You are on page 1of 12

PENGARUH SELF REGULATED LEARNING SISWA TERHADAP

LITERASI SAINS MELALUI PEMBELAJARAN


INKUIRI TERBIMBING

Yusuf Affandi1, Abdurrahman2, Wayan Suana2


1
Mahasiswa Pendidikan Fisika FKIP Unila, yusufaffandi11@yahoo.com
2
Dosen Pendidikan Fisika FKIP Unila

Abstract: The influence of students’ self-regulated learning towardsscientific literacy through guided
inquiry learning. This researchwas aimed to determine the influence of students’ self-regulated learning
in seventh grade of SMPN 2 Kotagajah towards scientific literacy through guided inquiry learning in
the topic of heat and changes of temperature and also to investigate the enhancement of students’
scientific literacy using guided inquiry learning. The design of the research wasone group pretest-
posttest. The result of this research showed that there was a positive and significant influence of students’
self-regulated learning towards scientific literacy skills with a percentage of the influence is 25.4%.
There was an enhancement of students’ scientific literacy skill through guided inquiry learning model
with the average of N-Gain 0,5 with medium category.

Abstrak: Pengaruhself regulated learning siswa terhadap literasi sains melalui pembelajaran
inkuiri terbimbing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh self regulated learning (SRL)
siswa kelas VII SMPN 2 Kotagajah terhadap keterampilan literasi sains melalui model pembelajaran
inkuiri terbimbing pada topik kalor dan perubahan suhu benda serta untuk mengetahui peningkatan
literasi sains siswa menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Desain penelitian yang
digunakan adalah one grup pretest-post test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
SRLsiswa yang positif dan signifikan terhadap keterampilan literasi sains dengan presentase pengaruh
sebesar 25,4%. Terdapat peningkatan keterampilan literasi sains siswa pada model pembelajaran inkuiri
terbimbing dengan rata-rata N-Gain 0,5 dan termasuk kedalam kategori sedang.

Kata kunci: inkuiri terbimbing, literasi sains, self-regulated learning,SRL.

87
PENDAHULUAN Tingkat keterampilan literasi sains
Penelitian PISA 2012 (OECD, 2014) anak Indonesia yang rendah tersebut
menunjukkan bahwa literasi sains siswa di bukan sepenuhnya dipengaruhi oleh ting-
Indonesia masih sangat rendah dengan kat inteligensi siswa, namun juga di-
menempatkan Indonesia di posisi ke-2 pengaruhi cara belajar dan kebiasaan bel-
terbawah dari 65 negara. Hasil tersebut ajar siswa. Gunarsa dalam Barata (2009:
selaras dengan hasil studi pendahuluan 5) menyatakan bahwa prestasi belajar
yang dilaksanakan di SMPN 2 Kotagajah, yang diperoleh siswa dipengaruhi oleh ke-
yaitu hasil belajar siswa pada mata pel- biasaan belajar yang salah dan cara belajar
ajaran IPA khususnya fisika secara umum yang baik dan efisien yang kurang di-
masih rendah. Hal tersebut meng- lakukan oleh siswa Indonesia.
indikasikan bahwa literasi sains siswa Wingkel dalam Barata (2009:5)
SMP tersebut juga rendah. mengatakan bahwa beberapa siswa ter-
PISA 2000 (OECD, 2000) men- tentu pada umumnya belajar dengan lebih
definisikan literasi sains (scientific li- cepat dan lebih efektif sehingga mem-
teracy)sebagai kapasitas untuk meng- peroleh prestasi yang tinggi. Hal ini me-
gunakan pengetahuan ilmiah, meng- nunjukan bukan hanya tingkat inteligensi
identifikasi pertanyaan-pertanyaan dan yang menentukan prestasi siswa, namun
untuk menarik kesimpulan berdasarkan cara belajar yang baik dan efisien juga
bukti-bukti agar dapat memahami dan mempengaruhi keberhasilan siswa me-
membantu membuat keputusan tentang mahami materi dengan lebih baik. Ke-
dunia alami dan interaksi manusia dengan mampuan siswa dalam mengatur cara
alam.Haristy dkk (2012: 2) menjelaskan belajar yang efektif dan efisien disebut
bahwa definisi literasi sains ini me- Self Regulated Learning (SRL).
mandang literasi sains bersifat multi- Paris dan Paris (2001: 89) men-
dimensional dalam aspek pengukurannya, definisikan bahwa SRL as the three words
yaitu konten sains, proses sains, dan imply, emphasizes autonomy and control
konteks aplikasi sains. Dengan demikian by the individual who monitors, directs,
siswa mampu menggunakan pengetahuan and regulates actions toward goals of in-
sains dan dapat menerapkannya dalam formation acquisition, expanding
memecahkan persoalan keseharian yang expertise, and self-improvement.Se-
berkaitan dengan materi yang dipelajari. mentara, menurut Zumbrunn dkk (2011:4)
Menurut Oktarisa (2012: 3) jika SRL is a process that assists students in
dikaitkan dengan aspek pengetahuan managing their thoughts, behaviors, and
dalam taksonomi bloom, literasi sains emotions in order to successfully navigate
lebih dominan dengan domain penge- their learning experiences. This process
tahuan applying, analysing, dan occurs when a student’s purposeful
evaluating dalam kehidupan sehari-hari. actions and processes are directed
Jika dikembangkan lebih lanjut domain towards the acquisition of information or
pengetahuan applying, analysing, dan skills. Beberapa aspek SRL menurut
evaluating dalam kehidupan sehari-hari, kuisioner yang dikembangkan oleh Ismail
akan menciptakan kemampuan dalam & Sharma (2012), yaitu 1) mencari in-
menciptakan sesuatu (creating). Namun formasi, 2) penghargaan diri, 3) pe-
secara garis besar literasi sains memiliki ngendalian lingkungan, 4) rekan belajar,
arti yang sama, yaitu mampu meng- 5) evaluasi diri, 6) strategi latihan, 7) pe-
aplikasikan konsep-konsep keilmuan ngendalian motivasi lingkungan, 8)
dalam memecahkan masalah sehari-hari. berbicara kepada diri sendiri tentang
efisiensi belajar, 9) berbicara kepada diri

