You are on page 1of 5

Nama: Rendi Mardiansyah

Kelas: XI-KA 2

Bagaimana sistem peradilan yang ada di Indonesia?


Pada dasarnya sistem hukum nasional Indonesia terbentuk atau dipengaruhi oleh 3 sub-sistem
hukum, yaitu :
Sistem Hukum Barat, yang merupakan warisan para penjajah kolonial Belanda, yang
mempunyai sifat individualistik. Peninggalan produk Belanda sampai saat ini masih banyak
yang berlaku, seperti KUHP, KUHPerdata, dsb.

Sistem Hukum Adat, yang bersifat komunal. Adat merupakan cermin kepribadian suatu
bangsa dan penjelmaan jiwa bangsa yang bersangkutan dari abad ke abad.

Sistem Hukum Islam, sifatnya religius. Menurut sejarahnya sebelum penjajah Belanda
datang ke Indonesia, Islam telah diterima oleh Bangsa Indonesia.

Adanya pengakuan hukum Islam seperti Regeling Reglement, mulai tahun 1855,
membuktikan bahwa keberadaan hukum Islam sebagai salah satu sumber hukum Indonesia
berdasarkan teori “Receptie” (H. Muchsin, 2004). Sistem Peradilan Indonesia dapat diartikan
sebagai “suatu susunan yang teratur dan saling berhubungan, yang berkaitan dengan kegiatan
pemeriksaan dan pemutusan perkara yang dilakukan oleh pengadilan, baik itu pengadilan
yang berada di lingkungan peradilan umum, peradilan agama, peradilan militer, maupun
peradilan tata usaha negara, yang didasari oleh pandangan teori, dan asas-asas di bidang
peradilan yang berlaku di Indonesia”.

Oleh karena itu dapat diketahui bahwa Peradilan yang diselenggarakan di Indonesia
merupakan suatu sistem yang ada hubungannya satu sama lain, peradilan/pengadilan yang
lain tidak berdiri sendiri-sendiri, melainkan saling berhubungan dan berpuncak pada
Mahkamah Agung. Bukti adanya hubungan antara satu lembaga pengadilan dengan lembaga
pengadilan yang lainnya salah satu diantaranya adalah adanya “Perkara Koneksitas”.

Hal tersebut terdapat dalam Pasal 24 Undang-undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang
Kekuasaan Kehakiman. Sistem Peradilan Indonesia dapat diketahui dari ketentuan Pasal 24
Ayat (2) UUD 1945 dan Pasal 10 Ayat (1) Undang-undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang
Kekuasaan Kehakiman. Dalam Pasal 15 UU Kekuasaan Kehakiman diatur mengenai
Pengadilan Khusus sebagai berikut :

Pengadilan khusus hanya dapat dibentuk dalam salah satu lingkungan peradilan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10 yang diatur dengan Undang-Undang.

Pengadilan Syariah Islam di Provinsi Nangro Aceh Darussalam merupakan pengadilan


khusus dalam lingkungan peradilan agama sepanjang kewenangannya menyangkut
kewenangan peradilan agama, dan merupakan pengadilan khusus dalam lingkungan peradilan
umum sepanjang kewenangannya menyangkut peradilan umum.
Di Indonesia peradilan dibagi 2 , yaitu peradilan umum dan peradilan khusus.
Peradilan umum adalah peradilan bagi rakyat pada umumnya, baik menyangkut perkara
pidana maupun perkara-perkara perdata. Peradilan khusus terdiri atas peradilan agama,
pengadilan militer, dan peradilan tata usaha. Ketiga peradilan ini mengadili perkara-perkara
tertentu atau mengenai golongan rakyat  tertentu.

Apa saja klasifikasi lembaga peradilan di Indonesia?


1. Peradilan Umum
Peradilan umum ini paling sering kita lihat dan temui, mulai kasus pidana seperti
pencurian, pembunuhan, narkoba, korupsi, ataupun kasus perdata seperti wanprestasi,
perbuatan melawan hukum, dan lain-lain.

Dasar hukumnya adalah :  UU Nomor 49 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum

Yang termasuk peradilan umum adalah :

a. Pengadilan Negeri
Pengadilan ini yang pertama kali memutus suatu perkara.
Pengadilan Negeri biasa disebut PN.
PN ini terletak di ibukota kabupaten/kota maupun ibukota provinsi
Contohnya adalah :
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Kelas IA Khusus
Pengadilan Negeri Kediri Kelas I-B
b. Pengadilan Tinggi
Pengadilan Tinggi atau biasa disebut PT ini adalah pengadilan yang memeriksa upaya hukum
banding dari kasus yang diputus dalam pengadilan negeri.
Peadilan Tinggi hanya terletak di ibukota provinsi.
Contohnya :
Pengadilan Tinggi Tanjungkarang
Pengadilan Tinggi Makassar

C. Pengadilan Khusus, contohnya pengadilan anak, pengadilan niaga, pengadilan TIPIKOR dan lain


sebagainya.

