“ Pendidikan Inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya Pendidikan Inklusif memberikan kesempatan yang sama kepada setiap anak untuk mendapat pendidikan tanpa memandang kondisi anak. Hal ini memungkinkan peserta didik berkebutuhan khusus bersekolah di sekolah regular”. 2. Landasan penyelanggara Pendidikan inklusif di Indonesia “Ada empat landasan yang harus dijadikan acuan dalam penyeleng- garaan pendidikan inklusif. Keempat landasan tersebut antara lain landasan filosofis, landasan pedagogik, landasan religius, dan landasan yuridis. Setiap bangsa memiliki pandangan hidup atau filosofi sendiri, begitu pula dengan bangsa Indonesia”. 3. Pengelolaan kelas di sekolah inklusif “ Menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses interaksi edukatif. Yang dimaksud dalam hal ini misalnya penghentian tingkah laku anak yang menyeleweng perhatian kelas, perhatian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian kerja siswa, atau penetapan norma kelompok produktif ”. 4. Penerapan UDL dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah inklusif. The What of Learning Merekomendasikan penawaran informasi dalam lebih dari satu format. Misalnya, buku pelajaran terutama visual. Tetapi menyediakan teks, audio, video dan pembelajaran langsung memberi semua anak kesempatan untuk mengakses materi dengan cara apa pun yang paling cocok dengan kekuatan belajar mereka The Why of Learning Pembelajaran relevan dengan kebutuhan dan keinginan siswa dan melibatkan semua siswa. The How of Learning Memberi anak-anak lebih dari satu cara untuk berinteraksi dengan materi dan menunjukkan apa yang telah mereka pelajari. Sebagai contoh, siswa mungkin dapat memilih antara mengambil tes tulis, presentasi lisan atau melakukan proyek kelompok.