Professional Documents
Culture Documents
“ LEUKOSIT “
DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
2022/2023
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
COVER..................................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................1
Latar Belakang......................................................................................................1
Rumusan Masalah.................................................................................................1
Tujuan....................................................................................................................1
BAB 2 ISI..............................................................................................................3
BAB 3 PENUTUP.................................................................................................15
3.1 Kesimpulan......................................................................................................15
3.2 Saran................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetaui pengertian dari leukosit
1
2. Untuk mengetaui fungsi dari leukosit
3. Untuk mengetahui klasifikasi, mofologi, dan fungsi jenis leukosit
4. Untuk mengetahui masalah klinis yang terjadi pada leukosit
5. Untuk mengetaui pemeriksaan laboratorium dari leukosit
2
BAB 2
ISI
2.1 Pengertian
Sel darah putih atau leukosit adalah sel lain yang terdapat dalam darahdengan
fungsinya yang berbeda dari eritrosit. Sel darah putih atau leukosit iniumumnya berperan
dalam mempertahankan tubuh terhadap penyusupan bendaasing yang dipandang
mempunyai kemungkinan untuk mendatangkan bahaya bagi kelangsungan hidup
individu. (Sadikin Muhammad,2012).Leukosit adalah bagian dari darah yang berwarna
putih dan merupakanunit mobildari sistem pertahanan tubuh terhadap infeksi yang terdiri
darigranuler dan agranuler. Dimana granuler meliputi basofil, eosinofol, neutrofil batang
dan neutrofil segmen. Sedangkan agranuler meliputi limfosit, monositdan sel plasma
(Junqueira dan Carneiro, 2017)Sel darah putih ( lekosit ) rupanya bening dan tidak
berwarna, bentuknyalebih besardari sel darah merah, tetapi jumlah sel darah putih lebih
sedikit.
Diameter lekosit sekitar10 μm. Batas normal jumlah lekosit berkisar 4.000 –
10.000 / mm³ darah.Lekosit di dalam tubuh berfungsi untuk mempertahankantubuh
terhadap benda-benda asing ( foreign agents) termasuk kuman - kuman penyebab
penyakit infeksi. Leukosit yang berperan adalah monosit,netrofil, limfosit. Leukosit juga
memperbaiki kerusakan vaskuler. Leukosityang memegang peranan adalah eosinofil
sedangkan basofil belum di ketahui pasti ( Depkes,2011)
3
7. Menyediakan pertahanan yang cepat dan juga kuat terhadap penyakit yang
menyerang.
8. Sebagai pengangkut zat lemak yang berasal dari dinding ususmelalui limpa
lalu menuju ke pembuluh darah.
9. Pembentukan Antibodi di dalam tubuh.
Ada tidaknya granula dalam leukosit serta sifat dan reaksinya terhadap zat warna,
merupakan ciri khas dari jenis leukosit. Selain bentuk dan ukuran, granula menjadi bagian
penting dalam menentukan jenis leukosit (Nugraha, 2015). Dalam keadaan normal
leukosit yang dapat dijumpai menurut ukuran yang telah dibakukan adalah basofil,
eosinofil, neutrofil batang, neutrofil segmen, limfosit dan monosit. Keenam jenis sel
tersebut berbeda dalam ukuran, bentuk, inti, warna sitoplasma serta granula didalamnya
(Mansyur, 2015).
1. Neutrofil
4
masuk ke dalam jaringan yang terinfeksi. Sirkulasi neutrofil dalam darah yaitu
sekitar 10 jam dan dapat hidup selama 1-4 hari pada saat berada dalam jaringan
ekstravaskuler (Kiswari,2014). Neutrofil adalah jenis sel leukosit yang paling
banyak yaitu sekitar 50-70% diantara sel leukosit yang lain. Ada dua macam
netrofil yaitu neutrofil batang (stab) dan neutrofil segmen (polimorfonuklear)
(Kiswari,2014). Perbedaan dari keduanya yaitu neutrofil batang merupakan
bentuk muda dari neutrofil segmen sering disebut sebagai neutrofil tapal kuda
karena mempunyai inti berbentuk seperti tapal kuda. Seiring dengan proses
pematangan, bentuk intinya akan bersegmen dan akan menjadi neutrofil segmen.