88
sendiri tentang prestasi belajar, tersebut adalah peranan guru dalam
10)manajemen waktu, dan 11) elaborasi. pembelajaran.
Pembelajaran IPA khususnya fisika Prudent menjelaskan bahwa
menekankan pada pendekatan ilmiah pembelajaran inkuiri terbimbing, yaitu
(Scientific Approach) meliputi mengamati, suatu model pembelajaran inkuiri yang
menanya, mencoba, mengolah, me- dalam pelaksanaannya guru menyediakan
nyajikan, menyimpulkan dan mencipta. bimbingan atau petunjuk cukup luas ke-
Salah satu model pembelajaran yang pada siswa. Sebagian perencanaannya di-
sesuai dengan pendekatan ilmiahadalah buat oleh guru, siswa tidak merumuskan
model pembelajaran inkuiri terbimbing. problem atau masalah. Dalam pem-
Menurut Yamin (2010:73) proses pem- belajaran inkuiri terbimbing guru tidak
belajaran dalam bentuk metode inquiry, melepas begitu saja kegiatan-kegiatan
yaitu membangun pengetahuan atau yang dilakukan oleh siswa (Andriani dkk.,
konsep yang bermula dari melakukan 2011: 133).
observasi, bertanya, investigasi, analisis, Model pembelajaran inkuiri ter-
kemudian membangun teori atau konsep. bimbing lebih menekankan pada siswa
Siklus inkuiri meliputi; observasi, tanya untuk aktif melatih keberanian, ber-
jawab, hipotesis, pengumpulan data, komunikasi dan berusaha mendapatkan
analisis data, kemudian disimpulkan. pengetahuannya sendiri untuk me-
Pengajaran inkuiri dimulai dengan mecahkan masalah yang dihadapi.Pada
memberi siswa masalah-masalah yang pembelajaran inkuiri terbimbing, siswa
berhubungan dengan konten yang nanti- juga akan terlibat dalam pembelajaran, se-
nya menjadi fokus untuk aktivitas- nantiasa dilatih untuk memecahkan ma-
aktivitas penelitian kelas. Dalam me- salah yang berkaitan dengan lingkungan
nyelesaikan masalah, siswa menghasilkan sekitar dan tidak terlepas dari materi IPA
hipotesis atau solusi tentatif untuk yang akan dipelajari (Dewi dkk., 2013: 9).
masalah tersebut, mengumpulkan data Berdasarkan uraian masalah diatas,
yang relevan dengan hipotesis yang telah maka dilakukan penelitian tentang pe-
dibuat, dan mengevaluasi data tersebut ngaruh SRLsiswa terhadap keterampilan
untuk sampai kepada kesimpulan. Melalui literasi sains melalui model pembelajaran
pelajaran-pelajaran penyelidikan, siswa inkuiri terbimbing pada topik kalor dan
mempelajari konten yang berhubungan perubahan suhu benda. Manfaat dari
dengan masalah tersebut sekaligus stra- penelitian ini adalah memberikan infor-
tegi-strategi untuk memecahkan masalah- masi yang dapat dijadikan bahan per-
masalah di masa yang akan datang timbangan dalam rangka meningkatkan
(Jacobsen dkk, 2009:73).Kemampuan kemampuan literasi sains siswa dengan
inkuiri yang dirinci pada berbagai indi- memperhatikan faktorSRLsiswa serta
kator telah tampak pada hasil penelitian mengetahui SRLsiswa berpengaruh ter-
dari Alberta Learning Centre dalam hadap literasi sains.
Cartono (2007: 25). Enam tahap yang
disebut sebagai model inkuiri adalah METODE PENELITIAN
planning, retrieving, process, create, Penelitian ini adalah studi eksperimen
sharing, evaluating. dengan menggunakan satu kelas yang
Pembelajaran inkuiri memiliki tiga menjadi sampel dalam penelitian, yaitu
tipe dengan tujuan masing-masing, yaitu kelas VIIE dengan pemberian perlakuan
inkuiri terstruktur, inkuiri terbimbing yang sama. Penelitian ini terdiri dari satu
(Guided Inquiry) dan inkuiri terbuka variabel bebas dan satu variabel terikat
(Open Inquiry). Perbedaan dari ketiga tipe serta satu variabel moderator. Variabel

