maka tes tersebut tidak ada artinya.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemeriksaan psikologis adalah upaya sistematis untuk mengungkapkan aspek-
aspek psikologis tertentu dari individu. Apabila dilihat dari berbagai kasus yang ada
fungsi pemeriksaan psikologis dapat digolongkan untuk tujuan seleksi, promosi,
mengidentifikasikan kemampuan/ketidakmampuan belajar khusus, pengukuran ciri
kepribadian, nilai hidup, penentuan bakat dan minat, pengukuran perilaku dan untuk
pertimbangan klinis.
Tujuan pemeriksaan psikologis yaitu untuk membantu mengatasi masalah-
masalah yang berkaitan dengan pendidikan, menyangkut bakat, kesulitan belajar,
penjurusan dan lain-lain.
Masalah dalam pemeriksaan psikologis berupa hambatan-hambatan seperti
klien yang berbohong/memanipulasi dan secara garis besarnya permasalahan dalam
psikologis dapat dimulai dari segi klien, bersumber pada situasi dan lingkungan,
bersumber pada fasilitas dan bahkan bersumber pada psikolognya sendiri.
Objektifitas dan kualifikasi pemeriksaan, tes psikologis yang standar adalah
usaha mengobjektikkan atau objektivifasi data yang diperoleh dari sasaran tes.
Sebagai hasil objektivikasi tes hasilnya berupa angka-angka, yakni skor tes. Skor tes
dipandang sebagai hasil pengukuran yang memadai. Maka skor tes itu sebenarnya
adalah bentuk kuantifikasi dengan maksud dan tujuan memperoleh
objektivitas pengukuran, ada pula standarisasi tes, reabilitas, validitas, fungsi tes,
syarat-syarat tes yang baik, dan kriterium.
B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas. Kami sangat
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Sekian penutup dari kami dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
7
DAFTAR PUSTAKA