You are on page 1of 30

KEMENTERIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN RISET DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
ACARA IV : COELENTERATA

JURNAL

OLEH:
ZARWA ZASHIKA
D061211092

GOWA
2022
FILUM COELENTERATA
1
Zarwa Zashika, 2Erlangga Pratama Susilo
1
Praktikkan Laboratorium Paleontologi, Teknik Geologi, Fakultas Teknik,
Universitas Hasanuddin
2
Asisten Laboratorium Paleontologi, Teknik Geologi, Fakultas Teknik,
Universitas Hasanuddin
ABSTRAK
Coelenterata adalah hewan yang memiliki rongga di dalam tubuhnya yang sekaligus

berfungsi sebagai organ pencernaan makanan. Coelenterata disebut sebagai hewan

sederhana karena jaringan tubuhnya hanya terdiri dari dua lapis sel, yaitu sel internal dan

eksternal. Praktikum paleontologi dalam acara Filum Coelenterata ini bermaksud

untuk memberikan pemahaman kepada praktikan agar dapat mengetahui apa itu Filum

Coelenterata dari morfologi dan klasifikasinya serta praktikan dapat membedakan fosil

Coelenterata dengan fosil lainnya dengan melihat ciri-ciri, bentuk, proses pemfosilannya

serta lingkungan pengendapannya. Dalam praktikum kali ini menggunakan 8 sampel

dengan nomor peraga 841, 1654, 157, 818, 942, 395, 740, 1840. Fosil yang di praktikum

kan berasal dari beberapa kelas yaitu Calcarea, Hexactinellida dan Demospongia. Fosil erat

kaitannya dengan geologi karna fosil dapat digunakan untuk menetukan umur relative

suatu batuan.

Kata kunci : Fosil, Coelenterata, Klasifikasi, Karakteristik

I. Pendahuluan sederhana. Kata Coelenterata berasal


1.1 Latar Belakang
dari kata coelos yang berarti rongga

Coelenterata atau yang juga biasa dan enteron yang berarti usus. Jadi,

disebut dengan Cnidaria adalah filum Coelenterata adalah hewan yang

hewan yang memiliki tubuh sangat memiliki rongga di dalam tubuhnya


yang sekaligus berfungsi sebagai (cnidoblast). Memiliki dua bentuk

organ pencernaan makanan. tubuh, yaitu polip dan medusa.

Coelenterata disebut sebagai hewan Pada bentuk polip (seperti

sederhana karena jaringan tubuhnya tabung), coelenterata memiliki mulut

hanya terdiri dari dua lapis sel, yaitu di bagian dorsal yang dikelilingi oleh

sel internal dan eksternal. Terdapat tentakel. Sedangkan pada bentuk

sekitar 10.000 spesies Coelenterata medusa yang berbentuk seperti

yang sebagian besar hidup di laut. cakram, mulut coelenterata terletak di

Sebagian hidup secara soliter, bagian bawah (oral) dan tubuhnya

sedangkan sebagian lain hidup dikelilingi oleh tentakel.

berkoloni. Tubuhnya simetri radial.


1.2 Maksud dan Tujuan
Jika dipotong tubuhnya melalui
Adapun maksud dari praktikum
sumbu tubuh maka akan mendapatkan
ini adalah untuk mengetahui
beberapa bagian yang sama. Memiliki
pendeskripsian fosil pada filum
rongga gastrovaskuler yang berfungsi
coelenterata. Adapun tujuannya
untuk mencerna makanan. Tubuhnya
adalah sebagai berikut :
hanya memiliki satu lubang yang
1. Agar praktikan dapat
berfungsi sebagai mulut sekaligus
memahami dan mengetahui ciri-
anus. Mempunyai tentakel yang
ciri dari Filum Coelenterata.
berfungsi untuk memasukkan
2. Agar praktikan dapat
makanan ke dalam mulut. Tentakel
memahami dan mengetahui
dilengkapi dengan sel penyengat yang
morfologi dan klasifikasi dari
disebut dengan knidosit
Filum Coelenterata.
3. Agar praktikan dapat paleobiologi ( paleon = tua, bios =

mengidentifikasi fosil dari hidup, logos = ilmu ). Jadi

Filum Coelenterata. paleontologi adalah ilmu yang

mempelajari tentang sejarah


1.3 Alat dan Bahan
kehidupan di bumi termasuk hewan
Adapun alat dan bahan yang
dan tumbuhan zaman lampau yang
digunakan pada saat praktikum
telah menjadi fosil. (Zikri, 2018).
adalah sebagai berikut :

1. Lembar kerja praktikum 2.2 Pengertian Fosil


2. 7 sampel fosil filum coelenterate Berdasarkan asal katanya, fosil
3. Alat tulis berasal dari bahasa latin yaitu “fossa”
4. Buku penuntun praktikum yang berarti "galian", adalah sisa-sisa
5. Lap Kasar/Halus atau bekas-bekas makhluk hidup yang
6. HCl 0,1 M menjadi batu atau mineral. Untuk
7. Jas lab menjadi fosil, sisa sisa hewan atau

tanaman ini harus segera tertutup


II. Tinjauan Pustaka
sedimen. Oleh para pakar dibedakan
2.1 Pengertian Paleontologi
beberapa macam fosil. Ada fosil batu
Paleontologi berasal dari bahasa
biasa, fosil yang terbentuk dalam batu
yunani, yaitu paleo yang berarti tua
ambar, seperti yang terbentuk di
atau yang berkaitan dengan masa lalu
sumur La Brea di California. Hewan
ontos berarti kehidupan dan logos
atau tumbuhan yang dikira sudah
yang berarti ilmu atau pembelajaran,
punah tetapi ternyata masih ada
atau di pihak lain menyebutkan
disebut fosil hidup dan ilmu yang
bahwa paleontology adalah juga
mempelajari fosil adalah ruang antar sel pada bagian

paleontologi. (Noor, 2012). fosil yang keras.

