You are on page 1of 107

PEMBUATAN ALAT SIMULASI RADAR MENGGUNAKAN

ARDUINO UNO DAN SENSOR ULTRASONIC

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Dalam menempuh Sidang Tugas Akhir Program Diploma III
Program Studi: Listrik Pesawat

Disusun oleh:
MUHAMAD DUSTIRANSA TAQWA
NIM. 40401117013

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NURTANIO BANDUNG
2021
PEMBUATAN ALAT SIMULASI RADAR MENGGUNAKAN
ARDUINO UNO DAN SENSOR

TUGAS AKHIR

Dipersembahkan Sebagai Bukti Telah Menempuh


Ujian Akhir Program Diploma III
Program Studi Listrik Pesawat

Disusun Oleh:

Muhamad Dustiransa Taqwa


NPM. 40401116001

Mengetahui / Menyetujui

PENGUJI I PENGUJI II PEMBIMBING

Ir. Beng Tardjani, M.Sc. Rahmi Mudia A., S.Pd., M.Si. Johanes Adi P., S.T., M.T.
NIK. 297.12.462 NIDN. 0427039201 NIK. 297.10.253
ABSTRAK

Radio detection and ranging (radar) adalah perangkat yang memanfaatkan


karakteristik gelombang elektromagnetik yang berguna untuk mendeteksi jarak,
arah dan kecepatan suatu objek. Radar yang terdapat di Bandara digunakn oleh
Air traffic control (ATC) berfungsi untuk memonitor dan mendeteksi pesawat
terbang dan untuk mengatur lalu lintas udara. Radar terdiri dari beberapa
komponen utama yaitu antenna, transmitter¸ receiver, duplexer dan display.
Radar menggunakan gelombang elektromagnetik yang dipancarkan ke udara
melalui antenna, lalu ketika gelombang elektromagnetik tersebut mengenai suatu
objek, maka gelombang elektromagnetik akan dipantulkan kembali oleh objek
tersebut dan diterima oleh antenna dan dikirim ke Receiver untuk diproses dan
hasilnya ditampilkan pada display radar.
Dari uraian di atas dan untuk memahami cara kerja dari sistem radar
tersebut, maka dibuatlah sebuah alat simulasi sistem radar dimaksud dengan
menggunakan arduino uno dan sensor ultrasonic. Alat simulasi ini merupakan
implementasi dari radar pada Air traffic control (ATC) bandara yang berfungsi
untuk mendeteksi dan mengukur jarak suatu objek. Alat simulasi ini digunakan
beberapa komponen pelengkap lainnya seperti; motor servo, buzzer. Langkah-
langkah yang dikerjakannya meliputi peembuatan block diagram, membuat
schematic diagram, menentukan daftar komponen-komponen yang digunakan,
memprogram arduino uno , melakukan proses pemasangan dan penyolderan
komponen dan melaksanakan pengemasan dan terakhir merupakan uji fungsi alat
guna menghasilkan nilai pengukuran jarak dengan satuan cm dan sudut dengan
satuan derajat.
Alat simulasi sistem radar yang biasa digunakan di Bandara (ATC) ini,
dapat diselesaikan dengan menggunakan komponen-komponen yang sederhana
dan dapat diperoleh di pasaran. Disamping itu, alat tersebut dapat dijadikan
sebagai sarana pembelajaran bagi para mahasiswa untuk praktikum di
laboratoriun Fakultas Teknik Universitas Nurtanio dalam memahami dan
memperdalam fungsi dan cara kerja dari sebuah sistem radar.
Dengan adanya inovasi tentang pembuatan sebuah alat simulasi sistem
radar untuk ATC tersebut, maka disamping untuk dapat dijadikan sebagai
penambah wawasan bagi pembaca dalam memahami dan mengaplikasikan teori
penggunaan gelombang elektromagnet pada sebuah sistem radar juga untuk lebih
jauhnya dapat dijadikan sebagai stimulan dalam berinovasi di bidang peralatan
elektronik.

Kata kunci : Radio detection and ranging , Arduino uno, Sensor ultrasonic.
Email : Dustiransa@gmail.com

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah S.W.T Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah S.W.T yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Pembuatan Alat Simulasi Radar
menggunakan Sensor Ultrasonic dan Arduino Uno ”.

Diselesaikannya penulisan dan penyusunan tugas akhir ini merupakan


salah satu persyaratan akademik untuk kelulusan mahasiswa dalam program
Diploma III Program Studi Listrik Pesawat Universitas Nurtanio Bandung.
Selama proses pembuatan dan penyelesaian tugas akhir ini penulis mengalami
beberapa kesulitan dan hambatan. Namun Alhamdulillah penulis dapat
menyelesaikannya, itu semua tidak terlepas dari bantuan, dukungan, dan
bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Sukmo Gunardi, M.Si. Rektor Universitas Nurtanio


Bandung.
2. Bapak Ir. Beng Tardjani, M.Sc., Direktur Unnur Aero Maintenance
Training Center dan Wakil Rektor II Universitas Nurtanio Bandung.
3. Ibu Ema, S.T., M.T., Dekan Fakultas Teknik Universitas Nurtanio
Bandung.
4. Bapak Ir. Herry Hartopo, M.T., Wakil Dekan II Fakultas Teknik
Universitas Nurtanio Bandung.
5. Bapak Johanes Adi P., ST., MT., Ketua Program Studi Listrik Pesawat
Fakultas Teknik Universitas Nurtanio Bandung dan Selaku Dosen
Pembimbing Tugas Akhir
6. Kedua orang tua penulis, yang telah membantu dan memberikan
dukungan baik segi materi maupun non-materi.
7. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Teknik Universitas Nurtanio
Bandung.

ii
8. Rekan-rekan mahasiswa/i Universitas Nurtanio Bandung Fakultas
Teknik.
9. Rekan-rekan satu kost yang selalu memberi solusi dan semangat.
10. Narasumber dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
Tugas Akhir ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari banyaknya kekurangan dan keterbatasan dalam


penyusunan Tugas Akhir ini, dikarenakan keterbatasan kemampuan yang penulis
miliki. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna menambah wawasan dan pengetahuan baik bagi penulis
maupun bagi pembaca.
Akhir kata, penulis mengucapkan permohonan maaf apabila terdapat kesalahan
dan kekeliruan dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

Bandung, Juli 2020

Muhamad Dustiransa Taqwa

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK.......................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR......................................................................................vi
DAFTAR TABEL...........................................................................................viii
DAFTAR SINGKATAN................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................I-1
A. Latar Belakang dan Rumusan Masalah..........................................I-1
1. Latar Belakang..........................................................................I-1
2. Rumusan Masalah.....................................................................I-2
B. Maksud dan Tujuan Penulisan........................................................I-2
1. Maksud Penulisan.....................................................................I-2
2. Tujuan penulisan.......................................................................I-3
C. Metoda Penulisan Tugas Akhir......................................................I-3
D. Ruang Lingkup ..............................................................................I-3
1. Ruang Lingkup Penulisan.........................................................I-3
E. Sistematika Penulisan.................................................................I-4
BAB II DESKRIPSI MASALAH DAN TINJAUAN PUSTAKA...............II-1
A. Deskripsi Masalah..........................................................................II-1
B. Tinjauan Pustaka.............................................................................II-2
1. Gelombang Elektromagnetik....................................................II-2
2. Radio Detection And Ranging (Radar).....................................II-7
3. Air Traffic Control (ATC).........................................................II-15
4. Sensor Ultrasonic HC-SR04...................................................II-18
5. Arduino Uno...........................................................................II-22
6. Motor Servo............................................................................II-25
7. Liquid Crystal Display (LCD)................................................II-28
8. Buzzer.....................................................................................II-30
9. Adaptor...................................................................................II-31
BAB III PEMBAHASAN MASALAH..........................................................III-1
A. Perancangan Alat Dan Simulasi Radar menggunakan Arduino
Uno dan Sensor Ultrasonic............................................................III-1
1. Blok Diagram .........................................................................III-1
2. Proses Design Schematic Diagram Menggunakan Software
Proteus 8.11............................................................................III-3
3. Schematic Diagram Alat.........................................................III-6
4. Prinsip Kerja Rangakaian.......................................................III-8
5. Daftar Komponen...................................................................III-9
6. Flowchart................................................................................III-10
7. Langkah Pemograman Pada Arduino.....................................III-12

iv
B. PembuatanSimulasi Radar Menggunakan Arduino Uno
dan Sensor Ultrasonic...................................................................III-14
1. Proses Pemasangan Komponen Pada Alat.............................III-14
2. Pengemasan Alat ...................................................................III-18
C. Uji Fungsi Alat Simulasi Radar Menggunakan Arduino Uno
dan Sensor Ultrasonic...................................................................III-21
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................IV-1
A. Kesimpulan....................................................................................IV-1
B. Saran..............................................................................................IV-2
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN

v
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Halaman


2.1 Bentuk Gelombang Elektromagnetik........................................ II-2
2.2 Spektrum Gelombang Elektromagnetik.................................... II-3
2.3 Antenna Radar.......................................................................... II-8
2.4 Prinsip Kerja Sistem Radar....................................................... II-10
2.5 Air Traffic Control (ATC)........................................................ II-15
2.6 Sensor Ultrasonic HC-SR04..................................................... II-18
2.7 Cara Kerja Sensor Ultrasonic................................................... II-19
2.8 Rangkaian Transmitter Sensor Ultrasonic................................ II-21
2.9 Rangkaian Receiver Sensor Ultrasonic.................................... II-21
2.10 Arduino Uno............................................................................. II-22
2.11 Prinsip Kerja Servo Motor........................................................ II-27
2.12 Servo Motor.............................................................................. II-28
2.13 Liquid Cristal Display (LCD)................................................... II-28
2.14 Buzzer........................................................................................ II-30
2.15 Adaptor 12 Volt DC/2A.............................................................II-31
3.1 Blok Diagram Alat ................................................................... III-1
3.2 SkematikTampilan awal proteus 8.11....................................... III-4
3.3 Tampilan New Project dari proteus 8.11.................................. III-4
3.4 Tampilan Pick Devices pada proteus 8.11................................ III-5
3.5 Tampilan komponen proteus 8.11............................................. III-5
3.6 Schematic Diagram................................................................... III-7
3.7 Flowchart alat........................................................................... III-10
III-12
3.9 Memasukan Program pada arduino.......................................... III-12
3.10 Tampilan ketika Done Uploading............................................. III-13
3.11 Penyolderan kaki-kaki layar LCD 16x2................................... III-14
3.12 Penyolderan kaki-kaki i2c ke LCD 16x2.................................. III-15
3.13 Tampak jadi LCD setelah penyolderan..................................... III-15
3.14 Penyolderan potongan PCB...................................................... III-16
3.15 Pemasangan kabel Pada LCD................................................... III-17
3.16 Pemasangan kabel pada sensor ultrasonic................................ III-17
3.17 Hasil akhir pemasangan komponen.......................................... III-18
3.18 Tampilan depan alat.................................................................. III-19
3.19 Tampilan samping alat.............................................................. III-19
3.20 Tampilan belakang alat............................................................. III-20
3.21 Pemasangan kabel adptor ke alat.............................................. III-21
3.22 Tampilan nama penulis pada LCD........................................... III-22
3.23 Tampilan nama judul alat pada LCD........................................ III-22
3.24 Pengukuran dengan jarak 10cm................................................ III-23
3.25 Pengukuran dengan sudut 45.................................................... III-24
3.26 Pengukuran dengan jarak 20 cm............................................... III-24
3.27 Pengukuran dengan sudut 112.................................................. III-25