Sel neutrofil mempunyai sitoplasma luas berwarna pink pucat dan granula halus
berwarna ungu (Riswanto,2013).
2. Eosinofil
5
dari 3 lobus inti. Eosinofil lebih lama dalam darah dibandingkan neutrofil
(Hoffbrand, dkk. 2012).
3. Basofil
Basofil adalah jenis leukosit yang paling sedikit jumlahnya yaitu kira-kira
kurang dari 2% dari jumlah keseluruhan leukosit. Sel ini memiliki ukuran sekitar
14 μm, granula memiliki ukuran bervariasi dengan susunan tidak teratur hingga
menutupi nukleus dan bersifat azrofilik sehingga berwarna gelap jika dilakukan
pewarnaan Giemsa. Basofil memiliki granula kasar berwarna ungu atau biru tua
dan seringkali menutupi inti sel, dan bersegmen. Warna kebiruan disebabkan
karena banyaknya granula yang berisi histamin, yaitu suatu senyawa amina
biogenik yang merupakan metabolit dari asam amino histidin.
4. Monosit
Jumlah monosit kira-kira 3-8% dari total jumlah leukosit. Monosit memiliki
dua fungsi yaitu sebagai fagosit mikroorganisme (khusunya jamur dan bakteri)
serta berperan dalam reaksi imun (Kiswari,2014).
Monosit merupakan sel leukosit yang memiliki ukuran paling besar yaitu
sekitar 18 μm, berinti padat dan melekuk seperti ginjal atau biji kacang,
sitoplasma tidak mengandung granula dengan masa hidup 20-40 jam dalam
sirkulasi. Inti biasanya eksentris, adanya lekukan yang dalam berbentuk tapal
kuda. Granula azurofil, merupakan lisosom primer, lebih banyak tapi lebih kecil.
Ditemui retikulim endoplasma sedikit. Juga ribosom, pliribosom sedikit, banyak
mitokondria. Aparatus Golgi berkembang dengan baik, ditemukan mikrofilamen
6
dan mikrotubulus pada daerah identasi inti. Monosit terdapat dalam darah,
jaringan ikat dan rongga tubuh. Monosit tergolong fagositik mononuclear (system
retikuloendotel) dan mempunyai tempat-tempat reseptor pada permukaan
membrannya (Effendi, 2013).
5. Limfosit
Limfosit adalah jenis leukosit kedua paling banyak setelah neutrofil (20- 40%
dari total leukosit). Jumlah limfosit pada anak-anak relatif lebih banyak
dibandingkan jumlah orang dewasa, dan jumlah limfosit ini akan meningkat bila
terjadi infeksi virus. Berdasarkan fungsinya limfosit dibagi atas limfosit B dan
limfosit T. Limfosit B matang pada sumsum tulang sedangkan limfosit T matang
dalam timus. Keduanya tidak dapat dibedakan dalam pewarnaan Giemsa karena
memiliki morfologi yang sama dengan bentuk bulat dengan ukuran 12 μm.
Sitoplasma sedikit karena semua bagian sel hampir ditutupi nukleus padat dan
tidak bergranula (Nugraha, 2015). Limfosit B berasal dari sel stem di dalam
sumsum tulang dan tumbuh menjadi sel plasma, yang menghasilkan antibodi.
Limfosit T terbentuk jika sel stem dari sumsum tulang pindah ke kelenjar thymus
yang akan mengalami pembelahan dan pematangan. Di dalam kelenjar thymus,
limfosit T belajar membedakan mana benda asing dan mana bukan benda asing.
