You are on page 1of 124

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN

ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI


KOTA BINJAI DENGAN PERUBAHAN ANGGARAN
SEBAGAI VARIABEL MODERATING

TESIS

Oleh

AGUS KIRNANDA
147017095/Akt

MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016

Universitas Sumatera Utara


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN
ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI
KOTA BINJAI DENGAN PERUBAHAN ANGGARAN
SEBAGAI VARIABEL MODERATING

TESIS

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains


dalam Magister Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara

Oleh

AGUS KIRNANDA
147017095/Akt

MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016

Universitas Sumatera Utara


Judul Tesis : Faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan
anggaran satuan kerja perangkat daerah di Kota
Binjai dengan perubahan anggaran sebagai variabel
moderating
Nama Mahasiswa : Agus Kirnanda
Nomor Pokok : 147017095
Program Studi : Akuntansi

Menyetujui,
Komisi Pembimbing

(Dr. Rina Bukit, SE, M.Si, Ak. CA) (Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak, CA)
Ketua Anggota

Ketua Program Studi Dekan

(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA, Ak, CA) (Prof. Dr. Ramli, SE, MS)

Tanggal Lulus : 23 Agustus 2016

Universitas Sumatera Utara


Telah diuji pada
Tanggal : 23 Agustus 2016

PANITIA PENGUJI TESIS :


Ketua : Dr. Rina Bukit, SE, M.Si, Ak,CA
Anggota : 1. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak, CA
2. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA, Ak, CA
3. Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak, CA
4. Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak, CA

Universitas Sumatera Utara


PERNYATAAN

Judul Tesis

Dengan ini Saya menyatakan bahwa Tesis yang berjudul “Faktor-faktor

Yang Mempengaruhi Penyerapan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah di

Kota Binjai Dengan Perubahan Anggaran Sebagai Variabel Moderating” adalah

benar merupakan karya Saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan oleh

siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah

dinyatakan secara benar dan jelas.

Apabila di kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam

Tesis ini, Saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Medan, 23 Agustus 2016


Peneliti,

Agus Kirnanda

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang


mempengaruhi penyerapan anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah di Kota
Binjai dengan perubahan anggaran sebagai variabel moderating. Jenis penelitian
yang dilakukan adalah asosiatif yang bersifat kausal. Metode penelitian
menggunakan metode survey. Populasi dalam penelitian ini adalah PPK (Pejabat
Penatausaha Keuangan) dan bendahara yang ada di seluruh SKPD di lingkungan
Pemerintah Kota Binjai yang berjumlah 32 SKPD. Seluruh populasi digunakan
sebagai sampel. Data diolah dengan menggunakan analisis regresi berganda dan
uji residual. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa perencanaan, administrasi,
sumber daya manusia, dokumen pengadaan, dan pengajuan ganti uang persediaan
secara simultan berpengaruh positif signifikan terhadap penyerapan anggaran
SKPD di Kota Binjai. Secara parsial variabel perencanaan, sumber daya manusia,
dan ganti uang persediaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan
anggaran SKPD di Kota Binjai, sedangkan administrasi dan dokumen pengadaan
berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap penyerapan anggaran SKPD
di Kota Binjai. Perubahan anggaran yang merupakan variabel moderating dapat
memperkuat hubungan antara perencanaan, administrasi, sumber daya manusia,
dokumen pengadaan dan pengajuan ganti uang persediaan terhadap penyerapan
anggaran SKPD di Kota Binjai.

Kata Kunci: Penyerapan Anggaran, Perencanaan, Administrasi, Sumber Daya


Manusia, Dokumen Pengadaan, Ganti Uang Persediaan, Perubahan
Anggaran.

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

The research objective was to analyze factors influencing the budget


absorption of SKPD (Regional Working Unit) in Binjai Municipality with
rebudgeting as a moderating variable. The research was causal associative
research. It applied survey research methodology. The population was 32 SKPD
consisting of PPK (Financial Administrative Officers) dan treasurers of SKPD in
Binjai Municipality. The whole population was taken as the samples. The data
were processed using multiple regression and residual analysis. The results
showed that planning, administration, human resources, procurement
documentation, and supply reimbursement request simultaneously had a positive
and significant influence on the budget absorption of SKPD in Binjai
Municipality. Partially, planning, human resources, and supply reimbursement
had a positive and significant influence on the budget absorption of SKPD in
Binjai Municipality, where as administration and procurement documentation
had a positive yet insignificant influence on the budget absorption of SKPD in
Binjai Municipality. Rebudgeting was a moderating variable which was effective
to strengthen the correlations of planning, administration, human resources,
procurement documentation, and supply reimbursement request with the budget
absorption of SKPD in Binjai Municipality.

Keywords: Budget Absorption, Planning, Administration, Human Resources,


Procurement Documentation, Supply Reimbursement, Rebudgeting.

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur Peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada Peneliti sehingga dapat

menyelesaikan tesis ini.

Peneliti menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga

memerlukan perbaikan berupa kritik dan saran yang membangun. Peneliti

menyadari sepenuhnya bahwa segala yang dilakukan dalam penyusunan tesis ini

tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya bantuan dan bimbingan serta

dorongan dari berbagai pihak, untuk itu dengan segala kerendahan hati Peneliti

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum selaku Rektor Universitas Sumatera

Utara beserta seluruh stafnya.

2. Prof. Dr. Ramli, SE, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

3. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA, Ak, CA, selaku Ketua

Program Studi Magister Akuntansi Universitas Sumatera Utara dan juga

selaku dosen pembanding yang telah banyak memberikan saran dan masukan

untuk perbaikan hingga selesainya penulisan tesis ini.

4. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) selaku pengelola

program beasiswa STAR-BPKP, yang telah memberikan bantuan dana

pendidikan kepada Peneliti selama mengikuti pendidikan S2.

5. Dra. Tapi Anda Sari, Lubis, M.Si, Ak, CA, selaku Sekretaris Program Studi

Magister Akuntansi Universitas Sumatera Utara sekaligus dosen pembimbing

Universitas Sumatera Utara


yang telah banyak memberikan saran-saran dan dukungan kepada Peneliti

dalam penyelesaian tesis ini.

6. Dr. Rina Bukit, M.Si, Ak, CA selaku dosen pembimbing utama tesis, yang

telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan dan

membimbing serta memberikan saran-saran kepada Peneliti dalam

menyelesaikan tesis ini.

7. Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak, CA selaku dosen pembanding yang telah

banyak memberikan saran-saran kepada Peneliti dalam penyelesaian tesis ini.

8. Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak, CA selaku dosen pembanding yang telah banyak

memberikan saran-saran kepada Peneliti dalam penyelesaian tesis ini.

9. Seluruh dosen Program Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara atas segala ilmu dan pengetahuan yang telah

diberikan dan seluruh staf administrasi Program Magister Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

10. Orangtua Peneliti Ayahanda Alloh Yarham Alm. Sukirno dan Ibu Mahridar

Br. Bangun, abang dan adik serta keponakan-keponakan tersayang yang selalu

membantu dan memberikan doa, dukungan, dan semangat kepada Peneliti.

11. Teman-teman kuliah pada Program Beasiswa STAR-BPKP Batch II Kelas 1,

Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara,

yang penuh dengan rasa kekeluargaan dan persahabatan dalam berbagi ilmu

dan pengalaman selama menjalani perkuliahan.

Universitas Sumatera Utara


Akhir kata, semoga Allah SWT selalu melimpahkan berkah dan

karunia-Nya, dan apa yang Peneliti lakukan ini mendapatkan restu-Nya serta

berguna bagi Peneliti khususnya dan pembaca umumnya.

Medan, 23 Agustus 2016

Peneliti,

Agus Kirnanda

Universitas Sumatera Utara


RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Agus Kirnanda

2. Tempat/Tgl Lahir : Binjai/ 04 Agustus 1986

3. Agama : Islam

4. Orang Tua
a. Ayah : Alm. Sukirno
b. Ibu : Mahridar Br. Bangun

5. Alamat : Jl. Sei Bangkatan, Komp. Anugrah Binjai


Lestari No. 125-126 Binjai Selatan

6. Pendidikan
a. SD : SDN No. 023895 Binjai tahun 1992-1998
b. SMP : SMPN 2 Binjai tahun 1998-2001
c. SMA : SMAN 2 Binjai tahun 2001-2004
d. Sarjana (S1) : S1 Akuntansi FE Universitas Pembangunan
Pancabudi Medan tahun 2006-2010

7. Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil pada Inspektorat Kota


Binjai

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK ...................................................................................................... i
ABSTRACT .................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian .............................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................... 10
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................ 11
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................... 11
1.5 Originalitas ...................................................................... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Landasan Teori ............................................................... 15
2.1.1 Anggaran ............................................................. 15
2.1.2 Penyerapan Anggaran.. ....................................... 16
2.1.3 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)............. 19
2.1.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan
Anggaran ............................................................ 20
2.1.4.1 Perencanaan ......................................................... 20
2.1.4.2 Administrasi ....................................................... 21
2.1.4.3 Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) ....... 22
2.1.4.4 Dokumen Pengadaan .......................................... 23
2.1.4.5 Ganti Uang Persediaan (GU) .............................. 24
2.1.4.6 Perubahan Anggaran ........................................... 25
2.2 Penelitian Terdahulu ........................................................ 27

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS


3.1 Kerangka Konseptual ...................................................... 35
3.2 Hipotesis Penelitian ......................................................... 40

BAB IV METODE PENELITIAN


4.1 Jenis Penelitian ............................................................... 41
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................... 41
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ..................................... 41
4.4 Metode Pengumpulan Data ............................................ 42
4.4.1 Pilot Test ............................................................... 42
4.4.2 Penyebaran Kuisioner ........................................... 43
4.5 Defiinisi Operasional dan Metode Pengukuran
Variabel .......................................................................... 43
4.6 Metode Analisis Data .................................................... 45

Universitas Sumatera Utara


4.6.1 Uji Kualitas Data ................................................. 47
4.6.2 Uji Asumsi Klasik ................................................ 48
4.7 Uji Hipotesis Penelitian ................................................. 50

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


5.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ............................................ 53
5.2 Deskripsi Responden ...................................................... 54
5.3 Statistik Deskripsi Frekuensi .......................................... 56
5.4 Uji Kualitas Data ............................................................ 63
5.5 Uji Asumsi Klasik ........................................................... 67
5.6 Pengujian Hipotesis......................................................... 69
5.7 Pembahasan Hasil Penelitian .......................................... 75

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN


6.1 Kesimpulan ................................................................... 84
6.2 Keterbatasan ................................................................... 84
6.3 Saran ............................................................................... 85

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 86

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 1.1 5 Provinsi Dengan Realisasi Anggaran Terendah Hingga


Juli 2015 ................................................................................ 5
Tabel 1.2 Realisasi Anggaran Kota Binjai Tahun 2013 ...................... 6
Tabel 1.3 Realisasi Anggaran Kota Binjai Tahun 2014 ....................... 6
Tabel 1.4 Anggaran dan Realisasi Belanja Daerah Pemerintah
Kota Binjai Tahun 2014 ........................................................ 7
Tabel 1.5 Penetapan APBD dan PAPBD Kota Binjai Tahun
2013-2015 ............................................................................. 8
Tabel 1.6 Rincian Perubahan APBD Kota Binjai Tahun 2013-2015 ... 9
Tabel 1.7 Originalitas Penelitian .......................................................... 12
Tabel 2.1 Review Peneliti Terdahulu.................................................... 32
Tabel 4.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel .................... 44
Tabel 5.1 Jenis Kelamin Responden ..................................................... 54
Tabel 5.2 Tingkat Pendidikan Responden ............................................ 54
Tabel 5.3 Latar Belakang Pendidikan Responden ................................ 55
Tabel 5.4 Intensitas Kursus/Diklat/Bimtek di Bidang Akuntansi atau
Pengelolaan Keuangan Daerah ataupun Penyusunan
Laporan Keuangan yang Pernah diikuti Responden ............. 55
Tabel 5.5 Persepsi responden terhadap perencanaan yang di
jalankan di SKPD responden ................................................ 56
Tabel 5.6 Persepsi responden terhadap proses Administrasi yang
di laksanakan di SKPD responden ........................................ 57
Tabel 5.7 Persepsi responden terhadap SDM yang ada di SKPD
responden .............................................................................. 58
Tabel 5.8 Persepsi responden terhadap pelaksanaan proses
Penyusunan dokumen keuangan yang dijalankan
di SKPD responden ............................................................... 59
Tabel 5.9 Persepsi responden terhadap proses pengajuan Ganti
Uang Persediaan di SKPD responden ................................... 60
Tabel 5.10 Persepsi responden terhadap adanya perubahan anggaran
di SKPD responden ............................................................. 61
Tabel 5.11 Persepsi responden terhadap adanya penyerapan anggaran
di SKPD responden ............................................................. 62
Tabel 5.12 Uji Validitas .......................................................................... 64
Tabel 5.13 Uji Reliabilitas ...................................................................... 67
Tabel 5.14 Uji Normalitas....................................................................... 68
Tabel 5.15 Uji Multikolonieritas............................................................. 68
Tabel 5.16 Uji Heteroskedastisitas ......................................................... 69
Tabel 5.17 Koefisien Determinasi (R2)................................................... 70
Tabel 5.18 Uji Statistik F ........................................................................ 70
Tabel 5.19 Uji Statistik t ........................................................................ 71
Tabel 5.20 Hasil Pengujian Regresi Variabel Modarating ..................... 74
Tabel 5.21 Hasil Uji Residual ................................................................. 75

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1.1 Profil Penyerapan Anggaran K/L Semester I Tahun 2015............ 4


3.1 Kerangka Konseptual .................................................................... 35

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

Judul Halaman
Lampiran I Jadwal Kegiatan Penelitian ................................................ 91
Lampiran II Daftar SKPD Yang Memiliki PPK-SKPD dan Bendahara
Pengeluaran SKPD di Lingkungan Pemerintah Kota
Binjai .................................................................................. 92
Lampiran III Kuisioner Penelitian .......................................................... 93
Lampiran IV Rekapitulasi Kuisioner Responden..................................... 104
Lampiran V Uji Validitas dan Reliabilitas .............................................. 107
Lampiran VI Uji Asumsi Klasik .............................................................. 111
Lampiran VII Uji Hipotesis Pertama ....................................................... 112
Lampiran VIII Uji Hipotesis Kedua (Uji Residual) .................................. 113

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Undang-Undang (UU) Nomor 22 tahun 1999 yang terakhir diubah dengan

UU Nomor 9 tahun 2015 tentang Pemerintah Daerah atau sering juga disebut

sebagai UU Otonomi Daerah serta UU Nomor 25 tahun 1999 yang terakhir diubah

menjadi UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Daerah telah memberikan perubahan yang sangat mendasar

terhadap pelaksanaan pemerintahan, terutama dalam hal pengelolaan keuangan

negara dan menjadi titik awal dari lahirnya era otonomi daerah di Indonesia (Arif

dan Halim, 2013).

Salah satu tujuan dari dikeluarkannya paket UU tersebut yaitu agar

pemerintah daerah dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam

penyelenggaraan pemerintahan dengan memperhatikan aspek-aspek hubungan

antar susunan pemerintahan dan antar pemerintahan daerah, potensi dan

keanekaragaman daerah, peluang, serta tantangan persaingan global (Arif dan

Halim, 2013). Dengan dikeluarkannya paket regulasi UU tersebut pemerintah

daerah diharapkan mampu mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat

melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat, serta

peningkatan daya saing daerah dengan tetap memperhatikan prinsip demokrasi,

pemerataan, keadilan, keistimewaan, dan kekhususan suatu daerah dalam sistem

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Universitas Sumatera Utara


Anggaran menjadi sangat penting dan relevan dalam suatu pemerintahan,

karena anggaran akan berdampak terhadap kinerja pemerintah yang dikaitkan

dengan fungsi pemerintah dalam memberi pelayanan kepada masyarakat.

Anggaran merupakan alat untuk mencegah informasi asimetri dan perilaku

disfungsional dari pemerintah daerah (Yuhertiana, 2003) serta merupakan proses

akuntabilitas publik (Bastian, 2001). Kinerja pimpinan publik akan dinilai

berdasarkan hasil pencapaian target anggaran. Penilaian kinerja dilakukan dengan

menganalisis perbedaan kinerja aktual dengan yang dianggarkan (Mardiasmo,

2009).

Dalam perekonomian Indonesia, salah satu variabel dominan pendorong

pertumbuhan ekonomi adalah faktor konsumsi, sehingga belanja pemerintah yang

merupakan konsumsi pemerintah turut menjadi penentu pertumbuhan ekonomi

nasional. Oleh karena itu penyerapan anggaran yang digambarkan dari

Kementerian/Lembaga akan memberikan efek multiplier yang berasal dari belanja

yang dilakukan pemerintah. Selain mendukung program yang telah dicanangkan

pemerintah, penyerapan anggaran yang merupakan salah satu bentuk konsumsi

yang dilakukan pemerintah dapat menggerakkan sektor swasta. Terlebih lagi,

apabila pengalokasian anggaran dilakukan secara efisien, maka keterbatasan

sumber dana yang dimiliki negara dapat dioptimalkan untuk mendanai kegiatan

strategis. Terkait dengan hal ini, pemerintah dalam pelaksanaan anggaran sangat

fokus terhadap realisasi penyerapan anggaran, untuk menjamin bahwa dana yang

telah dialokasikan dapat dimanfaatkan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat

(Laporan Pemerintah Tentang Pelaksanaan APBN Semester I Tahun 2015).

Universitas Sumatera Utara


Fenomena yang menarik yang terjadi saat ini yaitu rendahnya tingkat

penyerapan anggaran baik di tingkat pusat seperti lembaga kementerian maupun

di tingkat pemerintah daerah di Indonesia, provinsi, hingga kabupaten dan kota.

Mencermati permasalahan penyerapan anggaran baik di tingkat pusat maupun di

daerah setiap tahun yang menunjukkan fenomena penyerapan anggaran sangat

rendah di awal tahun dan bahkan hingga melewati triwulan kedua. Daya serap

anggaran yang masih rendah menjadi isu besar dalam manajemen keuangan

pemerintahan. Hampir di setiap paruh kedua tahun anggaran, banyak pihak

meributkan daya serap anggaran yang rendah. Banyak pihak menuding hal ini

berkontribusi terhadap kualitas pelayanan publik dan sulitnya mencapai target

pertumbuhan ekonomi. Penganggaran memiliki peran yang sangat penting dalam

upaya peningkatan penyerapan anggaran, karena jika dilakukan dengan baik akan

memudahkan dalam pelaksanaan anggaran (BPKP, 2011). Rendahnya penyerapan

anggaran tersebut muncul di saat tuntutan agar pengelolaan dan tanggung jawab

keuangan negara dan daerah semakin transparan dan akuntabel dalam rangka

menuju good government governance dan tuntutan untuk efektif dan efisien.

Para pengamat ekonomi menyoroti masalah rendahnya tingkat penyerapan

anggaran sebagai salah satu indikator kegagalan birokrasi. Dalam kerangka

penganggaran berbasis kinerja, penyerapan anggaran bukan merupakan target

alokasi anggaran. Performance Based Budget lebih menitikberatkan pada kinerja

dibandingkan dengan penyerapan itu sendiri. Untuk mengukur kinerja suatu

kegiatan, yang dilihat adalah output dan outcomenya. Namun variabel dominan

pendorong pertumbuhan dalam kondisi perekonomian Indonesia saat ini adalah

Universitas Sumatera Utara


faktor konsumsi, sehingga belanja pemerintah yang merupakan konsumsi

pemerintah menjadi pendorong utama laju pertumbuhan ekonomi (BPKP, 2011)

Pemerintah melalui Kementerian Keuangan melaporkan realisasi

penyerapan anggaran selama semester I pada APBNP tahun 2015, dimana

terdapat 40 Kementerian/Lembaga (47,1% dari total K/L) yang mempunyai daya

serap belanja tinggi yaitu tingkat penyerapan di atas daya serap nasional (26,2%),

sebanyak 16 K/L (18,8%) yang memiliki daya serap anggaran sedang yaitu

berkisar antara 20,0% sampai dengan 26,1%, dan terdapat 29 K/L (34,1% dari

total K/L) yang memiliki daya serap rendah yaitu tingkat penyerapan di bawah

20,0%. Hal ini sebenarnya dapat dianggap masih sangat rendah untuk akhir

semester I yang seharusnya sudah mencapai serapan 50,0%. (Laporan Pemerintah

Tentang Pelaksanaan APBN Semester I Tahun 2015). Distribusi jumlah K/L per

kelompok penyerapan dan kinerja daya serap K/L sepanjang semester I tahun

2015 disajikan dalam Grafik 1.1 berikut:

Profil Penyerapan Anggaran K/L Semester I Tahun


2015
16 K/L Daya 29 K/L Daya
Serap Sedang Serap Rendah
(20,0%-26,1%) (< 20,0%)

40 K/L Lebih
Tinggi dari
Daya Serap
nasional
(≥26,2%)

Gambar 1.1
Profil Penyerapan Anggaran K/L Semester I Tahun 2015

Sumber: Laporan Pemerintah Tentang Pelaksanaan APBN Semester I Tahun 2015

Universitas Sumatera Utara


Pada tingkat pemerintah provinsi, Kementerian Dalam Negeri mencatat

ada 5 pemerintah provinsi dengan tingkat penyerapan anggaran yang sangat

rendah hingga Juli 2015. Meski sudah pertengahan tahun, penyerapan anggaran

di 5 daerah tersebut masih di bawah 30 persen. Direktur Jenderal Keuangan

Daerah Kemendagri Reydonnyzar Moenek mengungkapkan, lima daerah dengan

anggaran terendah, yakni Kalimantan Utara dengan 18,6%, DKI Jakarta 19,2%,

Papua 21,7%, Jawa Barat 25,5%, Riau 25,5%. Donny menjelaskan, ada sejumlah

hal yang membuat penyerapan anggaran rendah. Salah satu yang paling mencolok

adalah ketakutan para aparatur pemerintahan di daerah diseret ke wilayah pidana

saat melaksanakan suatu kebijakan (Kompas, 17/7/2015).

Tabel 1.1
5 Provinsi Dengan Realisasi Anggaran Terendah Hingga Juli 2015

No Provinsi %
1 Kalimantan Utara 18,6
2 DKI Jakarta 19,2
3 Papua 21,7
4 Jawa Barat 25,5
5 Riau 25,5
Sumber: Kompas, 17 Juli 2015

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara melalui situs resmi Pemerintah

Provinsi Sumatera Utara merilis data realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (APBD) hingga memasuki triwulan ke empat tahun ini (2015) masih

mencapai 60 persen dari total APBD yang sebesar Rp8,488 triliun (Biro

Keuangan Pemprov Sumut, 2015).

Realisasi anggaran Pemerintah Kota Binjai tahun 2013-2014 berdasarkan

realisasi pendapatan, belanja operasional, belanja modal dan pembiayaan dapat

dilihat pada tabel di bawah ini:

Universitas Sumatera Utara


Tabel 1.2
Realisasi Anggaran Kota Binjai Tahun 2013

Anggaran Realisasi
No Uraian %
(Rp) (Rp)
1 Pendapatan 777.139.382.117,00 711.568.038.362,01 91,56
2 Belanja Operasional 654.486.480.388,89 568.964.879.524,56 86,93
3 Belanja Modal 208.775.490.751,00 133.102.683.124,70 63,75

4 Pembiayaan Netto 86.222.589.022,89 87.473.779.022,89 101,45


Sumber : Laporan Realisasi Anggaran Kota Binjai Tahun 2013

Dari tabel 1.2 di atas, dapat dilihat realisasi pendapatan sebesar 91,56%,

realisasi belanja operasional sebesar 86,93% sedangkan realisasi belanja modal

hanya sebesar 63,75%, dari anggaran, dan pembiayaan netto sebesar 101,45%

(Laporan Realisasi Anggaran Kota Binjai, 2013).