89
bebas adalah SRL, sedangkan variabel menggunakan satu grup kontrol dengan
terikatnya adalah literasi sains, dan menggunakan pretest (tes awal) dan
variabel moderatornya adalah model posttest (tes akhir). MenurutSugiono
pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Desain (2009: 111), desain penelitian dapat
penelitian yang digunakan adalah minimal ditampilkan pada Tabel 1.
control (one group pretest-posttest),yaitu

Tabel 1. Desain penelitian minimal control (one-group pre test-post test)


Pretest Perlakuan Posttest
O1 X O2

Instrumen Penilaian mempunyai hubungan yang linear atau


Terdapat dua instrumen penilaian tidak secara signifikan. Variabel di-
yang digunakan pada penelitian ini, yaitu nyatakan linear jika signifikasi lebih kecil
kuisioner SRLyang mengadobsi dari dari 0,05 dan F hitung > F tabel.
kuisioner yang dikembangkan oleh Ismail Data skor SRLdan posttest literasi
& Sharma (2012) dan tes soal pilihan sains kemudian dianalisis dengan uji
jamak untuk mengukur literasi sains regresi linear sederhana untuk mengetahui
siswa. terdapat pengaruh SRLterhadap literasi
Analisis Instrumen sains secara nyata atau tidak. Jika nilai t
Sebelum digunakan instrumen diuji hitung > t tabel maka H0 ditolak dan H1
validitas dan reliabilitasnya. Instrumen diterima sehingga terdapat pengaruh SRL
dinyatakan valid jika r hitung > r tabel terhadap keterampilan literasi sains.
dengan α = 0,05. Menurut Sugiono (2010: Hipotesis kedua diuji menggunakan
188) syarat minimum untuk dianggap uji Paired Sample T-Test untuk me-
memenuhi syarat adalah r = 0,3. ngetahui terdapat peningkatan literasi
Sementara instrumen dinyatakan reliabel sains atau tidak secara signifikan pada
jika nilai alpha cronbach >0,6. model pembelajaran inkuiri terbimbing.
Analisis Data Jika nilai Sig (2-tailed) < 0,05 maka H0
Proses analisis data SRLsiswa meng- ditolak yang berarti bahwa terdapat pe-
gunakan kuisioner yang diberikan kepada ningkatan literasi sains siswa pada model
siswa. Kuisioner yang diberikan meng- pembelajaran inkuiri terbimbing.
gunakan skala Likert dengan rentang skor
1 sampai dengan 5. Untuk proses analisis HASIL PENELITIAN
data literasi sains siswa menggunakan Berdasarkan penelitian yang telah di-
skor gain (N-Gain). lakukan diperoleh beberapa hasil sebagai
Pengujian Hipotesis berikut:
Sebelum data diuji untuk mengetahui Hasil Uji Validitas Instrumen
terdapat atau tidaknya pengaruh SRLsiswa Kuisioner SRL dan instrumen pe-
terhadap literasi sains, data SRLserta nilai nilaian literasi sains diuji validitasnya
pretest dan posttest literasi sains diuji sebelum digunakan dalam penelitian.
normalitas terlebih dulu. Data ber- Hasil uji validitas kuisioner SRL di-
distribusi normal jika nilai sig > 0,05. tampilkan pada Tabel 2 sedangkan hasil
Kemudian data diuji Linearitasnya uji instrumen penilaian literasi sains di-
untuk mengetahui apakah dua variabel tampilkan pada Tabel 3.

90
Tabel 2.Hasil uji validitas kuisioner SRL
Rata-rata Corrected Item-
No Valid/Tidak Valid Keterangan
Total Correlation
1 0,79 Valid Semua item pernyataan
valid.