vi
3.28 Pengukuran dengan jarak 30 cm............................................... III-25
3.29 Pengukuran dengan jarak 40 cm............................................... III-26
3.30 Pengukuran dengan sudut 50 cm............................................... III-26

vii
DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Judul Halaman


2.1 Rumus perhitungan radar jarak ke target................................ II – 11
2.2 Rumus menghitung jarak sensor ultrasonic............................ II – 20
2.3 Spesifikasi arduino uno........................................................... II – 23
3.1 Daftar Komponen.................................................................... III – 9
3.2 Hasil Pengukuran object benda pada papan pengujian........... III – 27

viii
DAFTAR SINGKATAN

1. ATC = Air Traffic Control


2. ASR = Airport surveillance radar 
3. KHz = Kilo Hertz
4. V = Volt
5. KB = Kilo Byte
6. TT = Time To Live
7. MM = Mili meter
8. CM = Centi Meter
9. LED = Light Emitting Diode
10. LCD = Liquid Crystal Display
11. GND = Ground
12. SPI = Serial Peripheral Interface
13. CMOS = Complementary Metal Oxide Semiconductor
14. I2C = Inter Integrated Circuit
15. IC = Integrated Circut
16. PCB = Printed Circuit Board
17. PWM = Pulsa Width Modulation
18. USB = Universal Serial Bus
19. AC = Alternating Current
20. DC = Dirrect Current
21. PLN = Perusahaan Listrik Negara
22. PSR = Primary Survailence Radar
23. SSR = Secondary Survailence Radar

ix
DAFTAR LAMPIRAN

1. LAMPIRAN “A” DATASHEET Sensor Ultrasonic


2. LAMPIRAN “B” DATASHEET Servo Motor
3. LAMPIRAN “C” Program Alat Simulasi Radar Menggunakan Arduino Uno
dan Sensor Ultrasonic

x
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Rumusan Masalah


1. Latar Belakang
Perkembangan teknologi begitu pesat, dari generasi ke generasi lahir
berbagai inovasi yang merupakan objek pembaharuan penunjang kehidupan
manusia dimasa sekarang. Salah satunya dibidang transportasi, dimana
kemajuan transportasi yang meliputi transportasi darat, air, dan udara pada
saat ini memberikan manfaat cukup besar bagi kehidupan manusia sekarang.
Salah satu transportasi yang mengalami kemajuan yang cukup pesat pada
saat ini adalah transportasi udara. Transportasi udara yang paling banyak
digunakan pada kehidupan manusia saat ini ialah pesawat udara.
Pesawat udara dikenal dengan kecanggihan sistemnya dalam
pengoperasianya dimana pesawat bisa menempuh jarak jauh dengan waktu
yang relatif singkat serta dengan keamanan yang tinggi menjadi salah satu
transportasi udara yang terbaik pada saat ini. Pesawat udara dalam
pengoperasianya dilengkapi dengan sistem yang canggih mulai dari lepas
landas hingga mendarat. Dalam pengoperasianya pesawat udara tidak hanya
menggunakan sistem di dalam pesawat saja, tetapi juga dibantu dengan
sistem di luar pesawat. Diantara salah satu sistem yang untuk
mengidentifikasi suatu objek di udara dengan Radio detection and ranging
(Radar).
Pada Penerbangan radar digunakan pada Air traffic control (ATC) yang
merupakan kendali lalu lintas udara untuk mengatur kelancaran lalu lintas
udara bagi pesawat terbang yang akan lepas lendas ketika terbang di udara
maupun ketika akan mendarat. Radar memiliki banyak keunggulan
dibandingkan dengan sistem pendeteksi lain diantaranya radar tidak
tergantung oleh kondisi cahaya maka dari itu radar mampu digunakan dalam
kondisi gelap, radar mampu menembus kabut atau zat tertentu, dan juga
I-2

radar memiliki tingkat pemancar yang lebih tinggi dibandingkan sistem


pemancar lain. Penggunaan teknologi radar juga digunakan pada bidang
meteorologi, deteksi kecepatan oleh polisi, dan terutama banyak digunakan
oleh militer.
Radar memanfaatkan karakteristik gelombang elektromagnetik yang
dapat merambat di udara. Tahapan proses kerja radar yaitu gelombang
elektromagnetik dipancarkan oleh sebuah transmitter ke suatu titik
kemudian apabila gelombang elektromagnetik tersebut menyentuh suatu
objek maka akan dipantulkan oleh objek tersebut, pantulan gelombang
elektromagnetik ini ditangkap oleh receiver dan mengidentifikasinya
berdasar pola dari sinyal pantulan.
Radar terdiri dari beberapa komponen utama yaitu antenna, transmitter,
receiver, dan terdapat komponen tambahan lainya seperti waveguide,
duplexer, software. Dalam pengoperasianya radar memanfaatkan
gelombang elektromagnetik Sehingga radar memiliki bahaya radiasi yang
sangat tinggi. Dikarenakan bahayanya radiasi dari radar, pada saat menjalani
perkuliahan penulis kurang memahami sepenuhnya tentang sistem radar ini,
apabila dalam pembelajaran menggunakan alat aslinya maka terdapat radiasi
yang sangat tinggi, yang dapat membahayakan kesehatan. Oleh karena itu
penulis ingin membuat simulasi sistem radar dengan berbasis
mikrokontroler dan sensor ultrasonic sebagai transmitter dan receiver. Alat
ini diharapkan dapat mensimulasikan serta memberikan informasi jarak dan
sudut seperti implementasi dari radar pada bandara pada sebuah ATC.
Dalam hal ini penulis mengharapkan simulasi sistem radar dapat membantu
dalam pemahaman wawasan sistem radar untuk banyak orang pada
umumnya mahasiswa Universitas Nurtanio Bandung.

2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana merancang sebuah alat simulasi radar menggunakan
arduino uno dan sensor ultrasonic ini?
b. Bagaimana cara membuat alat simulasi radar menggunakan arduino
uno dan sensor ultrasonic ?
I-3

c. Bagaimana cara kerja pada alat simulasi radar menggunakan arduino


uno dan sensor ultrasonic ini?

B. Maksud dan Tujuan Penulisan


1. Maksud Penulisan
a. Memberikan sumbangan pemikiran yang bermanfaat sebagai bahan
pembelajaran dalam perancangan dan pembuatan sebuah alat simulasi
radar menggunakan arduino uno dan sensor ultrasonic.
b. Menambah wawasan mengenai alat pendenteksi objek dan pengukur
jarak dengan menggunakan sensor ultrasonic.

2. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah menghasilkan alat simulasi
radar yang dapat digunakan sebagai media wawasan tambahan bagi
mahasiswa, mengenai alat yang berfungsi untuk mendeteksi objek dan
megetahui jarak dan sudut object tersebut.

C. Metoda Penulisan
Metoda yang digunakan dalam menyusun tugas akhir ini adalah :
1. Study Literature
Merupakan suatu metode yang dilakukan dengan mencari data-data
yang sudah penulis kumpulkan. Selain itu beberapa teori-teori dasar dari
referensi yang sudah dikumpulkan yang berkaitan dengan pembahasan
sesuai dengan judul yang penulis buat.
2. Diskusi
Merupakan suatu metoda yang digunakan untuk memperdalam
pemahaman dengan cara melakukan tanya jawab dengan dosen
pembimbing tentang maksud pembuatan alat, proses pembuatan alat, dan
cara kerja alat simulasi radar menggunakan Arduino uno dan sensor
ultrasonic ini.
D. Ruang Lingkup
I-4

Dengan Rumusan masalah yang dikemukakan diatas maka, penulis


membatasi permasalahan ini yaitu :
a. Prinsip kerja alat simulasi radar menggunakan Arduino uno dan sensor
ultrasonic, menggunakan Arduino uno sebagai mikrokontroler dan sensor
ultrasonic.
b. Alat simulasi radar menggunakan arduino uno dan sensor ultrasonic ini
mampu mendeteksi jarak objek dan sudut.
c. Servo menggerakan sensor ultrasonic dengan berputar 180°.
d. Hasil pendeteksi objek ditampilkan pada layar LCD 16x2 disertai dengan
Buzzer berbunyi ketika sensor ultrasonic mendeteksi suatu object.

E. Sistematika Penulisan
Dengan mengacu pada buku pedoman tugas akhir Diploma III. Maka
sistematika penulisan tugas akhir sebagai berikut :
1. BAB I Pendahuluan
Pada bab ini berisikan tentang latar belakang dan rumusan masalah,
maksud dan tujuan penulisan, metode penulisan, ruang lingkup penulisan
dan sistematika penulisan.
2. BAB II Deskripsi Masalah Dan Tinjauan Pustaka
Pada bab ini berisikan tentang deskripsi masalah, penjelasan tentang
teori dan komponen elektronika pendukung dari proses perancangan dan
pembuatan simulasi Radar menggunakan Arduino Uno dan Sensor
Ultrasonic.
3. BAB III Pembahasan Masalah
Pada bab ini berisikan tentang proses perancangan, pembuatan dan
pengujian alat simulasi radar menggunakan sensor Ultrasonic dan Arduino
uno
4. BAB IV Kesimpulan Dan Saran
Pada bab ini berisikan tentang kesimpulan yang dapat diambil dari
seluruh pembahasan tugas akhir dan saran yang merupakan pendapat dari
penulis.
I-5

BAB II
DESKRIPSI MASALAH DAN TINJAUAN PUSTAKA

1. Deskripsi Masalah
Radar singkatan dari Radio detection and ranging adalah perangkat
yang memanfaatkan karakteristik gelombang elektromagnetik yang dapat
merambat di udara dengan kecepatan tinggi. Secara umum peralatan
utama radar meliputi transmitter, antena, receiver, duplexer, dan display
yang ke semuanya itu disusun oleh rangkaian-rangkaian elektronika.
Tahapan proses kerja radar yaitu gelombang elektromagnetik
dipancarkan oleh sebuah transmitter ke suatu titik kemudian apabila
gelombang elektromagnetik tersebut menyentuh suatu objek maka akan
dipantulkan oleh objek tersebut, pantulan gelombang elektromagnetik ini
ditangkap oleh receiver dan mengidentifikasinya berdasar pola dari
sinyal pantulan.
Di pesawat sendiri terdapat juga sistem radar yaitu wheater radar,
radar altimeter, firing radar sistem, multimode radar dan lain sebagainya.
Selain itu radar banyak sekali digunakan pada bandara tepatnya pada Air
traffic control (ATC). Dengan adanya sistem radar pada bandara, maka
hal tersebut mempermudah operator pada Air traffic control (ATC) untuk
melihat posisi pesawat, ketinggian pesawat, jarak pesawat terhadap Air
traffic control (ATC) itu sendiri. Radar yang kita ketahui memiliki
tingkat radiasi yang sangat tinggi yang bisa membahayakan kesehatan
bagi tubuh manusia Dengan pembuatan alat ini penulis juga dapat
mempelajari lebih tentang pengukuran jarak terhadap objek pada radar
tanpa harus mempratekan pada alat aslinya karena alat aslinya berada di
bandara yang tidak bisa dipelajari dari dekat karena memiliki bahaya
radiasi yang tinggi. Oleh karena itu penulis tertarik untuk membuat
I-6

simulasi radar menggunakan mikrokontroler dan sensor ultrasonic


sebagai receivernya.