Limfosit T dewasa meninggalkan kelenjar thymus dan masuk ke dalam pembuluh
getah bening dan berfungsi sebagai bagian dari sistem pengawasan kekebalan
(Farieh, 2008).
Ukuran sel limfosit beragam, ada yang seperti eritrosit dan ada yang sebesar
netrofil. Limfosit dengan garis tengah 6-8 mikrometer dikenal sebagai limfosit
kecil. Sitoplasma limfosit bersifat basa lemah dan berwarna biru muda pada
sediaan yang terpulas. Sitoplasma ini mengandung granul azurofilik. Inti selnya
7
kebanyakan bulat atau terkadang mirip ginjal. Kromatin inti amat padat dan
berwarna biru gelap. Sel ini juga relatif sedikit dan berwarna biru langit tanpa
granul spesifik, namun pada beberapa sel terlihat granula azurofil yang jika
pulasannya baik bewarna ungu kemerahan (Irianto, 2014)
a. Jumlah yang masuk peredaran darah dan yang keluar dari peredaran darah,di
pengaruhi oleh bakteri, endotoksin, besar pori dinding sinusoid, tingkat
maturasi sel
b. Distribusinya
c. Kombinasi antara jumlah dan distribusi.
Indikasi di lakukannya pemeriksaan hitung lekosit adalah tes rutin sebagai bagian
dari tes darah lengkap (full blood count), untuk menentukan lekositosis atau leukopenia,
dan pemantauan penyakit atau pengobatan. Kadar sel darah putih atau leukosit yang
terlalu tinggi atau leukositosis, bisamengindikasikan:
Sementara kadar sel darah putih bisa juga turun di bawah normal (kurang
dari3.500 sel per mikroliter darah) karena:
a. Infeksi virus;
b. Kelainan kongenital yang terkait dengan fungsi sumsum tulang;
c. Kanker;
d. Gangguan autoimun;
e. Obat-obatan yang merusak sel darah putih.
8
Kenaikan jumlah lekosit (lekositosis) dapat di jumpai misalnya pada
infeksi,inflamasi, anemia, leukimia, reaksi leukemoid, nekrosis jaringan
(infarkmiokardial, sirosis hati, luka bakar, kanker organ, emfisema, ulkus peptikum),
penyakit kolagen, penyakit parasitik, stress (pembedahan, demam, kekacauanemosional
yang berlangsung lama), keadaan fisiologik (misalnya latihan jasmani berat, akhir
kehamilan, waktu partus, neonatus), dan lain-lain. Pengaruh obatmisalnya aspirin,
heparin, digitalis, epinefrin, litium, histamin, antibiotik(ampicilin, eritromisin, kanamisin,
metisilin, tetrasiklin, vankomisin,streptomisin), senyawa emas, prokainamid (pronestyl),
triamteren (dyrenium),alopurinol, kalium iodida, derivat hidantoin, sulfonamida (aksi
lama).
9
Metode pemeriksaan hitung lekosit ada dua, yaitu cara manual dan
caraelektronik/otomik. Saat ini sudah banyak laboratorium yang menggunakan
caraelektronik. Tetapi banyak juga yang masih menggunakan cara manual.1.
1. Cara Manual
10
c. Dilanjutkan menghisap reagen sampai skala 11. Hindari terjadinyagelembung
udara
d. Ujung pipet ditutup dengan ibu jari dan lepaskan selang karet.Kemudian
tutup salah satu ujung pipet dengan ibu jari dan ujung pipet lainnyadengan
jari tengah. Kocok tabung selama 2-3 menit supaya homogen. Letakkan pipet
di atas meja dan biarkan selama 3-5 menit
11
a. Tabung dikocok-kocok beberapa kali supaya homogen;ii.
b. Ambil larutan sampel dengan pipet Pasteur kemudian teteskan ke dalam bilik
hitung. Posisikan ujung pipet pada tepi permukaan bilik hitung
denganmenyentuh pinggir kaca penutup.Alirkan larutan sampel ke dalam
bilik hitung perlahan-lahan. Cairan tidak boleh mengalir ke alur bilik hitung.
c. Letakkan bilik hitung pada tempat yang rata, biarkan selama 2-3 menitunutk
memberi kesempatan kepada lekosit mengendap.