Tabel 3. Hasil uji validitas instrumen penilaian Literasi Sains


No Rata-rata Corrected Item- Valid/Tidak Keterangan
Total Correlation Valid
1 0,525 Valid Semua item soal valid

Tabel 2 memperlihatkan bahwa rata- Hasil Uji Reliabilitas


rata corrected item-total correlation,yaitu Kuisioner SRL dan instrumen
0,79. Hasil tersebut lebih besar dari 0,3 penilaian literasi sains diuji reliabilitasnya
sehinggadapat disimpulkan kuisioner SRL sebelum digunakan dalam penelitian.
bersifat valid. Berdasarkan Tabel 3 terlihat Hasil uji reliabilitas kuisioner SRL di-
bahwa rata-rata corrected item-total tampilkan pada Tabel 4. Sementara hasil
correlation> 0,3, yaitu 0,525. Oleh karena uji reliabilitas instrumen penilaian literasi
itu dapat disimpulkan bahwa instrumen sains dapat dilihat pada Tabel 5.
penilaian literasi sains bersifat valid.

Tabel 4. Hasil uji reliabilitas kuisioner SRL


Cronbach's Alpha N of item Keterangan
0, 986 40 Sangat Reliabel

Tabel 5. Hasil uji reliabilitas instrumen Literasi Sains


Cronbach's Alpha N of item Keterangan
0,927 30 Sangat Reliabel

Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa Data Hasil Self Regulated Learning
nilai cronbach's alpha dari kuisioner SRL, Siswa
yaitu 0,986. Nilai cronbach's Data SRL siswa diperoleh dari hasil
alphatersebut masuk dalam kategori kuisioner SRL yang diberikan kepada
sangat reliabel dengan rentang nilai 0,81 siswa sebelum pembelajaran. Kuisioner
sampai dengan 1,00. Berdasarkan Tabel 5 SRL yang digunakan memuat 11 aspek
nilai cronbach's alphadari instrumen SRL dan terdiri dari 40 soal pernyataan
penilaian literasi sains sebesar 0,927. Nilai dengan skala likert yang telah valid dan
cronbach's alpha tersebut masuk di dalam reliabel. Data SRL siswa ditampilkan pada
kategori sangat reliabel dengan rentang Tabel 6.
nilai 0,81 sampai dengan 1,00.

Tabel 6. Kriteria penilaian SRL siswa


No Kriteria Rentang Skor Jumlah Siswa
1 Sangat Tinggi 80,1 – 100 28 siswa
2 Tinggi 60,1 – 80 4siswa
LanjutanTabel .6

91
No Kriteria Rentang Skor Jumlah Siswa
3 Sedang 40,1 – 60 0 siswa
4 Rendah 20,1 – 40 0 siswa
5 Sangat Rendah 0 – 20 0 siswa
Skor SRL tertinggi : 97,5
Skor SRL terendah : 78,5
Rata-rata : 86,02

Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat belum dan sesudah pembelajaran. Data


bahwa siswa kelas VIIE memiliki SRL diperoleh dengan memberikan soal
yang baik, terlihat dengan banyaknya Literasi Sains sebelum pembeljaran
siswa yang masuk dalam kategori SRL (pretest) dan setelah pembelajaran
sangat tinggi, yaitu 28 siswa. Sementara (posttest). Berdasarkan nilai pretest dan
siswa lain masuk ke dalam kategori tinggi posttest Literasi Sains siswa, data N-Gain
dengan jumlah 4 siswa. Skor SRL ter- masing-masing siswa dapat dihitung untuk
tinggi, yaitu 97,5 % dan skor SRL melihat peningkatan literasi sains sebelum
terendah, yaitu 78,5 dengan rata – rata pembelajaran dan setelah pembelajaran.
skor 86,02. Klasifikasi hasil penilaian literasi sains
Data Hasil Literasi Sains Siswa disajikan pada Tabel 7 serta klasifikasi N-
Data hasil literasi lains siswa di- Gain Literasi Sains siswa ditampilkan
peroleh berupa data literasi sains siswa se- pada Tabel 8.

Tabel 7. Klasifikasi hasil penilaianpre-post Literasi Sains


No Kriteria Rentang Nilai Jumlah Siswa
Pretest Posttest
1 Sangat Tinggi 80,1 – 100 0 siswa 12 siswa
2 Tinggi 60,1 – 80 13 siswa 20 siswa
3 Sedang 40,1 – 60 16 siswa 0 siswa
4 Rendah 20,1 – 40 3 siswa 0 siswa
5 Sangat Rendah 0 – 20 0 siswa 0 siswa

Tabel 8. Klasifikasi N-Gain Literasi Sains siswa


No Kriteria Rentang Skor N-Gain Jumlah Siswa Presentase
1 Tinggi 0,7<N-Gain < 1 8 siswa 25,00%
2 Sedang 0,3<N-Gain < 0,7 17 siswa 53,13%
3 Rendah N-Gain < 0,3 7 siswa 21,87%
Jumlah 32 siswa 100%

Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat namun setelah pembelajaran terdapat 12


bahwa terdapat peningkatan keterampilan siswa yang memiliki keterampilan literasi
literasi sains siswa sebelum dan sesudah sains dengan kategori sangat tinggi.
pembelajaran pada model inkuiri ter- Begitu juga untuk keterampilan literasi
bimbing. Pada pretest terlihat bahwa tidak sains dengan kategori tinggi, jumlah siswa
terdapat siswa yang memiliki ke- bertambah dari 13 siswa menjadi 20 siswa
terampilan literasi sains sangat tinggi, dengan keterampilan literasi sains tinggi.