B. Tinjauan Pustaka
1. Gelombang Elektromagnetik1
Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang memancar
tanpa media rambat yang membawa muatan energi listrik dan magnet
(elektromagnetik). Tidak seperti gelombang pada umumnya yang
membutuhkan media rambat, gelombang elektromagnetik tidak
membutuhkan media rambat (sama seperti radiasi). Karena tidak
memerlukan media perambatan maka gelombang elektromagnetik sering
juga disebut radiasi elektromagnetik. Gelombang elektromagnetik
meliputi cahaya, gelombang radio, sinar x, sinar gamma, mikro
gelombang.
a. Sifat gelombang elektromagnetik2
Sifat gelombang elektromagnetik dimana bentuk gelombang
elektromagnetik hampir sama seperti bentuk gelombang transversal
pada umumnya, namun pada gelombang ini terdapat muatan energi
listrik dan magnetic dimana medan listrik (E) selalu tegak lurus
terhadap medan magnet (B) yang keduanya menuju kea rah
gelombang seperti yang dapat dilihat pada Gambar 2.1 dibawah ini

Gambar 2.1 Bentuk Gelombang Elektromagnetik

1
https://www.studiobelajar.com/gelombang-elektromagnetik/
2
https://www.dosenpendidikan.co.id/gelombang-elektromagnetik/
I-7

b. Spektrum gelombang elektromagnetik


Untuk memberikan gambaran mengenai jenis-jenis spectrum
gelombang elektromagnetik bisa dilihat pada Gambar 2.2 dibawah ini

Gambar 2.2 Spektrum Gelombang Elektromagnetik


Spektrum adalah sebuah kata lain yang berarti bayangan hitam.
Kata Spektrum  pertama kali digunakan oleh Isaac Newton pada tahun
1671. Untuk menjelaskan bayangan sinar yang dibentuk oleh prisma
menyerupai pelangi yang berwarna warni yang dinamakan spektrum
gelombang elektromagnetik terdiri atas tujuh macam gelombang yang
dibedakan berdasarkan frekuensi serta panjang gelombang yaitu :
1.) Gelombang radio
I-8

Gelombang ini memiliki panjang sekitar 103 meter dengan


frekuensi sekitar 104 Hertz. Sumber gelombang ini berasal dari
rangkaian oscillator elektronik yang bergetar. Rangkaian oscillator
tersebut terdiri dari komponen resistor (R), induktor (L), dan
kapasitor (C). Spektrum gelombang radio dimanfaatkan manusia
untuk teknologi radio, televisi, dan telepon
2.) Gelombang mikro
Gelombang ini memiliki panjang sekitar 10 -2 meter dengan
frekuensi sekitar 108 hertz. Gelombang ini dihasilkan oleh tabung
klystron, kegunaanya sebagai penghantar energy panas. Salah satu
contoh penggunaan gelombang micro yaitu pada oven microwave
yang berupa efek panas untuk memasak. Gelombang micro dapat
mudah diserap oleh suatu benda dan juga menimbulkan efek
pemanasan pada benda tersebut. Selain itu, gelombang micro juga
dapat digunakan untuk mesin radar.
3.) Gelombang Infrared
Gelombang ini memiliki panjang sekitar 10 -5 meter dengan
frekuensi sekitar 1012  Hertz. Gelombang Infrared dihasilka ketika
molekul electron bergetar karena panas, contohnya tubuh manusia
dan bara api. Manfaat kegunaan lain yaitu untuk remote TV dan
transfer data di ponsel.
4.) Gelombang cahya tampak
Sesuai namanya, spketrum ini berupa cahaya yang dapat
ditangkap langsung oleh mata manusia. Gelombang ini memiliki
panjang. 5×10-6 meter dengan frekuensi 1015 hertz. Dan  gelombang
cahaya tampak sendiri terdiri dari 7 macam yang disebut warna.
Jika diurutkan dari yang paling besar frekuensinya adalah merah,
jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.
5.) Gelombang Ultraviolet
Gelombang UV memiliki panjang 10 -8 meter dengan frekuensi
1016 hertz. Gelombang ini berasal dari matahari dan juga dapat
I-9

dihasilkan oleh transisi elektron dalam orbit atom, busur karbon,


dan lampu mercury. Fungsi UV dapat bermanfaat dan dapat
berbahaya bagi manusia. Salah satu contoh fungsi sinar UV adalah
sebagai detector untuk membedakan uang asli dan uang palsu.
6.) Gelombang sinar x
Gelombang ini memiliki panjang 10-10 meter dan memiliki
frekuensi 1018 hertz. Gelombang sinar X sering disebut juga dengan
sinar rontgen, karena gelombang ini banyak dimanfaatkan untuk
kegiatan rontgen di rumah sakit.
7.) Gelombang sinar gamma
Gelombang ini memilik panjang 10 -12 meter dengan frekuensi
1020 hertz. Dihasilkan dari peristiwa peluruhan radioaktif atau inti
atom yang tidak stabil. Gelombang sinar gamma merupakan
gelombang yang memiliki frekuensi paling besar dan serta panjang
gelombang terkecil. Sehingga daya tembusnya sangat besar,
bahkan bisa menembus plat besi. Salah satu fungsi dari sinar
gamma yaitu dapat digunakan dalam kedokteran sebagai pembunuh
sel kanker dan sterilisasi alat-alat kedokteran.
c. Manfaat gelombang elektromagnetik
Berikut ini terdapat beberapa manfaat gelombang elektromagnetik,
diantaranya adalah:
1.) Gelombang Radio (MF dan HF)
Untuk komunikasi radio memanfaatkan sifat gelombang MF
dan HF yang dapat dipantulkan oleh lapisan ionosfer hingga dapat
mencapai tempat yang jauh.
2.) Gelombang Radio (UHF dan VHF)
Untuk komunikasi satelit dengan memanfaatkan sifat
gelombang UHF dan VHF yang dapat menembus lapisan atmosfer,
hingga dapat mencapai satelit.
3.) Gelombang mikro
I-10

untuk pemanasan microwave dan komunikasi radar, untuk


menganalisi struktur otomik dan molekul, digunakan untuk
rangkain televisi.
4.) Sinar Infrared
Untuk fotografi pemetaan sumber daya alam, dan mendeteksi
tanaman yang tumbuh dibumi.
5.) Sinar tampak
Untuk membantu penglihatan mata manusia dan sebagai salah
satu aplikasi dari sinar tampak pada penggunaan sinar laser dalam
serat optic pada bidang telkom.
6.) Sinar Ultraviolet
Untuk membantu pertumbuhan vitamin D pada manusia.
7.) Sinar x
Bermanfaat pada bidang kesehatan untuk memotret organ-
organ dalam tubuh manusia.
8.) Sinar gamma
Digunakan pada dunia kedokteran untuk terapi kanker dan
untuk sterilisasi peralatan rumah sakit.
d. Bahaya gelombang elektromagnetik
Bahaya gelombang elektromagnetik diantaranya dapat
menyebabkan kanker kulit ( sinar ultraviolet), Dapat menghitamkan
kulit ( sinar ultraviolet), dapat menyebabkan kemandulan.

2. Radio Detection And Ranging (Radar)3


Radar merupakan singkatan dari Radio detection and ranging4 yang
Radio Detection and Ranging, yang berarti deteksi dan penjarakan radio)
adalah suatu sistem gelombang elektromagnetik yang berguna untuk
mendeteksi, mengukur jarak terhadap objek,dan mendeteksi cuaca.

3
https://id.wikipedia.org/wiki/Radar
4
https://iaeeta.org/2017/09/22/mengenal-radar/
I-11

Panjang gelombang yang dipancarkan radar bervariasi mulai dari


milimeter hingga meter. Gelombang radio/sinyal yang dipancarkan dan
dipantulkan dari suatu benda tertentu akan ditangkap oleh radar. Dengan
menganalisis sinyal yang dipantulkan tersebut, pemantul sinyal dapat
ditentukan lokasinya dan melalui analisis lebih lanjut dari sinyal yang
dipantulkan dapat juga ditentukan jenisnya. Meskipun sinyal yang
diterima relatif lemah/kecil, namun radio sinyal tersebut dapat dideteksi
dan diperkuat oleh penerima radar. Konsep radar adalah mengukur jarak
dari sensor ke target. Ukuran jarak tersebut didapat dengan cara
mengukur waktu yang dibutuhkan gelombang elektromagnetik selama
penjalarannya mulai dari sensor ke target dan kembali lagi ke sensor.
Ada tiga komponen utama yang tersusun di dalam sistem radar, yaitu
antena, transmitter (pemancar sinyal) dan receiver (penerima sinyal),
dan sistem komponen tambahan lainya yaitu waveguide, duplexer, dan
.software.
a. Komponen sistem radar
1). Antena
Antena yang terletak pada radar merupakan susatu antenna
reflector berbentuk piring parabola yang menyebarkan gelombang
elektromagnetik dari titik fokusnya dan dipantulkan melalui
permukaan yang berbentuk parabola. Antena radar memiliki dua
kutub. Input sinyal yang masuk dijabarkan dalam bentuk phased-
array (bertingkat atau bertahap). Ini merupakan sebaran unsur-unsur
objek yang tertangkap antena dan kemudian diteruskan ke pusat
sistem Radar.
I-12

Gambar 2.3 Antenna radar

2). Pemancar sinyal (transmitter)


Pada sistem radar, pemancar sinyal (transmitter) berfungsi untuk
memancarkan gelombang elektromagnetik melalui antena. Hal ini
dilakukan agar sinyal objek yang berada didaerah tangkapan radar
dapat dikenali. Pada umumnya, transmitter
memiliki bandwidth dengan kapasitas yang besar. Transmitter juga
memiliki tenaga yang cukup kuat, efisien, ukurannya tidak terlalu
besar dan tidak terlalu berat, serta mudah dalam hal perawatannya.
3). Penerima sinyal (receiver)
Pada sistem radar, penerima sinyal (receiver) berfungsi sebagai
penerima kembali pantulan gelombang elektromagnetik dari sinyal
objek yang tertangkap oleh radar melalui reflektor antena. Pada
umumnya, receiver memiliki kemampuan untuk menyaring sinyal
yang diterimanya agar sesuai dengan pendeteksian yang diinginkan,
dapat memperkuat sinyal objek yang lemah dan meneruskan sinyal
objek tersebut ke pemeroses data dan sinyal (signal and data
processor), dan kemudian menampilkan gambarnya di
layar monitor (display). Selain tiga komponen diatas sistem radar
juga terdiri dari komponen pendukung yaitu :
I-13

. a).Waveguide5
Waveguide berfungsi sebagai penghubung antara antena dan
transmitter. Waveguide merupakan struktur yang memandu
gelombang, seperti gelombang elektromagnetik.
b). Duplexer6
berfungsi sebagai tempat pertukaran atau peralihan antara
antena dan penerima atau pemancar sinyal ketika antena
digunakan dalam kedua situati tersebut.
c). software7
merupakan suatu bagian elektronik yang berfungsi
mengontrol kerja seluruh perangkat dan antena ketika melakukan
tugasnya masing-masing
b. Klasifikasi radar berdasarkan bentuk gelombang
1.) Continous wave (CW)
merupakan radar yang menggunakan transmitter dan antena
penerima (receive antenna) secara terpisah, di mana radar ini terus
menerus memancarkan gelombang elektromagnetik. Radar CW
yang tidak termodulasi dapat mengukur kecepatan radial target
serta posisi sudut target secara akurat. Radar CW yang tidak
termodulasi biasanya digunakan untuk mengetahui kecepatan target
dan menjadi pemandu rudal (missile guidance).