Contoh: Sebagian tulang


2.3 Jenis Jenis Fosil
tulang vertebrata dan
Berdasarkan cara pengawetan,
cangkang-cangkang
fosil dapat dibedakan menajadi
invertebrata terawetkan dalam
beberapa jenis fosil yaitu:
bentuk permineralisasi.
A) Fosil tidak berubah

Yaitu semua bagian fosil b. Replacement (Penggantian)

terawetkan dan tidak berubah baik yaitu fosil yang terawetkan

bagian-bagian yang lunak maupun karena mineral sekunder yang

bagian-bagian yang keras dari fosil mengganti semua material

trsebut. Contoh: fosil serangga yang fosil asli, sehingga bentuknya

trawetkan di dalam getah damar, dan hampir sempurna seperti

fosil mammoth yang terawetkan di jiplakan asli.

dalam es di Siberia. c. Rekristalisasi yaitu fosil yang

B) Fosil yang mengalami perubahan terawetkan karena adanya

Dibedakan menjadi 3 jenis yaitu perubahan di sebagian atau

diantaranya : seluruh material fosil akibat P

a. Permineralisasi yaitu fosil (tekanan) dan T (suhu) yang

yang terawetkan karena sangat tinggi, sehingga

masuknya mineral sekunder molekul-molekul dari tubuh

yang mengisi pori-pori atau fosil (non-kristalin) akan


mengikat agregat tubuh fosil sekunder membentuk jiplakan

itu sendiri menjadi kristalin fosil aslinya secara kasar,

C) Fosil yang berupa fragmen bagian luar disebut Eksternal

Yaitu fosil yang berupa fragmen Cast sedangkan bagian dalam

dalam batuan sedimen yang dapat disebut Internal Cast. Imprint

berubah ataupun tidak dapat berubah. adalah jejak dimana suatu

organisme terjebak di dalam


D) Fosil yang berupa jejak atau
sedimen halus tapi kemudian
bekas
organisme tersebut dapat
Fosil tidak hanya dianggap
meloloskan diri.
sebagai sisa oganisme tetapi juga
2) Track, Trail dan Burrow Track
termasuk dengan adanya jejak
merupakan jejak perpindahan
organisme sebagai bukti adanya
organisme di atas permukaan
kehidupan. Dalam hal ini, jejak
sedimensedimen lunak yang
dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :
berupa tapak (kenanpakan
1) Mold, Cash, Imprint Mold
kasar). Trail merupakan jejak
adalah bekas organisme yang
perpindahan organisme di atas
berupa cetakan dari fosil, kalau
permukaan sedimen-sedimen
yang tercetak adalah bagian luar
lunak yang berupa seretan
disebut Eksternal Mold
(kenampakan halus). Burrow
sedangkan kalau yang tercetak
adalah jejak yang berupa sisa
adalah bagian dalam disebut
penggalian lubang suatu
Internal Mold. Cast adalah
organisme.
Mold yang terisi mineral
3) Fosil kimia merupakan jejak tersebut tumbuh dan

asam organik yang tersimpan bereproduksi.

didalam batuan prakambium. c) Untuk mempelajari

Zat asam organik ini berasal paleofloristik, atau kumpulan

dari organisme yang terserap fosil tumbuhan dalam dimensi

oleh batuan tersebut sehingga ruang dan waktu tertentu. Hal ini

dapat ditemukan sebuah bukti dapat memberikan gambaran

kehidupan. mengenai distribusi populasi

tumbuhan dan migrasinya,


2.4 Kegunaan Fosil
sebagai respon terhadap
a) Untuk mengidentifikasi unit-
perubahan yang terjadi pada
unit stratigrafi permukaan bumi,
lingkungan masa lampau.
atau untuk mengidentifikasi
d) Menjadi dasar dalam
umur relatif clan posisi relatif
mempelajari evolusi tumbuhan,
batuan yang mengandung fosil.
yaitu dengan cara mempelajari
Identifikasi ini dapat dilakukan
perubahan suksesional
dengan mempelajari fosil
tumbuhan dalam kurun waktu
indeks.
geologi
b) Menjadi dasar dalam
e) Untuk korelasi. Kemampuan
mempelajari paleoekologi dan
kita untuk mengetahui
paleoklimatologi. Struktur dan
sedimentasi batuan sangat
distribusi fosil diasumsikan
terbatas. Dengan
dapat mencerminkan kondisi
membandingkan fosil yang
lingkungan tempat tumbuhan
terdapat di suatu tempat dengan g) Mengetahui evolusi