92
Setelah pembelajaran tidak terdapat siswa literasi sains dengan kategori N-Gain
yang memiliki literasi sains sedang, ren- sedang. Peningkatan literasi sains siswa
dah maupun sangat rendah. dalam kategori N-Gain rendah diperoleh
Tabel 8 memperlihatkan klasifikasi sebanyak 21,87% siswa.
hasil N-Gain Literasi Sains siswa. Ter- Hasil Uji Normalitas Data SRL dan
dapat 3 kategori N-Gain,yaitu tinggi, se- Literasi Sains
dang, dan rendah. N-Gain atau Nor- Data skor SRL siswa dan literasi sains
malized Gain adalah skor peningkatan siswa yang telah diperoleh kemudian di-
kemampuan siswa sebelum dan sesudah analisis untuk menguji hipotesis dengan
pembelajaran. Peningkatan siswa dengan melakukan beberapa uji. Hasil pengujian
kategori N-Gain tinggi diperoleh sebanyak dengan menggunakan SPSS 17.0 di-
25,00% siswa. Sementara sebanyak tampilkan pada Tabel 9.
53,13% siswa mengalami peningkatan

Tabel 9. Hasil uji normalitas data skor SRL dan Literasi Sains
Data Asymp. Sig (2-tailed) Keterangan
SRL 0,471 Berdistribusi Normal
Pretest Literasi Sains 0,272 Berdistribusi Normal
Posttest Literasi Sains 0,193 Berdistribusi Normal

Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat Hasil Uji Pengaruh SRL Terhadap


bahwa nilai asymp. sig (2-tailed) untuk Literasi Sains
data skor SRL lebih besar dari 0,05, yaitu Data skor SRL dan Literasi Sains
0,471 yang berarti bahwa data skor SRL siswa yang telah terdistribusi normal
siswa terdistribusi normal. Data skor kemudian diuji linearitasnya untuk me-
pretest dan posttest literasi sains siswa ngetahui apakah dua variabel mempunyai
memiliki nilai asymp. sig (2-tailed) lebih hubungan yang linear atau tidak secara
besar dari 0,05, yaitu 0,272 dan 0,193 signifikan. Hasil uji linearitas dengan
sehingga dapat disimpulkan bahwa data menggunakan SPSS 17.0 ditampilkan
pretest dan posttest literasi sains siswa pada Tabel 10.
berdistribusi normal.

Tabel 10. Hasil uji linearitas skor SRL dan Literasi Sains
Data Sig. Linearity Sig. Deviation Of Keterangan
Linearity
SRL - Literasi Sains 0,035 0,860 Linear secara
signifikan

Berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat Data skor SRL dan Literasi Sains
bahwa skor SRL dan Literasi Sains siswa dianalisis dengan uji regresi linear se-
memiliki nilai sig. linearity lebih kecil derhana untuk mengetahui terdapat pe-
dari 0,05, yaitu 0,035 dan nilai sig. ngaruh SRL terhadap Literasi Sains siswa
deviation of linearity lebih besar dari 0,05, secara nyata atau tidak. Hasil uji regresi
yaitu 0,860. Hasil tersebut dapat di- linear sederhana menggunakan program
simpulkan bahwa SRL dan Literasi sains SPSS 17.0 ditampilkan pada Tabel 11.
memiliki hubungan yang linear secara
nyata (signifikan).
Tabel 11. Hasil uji regresi linear sederhana
No Sub Bagian Parameter Hasil Uji Nilai

93
R 0,504
1 Model Summary
R2 0,254
F 10,204
2 Anova
Sig 0,003
B (Kostanta) 12,412
B (SRL) 0,778
3 Coeffecients
T 3,194
Sig. 0,003

Tabel 11memperlihatkan bahwa besar untuk rentang skor SRL (X) 0 sampai 100
nilai korelasi/ hubungan (R), yaitu 0,504 dengan nilai literasi sains maksimal 87,6.
dengan koefesien determinasi (R2), yaitu Besar nilai t = 3,194 dan nilai F = 10,204
0,254 yang memiliki pengertian bahwa serta nilai sig. 0,003 < 0,05 maka H0
pengaruh SRL terhadap literasi sains ditolak dan H1 diterima yang berarti
sebesar 25,4%. Persamaan regresi dari terdapat pengaruh yang nyata (signifikan)
hubungan SRL dan literasi sains dapat dari SRL terhadap literasi sains siswa.
ditulis sebagai berikut. Hasil Uji Peningkatan Literasi Sains
Data pretest dan posttest literasi sains
Y = a + bX yang telah terdistribusi normal kemudian
diuji dengan uji Paired Sample T-Test
Y = 12,412 + 0,778X
menggunakan SPSS 17.0 untuk menge-
Persamaan tersebut memiliki makna tahui apakah terdapat perbedaan antara
bahwa SRL dan literasi sains memiliki pretest dan posttest literasi sains. Hasil uji
hubungan yang positif secara nyata tersebut ditampilkan pada Tabel 12.
(signifikan). Persamaan tersebut berlaku