2.) Pulsed radar ( PR)


merupakan radar yang gelombang elektromagnetiknya diputus
secara berirama. Frekuensi denyut radar (Pulse Repetition
Frequency/PRF) dapat diklasifikasikan menjadi 3 bagian, yaitu
PRF high, PRF medium dan PRF low.
c. Prinsip kerja sistem radar8

5
http://ruangoptik.blogspot.com/2016/10/apa-itu-waveguide.html
6
https://www.cektekno.com/telco/pengertian-dan-jenis-duplexer-pada-radar/
7
http://bagiandanfungsitombolradar.blogspot.com/2016/07/description-bagian-bagian-radar.html
8
http://jaketoranye.blogspot.com/2011/10/radar-radio-detection-and-ranging.html
I-14

Konsep radar adalah mengukur jarak dari sensor ke target. Ukuran


jarak tersebut didapat dengan cara mengukur waktu yang dibutuhkan
gelombang elektromagnetik selama penjalarannya mulai dari sensor
ke target dan kembali lagi ke sensor. Radar digunakan untuk
mendeteksi dan menentukan lokasi suatu target berdasar karakteristik
perambatan gelombang elektromagnetik. Bila sebagian dari sinyal
yang dipancarkan Radar sampai pada suatu target, maka target
tersebut akan meradiasikannya kembali ke segala arah. Antena
Penerima selanjutnya akan menangkap enersi yang kembali dan
meneruskannya kebagian Penerima dimana sinyal tersebut dideteksi
dan dianalisa untuk mengetahui kehadiran, posisi atau kecepatan
target tersebut, relatif terhadap Radar, prinsip kerja radar dapat dilihat
pada Gambar 2.4

Gambar 2.4 Prinsip Kerja Sistem Radar


Jarak dari target diketahui dengan mengukur waktu yang
dibutuhkan oleh sinyal Radar untuk merambat menuju target dan
kembali lagi ke Penerimanya Jarak ke target ditentukan oleh waktu,
antara sinyal yang dikeluarkan radar ke target lalu dikembalikan lagi
ke radar. Gelombang elektromagnetik di angkasa melintas dengan
kecepatan cahaya yaitu C = 3x108 m/s. Rumus perhitungan jarak ke
target yaitu pada table rumus dibawah ini :
Tabel 2.1 Rumus perhitungan radar jarak ke target
I-15

R= C TR/2
R= Jarak radar ketarget
C= Kecepatan energi elektromagnetik
TR= waktu sinyal dilepaskan oleh radar ke target dan kembali
lagi ke radar.

d. Jenis-jenis radar
1.) Doppler radar
Jenis radar ini menggunakan efek doppler untuk mengukur
kecepatan radial dan sebuah objek yang masuk ke daerah
tangkapan. Efek Doppler adalah perubahan frekuensi atau panjang
gelombang dan sebuah gelombang yang diterima, Adapun
kecepatan radial ialah kecepatan suatu bendadalam arah segaris
dengan pandangan. Contoh Doppler radar ialah radar cuaca yang
digunakan mengetahui seluruh fenomena yang terjadi di atmosfer
bumi.
2.) Monostatic radar
Monostatic radar adalah jenis radar yang hanya memiliki
sebuah antenna yang digunakan untuk memancarkan (transmitter)
menerima (receiver) sinyal. Radar ini memiliki suatu bagian yang
disebut duplexer untuk memisahkan antara penerima dan
pemancar. Radar monostatic biasanya menggunakan bentuk
gelombang (waveform) Namun dapat juga menggunakan CW.
Untuk desain radar monostatic CW digunakan suatu alat yang
disebut circulator untuk memisahkan antara gelombang yang
dipancarkan dan diterima. Radar jenis ini digunakan pada sistem
pesawat terbang.
3.) Bistatic/multistatic radar
Sistem radar ini terdiri dari sebuah antenna transmitter dan
memiliki lebih dari satu antenna receivernya. Dimana
kedua komponen tersebut terpisah. Kedua komponen itu dipisahkan
I-16

oleh suatu jarak yang dapat dibandingkan dengan jarak


target/objek. Objek dapat dideteksi berdasarkan sinyal yang
dipantulkan oleh objek tersebut ke pusat antena. Berdasarkan
pemancarnya radar Bistatic/Multistatic dapat dibagi lebih lanjut
menjadi dua macam yaitu :
a.)Radar Bi-Static Kooperatif : Yaitu radar Bi-static yang
pemancarnya sudah terintegrasi dengan unit radarnya, Contoh
dari radar ini cukup banyak, di antaranya adalah radar OTH
(Over The Horizon) seperti Jindalee dan radar Struna-1MU
buatan Rusia.
b.)Radar Bi-Static Non-Kooperatif : Yaitu Radar Bi-static yang
pemancarnya tidak terintegrasi dengan unit radarnya, misalnya
adalah Silent Sentry buatan Lockheed martin yang
memanfaatkan pemancar seperti Stasiun Televisi atau Radio.
4). Gunshoot radar
Gunshoot radar digunakan untuk mendeteksi kecepatan suatu
objek. Alat ini digunakan oleh petugas kepolisian dalam
mencermati kendaraan darat yang melebihi kecepatan
maksimumnya pada suatu area tertentu.
e. Kegunaan Radar
1.) Radar cuaca
Wheather radar merupakan jenis radar cuaca yang memiliki
kemampuan untuk mendeteksi intensitas curah hujan dan cuaca
buruk. Wind profiler merupakan jenis radar cuca yang berguna
untuk mendeteksi dan kecepatan arah angin dengan menggunakan
gelombang suara.
2.) Radar militer
Airborne Early Warning (AEW), merupakan sebuah sistem
radar yang berfungsi untuk mendeteksi posisi dan keberadaan
pesawat terbang lain. Sistem radar ini biasanya dimanfaatkan untuk
pertahanan dan penyerangan udara dalam dunia militer. Radar
I-17

pemandu peluru kendali, biasa digunakan oleh sejumlah pesawat


tempur untuk mencapai sasaran/target penembakan. Salah satu
pesawat yang menggunakan jenis radar ini adalah pesawat tempur
Amerika Serikat F-14. Dengan memasang radar ini pada peluru
kendali udara (AIM-54 Phoenix), maka peluru kendali yang
ditembakkan ke udara itu (air-to-air missile) diharapkan dapat
mencapai sasarannya dengan tepat.
3.) Radar kepolisian
Radar biasa dimanfaatkan oleh kepolisian untuk mendeteksi
kecepatan kendaraan bermotor saat melaju di jalan. Radar yang
biasa digunakan untuk masalah ini adalah radar gun (radar
kecepatan) yang berbentuk seperti pistol dan microdigicam radar.

4.) Radar pelayaran


Dalam bidang pelayaran, radar digunakan untuk mengatur jalur
perjalanan kapal agar setiap kapal dapat berjalan dan berlalu lalang
di jalurnya masing-masing dan tidak saling bertabrakan, sekalipun
dalam cuaca yang kurang baik, misalnya cuaca berkabut. Secara
spesifik kegunaannya :
a).Untuk menentukan posisi kapal dari waktu ke waktu. Dalam
menentukan posisi kapal dengan radar dapat dilakukan dengan
beberapa cara yaitu menggunakan baringan dengan baringan,
menggunakan baringan dengan jarak dan menggunakan jarak
dengan jarak.
b).Memandu kapal keluar – masuk pelabuhan atau perairan
sempit. Pada posisi Head Up, radar sangat efektif dan efisien
untuk membantu para nakhoda atau pandu dalam melayarkan
kapalnya keluar-masuk pelabuhan, sungai atau alur pelayaran
sempit.
I-18

c).Membantu menemukan ada atau tidaknya bahaya tubrukan.


Dengan melihat pada layar Cathoda Ray Tube (CRT) adanya
pantulan atau echo dari awan yang tebal.
d).Membantu memperkirakan hujan melewati lintasan kapal.
Dengan melihat pada layar radar (Cathoda Ray Tube) adanya
pantulan atau echo dari awan yang tebal.
5). Radar penerbangan
Dalam bidang penerbangan, penggunaan radar terlihat jelas
pada pemakaian Air Traffic Control (ATC). Air Traffic Control
merupakan suatu kendali dalam pengaturan lalu lintas udara.
Tugasnya adalah untuk mengatur lalu lalang serta kelancaran lalu
lintas udara bagi setiap pesawat terbang yang akan lepas landas
(take off), terbang di udara, maupun yang akan mendarat
(landing). ATC juga berfungsi untuk memberikan layanan
bantuan informasi bagi pilot tentang cuaca, situasi dan kondisi
bandara yang dituju.

3. Air Traffic Control (ATC)9


Pemandu Lalu Lintas Udara Air traffic control (ATC) adalah profesi
yang memberikan layanan pengaturan lalu lintas di udara
terutama pesawat udara untuk mencegah antar pesawat terlalu dekat satu
sama lain, mencegah tabrakan antar pesawat udara dan pesawat udara
dengan rintangan yang ada di sekitarnya selama beroperasi. ATC juga
berperan dalam pengaturan kelancaran arus lalu lintas udara, dimana
membantu pilot dalam mengendalikan keadaan darurat, memberikan
informasi yang dibutuhkan pilot (seperti informasi cuaca, informasi
navigasi penerbangan, dan informasi lalu lintas udara), berikut adalah
ATC bisa dilihat pada Gambar 2.4

9
https://www.airmagz.com/42385/apa-itu-air-traffic-controller.html
I-19

Gambar 2.5 Air Traffic Control (ATC)


ATC adalah rekan terdekat pilot selama di udara, peran ATC sangat
besar dalam tercapainya tujuan penerbangan. Semua aktivitas pesawat di
dalam manuoevering area diharuskan mendapat izin terlebih dahulu dari
ATC, yang kemudian ATC akan memberikan informasi,
instruksi, clearance/izin kepada pilot sehingga tercapai tujuan
keselamatan penerbangan, semua komunikasi itu dilakukan dengan
peralatan yang sesuai dan memenuhi aturan. ATC melakukan pengaturan
lalu lintas udara di menara / tower untuk Aerodrome Control Tower, agar
dapat melihat dengan jelas keadaan runway / Landas pacu, sedangkan
untuk Approach Control Unit dan Area Control Centre berada di ruangan
yang letaknya berdekatan dengan menara / tower untuk memudahkan
koordinasi. Namun tidak semua bandar udara menerapkan kondisi
demikian, disesuaikan dengan kondisi lalu lintas udara dan kepadatannya
Sesuai dengan tujuan pemberian Air Traffic Services, Annex
11, International Civil Aviation Organization (ICAO),1998,pelayanan
lalu lintas udara terdiri dari 3 (tiga) layanan yaitu:
a. Pelayanan pengendalian lalu lintas udara (air traffic control service),
pada ruang udara terkontrol (controlled Airspace) terbagi menjadi 3
(tiga) bagian yaitu:
1.) Aerodrome Control Service
I-20