Tabel 1.3
Realisasi Anggaran Kota Binjai Tahun 2014

Anggaran Realisasi
No Uraian %
(Rp) (Rp)
1 Pendapatan 825.842.666.546,33 804.091.375.966,10 96,77
2 Belanja Operasional 717.162.858.719,97 651.023.466.787,00 90,41
3 Belanja Modal 200.367.905.794,00 153.284.846.162,00 76,50
4 Pembiayaan Netto 92.188.097.967,64 94.743.577.150,64 101,45
Sumber : Laporan Realisasi Anggaran Kota Binjai Tahun 2014

Dari tabel 1.3 di atas, dapat dilihat realisasi pendapatan sebesar 96,77%,

realisasi belanja operasional sebesar 90,41% sedangkan realisasi belanja modal

hanya sebesar 76,50%, dari anggaran, dan pembiayaan netto sebesar 101,45%

(Laporan Realisasi Anggaran Kota Binjai, 2014). Uraian mengenai realisasi

anggaran Pemerintah Kota Binjai tahun 2014 berdasarkan serapan anggaran setiap

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Universitas Sumatera Utara


Tabel 1.4
Anggaran Dan Realisasi Belanja Daerah Pemerintah Kota Binjai
Tahun 2014

No SKPD ANGGARAN REALISASI %


(RP) (RP)
1 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan 312.125.626.239,38 296.920.767.252 95,14
2 Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah 1.956.730.061,59 1.680.334.851 85,87
3 Dinas Kesehatan 78.634.464.927,28 64.003.357.982 81,39
4 RSUD. Dr.R.M. Djoelham 88.501.587.079,46 69.499.774.141 78,55
5 Dinas Pekerjaan Umum 122.392.516.828,65 88.462.204.607 72,28
6 Dinas Tata Ruang Perumahan dan
26.769.803.172,85 25.662.771.632 95,86
Permukiman
7 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 7.892.960.406,18 7.212.580.435 91,38
8 Dinas Perhubungan 13.195.007.437,82 12.552.662.744 95,13
9 Badan Lingkungan Hidup 5.809.338.350,45 5.288.896.491 91,04
10 Dinas Kebersihan dan Pertamanan 37.877.721.748,68 36.450.845.036 96,23
11 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 4.387.350.146,02 4.099.629.994 93,44
12 Badan Keluarga Berencana dan
8.717.998.033,57 7.821.033.822 89,71
Pemberdayaan Perempuan
13 Dinas Sosial dan Tenaga Kerja 7.727.255.032,25 7.310.276.751 94,60
14 Dinas Koperasi, UKM dan Perindag Pasar 7.809.231.172,24 7.031.422.706 90,04
15 Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga 8.774.271.309,81 8.124.333.095 92,59
16 Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan
Linmas 5.799.905.595,99 5.434.462.897 93,70
17 Kantor Satuan Polisi Pamong Praja 6.244.430.845,43 5.811.309.440 93,06
18 DPRD 5.041.544.088 4.952.622.145 98,24
19 Walikota dan Wakil Walikota 587.246.132,22 562.041.981 95,71
20 Sekretariat Daerah 41.909.459.582,07 35.309.106.725 84,25
21 Sekretariat DPRD 16.116.302.772,55 12.241.505.247 75,96
22 Badan Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah 31.312.609.663,51 23.762.171.486 76,20
23 Inspektorat Kota 4.019.946.914,32 3.731.334.596 92,82
24 Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu
2.382.919.217,86 2.179.499.277 91,46
Pintu
25 Kecamatan Binjai Selatan 5.567.527.250,33 5.253.109.923 94,35
26 Kecamatan Binjai Timur 6.335.933.894,15 5.934.071.684 93,66
27 Kecamatan Binja Barat 4.324.251.367,79 3.897.190.467 90,12
28 Kecamatan Binjai Kota 4.766.693.279,94 4.285.305.043 89,90
29 Kecamatan Binjai Utara 6.495.799.414,02 6.052.651.940 93,18
30 Dinas Pendapatan 15.127.975.499 13.681.765.519 90,45
31 Badan Kepegawaian Daerah 7.774.870.823,16 6.682.818.651 85,96
32 Kantor Pemberdayaan Masyarakat Kota
3.563.412.041,03 2.790.689.571 78,32
dan Pemerintah Kelurahan
33 Dinas Pertanian dan Perikanan 14.450.789.432 13.891.692.476 96,13
34 Badan Penanggulangan Bencana Daerah 3.637.284.750 3.226.693.922 88,71
JUMLAH 918.030.764.513,97 801.800.137.157 87,36
Sumber: Laporan Keterangan Pertanggungwaban Daerah Kota Binjai, 2014

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan Tabel 1.4 di atas dapat dilihat sebanyak 22 SKPD memiliki

daya serap anggaran ± 90%, 7 SKPD ± 80%, dan sebanyak 5 SKPD yang

memiliki daya serap anggaran ± 70%.

Dalam penelitian Abdullah, dkk (2015) menyatakan ada beberapa

penyebab mengapa daya serap anggaran di pemerintah daerah jarang mencapai

seratus persen. Pertama, penetapan anggaran daerah (disebut Anggaran

pendapatan dan belanja daerah atau APBD) yang terlambat, sehingga waktu

pelaksanaannya tidak sampai satu tahun. Kedua, sisa anggaran tahun sebelumnya

(SiLPA), yang membebani pelaksanaan anggaran pada tahun berkenaan, dan

ketiga, adanya perubahan anggaran, yakni penyesuaian atas perkembangan terkini

anggaran belanja daerah. Hasil penelitian ini menemukan bahwa perubahan

anggaran berpengaruh positif, sementara sisa anggaran tahun sebelumnya

berpengaruh negatif terhadap serapan anggaran pemerintah daerah kabupaten/kota

di Aceh.

Penetapan dan perubahan anggaran Pemerintah Kota Binjai tahun 2013-

2015 dapat dilihat pada tabel 1.5 di bawah ini:

Tabel 1.5
Penetapan APBD dan PAPBD Kota Binjai Tahun 2013-2015

Tahun Penetapan Besar Anggaran Perubahan Besar Anggaran


APBD (Rp) APBD (Rp)
2013 5 Feb 2013 814.461.618.389,00 28 Okt 2013 863.361.971.139,89

2014 4 Mar 2014 902.716.030.277,37 20 Okt 2014 918.030.764.513,97

2015 22 Jan 2015 903.904.277.666,00 2 Nop2015 906.257.726.285,00

Sumber: Perda Kota Binjai, Bagian Hukum Setdako Binjai

Berdasarkan tabel 1.5 di atas dapat dilihat adanya perubahan APBD

Kota Binjai yang ditetapkan pada bulan Oktober dan November, hal ini tentu saja

Universitas Sumatera Utara


memberikan efek terganggunya perencanaan penganggaran yang telah disusun

pada tahun sebelumnya. Jarak waktu perubahan anggaran dengan berakhirnya

tahun anggaran berjalan yang hanya berkisar 1-2 bulan akan membuat SKPD

yang mengalami perubahan/pergeseran anggaran berpacu dengan waktu dan

kegiatan yang harus diselesaikan. Namun sehubungan dengan perkembangan

yang tidak sesuai dengan asumsi kebijakan umum APBD, keadaan yang

menyebabkan pergeseran antar unit organisasi, antara kegiatan dan antar jenis

belanja, keadaan yang menyebabkan sisa lebih tahun anggaran sebelumnya harus

digunakan untuk pembiayaan dalam tahun anggaran berjalan, keadaan darurat,

serta keadaan luar biasa, maka Perubahan APBD mutlak diperlukan. Rincian

Perubahan APBD Kota Binjai tahun 2013-2015 dapat dilihat pada tabel 1.6

berikut:

Tabel 1.6
Rincian Perubahan APBD Kota Binjai Tahun 2013-2015

Tahun Rincian APBD Bertambah/ PAPBD


Anggaran (Rp) Berkurang
2013 Pendapatan 751.195.779.179 25.943.602.938 777.139.382.117
Belanja 814.461.618.389 48.900.352.750 863.361.971.139
Pembiayaan 63.265.839.210 22.956.749.812 86.222.589.022
SiLPA 0
2014 Pendapatan 809.692.320.416 16.150.346.129 825.842.666.546
Belanja 902.716.030.277 15.314.734.236 918.030.097.967
Pembiayaan 93.023.709.860 835.611.893 92.188.097.967
SiLPA 0
2015 Pendapatan 903.904.277.666 2.353.448.619 906.257.726.285
Belanja 941.825.903.891 57.270.244.867 999.096.148.759
Pembiayaan 37.921.626.225 54.916.796.249 92.838.422.474
SiLPA 0
Sumber: Perda Kota Binjai, Bagian Hukum Setdako Binjai

Tahun 2015 Kota Binjai menganggarkan APBD sebesar Rp893 Miliar,

anggaran tersebut terdiri dari belanja tidak langsung Rp522 miliar dan belanja

daerah melalui pembiayaan sebesar Rp34 miliar, sedang sisanya dianggarkan

Universitas Sumatera Utara


untuk belanja langsung, sampai dengan awal triwulan ke empat tahun 2015,

serapan anggaran masih mencapai 60 persen (Laporan Penyelenggaraan

Pemerintah Daerah) (LPPD) Kota Binjai, 2015).

Sampai saat ini pemerintah pusat maupun daerah belum memiliki definisi

baku tentang standar dari berapa persen suatu daerah masuk ke dalam kategorisasi

mengalami keminiman penyerapan APBD. Namun, ada beberapa daerah yang

memiliki pakta integritas yang kemudian ditandatangani oleh Kepala SKPD,

bahwa suatu pemerintah daerah akan tercatat mengalami keminiman serapan

anggaran apabila sampai dengan akhir tahun tidak mampu merealisasikan 90%

dari total APBD yang telah disusun (Arif dan Halim, 2013).

Berdasarkan fenomena rendahnya tingkat penyerapan anggaran baik di

tingkat pemerintah pusat yang diproyeksikan dari anggaran kementerian/lembaga,

di tingkat pemerintah provinsi, hingga pemerintah daerah kabupaten/kota

termasuk di Pemerintah Kota Binjai, maka Peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan

Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah di Kota Binjai Dengan

Perubahan Anggaran Sebagai Variabel Moderating”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, adapun rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah perencanaan, administrasi, sumber daya manusia (SDM),

dokumen pengadaan, ganti uang persediaan (GU), berpengaruh secara

simultan dan parsial terhadap penyerapan anggaran SKPD di Kota Binjai?

Universitas Sumatera Utara


2. Apakah perubahan anggaran mampu memoderasi hubungan antara

perencanaan, administrasi, sumber daya manusia (SDM), dokumen

pengadaan, ganti uang persediaan (GU) dengan penyerapan anggaran

SKPD di Kota Binjai?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh perencanaan, administrasi,

SDM, dokumen pengadaan, dan GU, secara simultan maupun parsial

terhadap penyerapan anggaran SKPD di Kota Binjai.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah perubahan anggaran mampu

memoderasi hubungan antara perencanaan, administrasi, SDM, dokumen

pengadaan, GU, dengan penyerapan anggaran SKPD di Kota Binjai.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi Peneliti, untuk mengetahui dan menganalisis kondisi rill mengenai

penyerapan anggaran SKPD di Kota Binjai.

2. Bagi Pemerintah Kota Binjai, hasil penelitian ini diharapkan dapat

digunakan sebagai bahan masukan dan sumbangan informasi dalam

pengambilan keputusan strategis dalam menjalankan roda pemerintahan

daerah.

3. Bagi peneliti selanjutnya hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna

bagi pengembangan ilmu pengetahuan yang nantinya dapat dijadikan

Universitas Sumatera Utara


sebagai bahan masukan, referensi dan perbandingan dalam penelitian lebih

lanjut oleh peneliti berikutnya.

1.5. Originalitas

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan

Herriyanto (2012) dari Universitas Indonesia yang menganalisis faktor-faktor

yang mempengaruhi keterlambatan penyerapan anggaran belanja pada Satuan

Kerja K/L di wilayah Jakarta. Hasil penelitiannya menghasilkan 5 faktor yang

memilki pengaruh terhadap penyerapan anggaran yang diantaranya adalah faktor

perencanaan, administrasi, SDM, dokumen pengadaan, dan GU.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Herriyanto (2012) dapat dilihat

pada tabel 1.7 berikut:

Tabel 1.7
Originalitas penelitian

No. Keterangan Peneliti Terdahulu Peneliti Sekarang


1 Variabel Independen  Perencanaan  Perencanaan
 Administrasi  Administrasi
 SDM  SDM
 Dokumen Pengadaan  Dokumen Pengadaan
 Ganti Uang Persediaan  Ganti Uang Persediaan

2 Variabel Dependen Penyerapan Anggaran Penyerapan Anggaran


3 Variabel Moderating Tidak ada Perubahan Anggaran

4 Analisis data Analisis Faktor Analisis Regresi Berganda


Eksploratori dan Uji Residual

5 Objek Observasi Satuan Kerja di tingkat Satuan Kerja Perangkat


Kementerian Daerah
Sumber : Disusun Peneliti, 2016

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu pada lokasi

dan waktu yang berbeda, pada penelitian sebelumnya dilakukan pada tahun 2012

Universitas Sumatera Utara


dengan objek observasi pada Satuan Kerja di tingkat Kementerian/Lembaga

sedangkan penelitian ini dilakukan pada tahun 2016 dengan objek observasi pada

SKPD di Kota Binjai. Alasan Peneliti melakukan penelitian ini yaitu karena

adanya fenomena yang terjadi di Kota Binjai mengenai penyerapan anggaran yang

masih rendah dilihat dari sisi belanja, karena dalam perekonomian Indonesia,

salah satu variabel dominan pendorong pertumbuhan ekonomi adalah faktor

konsumsi, sehingga belanja pemerintah yang merupakan konsumsi pemerintah

turut menjadi penentu pertumbuhan ekonomi nasional (Laporan Pemerintah

Tentang Pelaksanaan APBN Semester I Tahun 2015).

Perbedaan selanjutnya penelitian menambahkan variabel moderating

perubahan anggaran, penyusunan anggaran akan selalu dihadapkan pada

ketidakpastian pada kedua sisi. Ketidakpastian yang dihadapi rumah tangga dan

perusahaan maupun organisasi pemerintahan dalam menyusun anggaran juga

dihadapi oleh para perencana anggaran negara yang bertanggung jawab menyusun

Rancangan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (RAPBN) yang akan

menjadi Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) nantinya setelah

disahkan oleh pemerintah dengan persetujuan DPR. Perubahan anggaran daerah

dilakukan untuk tujuan menyesuaikan anggaran berjalan terhadap perubahan-

perubahan terkini, termasuk perubahan dalam peraturan perundang-undangan dan

kebijakan dari pemerintah pusat.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut maka Peneliti tertarik

untuk melakukan pengujian kembali apakah dengan teori yang sama, tetapi pada

waktu dan tempat yang berbeda serta penambahan variabel baru akan memberikan

hasil yang sama atau berbeda dengan penelitian sebelumnya. Dengan menganalisa

Universitas Sumatera Utara


faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penyerapan anggaran SKPD di

Pemerintah Kota Binjai serta dapat mengevaluasi hal-hal apa saja yang dapat

ditingkatkan agar penyerapan anggaran juga dapat meningkat di tahun anggaran

mendatang.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1 Anggaran

Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara

kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain

yang mencakup jangka waktu satu tahun (Mulyadi, 2001). Business budget atau

budget (anggaran) adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang

meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan)

moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang

(Munandar, 2000). Anggaran adalah rencana kerja organisasi di masa mendatang

yang diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal dan sistematis (Rudianto,

2009).

Penganggaran adalah penciptaan suatu rencana kegiatan yang dinyatakan

dalam ukuran keuangan. Penganggaran memainkan peran penting di dalam

perencanaan, pengendalian, dan pembuatan keputusan, serta untuk meningkatkan

koordinasi dan komunikasi di antara pihak-pihak yang berkepentingan/terlibat

dalam pelaksanaan kegiatan nanti (Mardiasmo, 2007). Penganggaran merupakan

bagian terpenting dari pengelolaan keuangan pemerintahan dan dapat dijelaskan

dari berbagai perspektif, seperti politik, ekonomi, keuangan, dan akuntansi

(Abdullah, 2012).

Faktor dominan yang terdapat dalam proses penganggaran adalah;

1)Tujuan dan target yang hendak dicapai; 2)Ketersediaan sumber daya (faktor-

Universitas Sumatera Utara


faktor produksi yang dimiliki pemerintah); 3)Waktu yang dibutuhkan untuk

mencapai tujuan dan target. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi anggaran,

seperti munculnya peraturan pemerintah yang baru, fluktuasi pasar, perubahan

sosial dan politik, bencana alam, dan sebagainya (Mardiasmo, 2003).

Anggaran pemerintah merupakan dokumen formal hasil kesepakatan

antara eksekutif dan legislatif tentang belanja yang ditetapkan untuk

melaksanakan kegiatan pemerintah dan pendapatan yang diharapkan untuk

menutup keperluan belanja tersebut atau pembiayaan yang diperlukan bila

diperkirakan akan terjadi surplus atau defisit (Darise, 2007). Dengan demikian,

anggaran mengkoordinasikan aktifitas belanja pemerintah dan memberi landasan

bagi upaya perolehan pendapatan dan pembiayaan oleh pemerintah oleh suatu

periode tertentu yang biasanya mencakup periode tahunan. Namun tidak tertutup

kemungkinan disiapkannya anggaran untuk jangka waktu lebih atau kurang dari

setahun.

2.1.2 Penyerapan Anggaran

Penyerapan anggaran memiliki arti penting dalam pencapaian tujuan

nasional, yaitu peningkatan dan pemeliharaan kesejahteraan rakyat. UU Nomor 17

Tahun 2003 tentang Keuangan Negara menyebutkan bahwa fungsi anggaran

sebagai instrumen kebijakan ekonomi, berperan untuk mewujudkan pertumbuhan

dan stabilitas perekonomian serta pemerataan pendapatan dalam rangka mencapai

tujuan bernegara. Tindak lanjut dari anggaran adalah penyerapan anggaran yang

telah dibuat lalu mengalokasikannya sesuai dengan apa yang ada di Anggaran

Penerimaan Belanja Daerah. Dalam hal ini, yang ditindaklanjuti adalah

Universitas Sumatera Utara


penyerapan terhadap kegiatan yang sudah direncanakan untuk dilaksanakan dalam

satu tahun anggaran. Dengan demikian, yang dimaksudkan dengan penyerapan

anggaran adalah menindaklanjuti dari rencana anggaran sesuai dengan alokasi

dana yang telah tertuang di dalam APBN atau APBD (Simanjuntak, 2005).

Rendahnya tingkat penyerapan anggaran akan berpengaruh kepada

perekonomian nasional secara keseluruhan, antara lain efektivitas alokasi belanja

yang ditujukan untuk pembangunan negara menjadi tidak tepat sasaran,

berdasarkan indikator keberhasilan anggaran yang telah ditetapkan. Penyerapan

anggaran yang lambat telah menjadi permasalahan sebagian besar satuan kerja

K/L setiap tahun anggaran, sehingga keberhasilan pelaksanaan PBK

(Penganggaran Berbasis Kinerja) masih menjadi isu yang dipertanyakan oleh

berbagai kalangan (Sriharioto, 2012).

Kegagalan target penyerapan anggaran memang akan berakibat hilangnya

manfaat belanja. Karena dana yang telah dialokasikan ternyata tidak semuanya

dapat dimanfaatkan yang berarti terjadi iddle money. Apabila pengalokasian

anggaran efisien, maka keterbatasan sumber dana yang dimiliki negara dapat

dioptimalkan untuk mendanai kegiatan strategis (BPKP, 2011). Permasalahan

rendahnya penyerapan anggaran serta kualitas penyerapan anggaran ini antara lain

disebabkan oleh lemahnya perencanaan kegiatan yang dilakukan oleh Satuan

Kerja (Satker). Satker kurang siap dalam menyusun rencana anggaran, yang akan

berdampak pada kualitas dokumen anggaran (DPA), dan dalam pelaksanaan

anggarannya memerlukan waktu untuk melakukan penyesuaian, termasuk revisi

DPA.

Universitas Sumatera Utara


Laporan Realisasi Anggaran sebagai salah satu dari Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah (LKPD) merupakan gambaran bentuk pertanggungjawaban

pemerintah daerah dalam mengelola dana publik. Dalam Laporan Realisasi

Anggaran ini, akan terlihat seberapa besar pencapaian pemerintah dalam

melaksanakan anggaran yang telah ditetapkan, baik dari segi pendapatan, belanja,

maupun pembiayaan. Dengan demikian, laporan ini juga akan menggambarkan

perbedaan antara realisasi atau pencapaian dengan anggaran yang telah

ditetapkan. Perbedaan tersebut akan terakumulasi dalam Sisa Lebih Perhitungan

Anggaran atau disebut SiLPA. PP No.58 Tahun 2005 menjelaskan bahwa SiLPA

merupakan selisih lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama

satu periode anggaran. Sisa lebih perhitungan anggaran atau SiLPA terjadi hampir

di setiap pemerintah daerah yang ada di Indonesia.

Sisa anggaran pada akhir tahun anggaran (SILPA) yang akan menjadi

penerimaan pada awal tahun anggaran berikutnya (SiLPA) merupakan indikator

dalam menilai kualitas penganggaran pada pemerintah daerah (Abdullah, 2013).

Sisa anggaran mencerminkan kemampuan pemerintah daerah dalam

merealisasikan anggarannya serta keakuratan estimasi pendapatan, belanja dan

pembiayaan yang ditetapkan sebelum pelaksanaan anggaran. Sisa anggaran yang

besar menunjukkan rendahnya daya serap anggaran untuk belanja dan atau

tingginya kemampuan pemerintah daerah dalam merealisasikan pendapatannya di

atas target yang telah ditetapkan. Namun, sisa anggaran juga mengindikasikan

“pemborosan” karena adanya dana “menganggur” yang tidak teralokasikan secara

efektif selama tahun anggaran berjalan (Abdullah, dkk, 2015).

Universitas Sumatera Utara


Dalam praktiknya, akan sulit untuk mencapai realisasi anggaran belanja

seratus persen. Seluruh pemerintah daerah di Indonesia selalu melaporkan adanya

sisa anggaran atau anggaran tidak terserap seratus persen pada akhir tahun. Sisa

anggaran yang besar mencerminkan daya serap anggaran yang rendah. Para

ekonom memandang rendahnya tingkat serapan anggaran sebagai salah satu

indikator kegagalan birokrasi yang dapat menghambat pembangunan dan

peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerah (BPKP, 2011).

2.1.3 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

Kepala SKPD selaku pengguna anggaran/pengguna barang mempunyai

tugas sebagai berikut: 1)Menyusun anggaran satuan kerja perangkat daerah yang

dipimpinnya; 2)Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran; 3)Melaksanakan

anggaran satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya; 4)Melaksanakan

pemungutan bukan pajak; 5)Mengelola barang/kekayaan milik daerah pada satuan

kerja perangkat daerah yang dipimpinnya.

Pentingnya peran SKPD dapat dilihat dari keberhasilan mengelola

keuangan daerah yang berasal dari pelaksanaan dan penatausahaan anggaran.

Fungsi lainnya adalah perwujudan tugas kepemerintahan di bidang tertentu yang

dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan nasional. Perwujudan tugas

kepemerintahan tersebut terbagi dalam SKPD dan Badan Usaha Milik Daerah

(BUMD) yang berperan untuk melindungi, melayani dan memberdayakan

masyarakat sesuai dengan fungsinya masing-masing. Semakin meningkat tekanan

dari masyarakat agar pemerintah daerah meningkatkan kinerja dan akuntabilitas

demi terwujudnya good government menyebabkan pemerintah daerah harus

Universitas Sumatera Utara


membenahi diri untuk merespon perubahan yang diinginkan oleh masyarakat

sebagai stakeholder. SKPD diharapkan memiliki kinerja yang baik yaitu dengan

memperbaiki kualitas pelayanan kepada masyarakat. Salah satu indikator kinerja

pemerintah daerah adalah memiliki kemampuan pengelolaan keuangan publik

yang baik (Asmarani, 2013).