tempat lain, kita dapat kehidupan. Kehidupan yang


mengadakan korelasi. Fosil berjalan dari masa ke masa
yang terdapat di suatu tempat akan mengalami
karena kesamaan-kesamaan, perkembangan dan perubahan
terpaksa dan harus yang meliputi perubahan ke
dipersamakan dengan fosil yang arah generasi dan perubahan ke
terdapat di tempat lain. arah penyempurnaan. Suatu
f) Menentukan lingkungan kehidupan pada mulanya
pengendapan. Fosil hanya kurang sempurna akan berubah
dijumpai pada batuan sedimen, ke arah yang lebih sempurna.
baik sedimen kontinen maupun Perubahan ini akan sangat
marin. Suatu kehidupan akan dipengaruhi oleh keadaan
diendapkan pada batuan tertentu tempat dan lingkungan hidup.
bila batuan tersebut mengalami Terdapatnya fosil-fosil
pelapukan dan tererosi, maka menunjukkan adanya
fosil yang berasal dari kontinen pemusnahan kehidupan,
mungkin tertransport dan sedangkan kehidupan yang
menjadi endapan marin, jadi pertama tidak diketahui dari
dengan melihat fosil yang fosil-fosilnya dan dari mana
dikandung suatu sedimen, kita asalnya. Kemudian muncul lagi
dapat mengetahui lingkungan kehidupan baru yang diketahui
pengendapan batuan tersebut. dari fosil-fosilnya yang muda
umur geologinya, serta lebih suatu daerah ke zaman umur

sempurna. (Zikri, 2018) fosil ditemukan. Dengan di

temukannya fosil tersebut,


2.5 Aplikasi Fosil Dalam Disiplin
geologi dapat mengetahui
Ilmu
bentuk daerah tersebut di masa
a) Fosil Sebagai Indikator
lampau.
Lingkungan Pengendapan.
c) Fosil Sebagai Indikator Umur
Dalam menentukan lingkungan
Geologi. Penentuan umur
pengendapan, fosil sangat
geologi dapat dilakukan dengan
berperan penting yang mana
meneliti fosil. Lapisan yang
fosil dapat menunjukan
mana fosil ditemukan dapat
lingkungan atau keadaan tempat
menjadi indikator umur fosil.
pengendapan fosil tersebut
Dengan mengetahui umur fosil,
ditemukan. Fosil tidak mungkin
geolog dapat memperkirakan
terbentuk di sembarang tempat.
umur suatu batuan maupun
Fosil dapat menunjukkan
lapisan. Fosil Sebagai Indikator
lingkungan pengendapan baik
Proses Sejarah Geologi. Fosil
asam maupun basa.
dapat menunjukkan proses
b) Fosil Sebagai Indikator
geologi suatu wilayah.
Paleogeografi. Fosil berguna
Ditemukannya fosil dapat
dalam mempelajari bentuk fisik
mengidentifikasi aktivitas
suatu daerah di masa lampau.
tektonik lempeng daerah tesebut
Fosil dapat merekonstruksi
maupun proses geologi lainnya
yang mengubah bentuk fisik 2.6 Definisi Coelenterata

daerah tersebut. Penemuan fosil Coelenterata berasal dari kata

akan mengidentifikasi jika fosil koilos = rongga tubuh atau selom dan

tersebut telah tertransport enteron = usus. Jadi Coelenteron

ataupun telah berpindah ke artinya rongga yang berfungsi sebagai

lapisan lainnya, sehingga usus. Coelenterata atau yang juga

geolog dapat mengetahui proses biasa disebut dengan Cnidaria

geologi yang telah terjadi. merupakan filum hewan yang

d) Fosil Sebagai Indikator Evolusi memiliki tubuh sangat sederhana.

dan Migrasi. Fosil yang Coeleterata adalah hewan yang

ditemukan di suatu daerah tidak memiliki rongga di dalam tubuhnya

selalu fosil organisme native yang sekaligus berfungsi sebagai

(asli) yang menduduki daerah organ pencernaan makanan.

tersebut. Terkadang ditemukan Coelenterata disebut sebagai hewan

fosil organisme yang bukan sederhana karena jaringan tubuhnya

merupakan organisme yang hanya terdiri dari dua lapis sel, yaitu

berhabitat di daerah itu. Ini sel internal dan eksternal.

menunjukkan bahwa adanya Kelompok hewan berongga

migrasi suatu organisme. (Coelenterata) mempunyai bentuk

Disamping itu fosil juga dapat tubuh seperti tabung. Bentuk

menunjukkan ada atau tidaknya tubuhnya beragam, tetapi mempunyai

evolusi yang terjadi di daerah rongga dengan mulut yang dikelilingi

ditemukannya fosil tersebut. oleh tentakel. Dalam keadaan


berenang, mulutnya menghadap ke a. Menyerupai tabung (polip).

dasar laut. Tubuh hewan berongga b. Menyerupai mangkuk

terdiri dari jaringan luar (eksoderm), (medusa).

jaringan dalam (endoderm), dan c. Di atas tubuh terdapat mulut

sistem otot yang mem bujur dan dan tentakel untuk menangkap

menyilang. Contoh hewan berongga mangsa dan bergerak. Pada

antara lain ubur-ubur, hydra, dan lapisan luar ektodermis tentakel

anemone laut. terdapat sel racun (knidoblast)

2.6 Karakteristik Coelenterata atau sel penyengat (nematosis).

d. Punya rongga gastrovaskuler


Adapun ciri-ciri filum
untuk pencernaan.
Coelenterata :
e. Sistem pernapasan dengan cara
1. Habitat di laut kecuali sejenis
difusi (seluruh permukaan
hydra hidup di air tawar.
tubuh), kecuali Anthozoa dan
2. Hewan bersel banyak
Sifonoglia.
(multiselluler).
f. Sistem saraf difus (baur).
3. Struktur tubuh terdiri atas:
g. Mengalami siklus hidup
a. Radial simetris

b. Diploblastik terdiri eksoderm (metagenesis).

dan endoderm
2.7 Bentuk Tubuh Filum
c. Terdapat rongga (mesoglea)
Coelenterata
antara lapisan ektoderm dan

endoderm
Dalam siklus hidupnya,
4. Bentuk tubuh antara lain:
umumnya coelenterata mempunyai
dua bentuk tubuh yaitu, polip dan

medusa.