Memberikan layanan Air Traffic Control Service, Flight Information


Service, dan Alerting Service yang diperuntukkan bagi pesawat
terbang yang beroperasi atau berada di bandar udara dan sekitarnya
(vicinity of aerodrome) seperti take off, landing, taxiing, dan yang
berada di kawasan manoeuvring area, yang dilakukan di menara
pengawas (control tower). Unit yang bertanggung jawab
memberikan pelayanan ini disebut aerodrome control tower (ADC).
2.)Approach Control Service
Memberikan layanan Air Traffic Control Service, Flight Information
Service, dan Alerting Service, yang diberikan kepada pesawat yang
berada di ruang udara sekitar bandar udara, baik yang sedang
melakukan pendekatan maupun yang baru berangkat, terutama bagi
penerbangan yang beroperasi terbang instrumen yaitu suatu
penerbangan yang mengikuti aturan penerbangan instrumen atau
dikenal dengan Instrument Flight Rule (IFR). Unit yang bertanggung
jawab memberikan pelayanan ini disebut approach control
office (APP).
3.) Area Control Service
Memberikan layanan Air Traffic Control Service, Flight
Information Service, dan Alerting Service, yang diberikan kepada
penerbang yang sedang menjelajah (en-route flight) terutama yang
termasuk penerbangan terkontrol (controlled flights). Unit yang
bertanggung jawab memberikan pelayanan ini disebut Area
Control Centre (ACC).b. Pelayanan Informasi Penerbangan (Flight
Information Service)
Flight Information Service adalah pelayanan yang dilakukan
dengan memberikan berita dan informasi yang berguna dan
bermanfaat untuk keselamatan, keamanan, dan efisiensi bagi
penerbangan.
c. Pelayanan keadaan darurat (alerting service)
I-21

Pelayanan keadaan darurat adalah pelayanan yang dilakukan


dengan memberitahukan instansi terkait yang tepat, mengenai pesawat
udara yang membutuhkan pertolongan search and rescue unit dan
membantu instansi tersebut, apabila diperlukan. Beban kerja dalam
ATC pun sangat patut diperhitungkan, Disiplin dan tanggung jawab
yang tinggi, jam kerja di ATC diatur secara bergiliran berdasarkan
possition log atau shift. Pada Aerodrome Control Tower, bidang
pekerjaannya yang dibagi dalam beberapa unit, di
antaranya Clearance Delivery, unit yang memberi informasi semua
Rute Pelayanan Lalu Lintas Udara/ ATS Route, ketinggian pesawat
yang diminta atau diizinkan untuk terbang ke tujuan. Ground Control,
mengatur semua pergerakan mulai pesawat itu push back, sampai
pesawat ke taxiway, menanti di ujung landas pacu untuk lepas
landas. Assistant Tower Controller, tugasnya membantu
aktivitas tower controller. Tower Controller sendiri mengatur lepas
landas dan mendaratnya pesawat.

4. Sensor Ultrasonic HC-SR0410


Sensor ultrasonik adalah sebuah sensor yang berfungsi untuk
mengubah besaran fisis (bunyi) menjadi besaran listrik dan sebaliknya.
Cara kerja sensor ini didasarkan pada prinsip dari pantulan suatu
gelombang suara sehingga dapat dipakai untuk menafsirkan eksistensi
(jarak) suatu benda dengan frekuensi tertentu. Disebut sebagai sensor
ultrasonik karena sensor ini menggunakan gelombang ultrasonik (bunyi
ultrasonik). Salah satu sensor ultrasonik yang paling sering dijumpai
adalah HC-SR04.
Gelombang ultrasonik adalah gelombang bunyi yang mempunyai
frekuensi sangat tinggi yaitu 20.000 Hz. Bunyi ultrasonik tidak dapat
didengar oleh telinga manusia. Bunyi ultrasonik dapat didengar oleh
anjing, kucing, kelelawar, dan lumba-lumba. Bunyi ultrasonik dapat

10
https://www.mahirelektro.com/2020/11/cara-kerja-sensor-ultrasonik-dan-aplikasinya.html
I-22

merambat melalui zat padat, cair dan gas. Reflektivitas bunyi


ultrasonik di permukaan zat padat hampir sama dengan reflektivitas
bunyi ultrasonik di permukaan zat cair. Akan tetapi, gelombang bunyi
ultrasonik akan diserap oleh tekstil dan busa. Pada Gambar 2.5
dibawah ini adalah sensor ultrasonic

Gambar 2.6 Sensor Ultrasonic HC-SR0411

a. Pin kaki sensor ultrasonic HC-SR04


Sensor ultrasonic memiliki 4 bagian pin utama yang memiliki
kegunaan di masing- masng tiap pinya berikut adalah konfigurasi pin
sensor ultrasonic HC-SR04 yaitu:
1) VCC : Sebagai sumber tegangan positif.
2) GND : Sebagai sumber tegangan negative (ground)
3) Trigger : Sebagai Trigger/ pemicu keluarnya sinyal dari sensor
4) Echo : Sebagai penerima sinyal yang dipantulkan dari objek.b.
Prinsip kerja sensor ultrasonic HC-SR04

11
Santoso Hari, Panduan Praktis Arduino untuk Pemula,www.elangsakti.com,2015
I-23

Gambar 2.7 Cara Kerja Sensor Ultrasonic


Pada sensor ultrasonik, gelombang ultrasonik dibangkitkan melalui
sebuah alat yang disebut dengan piezoelektrik dengan frekuensi
tertentu. Piezoelektrik ini akan menghasilkan gelombang ultrasonik
(umumnya berfrekuensi 40kHz) ketika sebuah osilator diterapkan
pada benda tersebut. Secara umum, alat ini akan menembakkan
gelombang ultrasonik menuju suatu area atau suatu target. Setelah
gelombang menyentuh permukaan target, maka target akan
memantulkan kembali gelombang tersebut. Gelombang pantulan dari
target akan ditangkap oleh sensor, kemudian sensor menghitung
selisih antara waktu pengiriman gelombang dan waktu gelombang
pantul diterima (Gambar 2.6). Karena kecepatan bunyi adalah 340
m/s, maka rumus untuk mencari jarak berdasarkan ultrasonik adalah 12
pada table dibawah ini:

Table 2.2 Rumus menghitung jarak sensor ultrasonic

.
340 . 𝑡
𝑆=
2

s = merupakan jarak antara sensor ultrasonik dengan benda


(bidang pantul)
t = adalah selisih antara waktu pemancaran gelombang oleh
transmitter dan waktu ketika gelombang pantul diterima
12 receiver.Praktis Arduino untuk Pemula,www.elangsakti.com,2015
Santoso Hari, Panduan
I-24

c. Rangkaian sensor ultrasonic


Sensor ultrasonic terdiri dari berapa bagian, berikut adalah bagian
dari sensor ultrasonic yaitu :
1) Transmitter
Transmitter adalah sebuah alat yang berfungsi sebagai
pemancar gelombang ultrasonik dengan frekuensi tertentu (misal,
sebesar 40 kHz) yang dibangkitkan dari sebuah osilator. Untuk
menghasilkan frekuensi 40 KHz, harus di buat sebuah rangkaian
osilator dan keluaran dari osilator dilanjutkan menuju penguat
sinyal. Besarnya frekuensi ditentukan oleh komponen RLC / kristal
tergantung dari desain osilator yang digunakan. Penguat sinyal
akan memberikan sebuah sinyal listrik yang diumpankan ke
piezoelektrik dan terjadi reaksi mekanik sehingga bergetar dan
memancarkan gelombang yang sesuai dengan besar frekuensi pada
osilator. Berikut rangkaian pemancar dari sensor ultrasonic bisa
dilihat pada Gambar 2.7

Gambar 2.8 Rangkaian Pemancar Sensor Ultrasonic


2) Receiver (penerima)
Receiver terdiri dari transduser ultrasonik menggunakan bahan
piezoelektrik, yang berfungsi sebagai penerima gelombang
pantulan yang berasal dari transmitter yang dikenakan pada
permukaan suatu benda atau gelombang langsung LOS (Line of
Sight) dari transmitter. Oleh karena bahan piezoelektrik memiliki
I-25

reaksi yang reversible, elemen keramik akan membangkitkan


tegangan listrik pada saat gelombang datang dengan frekuensi
yang resonan dan akan menggetarkan bahan piezoelektrik tersebut.
Berikut Rangkaian dari Rangkaian receiver bisa dilihat pada
Gambar 2.8

Gambar 2.9 Rangkaian Receiver Sensor Ultrasonic

5. Arduino Uno13
Arduino Uno adalah board mikrokontroler berbasis ATmega328
(datasheet). Memiliki 14 pin input dari output digital  dimana 6 pin
input tersebut dapat digunakan sebagai output PWM dan 6 pin input
analog, 16 MHz osilator kristal, koneksi USB, jack power, ICSP
header, dan tombol reset. Untuk mendukung mikrokontroler agar dapat
digunakan, cukup hanya menghubungkan Board Arduino Uno ke
komputer dengan menggunakan kabel USB atau listrik dengan AC yang
ke adaptor DC atau baterai untuk menjalankannya.
Uno berbeda dengan semua board sebelumnya dalam hal koneksi
USB to serial yaitu menggunakan fitur Atmega8U2 yang diprogram

13
eprints.akakom.ac.id › 3_133310011_BAB_II
I-26

sebagai konverter USB to serial berbeda dengan board sebelumnya


yang menggunakan chip FTDI driver USB to serial.
Nama “Uno” berarti satu dalam bahasa Italia, untuk menandai
peluncuran Arduino 1.0. Uno dan versi 1.0 akan menjadi versi referensi
dari Arduino. Uno adalah yang terbaru dalam serangkaian board USB
Arduino, dan sebagai model referensi  untuk platform Arduino, untuk
perbandingan dengan versi sebelumnya

Gambar 2.10 Arduino uno14

Adapun data teknis board Arduino UNO R3 adalah sebagai berikut:

SPESIFIKASI
Arduino Uno
Microcontroller ATmega328P
Operating Voltage           5V
Input Voltage (recommended) 7-12V
Input Voltage (limit)       6-20V

14
https://carakerjapro.blogspot.com/2017/02/belajar-cara-kerja-arduino-uno.html
I-27