2.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Anggaran

2.1.4.1 Perencanaan

Perencanaan anggaran adalah aktivitas analisis dan pengambilan

keputusan ke depan untuk menetapkan tingkat kinerja yang diinginkan di masa

yang akan datang. Perencanaan strategik merupakan proses sistematik yang

disepakati organisasi dan membangun keterlibatan diantara stakeholder utama

tentang prioritas yang hakiki bagi misinya dan tanggap terhadap lingkungan

operasi (Allison dan Kaye, 2005).

Perencanaan merupakan cara organisasi menetapkan tujuan dan sasaran

organisasi. Perencanaan meliputi aktivitas yang sifatnya strategis, taktis dan

melibatkan aspek operasional. Dalam hal perencanaan organisasi akuntansi

manajemen berperan dalam pemberian informasi historis dan prospektif untuk

memfasilitasi perencanaan. Proses perencanaan juga melibatkan aspek perilaku

yaitu partisipasi dalam pengembangan sistem perencanaan, penetapan tingkat

pelayanan yang diinginkan pada dasarnya merupakan indiaktor kinerja yng

diharapkan dapat dicapai oleh Pemerintah Daerah dalam melaksanakan

kewenangannya.

Universitas Sumatera Utara


Proses penyusunan anggaran dalam penganggaran kinerja dimulai dari

satuan kerja-satuan kerja yang ada di Pemda, melalui dokumen usulan anggaran

yang disebut Rencana Anggaran Satuan Kerja (RASK). RASK kemudian diteliti

oleh tim anggaran eksekutif untuk dinilai kelayakannya (berdasarkan urgensi dan

ketersediaan dana) diakomodasi dalam RAPBD yang akan disampaikan kepada

legislatif. RAPBD kemudian dipelajari oleh panitia anggaran legislatif dan

direspon oleh semua komisi dan fraksi dalam pembahasan anggaran (Abdullah,

2006). Perencanaan anggaran dalam sektor publik, terutama pemerintah

merupakan sebuah proses yang cukup rumit dan mengandung muatan politis yang

cukup signifikan. Bagi organisasi sektor publik anggaran bukan hanya sebuah

rencana tahunan tetapi juga merupakan bentuk akuntabilitas atas pengelolan dana

publik yang dibebankan kepadanya.

Dokumen perencanaan yang dibuat oleh Pemerintah Daerah

Provinsi/Kabupaten/Kota menurut Darise (2007) terdiri dari: 1)Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD); 2)Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD); 3)Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).

Sedangkan dokumen perencanaan yang dibuat oleh Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD) terdiri dari: 1)Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat daerah

(Renstra-SKPD) dan; 2)Rencana Kerja SKPD. Masing-masing dokumen

perencanaan tersebut terkait satu dengan lainnya, dan juga dengan dokumen

pembangunan nasional.

2.1.4.2 Administrasi

Administrasi pengertian sehari-hari sering disamakan dengan tata usaha,

yaitu berupa kegiatan mencatat, mengumpulkan dan menyimpan suatu kegiatan

Universitas Sumatera Utara


atau hasil kegiatan untuk membantu pimpinan dalam mengambil keputusan.

Administrasi ialah keseluruhan rangkaian dari proses kerjasama antara beberapa

orang yang didasarkan atas asas rasionalitas untuk mencapai tujuan yang telah

ditentukan (Siagian, 2002).

Dari segi perkembangannya, administrasi dapat dibagi atas dua bagian

besar, yaitu administasi negara dan niaga. Administrasi negara ialah keseluruhan

kegiatan yang dilakukan oleh seluruh aparatur pemerintah dari suatu negara dalam

usaha mencapai tujuan negara. Administrasi niaga ialah keseluruhan kegiatan

mulai dari produksi barang dan/atau jasa sampai tibanya barang atau jasa tersebut

ditangan konsumen. Adapun fungsi-fungsi dari administrasi dan manajemen

antara lain yaitu; 1)Perencanaan(Planning); 2)Pengorganisasian (Organizing);

3)Pemberian Motivasi (Motivating); 4)Pengawasan (Controling); 5)Penilaian

(Evaluating) (Siagian, 2002). Fungsi-fungsi tersebut mutlak harus dijalankan oleh

administrasi dan manajemen. Ketidakmampuan untuk menjalankan fungsi-fungsi

itu akan mengakibatkan lambat atau cepat matinya organisasi.

2.1.4.3 Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM)

Salah satu faktor utama yang menentukan baik atau tidak jalannya roda

pemerintahan ini adalah sumber daya manusia. Hal ini terlihat dari bagaimana

manusia sebagai tenaga kerja menggunakan potensi fisik dan psikis yang ia miliki

secara maksimal dalam mencapai tujuan organisasi (lembaga). SDM sebagai

tenaga kerja dalam pelaksanaan penganggaran terlihat pada fungsi manusia

sebagai satuan kerja yang memiliki tugas salah satunya sebagai panitia pengadaan

barang dan jasa yang harus memahami dengan baik tata cara dan prosedur teknis

pengadaan barang dan jasa. Sehingga kompetensi SDM menjadi salah satu faktor

Universitas Sumatera Utara


yang ingin diuji dengan item pembentuk faktor diantaranya adalah SDM

pelaksana pengadaan barang dan jasa kurang kompeten, panitia pengadaan barang

dan jasa melaksanakan tugas lebih dari satu (rangkap tugas), keterbatasan

pejabat/pelaksana pengadaan barang dan jasa yang bersertifikat.

Menurut Nawawi (2002) ada tiga pengertian Sumber Daya Manusia yaitu:

1)Sumber daya manusia adalah manusia yang bekerja di lingkungan suatu

organisasi (disebut juga personil, tenaga kerja, pekerja atau karyawan); 2)Sumber

daya manusia adalah potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi dalam

mewujudkan eksistensinya; 3)Sumber daya manusia adalah potensi yang

merupakan aset dan berfungsi sebagai modal (non material/non finansial) di

dalam organisasi bisnis, yang dapat mewujudkan menjadi potensi nyata (real)

secara fisik dan non-fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi.

2.1.4.4 Dokumen Pengadaan

Berdasarkan Keppres No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, jenis dokumen pengadaan terdiri dari

dokumen pengadaan barang/jasa pemborongan/jasa lainnya, dan dokumen

pengadaan jasa konsultansi. Dokumen pengadaan barang/jasa pemborongan/jasa

lainnya terdiri dari dokumen pemilihan penyedia dan dokumen

pasca/prakualifikasi. Sedangkan dokumen pengadaan jasa konsultansi terdiri dari

dokumen pemilihan penyedia dan dokumen prakualifikasi.

Informasi yang diperlukan dalam penyusunan dokumen diantaranya;

1)Peraturan perundang-undangan yang diterapkan; 2)Jenis kontrak; 3)Sumber

dana; 4)Metoda pengadaan; 5)Nilai kontrak; 6)Standar-standar Nasional

Indonesia (Herriyanto, 2012). Ketentuan pokok dalam penyusunan dokumen

Universitas Sumatera Utara


pengadaan (Rahayu, 2011) antara lain: 1)Dokumen pengadaan disiapkan

panitia/pejabat pengadaan dan disahkan pengguna barang/jasa; 2)Isi harus lengkap

dan jelas, serta tidak menimbulkan penafsiran jamak (multi tafsir); 3)Perubahan

(adendum) dokumen diperkenankan sepanjang tidak bertentangan dengan

ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

2.1.4.5 Ganti Uang Persediaan (GU)

Uang Persediaan (UP) adalah uang muka kerja dengan jumlah tertentu

yang bersifat daur ulang (revolving) yang diberikan kepada bendahara

pengeluaran hanya untuk membiayai kegiatan operasional kantor sehari-hari yang

tidak dapat dilakukan dengan pembayaran langsung (Amir, 2013).

UP hanya digunakan untuk membiayai kegiatan operasional perkantoran

yang tidak mungkin dilaksanakan dengan pembayaran secara langsung atau dapat

diartikan kegiatan yang sifatnya insindentil/mendesak. Hal ini wajib dipahami

oleh pengelola keuangan baik KPA, PPK, PPTK, PP SPM dan Bendahara

Pengeluaran. Surat Permintaan Pembayaran Uang Persediaan (SPP-UP) adalah

dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran untuk permintaan uang muka

kerja yang tidak dapat dilakukan dengan pembayaran langsung.

Ganti Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat GU adalah permintaan

pengganti uang persediaan yang tidak dapat dilakukan dengan pembayaran

langsung. SPP Ganti Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat SPP-GU adalah

dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran untuk permintaan pengganti

uang persediaan yang tidak dapat dilakukan dengan pembayaran langsung.

Penggunaan atas UP ini nantinya akan dibayar ke kas daerah melalui GU.

Universitas Sumatera Utara


UU yang mendasari mengenai GU ini diantaranya adalah UU Nomor 17

Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara. Sedangkan Tambahan Uang Persediaan (TUP) adalah

uang yang diberikan kepada satuan kerja untuk kebutuhan yang sangat mendesak

dalam satu bulan melebihi pagu UP yang ditetapkan. Syarat dalam pengajuan

TUP yaitu untuk memenuhi kebutuhan yang sangat mendesak/tidak dapat ditunda,

digunakan paling lama satu bulan sejak tanggal SP2D diterbitkan dan apabila

tidak habis digunakan dalam satu bulan sisa dana yang ada pada bendahara, harus

disetor ke Rekening Kas Negara kecuali mendapatkan dispensasi perpanjangan

waktu pertanggungjawaban TUP lebih dari satu bulan dari Kepala Kanwil Ditjen

Perbendaharaan.

2.1.4.6 Perubahan Anggaran

Rebudgeting adalah proses revisi yang dilakukan pemerintah dalam

memperbaharui anggarannya dalam tahun fiskal pelaksanaannya, sehingga

berpengaruh besar terhadap alokasi belanja (Anessi-Pessina, at al, 2012). Dalam

budgeting process, perubahan anggaran (rebudgeting) merupakan hal yang lazim

terjadi sekaligus menjadi faktor penting di pemerintahan daerah (Forrester &

Mullins, 1992). Estimasi pendapatan pada masa yang akan datang sangat penting

dalam proses perencanaan, meskipun tetap bisa dilakukan perubahan estimasi

(Cornia, et al, 2004).

Dasar perubahan APBD berdasarkan data laporan anggaran sementara

untuk itu pemerintah daerah menyusun laporan realisasi semester pertama APBD

dan pronologis untuk 6 (enam) berikutnya yang disampaikan kepada DPRD

selambat-lambatnya akhir juli tahun anggaran yang bersangkutan untuk dibahas

Universitas Sumatera Utara


bersama antara DPRD dan pemerintah daerah dalam rangka penyusunan prakiraan

perubahan atas APBD tahun anggaran yang bersangkutan. Prognosis adalah

prakiraan dan penjelasannya yang akan direalisasikan dalam enam bulan

berikutnya berdasarkan perubahan APBD dapat dilakukan apabila terjadi:

1)Perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi kebijakan kurikulum APBD;

2)Keadaan yang menyebabkan harus dilakukannya pergeseran–pergeseran antar

unit organisasi, antar kegiatan, dan antar jenis belanja; 3)Keadaan yang

menyebabkan saldo anggaran lebih dari tahun sebelumnya harus digunakan untuk

tahun berjalan; 4)Keadaan darurat; dan 5)Keadaan luar biasa.

Kepala daerah memformulasikan hal–hal yang mengakibatkan terjadinya

perubahan APBD ke dalam rancangan kebijakan-kebijakan perubahan APBD

serta Kebijakan Umum Anggaran-Prioritas dan Plafon Anggaran (KUA-PPAS)

perubahan APBD. Dalam rancangan kebijakan umum perubahan APBD dan

perubahan disajikan secara lengkap mengenai: 1)Perbedaan asumsi dengan

Kebijakan Umum Anggaran (KUA) yang ditetapkan sebelumnya; 2)Program dan

kegiatan yang dapat diusulkan untuk ditampung dalam perubahan APBD dengan

mempertimbangkan sisa waktu pelaksanaan APBD tahun anggaran berjalan;

3)Capaian target kinerja program dan kegiatan yang harus ditingkatkan dalam

perubahan APBD apabila melampaui asumsi KUA (Darise, 2008).

Rancangan kebijakan umum perubahan APBD, Kebijakan Umum

Anggaran-Prioritas, dan Plafon Anggaran (KUA-PPAS) perubahan APBD

disampaikan kepada DPRD. Dalam UU Republik Indonesia Nomor 17 Tahun

2003 tentang Keuangan Negara, dalam pasal 28 dijelaskan mengenai perubahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah isinya adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


1)Pemerintah Daerah menyusun Laporan Realisasi Semester Pertama APBD dan

prognosis untuk 6 (enam) bulan berikutnya; 2)Laporan sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1) disampaikan kepada DPRD selambat–lambatnya pada akhir Juli

tahun anggaran yang bersangkutan, untuk dibahas bersama antara DPRD dan

Pemerintah Daerah; 3)Penyesuaian APBD dengan perkembangan dan/atau

perubahan keadaan dibahas bersama DPRD dengan Pemerintah Daerah dalam

rangka penyusunan prakiraan Perubahan atas APBD tahun anggaran yang

bersangkutan, apabila terjadi: a)Perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi

kebijakan umum APBD; b)Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan

pergeseran anggaran antar unit organisasi, antar kegiatan, dan antar jenis belanja;

c)Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun sebelumnya harus

digunakan untuk pembiayaan anggaran yang berjalan; d)Dalam keadaan darurat

Pemerintah Daerah dapat melakukan pengeluaran yang belum tersedia

anggarannya, yang selanjutnya diusulkan dalam rancangan perubahan APBD,

dan/atau disampaikan dalam Laporan Realisasi Anggaran; e)Pemerintah Daerah

mengajukan Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD tahun

anggaran yang bersangkutan berdasarkan perubahan sebagaimana dimaksud

dalam ayat (3) untuk mendapatkan persetujuan DPRD sebelum tahun anggaran

yang bersangkutan berakhir.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan

anggaran telah dilakukan oleh peneliti terdahulu, diantaranya adalah:

Universitas Sumatera Utara


Herriyanto (2012) dalam penelitian mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi keterlambatan penyerapan anggaran belanja pada Satuan Kerja

Kementerian/Lembaga di Wilayah Jakarta. Menggunakan metode analisis faktor

eksploratori faktor perencanaan mempengaruhi keterlambatan penyerapan

anggaran sebesar 42%, faktor administrasi 8,84%, faktor SDM 7,80%, faktor

dokumen pengadaan 6,4%, dan faktor Ganti Uang Persediaan 5,41%.

Miliasih (2012) dalam penelitian mengenai analisis keterlambatan

penyerapan anggaran belanja Satuan Kerja K/L TA 2010 di wilayah pembayaran

KPPN Pekanbaru. Permasalahan kebijakan teknis satker meliputi keterlambatan

dalam penunjukan pejabat pengelola anggaran, keterlambatan dalam penunjukkan

panitia pengadaan barang/jasa, tidak adanya dokumen perencanaan penarikan

dana, dan tidak adanya dokumen perencanaan pelaksanaan kegiatan pengadaan

barang/jasa, serta tidak adanya mekanisme reward and punishment dalam

pengelolaan anggaran di satker. Permasalahan kebijakan teknis dan kultural ini

yang mempengaruhi dalam tahapan proses realisasi anggaran di satker sehingga

menyebabkan keterlambatan penyerapan anggaran belanja satker.

Kaharuddin (2012), melakukan penelitian mengenai analisis faktor-faktor

yang mempengaruhi penyerapan belanja daerah di Kabupaten Sumbawa (Studi

kasus: Belanja dana alokasi khusus di bidang pendidikan tahun 2010). Analisis

faktor menunjukkan bahwa terdapat 5 faktor yang mempengaruhi penyerapan

belanja dana alokasi khusus bidang pendidikan di Kabupaten Sumbawa tahun

anggaran 2010 yaitu faktor regulasi, faktor pelaksanaan anggaran, faktor kapasitas

sumber daya manusia, faktor penganggaran daerah, dan faktor pengawasan. Hasil

analisis deskriptif kualitatif menunjukkan bahwa faktor regulasi yang berupa;

Universitas Sumatera Utara


peraturan yang sering mengalami perubahan, petunjuk teknis yang terlambat dan

permasalahan sosialisasi petunjuk teknis, serta ketidakjelasan mekanisme

pelaksanaan DAK menghambat penyerapan Dana Alokasi Khusus bidang

pendidikan. Faktor pelaksanaan anggaran yang berupa: penyusunan DPA-SKPD

yang cukup lama, revisi DPA-SKPD yang berulang-ulang, kurangnya koordinasi

antar SKPD terkait, proses penyaluran DAK yang rumit, serta lamanya proses

pengadaan barang/jasa menghambat penyerapan DAK bidang pendidikan. Faktor

kapasitas sumber daya manusia yang berupa: kurangnya pemahaman, kurangnya

bimbingan teknis/pelatihan, kurangnya jumlah SDM, dan belum adanya

penghargaan dan sanksi yang tegas menghambat penyerapan belanja dana alokasi

khusus bidang pendidikan. Faktor penganggaran daerah yang berupa;

terlambatnya penetapan Perda APBD, dan tumpang tindih anggaran menghambat

penyerapan belanja Dana Alokasi Khusus bidang pendidikan. Faktor pengawasan

yang berupa; partisipasi masyarakat yang masih kurang, dan lemahnya

pengawasan oleh aparatur pengawas internal pemerintah juga menghambat

penyerapan belanja Dana Alokasi Khusus bidang pendidikan.

Kuswoyo (2012) melakukan penelitian mengenai analisis atas faktor-

faktor yang meyebabkan terkonsentrasinya penyerapan anggaran belanja di akhir

tahun anggaran (Studi pada Satuan Kerja Di Wilayah KPPN Kediri). Hasil

penelitian menunjukkan bahwa penyerapan anggaran belanja di akhir tahun

anggaran disebabkan oleh faktor perencanaan anggaran, faktor pelaksanaan

anggaran, faktor pengadaan barang/ jasa, faktor internal satuan kerja, faktor

lainnya diluar dari model.

Universitas Sumatera Utara


Sukadi (2012) dalam penelitiannya mengenai faktor-faktor yang

menyebabkan penumpukan penyerapan anggaran belanja pada akhir tahun

anggaran. Hasil penelitian menunjukkan terdapat empat variabel independen

secara signifikan mempengaruhi penumpukan penyerapan anggaran belanja pada

akhir tahun anggaran, keempat faktor tersebut adalah faktor perencanaan

anggaran, faktor pelaksanaan anggaran, faktor pengadaan barang dan jasa, serta

faktor internal satuan kerja, sedangkan satu variabel independen tidak signifikan

mempengaruhi penumpukan penyerapan anggaran belanja pada akhir tahun

anggaran yaitu faktor-faktor lain.

Arif dan Halim (2013), dalam penelitian mengenai faktor-faktor penyebab

minimnya penyerapan APBD Kabupaten/Kota di Provinsi Riau Tahun 2011.

Informan di dalam penelitian ini adalah kepala dinas, kepala badan, sekretaris

dinas, kepala biro keuangan dan snowball informan yang ada hubungannya

dengan penyusunan dan pelaksanaan APBD tahun 2011. Hasil penelitian

menunjukan bahwasanya masing-masing daerah kabupaten/kota di Provinsi Riau

memiliki faktor-faktor yang berbeda-beda yang mengakibatkan terjadinya

minimnya penyerapan APBD tahun 2011. Walaupun ada sebagian kecil faktor

yang hampir sama namun memiliki karakteristik faktor yang berbeda. Faktor

kapasitas sumber daya manusia, faktor regulasi, faktor tender/lelang dan faktor

lambatnya pengesahan APBD tahun 2011 masih merupakan faktor-faktor yang

paling mendominasi terjadinya minimnya penyerapan APBD tahun 2011.

Priatno dan Khusaini (2013) dalam penelitian mengenai analisis faktor-

faktor yang mempengaruhi penyerapan anggaran pada satuan kerja lingkup

pembayaran KPPN Blitar. Penelitian ini menggunakan analisis faktor dan regresi

Universitas Sumatera Utara


logistik. Hasil penelitian dan analisis data menunjukkan bahwa faktor adminstrasi

dan SDM mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap penyerapan

anggaran satuan kerja, sedangkan faktor perencanaan dan faktor pengadaan

barang dan jasa yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penyerapan

anggaran satuan kerja.

Fitriany (2014) dalam penelitian mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi penumpukan penyerapan anggaran di akhir tahun (studi di Kota

Pekalongan tahun 2013). Penelitian kualitatif deskriptif digunakan untuk melihat

pemandangan penyerapan anggaran Pemerintah Kota Pekalongan pada tahun

2013. Sementara kualitatif deskriptif merupakan kegiatan penelitian untuk

memberikan pandangan faktor perencanaan anggaran (X1), penerapan anggaran

(X 2), unit kerja internal (X3), SDM (X 4), dokumen (X5), administrasi (X6),

penyerapan anggaran di akhir tahun (Y). Hasil penelitian menunjukkan bahwa

hanya variabel faktor sumber daya manusia dan dokumen yang memiliki

pengaruh signifikan.

Abdullah (2015) dalam penelitian mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi serapan anggaran Pemerintah Daerah (Studi pada Pemerintah

Kabupaten/Kota di Aceh). Hasil analisis menunjukkan bahwa perubahan anggaran

berpengaruh terhadap serapan anggaran, sisa anggaran tahun sebelumnya

berpengaruh negatif terhadap serapan anggaran, sementara waktu penetapan

anggaran tidak berpengaruh.

Purtanto (2015) dalam penelitian mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi penyerapan anggaran belanja Pemerintah Daerah: Proses

Pengadaan Barang/Jasa (Studi atas Persepsi pada Pegawai Bersertifikat

Universitas Sumatera Utara


Pengadaan Barang/Jasa di Pemerintah Kota Tegal). Hasil penelitian menunjukkan

bahwa komitmen manajemen dan perencanaan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap penyerapan anggaran terkait pengadaan barang/jasa. Monitoring dan

evaluasi berpengaruh positif namun kurang signifikan, kompetensi sumber daya

manusia tidak berpengaruh positif, dan pengaruh lingkungan eksternal kurang

signifikan terhadap penyerapan anggaran terkait pengadaan barang/jasa. Implikasi

dari penelitian ini agar pengambil kebijakan pada pemerintah daerah lebih

mengoptimalkan monitoring dan evaluasi untuk peningkatan penyerapan

anggaran.

Malahayati, Cut, dkk (2015) dalam penelitiannya mengenai pengaruh

kapasitas sumber daya manusia, perencanaan anggaran dan pelaksanaan anggaran

terhadap serapan anggaran SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) pada

Pemerintah Kota Banda Aceh. Disimpulkan bahwa baik secara simultan maupun

parsial mendukung hipotesis bahwa kapasitas sumber daya manusia, perencanaan

anggaran dan pelaksanaaan anggaran berpengaruh terhadap serapan anggaran

SKPD pada Pemerintah Kota Banda Aceh.