1. Polip adalah bentuk Coelenterata

yang menempel pada tempat

hidupnya. Tubuh berbentuk

silinder, bagian proximal melekat


Gambar 2.1 Bentuk tubuh coelenterata
dan bagian distal mempunyai
2.8 Klasifikasi Filum Coelenterata
mulut yang dikelilingi tentakel.
Berdasarkan atas perbedaan
Polip yang membentuk koloni
sejarah perkembangan hidupnya,
memiliki beberapa macam bentuk
perbedaan dari berbagai bagian lunak
(polimorfisme). Misalnya polip
dari tubuhnya, cara perkembang
untuk pembiakan yang
biakan dan siklus hidup serta struktur
menghasilkan medusa (gonozoid)
rangka luar dan dalam, filum ini
dan polip untuk makan yakni
dibagi menjadi beberapa kelas yaitu :
gastrozoid.
A. Kelas Hydrozoa
2. Medusa adalah bentuk ubur-ubur
Golongan ini muncul dari zaman
seperti payung/parasut atau seperti
Kambrium- Resen. Hidrozoa
lonceng yang dapat berenang
merupakan invertebrata yang sangat
bebas. Tidak mempunyai bagian
umum dijumpai baik di laut maupun
yang keras. Tentakel menggantung
fresh water. Namun fosilnya sangat
sepanjang tepi dengan mulut
jarang dijumpai. Hal ini mungkin
terdapat pada bagian akhir
disebabkan karena golongan ini
manubrium.
mempunyai kerangka yang terbuat
dari bahan yang kurang resisten. serta membentuk lapisan yang tebal.

Kelas ini dibagi menjadi Stromatoporoidea ini sering

beberapa ordo, antara lain : ditemukan bersama-sama dengan

1. Ordo Hydroida : Kambrium- koral Paleozoikum, terutama dalam

Resen. batuan Silur dan Devon. Contoh fosil

2. Ordo Hydrocoralina : Trias- antara lain dari genus Actinostroma,

Resen. genus Clathrodictyon dan genus

3. Ordo Trachilina : Resen, tidak Stromatocerium.

dijumpai fosilnya.

4. Ordo Siphonophora : Resen,

tidak dijumpai fosilnya.

Gambar 2.3 Fosil Kelas


Stromatoporoidea

C. Kelas Scyphozoa

Golongan ini berbentuk medusa

atau jelly fish, tidak mempunyai


Gambar 2.2 Bentuk Tubuh Hydra
bagian keras. Fosil yang ditemukan

B. Kelas Stromatoporoidea umumnya berbentuk cetakan.

Golongan ini merupakan Golongan ini hidup sejak Kambrium-

golongan pembentuk terumbu yang Resen. Contoh Scyphozoa adalah

telah punah. Muncul pada umur Cyanea dan Chrysaora fruttescens.

Kambrium sampai Kapur. Hidupnya Ciri-ciri dari kelas ini antara lain

di laut dan dan menyerupai koral, sebagai berikut:


1. Bentuk tubuh seperti mangkuk. Asal mula Anthozoa tersebar

2. Hidup di laut. pada zaman prakambrium, tetapi

3. Bagian tepi tubuhnya dikelilingi bukti konkretnya masih belum terlalu

oleh tentakel. sempurna. Beberapa fosil terbentuk

4. Di sekitar mulutnya terdapat daun pada masa tersebut yang

empat lengan yang dilengkapi mewakili koloni Anthozoa, yaitu

oleh nematikis. eoporpita adalah suatu fosil masa

5. Alat pencernaan berupa saluran Vendian yang mungkin sebuah polip

bercabang. Anthozoa dan Charnia yang dapat

D. Kelas Anthozoa dikaitkan dengan ‘sea pens’ atau

Kelas Anthozoa merupakan koral lunak. Petunjuk ini kurang

golongan Coelenterata yang penting memuaskan, meski ditemukan fosil

Golongan ini hidup secara soliter mirip daun dari genus charniodiscus

ataupun koloni. Mulai muncul pada di Australia yang terawetkan dengan

Ordovisium- Resen, mencakup baik, mungkin menunjukkan spikula

6000an spesies, dan tersebar terutama dan individual polip.

di coral reef di kawasan Indo- Pasifik.


III. Metode Praktikum
Umumnya hidup dalam laut tropis
3.1 Metode
dengan kedalaman 100m. Kelompok
Metode yang digunakan dalam
ini mencakup golongan koral yang
praktikum Acara 4 Filum Coelentera
mempunyai rangka luar yang massif
adalah pengenalan dan
dan sea anemone yang tidak
pendeskripsian.
mempunyai rangka.
3.2 Tahapan Praktikum coelenterata. Setelah pemberian

Tabel 3.1 Diagram Alir materi, asisten memberi tugas

pendahuluan.
Tahapan Pendahuluan
2. Tahapan Praktikum

Kegiatan praktikum dilakukan di

Tahapan Laboratorium Paleontologi,


Praktikum
Departemen Teknik Geologi,

Universitas Hasanuddin. Sebelum

melakukan kegiatan praktikum,


Analisis Data
pertama kali dilakukan adalah

melakukan responsi guna mengetahui

sejauh mana ilmu yang ditangkap

Pembuatan praktikan seusai asistensi acara.