Tabel 12. Hasil uji Paired Sample T-Test Literasi Sains


Data Mean T Sig (2-tailed) Keterangan
Pretest 55,3125 Terdapat perbedaan pretest
9,491 0,00
Posttest 79,2709 dan posttest

Berdasarkan Tabel 12dapat dilihat Pembahasan


bahwa nilai t = 9, 491 dan nilai sig (2- Berdasarkan hasil penelitian di-
tailed) lebih kecil dari 0,05, yaitu 0,00 peroleh bahwa kemampuan SRL siswa
yang berarti terdapat perbedaan secara mempengaruhi keterampilan literasi sains
nyata (signifikan) antara hasil literasi siswa. Semakin tinggi SRL siswa maka
sains siswa sebelum dan sesudah pem- keterampilan literasi sains siswa juga
belajaran. Nilai rata-rata pretest, yaitu semakin tinggi. Data penelitian me-
55,3125 dan nilai rata-rata posttest, yaitu nunjukkan bahwa SRL siswa kelas VII di
79, 2709. SMPN 2 Kotagajah tinggi dengan rata-
Hasil tersebut diperkuat dengan hasil rata skor SRL siswa, yaitu 86,02. Skor
N-Gain literasi sains siswa. N- SRL siswa yang tertinggi, yaitu 97,5 dan
Gainmenjelaskan bahwa terdapat pe- untuk skor SRL siswa yang terendah,yaitu
ningkatan literasi sains siswa dengan rata- 78,5. Berdasarkan data tersebut secara
rata N-Gain sebesar 0,50. Peningkatan umum siswa mampu untuk mengatur
literasi sains siswa untuk kategori tinggi, strategi pembelajarannya secara baik,
sedang dan rendang diperoleh hasil memiliki motivasi belajar yang tinggi
berturut-turut 25,0% siswa, 53,13% siswa serta memiliki efektivitas belajar yang
dan 21,87% siswa. baik. Hal ini sesuai dengan pendapat

94
Zimmermen (1990), bahwa SRL adalah Hasil penelitian ini relevan dengan
kemampuan siswa mengatur strategi pem- penelitian yang dilakukan oleh PISA
belajarannya secara mandiri, siswa tang- sebagai lembaga yang menilai kemapuan
gap terhadap umpan balik mengenai literasi sains siswa di dunia. Penilaian
orientasi diri tentang efektivitas belajar, dalam PISA tidak dibatasi pada disiplin
dan siswa saling terkait dalam proses mata pelajaran tertentu tetapi juga
motivasi. mempertimbangkan keterampilan dan
Siswa yang memiliki kemampuan karakteristik siswa yang lebih luas. PISA
SRL siswa yang baik cenderung memiliki 2000 juga memuat penilaian tentang
keterampilan literasi sains yang baik. Data motivasi dan aspek sikap lainnya terhadap
penelitian menunjukkan bahwa ke- belajar, pengenalan komputer dan belajar
terampilan literasi sains siswa pada saat mandiri atau SRL, aspek-aspek strategi
posttest memiliki rata – rata nilai 79,27 mereka untuk mengelola dan memantau
dengan nilai literasi sains siswa tertinggi, cara belajar mereka sendiri (Rustaman,
yaitu 96,67 serta nilai literasi sains siswa 2006).
terendah, yaitu 70,00. Data tersebut Hasil penelitian lain yang relevan,
memiliki makna bahwa secara umum yaitu penelitian yang dilakukan oleh Sui
siswa memiliki kemampuan literasi sains dan Ho (2004) terhadap siswa di China.
yang baik. Siswa tidak hanya memiliki Hasil penelitian mereka menunjukkan
pemahaman konsep yang baik, namun bahwa SRLmemiliki hubungan yang
juga memiliki keterampilan proses sains positif terhadap pencapaian akademik
yang baik, serta mampu mengaplikasikan siswa yang diukur oleh PISA, yaitu ke-
sains dalam fenomena sehari-hari. Hal ini mampuan membaca, matematika dan
sesuai dengan PISA 2000 (OECD, 2000) literasi sains.
yang mendefinisikan literasi sains siswa Dengan demikian SRL siswa ber-
sebagai kapasitas siswa untuk meng- pengaruh terhadap kemampuan literasi
gunakan pengetahuan ilmia, meng- sains siswa, semakin besar SRL yang di-
identifikasi pertanyaan dan untuk menarik miliki siswa maka kemampuan literasi
kesimpulan berdasarkan bukti – bukti agar sains siswa juga semakin meningkat.
dapat memahami dan membantu membuat Hasil lain penelitian menunjukkan
keputusan tentang dunia alami dan bahwa terjadi peningkatan literasi sains
interaksi manusia dengan alam. siswa kelas VIIE SMPN 2 Kotagajah
Besarnya presentase pengaruh SRL Lampung Tengah pada pembelajaran
siswa terhadap literasi sains siswa inkuiri terbimbing. Keterampilan literasi
ditentukan dari nilai determinasi (R sains siswa cenderung meningkat pada
square). Besar nilai determinasi hasil uji saat posttest dibandingkan pada saat
regresi linear sederhana sebesar 0,254 atau pretest. Peningkatan keterampilan literasi
sebesar 25,4%. Jadi besar pengaruh SRL sains inilah yang disebut N-Gain literasi
terhadap literasi sains siswa 25,4% sains. Terdapat tiga kategori N-Gain,yaitu
pengaruh lain disebabkan oleh variabel tinggi, sedang, dan rendah. Presentase
lain. kategori N-Gain literasi sains ditampilkan
pada Gambar 1 .