2. Peradilan Agama
Peradilan agama adalah peradilan khusus orang-orang beragama Islam yang
menangani perkara seperti perkawinan, waris, hibah, wasiat, wakaf, zakat, infaq, shadaqah,
dan ekonomi syari'ah.
Dasar hukumnya adalah :  UU Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan atas Undang-undang
Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama
Yang termasuk peradilan agama adalah :

a. Pengadilan Agama

Pengadilan agama tingkat pertama, yang terletak di ibu kota kabupaten ataupun kota. Biasa
disebut PA.
Contohnya :
Pengadilan Agama Jakarta Selatan
Pengadilan Agama Banjarnegara Kelas I A

b. Pengadilan Tinggi Agama

Adalah pengadilan tingkat banding dari kasus-kasus yang telah diputus di pengadilan agama.
Biasa disingkat PTA.
Pengadilan Tinggi Agama ini terletak hanya di ibukota provinsi
Contoh :
Pengadilan Tinggi Agama Makssar
Pengadilan Tinggi Agama Yogyakarta

C. Pengadilan Khusus mencakup Mahkamah Syariah

3. Peradilan Militer
Peradilan militer adalah peradilan khusus untuk anggota Tentara Negara Indonesia
(TNI).
Dasar hukumnya adalah UU Nomor 31 Tahun 1997 Tentang Peradilan Militer.

Adapun yang termasuk peradilan militer antara lain :

a. Pengadilan Militer
Peradilan Tinggi tingkat pertama yang mengadili perkara kejahatan ataupun pelanggaran
yang dilakukan TNI yang pangkatnya Kapten dan kebawahnya. Pengadilan ini biasa disebut
Dilmil.
Contoh :
Pengadilan Milliter III-14 Denpasar
Pengadilan Militer III-19 Jayapura
b. Pengadilan Militer Tinggi

Adalah peradilan tingkat pertama bagi TNI yang pangkatnya Mayor dan diatasnya. Sering
juga disebut Dilmilti.
Contohnya:
Pengadilan Militer Tinggi II Jakarta
Pengadilan Militer Tinggi I Medan

c. Pengadilan Militer Utama


Adalah peradilan yang menangani upaya hukum banding dari pengadilan militer ataupun
pengadilan militer tinggi.
Contoh : Pengadilan Militer Utama Jakarta

d. Pengadilan Militer Pertempuran

Adalah pengadilan khusus yang memeriksa dan memutus pada tingkat pertama dan terakhir
suatu perkara yang dilakukan oleh prajurit di medan pertempuran. Pengadilan ini sifatnya
insidentil yaitu
pembentukannya dapat sewaktu-waktu karena kondisi keadaan perang dan
pembentukannya berasal dari Keputusan Panglima TNI.

4. Peradilan Tata Usaha Negara


Peradilan Tata Usaha Negara yang biasa disebut PTUN adalah peradilan yang khusus
mengani sengketa tata usaha negara.
Dasar hukumnya adalah Undang Nomor 5 Tahun 1986 jo. Undang-Undang Nomor 9 Tahun
2004 jo. Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009

Adapun yang termasuk dalam peradilan tata usaha negara ini adalah :

a. Pengadilan Tata Usaha Negara


Adalah pengadilan tingkat pertama yang menangani kasus sengketa TUN ini.
Pengadilan ini terletak di ibukota kabupaten maupun kota.
Contohnya :
Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang
Pengadilan Tata Usaha Negara Kupang

b. Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara

Adalah pengadilan yang menangani upaya hukum banding kasus yang diputus dari
pengadilan tata usaha negara.
Pengadilan ini terletak di ibukota provinsi.
Contohnya :
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Makasar
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Surabaya

C. Pengadilan Khusus, mencakup Pengadilan Pajak

3. Bagaimana penerapan sistem peradilan tersebut bagi kehidupan


masyarakat?

1. harus hidup rukun bersama sama

2. saling tolong menolong dan saling menghormati perbedaan yang ada

3. tidak membedakan antara tetangga yang kanan atau yang kiri

4. harus lebih menghargai antar sesama

5. Tidak melanggar hukum yang ada.

You might also like