Digital I/O Pins   14 (of which 6 provide PWM


output)
PWM Digital I/O Pins 6
Analog Input Pins             6
DC Current per I/O Pin   20 mA
DC Current for 3.3V Pin 50 mA
Flash Memory   32 KB (ATmega328P)
SRAM    2 KB (ATmega328P)
EEPROM              1 KB (ATmega328P)
Clock Speed       16 MHz
LED_BUILTIN 13
Length 68.6 mm
Width 53.4 mm
Weight 25 g
Tabel 2.3 Spesifikasi Arduino uno

a. Daya
Daya Arduino uno dapat diaktifkan melalui koneksi USB atau
dengan catu daya eksternal (otomatis). eksternal (non USB) daya dapat
berasal baik dari AC ke adaptor DC  atau baterai. Adaptor ini dapat
dihubungkan dengan menancapkan plug jack pusat positif ukuran 2.1
mm konektor power. Ujung kepala dari baterai dapat dimasukkan
kedalam GND dan V in pin header dari konektor power.
Kisaran kebutuhan daya yang disarankan untuk board Uno adalah7
sampai dengan 12 volt, jika diberi daya kurang dari 7 volt kemungkinan
pin 5v Uno dapat beroperasi tetapi tidak stabil kemudian jika diberi
daya lebih dari 12V, regulator tegangan bisa panas dan dapat merusak
board Uno.
Pin listrik adalah sebagai berikut:
I-28

1).Vin Tegangan masukan kepada board Arduino ketika itu


menggunakan sumber daya eksternal (sebagai pengganti dari 5 volt
koneksi USB atau sumber daya lainnya).
2). 5V Catu daya digunakan untuk daya mikrokontroler dan komponen
lainnya.
3). 3v3 Sebuah pasokan 3,3 volt dihasilkan oleh regulator on-board.
4). GND Ground pin.
b. Memori
ATmega328 memiliki 32 KB (dengan 0,5 KB digunakan untuk
bootloader),  2 KB dari SRAM dan 1 KB EEPROM (yang dapat
dibaca dan ditulis dengan EEPROM liberary).
c. Input dan Output
Dalam perangkat ini, terdapat masing-masing 14 pin digital yang
dapat digunakan sebagai input atau output, dengan menggunakan fungsi
pinMode (), digitalWrite (), dan digitalRead (), beroperasi dengan daya
5 Volt. Masing-masing pin bisa memberikan atau menerima maksimum
40 mA dan memiliki internal pull-up resistor (secara default terputus)
dari 20-50 KOhms. Ada juga beberapa pin yang mempunyai fungsi
khusus yakni Serial 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima
(RX) dan mengirimkan (TX) TTL data serial. Pin ini dihubungkan ke
pin yang berkaitan dengan chip Serial ATmega8U2 USB-to-TTL.
Eksternal menyala 2 dan 3, Pin ini dapat dikonfigurasi untuk memicu
interrupt pada nilai yang rendah, dengan batasan tepi naik atau turun,
atau perubahan nilai. Lihat (attachInterrupt) fungsi untuk rincian lebih
lanjut. PWM: 3, 5, 6, 9, 10, dan 11. Menyediakan output PWM 8-bit
dengan fungsi analogWrite (). SPI: 10 (SS), 11 (Mosi), 12 (MISO), 13
(SCK). Pin ini mendukung komunikasi SPI menggunakan SPI library.
LED 13, Ada built-in LED terhubung ke pin digital 13, Ketika pin
bernilai nilai HIGH, LED ON, ketika pin bernilai  LOW LED OFF. Uno
memiliki 6 masukan analog, berlabel A0 sampai dengan A5, yang
masing-masing menyediakan 10 bit dengan resolusi (yaitu 1024 nilai
I-29

yang berbeda). Selain itu, beberapa pin memiliki fungsi khusus yakni
I2C A4 dan A5 (SCL). Dukungan I2C (TWI) komunikasi menggunakan
perpustakaan Wire. Aref Tegangan referensi (0 sampai 5V saja) untuk
input analog. Digunakan dengan fungsi analogReference (). Reset Bawa
baris ini LOW untuk me-reset mikrokontroler.

6. Motor Servo15
Motor servo adalah sebuah perangkat atau aktuator putar (motor)
yang dirancang dengan sistem kontrol umpan balik loop tertutup
(servo), sehingga dapat di set-up atau di atur untuk menentukan dan
memastikan posisi sudut dari poros output motor. motor servo
merupakan perangkat yang terdiri dari motor DC, serangkaian gear,
rangkaian kontrol dan potensiometer. Serangkaian gear yang melekat
pada poros motor DC akan memperlambat putaran poros dan
meningkatkan torsi motor servo, sedangkan potensiometer dengan
perubahan resistansinya saat motor berputar berfungsi sebagai penentu
batas posisi putaran poros motor servo.

Penggunaan sistem kontrol loop tertutup pada motor servo berguna


untuk mengontrol gerakan dan posisi akhir dari poros motor servo.
Penjelasan sederhananya begini, posisi poros output akan di sensor
untuk mengetahui posisi poros sudah tepat seperti yang di inginkan atau
belum, dan jika belum, maka kontrol input akan mengirim sinyal
kendali untuk membuat posisi poros tersebut tepat pada posisi yang
diinginkan. Untuk lebih jelasnya mengenai sistem kontrol loop tertutup,
perhatikan contoh sederhana beberapa aplikasi lain dari sistem kontrol
loop tertutup, seperti penyetelan suhu pada AC, kulkas, setrika dan lain
sebagainya.

15
http://trikueni-desain-sistem.blogspot.com/2014/03/Pengertian-Motor-Servo.html
I-30

Ada dua jenis motor servo, yaitu motor servo AC dan DC. Motor
servo AC lebih dapat menangani arus yang tinggi atau beban berat,
sehingga sering diaplikasikan pada mesin-mesin industri. Sedangkan
motor servo DC biasanya lebih cocok untuk digunakan pada aplikasi-
aplikasi yang lebih kecil. Dan bila dibedakan menurut rotasinya,
umumnya terdapat dua jenis motor servo yang dan terdapat di pasaran,
yaitu motor servo rotation 180⁰ dan servo rotation continuous.
a. Motor servo standard (servo rotation 180⁰) adalah jenis yang paling
umum dari motor servo, dimana putaran  poros outputnya terbatas
hanya 90⁰ kearah kanan dan 90⁰ kearah kiri. Dengan kata lain total
putarannya hanya setengah lingkaran atau 180⁰.
b. Motor servo rotation continuous merupakan jenis motor servo yang
sebenarnya sama dengan jenis servo standard, hanya saja perputaran
porosnya tanpa batasan atau dengan kata lain dapat berputar terus, baik
ke arah kanan maupun kiri.
Prinsip kerja motor servo yaitu :
1). Motor servo dikendalikan dengan memberikan sinyal modulasi lebar
pulsa (Pulse Wide Modulation / PWM) melalui kabel kontrol. Lebar
pulsa sinyal kontrol yang diberikan akan menentukan posisi sudut
putaran dari poros motor servo. Sebagai contoh, lebar pulsa dengan
waktu 1,5 ms (mili detik) akan memutar poros motor servo ke posisi
sudut 90⁰. Bila pulsa lebih pendek dari 1,5 ms maka akan berputar
ke arah posisi 0⁰ atau ke kiri (berlawanan dengan arah jarum jam),
sedangkan bila pulsa yang diberikan lebih lama dari 1,5 ms maka
poros motor servo akan berputar ke arah posisi 180⁰ atau ke kanan
(searah jarum jam). Lebih jelasnya perhatikan Gambar 2.10 dibawah
ini.
I-31

Gambar 2.11 Prinsip Kerja Servo Motor


2). Ketika lebar pulsa kendali telah diberikan, maka poros motor servo
akan bergerak atau berputar ke posisi yang telah diperintahkan, dan
berhenti pada posisi tersebut dan akan tetap bertahan pada posisi
tersebut. Jika ada kekuatan eksternal yang mencoba memutar atau
mengubah posisi tersebut, maka motor servo akan mencoba menahan
atau melawan dengan besarnya kekuatan torsi yang dimilikinya
(rating torsi servo). Namun motor servo tidak akan mempertahankan
posisinya untuk selamanya, sinyal lebar pulsa kendali harus diulang
setiap 20 ms (mili detik) untuk menginstruksikan agar posisi poros
motor servo tetap bertahan pada posisinya.
I-32

Gambar 2.12 Servo Motor

7. LCD (Liquid Crystal Display)16


Display elektronik adalah salah satu komponen elektronika yang
berfungsi sebagai tampilan suatu data, baik karakter, huruf ataupun
grafik. LCD (Liquid Cristal Display) adalah salah satu jenis display
elektronik yang dibuat dengan teknologi CMOS logic yang bekerja
dengan tidak menghasilkan cahaya tetapi memantulkan cahaya yang
ada di sekelilingnya terhadap front-lit atau mentransmisikan cahaya dari
back-lit. LCD (Liquid Cristal Display) pada Gambar 2.12 berfungsi
sebagai penampil data baik dalam bentuk karakter, huruf, angka
ataupun grafik.

Gambar 2.13 Liquid Cristal Display (LCD)

Material LCD (Liquid Cristal Display) LCD adalah lapisan dari


campuran organik antara lapisan kaca bening dengan elektroda
transparan indium oksida dalam bentuk tampilan seven-segment dan
lapisan elektroda pada kaca belakang. Ketika elektroda diaktifkan
dengan medan listrik (tegangan), molekul organik yang panjang dan
silindris menyesuaikan diri dengan elektroda dari segmen. Lapisan
sandwich memiliki polarizer cahaya vertikal depan dan polarizer cahaya
horisontal belakang yang diikuti dengan lapisan reflektor. Cahaya yang
dipantulkan tidak dapat melewati molekul-molekul yang telah

16
eprints.akakom.ac.id › 3_133310011_BAB_II
I-33

menyesuaikan diri dan segmen yang diaktifkan terlihat menjadi gelap


dan membentuk karakter data yang ingin ditampilkan.

Pin, kaki atau jalur input dan kontrol dalam suatu LCD (Liquid Cristal
Display) diantaranya adalah :
a. Pin data adalah jalur untuk memberikan data karakter yang ingin
ditampilkan menggunakan LCD (Liquid Cristal Display) dapat
dihubungkan dengan bus data dari rangkaian lain seperti
mikrokontroler dengan lebar data 8 bit.
b. Pin RS (Register Select) berfungsi sebagai indikator atau yang
menentukan jenis data yang masuk, apakah data atau perintah.
Logika low menunjukan yang masuk adalah perintah, sedangkan
logika high menunjukan data.
c. Pin c. R/W (Read Write) berfungsi sebagai instruksi pada modul jika
low tulis data, sedangkan high baca data.
d. Pin E (Enable) digunakan untuk memegang data baik masuk atau
keluar. e. Pin VLCD berfungsi mengatur kecerahan tampilan
(kontras) dimana pin ini dihubungkan dengan trimpot 5 K ohm, jika
tidak digunakan dihubungkan ke ground, sedangkan tegangan catu
daya ke LCD sebesar 5 Volt.