95
Persentase Tinggi Sedang Rendah

100.00%
80.00% 53.13%
60.00%
40.00%
25.00% 21.87%
20.00%
0.00%
Tinggi Sedang Rendah

Gambar 1. Grafik presentase N-Gainpretest dan posttest literasi sains siswa.

Berdasarkan Gambar 1 dapat dilihat meningkatkankemampuanliterasisainsdan


bahwa N-Gain untuk kategori tinggi hasilbelajarsiswakelas XI SMA Negeri 5
diperoleh sebanyak 25% siswa, untuk N- Malang. Hasil tersebut juga selaras
Gain kategori sedang diperoleh sebanyak dengan hasil penelitian oleh Ngertini dkk.
53,13% siswa, dan untuk N-Gain kategori (2013)di SMA PGRI Amlapura. Hasil
sedang diperoleh sebanyak 21,87% siswa. penelitian mereka menunjukkan model
Data tersebut menunjukkan bahwa terjadi pembelajaran inkuiri terbimbing efektif
peningkatan skor literasi sains sebelum dalam peningkatan pemahaman konsep
pembelajaran dan setelah pembelajaran dan literasi sains siswa dibandingankan
melalui model pembelajaran inkuiri ter- dengan model pengajaran langsung (direct
bimbing. Meskipun terdapat peningkatan instruction).
literasi sains untuk beberapa siswa dalam
kategori rendah. SIMPULAN DAN SARAN
Hasil uji Paired Sample T-Test juga Simpulan
menunjukan bahwa terdapat perbedaan Berdasarkan hasil penelitian dan
nilai keterampilan literasi sains siswa pembahasan dapat diperoleh kesimpulan
antara pretest dan posttest. Nilai t yang sebagai berikut 1) terdapat pengaruh
diperoleh, yaitu 9,491 dan nilai sig (2- positif SRLsiswa terhadap keterampilan
tailed), yaitu 0,00. Nilai sig (2-tailed) literasi sains siswa SMP pada model
tersebut lebih kecil dari 0,00 yang pembelajaran inkuiri terbimbing untuk
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan topik kalor dan perubahan suhu benda
secara nyata (signifikan) antara nilai dengan presentase pengaruh sebesar
keterampilan literasi sains pretest dan 25,4%; dan 2) terdapat peningkatan
posttest. Sehingga dapat disimpulkan keterampilan literasi sains siswa pada
bahwa terdapat peningkatan nilai model pembelajaran inkuiri terbimbing
keterampilan literasi sains siswa pada untuk topik kalor dan perubahan suhu
model pembelajaran inkuiri terbimbing. benda dengan rata-rata N-Gain, yaitu 0,50
Hasil tersebut relevan dengan hasil yang termasuk ke dalam kategori sedang.
penelitian oleh Lukman dkk. (2015). Hasil
penelitian mereka menunjukkan bahwa Saran
pembelajaraninkuiriterbimbingberbasisble Berdasarkan kesimpulan yang diper-
nded learningefektif oleh penulis memberikan saran sebagai