Tabel 2.1
Review Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian

Herriyanto, Faktor-Faktor yang Dependen : Faktor Perencanaan


Hendris (2012) Mempengaruhi Keterlambatan Penyerapan mempengaruhi Keterlambatan
Keterlambatan Anggaran Penyerapan Anggaran sebesar
Penyerapan 42%, Faktor Administrasi
Anggaran Belanja pada Independen : 8,84%, Faktor SDM7,80%,
Satuan Kerja 1. Perencanaan Faktor Dokumen Pengadaan
Kementerian/Lembaga di 2. Administrasi 6,4%, dan Faktor Ganti Uang
Wilayah Jakarta 3. SDM Persediaan 5,41%
4. Dokumen
5. Pengadaan
6. Ganti Uang Persediaan

Universitas Sumatera Utara


Miliasih, Retno Analisis Keterlambatan Dependen : KPPN pekan baru mengalami
(2012) Penyerapan Anggaran Keterlambatan Penyerapan keterlambatan penyerapan
Belanja Satuan Kerja Anggaran anggaran belanja karena
Kementerian/Lembaga permasalahan internal satker
TA 2010 di Wilayah Independen :
Pembayaran KPPN 1. Kebijaan teknis
Pekanbaru. 2. Kultur pengelolaan
anggaran di satuan
kerja
Kaharuddin (2012) Analisis faktor-faktor Dependen : Analisis faktor menunjukkan
yang mempengaruhi Penyerapan Belanja bahwa terdapat 5 faktor yang
penyerapan belanja Daerah mempengaruhi penyerapan
daerah di Kabupaten belanja Dana Alokasi Khusus
Sumbawa (Studi kasus: Independen : bidang pendidikan di
Belanja Dana Alokasi 1. Regulasi Kabupaten Sumbawa tahun
Khusus di bidang 2. Pelaksanaan anggaran anggaran 2010 yaitu faktor
Pendidikan, 2010) 3. kapasitas sumber daya regulasi, faktor pelaksanaan
manusia anggaran, faktor kapasitas
4. penganggaran daerah sumber daya manusia, faktor
5. pengawasan. penganggaran daerah, dan
faktor pengawasan.
Kuswoyo (2012) Analisis atas Faktor- Dependen Hasil penelitian menunjukkan
Faktor yang meyebabkan Penyerapan anggaran bahwa penyerapan anggaran
Terkonsentrasinya belanja di akhir tahun
Penyerapan Anggaran Independen anggaran disebabkan oleh
Belanja Di Akhir Tahun 1. Perencanaan Anggaran faktor perencanaan Anggaran,
Anggaran (Studi pada 2. Pelaksanaan anggaran, faktor pelaksanaan anggaran,
Satuan Kerja Di Wilayah 3. Pengadaan barang jasa faktor pengadaan barang/ jasa,
KPPN Kediri) 4. Faktor internal satuan faktor internal satuan kerja,
kerja faktor lainnya diluar dari
model.
Sukadi Faktor-faktor yang Dependen Hasil penelitian menunjukkan
(2012) menyebabkan Penumpukan Penyerapan terdapat empat variabel
penumpukan penyerapan Anggaran independen secara signifikan
anggaran belanja pada mempengaruhi penumpukan
akhir tahun anggaran Independen penyerapan anggaran belanja
1. Perencanaan Anggaran pada akhir tahun anggaran,
2. Pelaksanaan Anggaran keempat faktor tersebut adalah
3. Pengadaan Barang dan faktor perencanaan anggaran,
Jasa faktor pelaksanaan anggaran,
4. Internal Satuan Kerja faktor pengadaan barang dan
5. Faktor Lainnya jasa, serta faktor internal
satuan kerja, sedangkan satu
variabel independen tidak
signifikan mempengaruhi
penumpukan penyerapan
anggaran belanja pada akhir
tahun anggaran yaitu faktor-
faktor lain.
Arif, Emkhad dan Identifikasi Faktor-Faktor Dependen : Faktor kapasitas sumber daya
Abdul Halim Penyebab Minimnya Minimnya Penyerapan manusia, faktor regulasi,
(2013) Penyerapan Anggaran Anggaran Pendapatan dam faktor tender/lelang dan faktor
Pendapatan dan Belanja Belanja Daerah (APBD) lambatnya pengesahan APBD
Daerah (APBD) tahun 2011 masih merupakan
Kabupaten/ Kota di Independen : faktor-faktor yang paling
Provinsi Riau Tahun 2011 1. SDM berpengaruh penyebab
2. Regulasi minimnya penyerapan APBD

Universitas Sumatera Utara


3. Politik Kabupaten/ Kota di Provinsi
4. Tender/lelang Riau Tahun 2011
5. Komitmen organisasi
Priatno dan Analisis Faktor-Faktor Dependen Hasil penelitian menunjukkan
Khusaini (2013) yang Mempengaruhi Penyerapan Anggaran. bahwa Faktor adminstrasi dan
Penyerapan Anggaran SDM mempunyai pengaruh
pada Satuan Kerja Independen yang tidak signifikan terhadap
Lingkup Pembayaran 1. Administrasi penyerapan anggaran
KPPN Blitar 2. SDM
3. Perencanaan
4. Pengadaan barang jasa
Fitriany, Nur Faktor-faktor yang Dependen Hasil penelitian menunjukkan
(2014) mempengaruhi Penyerapan Anggaran di bahwa hanya variabel faktor
penumpukan penyerapan Akhir Tahun sumber daya manusia dan
anggaran di akhir tahun dokumen yang memiliki
(studi di Kota Pekalongan Independen pengaruh signifikan
tahun 2013) 1. Perencanan
2. Penerapan
3. Unit Kerja Internal
4. SDM
5. Dokumen
6. Administrasi
Abdullah, Syukri, Faktor-Faktor Yang Dependen Hasil analisis menunjukkan
dkk Mempengaruhi Serapan Serapan Anggaran bahwa Perubahan Anggaran
(2015) Anggaran Pemerintah berpengaruh terhadap Serapan
Daerah (Studi pada Independen Anggaran, Sisa Anggaran
Pemerintah Kabupaten/ 1. Waktu Penetapan Tahun Sebelumnya
Kota di Aceh) Anggaran berpengaruh negatif terhadap
2. Sisa Anggaran Tahun Serapan Anggaran, sementara
Sebelumnya Waktu Penetapan Anggaran
3. Perubahan Anggaran tidak berpengaruh.
Purtanto (2015) Faktor-faktor yang Dependen Hasil penelitian menunjukkan
mempengaruhi Penyerapan Anggaran bahwa komitmen manajemen
penyerapan anggaran Belanja Pemerintah dan perencanaan berpengaruh
belanja Pemerintah positif dan signifikan terhadap
Daerah: Proses Independen penyerapan anggaran terkait
Pengadaan Barang/Jasa 5. Komitmen Manajemen pengadaan barang/jasa.
(Studi atas Persepsi pada 6. Perencanaan Monitoring dan evaluasi
Pegawai Bersertifikat 7. Kompetensi SDM berpengaruh positif namun
Pengadaan Barang/Jasa di 8. Monitoring kurang signifikan, kompetensi
Pemerintah Kota Tegal). 9. Evaluasi sumber daya manusia tidak
berpengaruh positif, dan
pengaruh lingkungan eksternal
kurang signifikan terhadap
penyerapan anggaran terkait
pengadaan barang/jasa.
Malahayati, Cut, Pengaruh kapasitas Dependen Hasil penelitian baik secara
dkk sumber daya manusia, Serapan Anggaran SKPD simultan maupun parsial
(2015) perencanaan anggaran mendukung hipotesis bahwa
danpelaksanaan anggaran Independen kapasitas sumber daya
terhadap serapan 1. Kapasitas SDM manusia, perencanaan
anggaran SKPD (Satuan 2. Perencanan anggaran dan pelaksanaaan
Kerja Perangkat Daerah) 3. Pelaksanaan Anggaran anggaran berpengaruh
pada Pemerintah Kota terhadap serapan anggaran
Banda Aceh. SKPD pada Pemerintah Kota
Banda Aceh
Sumber : Hasil peneliti terdahulu, disusun oleh Peneliti, 2016

Universitas Sumatera Utara


BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual yang dikembangkan oleh Peneliti berdasarkan latar

belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan landasan teori yang diuji secara

simultan, parsial, dan uji residual dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut ini:

Perencanaan
(X1)

Administrasi (X2)

Sumber Daya
Manusia (SDM)
(X3) H1 Penyerapan
Anggaran (Y)

Dokumen
Pengadaan (X4)

H2
Ganti Uang
Persediaan (GU)
(X5) Perubahan
Anggaran (Z)

Gambar 3.1
Kerangka Konseptual

35

Universitas Sumatera Utara


3.1.1 Pengaruh Perencanaan terhadap Penyerapan Anggaran

Anggaran sebagai salah satu sumber dana yang digunakan dalam kegiatan

membangun guna kepentingan masyarakat pada penyusunannya harus

memperhitungkan kemungkinan rencana dana belanja yang baiknya digunakan

secara efektif dan efisien. Hal ini sesuai dengan fungsi anggaran sebagai alat

perencanaan. Perencanaan anggaran tersusun dalam dokumen perencanaan

pembangunan daerah. Perencanaan pembangunan daerah ini disusun untuk

menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,

pelaksanaan dan pengawasan.

Kuswoyo (2012) dalam penelitiannya mengenai faktor-faktor penyebab

penumpukan anggaran belanja diakhir tahun anggaran pada satuan kerja di

wilayah KPPN Kediri menyimpulkan bahwa faktor perencanaan memiliki

pengaruh yang signifikan terrhadap penyebab penumpukan anggaran belanja.

Penelitian yang dilakukan oleh Priatno (2013) menyimpulkan bahwa faktor

perencanaan memiliki pengaruh signifikan terhadap penyerapan anggaran satuan

kerja dan penelitian yang dilakukan oleh perencanaan yang baik sangat diperlukan

agar dalam pelaksanaan proram kegiatan yang telah disusun tidak menemui

hambatan sehingga penyerapan anggaran berjalan tepat waktu. Dengan demikian,

dapat diduga bahwa penyerapan anggaran dipengaruhi oleh faktor perencanaan.

3.1.2 Pengaruh Proses Administrasi terhadap Penyerapan Anggaran

Administrasi dapat diartikan sebagai suatu rangkaian kegiatan yang

dilakukan oleh sekelompok orang dalam bentuk kerjasama untuk mencapai

tujuan. Dari pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa administrasi menjadi

salah satu bagian dari proses pembangunan, karena kegiatan yang dilakukan

Universitas Sumatera Utara


tersebut memilki pengaruh yang besar terhadap pembangunan daerah yang

disusun dalam sistem pemerintahan. Jika bagian administrasi dapat menjalankan

tugasnya dengan baik, maka hasli dari proses dalam pencapaian tujuan pun dapat

tercapai. Administrasi juga dapat dikatakan sebagai penyusunan dan pencatatan

data dan informasi secara sistematis baik internal maupun eksternal dengan

maksud menyediakan keterangan.

Penelitian Herriyanto (2012) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

keterlambatan penyerapan anggaran belanja pada satuan kerja

Kementerian/Lembaga di wilayah Jakarta menyimpulkan bahwa administrasi

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keterlambatan penyerapan anggaran.

Pencatatan administrasi menjadi salah satu faktor yang diteliti dengan item

pembentuk faktor diantaranya adalah salah dalam penentuan akun, masa

penyusunan dan penelaahan anggaran yang terlalu pendek, kurangnya pemahaman

terhadap peraturan mengenai mekanisme pembayaran, adanya tambahan pagu,

berubahnya pelaksanaan kegiatan atas dasar memo kepala daerah, verifikasi yang

terlalu lama dari PPKAD/BUD. Dengan demikian, dapat diduga bahwa

penyerapan anggaran dipengaruhi oleh faktor administrasi.

3.1.3 Pengaruh Sumber Daya Manusia terhadap Penyerapan Anggaran

Salah satu faktor utama yang menentukan baik atau tidak jalannya roda

pemerintahan ini adalah sumber daya manusia. Hal ini terlihat dari bagaimana

manusia sebagai tenaga kerja menggunakan potensi fisik dan psikis yang ia miliki

secara maksimal dalam mencapai tujuan organisasi (lembaga). Fungsi pemerintah

sebagai SDM dapat diwujudkan dalam prakteknya melalui kegiatan pemerintah

Universitas Sumatera Utara


sebagai pengelola keuangan negara dalam penggunaan anggaran secara efektif

dan efisien.

Kualitas sumber daya manusia merupakan kemampuan dan karakteristik

yang dimiliki seorang Pegawai Negeri Sipil berupa pengetahuan, keterampilan,

dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya, sehingga

Pegawai Negeri Sipil tersebut dapat melaksanakannya tugasnya secara

profesional, efektif dan efisien (Keputusan Kepala BKN No 46A Tahun 2007).

SDM sebagai tenaga kerja dalam pelaksanaan penganggaran terlihat pada fungsi

manusia sebagai satuan kerja yang memilki tugas salah satunya sebagai panitia

pengadaan barang dan jasa yang harus memahami dengan baik tata cara dan

prosedur teknis pengadaan barang dan jasa. Penelitian yang dilakukan oleh

Fitriany (2014) menyimpulkan bahwa faktor sumber daya manusia merupakan

salah satu faktor yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan

anggaran akhir tahun Kota Pekalongan tahun 2013. Dengan demikian, dapat

diduga bahwa penyerapan anggaran dipengaruhi oleh kompetensi SDM.

3.1.4 Pengaruh Dokumen Pengadaan terhadap Penyerapan Anggaran

Dalam kegiatan pembeliaan barang dan jasa pemerintah diperlukan

penyusunan dokumen pengadaan. Dalam penyusunan dokumen pengadaan barang

dan jasa terdapat beberapa urgensi penyusunan dokumen pemilihan penyedia

seperti menjadi dasar dalam pelaksanaan dalam pelelangan sampai pelaksanaan

kontrak, kesalahan dokumen yang dapat berakibat fatal dan belum adanya standar

dokumen yang berlaku secara nasional. Terdapat ketentuan pedoman penyusunan

dokumen pengadaan yaitu Keppres No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman

Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

Universitas Sumatera Utara


Penelitian Herriyanto (2012) menyimpulkan bahwa dokumen pengadaan

memilki pengaruh yang signifikan terhadap keterlambatan penyerapan anggaran.

Penelitian yang dilakukan oleh Fitriany (2014) juga menyimpulkan bahwa faktor

dokumen merupakan salah satu faktor yang berpengaruh positif dan signifikan

terhadap penyerapan anggaran akhir tahun Kota Pekalongan tahun 2013. Dengan

demikian, dapat diduga bahwa penyerapan anggaran dipengaruhi oleh dokumen

pengadaan.

3.1.5 Pengaruh Ganti Uang Persediaan (GU) terhadap Penyerapan


Anggaran

Mekanisme pengeluaran APBN melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan

Negara (KPPN) dikenal mekanisme pengeluaran langsung dan pengeluaran

melalui uang persediaan. Untuk membantu pengelolaan uang persediaan pada

kantor/satker di lingkungan Kementerian Negara/Lembaga, kepala satker dapat

menunjuk Pemegang Uang Muka (PUM). PUM bertanggung jawab kepada

Bendahara Pengeluaran. Bendahara Pengeluaran melakukan pengisian kembali

UP (revolving) sepanjang masih tersedia dana dalam DPA.

Penelitian yang dilakukan oleh Herriyanto (2012) menyatakan bahwa ganti

uang persediaan memilki pengaruh yang signifikan terhadap keterlambatan

penyerapan anggaran. Salah satu UU yang mendasari mengenai GU ini adalah UU

Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. Dengan demikian, dapat

diduga bahwa penyerapan anggaran dipengaruhi oleh pengajuan GU.

3.1.6 Pengaruh Perubahan Anggaran terhadap Penyerapan Anggaran

Perubahan anggaran daerah dilakukan untuk tujuan menyesuaikan

anggaran berjalan terhadap perubahan-perubahan terkini, termasuk perubahan

dalam peraturan perundang-undangan dan kebijakan dari Pemerintah Pusat.

Universitas Sumatera Utara


Menurut Anessi-Pessina, at al. (2012), rebudgeting adalah proses revisi yang

dilakukan pemerintah dalam memperbaharui anggarannya dalam tahun fiskal

pelaksanaannya, sehingga berpengaruh besar terhadap alokasi belanja.

Penyesuaian atas penerimaan dilakukan agar dana yang ada dapat dioptimalkan

penggunaannya. Suatu kegiatan akan terlihat efektif ketika target tercapai secara

maksimal, demikian pula dengan serapan anggaran yang optimal menjadi salah

satu tolak ukur suksesnya suatu pemerintahan. Dengan demikian, dapat diduga

bahwa perubahan anggaran dapat mempengaruhi penyerapan anggaran

3.2. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan pemaparan di atas, hipotesis dari penelitian ini adalah:

1. Perencanaan, administrasi, SDM, dokumen pengadaan, dan GU,

berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap penyerapan anggaran

SKPD di Kota Binjai.

2. Perubahan anggaran sebagai variabel moderating mampu memoderasi

hubungan antara perencanaan, administrasi, SDM, dokumen pengadaan,

dan GU, dengan penyerapan anggaran SKPD di Kota Binjai.

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian penelitian asosiatif yang

bersifat kausal, yaitu penelitian yang mengidentifikasi hubungan sebab akibat

antara berbagai variabel (Erlina, 2011). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

lebih dalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan anggaran

SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Binjai dengan perubahan anggaran sebagai

variabel pemoderasi.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Binjai Provinsi Sumatera Utara, waktu

penelitian dimulai bulan Januari sampai Juni 2016 (lampiran 1).

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

Erlina (2011) menyatakan bahwa populasi merupakan sekelompok entitas

yang lengkap berupa orang, kejadian atau benda yang mempunyai karakteristik

tertentu yang berada dalam suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tetentu

yang terkait dengan masalah penelitian, sedangkan sampel adalah bagian dari

jumlah atau karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang harus dapat mewakili

populasi tersebut (Sugiyono, 2012).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh PPK (Pejabat Penatausaha

Keuangan) dan bendahara SKPD yang ada di seluruh SKPD di lingkungan

41

Universitas Sumatera Utara


Pemerintah Kota Binjai yang berjumlah 32 SKPD. Seluruh populasi penelitian

digunakan menjadi sampel yang berjumlah 64 orang PPK-SKPD dan bendahara

SKPD atau disebut juga sampel populasi (sensus).

4.4. Metode Pengumpulan Data

Berdasarkan metode pengumpulan datanya, penelitian ini merupakan

penelitian survey dengan cakupan seluruh populasi. Survey adalah metode

pengumpulan data primer dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada

responden individu dengan menggunakan kuisioner.

4.4.1 Pilot Test

Untuk variabel perencanaan, administrasi, SDM, dokumen, GU dan

penyerapan anggaran, kuisioner diperoleh dengan melakukan adaptasi dari

penelitian terdahulu yang dilakukan Herriyanto (2012), sedangkan butir kuisioner

untuk variabel perubahan anggaran disusun berdasarkan definisi operasional dan

indikator variabel, dan seluruh butir pertanyaan kuisioner telah di konsultasikan

kepada ahli (Professor) yang berkompeten di bidang akuntansi keuangan

pemerintah daerah (lampiran III).

Sebelum kuisioner diserahkan kepada respoden terlebih dahulu dilakukan

uji validitas dan reliabilitas. Kuisioner diuji coba kepada responden bukan sampel

tetapi memiliki karakteristik yang sama. Tujuan pengujian instrumen penelitian

adalah untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas kuisioner sebelum

dilakukan pengumpulan data. Uji coba instrumen dilakukan dengan menyebarkan

kuisioner kepada 30 orang responden pengelola keuangan SKPD yang terdiri dari

PPK (pejabat Penatausaha Keuangan) SKPD dan bendahara SKPD ataupun

Universitas Sumatera Utara


aparatur yang menguasai permasalahan mengenai penyerapan anggaran SKPD di

lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatara Utara

dengan waktu pengisian kuisioner kurang lebih 30 menit.

4.4.2 Penyebaran Kuisioner

Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap seluruh butir

pertanyaan dalam kuisioner, butir pertanyaan yang tidak lolos uji validitas tidak

diikutkan dalam kuisioner yang dibagikan kepada responden penelitian. Kuisioner

diserahkan langsung oleh Peneliti kepada seluruh PPK-SKPD dan bendahara

SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Binjai yang menjadi sampel penelitian yang

berjumlah 64 orang dengan melakukan tatap muka langsung. Bentuk kuisioner

yang dibagikan adalah jenis kuisioner tertutup.

4.5. Defenisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel

dependen, variabel independen, dan variabel moderating. Variabel dependen

(variabel terikat) merupakan variabel yang menjadi perhatian utama peneliti.

Variabel independen (variabel bebas) adalah variabel yang mempengaruhi

variabel terikat. Sedangkan variabel moderating adalah variabel independen yang

akan memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen

lainnya terhadap variabel dependen.

Ringkasan definisi operasional secara singkat dijelaskan pada tabel 4.1

berikut:

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.1
Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel Defenisi Operasional Indikator Skala

Penyerapan Kemampuan dari masing- Serapan anggaran SKPD Interval


Anggaran (Y) masing SKPD dalam setiap tahun
menyerap anggaran
penerimaan dan belanja
daerah.

Perancanaan Proses penentuan 1. Kesesuaian antara Interval


(X1) program- program utama perencanaan dengan
yang akan dilakukan kebutuhan organisasi
suatu organisasi dalam 2. Penyusunan pagu
rangka implementasi anggaran
strategi dan menaksir, 3. Evaluasi kegiatan
aktivitas, atau proyek tahun sebelumnya
yang akan dilaksanakan
oleh suatu organisasi dan
penentuan jumlah alokasi
sumber daya yang akan
dibutuhkan.

Administrasi (X2) Kegiatan ketatausahaan 1. Penentuan Akun Interval


yang meliputi kegiatan 2. Pemahaman terhadap
cata-mencatat, surat- peraturan dalam
menyurat, pembukuan penatausahaan
dan pengarsipan surat keuangan.
serta hal-hal lainnya yang 3. Waktu penyusunan
dimaksudkan untuk dan penelaahan
menyediakan informasi anggaran
serta mempermudah
memperoleh informasi
kembali jika dibutuhkan.

SDM (X3) Kompetensi Pejabat 1. Kompetensi


Pengelola Keuangan 2. Rangkap Interval
SKPD Tugas/Jabatan
3. Mutasi Pejabat
Penatausahaan
Keuangan (PPK)
Dokumen Jenis dokumen pengadaan 1. Jenis Dokumen Interval
Pengadaan (X4) yang terdiri dari dokumen 2. Kelengkapan Berkas
pengadaan barang/jasa, Kontrak
pemborongan/jasa lainnya
dan dokumen pengadaan
jasa konsultansi.
Ganti Uang Uang muka kerja yang 1. Intensitas Pengajuan Interval
Persediaan (X5) bersifat daur ulang Permohonan GU
(revolving) untuk 2. Peruntukan dana
membiayai kegiatan 3. Jadwal pengajuan

Universitas Sumatera Utara


operasional kantor sehari-
hari yang tidak dapat
dilakukan dengan
pembayaran lansung

Perubahan Pergeseran anggaran antar Keadaan yang Interval


Anggaran (Z) unit orgainsasi, antar menyebabkan harus
kegiatan, maupun antar dilakukannya
jenis belanja. pergeseran-pergeseran
antar unit organisasi,
antar kegiatan, dan
antar jenis belanja.
Sumber: Hasil olahan Peneliti, 2016

Pengukuran variabel dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan

pengukuran sikap dengan metode likert. Menurut Indriantoro dan Supomo (2002)

metode likert merupakan metode yang mengukur sikap dengan menyatakan setuju

atau ketidaksetujuannya terhadap subyek, obyek, atau kejadian tertentu. Metode

Likert dengan skala pengukuran interval menggunakan lima angka penilaian yaitu

dengan skor 1 sampai 5, dimana skor 5 (SS= Sangat Setuju), skor 4 (S= Setuju),

skor 3 (KS= Kurang Setuju), skor 2 (TS= Tidak Setuju) dan skor 1 (STS= Sangat

Tidak Setuju).