Jurnal
Setelah responsi dilakukan,

dilanjutkan dengan kegiatan

praktikum. Praktikan diberikan 7


Pengumpulan Jurnal
sampel fosil untuk kemudian

deskripsikan dan dituliskan pada


1. Tahapan Pendahuluan
lembar kerja praktikan.
Pada tahapan awal, kami pertama-
3. Analisis Data
tama melaksanakan asistensi umum.
Pada tahapan ini kami melakukan
Pada asistensi umum dijelaskan
asistensi dengan asisten terkait
materi singkat tentang filum
lembar kerja yang telah diisi dengan
coelenterata dan bagian-bagian tubuh
deskripsi sampel fosil untuk

memperoleh hasil yang benar.

4. Pembuatan Jurnal

Setelah memperoleh analisis data

yang benar berdasarkan hasil asistensi

dari asisten, dilanjutkan dengan

penyusunan jurnal sesuai dengan

format jurnal yang telah ditentukan.

5. Pengumpulan Jurnal

Jurnal yang telah selesai dan telah

diasistensikan kembali serta telah

diperoleh hasil yang benar kemudian

dikumpulkan di tempat dan waktu

yang telah disepakati.


IV. Hasil dan Pembahasan

4.1 Hasil

Tabel 4.1 Hasil Deskripsi


No Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies

Heliophyllum
841 Coelenterata Anthozoa Rugosa Heliophyllumidae Heliophyllum
halli EDW

1654 Coelenterata Anthozoa Rugosa Monthlivaltianidae Monthlivaltia Monthlivaltia sp

Porpites porpita
157 Coelenterata Demospongia Sclerectina Porpitesidae Porpites
L

Spinocyrita
818 Coelenterata Anthozoa Rugosa Spinocyritanidae Spinocyrita
Grabulosa

Zaphyrentoldes
942 Coelenterata Anthozoa Tabulata Zaphyrentoldesidae Zaphyrentoldes
Delanouei EDW

Cyathophyllum

395 Coelenterata Anthozoa Rugosa Cyathophyllumidae Cyathophyllum dinanthus

GOLDF

Plathschisma
740 Coelenterata Anthozoa Rugosa Plathschismanidae Plathschisma
Nonthhensiskeys

Turbinalia
1840 Coelenterata Demospongia Rugosa Turbinalianidae Turbinalia
Sulcata LAM
4.2 Pembahasan daerah cekungan yang relatif stabil.

4.2.1 Fosil Peraga 841 Bersaman dengan itu, material-

material sedimen juga ikut

tertransportasikan. Di daerah

cekungan inilah material akan

terakumulasi, semakin lama material

akan bertambah dan menumpuk dan


Foto 4.1 Fosil peraga 841
mengalami tekanan, dari tekanan
Fosil dengan nomor peraga 841
tersebut akan mengakibatkan material
ini berasal dari Filum Coelenterata,
terkompaksi mengakibatkan pori-pori
dengan kelas Anthozoa, Ordo
akan mengecil, air yang terkandung di
Rugosa, termasuk dalam Famili
antara material-material akan keluar,
Heliophyllumidae, Genus
masuklah material sementasi yang
Heliophyllum, dan Mempunyai
halus. Setelah itu material mengalami
spesies Heliophyllum Halli EDW
sementasi dan terjadi proses leaching
Setelah organisme ini mati, akan
(proses pencucian fosil). Seiring
mengalami transportasi oleh media
dengan berjalannya waktu, akhirnya
geologi berupa air, angin atau es ke
organisme dan material sedimen
daerah cekungan, selama tranportasi,
terlitifikasi (pembatuan), sehingga
material-material yang tidak resisten
organisme tersebut menjadi fosil.
terhadap pelapukan akan mengalami
Adapun proses pemfosilan yang
pergantian terhadap material yang
terjadi pada fosil ini adalah
resisten terhadap pelapukan. Setelah
permineralisasi. Perminelarisasi yaitu
itu material tersebut terendapkan pada
penggantian sebagian tubuh fosil oleh terhadap pelapukan akan mengalami

mineral sehingga bentuk fosil masih pergantian terhadap material yang

terlihat. resisten terhadap pelapukan. Setelah

Kegunaan dari fosil ini adalah itu material tersebut terendapkan pada

untuk menentukan umur batuan dan daerah cekungan yang relatif stabil.

lainnya. Bersaman dengan itu, material-

material sedimen juga ikut


4.2.2 Fosil Peraga 1654
tertransportasikan. Di daerah

cekungan inilah material akan

terakumulasi, semakin lama material

akan bertambah dan menumpuk dan

mengalami tekanan, dari tekanan


Foto 4.2 Fosil peraga 1654
tersebut akan mengakibatkan material
Fosil dengan nomor peraga 1654
terkompaksi mengakibatkan pori-pori
ini masuk dalam Filum Coelenterata,
akan mengecil, air yang terkandung di
kelas Anthozoa, ordo Rugosa, famili
antara material-material akan keluar,
Monthlivaltianidae, ordo
masuklah material sementasi yang
Monthlivaltia dan spesies
halus. Setelah itu material mengalami
Monthlivaltia sp.
sementasi dan terjadi proses leaching
Setelah organisme ini mati, akan
(proses pencucian fosil). Seiring
mengalami transportasi oleh media
dengan berjalannya waktu, akhirnya
geologi berupa air, angin atau es ke
organisme dan material sedimen
daerah cekungan, selama tranportasi,
terlitifikasi (pembatuan), sehingga
material-material yang tidak resisten
organisme tersebut menjadi fosil. 4.2.3 Fosil Peraga 818

