Professional Documents
Culture Documents
Rendi XI-KA 2 Sistem Peradilan
Rendi XI-KA 2 Sistem Peradilan
Kelas: XI-KA 2
Sistem Hukum Adat, yang bersifat komunal. Adat merupakan cermin kepribadian suatu
bangsa dan penjelmaan jiwa bangsa yang bersangkutan dari abad ke abad.
Sistem Hukum Islam, sifatnya religius. Menurut sejarahnya sebelum penjajah Belanda
datang ke Indonesia, Islam telah diterima oleh Bangsa Indonesia.
Adanya pengakuan hukum Islam seperti Regeling Reglement, mulai tahun 1855,
membuktikan bahwa keberadaan hukum Islam sebagai salah satu sumber hukum Indonesia
berdasarkan teori “Receptie” (H. Muchsin, 2004). Sistem Peradilan Indonesia dapat diartikan
sebagai “suatu susunan yang teratur dan saling berhubungan, yang berkaitan dengan kegiatan
pemeriksaan dan pemutusan perkara yang dilakukan oleh pengadilan, baik itu pengadilan
yang berada di lingkungan peradilan umum, peradilan agama, peradilan militer, maupun
peradilan tata usaha negara, yang didasari oleh pandangan teori, dan asas-asas di bidang
peradilan yang berlaku di Indonesia”.
Oleh karena itu dapat diketahui bahwa Peradilan yang diselenggarakan di Indonesia
merupakan suatu sistem yang ada hubungannya satu sama lain, peradilan/pengadilan yang
lain tidak berdiri sendiri-sendiri, melainkan saling berhubungan dan berpuncak pada
Mahkamah Agung. Bukti adanya hubungan antara satu lembaga pengadilan dengan lembaga
pengadilan yang lainnya salah satu diantaranya adalah adanya “Perkara Koneksitas”.
Hal tersebut terdapat dalam Pasal 24 Undang-undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang
Kekuasaan Kehakiman. Sistem Peradilan Indonesia dapat diketahui dari ketentuan Pasal 24
Ayat (2) UUD 1945 dan Pasal 10 Ayat (1) Undang-undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang
Kekuasaan Kehakiman. Dalam Pasal 15 UU Kekuasaan Kehakiman diatur mengenai
Pengadilan Khusus sebagai berikut :
Pengadilan khusus hanya dapat dibentuk dalam salah satu lingkungan peradilan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10 yang diatur dengan Undang-Undang.
Dasar hukumnya adalah : UU Nomor 49 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum
a. Pengadilan Negeri
Pengadilan ini yang pertama kali memutus suatu perkara.
Pengadilan Negeri biasa disebut PN.
PN ini terletak di ibukota kabupaten/kota maupun ibukota provinsi
Contohnya adalah :
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Kelas IA Khusus
Pengadilan Negeri Kediri Kelas I-B
b. Pengadilan Tinggi
Pengadilan Tinggi atau biasa disebut PT ini adalah pengadilan yang memeriksa upaya hukum
banding dari kasus yang diputus dalam pengadilan negeri.
Peadilan Tinggi hanya terletak di ibukota provinsi.
Contohnya :
Pengadilan Tinggi Tanjungkarang
Pengadilan Tinggi Makassar
2. Peradilan Agama
Peradilan agama adalah peradilan khusus orang-orang beragama Islam yang
menangani perkara seperti perkawinan, waris, hibah, wasiat, wakaf, zakat, infaq, shadaqah,
dan ekonomi syari'ah.
Dasar hukumnya adalah : UU Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan atas Undang-undang
Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama
Yang termasuk peradilan agama adalah :
a. Pengadilan Agama
Pengadilan agama tingkat pertama, yang terletak di ibu kota kabupaten ataupun kota. Biasa
disebut PA.
Contohnya :
Pengadilan Agama Jakarta Selatan
Pengadilan Agama Banjarnegara Kelas I A
Adalah pengadilan tingkat banding dari kasus-kasus yang telah diputus di pengadilan agama.
Biasa disingkat PTA.
Pengadilan Tinggi Agama ini terletak hanya di ibukota provinsi
Contoh :
Pengadilan Tinggi Agama Makssar
Pengadilan Tinggi Agama Yogyakarta
3. Peradilan Militer
Peradilan militer adalah peradilan khusus untuk anggota Tentara Negara Indonesia
(TNI).
Dasar hukumnya adalah UU Nomor 31 Tahun 1997 Tentang Peradilan Militer.
a. Pengadilan Militer
Peradilan Tinggi tingkat pertama yang mengadili perkara kejahatan ataupun pelanggaran
yang dilakukan TNI yang pangkatnya Kapten dan kebawahnya. Pengadilan ini biasa disebut
Dilmil.
Contoh :
Pengadilan Milliter III-14 Denpasar
Pengadilan Militer III-19 Jayapura
b. Pengadilan Militer Tinggi
Adalah peradilan tingkat pertama bagi TNI yang pangkatnya Mayor dan diatasnya. Sering
juga disebut Dilmilti.
Contohnya:
Pengadilan Militer Tinggi II Jakarta
Pengadilan Militer Tinggi I Medan
Adalah pengadilan khusus yang memeriksa dan memutus pada tingkat pertama dan terakhir
suatu perkara yang dilakukan oleh prajurit di medan pertempuran. Pengadilan ini sifatnya
insidentil yaitu
pembentukannya dapat sewaktu-waktu karena kondisi keadaan perang dan
pembentukannya berasal dari Keputusan Panglima TNI.
Adapun yang termasuk dalam peradilan tata usaha negara ini adalah :
Adalah pengadilan yang menangani upaya hukum banding kasus yang diputus dari
pengadilan tata usaha negara.
Pengadilan ini terletak di ibukota provinsi.
Contohnya :
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Makasar
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Surabaya