4.6 Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda

(Multiple Regression Analysis) dan uji residual untuk moderating variabel. Data

penelitian ini diolah dengan menggunakan program Statistical Package for Social

Science (SPSS). Analisis regresi berganda bermaksud untuk memperkirakan

bagaimana keadaan variabel dependen bila dihubungkan dengan dua atau lebih

variabel independen. Untuk menguji variabel moderating dipilih menggunakan uji

residual. Dengan persamaan regresi berganda pada model I dan uji residual pada

model II.

Universitas Sumatera Utara


1. Analisis regresi berganda, untuk menjawab hipotesis pertama.

Model regresi yang digunakan yaitu :

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + e …(1)

2. Uji residual, untuk menjawab hipotesis kedua. Model yang digunakan yaitu :

Z = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + e ….(2)

Persamaan (2) bertujuan untuk menguji pengaruh deviasi (penyimpangan)

dari suatu model.

| e | = a + b6Y ……….(3)

Persamaan (3) bertujuan untuk menguji apakah variabel perubahan

anggaran bisa dikatakan sebagai variabel moderating.

Keterangan :
Y = Penyerapan Anggaran (Dependent Variable)
Z = Perubahan Anggaran (Moderating Variable)
a = Nilai Y apabila X1 =X2 = 0
b1,b2..bn = Koefisiensi Regresi Berganda (Multiple Regression)
X1 = Perencanaan (Independent Variable )
X2 = Administrasi (Independent Variable)
X3 = SDM (Independent Variable )
X4 = Dokumen Pengadaaan (Independent Variable)
X5 = Ganti Uang Persediaan (Independent Variable)
 = error term
|e| = Nilai residual mutlak

Hipotesis kedua menggunakan analisis linier regresi berganda dengan

variabel moderating. Ghozali (2013) menyatakan variabel moderating adalah

variabel independen yang akan memperkuat atau memperlemah hubungan antara

variabel independen lainnya terhadap variabel dependen. Pengujian variabel

moderating dalam penelitian ini menggunakan uji residual. Uji residual dapat

menunjukkan apakah suatu variabel dapat dikatakan sebagai variabel moderating

atau tidak. Jika hasil uji residual suatu variabel memiliki koefisien signifikansi

Universitas Sumatera Utara


lebih kecil dari 0,05 yang berarti signifikan dan bernilai negatif hasilnya maka

variabel ini dapat dijadikan sebagai variabel moderating.

4.6.1 Uji Kualitas Data

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kualitas berupa konsistensi dan

akurasi data yang dikumpulkan melalui instrumen penelitian. Uji ini perlu

dilakukan karena jenis data penelitian adalah data primer, jenis pengujian berupa

uji validitas dan reliabilitas, yaitu:

4.6.1.1 Uji Validitas

Uji validitas data dilakukan untuk mendeteksi adakah pertanyaan-

pertanyaan pada kuisioner yang harus dibuang/ditukar karena dianggap tidak

relevan (Umar, 2009). Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner

tersebut (Ghozali, 2013). Jika r hitung (dapat dilihat pada kolom Corrected Item-

Total Correlation) lebih besar dari r tabel dan nilai positif, maka butir atau

pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid (Ghozali, 2013). Kriteria suatu

instrument sebagai berikut:

R hitung > r tabel (valid)

R hitung < r tabel (tidak valid)

4.6.1.2 Uji Realibilitas

Uji realibilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuisioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner dikatakan

reliabel atau handal jika jawaban dari responden terhadap pertanyaan adalah

konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2013). Jawaban responden

Universitas Sumatera Utara


terhadap pertanyaan dikatakan reliabel jika masing-masing pertanyaan dijawab

secara konsisten.

Ghozali (2013) menyatakan bahwa pengukuran realibilitas dapat

dilakukan dengan dua cara yaitu:

1. Repeated Measure atau pengukuran ulang dilakukan dengan cara

memberikan kuisioner (pertanyaan) yang sama pada waktu yang berbeda,

dan kemudian dilihat apakah responden tetap konsisten dengan jawabannya.

2. One Shot atau pengukuran sekali saja dilakukan dengan cara hanya sekali

saja kuisioner diberikan kepada responden dan kemudian hasilnya

dibandingkan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban

pertanyaan.

Pengujian validitas dan realibilitas kuisioner dalam penelitian ini

menggunakan Repeated Measure atau pengukuran ulang dilakukan dengan cara

memberikan kuisioner (pertanyaan) yang sama pada waktu yang berbeda, dan

kemudian dilihat apakah responden tetap konsisten dengan jawabannya. Untuk

pengujian realibilitasnya digunakan uji statistic Cronbach Alpha. Suatu konstruk

atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,070

(Ghozali, 2013). Untuk melakukan pengujian realibilitas kuisioner dilakukan

dengan menggunakan softwere statistical package for social science (SPSS).

4.6.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik perlu dilakukan sebagai persyaratan dalam analisis agar

data dapat bermakna dan bermanfaat. Pengujian asumsi klasik yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu uji normalitas, uji multikolonieritas, dan uji

heteroskedastisitas.

Universitas Sumatera Utara


4.6.2.1 Uji Normalitas

Pengujian Normalitas data bertujuan untuk mengetahui distribusi data

dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak

digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Pada

penelitian digunakan uji statistik untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi

normal atau tidak (Ghazali, 2013). Uji normalitas data menggunakan Uji

Kolmogorov-Smirnov yaitu dengan membandingkan probabilitas dengan tingkat

signifikansi tertentu yaitu:

a. Nilai Signifikan atau probabilitas < 0,05, maka distribusi data adalah

tidak normal.

b. Nilai Signifikan atau probabilitas > 0,05, maka distribusi data adalah

normal.

4.6.2.2 Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji korelasi antara variabel

independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara

variabel independen (Ghozali, 2013). Pengujian multikolonieritas dilakukan

dengan menggunakan Variance Inflation Factor (VIF) dan tolerance. Nilai yang

umum dipakai untuk menunjukkan tidak terjadinya multikolonieritas adalah nilai

tolerance harus ≥ 0,10 atau sama dengan nilai Variance Inflation Factor (VIF)

dari masing-masing variabel ≤ 10.

4.6.2.3 Uji Heterokedastisitas

Menurut Ghozali (2013), uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji

apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varaians dari residual

satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual satu pengamatan

Universitas Sumatera Utara


ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika berbeda

disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.7 Uji Hipotesis Penelitian

Uji hipotesis berupa uji perbedaan antara nilai sampel dengan populasi

atau nilai data yang diteliti dengan nilai ekspektasi (hipotesis) Peneliti (Erlina,

2011). Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan koefisien

Determinasi (R2), uji F, dan uji t, dan uji residual.

4.7.1 Koefisien Determinasi ( R2)

Koefisien Determinasi (R2) dilakukan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefesien

determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan

variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat

terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

variabel dependen (Ghozali, 2013).

Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias

terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Banyak

peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat

mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R2, nilai Adjusted R2

dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam

model.

Universitas Sumatera Utara


4.7.2 Uji F

Uji Statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan

terdahap variabel dependen. Adapun langkah-langkah dalam pengambilan

keputusan untuk uji F adalah:

Ho: β = 0, maka perencanaan, administrasi, SDM, dokumen pengadaan, dan

pengajuan GU, secara simultan tidak berpengaruh terhadap

penyerapan anggaran SKPD di Kota Binjai.

H1: β ≠ 0, maka perencanaan, administrasi, SDM, dokumen pengadaan, dan

pengajuan GU, secara simultan berpengaruh terhadap penyerapan

anggaran SKPD di Kota Binjai.

Kriteria pengujian:

P Value (Sig) < 0,05 = Ho (terima Ho tolak H1)

P Value (Sig) > 0,05 = H1 (terima H1 tolak Ho)

4.7.3 Uji t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh satu variabel

independen secara individual atau parsial dapat menerangkan variasi variabel

terikat. Adapun langkah-langkah dalam pengambilan keputusan untuk uji t adalah:

H0 : β = 0, maka perencanaan, administrasi, SDM, dokumen pengadaan, dan

pengajuan GU, secara parsial tidak berpengaruh terhadap penyerapan

anggaran SKPD di Kota Binjai.

H1: β ≠ 0, maka perencanaan, administrasi, SDM, dokumen pengadaan, dan

pengajuan GU secara parsial berpengaruh terhadap penyerapan

anggaran SKPD di Kota Binjai.

Universitas Sumatera Utara


Kriteria pengujian:

P Value (Sig) > 0,05 = Ho (terima Ho tolak H1)

P Value (Sig) < 0,05 = H1 (terima H1 tolak H0)

4.7.4 Uji Residual

Pengujian variabel moderating dengan uji residual digunakan untuk

mengatasi kecenderungan akan terjadi multikolonieritas yang tinggi antar variabel

independen (Ghozali, 2013). Uji residual menguji pengaruh deviasi dari suatu

model regresi dengan melihat Lack of Fit (ketidakcocokan) yang ditunjukkan oleh

nilai residual. Adapun langkah-langkah dalam pengambilan keputusan untuk uji

residual adalah :

H0 : β = 0, maka perubahan anggaran tidak mampu memoderasi hubungan

perencanaan, administrasi, SDM, dokumen pengadaan, GU, dengan

penyerapan anggaran SKPD di Kota Binjai.

H1: β ≠ 0, maka perubahan anggaran sebagai variabel moderating mampu

memoderasi hubungan perencanaan, administrasi, SDM, dokumen

pengadaan, GU, dengan penyerapan anggaran SKPD di Kota Binjai.

Kriteria pengujian:

P Value (Sig) > 0,05 dan nilai koefisien parameternya positif = Ho

(terima Ho tolak H1) dan tidak dapat memoderasi.

P Value (Sig) < 0,05 dan nilai koefisien parameternya negatif = H1

(terima H1 tolak Ho) dapat memoderasi.

Universitas Sumatera Utara


91

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah Kota

Binjai yang merupakan salah satu kota di Propinsi Sumatera Utara yang hanya

berjarak ± 22 Km dari Kota Medan (± 30 menit perjalanan), bahkan batas terluar

Kota Binjai dengan batas terluar Kota Medan hanya berjarak ± 8 Km. Kota Binjai

berbatasan langsung dengan Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Langkat,

serta berada pada Jalur Trasportasi Utama yang menghubungkan Propinsi

Sumatera Utara dengan Propinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD) serta ke

Objek Wisata Bukit Lawang Kabupaten Langkat. Secara geografis Kota Binjai

terletak pada posisi 3° 31' 31" - 3° 40' 2" LU dan 98° 27' 3" - 98° 32' 32" BT dan

terletak ± 28 M di atas permukaan laut (Sumber: wikipedia.com).

Dalam perkembangannya Kota Binjai sebagai salah satu Daerah Tingkat II

di Provinsi Sumatera Utara telah membenahi dirinya dengan melakukan

pemekaran wilayahnya. Semenjak ditetapkan Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun

1986 wilayah Kota daerah Kota Binjai telah diperluas menjadi 90,23 Km persegi

serta mempunyai penduduk sebanyak 257.105 jiwa dengan 5 wilayah Kecamatan

yang terdiri dari 11 Desan dan 19 kelurahan. Setelah diadakan pemecahan Desa

dan Kelurahan pada tahun 1993 maka jumlah desa menjadi 17 dan kelurahan 20.

Perubahan itu berdasarkan Keputusan Gubernur Sumatera Utara No.

146/2624/SK/1996 tanggal 7 Agustus 1996, 17 Desa menjadi Kelurahan (BPS

Kota Binjai, 2009).

Universitas Sumatera Utara


92

5.2 Deskripsi Responden

Berdasarkan data penelitian yang telah dikumpulkan, maka diperoleh data

tentang responden penelitian yang terdiri dari: (1) Jenis Kelamin, (2) Tingkat

Pendidikan, (3) Latar Belakang Pendidikan, dan (4) Kursus/diklat/bimbingan

teknis di bidang akuntansi, pengelolaan keuangan daerah dan penyusunan laporan

keuangan yang pernah diikuti responden. Tabel 5.1 sampai 5.4 menyajikan

ringkasan demograpi responden.

Tabel 5.1
Jenis Kelamin Responden

No Janis Kelamin Frekuensi Persentase

1 Pria 27 42,2%
2 Wanita 37 57,8%
Total 64 100%
Sumber: Hasil Rekapitulasi Kuisioner, 2016

Berdasarkan jenis kelamin, dapat dilihat persentase responden pria

sebanyak 27 orang atau sebesar 42,2% dan responden wanita sebanyak 37 orang

atau 57,8%.

Selanjutnya responden juga diukur berdasarkan tingkat pendidikan dengan

rincian sebagai berikut:

Tabel 5.2
Tingkat Pendidikan Responden

Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase


No
1 SLTA 15 23,4 %
2 Diploma 11 17,2 %
3 S1 36 56,3%
4 S2 2 3,1%
Total 64 100%
Sumber: Hasil Rekapitulasi Kuisioner, 2016

Universitas Sumatera Utara


93

Berdasarkan tingkat pendidikan, dapat dilihat sebanyak 15 orang (23,4 %)

responden memiliki tingkat pendidikan SLTA, 11 orang (17,2%) responden

dengan tingkat pendidikan Diploma, 36 orang (56,3%) dengan tingkat

pendidikan S1, dan 2 orang (3,1%) responden dengan tingkat pendidikan S2.

Tabel 5.3
Latar Belakang Pendidikan Responden

No Latar Belakang Pendidikan Frekuensi Persentase

1 Akuntansi 4 6,25%
2 Non Akuntansi 60 93,75%
Total 64 100%
Sumber: Hasil Rekapitulasi Kuisioner, 2016

Untuk tingkat latar belakang pendidikan responden, dapat dilihat

responden yang memiliki latar belakang pendidikan Akuntansi sebanyak 4 orang

atau 6,25%, dan responden yang memiliki latar belakang pendidikan non

Akuntansi sebanyak 60 orang atau 93,75%.

Tabel 5.4
Intensitas Kursus/Diklat/Bimtek di Bidang Akuntansi atau Pengelolaan
Keuangan Daerah ataupun Penyusunan Laporan Keuangan yang Pernah
diikuti Responden

No Frekuensi Frekuensi Persentase

1 Tidak pernah 9 14,1%


2 1 – 2 kali (pernah) 39 60.9%
3 3 – 5 kali (minim) 14 21,9%
4 6 – 10 kali (sering) 2 3,1%
5 11 – 20 kali (sangat sering) - -
Total 64 100%
Sumber: Hasil Rekapitulasi Kuisioner, 2016

Untuk Intensitas Kursus/Diklat/Bimtek di Bidang Akuntansi atau

Pengelolaan Keuangan Daerah ataupun Penyusunan Laporan Keuangan yang

Universitas Sumatera Utara


94

pernah diikuti responden, dapat dilihat mayoritas responden hanya pernah

mengikutinya sebanyak 1-2 kali saja yaitu sebanyak 39 orang (60,9%) responden.

5.3 Statistik Deskripsi Frekuensi

5.3.1 Variabel Perencanaan (X1)

Dari hasil kuisioner diperoleh gambaran mengenai variabel penelitian

yang dapat dilihat pada tabel 5.5 berikut:

Tabel 5.5 Persepsi responden terhadap perencanaan yang dijalankan


di SKPD responden

SS S KS TS ST
Pertanyaan
F % F % F % F % F %
1 25 39,1 39 60,9 - - - - - -
2 19 29,7 43 67,2 2 3,1 - - - -
3 33 51,6 30 46,9 1 1,6 - - - -
4 41 64,1 21 32,8 2 3,1 - - - -
Sumber: Rekapitulasi Jawaban Responden, 2016
Berdasarkan tabel 5.5 di atas dapat dilihat persepsi responden terhadap

penyusunan perencaan yang dijalankan di SKPD responden diuraikan sebagai

berikut:

1. Mayoritas responden (39 orang/ 60,95%) menyatakan setuju bahwa

penyusunan anggaran tanpa melakukan evaluasi terlebih dahulu.

2. Mayoritas responden (43 orang/ 67,2%) menyatakan setuju bahwa masih

terdapat program yang diajukan tidak sesuai dengan perencanaan dan

kebutuhan organisasi.

3. Mayoritas responden (33 orang/ 51,6%) menyatakan sangat setuju bahwa

masih terdapat program yang dilaksanakan tanpa memperhitungkan

kelayakan komposisi belanja.

Universitas Sumatera Utara


95

4. Mayoritas responden (41 orang/ 64,1%) menyatakan sangat setuju bahwa

masih program yang belum mendapat persetujuan dari DPRD sehingga

menghambat pelaksanaan kegiatan.

5.3.2 Variabel Administrasi (X2)

Dari hasil kuisioner diperoleh gambaran mengenai variabel penelitian yang

dapat dilihat pada tabel 5.6 berikut:

Tabel 5.6 Persepsi responden terhadap proses administrasi yang


dilaksanakan di SKPD responden

SS S KS TS ST
Pertanyaan
F % F % F % F % F %
1 6 9,4 54 84,4 4 6,3 - - - -
2 13 20,3 49 76,6 2 3,1 - - - -
3 24 37,5 39 60,9 1 1,6 - - - -
4 37 57,8 20 31,3 7 10,9 - - - -
Sumber: Rekapitulasi Jawaban Responden, 2016

Berdasarkan tabel 5.6 di atas dapat dilihat persepsi responden terhadap

pelaksanaan administrasi yang dijalankan di SKPD responden diuraikan sebagai

berikut:

1. Mayoritas responden (54 orang/ 84,4%) menyatakan setuju bahwa masih

seringnya terjadi kesalahan dalam penentuan akun program kegiatan.

2. Mayoritas responden (49 orang/ 76,6%) responden menyatakan setuju

bahwa masa penyusunan dan penelaahan anggaran yang terlalu singkat.

3. Mayoritas responden (39 orang/ 60,9%) responden menyatakan setuju

bahwa Verifikasi yang terlalu lama dari PPKAD/BUD.

4. Mayoritas responden ( 37 orang (57,8%) responden menyatakan sangat

setuju bahwa SK Panitia Lelang terlambat ditetapkan.

Universitas Sumatera Utara


96

5.3.3 Variabel Sumber Daya Manusia (X3)

Dari hasil kuisioner diperoleh gambaran mengenai variabel penelitian yang

dapat dilihat pada tabel 5.7 berikut:

Tabel 5.7 Persepsi responden terhadap Sumber Daya Manusia yang


ada di SKPD responden

SS S KS TS ST
Pertanyaan
F % F % F % F % F %
1 17 26,6 42 65,6 5 7,8 - - - -
2 - - 34 53,1 30 46,9 - - - -
3 - - 28 43,8 36 56,3 - - - -
4 - - 24 37,5 38 59,4 2 3,1 - -
5 1 1,6 14 21,9 47 73,4 2 3,1 - -
Sumber: Rekapitulasi Jawaban Responden, 2016

Berdasarkan tabel 5.7 di atas dapat dilihat persepsi responden terhadap

sumber daya manusia yang ada di SKPD responden diuraikan sebagai berikut:

1. Mayoritas responden (42 orang/ 65,6%) menyatakan setuju bahwa aparatur

pelaksana pengadaan kurang berkompeten dalam menangani

program/kegiatan.

2. Mayoritas responden (34 orang/ 53,1%) responden menyatakan setuju

bahwa adanya kekhawatiran Pejabat Pengadaan akibat pemberitaan

penangkapan dengan tuduhan korupsi.

3. Mayoritas responden (36 orang/ 56,3%) responden menyatakan kurang

setuju bahwa adanya rangkap tugas dalam jabatan panitia pengadaan

maupun jabatan lainnya.

4. Mayoritas responden (38 orang (59,4%) responden menyatakan kurang

setuju bahwa adanya keengganan menjadi pejabat pengadaan karena tidak

adanya keseimbangan resiko pekerjaan dengan imbalan yang diterima.

Universitas Sumatera Utara


97

5. Mayoritas responden (47 orang (74,3%) responden menyatakan kurang

setuju terhadap pertanyaan apakah di SKPD responden sering terjadi mutasi

Pejabat/Pegawai Pengelola Keuangan.

5.3.4 Variabel Dokumen (X4)

Dari hasil kuisioner diperoleh gambaran mengenai variabel penelitian yang

dapat dilihat pada Tabel 5.8 berikut:

Tabel 5.8 Persepsi responden terhadap pelaksanaan proses penyusunan


dokumen keuangan yang dijalankan di SKPD responden

SS S KS TS ST
Pertanyaan
F % F % F % F % F %
1 26 40,6 33 51,6 5 7,8 - - - -
2 28 43,8 35 54,7 1 1,6 - - - -
3 26 40,6 36 56,3 2 3,1 - - - -
4 32 50 30 46,9 2 3,1 - - - -
Sumber: Rekapitulasi Jawaban Responden, 2016

Berdasarkan tabel 5.8 di atas dapat dilihat persepsi responden terhadap

pelaksanaan administrasi yang dijalankan di SKPD responden diuraikan sebagai

berikut:

1. Mayoritas responden (33 orang/ 51,6%) menyatakan setuju bahwa masih

terjadinya dokumen kontrak yang belum ditandatangani karena terdapat

berbagai permasalahan seperti masih menunggu persetujuan tender.

2. Mayoritas responden (35 orang/ 54,7%) responden menyatakan setuju

bahwa masih terjadinya berkas SPJ tidak lengkap saat pengajuan GU/TU.

3. Mayoritas responden (36 orang/ 56,3%) responden menyatakan setuju

bahwa masih adanya berkas Pengadaan Kontrak dan Lelang tidak lengkap

saat pengajuan LS.

Universitas Sumatera Utara


98

4. Mayoritas responden (32 orang (50%) responden menyatakan sangat setuju

bahwa masih adanya terjadi Gagal Bayar akibat salah dalam penentuan kode

rekening dalam dokumen pengadaan.

5.3.5 Variabel Ganti Uang Persediaan (X5)

Dari hasil kuisioner diperoleh gambaran mengenai variabel penelitian yang

dapat dilihat pada Tabel 5.9 berikut:

Tabel 5.9 Persepsi responden terhadap proses pengajuan Ganti Uang


Persediaan di SKPD responden

SS S KS TS ST
Pertanyaan
F % F % F % F % F %
1 30 46,9 33 51,6 1 1,6 - - - -
2 18 28,1 45 70,3 1 1,6 - - - -
3 27 42,2 28 43,8 9 14,1 - - - -
4 27 42,2 36 56,3 1 1,6 - - - -
Sumber: Rekapitulasi Jawaban Responden, 2016

Berdasarkan tabel 5.9 di atas dapat dilihat persepsi responden terhadap

pelaksanaan administrasi yang dijalankan di SKPD responden diuraikan sebagai

berikut:

1. Mayoritas responden (33 orang/ 51,6%) menyatakan setuju bahwa masih

seringnya terjadi kegiatan sudah dilaksanakan dengan Uang Persediaan

(UP) tapi belum diganti dengan pengajuan Ganti Uang Persediaan (GU).

2. Mayoritas responden (45 orang/ 70,3%) responden menyatakan setuju

bahwa adanya pengajuan Tambahan Uang Persediaan (TUP) sebanyak 2

kali pengajuan dikarenakan kebutuhan perkantoran memerlukan dana yang

cukup besar.

Universitas Sumatera Utara


99

3. Mayoritas responden (28 orang/ 43,8%) responden menyatakan setuju

bahwa masih terjadi Up tidak digunakan sesuai peruntukannya.