Adapun proses pemfosilan yang

terjadi pada spesies ini adalah

Perminelarisasi yaitu penggantian

sebagian tubuh fosil oleh mineral

sehingga bentuk fosil masih terlihat. Gambar 4.3 Fosil Peraga 818

Fosil ini berbentuk konikal. Fosil dengan nomor peraga 818

Bereaksi ketika ditetesi HCl yang ini berasal dari Filum Coelenterate,

menandakan bahwa fosil ini memiliki dengan kelas Anthozoa, Ordo

komposisi kimia berupa Karbonatan Rugosa, termasuk dalam Famili

(CaCO3), sehingga diketahui bahwa Spinocyritanidae, Genus Spinocyrita,

lingkungan pengendapan dari fosil ini dan mempunyai Spesies Spinocyrita

adalah laut dangkal, serta berdasarkan Grabulosa. Setelah organisme ini

skala waktu geologi fosil ini berumur mati, akan mengalami transportasi

142-160 Juta Tahun (Jura Atas). oleh media geologi berupa air, angin

Kegunaan dari fosil ini adalah atau es ke daerah cekungan, selama

untuk mengetahui lingkungan purba, tranportasi, material-material yang

menentukan umur batuan dan lainnya. tidak resisten terhadap pelapukan

akan mengalami pergantian terhadap

material yang resisten terhadap

pelapukan. Setelah itu material

tersebut terendapkan pada daerah

cekungan yang relatif stabil.


Bersaman dengan itu, material- mineral sehingga bentuk fosil masih

material sedimen juga ikut terlihat. Fosil ini berbentuk Konikal.

tertransportasikan. Di daerah Bereaksi ketika ditetesi HCl yang

cekungan inilah material akan menandakan bahwa fosil ini memiliki

terakumulasi, semakin lama material komposisi kimia berupa Karbonatan

akan bertambah dan menumpuk dan (CaCO3), sehingga diketahui bahwa

mengalami tekanan, dari tekanan lingkungan pengendapan dari fosil ini

tersebut akan mengakibatkan material adalah laut dangkal, serta berdasarkan

terkompaksi mengakibatkan pori-pori skala waktu geologi fosil ini berumur

akan mengecil, air yang terkandung di 361-370 juta tahun (Middle

antara material-material akan keluar, Devonian). Kegunaan dari fosil ini

masuklah material sementasi yang adalah untuk mengetahui lingkungan

halus. Setelah itu material mengalami purba, menentukan umur batuan dan

sementasi dan terjadi proses leaching lainnya.

(proses pencucian fosil). Seiring 4.2.4 Fosil Peraga 157

dengan berjalannya waktu, akhirnya

organisme dan material sedimen

terlitifikasi (pembatuan), sehingga

organisme tersebut menjadi fosil.

Adapun proses pemfosilan yang


Gambar 4.4 Fosil Peraga 157
terjadi pada fosil ini adalah
Fosil dengan nomor peraga 157
permineralisasi. Perminelarisasi yaitu
ini berasal dari Filum Coelenterata,
penggantian sebagian tubuh fosil oleh
dengan kelas Anthozoa, Ordo
Sclerectina, termasuk dalam Famili antara material-material akan keluar,

Porpitesnidae, Genus Porpites, dan masuklah material sementasi yang

mempunyai spesies Porpites porpita. halus. Setelah itu material mengalami

Setelah organisme ini mati, akan sementasi dan terjadi proses leaching

mengalami transportasi oleh media (proses pencucian fosil). Seiring

geologi berupa air, angin atau es ke dengan berjalannya waktu, akhirnya

daerah cekungan, selama tranportasi, organisme dan material sedimen

material-material yang tidak resisten terlitifikasi (pembatuan), sehingga

terhadap pelapukan akan mengalami organisme tersebut menjadi fosil.

pergantian terhadap material yang Adapun proses pemfosilan yang

resisten terhadap pelapukan. Setelah terjadi pada fosil ini adalah

itu material tersebut terendapkan pada permineralisasi. Perminelarisasi yaitu

daerah cekungan yang relatif stabil. penggantian sebagian tubuh fosil oleh

Bersaman dengan itu, material- mineral sehingga bentuk fosil masih

material sedimen juga ikut terlihat.

tertransportasikan. Di daerah Fosil ini berbentuk plate.