8. Buzzer17
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang dapat mengubah
sinyal listrik menjadi getaran suara. Jenis buzzer yang menggunakan
efek piezoelectric untuk menghasilkan suara atau bunyinya. Tegangan
listrik yang diberikan ke bahan piezoelectric akan menyebabkan
17
https://www.ajifahreza.com/2017/04/menggunakan-buzzer-komponen-suara.html
I-34

gerakan mekanis, gerakan tersebut kemudian diubah menjadi suara atau


bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia dengan menggunakan
diafragma dan resonator. Hal ini sangat berbeda dengan speaker yang
harus menggunakan rangkaian penguat agar mendapatkan intensitas
suara yang dapat didengar oleh manusia. Buzzer dapat bekerja dengan
baik dalam menghasilkan frekuensi di kisaran 1–5 KHz hingga 100
KHz untuk aplikasi ultrasound. Tegangan operasional piezoelectric
buzzer yang umum biasanya berkisar diantara 3 Volt hingga 12 Volt.
Bentuk fisik buzzer dapat di lihat pada Gambar 2.13

Gambar 2.14 Buzze


II-35

9. Adaptor18
Adaptor merupakan sumber tegangan DC yang dibutuhkan oleh
berbagai macam rangkaian elektronika untuk dapat dioperasikan.
Rangkaian inti dari catu daya atau power supply ini adalah suatu
rangkaian penyearah yang mengubah sinyal bolak-balik atau tegangan
AC menjadi sinyal searah atau tegangan DC. Pada bagian ini
merupakan adaptor yang merubah tegangan AC ke tegsngsn DC yang
mempunyai output sebesar 12 Volt DC. Bentuk fisik adaptor dapat
dilihat pada Gambar 2.15.

Gambar 2.15 Adaptor 12 Volt DC/2A

18
Daryanto, Teknik Elektronika, Satu Nusa, 2010.
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH

A. Perancangan Alat dan Simulasi Radar Menggunakan Arduino Uno


dan Sensor Ultrasonic
1. Blok Diagram
Blok diagram adalah sebuah gambaran dari sistem atau program
yang masing-masing fungsinya diwakili oleh kotak berlabel dan
hubungan diantaranya digambarkan dengan diberi garis penghubung.
Fungsi dari blok diagram untuk memudahkan proses pembuatan dan
memahami sistem kerja alat simulasi radar menggunakan arduino uno
dan sensor ultrasonic, maka dibuat blok diagram seperti yang terdapat
pada Gambar 3.1. Blok diagram ini menjelaskan cara kerja alat simulasi
radar menggunakan arduino uno dan sensor ultrasonic.

Gambar 3.1 Blok Diagram Alat


III-2

Berdasarkan blok diagram pada gambar 3.1, penulis ingin


menjelaskan bagian-bagian dari blok diagram tersebut, yaitu :
a. Power AC 220V
Power AC adalah sumber tegangan arus bolak-balik (AC) dari
jaringan listrik PLN digunakan sebagai sumber tegangan pada
adaptor.
b. Adaptor
Secara prinsip adaptor adalah sebuah alat yang digunakan untuk
mengubah tegangan listrik besar menjadi tegangan listrik yang lebih
kecil, atau sebuah rangkaian yang bertujuan mengubah arus bolak-
balik (AC) dari jaringan listrik PLN menjadi arus searah (DC).
Rangkaian adaptor kebanyakan terdiri atas transformator, diode,
capasitor, dan resistor. Rangkaian adaptor digunakan untuk men-
supply tegangan sebesar 12 V DC untuk keperluan tegangan pada
arduino.
c. Switch (Saklar)
Switch atau saklar adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk
memutuskan arus listrik atau untuk mengubungkannya. Jadi, saklar
pada dasarnya adalah alat penyambung atau pemutus arus listrik. Pada
alat ini, Switch berfungsi sebagai penghubung dan pemutus arus dari
adaptor menuju arduino uno.
d. Arduino Uno R3
Arduino Uno merupakan unit berupa mikrokontroler berbasis
ATmega 328p, yang bertindak sebagai pengolah data, data yang telah
diterima oleh perangkat modul sensor turbidity akan dikirim kedalam
mikrokontroler dan diproses, sehingga menghasilkan perintah-perintah
untuk menjalankan LCD, Motor Servo,dan buzzer.
e. Sensor Ultrasonic HC-SR04
Sensor Ultrasonic berfungsi untuk mengukur jarak antara
penghalang dan sensor.
III-3

f. LCD (Liquid Crystal Display)


Liquid Cristal Display (LCD) merupakan salah satu komponen
yang berfungsi sebagai tampilan suatu data, baik karakter, huruf
ataupun grafik.
g. Buzzer
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk
mengubah getaran listrik menjadi getaran suara getaran listrik
menjadi getaran suara.
h. Motor servo
Motor Servo berfungsi sebagai perangkat atau aktuator putar
(motor) yang dirancang dengan sistem kontrol umpan balik loop
tertutup (servo).

2. Proses Design Schematic Diagram Menggunakan Software Proteus


8.11
Software Proteus 8 Professional merupakan salah satu software
elektronik yang digunakan untuk membantu para designer dalam
merancang dan mensimulasikan suatu rangkaian elektronik. Software
ini memiliki dua fungsi sekaligus dalam satu paket, yaitu  sebagai
software untuk menggambar skematik dan digunakan sebagai
merancang gambar Printed Circuit Board (PCB).Proses design schemati
yang nantinya mempermudah saat pemasangan komponen-komponen
dan juga hasil dari pembuat alat jadi lebih rapih. Berikut ini adalah
tahapan design schematic diagram menggunakan software Proteus 8.11
:
III-4

1. Membuka software Proteus 8.11

Gambar 3.2 Tampilan Awal Proteus 8.11


2. Setelah software Proteus 8.11 telah dibuka maka lalu klik file yang
berada di pojok sebelah kiri atas lalu klik new project, maka akan
muncul tampilan seperti pada Gambar 3.2.

Gambar 3.3 Tampilan New Project dari Proteus 8.11


3. Setelah sudah pilih format yang akan dibuat lalu akan muncul
dengan tampilan project baru seperti pada gambar 3.3. Kemudian
III-5

mulai dengan klik Pick Device untuk memasukan komponen-


komponen yang akan digunakan yang sudah tersedia dalam software
yang dapat dilihat pada Gambar 3.4.

Gambar 3.4 Tampilan Pick Devices Pada Proteus 8.11


4. Pada pemilihan komponen harus disesuaikan dengan jenis yang
sebenarnya, agar pada saat proses pemasangan dan tata letak
komponen bisa sesuai dengan ukuran sebenarnya. Lalu mulai
masukan komponen ke dalam project yang akan dibuat

Gambar 3.5 Tampilan Komponen Proteus 8.11


5. Setelah komponen yang digunakan untuk merangkai alat sudah
dimasukan kedalam project baru yang dapat dilihat pada Gambar
III-6

3.4. Kemudian menyambungkan masing-masing komponen dengan


suatu garis dan diatur supaya mendapatkan hasil yang rapih.
III-7

3. Schematic Diagram Alat


III-8

Schematic Diagram adalah suatu diagram elektronika yang


menggambarkan suatu rangkaian dengan menggunakan simbol-simbol
elektronika. Dalam schematic diagram simbol-simbol listrik
dihubungkan dengan garis (line) yang menggambarkan koneksi dan
hubungan dari komponen elektronika didalam rangkaian. Dengan
menggunakan schematic diagram cara kerja dan pembacaan dari suatu
rangkaian dapat diamati dari mulai input sampai dengan output. Berikut
ini merupakan Schematic Diagram dari alat Simulasi Radar
Menggunakan Arduino Uno Dan Sensor Ultrasonic dapat dilihat pada
III-9

gambar 3.4
III-10

4. Prinsip Kerja Rangkaian


Pada dasarnya pembuatan alat dan simulasi Radar menggunakan
Sensor Ultrasonic dan Arduino Uno ini Dari Tegangan PLN sebesar
220 VAC yang dirubah oleh adaptor menjadi 12V DC sebagai power
supply. Tegangan 12VDC ini bertujuan Untuk menghidupkan Arduino
Uno .Ketika Tegangan 12VDC dihubungkan dan switch on/off di
hidupkan maka tegangan akan mengalir pada Arduino Uno. Setelah
simulasi alat ini aktif maka tegangan akan mengalir pada VCC arduino
uno. Dan arduino uno akan men-supply tegangan 5VDC dari pin
Arduino untuk menghidupkan rangkaian.
Setelah itu layar LCD akan menyala dan motor Servo pun akan
Berputar 0-180 derajat, dimana putaran Motor Servo ini dipengaruhi
oleh Sensor Ultrasonic. Kemudian sensor Ultrasonic akan
mempengaruhi putaran motor servo, jika sensor Ultrasonic mendeteksi
suatu object maka sinyal akan masuk ke pin arduino uno untuk
selanjutnya diolah sesuai kodingan dimana apabila Sensor Ultrasonic
mendeteksi suatu object yang jaraknya 0-50 cm maka perputaran Motor
Servo akan 1° setiap putaranya dan apabila Sensor Ultrasonic
mendeteksi suatu object yang jaraknya lebih dari 50 cm maka
perputaran Motor Servo akan semakin cepat.
Input yang telah diproses oleh arduino uno akan menjadi refrensi
output pada 2 indikator yaitu LCD yang akan menampilkan Sudut dan
jarak object dimana pengukuran jarak dihasilkan oleh sensor Ultrasonic
dan sudut dihasilkan oleh putaran servo motor, dan Buzzer akan
mengeluarkan suara dimana apabila jarak object yang di deteksi 0-50
cm suara yang dihasilkan akan tinggi, dan apabila jarak suatu object
yang di deteksi lebih dari 50 cm suara yang dihasilkan akan rendah.
III-11

5. Daftar Komponen
Komponen–komponen (Dapat dilihat pada Tabel 3.1) yang
digunakan untuk pembuatan alat dan simulasi Radar Menggunakan
Sensor Ultrasonic dan Arduino Uno,berikut daftar-daftar komponen
yang digunakan pada pembuatan alat ini yaitu :

Tabel 3.1 Daftar Komponen

No. NAMA KOMPONEN TIPE JUMLAH

1.
Adaptor 12VDC 1 ea

2.
Switch ON / OFF 1 ea

3.
Arduino UNO 1 ea

4.
Sensor Ultrasonic 1 ea

5.
LCD 16x2 1 ea

6.
Motor Servo 5VDC 1 ea

8.
Buzzer LCM 1602 1 ea
III-12

6. Flowchart

Gambar 3.7 Flowchart Alat


III-13

Flowchart adalah suatu bagan dengan simbol-simbol tertentu yang


mengembangkan urutan proses secara mendetail. Flowchart
pemograman dapat dilihat pada Gambar 3.3. Berikut ini adalah
keterangan Flowchart dari alat simulasi Radar Menggunakan
SensorUltrasonic dan Arduino Uno :
a. Simbol terminal START yang dimana menyatakan awal permulaan
pada suatu program ini ditandai dengan simbol terminal.
b. Inisialisasi Program disini untuk pemproses data yang dimana
mengasilkan input dan Output untuk port I/O arduino.
c. Data yang sudah diproses ini menghasilkan input bagi sensor
ultrasonic akan ON , kemudian mendapat decision dimana pada
decision A apabila sensor ultrasonic mendeteksi objek pada jarak
>50 CM putaran servo akan berputar cepat yang dimana perintah ini
akan terus berulang.
d. Pada decision B apabila sensor ultrasonic mendeteksi objek pada
jarak <50 CM servo akan berputar melambat sebesar 1° dan akan
menghasilkan output berupa indikasi suara yang dihasilkan oleh
buzzer dan hasil dari pengukuran jarak terhadap objek dan hasil
sudut akan ditampilkan oleh layar LCD.
III-14

7. Langkah Pemograman Pada Arduino


a. Pada tahapan tahapan pertama untuk memprogram arduino yaitu
dengan melakukan membuka software arduino pada komputer dan
setelah dibuka akan muncul tampilan sketch baru seperti pada
Gambar 3.8.