4. Mayoritas responden ( 36 orang (56,3%) responden menyatakan sangat

setuju bahwa masih terjadi pengajuan UP tidak sesuai jadwal

5.3.6 Variabel Perubahan Anggaran (Z)

Dari hasil kuisioner diperoleh gambaran mengenai variabel penelitian yang

dapat dilihat pada Tabel 5.10 berikut:

Tabel 5.10 Persepsi responden terhadap adanya perubahan anggaran


di SKPD responden

SS S KS TS ST
Pertanyaan
F % F % F % F % F %
1 4 6,3 60 93,8 - - - - - -
2 7 10,9 57 89,1 - - - - - -
3 3 4,7 58 90,3 3 4,7 - - - -
4 5 7,8 56 87,5 3 4,7 - - - -
5 3 4,7 27 42,2 34 53,1 - - - -
Sumber: Rekapitulasi Jawaban Responden, 2016

Berdasarkan tabel 5.10 di atas dapat dilihat persepsi responden terhadap

pelaksanaan administrasi yang dijalankan di SKPD responden diuraikan sebagai

berikut:

1. Mayoritas responden (60 orang/ 93,4%) menyatakan setuju bahwa

perubahan anggaran SKPD dilakukan untuk tujuan menyesuaikan anggaran

berjalan terhadap perubahan-perubahan terkini, termasuk perubahan dalam

peraturan perundang-undangan dan kebijakan dari Pemerintah Pusat.

2. Mayoritas responden (57 orang/ 89,1%) responden menyatakan setuju

bahwa SKPD sering mengalami perubahan anggaran yang tidak sesuai

dengan program yang telah direncanakan.

Universitas Sumatera Utara


100

3. Mayoritas responden (58 orang/ 90,39%) responden menyatakan setuju

bahwa perubahan anggaran akibat rasionalisasi menyebabkan terganggunya

pelaksanaan program yang telah direncanakan sebelumnya.

4. Mayoritas responden (56 orang (87,5%) responden menyatakan sangat

setuju bahwa walaupun mengganggu program yang telah direncanakan,

perubahan anggaran terkadang perlu dilakukan dengan alasan kebutuhan

Instansi.

5. Mayoritas responden (34 orang (53,1%) responden menyatakan ragu-ragu

bahwa perubahan anggaran sering terjadi akibat adanya kompromi politik.

5.3.7 Variabel Penyerapan Anggaran (Y)

Dari hasil kuisioner diperoleh gambaran mengenai variabel penelitian yang

dapat dilihat pada Tabel 5.11 berikut:

Tabel 5.11 Persepsi responden terhadap penyerapan anggaran di


SKPD responden

SS S KS TS ST
Pertanyaan
F % F % F % F % F %
1 45 70,3 19 29,7 - - - - - -
2 41 64,1 23 35,9 - - - - - -
3 9 14,1 51 79,7 4 6,3 - - - -
4 30 46,9 34 53,1 - - - - - -
5 27 42,2 37 57,8 - - - - - -
Sumber: Rekapitulasi Jawaban Responden, 2016

Berdasarkan tabel 5.11 di atas dapat dilihat persepsi responden terhadap

penyerapan anggaran di SKPD responden diuraikan sebagai berikut:

1. Mayoritas responden (45 orang/ 70,3%) menyatakan sangat setuju bahwa

penyerapan (realisasi) anggaran tidak pernah mencapai 100% dari pagu

anggaran.

Universitas Sumatera Utara


101

2. Mayoritas responden (41 orang/ 64,1%) responden menyatakan sangat

setuju bahwa tingkat penyerapan (realisasi) anggaran menurun dari tahun

sebelumnya

3. Mayoritas responden (51 orang/ 79,7%) responden menyatakan setuju

bahwa persentase penyerapan (realisasi) anggaran Belanja Operasional

selalu di bawah 90%.

4. Mayoritas responden (34 orang (53,1%) responden menyatakan setuju

bahwa persentase penyerapan (realisasi) anggaran Belanja Modal selalu di

bawah 90%.

5. Mayoritas responden (37 orang (57,8%) responden menyatakan setuju

bahwa persentase penyerapan (realisasi) anggaran Belanja Operasional

selalu lebih tinggi dari Belanja Modal.

5.4 Uji Kualitas Data

5.4.1 Uji Validitas

Pengujian validitas instrumen dengan menggunakan software SPSS, nilai

validitas dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation (r hitung).

Jika angka korelasi yang diperoleh lebih besar dari pada angka kritik (r hitung > r

tabel) maka instrumen tersebut dikatakan valid. Berdasarkan hasil uji validitas

dapat disimpulkan bahwa tidak seluruh item pernyataan untuk mengukur masing-

masing variabel penelitian dinyatakan valid. Hal ini dapat dilihat bahwa tidak

seluruh r hitung lebih besar r tabel, dimana nilai r tabel untuk sampel sebanyak 30

adalah 0,374, sebagaimana dapat dilihat pada tabel 5.12 di bawah ini:

Universitas Sumatera Utara


102

Tabel 5.12
Uji Validitas

Variabel Butir Pertanyaan r r Ket


Hitung Tabel
Penyerapan 1. Penyerapan (realisasi) Anggaran tidak 0,534 0,374 Valid
Anggaran (Y) pernah mencapai 100% dari Pagu
Anggaran
2. Tingkat penyerapan (realisasi) anggaran 0,618 0,374 Valid
menurun dari tahun sebelumnya
3. Persentase penyerapan (realisasi) anggaran 0,517 0,374 Valid
Belanja Operasional selalu di bawah 90%
4. Persentase penyerapan (realisasi) anggaran 0,711 0,374 Valid
Belanja Modal selalu di bawah 90%
5. Persentase penyerapan (realisasi) anggaran 0,618 0,374 Valid
Belanja Operasional selalu lebih tinggi dari
Belanja Modal

Perencanaan 1. Sebelum penyusunan anggaran, tidak 0,513 0,374 Valid


(X1) dilakukan evaluasi anggaran tahun
sebelumnya.
2. Program yang diajukan tidak sesuai dengan 0,782 0,374 Valid
perencanaan dan kebutuhan organisasi.
3. Pelaksanaan program tanpa 0,720 0,374 Valid
memperhitungkan kelayakan komposisi
belanja
4. Adanya program yang belum mendapat 0,676 0,374 Valid
persetujuan dari DPRD
5. Adanya kegiatan yang belum memiliki 0,272 0,374 Tidak
dasar hukum yang jelas Valid

Administrasi 1. Sering terjadi kesalahan dalam penentuan 0,799 0,374 Valid


(X2) akun program kegiatan.
2. Masa penyusunan dan penelaahan anggaran 0,613 0,374 Valid
yang terlalu singkat
3. Verifikasi yang terlalu lama dari 0.698 0,374 Valid
PPKAD/BUD
4. SK Panitia Lelang terlambat ditetapkan 0,799 0,374 Valid
5. Adanya masalah sertifikat pejabat 0,043 0,374 Tidak
pelaksana pengadaan yang masih kurang Valid

Sumber Daya 1. Aparatur pelaksana pengadaan kurang 0,778 0,374 Valid


Manusia (X3) berkompeten dalam menangani
program/kegiatan.
2. Adanya kekhawatiran Pejabat pengadaan 0,711 0,374 Valid
akibat pemberitaan penangkapan dengan
tuduhan korupsi.
3. Adanya rangkap tugas dalam jabatan 0,587 0,374 Valid
panitia pengadaan maupun jabatan lainnya
4. Adanya keengganan menjadi pejabat 0,715 0,374 Valid
pengadaan karena tidak adanya
keseimbangan resiko pekerjaan dengan

Universitas Sumatera Utara


103

imbalan yang diterima


5. Pejabat/Pegawai Pengelola Keuangan 0,663 0,374 Valid
sering mengalami mutasi

Dokumen 1. Dokumen Kontrak belum ditandatangani 0,533 0,374 Valid


Pengadaan karena terdapat berbagai permasalahan
(X4) seperti masih menunggu persetujuan
tender.
2. Berkas SPJ tidak lengkap saat pengajuan 0,440 0,374 Valid
GU/TU.
3. Berkas Pengadaan Kontrak dan Lelang 0,569 0,374 Valid
tidak lengkap saat pengajuan LS
4. Terjadi Gagal Bayar akibat salah dalam 0,582 0,374 Valid
penentuan kode rekening dalam dokumen
pengadaan.
5. Adanya pemalsuan dokumen pengadaan, 0,304 0,374 Tidak
seperti berita acara pemeriksaan, berita Valid
acara serah terima barang yang
ditandatangani sendiri.

Ganti Uang 1. Kegiatan sudah dilaksanakan dengan Uang 0,460 0,374 Valid
Persediaan Persediaan (UP) tapi belum diganti dengan
(X5) pengajuan Ganti Uang Persediaan (GU).
2. Adanya pengajuan Tambahan Uang 0,600 0,374 Valid
Persediaan (TUP) sebanyak 2 kali
pengajuan dikarenakan kebutuhan
perkantoran memerlukan dana yang cukup
besar.
3. Adanya sisa UP/TUP yang terlambat 0,285 0,374 Tidak
disetorkan ke kas daerah. Valid
4. Up tidak digunakan sesuai peruntukannya. 0,438 0,374 Valid
5. Pengajuan UP tidak sesuai jadwal. 0,589 0,374 Valid
Perubahan 1. Perubahan anggaran SKPD dilakukan 0,506 0,374 Valid
Anggaran (Z) untuk tujuan menyesuaikan anggaran
berjalan terhadap perubahan-perubahan
terkini, termasuk perubahan dalam
peraturan perundang-undangan dan
kebijakan dari Pemerintah Pusat.
2. SKPD sering mengalami perubahan 0,830 0,374 Valid
anggaran yang tidak sesuai dengan
program yang telah direncanakan.
3. Perubahan Anggaran akibat rasionalisasi 0,734 0,374 Valid
menyebabkan terganggunya pelaksanaan
program yang telah direncanakan
sebelumnya.
4. Walaupun mengganggu program yang telah 0,489 0,374 Valid
direncanakan, perubahan anggaran
terkadang perlu dilakukan dengan alasan
kebutuhan Instansi.
5. Perubahan Anggaran sering terjadi akibat 0,588 0,374 Valid
adanya kompromi politik.
Sumber : Hasil uji validitas kuissioner, 2016

Universitas Sumatera Utara


104

Berdasarkan hasil uji validitas diperoleh hasil:

1. Hasil uji validitas penyerapan anggaran seluruh butir pertanyaan dinyatakan

valid karena seluruh nilai r hitung butir pertanyaan > r tabel.

2. Hasil uji validitas perencanaan terdapat satu butir pertanyaan memiliki nilai r

hitung < dari r tabel yaitu butir pertayaan nomor 5 sehingga tidak dapat

digunakan dalam pengolahan data selanjutnya.

3. Hasil uji validitas administrasi terdapat satu butir pertanyaan yang tidak valid

yaitu pertanyaan nomor 5 karena nilai r hitung < r tabel tidak dimasukkan

sebagai item pernyataan untuk mengolah data selanjutnya.

4. Hasil uji validitas sumber daya manusia seluruh butir pertanyaan dinyatakan

valid karena seluruh nilai r hitung butir pertanyaan > r tabel sehingga semua

item dapat digunakan dalam pengolahan data selanjutnya.

5. Hasil uji validitas dokumen pengadaan dapat dilihat butir pertanyaan nomor

5 dinyatakan tidak valid karena nilai r hitung < r tabel sehingga tidak

dimasukkan sebagai item pernyataan untuk mengolah data selanjutnya.

6. Hasil uji validitas ganti uang persediaan, butir pertanyaan nomor 3 tidak

valid karena nilai r hitung < r tabel sehingga tidak dapat digunakan dalam

pengolahan data selanjutnya.

7. Hasil uji validitas perubahan anggaran semua butir pertanyaan dapat

digunakan karena nilai r hitung > dari r tabel sehingga semua item dapat

digunakan dalam pengolahan data selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara


105

5.4.2 Uji Reliabilitas

Setelah dilakukan uji validitas, langkah selanjutnya adalah melakukan uji

reliabilitas data yaitu dengan melihat nilai cronbach’s alpha. Jika nilai

Cronbach’s alpha lebih besar dari 0,7 maka kuisioner penelitian tersebut

dinyatakan reliabel (Ghozali, 2013).

Tabel 5.13
Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha Batas Ket


Reliabilitas
Perencanaan (X1) 0,803 0,7 Reliabel
Administrasi (X2) 0,780 0,7 Reliabel
Sumber Daya Manusia (X3) 0,864 0,7 Reliabel
Dokumen Pengadaan (X4) 0,720 0,7 Reliabel
Ganti Uang Persediaan (X5) 0,712 0,7 Reliabel
Perubahan Anggaran (Z) 0,826 0,7 Reliabel
Penyerapan Anggaran (Y) 0,811 0,7 Reliabel
Sumber: Hasil Uji Reliabilitas, 2016

Berdasarkan tabel 5.13 reliability statistics tampak nilai Cronbach Alpha

dari setiap variabel penelitian memiliki nilai lebih besar dari 0,7. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa kuisioner yang digunakan dalam penelitian

reliabel atau andal

5.5 Uji Asumsi Klasik

5.5.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji normalitas

bertujuan untuk melihat normal tidaknya data yang akan dianalisis. Model regresi

yang baik hendaknya berdistribusi normal atau mendekati normal. Untuk menguji

normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan uji Kolmogorov-

Universitas Sumatera Utara


106

Smirnov untuk menentukan normalitas distribusi residual. Jika sig atau p-value >

0,05 maka data berdistribusi normal (Ghozali,2013).

Tabel 5.14
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 64
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .98622828
Most Extreme Differences Absolute .091
Positive .091
Negative -.051
Test Statistic .091
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber : Hasil Penelitian, 2015

Berdasarkan tabel 5.14 di atas dapat dilihat uji statistik normalitas

menggunakan 1 Sample-KS menunjukkan nilai Asymp. sig, (2-tailed) > α (0,200 >

0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui uji statistik terbukti

data residual terdistribusi normal.

5.5.2 Uji Multikolinieritas

Tabel 5.15
Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
X1_Perencanaan .769 1.301
X2_Administrasi .958 1.044
X3_SDM .677 1.478
X4_Dokumen .841 1.189
X5_GU .885 1.130
a. Dependent Variable: Y_Penyerapan

Universitas Sumatera Utara


107

Hasil uji multikolinieritas ditunjukkan pada tabel 5.15, nilai yang dipakai

untuk menunjukkan tidak terjadinya multikoleniaritas adalah nilai tolerance harus

≥ 0,1 atau sama dengan nilai Variance Inflation Factor (VIF) dari masing-masing

variabel ≤ 10. Dapat disimpulkan bahwa pada model tidak terjadi masalah

multikolinieritas.

5.5.3 Uji Heteroskedastisitas

Tabel 5.16
Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 2.528 1.380 1.832 .072
X1_Perencanaan -.003 .050 -.009 -.061 .951
X2_Administrasi -.044 .050 -.111 -.888 .378
X3_SDM -.089 .056 -.237 -1.590 .117
X4_Dokumen .084 .044 .255 1.912 .061
X5_GU -.050 .046 -.142 -1.092 .280
a. Dependent Variable: Abs_res1

Berdasarkan pada tabel 5.16, hasil uji heteroskedastisitas dengan

menggunakan uji Glejser diperoleh nilai sig dari masing-masing variabel

independen lebih besar dari (>) tingkat kepercayaan (α) sebesar 0,05. Hal ini

menunjukkan bahwa dalam model regresi tidak ada gejala heteroskedastisitas.

5.6 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis bertujuan menjawab rumusan masalah tentang apakah

perencanaan, administrasi, SDM, dokumen, GU, secara simultan dan parsial

berpengaruh terhadap kemampuan penyerapan anggaran, Pengujian hipotesis

dilakukan melalui, koefisien determinasi (R2), uji statistik F, uji statistik t, dan uji

residual.

Universitas Sumatera Utara


108

5.6.1 Koefisien Determinasi (R2)

Tabel 5.17
Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
a
1 .852 .726 .703 1.028
a. Predictors: (Constant), X5_GU, X4_Dokumen, X2_Administrasi, X1_Perencanaan, X3_SDM
b. Dependent Variable: Y_Penyerapan
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

Berdasarkan tabel 5.17 diketahui nilai R Square sebesar 0,726 hal ini

menunjukkan variabel perencanaan, administrasi, sumber daya manusia,

dokumen, ganti uang persediaan, sebagai variabel independen memiliki hubungan

yang kuat sebesar 72,6 % dengan variabel penyerapan anggaran sebagai variabel

dependen, Nilai Adjusted R Square sebesar 0,703 berarti variabel kemampuan

penyerapan anggaran sebagai variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel

perencanaan, administrasi, SDM, dokumen pengadaan, GU sebesar 70,3%,

sedangkan sisanya 29,7% dapat dijelaskan oleh variabel lainnya di luar penelitian

ini.

5.6.2 Uji Statistik F

Tabel 5.18
Uji Statistik F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 162.473 5 32.495 30.757 .000b
Residual 61.277 58 1.056
Total 223.750 63
a. Dependent Variable: Y_Penyerapan
b. Predictors: (Constant), X5_GU, X4_Dokumen, X2_Administrasi, X1_Perencanaan,
X3_SDM
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

Universitas Sumatera Utara


109

Kriteria pengambilan keputusan menggunakan nilai signifikansi F pada

taraf nyata 5 %, Dari tabel 5.18, diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 yang

lebih kecil dari α = 0,05 sehingga dapat disimpulkan secara simultan variabel

perencanaan, administrasi, SDM, dokumen pengadaan, GU berpengaruh

signifikan terhadap variabel penyerapan anggaran.

5.6.3 Uji Statistik t

Tabel 5.19
Uji Statistik t

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1.045 2.258 .463 .645
X1_Perencanaan .190 .082 .182 2.322 .024
X2_Administrasi .043 .081 .037 .525 .602
X3_SDM .711 .092 .647 7.742 .000
X4_Dokumen .063 .072 .065 .874 .386
X5_GU .200 .075 .194 2.656 .010
a. Dependent Variable: Y_Penyerapan

Berdasarkan tabel 5.19 dapat diformulasikan dalam bentuk persamaan

regresi berikut ini :

Y = 1,045 + 0,190_ X1 + 0,43_X2 + 0,711_X3 + 0,063_X4 + 0,200_ X5

Dari persamaan regresi linier di atas dapat dijelaskan bahwa :

1. Konstanta (a).

Konstanta bernilai positif pada seluruh variabel, hal ini menandakan bahwa

persamaan regresi berganda tersebut memiliki hubungan yang searah,

artinya penyerapan anggaran akan meningkat seiring dengan meningkatnya

perencanaan (X1), administrasi (X2), SDM (X3), dokumen (X4), dan

pengajuan GU (X5).

Universitas Sumatera Utara


110

Nilai konstanta bernilai 1,045 berarti jika variabel independen dalam model

bernilai nol, penyerapan anggaran dapat terjadi sebesar nilai konstanta.

2. Perencanaan (X1) terhadap tingkat penyerapan anggaran (Y).

Berdasarkan nilai koefisien regresi positif sebesar 19% dan nilai signifikan

sebesar 0,024 yang lebih kecil dari (<) α = 0,05 dapat disimpulkan bahwa

variabel perencanaan berpengaruh positif dan signifikan mempengaruhi

penyerapan anggaran. Berpengaruh positif menunjukkan bahwa semakin

meningkatnya perencanaan sebesar 1% maka akan semakin meningkat pula

penyerapan anggaran sebesar 19%. Demikian juga sebaliknya semakin

menurunnya perencanaan sebesar 1% maka akan semakin menurun pula

penyerapan anggaran sebesar 19%.

3. Administrasi (X2) terhadap tingkat penyerapan anggaran (Y).

Berdasarkan nilai koefisien regresi positif sebesar 4,3 % dan nilai signifikan

sebesar 0,602 yang lebih besar dari (>) α = 0,05 dapat disimpulkan bahwa

variabel administrasi berpengaruh positif namun tidak signifikan

mempengaruhi penyerapan anggaran. Berpengaruh positif menunjukkan

bahwa semakin meningkatnya administrasi sebesar 4,3% maka akan semakin

meningkat pula penyerapan anggaran sebesar 4,3%. Demikian juga

sebaliknya semakin menurunnya kualitas administrasi sebesar 1% maka akan

semakin menurun pula penyerapan anggaran sebesar 4,3%.

4. SDM (X3) terhadap tingkat penyerapan anggaran (Y).

Berdasarkan nilai koefisien regresi positif sebesar 71,1% dan nilai

signifikan sebesar 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05 dapat disimpulkan

bahwa variabel sumber daya manusia berpengaruh positif dan signifikan

Universitas Sumatera Utara


111

mempengaruhi penyerapan anggaran. Berpengaruh positif menunjukkan

bahwa semakin meningkatnya kompetensi sumber daya manusia sebesar 1%

maka akan semakin meningkat pula penyerapan anggaran sebesar 71,1%.

Demikian juga sebaliknya semakin menurunnya kompetensi sumber daya

manusia sebesar 1% maka akan semakin menurun pula penyerapan

anggaran sebesar 71,1%.

5. Dokumen Pengadaan (X4) terhadap tingkat penyerapan anggaran (Y).

Berdasarkan nilai koefisien regresi positif sebesar 6,3% dan nilai signifikan

sebesar 0,386 yang lebih besar dari (>) α = 0,05 dapat disimpulkan bahwa

variabel dokumen pengadaan berpengaruh positif namun tidak signifikan

mempengaruhi penyerapan anggaran. Berpengaruh positif menunjukkan

bahwa semakin meningkatnya kualitas dokumen pengadaan sebesar 1%

maka akan semakin meningkat pula penyerapan anggaran sebesar 6,3%.

Demikian juga sebaliknya semakin menurunnya nilai dokumen pengadaan

sebesar 1% maka akan semakin menurun pula penyerapan anggaran sebesar

6,3%.

6. Ganti Uang Persediaan (X5) terhadap tingkat penyerapan anggaran (Y).

Berdasarkan nilai koefisien regresi positif sebesar 20% dan nilai signifikan

sebesar 0,010 yang lebih kecil dari (<) α = 0,05 dapat disimpulkan bahwa

variabel ganti uang persediaan berpengaruh positif dan signifikan

mempengaruhi penyerapan anggaran. Berpengaruh positif menunjukkan

bahwa semakin meningkatnya proses pengajuan ganti uang persediian

sebesar 1% maka akan semakin meningkat pula penyerapan anggaran

sebesar 20%. Demikian juga sebaliknya semakin menurunnya proses

Universitas Sumatera Utara


112

pengajuan ganti uang persediaan sebesar 1% maka akan semakin menurun

pula penyerapan anggaran sebesar 20%.

5.6.4 Uji Residual

Hasil persamaan residual dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 5.20

berikut:

Tabel 5.20
Hasil Pengujian Regresi Variabel Moderating
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 18.199 2.807 6.483 .000
X1_Perencanaan .020 .102 .028 .199 .843
X2_Administrasi .233 .101 .289 2.311 .024
X3_SDM -.194 .114 -.253 -1.704 .094
X4_Dokumen -.011 .089 -.017 -.128 .898
X5_GU .047 .094 .065 .503 .617
a. Dependent Variable: Z_Perubahan

Uji residual dengan variabel moderating berupa perubahan anggaran

sebagai variabel moderating ini dimaksudkan untuk membuktikan hipotesis

bahwa variabel perubahan anggaran dapat memoderasi hubungan variabel

perencanaan, administrasi, SDM, dokumen pengadaan dan GU terhadap

penyerapan anggaran.

Berdasarkan tabel 5.20 yang dapat diformulasikan dalam bentuk

persamaan regresi berikut ini :

Z = 18,199+ 0,20_X1 + 0,233_X2 - 0,194_X3 - 0,011X4 + 0,047_X5 ...... (1)

Persamaan (1) di atas bertujuan untuk mendapatkan nilai residual dari

variabel moderating. Nilai residual dari persamaan (1) digunakan sebagai

variabel independen pada persamaan (2). Dari hasil uji persamaan (2) akan

Universitas Sumatera Utara


113

diperoleh kesimpulan apakah variabel perubahan anggaran bisa dikatakan

variabel moderating atau tidak. Sebuah variabel bisa dikatakan sebagai variabel

moderating apabila nilai signifikan < dari nilai α = 0,05 dan memiliki nilai

koefisien yang negatif.