cekungan inilah material akan Bereaksi ketika ditetesi HCl yang

terakumulasi, semakin lama material menandakan bahwa fosil ini memiliki

akan bertambah dan menumpuk dan komposisi kimia berupa Karbonatan

mengalami tekanan, dari tekanan (CaCO3), sehingga diketahui bahwa

tersebut akan mengakibatkan material lingkungan pengendapan dari fosil ini

terkompaksi mengakibatkan pori-pori adalah laut dangkal, serta berdasarkan

akan mengecil, air yang terkandung di


skala waktu geologi fosil ini silur tranportasi, material-material yang

tengah. tidak resisten terhadap pelapukan

Kegunaan dari fosil ini adalah akan mengalami pergantian terhadap

untuk mengetahui lingkungan purba, material yang resisten terhadap

menentukan umur batuan, perubahan pelapukan. Setelah itu material

iklim serta regresi laut. tersebut terendapkan pada daerah

4.2.5 Fosil Peraga 395 cekungan yang relatif stabil.

Bersaman dengan itu, material-

material sedimen juga ikut

tertransportasikan. Di daerah

cekungan inilah material akan

Gambar 4.5 Fosil Peraga 395 terakumulasi, semakin lama material

Fosil dengan nomor peraga 395 akan bertambah dan menumpuk dan

ini berasal dari Filum Coelenterata , mengalami tekanan, dari tekanan

dengan kelas Anthozoa, Ordo tersebut akan mengakibatkan material

Rugosa, termasuk dalam Famili terkompaksi mengakibatkan pori-pori

Cyathophyllumidae, Genus akan mengecil, air yang terkandung di

Cyathophyllum, dan mempunyai antara material-material akan keluar,

spesies Cyathophyllum Dinanthus masuklah material sementasi yang

GOLDF Setelah organisme ini mati, halus. Setelah itu material mengalami

akan mengalami transportasi oleh sementasi dan terjadi proses leaching

media geologi berupa air, angin atau (proses pencucian fosil). Seiring

es ke daerah cekungan, selama dengan berjalannya waktu, akhirnya


organisme dan material sedimen 4.2.6 Fosil Peraga 740

terlitifikasi (pembatuan), sehingga

organisme tersebut menjadi fosil.

Adapun proses pemfosilan yang

terjadi pada fosil ini adalah

permineralisasi. Perminelarisasi yaitu Gambar 4.6 Fosil peraga 740

penggantian sebagian tubuh fosil oleh Fosil dengan nomor peraga 740

mineral sehingga bentuk fosil masih ini berasal dari filum Coelenterata,

terlihat. dengan kelas Anthozoa, Ordo

Fosil ini berbentuk konikal. Rugosa, termasuk dalam Famili

Bereaksi ketika ditetesi HCl yang Plathschismanidae, Genus

menandakan bahwa fosil ini memiliki Plathschisma, dan Mempunyai

komposisi kimia berupa Karbonatan spesies Plathschisma

(CaCO3), sehingga diketahui bahwa Nonthhensiskeys.

lingkungan pengendapan dari fosil ini Setelah organisme ini mati, akan
adalah laut dangkal, serta berdasarkan mengalami transportasi oleh media
skala waktu geologi fosil ini berumur geologi berupa air, angin atau es ke
361-370 juta tahun (Devon Tengah). daerah cekungan, selama tranportasi,
Kegunaan dari fosil ini adalah material-material yang tidak resisten
untuk mengetahui lingkungan purba, terhadap pelapukan akan mengalami
menentukan umur batuan, perubahan pergantian terhadap material yang
iklim serta regresi laut. resisten terhadap pelapukan. Setelah

itu material tersebut terendapkan pada


daerah cekungan yang relatif stabil. penggantian sebagian tubuh fosil oleh

Bersaman dengan itu, material- mineral sehingga bentuk fosil masih

material sedimen juga ikut terlihat.

tertransportasikan. Di daerah Fosil ini berbentuk konikal.

cekungan inilah material akan Bereaksi ketika ditetesi HCl yang

terakumulasi, semakin lama material menandakan bahwa fosil ini memiliki

akan bertambah dan menumpuk dan komposisi kimia berupa Karbonatan

mengalami tekanan, dari tekanan (CaCO3), sehingga diketahui bahwa

tersebut akan mengakibatkan material lingkungan pengendapan dari fosil ini

terkompaksi mengakibatkan pori-pori adalah laut dangkal, serta berdasarkan

akan mengecil, air yang terkandung di skala waktu geologi fosil ini berumur

antara material-material akan keluar, 346-360 Juta Tahun (Devon Atas).

masuklah material sementasi yang Kegunaan dari fosil ini adalah

halus. Setelah itu material mengalami untuk mengetahui lingkungan purba,

sementasi dan terjadi proses leaching menentukan umur batuan dan lainnya.

(proses pencucian fosil). Seiring 4.2.7 Fosil Peraga 1840

dengan berjalannya waktu, akhirnya

organisme dan material sedimen

terlitifikasi (pembatuan), sehingga

organisme tersebut menjadi fosil.

Adapun proses pemfosilan yang Gambar 4.7 Fosil peraga 1840

terjadi pada fosil ini adalah Fosil dengan nomor peraga 1840

permineralisasi. Perminelarisasi yaitu ini berasal Dari Filum Coelenterata,


dengan kelas Anthozoa, Ordo terkompaksi mengakibatkan pori-pori

Rugosa, termasuk dalam Famili akan mengecil, air yang terkandung di

Turbinalianidae, Genus Turbinalia, antara material-material akan keluar,

dan mempunyai spesies Turbinalia masuklah material sementasi yang

Sulcata LAM. halus. Setelah itu material mengalami

Setelah organisme ini mati, akan sementasi dan terjadi proses leaching

mengalami transportasi oleh media (proses pencucian fosil). Seiring

geologi berupa air, angin atau es ke dengan berjalannya waktu, akhirnya

daerah cekungan, selama tranportasi, organisme dan material sedimen

material-material yang tidak resisten terlitifikasi (pembatuan), sehingga

terhadap pelapukan akan mengalami organisme tersebut menjadi fosil.

pergantian terhadap material yang Adapun proses pemfosilan yang

resisten terhadap pelapukan. Setelah terjadi pada fosil ini adalah

itu material tersebut terendapkan pada permineralisasi. Perminelarisasi yaitu

daerah cekungan yang relatif stabil. penggantian sebagian tubuh fosil oleh

Bersaman dengan itu, material- mineral sehingga bentuk fosil masih

material sedimen juga ikut terlihat.