96
berikut :1) guru diharapkan dapat mem- Pendidikan Kimia FKIP Untan. Vol
perhatikan serta berupaya meningkatkan - , 1-13.
kemampuan SRL siswa sehingga ke- Ismail, Nasrah M., & A. Sharma.
terampilan literasi sains siswa dapat lebih 2012.Goal Orientation And Self-
meningkat; 2)guru diharapkan menerap- Regulated Learning Strategies As
kan model pembelajaran inkuiri ter- Predictors Of EFL
bimbing dalam pembelajaran fisika karena Students’GPA.Journal Of
efektif untuk meningkatkan keterampilan Educational Review. Vol 5 (1), 111-
literasi sains siswa; dan 3) bagi peneliti 125.
lain diharapkan untuk meneliti variabel- Jacobsen, David., E. Paul., &K. Donald.
variabel lain yang dapat mempengaruhi 2009. Metods For Teaching.
keterampilan literasi sains siswa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Lukman, Y., H. Suwono., & E. Suarsini.
DAFTAR PUSTAKA (2015). Pengaruh PembelajaranIn-
Andriani, N., I. Huseini., & L. Nurliyah. kuiri Terbimbing Berbasis Blended
2011. Efektifitas Penerapan Pem- Learning Terhadap Literasi Sains
belajaran Inkuiri Terbimbing Dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI
(Guided Inquiry) pada Mata Pelajar- SMA Negeri 5 Malang. Skripsi.
an Fisika Pokok Bahasan Cahaya di Malang: Jurusan Biologi Fakultas
Kelas VIII SMP Negeri 2 Muara MIPA UM.
Padang. Prosiding Simposium Na- Ngertini, Nyoman., W. Sadia., & M.
sional Inovasi Pembelajaran dan Yudana. 2013. Pengaruh Im-
Sains 2011 (SNIPS 2011). Bandung. plementasi Model Pembelajaran In-
Barata, Dyah A. P. 2009. Hubungan kuiri Terbimbing Terhadap Kemam-
Antara Self Regulated Learning Dan puan Pemahaman Konsep Dan
Kecerdasan Emosional Dengan Literasi Sains Siswa Kelas X SMA
Prestasi Belajar Matematika Pada PGRI 1 Amlapura. E-Journal
Siswa SMA.Skripsi. Semarang : Program Pascasarjana Universitas
Fakultas Psikologi Unika Pendidikan Ganesha. Vol 4, 1–11.
Soegijapranata Semarang. (tidak OECD. 2000. Measuring Student
diterbitkan). Knowledge And Skills : The PISA
Cartono. 2007. Metode & Pendekatan 2000 Assessment of Reading,
dalam Pembelajaran Sains. Mathematical and Scientific
Bandung: Universitas Pendidikan Literacy. (Online).
Indonesia. (http://www.oecd.org/education/sch
Dewi, Narni L., N. Dantes., & I. W. Sadia. ool/programmeforinternationalstude
2013.Pengaruh ModelPembelajaran ntassessmentpisa/33692793.pdf.
Inkuiri Terbimbing Terhadap Sikap Diakses8 Februari2012).
Ilmiah Dan Hasil Belajar IPA. OECD. 2014. PISA 2012 Results in
Jurnale-Journal Program Pasca- Focus: What 15-year-olds know and
sarjana Universitas Pendidikan what they can do with what they
Ganesha. Vol 3, 1-10. know.
Haristy, Djuniar R., E. Enawaty., & I. (Online).(http://www.oecd.org/pisa/
Lestari. 2012.Pembelajaran Berbasis keyfindings/pisa-2012-results-
Literasi Sains Pada Materi Larutan overview.pdf. Diakses 9 November
Elektrolit Dan Non Elektrolit Di 2014).
SMA Negeri 1 Pontianak. Jurnal Oktarisa, Yuvita. 2012. Literasi Sains.
(Online).(https://vivitmuzaki.wordpr

97
ess.com/tag/literasi-sains/. Diakses 9 School Students. Education Journal.
April 2014). Vol 32 (2), 87-107.
Paris, S. G., & A. H. Paris. 2001. Yamin, Martin. 2013. Strategi dan Metode
Classroom applications of research dalam Model Pembelajaran.
on self-regulated learning.Edu- Jakarta: Press Group.
cational psychologist University Of Zimmerman, B.J. 1990. Self-Regulated
Michigan. Vol 36 (2), 89-101. Learning an Academic Achievment
Rustaman, N.Y. 2006. Literasi Sains Anak : An Overview. Jurnal Of
Indonesia 2000 & 2003. Makalah Educational Psyhcologist. Vol 25
pada Seminar Sehari Hasil Studi (1), 3-17.
Internasional Prestasi Siswa Zumbrunn, S., J. Tadlock, & E. D.
Indonesia. Jakarta: Puspendik Roberts. 2011.Encouraging Self-
Depdiknas. Regulated Learning in the
Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pen- Classroom: A Review of the
didikan. Bandung: CV. Alfabeta. Literature.Metropolitan Educational
Sui, Ester., & C. Ho. 2004. Self Regulated Research Consortium (MERC).
Learning and Academic Achieve- Virginia Commonwealth University.
ment of Hongkong Secondary

98

You might also like