Tabel 5.21
Hasil Uji Residual
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 4.389 1.222 3.591 .001
Y_Penyerapan -.158 .055 -.345 -2.894 .005
a. Dependent Variable: Abs_Moderating

Hasil pengujian persamaan (2) dapat dilihat pada tabel 5.21 maka model

uji residual dapat diformulasikan dalam bentuk persamaan sebagai berikut :

|e| = 4.389 – 0,158 _Y ............................... (2)

Berdasarkan hasil uji residual yang dilakukan diketahui bahwa tingkat

signifikansi Y sebesar 0,005 lebih kecil dari α = 0,05 dan koefisien regresi yang

bernilai -0,158 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel perubahan anggaran

merupakan variabel moderating yang dapat memperkuat hubungan antara

perencanaan, administrasi, SDM, dokumen pengadaan dan GU terhadap

penyerapan anggaran SKPD di Kota Binjai.

5.7 Pembahasan Hasil Penelitian


5.7.1 Pengaruh perencanaan terhadap penyerapan anggaran
Hasil pengujian pengaruh variabel perencanaan terhadap variabel

penyerapan anggaran dalam penelitian ini menunjukkan nilai positif sebesar 19%

Universitas Sumatera Utara


114

dan nilai signifikan sebesar 0,024 yang lebih kecil dari (<) α = 0,05 dapat

disimpulkan bahwa variabel perencanaan berpengaruh positif dan signifikan

mempengaruhi penyerapan anggaran. Berpengaruh positif menunjukkan bahwa

semakin meningkatnya perencanaan sebesar 1% maka akan semakin meningkat

pula penyerapan anggaran sebesar 19%. Demikian juga sebaliknya semakin

menurunnya perencanaan sebesar 1% maka akan semakin menurun pula

penyerapan anggaran sebesar 19%. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan Purtanto (2015) menyatakan bahwa faktor perencanaan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan anggaran belanja

pemerintah daerah. Hal ini juga sejalan dengan penelitian Herriyanto (2012) yang

menyatakan bahwa perencanaan memilki pengaruh yang positif signifikan

terhadap keterlambatan penyerapan anggaran.

Berdasarkan tabulasi jawaban responden untuk variabel perencanaan

menunjukkan bahwa mayoritas responden merasa bahwa penyusunan anggaran

masih dilaksanakan tanpa melakukan evaluasi terlebih dahulu, masih terdapat

program yang diajukan tidak sesuai dengan perencanaan dan kebutuhan

organisasi, masih terdapat program yang dilaksanakan tanpa memperhitungkan

kelayakan komposisi belanja, masih program yang belum mendapat persetujuan

dari DPRD sehingga menghambat pelaksanaan kegiatan. Hal ini akan

mempengaruhi adanya revisi pengeluaran anggaran, dimana adanya revisi DPA

karena tidak sesuai dengan kebutuhan. Hal ini dapat menunda realisasi anggaran

sehingga berdampak pada penyerapan anggaran. Perencanaan yang baik sangat

diperlukan agar dalam pelaksanaan proram kegiatan yang telah disusun tidak

menemui hambatan sehingga penyerapan anggaran akan berjalan tepat waktu.

Universitas Sumatera Utara


115

5.7.2 Pengaruh administrasi terhadap penyerapan anggaran

Berdasarkan nilai koefisien regresi positif sebesar 1 % dan nilai signifikan

sebesar 0,602 yang lebih besar dari (>) α = 0,05 dapat disimpulkan bahwa variabel

administrasi berpengaruh positif namun tidak signifikan mempengaruhi

penyerapan anggaran. Berpengaruh positif menunjukkan bahwa semakin

meningkatnya administrasi sebesar 4,3% maka akan semakin meningkat pula

penyerapan anggaran sebesar 4,3%. Demikian juga sebaliknya semakin

menurunnya perencanaan sebesar 1% maka akan semakin menurun pula

penyerapan anggaran sebesar 4,3%. Hal ini sejalan dengan penelitian Priatno dan

Khusaini (2013) yang menyatakan bahwa faktor adminstrasi mempunyai

pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap penyerapan anggaran satuan

kerja. Penelitian Herriyanto (2012) juga menyatakan bahwa faktor administrasi

berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap keterlambatan penyerapan

anggaran.

Berdasarkan tabulasi persepsi responden terhadap variabel administrasi

rata-rata responden merasa proses administrasi yang dilaksanakan di SKPD

masing-masing belum berjalan baik. Hal ini ditunjukkan dari jawaban responden

yang menyatakan bahwa masih terjadi kesalahan dalam penentuan akun program

kegiatan, masa penyusunan dan penelaahan anggaran yang terlalu singkat,

verifikasi yang terlalu lama dari PPKAD/BUD, SK Panitia Lelang terlambat

ditetapkan. Berbagai permasalahan ini tentu berdampak terhadap pelaksanaan

program kegiatan di SKPD responden.

Universitas Sumatera Utara


116

5.7.3 Pengaruh SDM terhadap penyerapan anggaran

Berdasarkan nilai koefisien regresi positif sebesar 72,2% dan nilai

signifikan sebesar 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05 dapat disimpulkan bahwa

variabel sumber daya manusia berpengaruh positif dan signifikan mempengaruhi

penyerapan anggaran. Berpengaruh positif menunjukkan bahwa semakin

meningkatnya kompetensi sumber daya manusia sebesar 1% maka akan semakin

meningkat pula penyerapan anggaran sebesar 71,1%. Demikian juga sebaliknya

semakin menurunnya kompetensi sumber daya manusia sebesar 1% maka akan

semakin menurun pula penyerapan anggaran sebesar 71,1%.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Kaharuddin (2012) yang

menyatakan bahwa faktor kapasitas sumber daya manusia berperan

mempengaruhi penyerapan belanja Dana Alokasi Khusus bidang pendidikan di

Kabupaten Sumbawa tahun anggaran 2010. Arif dan Halim (2013) juga

menyatakan hal yang sama bahwa faktor kapasitas sumber daya manusia

merupakan salah satu faktor yang paling mendominasi terjadinya minimnya

penyerapan APBD tahun 2011. Sedangkan dalam penelitian Purtanto (2015)

menyatakan bahwa kompetensi sumber daya manusia tidak berpengaruh positif

mempengaruhi penyerapan anggaran belanja Pemerintah Daerah.

Berdasarkan tabulasi persepsi responden terhadap variabel SDM mayoritas

responden menyatakan bahwa aparatur pelaksana pengadaan kurang berkompeten

dalam menangani program/kegiatan, adanya kekhawatiran Pejabat Pengadaan

akibat pemberitaan penangkapan dengan tuduhan korupsi, responden menyatakan

kurang setuju bahwa adanya rangkap tugas dalam jabatan panitia pengadaan

maupun jabatan lainnya, responden menyatakan kurang setuju bahwa adanya

Universitas Sumatera Utara


117

keengganan menjadi pejabat pengadaan karena tidak adanya keseimbangan resiko

pekerjaan dengan imbalan yang diterima, responden menyatakan kurang setuju

jika sering terjadi mutasi Pejabat/Pegawai Pengelola Keuangan. Dari tabulasi

kuisioner mengenai latar belakang pendidikan, mayoritas PPK dan bendahara

SKPD yang memiliki latar belakang pendidikan akuntansi yaitu hanya 4 orang

dari 64 responden seluruh SKPD di Kota Binjai.

5.7.4 Pengaruh dokumen pengadaan terhadap penyerapan anggaran

Berdasarkan nilai koefisien regresi positif sebesar 6,3% dan nilai

signifikan sebesar 0,386 yang lebih besar dari (>) α = 0,05 dapat disimpulkan

bahwa variabel dokumen pengadaan berpengaruh positif namun tidak signifikan

mempengaruhi penyerapan anggaran. Berpengaruh positif menunjukkan bahwa

semakin meningkatnya nilai dokumen pengadaan sebesar 1% maka akan semakin

meningkat pula penyerapan anggaran sebesar 6,3%. Demikian juga sebaliknya

semakin menurunnya nilai dokumen pengadaan sebesar 1% maka akan semakin

menurun pula penyerapan anggaran sebesar 6,3%.

Hasil penelitian ini sejalan dengan Herriyanto (2012) yang menyatakan

faktor dokumen pengadaan berpengaruh positif mempengaruhi keterlambatan

penyerapan anggaran belanja pada Satuan Kerja Kementerian/Lembaga di

Wilayah Jakarta. Penelitian yang dilakukan Priatno dan Khusaini (2013) juga

menyatakan bahwa faktor pengadaan barang dan jasa yang mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap penyerapan anggaran satuan kerja.

Berdasarkan tabulasi persepsi responden pada variabel dokumen

pengadaan mayoritas responden menyatakan masih adanya dokumen kontrak

Universitas Sumatera Utara


118

yang belum ditandatangani karena terdapat berbagai permasalahan seperti masih

menunggu persetujuan tender, adanya berkas SPJ tidak lengkap saat pengajuan

GU/TU, adanya berkas Pengadaan Kontrak dan Lelang tidak lengkap saat

pengajuan LS, masih adanya terjadi gagal bayar akibat salah dalam penentuan

kode rekening dalam dokumen pengadaan, hal ini menunjukkan bahwa rata-rata

responden merasa proses penataan dokumen pengadaan yang dilaksanakan di

SKPD masing-masing belum berjalan baik.

5.7.5 Pengaruh ganti uang persediaan terhadap penyerapan anggaran

Berdasarkan nilai koefisien regresi positif sebesar 20% dan nilai signifikan

sebesar 0,010 yang lebih kecil dari (<) α = 0,05 dapat disimpulkan bahwa variabel

ganti uang persediaan berpengaruh positif dan signifikan mempengaruhi

penyerapan anggaran. Berpengaruh positif menunjukkan bahwa semakin

meningkatnya proses pengajuan ganti uang persediian sebesar 1% maka akan

semakin meningkat pula penyerapan anggaran sebesar 20%. Demikian juga

sebaliknya semakin menurunnya proses pengajuan ganti uang persediaan sebesar

1% maka akan semakin menurun pula penyerapan anggaran sebesar 20%. Hal ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Herriyanto (2012) yang

menyatakan bahwa ganti uang persediaan memilki pengaruh positif dan signifikan

terhadap keterlambatan penyerapan anggaran.

Berdasarkan tabulasi kuisioner, mayoritas responden menyatakan bahwa

masih terjadi kegiatan telah dilaksanakan dengan Uang Persediaan (UP) tapi

belum diganti dengan pengajuan Ganti Uang Persediaan (GU), responden juga

menyatakan bahwa adanya pengajuan Tambahan Uang Persediaan (TUP)

Universitas Sumatera Utara


119

sebanyak 2 kali pengajuan dikarenakan kebutuhan perkantoran memerlukan dana

yang cukup besar, responden juga menyatakan bahwa masih terjadi Up tidak

digunakan sesuai peruntukannya, responden juga menyatakan masih terjadi

pengajuan UP tidak sesuai jadwal. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata

responden merasa proses pelaksanaan pengajuan ganti uang persediaan (GU) yang

dilaksanakan di SKPD masing-masing masih belum berjalan maksimal.

5.7.6 Pengaruh perubahan anggaran sebagai variabel moderasi terhadap


penyerapan anggaran

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan anggaran merupakan

merupakan variabel yang dapat memoderasi hubungan antara perencanaan,

administrasi, sumber daya manusia, dokumen pengadaan, dan pengajuan ganti

uang persediaan (GUP), dengan penyerapan anggaran. Hal ini dapat dilihat dari

hasil uji residual yang memperoleh nilai signifikansi Y sebesar 0,005 lebih kecil

dari α = 0,05 dan koefisien regresi yang bernilai -0,158 sehingga dapat

disimpulkan bahwa variabel perubahan anggaran merupakan variabel

moderating yang dapat memperkuat hubung antara perencanaan, administrasi,

sumber daya manusia, dokumen pengadaan dan ganti uang persediaan dengan

penyerapan anggaran SKPD di Kota Binjai.

Cornia, et al. (2004) yang menyatakan bahwa estimasi pendapatan pada

masa yang akan datang sangat penting dalam proses perencanaan, meskipun

tetap bisa dilakukan perubahan estimasi. Rebudgeting (penganggaran ulang)

dibutuhkan untuk membuat anggaran lebih responsif terhadap kebutuhan

anggaran partisipan dan untuk menyesuaikan dengan perubahan lingkungan

(Forrester & Mullins, 1992).

Universitas Sumatera Utara


120

Penelitian Abdullah dan Nazry (2015) membuktikan adanya perubahan

alokasi belanja daerah karena adanya perubahan dalam pendapatan daerah.

Penyesuaian anggaran belanja dilakukan untuk membuat perencanaan program

dan kegiatan menjadi lebih efesien dan efektif. Perubahan anggaran akan

mendekatkan jumlah perencanaan dengan realisasi, sehingga varian menjadi

hilang atau semakin kecil. Suatu kegiatan akan terlihat efektif ketika serapan

anggaran dapat dioptimalkan, dimana pada akhir tahun tidak banyak sisa

anggaran.

Penelitian yang dilakukan Abdullah dan Nazry (2015) tersebut sejalan

dengan penelitian ini dimana perubahan anggaran yang dilaksanakan di

lingkungan Pemerintah Kota Binjai bertujuan untuk menyesuaikan anggaran

belanja dilakukan untuk membuat perencanaan program dan kegiatan menjadi

lebih efesien dan efektif. Penyesuaian atas penerimaan dilakukan agar dana yang

ada dapat dioptimalkan penggunaannya. Perubahan anggaran ini tentunya akan

mempengaruhi penyerapan anggaran pada SKPD.

Berdasarkan tabulasi jawaban responden, mayoritas responden menyatakan

bahwa perubahan anggaran SKPD dilakukan untuk tujuan menyesuaikan

anggaran berjalan terhadap perubahan-perubahan terkini, termasuk perubahan

dalam peraturan perundang-undangan dan kebijakan dari Pemerintah Pusat,

responden menyatakan setuju bahwa SKPD sering mengalami perubahan

anggaran yang tidak sesuai dengan program yang telah direncanakan, responden

juga menyatakan bahwa perubahan anggaran akibat rasionalisasi menyebabkan

terganggunya pelaksanaan program yang telah direncanakan sebelumnya,

walaupun mengganggu program yang telah direncanakan, perubahan anggaran

Universitas Sumatera Utara


121

terkadang perlu dilakukan dengan alasan kebutuhan instansi, responden

menyatakan ragu-ragu bahwa perubahan anggaran sering terjadi akibat adanya

kompromi politik. Hal tersebut menunjukkan bahwa rata-rata responden merasa

bahwa perubahan anggaran yang dilaksanakan di SKPD masing-masing tidak

mengganggu program yang telah dilaksanakan atau dengan kata lain perubahan

anggaran perlu untuk dilakukan.

Universitas Sumatera Utara


122

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari analisa data, pengujian hipotesis dan pembahasan penelitian, maka

dapat diambil beberapa kesimpulan:

1. Perencanaan, administrasi, sumber daya manusia, dokumen pengadaan, dan

pengajuan ganti uang persediaan secara simultan berpengaruh positif

signifikan terhadap penyerapan anggaran SKPD di Kota Binjai. Secara

parsial variabel perencanaan, SDM, dan pengajuan GU berpengaruh positif

dan signifikan terhadap penyerapan anggaran Satuan Kerja Perangkat

Daerah di Kota Binjai. Administrasi dan dokumen pengadaan berpengaruh

positif namun tidak signifikan terhadap penyerapan anggaran SKPD di Kota

Binjai. SDM merupakan variabel dominan dalam mempengaruhi

penyerapan anggaran SKPD di Kota Binjai.

2. Perubahan anggaran merupakan variabel moderating yang dapat

memperkuat hubungan antara perencanaan, administrasi, sumber daya

manusia, dokumen pengadaan dan ganti uang persediaan dengan

penyerapan anggaran SKPD di Kota Binjai.

6.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini dilakukan hanya pada satu kota di Sumatera Utara, yaitu

SKPD yang ada di Kota Binjai sehingga menjadi keterbatasan karena hasil

penelitian belum dapat digeneralisasi ke tingkat Provinsi Sumatera Utara.

84

Universitas Sumatera Utara


123

6.3 Saran

1. Pemerintah Kota Binjai dapat memaksimalkan penyerapan anggaran

dengan meningkatkan kualitas perencanaan penyusunan anggaran,

meningkatkan kualitas sumber daya aparatur, penempatan aparatur yang

berkompeten sesuai latar belakang pendidikan dan keahlian,

memaksimalkan monitoring anggaran sehingga penerapan penganggaran

berbasis kinerja (performance-based budgeting) pada pemerintah Kota

Binjai dapat terus ditingkatkan di masa-masa mendatang.

2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang penyerapan anggaran

SKPD disarankan agar memperluas lokasi penelitian Kabupaten/Kota

sehingga hasil penelitian menjadi lebih luas lagi cakupannya.

Universitas Sumatera Utara


124

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Syukriy dan Jhon Andra Asmara. 2006. Perilaku Oportunistik


Legislatif Dalam Penganggaran Daerah: Bukti Empiris atas Aplikasi
Agency Theory di Sektor Publik. Simposium Nasional Akuntansi 9
Padang, 23-26 Agustus 2006.

______________. 2013. Defisit dan Surplus dalam Anggaran Daerah: Apakah


Saling Berhubungan? Januari 1.Web link:
http://syukriy.wordpress.com/2013/01/01/defisit-dan-surplus-dalam-
anggaran-daerah-apakah-saling-berhubungan/(9/11/2014)

______________& Ramadhaniatun Nazry.2014. Analisis Varian Anggaran


Pemerintah Daerah. Makalah dipresentasikan pada Konferensi Nasional
Akuntansi I, Ikatan Akuntansi Indonesia pada tanggal 26-28 Februari.
Jakarta:Universitas Mercu Buana.

______________Romaidon Darma, & Hasan Basri. 2015.2015. Faktor-Faktor


Yang Mempengaruhi Serapan Anggaran Pemerintah Daerah (Studi pada
Pemerintah Kabupaten/Kota di Aceh). Tesis. Aceh: Universitas Syah
Kuala.

Allison dan Kaye.2005. Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Nirlaba. ISBN:


9789794614488. Yayasan Obor Indonesia.

Amir, Hidayat.2013. Penguatan Hubungan Ekonomi dan Keuangan Internasional


dalam Mendukung Pembangunan Nasional. PT. Nagakusuma Media
Kreatif. Jakarta.

Anessi-Pessina, Eugenio, Maria francesca Sicilia & Ileana Steccolini. 2012.


Budgeting and Rebudgeting in Local Governments: A Siamese Twins?
Public Administration Review72(6): 875-884.

Arif, Emkhad, dan Abdul Halim.2013. Identifikasi Faktor-Faktor Penyebab


Minimnya Penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Kabupaten/Kota di Provinsi Riau Tahun 2011. Simposium Nasional
Akuntansi XVI Manado, 25-28 September 2013. Jurnal dan Prosiding
SNA Vol. 16.Tahun 2013.

Asmarani, Tias. 2013. Pengaruh Perencanaan Anggaran, Pengelolaan Kas dan


Pelaporan, Terhadap Kinerja Kepala SKPD (Studi Kasus pada Pemerintah
Kota Pematang Siantar). Tesis. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP).2011. Menyoal


Penyerapan Anggaran. Majalah Perwakilan BPKP Provinsi D.I
Yogyakarta, Edisi Desember 2011 tahun III/No 6 ISSN 2088-2890.

Universitas Sumatera Utara


125

Bastian, Indra. 2001. Akuntansi Sektor Publik di Indonesia, Edisi 1. BPFE UGM,
Yogyakarta.

Biro Keuangan Pemprov Sumut http://www.sumutprov.go.id/berita-lainnya/503-


realisasi-apbd-sumut-masih-60-persen, diakses pada 12 november 2015
pukul 11.06).

Cornia, Gary C., Ray D. Nelson & Andrea Wilko.2004. Fiscal Planning,
Budgeting, and Rebudgeting Using Revenue Semaphores. Public
Administration Review 64(2): 164-179.

Darise, Nurlan.2007. Pengelolaan Keuangan Pada Satuan Kerja Perangkat


Daerah (SKPD). Jakarta: PT. Indeks.

____________.2008. Akutansi Keuangan Daerah. Jakarta.PT. Indeks.

Erlina.2011. Metodologi Penelitian Bisnis. Medan:Usu Press.

Fitriany, Nur.2014. Faktor-faktor yang mempengaruhi penumpukan penyerapan


anggaran di akhir tahun (studi di Kota Pekalongan tahun 2013). Tesis.
Semarang: Universitas stikubank.
http://www.unisbank.ac.id/ojs/index.php/pasca1/article/view/2493

Forrester, John P & Daniel R. Mullins.1992. Rebudgeting: The Serial Nature of


Municipal Budgetary Processes. Public Administration Review 52(5): 467-
473.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivatiate Dengan Program IBM SPSS
20. Edisi 6. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Herriyanto, Hendris.2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keterlambatan


Penyerapan Anggaran Belanja pada Satuan Kerja Kementerian/Lembaga
di Wilayah Jakarta. Tesis. Jakarta: Fakultas Ekonomi.Universitas
Indonesia.

Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang 2002. Metodologi Penelitian Bisnis:


Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta.

Kaharuddin. 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan


Belanja Daerah di Kabupaten Sumbawa (Studi Kasus: Belanja Dana
Alokasi Khusus Bidang pendidikan 2010). Tesis. Yogyakarta: Fakultas
Ekonomi Pembangunan. Universitas Gajah Mada.

Kuswoyo, Iwan Dwi. 2012. Analisis atas Faktor-Faktor yang Menyebabkan


Terkonsentrasinya Penyerapan Anggaran Belanja di Akhir Tahun
Anggaran. Tesis. Yogyakarta: Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas
Gadjah Mada.

Universitas Sumatera Utara


126

Malahayati, Cut, Islahuddin, Hasan Basri.2015. Pengaruh Kapasitas Sumber Daya


Manusia, Perencanaan Anggaran dan Pelaksanaan Anggaran Terhadap
Serapan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) pada
Pemerintah Kota Banda Aceh. Jurnal Magister Akuntansi, Volume 4, No.
1, februari 2015, ISSN 2302-0199 Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
9 Pages pp. 11- 19.

Mardiasmo. 2000. Otonomi Daerah yang Berorientasi pada Kepentingan Publik


National Seminar Promotting Good Governance 1999.

__________2001. Pengawasan, Pegendalian, Dan Pemeriksaan Kinerja


Pemerintah Daerah Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah. Jurnal Bisnis
dan Akuntansi. Vol 3, No.2 :441-456.

_________ 2003. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta.Andi

_________2007. Perwujudan Transparansi dan Akuntabilitas Publik Melalui


Akuntansi Sektor Publik: Suatu Sarana Good Governance. Jurnal
Akuntansi Pemerintahan. Vol 2, No.1 :1-17.

_________ 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta.Andi

Miliasih, Retno.2012. Analisis Keterlambatan Penyerapan Anggaran Belanja


Satuan Kerja Kementerian/Lembaga TA 2010 di Wilayah Pembayaran
KPPN Pekanbaru. Tesis. Jakarta.Fakultas Ekonomi.Universitas Indonesia.

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi, Yogyakarta : STIE YKPN.

Munandar, M. 2000. Budgeting: Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja,


Pengawasan Kerja. Yogyakarta.BPFE Yogyakarta

Nawawi, Hadari H.2002. Kepemimpinan Yang Efektif. Yogyakarta. Gadjah Mada


University Press.

Priatno, Prasetya Adi dan M. Khusaini.2013. Analisis Faktor-Faktor yang


Mempengaruhi Penyerapan Anggaran pada Satuan Kerja Lingkup
Pembayaran KPPN Blitar.Artikel Ilmiah. Malang.Universitas Brawijaya.
Web link:http://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/viewFile/603/546.