tertransportasikan. Di daerah Fosil ini berbentuk Konikal.

cekungan inilah material akan Bereaksi ketika ditetesi HCl yang

terakumulasi, semakin lama material menandakan bahwa fosil ini memiliki

akan bertambah dan menumpuk dan komposisi kimia berupa Karbonatan

mengalami tekanan, dari tekanan (CaCO3), sehingga diketahui bahwa

tersebut akan mengakibatkan material lingkungan pengendapan dari fosil ini


adalah laut dangkal, serta berdasarkan material-material yang tidak resisten

skala waktu geologi fosil ini berumur terhadap pelapukan akan mengalami

45-50 tahun (Eosen Tengah). pergantian terhadap material yang

Kegunaan dari fosil ini adalah resisten terhadap pelapukan. Setelah

untuk mengetahui lingkungan purba, itu material tersebut terendapkan pada

menentukan umur batuan, perubahan daerah cekungan yang relatif stabil.

iklim serta regresi laut. Bersaman dengan itu, material-

4.2.1 Fosil Peraga 942 material sedimen juga ikut

tertransportasikan. Di daerah

cekungan inilah material akan

terakumulasi, semakin lama material

akan bertambah dan menumpuk dan

Gambar 4.8 Fosil peraga 942 mengalami tekanan, dari tekanan

Fosil dengan nomor peraga 942 tersebut akan mengakibatkan material

ini masuk dalam filum Coelentrata, terkompaksi mengakibatkan pori-pori

kelas Anthozoa, ordo Rugosa, famili akan mengecil, air yang terkandung di

Zaphyrentoldesidae, ordo antara material-material akan keluar,

Zaphyrentoldes dan spesies masuklah material sementasi yang

Zaphyrentoldes Delanouei EDW. halus. Setelah itu material mengalami

Setelah organisme ini mati, akan sementasi dan terjadi proses leaching

mengalami transportasi oleh media (proses pencucian fosil). Seiring

geologi berupa air, angin atau es ke dengan berjalannya waktu, akhirnya

daerah cekungan, selama tranportasi, organisme dan material sedimen


terlitifikasi (pembatuan), sehingga V. Penutup
5.1 Kesimpulan
organisme tersebut menjadi fosil.
Adapun kesimpulan dari
Adapun proses pemfosilan yang
praktikum kali ini yaitu:
terjadi pada spesies ini adalah
1) Coelenterata adalah hewan
Perminelarisasi, yaitu penggantian
invertebrata yang mempunyai
sebagian tubuh fosil oleh mineral
rongga denganbentuk tubuh
sehingga bentuk fosil masih terlihat.
seperti tabung dan mulut yang
Fosil Ini memiliki bentuk
dikelilingi oleh tentakel.
tabular. Bereaksi ketika ditetesi HCl
2) Golongan Coelenterata
yang menandakan bahwa fosil ini
merupakan invertebrata yang
memiliki komposisi kimia berupa
sebagian besar hidupnya di laut.
Karbonatan (CaCO3), sehingga
Ukuran tubuhnya merupakan
diketahui bahwa lingkungan
yang paling besar baik yang
pengendapan dari fosil ini adalah laut
soliter maupun yangberbentuk
dangkal serta berdasarkan skala
koloni jika dibandingkan dengan
waktu geologi fosil ini memiliki
invertebrata lainnya. Cara
perkiraan umur 319-345 Juta Tahun
hidupnya yang melekat didasar
(Karbon Bawah).
perairan, disebut polip, ada yang
Kegunaan dari fosil ini adalah
berenang bebas disebut medusa.
untuk mengetahui lingkungan purba,
3) Filum Coelenterata terdiri atas
menentukan umur batuan, perubahan
empat kelas. Tiga kelas
iklim serta regresi laut.
knidoblastdimasukkan dalam

kelompok cnidarian (terdiri dari


kelas hydrozoa, scyphozoan, dan 5.2.2 Saran Untuk Asisten
1. Memberi waktu yang banyak pada
kelasanthozoa), Coelenterata
saat pendeskripsian fosil.
memiliki bentuk tubuh simetri
2. Mendampingi praktikkan saat
radial, Hewanradial hanya
praktikum.
memiliki bagian dorsal (atas) dan
3. Mempertahankan cara pemberian
bagian ventral (bawah)
materi ke praktikkan.
ataubagian oral (mulut) dan

bagian aboral, tetapi tidak ada


DAFTAR PUSTAKA
bagian anterior (kepala)dan
Amin,mustagfirin.2014,Paleontologi.
posterior (kaki). Bentuk tubuh Jakarta:Yudistira

dasar hewan coelenterata terdiri Noor, Djauhari. 2010. Pengantar


Geologi. Bogor: Universitas
dari dua variasi, yaitu polip dan
Pakuan.
medusa yang secara bergantian
Radiopoetra, 1986. Zoologi. Jakarta:
terjadi pada siklus hidupnya.
Erlangga.

5.2 Saran Tim Asisten Paleontologi, 2022


Penuntun Praktikum
5.2.1 Saran untuk laboratorium
Paleontologi. Gowa :
1. Tetap menjaga kebersihan
Departemen Teknik Geologi
laboratorium. Universitas Hasanuddin.

2. Tetap menjaga kerapihan

laboratorium.

3. Melengkapi sarana yang kurang.

You might also like