H. Menghitung Lekosit
a. Meletakkan bilik hitung pada meja preparat mikroskop, gunakan perbesaran
10x. Kurangi cahaya yang masuk dengan menegcilkan diafragma
b. Pengamatan difokuskan pada bidang-bidang bergaris dalam bilik hitungdan
carilah lekosit
c. Lakukan penghitungan lekosit pada 4 bidang besar bilik hitung. Semuasel
yang menempel garis batas sebelah kiri dan atas dihitung, sedangkan semua
selyang menempel garis batas sebelah kanan dan bawah tidak dihitung
d. Seluruh sel lekosit yang ditemukan dalam 4 kotak besar dicatatkemudian
dilakukan penghitungan menggunakan rumus-rumus yang ada
untukmenentuka jumlah lekosit permilimeter kubik (mm3) atau mikroliter
(µl) darah;v.
e. Jika jumlah sel terlalu rendah, perlu dilakukan penghitungan lagidengan
pengenceran yang diperkecil. Sebaliknya, jika jumlah sel terlalu tinggi,naka
pengenceran diperbesar, jika pengenceran menggunakan pipet
ThomaLekosit, maka dapat diganti dengan pipet eritrosit
2. Cara Elektronik
12
Penggunaan cara elektronik dengan alat penghitung sel darah
lebihmenguntungkan karena mampu menghitung sel dalam jumlah yang jauh
lebih besar, menghemat waktu dan tenaga serta hasil cepat diterima oleh klinisi
untukkepentingan terapi pada pasien. Namun harga tersebut mahal, prosedur
pemakaiandan pemeliharaannya harus dilakukan dengan sangat cermat.
Disamping itu upaya penjaminan mutu juga harus selalu dilakukan
1. Tahap Pra-analitik
a. Puasa dua jam setelah makan 800 kalori volume plasma akan meningkat,
sebaliknyasetelah gerak badan volume akan berkurang. Perubahan volume
plasma tersebutakan menyebabkan perubahan jumlah sel/ml darah maupun
susunan plasma.
b. Penggunaan obat-obatan dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan
hematologi,misalnya adrenalin secara intravena, akan meningkatkan jumlah
lekosit
c. Posisi Waktu Pengambilan. Perubahan posisi waktu berbaring menjadi berdiri
akan mengurangi volumedarah, sebaliknya perubahan posisi berdiri menjadi
berbaring akan meningkatkanvolume darah sebanyak 10-15 %.
d. Dalam penggunaan alat pembendung harus hati-hati, karena pembendungyang
terlalu lama akan menyebabkan hemokonsentrasi yang mengakibatkan
perubahan susunan darah yang diperoleh. Penampungan sampel
yangterkontaminasi atau tidak tertutup rapat.
2. Tahap Analitik
Pada tahap ini kesalahan dapat berasal dari alat dan kesalahan teknik.Kesalahan
pada alat disebabkan volume tidak tetap karena pipet tidak dikalibrasi, penggunaan
kamar hitung yang dikotor, basah dan tidak menggunakan kaca penutup khusus.
Sedangkan kesalahan pada teknik meliputi volume darah tidaktepat, tidak terjadi
pencampuran yang homogen antara darah dan anti koagulan,mengisi kamar hitung
secara tidak benar
13
3. Pasca Analitik
14
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini kami berharap kepada mahasiswa agar lebih
memahami tentang cara menghitung Lekosit agar kesalahan diagnosis dapat
dikurangi.
15
DAFTAR PUSTAKA
Junqueira L.C., J.Carneiro, R.O. Kelley. 2017. Histologi Dasar. Edisi ke-5.
Tambayang J., penerjemah. Terjemahan dari Basic Histology. EGC.Jakarta.
16