Purtanto .2015.Faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan anggaran belanja


Pemerintah Daerah: Proses Pengadaan Barang/Jasa (Studi atas Persepsi
pada Pegawai Bersertifikat Pengadaan Barang/Jasa di Pemerintah Kota
Tegal). Masters Thesis, Universitas Sebelas Maret.
http://eprints.uns.ac.id/id/eprint/19541.

Rahayu, Sri Lestari dan Adrianus Dwi Siswanto.2011. Faktor-Faktor Penyebab


Rendahnya Penyerapan Belanja Kementerian/Lembaga TA 2010.

Universitas Sumatera Utara


127

http://www.fiskal.depkeu.go.id/2010/edef-konten-view.asp?id=
201009200950549 11292040.

Rudianto. 2009. Penganggaran Konsep dan Teknik Penyusunan Anggaran.


Jakarta. Penerbit Erlangga.

Sekaran, Uma. 2006. Research Methods For Business : A Skill Building


Approach. 4th Edition. John Willey & Sons,Inc. New York.

Siagian, Sondang P. 2002. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta.PT


Rineka Cipta.

Simanjuntak, Herris B, 2005, “ Jiwasraya Magazine “. Edisi November.

Sriharioto. 2012. Good Governance, Kompetensi KPPN dan Persepsi


Keberhasilan Pelaksanaan Penganggaran Berbasis Kinerja
Kementerian/Lembaga. Tesis. Jakarta.Universitas Indonesia.

Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Bandung. Penerbit Alfabeta.

Suhartono. 2011. Harmonisasi Peraturan Perundang-Undangan dalam


Pelaksanaan Anggaran Belanja Negara (Solusi Penyerapan Anggaran
Belanja Negara yang Efisien, Efektif dan Akuntabel).Tesis. Jakarta.
Universitas Indonesia.

Sukadi. 2012. Faktor-faktor yang Menyebabkan Penumpukan Penyerapan


Anggaran Belanja pada Akhir Tahun Anggaran. Tesis. Yogyakarta.
Universitas Gadjah Mada.

Umar, Husein. 2009. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta.
PT. Raja Grafindo Persada.
Yuhertiana. 2003. Akuntansi Sektor Publik di Indonesia, Edisi 1. BPFE UGM,
Yogyakarta.

Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah


Daerah.
________________Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

________________Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan


Negara.

________________Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan


Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah.

Universitas Sumatera Utara


128

_________________Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang


Pengelolaan Keuangan Negara.

_________________Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006 Jo


Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah.

_________________Keppres No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan


Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

_________________, 2015. Laporan Pemerintah Tentang Pelaksanaan APBN


Semester I Tahun 2015

www.djkd.depkeu.go.id

www.binjai.go.id

www.wikipedia.com

http://nasional.kompas.com/read/2015/08/24/16095331/Ini.5.Provinsi.yang.Penye
rapan.Anggarannya.Sangat.Rendah

Universitas Sumatera Utara


91

LAMPIRAN 1
Jadwal Kegiatan Penelitian

Nama : Agus Kirnanda


NIM : 147017095
Program Studi : Magister Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Universitas : Sumatera Utara
Tahun 2016
No Uraian Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan dan Penyusunan
Proposal
2 Bimbingan Proposal

3 Kolokium

4 Pengumpulan dan
Pengolahan Data
5 Penulisan Tesis dan
Bimbingan
6 Seminar Hasil

7 Ujian Akhir/ Sidang Akhir


Tesis

Sumber : Disusun oleh Peneliti, 2016

Universitas Sumatera Utara


92

LAMPIRAN II
Daftar SKPD Yang Memiliki PPK-SKPD dan Bendahara
Pengeluaran SKPD di Lingkungan Pemerintah Kota Binjai

No SKPD
Dinas
1 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
2 Dinas Pekerjaan Umum
3 Dinas Tata Ruang Perumahan dan Permukiman
4 Dinas Kesehatan
5 Dinas Perhubungan
6 Dinas Kebersihan dan Pertamanan
7 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
8 Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
9 Dinas Koperasi, UKM dan Perindag Pasar
10 Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga
11 Dinas Pertanian dan Perikanan
12 Dinas Pendapatan
Badan
13 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
14 Badan Lingkungan Hidup
15 Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan
16 Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Linmas
17 Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
18 Badan Kepegawaian Daerah
19 Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kecamatan
20 Kecamatan Binjai Selatan
21 Kecamatan Binjai Timur
22 Kecamatan Binja Barat
23 Kecamatan Binjai Kota
24 Kecamatan Binjai Utara
Kantor
25 Kantor Pemberdayaan Masyarakat Kota dan Pemerintah
Keluarahan
26 Kantor Satuan Polisi Pamong Praja
27 Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah
28 Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu

29 Inspektorat Kota
30 RSUD. Dr.R.M. Djoelham
31 Sekretariat Daerah
32 Sekretariat DPRD

Universitas Sumatera Utara


93

LAMPIRAN III
KUISIONER PENELITIAN

BERITA ACARA KONSULTASI KUISSIONER

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Prof. ERLINA, SE., M.Si., Ph.D., Ak., CA


Pangkat : Guru Besar
Jabatan : Sekretaris Program Doktoral (S3) Perencanaan Wilayah
Universitas Sumatera Utara

Dengan ini menyatakan telah melakukan koreksi dan validasi atas butit-butir
konstruk pertanyaan yang terdapat dalam kuissioner Tesis (terlampir) dari Mahasiswa
berikut:

Nama : AGUS KIRNANDA


NPM : 147017095
Program Studi : Magister Akuntansi Program Stated Accounting Revitalization (STAR)
Beasiswa Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan Republik Indonesia
(BPKP RI)
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara
Judul Tesis : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Anggaran Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) di Kota Binjai.
Demikian hal ini dibuat untuk digunakan seperlunya.

Medan, Maret 2016

Prof. ERLINA, SE., M.Si., Ph.D., Ak., CA

Universitas Sumatera Utara


94

Hal : Bantuan Mengisi Kuisioner Kepada Yth :


Lampiran : 4 (empat) halaman Bapak /Ibu Pejabat Penatausahaan
Keuangan (PPK) SKPD, dan
Bendahara SKPD di lingkungan
Pemerintah Kota Binjai
di-
Binjai.

Dengan hormat,
Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih atas keluangan waktu yang Bapak/Ibu
berikan untuk mengisi kuisioner ini. Sebagai salam hormat, perkenankan saya
memperkenalkan diri :
Nama : AGUS KIRNANDA
Alamat : Jl. Sei Bangkatan Komp. Binjai Indah Lestari no. 125-126 Binjai Selatan
Pekerjaan : PNS pada Inspektorat Kota Binjai.
Telepon : 0852 6216 5800
Pada saat ini akan menyelesaikan pendidikan Strata (S-2) Magister Ilmu Akuntansi Studi
Akuntansi Pemerintahan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara (USU)
Medan Program Stated Accounting Revitalization (STAR) Beasiswa Badan Pengawas
Keuangan dan Pembangunan Republik Indonesia (BPKP RI) Tahun 2014.
Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan tersebut, maka pada saat ini
saya sedang melakukan penelitian di Pemerintah Kota Binjai, dengan judul : “Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Penyerapan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
di Kota Binjai”.
Untuk itu, saya memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk dapat mengisi kuisioner
terlampir. Yang menjadi respoden saya dalam penelitian ini adalah:
- Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK) SKPD
- Bendahara SKPD
Demikian saya sampaikan, atas bantuan dan partisipasi Bapak/Ibu sekalian saya
ucapkan terima kasih.
Hormat saya,

Agus Kirnanda

Universitas Sumatera Utara


95

PETUNJUK MENGISI KUISIONER

1. Mohon memberi tanda silang (x) / cek list (√) pada jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara/i anggap
paling sesuai dengan kondisi yang terjadi di SKPD Anda bertugas.
2. Semua jawaban/isian atas pernyataan dalam kuisioner ini akan dijaga kerahasiaannya, oleh
karena itu dimohonkan kepada Bapak/Ibu untuk memberikan jawaban sesuai dengan persepsi
Bapak/Ibu/Saudara/i.
3. Tidak ada jawaban yang benar atau salah, dikarenakan kuisioner ini hanya ingin menggali
persepsi Bapak/Ibu/Saudara/i atas variabel-variabel yang akan diteliti.

IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama : ______________________________________
2. Jenis Kelamin : 1. Pria 2. Wanita
3. Tingkat Pendidikan : 1. SMA 2. Diploma 3. S1 4. S2
4. Bidang Pendidikan : 1. Akuntansi 2. Non Akuntansi
5. Jabatan : 1. PPK-SKPD 2. Bendahara-SKPD
6. Satuan Kerja : ________________________________________________
7. Kursus/Diklat/Bimbingan teknis di bidang akuntansi, pengelolaan keuangan daerah
dan penyusunan laporan keuangan yang telah Bapak/Ibu ikuti :
Tidak Pernah
1 - 2 Kali (Pernah)
3 - 5 Kali (Minim)
6 – 10 Kali (Sering)
11 – 20 Kali (Sangat Sering)
Kriteria Jawaban:

SS S KS TS STS
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Universitas Sumatera Utara


96

PENYERAPAN ANGGARAN PENILAIAN

1. Penyerapan (realisasi) Anggaran tidak pernah mencapai 100% dari


SS S KS TS STS
Pagu Anggaran.
2. Tingkat penyerapan (realisasi) anggaran menurun dari tahun
SS S KS TS STS
sebelumnya.
3. Persentase penyerapan (realisasi) anggaran Belanja Operasional
SS S KS TS STS
selalu di bawah 90%.
4. Persentase penyerapan (realisasi) anggaran Belanja Modal selalu di
SS S KS TS STS
bawah 90%.
5. Persentase penyerapan (realisasi) anggaran Belanja Operasional
SS S KS TS STS
selalu lebih tinggi dari Belanja Modal.

PERENCANAAN PENILAIAN
1. Sebelum penyusunan anggaran, tidak dilakukan evaluasi anggaran
SS S KS TS STS
tahun sebelumnya.
2. Program yang diajukan tidak sesuai dengan perencanaan dan
SS S KS TS STS
kebutuhan organisasi.
3. Pelaksanaan program tanpa memperhitungkan kelayakan komposisi
SS S KS TS STS
belanja.
4. Adanya program yang belum mendapat persetujuan dari DPRD. SS S KS TS STS

ADMINISTRASI PENILAIAN
1. Sering terjadi kesalahan dalam penentuan akun program kegiatan. SS S KS TS STS
2. Masa penyusunan dan penelaahan anggaran yang terlalu singkat. SS S KS TS STS
3. Verifikasi yang terlalu lama dari PPKAD/BUD.
SS S KS TS STS
4. SK Panitia Lelang terlambat ditetapkan.
SS S KS TS STS

SUMBER DAYA MANUSIA PENILAIAN

1. Aparatur pelaksana pengadaan kurang berkompeten dalam


SS S KS TS STS
menangani program/kegiatan.
2. Adanya kekhawatiran Pejabat Pengadaan akibat pemberitaan
SS S KS TS STS
penangkapan dengan tuduhan korupsi.
3. Adanya rangkap tugas dalam jabatan panitia pengadaan maupun
SS S KS TS STS
jabatan lainnya.
4. Adanya keengganan menjadi pejabat pengadaan karena tidak
adanya keseimbangan resiko pekerjaan dengan imbalan yang SS S KS TS STS
diterima.
5. Pejabat/Pegawai Pengelola Keuangan sering mengalami mutasi.
SS S KS TS STS

Universitas Sumatera Utara


97

DOKUMEN PENGADAAN PENILAIAN

1. Dokumen Kontrak belum ditandatangani karena terdapat berbagai


SS S KS TS STS
permasalahan seperti masih menunggu persetujuan tender.
2. Berkas SPJ tidak lengkap saat pengajuan GU/TU.
SS S KS TS STS
3. Berkas Pengadaan Kontrak dan Lelang tidak lengkap saat pengajuan
SS S KS TS STS
LS.
4. Terjadi Gagal Bayar akibat salah dalam penentuan kode rekening
SS S KS TS STS
dalam dokumen pengadaan.

GANTI UANG PERSEDIAAN (GU) PENILAIAN

5. Kegiatan sudah dilaksanakan dengan Uang Persediaan (UP) tapi belum


diganti dengan pengajuan Ganti Uang Persediaan (GU). SS S KS TS STS

6. Adanya pengajuan Tambahan Uang Persediaan (TUP) sebanyak 2 kali


pengajuan dikarenakan kebutuhan perkantoran memerlukan dana yang SS S KS TS STS
cukup besar.
7. Up tidak digunakan sesuai peruntukannya.
SS S KS TS STS
8. Pengajuan UP tidak sesuai jadwal.
SS S KS TS STS

PERUBAHAN ANGGARAN PENILAIAN

1. Perubahan anggaran SKPD dilakukan untuk tujuan menyesuaikan


anggaran berjalan terhadap perubahan-perubahan terkini, termasuk
SS S KS TS STS
perubahan dalam peraturan perundang-undangan dan kebijakan dari
Pemerintah Pusat.
2. SKPD sering mengalami perubahan anggaran yang tidak sesuai
SS S KS TS STS
dengan program yang telah direncanakan
3. Perubahan anggaran akibat rasionalisasi menyebabkan terganggunya
SS S KS TS STS
pelaksanaan program yang telah direncanakan sebelumnya.
4. Walaupun mengganggu program yang telah direncanakan, perubahan
anggaran terkadang perlu dilakukan dengan alasan kebutuhan SS S KS TS STS
Instansi.
5. Perubahan anggaran sering terjadi akibat adanya kompromi politik.
SS S KS TS STS

Universitas Sumatera Utara


98

Menurut Anda, dari faktor-faktor di bawah ini, faktor manakah yang paling dominan
mempengaruhi Penyerapan Anggaran di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di tempat Anda
bertugas ?

1 Perencanaan

2 Administrasi

3 Sumber Daya Manusia (SDM)

4 Dokumen Pengadaan

5 Pengajuan Ganti Uang Persediaan (GU)

6 Perubahan Anggaran

Universitas Sumatera Utara


99

LAMPIRAN IV
REKAPITULASI KUISIONER RESPONDEN

NO X1 X2 X3 X4 X5 Z Y

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 5 5 5 5 5
2 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 3 5 5 5 5 5
3 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 3 5 5 5 5 4 4 3 3 4 5 5 5 5 4
4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 5 5 5 5 4
5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 3 5 5 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 3 5 5 5 5 4
6 5 5 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 5 5 5 5 4
7 5 5 5 5 4 5 5 5 4 3 3 4 2 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4
8 4 4 5 5 4 5 5 5 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 3 3 4 5 5 4 4 4
9 4 4 4 4 4 5 5 5 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 5 5 4 4 4
10 4 4 5 5 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4
11 4 4 5 5 4 4 5 5 4 3 4 3 3 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 3 4 4
12 4 4 5 5 4 4 5 5 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 5 5 4 4 4
13 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4
14 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4
15 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4
16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4
17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 5 3 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 5 5 4 4 4
18 4 4 4 4 3 4 4 5 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

Universitas Sumatera Utara


100

19 4 4 5 5 4 5 5 5 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4
20 4 4 5 5 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4
21 4 4 4 4 5 5 5 5 4 3 4 3 3 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4
22 4 4 4 4 5 5 5 5 4 3 3 4 2 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
23 4 4 4 5 4 5 5 5 4 3 3 4 2 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4
24 4 4 4 5 4 5 5 5 4 3 3 4 2 3 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4
25 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4
26 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 3 4 2 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
27 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 5 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 3 5 5 5 5 4
28 4 4 5 5 4 4 4 4 4 3 3 4 2 5 5 5 5 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4
29 4 4 5 5 5 5 5 5 4 3 3 4 2 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 5 5 4 4 4
30 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 5 5 5 4
31 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4
32 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4
33 4 4 4 4 5 5 5 5 3 4 4 3 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5
34 5 5 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 3 5 5 5 5 4
35 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 3 5 5 5 5 4
36 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 3 5 5 5 5 4
37 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 5 5 5 5 4
38 5 5 5 5 4 4 5 5 4 3 3 4 2 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4
39 5 5 5 5 4 4 5 5 4 3 3 4 2 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4
40 5 4 5 5 4 4 5 5 3 4 4 3 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 5 5 5 5 4
41 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4
42 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 3 5 5 5 5 4

Universitas Sumatera Utara


101

43 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 3 5 5 5 5 4
44 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 5 5 5 5 4
45 5 4 5 5 4 4 4 5 4 3 4 3 3 5 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4
46 5 4 5 5 4 4 4 5 4 3 4 3 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4
47 5 5 5 5 4 4 4 5 4 3 4 3 3 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 5
48 5 5 5 5 4 4 5 5 4 3 4 3 3 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 3 5 5 5 5 4
105
49 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4
50 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4
51 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 3 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5
52 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4
53 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
54 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 3 4 2 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
55 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
56 4 4 4 4 5 5 5 5 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
57 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
58 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
59 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 5 5 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 3 5 5 5 5 4
60 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4
61 5 5 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 3 5 5 5 5 5
62 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 3 5 5 5 5 5
63 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4
64 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3 3 4 2 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN V
UJI VALIDITAS DAN REABILITAS

Variabel Perencanaan (X1)

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items

.803 .797 5

Item-Total Statistics

Corrected Item- Squared Cronbach's


Scale Mean if Scale Variance Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Correlation Deleted

Pertanyaan_1 15.73 7.582 .513 .453 .788


Pertanyaan_2 15.63 6.378 .782 .703 .700
Pertanyaan_3 15.70 6.493 .720 .726 .721
Pertanyaan_4 15.53 6.809 .676 .658 .737
Pertanyaan_5 15.40 8.800 .272 .287 .850

Variabel Administrasi (X2)

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items

.780 .793 5

Universitas Sumatera Utara


103

Item-Total Statistics

Corrected Item- Squared Cronbach's


Scale Mean if Scale Variance Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Correlation Deleted

Pertanyaan_1 13.27 2.754 .799 . .656


Pertanyaan_2 13.50 3.017 .613 . .720
Pertanyaan_3 13.33 2.920 .698 . .692
Pertanyaan_4 13.27 2.754 .799 . .656
Pertanyaan_5 13.70 4.079 .043 . .902
Variabel Sumber Daya Manusia (X3)

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items

.864 .868 5

Item-Total Statistics

Corrected Item- Squared Cronbach's


Scale Mean if Scale Variance Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Correlation Deleted

Pertanyaan_1 14.42 4.494 .778 .669 .814


Pertanyaan_2 14.48 4.254 .711 .969 .829
Pertanyaan_3 14.58 4.525 .587 .529 .862
Pertanyaan_4 14.50 4.315 .715 .970 .827
Pertanyaan_5 14.38 4.885 .663 .647 .843

Variabel Dokumen Pengadaan (X4)

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items

.720 .725 5

Universitas Sumatera Utara


104

Item-Total Statistics

Corrected Item- Squared Cronbach's


Scale Mean if Scale Variance Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Correlation Deleted

Pertanyaan_1 13.70 4.217 .533 .516 .650


Pertanyaan_2 13.43 4.737 .440 .314 .688
Pertanyaan_3 13.60 4.179 .569 .496 .637
Pertanyaan_4 13.57 3.978 .582 .698 .628
Pertanyaan_5 13.43 4.599 .304 .377 .748

Variabel Ganti Uang Persediaan (X5)

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items

.712 .713 5

Item-Total Statistics

Corrected Item- Squared Cronbach's


Scale Mean if Scale Variance Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Correlation Deleted

Pertanyaan_1 14.30 3.872 .460 .662 .668


Pertanyaan_2 14.13 3.706 .600 .929 .611
Pertanyaan_3 14.33 4.575 .285 .623 .728
Pertanyaan_4 14.07 3.720 .438 .391 .681
Pertanyaan_5 14.10 3.748 .589 .931 .617

Variabel Perubahan Anggaran (Z)

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items

.826 .830 5

Universitas Sumatera Utara


105

Item-Total Statistics

Corrected Item- Squared Cronbach's


Scale Mean if Scale Variance Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Correlation Deleted

Pertanyaan_1 14.33 4.575 .506 .351 .826


Pertanyaan_2 14.50 3.914 .830 .810 .727
Pertanyaan_3 14.30 4.424 .734 .707 .763
Pertanyaan_4 14.40 4.731 .489 .645 .829
Pertanyaan_5 14.47 4.464 .588 .649 .801

Variabel Penyerapan Anggaran (Y)

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items

.811 .811 5

Item-Total Statistics

Corrected Item- Squared Cronbach's


Scale Mean if Scale Variance Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Correlation Deleted

Pertanyaan_1 14.67 6.506 .534 . .794


Pertanyaan_2 14.47 6.464 .618 . .768
Pertanyaan_3 14.60 6.731 .517 . .798
Pertanyaan_4 14.47 5.982 .711 . .738
Pertanyaan_5 14.47 6.464 .618 . .768

Universitas Sumatera Utara


106

LAMPIRAN VI
UJI ASUMSI KLASIK
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 66
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .98346851
Most Extreme Differences Absolute .076
Positive .076
Negative -.066
Test Statistic .076
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.

Uji Multikolonieritas
Coefficientsa

Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF

1 (Constant)

X1_Perencanaan .769 1.301

X2_Administrasi .958 1.044

X3_SDM .677 1.478

X4_Dokumen .841 1.189

X5_GU .885 1.130

a. Dependent Variable: Y_Penyerapan

Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 2.528 1.380 1.832 .072

X1_Perencanaan -.003 .050 -.009 -.061 .951

X2_Administrasi -.044 .050 -.111 -.888 .378

X3_SDM -.089 .056 -.237 -1.590 .117

X4_Dokumen .084 .044 .255 1.912 .061


X5_GU -.050 .046 -.142 -1.092 .280

a. Dependent Variable: Abs_res1

Universitas Sumatera Utara


107

LAMPIRAN VII
UJI HIPOTESIS PERTAMA

Koefisien Determinasi (R2)


Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .852a .726 .703 1.028
a. Predictors: (Constant), X5_GU, X4_Dokumen, X2_Administrasi,
X1_Perencanaan, X3_SDM
b. Dependent Variable: Y_Penyerapan

Uji Statistik F

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 162.473 5 32.495 30.757 .000b

Residual 61.277 58 1.056

Total 223.750 63

a. Dependent Variable: Y_Penyerapan


b. Predictors: (Constant), X5_GU, X4_Dokumen, X2_Administrasi, X1_Perencanaan, X3_SDM

Uji Statistik t

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) 1.045 2.258 .463 .645

X1_Perencanaan .190 .082 .182 2.322 .024 .769 1.301

X2_Administrasi .043 .081 .037 .525 .602 .958 1.044

X3_SDM .711 .092 .647 7.742 .000 .677 1.478

X4_Dokumen .063 .072 .065 .874 .386 .841 1.189

X5_GU .200 .075 .194 2.656 .010 .885 1.130

a. Dependent Variable: Y_Penyerapan

Universitas Sumatera Utara


108

LAMPIRAN VIII
UJI HIPOTESIS KEDUA
(Uji Residual)
Hasil Pengujian Regresi Hipotesis Kedua

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 18.199 2.807 6.483 .000

X1_Perencanaan .020 .102 .028 .199 .843

X2_Administrasi .233 .101 .289 2.311 .024

X3_SDM -.194 .114 -.253 -1.704 .094

X4_Dokumen -.011 .089 -.017 -.128 .898

X5_GU .047 .094 .065 .503 .617

a. Dependent Variable: Z_Perubahan

Hasil Uji Residual

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.


1 (Constant) 4.389 1.222 3.591 .001

Y_Penyerapan -.158 .055 -.345 -2.894 .005

a. Dependent Variable: Abs_Moderating

Universitas Sumatera Utara

You might also like