Gambar 3.8 Tampilan Sketch Baru


b. Setelah itu memasukan program yang ingin digunakan pada sketch
baru pada sepeti gambar Gambar 3.9. setelah program sudah di
ketik barulah kita menjalankan program dengan memilih pilihan
menu Sketch lalu Verify/compile.

Gambar 3.9 Memasukan Program Pada Arduino


III-15

c. Setelah Verify/Compile berhasil apabila program tidak ada kesalahan


maka akan Done Compling dan apabila ada kesalahan akan
menunjukan pesan warna kuning pada program yang dimasukan
ketika ada kesalahan penulisan.
d. Setelah itu mengupload program ke arduino, sebelum itu pilih port
terlebih dahulu, pilih port yang akan digunakan setelah itu barulah
mengupload program mengklik simbol Upload atau bisa juga menu
file selanjutnya pilih Upload, setelah upload program berhasil maka
akan muncul keterang Done Uploading seperti pada Gambar 3.10
dibawah ini.

Gambar 3.10 Tampilan Ketika Done Uploading


III-16

B. Pembuatan Alat Simulasi Radar Menggunakan Sensor Ultrasonic dan


Arduino Uno
1. Proses pemasangan komponen pada alat
Pemasangan alat simulasi ini menggunakan beberapa komponen
sesuai dengan schematic diagram. Proses pemasangan komponen-
komponen, diperlukan alat atau perlengkapan seperti solder, timah, dan
tang potong. Adapun tahapan memasang komponen hingga menjadi alat
Simulasi radar menggunakan arduino uno dan sensor Ultrasonic yaitu :
a. proses Menyolder kaki-kaki pada I2C agar tersambung pada
rangkaian LCD 16x2 yang akan diperlihatkan pada Gambar 3.11 dan
Gambar 3.12.

Gambar 3.11 Penyolderan Kaki-Kaki Layar LCD 16x2


III-17

Gambaar 3.12 Penyolderan Kaki-Kaki I2C ke LCD 16x2


b. Setelah proses penyolderan kaki-kaki pada I2C dengan layar lcd telah
Selesai dilakukan berikut gambar hasil tampak setelah penyeloderan
telah dilaksanakan bisa dilihat pada Gambar 3.13

Gambar3.13 Tampak Jadi LCD Setelah Penyolderan


III-18

c. Pada proses selanjutnya adalah memotong sebuah pcb untuk


penyambungan beberapa pin power pada komponen seperti Servo
motor, Sensor ultrasonic dan lcd lalu disolder, berikut proses
penyolderan dapat dilihat pada Gambar 3.14.

Gambar 3.14 Penyolderan Potongan PCB


d. Setelah proses menyelolder potongan PCB telah dilakukan
selanjutnya proses pemasangan kabel-kabel pada setiap komponen-
komponen alat ,proses pemasangan kabel pada setiap komponen-
komponen alat dapat dilihat pada Gambar 3.15, 3.16, Dan juga
tampak jadi hasil akhir pemasangan pada setiap kabel pada komponen
bisa dilihat pada Gambar 3.17.
III-19

Gambar 3.15 Pemasangan Kabel Pada LCD

Gambar 3.16 Pemasangan Kabel Pada Sensor Ultrasonic


III-20

Gambar 3.17 Hasil Akhir Pemasangan Komponen


2. Pengemasan Alat
Setelah dilakukan pemasangan pada komponen maka tahap
selanjutnya penulis melakukan pengemasan, pengemasan bermaksud
agar komponen komponen yang digunakan tertata rapih sesuai dengan
yang diinginkan penulis. Adapun proses Pengemasan komponen
tersebut yaitu :
a. Box kemasan untuk meletakan Setiap komponen komponen pada
alat simulasi ini, menggunakan bahan dasar akrilik yang dipilih
dikarenakan memiliki struktur yang kuat, tahan karat dan juga
tembus pandang, hal ini sangat memberi keuntungan karena
komponen alat bisa terlindung dari debu dan gangguan lainya.
III-21

Gambar 3.18 Tampilan Depan Alat

Gambar 3.19 Tampilan Samping Alat


III-22

Gambar 3.20 Tampilan Belakang Alat


b. Berikut adalah Gambar 3.18, 3.19 dan gambar 3.20 adalah hasil jadi
pengemasan pada alat simulasi radar menggunakan sensor ultrasonic
dan arduino uno. Selain melakukan pengemasan pada alat yang
bertujuan untuk membuat alat lebih rapi serta alat tersebut bisa di
bongkar pasang dalam perakitan ketika hendak di uji. Dengan
menggunakan bahan akrilik adalah pilihan yang tepat bagi penulis,
karena bahan tersebut lebih mudah didapat serta membuat tampilan
alat lebih bagus dan mempunyai nilai seni tersendiri.
III-23

C. Uji Fungsi Simulasi Radar menggunakan Arduino Uno dan Sensor


ultrasonic.
1. Uji Fungsi Alat
Setelah proses pembuatan alat telah selesai, maka tahap
selanjutnya yang harus dilakukan adalah tes uji fungsi pada alat yang
telah dibuat, untuk mengetahui apakah alat tersebut dapat digunakan
sesuai fungsinya atau untuk mengetahui limitasi dari alat tersebut.
Adapun uji fungsi yang dilakukan penulis yaitu:
a. Memasang Power Supply, pada alat menggunakan Adaptor 12V
DC sebagai sumber listrik yang dipasang pada bagian sebeleh kiri
alat, yang bisa dilihat pada Gambar 3.21

Gambar 3.21 Pemasangan Kabel Adaptor Ke Alat


b. Kemudian setelah adaptor dipasang dan sudah mendapatkan
power lalu tekan tombol saklar ke posisi ON, lalu layar lcd
akan menyala dan muncul nama dan judul alat yang bisa dilihat
pada Gambar 3.22 dan 3.23.
III-24

Gambar3.22 Tampilan Nama Penulis Pada LCD

Gambar 3.23 Tampilan Nama Judul Alat Pada LCD


c. Kemudian setelah alat menyala lalu mulai dilakukan uji fungi. Uji
fungsi pada alat ini untuk pengukuran jarak, dengan menggunakan
media papan berukuran 60 x 40 cm yang sudah dibuat sedemikian
rupa untuk melakukan pengujian pengukuran alat terhadap object.
Uji fungsi pengukuran jarak terhadap objek dilakukan dengan jarak
10, 20, 30, 40, 50 cm, dan pengujian pengukuran sudut sebesar
III-25

45,67, 90, 112,dan 135. Proses pengujian alat simulasi radar


menggunakan sensor ultrasonic dapat dilihat pada Gambar ini dapat
dilihat pada Gambar 3.24 sampai 3.30.

Gambar 3.24 Pengukuran Dengan Jarak 10 CM


III-26

Gambar 3.25 Pengukuran Dengan sudut 45˚

Gambar 3.26 Pengukuran Dengan Jarak 20 CM


III-27

Gambar 3.27 Pengukuran Dengan Sudut 112˚

Gambar 3.28 Pengukuran Dengan Jarak 30 Cm


III-28

3q22
Gambar 3.29 Pengukuran Dengan Jarak 40 CM

Gambar 3.30 Pengukuran Dengan Jarak 50 CM

d. Setelah Uji fungsi alat telah dilakukan kemudian didapati hasil


dari pengujian pengukuran jarak dan sudut yang dapat dilihat
pada Tabel 3.2 dibawah ini
III-29

Tabel 3.2 Hasil Pengukuran Object benda pada papan pengujian

J Ke 45 67 90 1 1 Ha B
a ter 1 3 sil u
r an 2 5 LC z
a ga ° ° D e
k n Jar r
( ak
c (c
m m)
)
1 Ter 45 90 - 1 B
0 det 3 u
c eks 5 n
m i ° y
i

2 Ter 67 90 - - B
0 det u
c eks n
m i y
i

3 Ter 67 90 1 - B
0 det 1 u
c eks 2 n
m i ° y
i

4 Ter 67 90 1 - B
0 det 1 u
c eks 2 n
m i ° y
i

5 Ter 90 - - B
0 det u
c eks n
m i y
i

D. Analisis Alat
III-30

Dari hasil pembuatan dan uji fungsi alat ini dapat dianalisa
diantaranya:
a. prinsip kerja dari simulasi radar menggunakan arduino uno dan
sensor ultrasonic ini berjalan sesuai dengan fungsinya dimana
arduino sebagai mikrokontroler yang memprogram sensor
ultrasonic, servo motor, buzzer, dan LCD, dimana sensor
ultrasonic untuk pengukur jarak terhadap objek dan servo motor
bergerak menggerakan sensor ultrasonic, dimana hasil pengukuran
jarak dari sensor ultrasonic terhadap objek dan derajat dari putaran
servo motor akan ditampilkan pada layar LCD dan buzzer akan
berbunyi ketika sensor ultrasonic mendeteksi objek.
b. Pada alat simulasi radar menggunakan arduino uno dan sensor
ultrasonic ini bisa mendeteksi suatu keberadaan objek yang berada
didepannya dengan menggunakan sensor ultrasonic, dimana sensor
ultrasonic akan memancarkan (transmitter) gelombang ultrasonic
pada objek yang berada di depanya dan memantulkan kembali
gelombang ultrasonic kemudian akan diterima oleh echo (receiver)
akan menghasilkan nilai jarak berupa CM dan putaran servo motor
menghasilkan nilai sudut dan hasil dari pengukuran jarak akan
ditampilkan oleh layar LCD 16x2 berupa jarak dan sudut saja, pada
radar yang berada di ATC pada bandara pada radar tersebut
menggunakan radar PSR (primary survailence radar) dan SSR
(secondary survailence radar) dimana ketika PSR memancarkan
(transmitter) gelombang elektromagnetik akan mendeteksi suatu
objek yang dipantulkan kembali dan diterima oleh (receiver)
kemudian SSR akan memancar sinyal interrogation ke
transponder yang berada di pesawat dan akan di reply kembali ke
SSR . dimana bisa mendapat hasil berupa jarak terhadap ATC,
ketinggian pesawat, posisi pesawat, Dan registrasi pesawat yang
akan ditampilkan layar display pada ATC.
III-31

c. Kegagalan alat ini adalah ketika putaran motor servo harus sesuai
dengan yang di hasilkan pada LCD agar mendapat hasil
pembacaan sudut yang sesuai. Kelemahan pada alat ini ada pada
pembacaan hasil jarak pendeteksi objek yang dihasilkan sensor
ultrasonic yang dimana kurang akurat.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Dalam merancang dan membuat alat simulasi ini, Penulis
mendapatkan beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Dalam proses merancang alat ini dilakukan beberapa langkah
diantaranya adalah membuat blok diagram rangkaian alat, membuat
schematic diagram dengan menggunakan software proteus 8.11,
membuat diagram alir rangkaian lalu memasukan intruksi-instruksi
program pada Arduino dengan menggunakan software arduino IDE.
2. Dalam membuat alat ini penulis menggunakan beberapa komponen
elektronika seperti, arduino uno sebagai mikrokontroler , sensor
ultrasonic untuk mendeteksi suatu objek, servo motor untuk
menggerakan sensor ultrasonic, LCD untuk menunjukan hasil
pengukuran jarak dan sudut, lalu buzzer sebagai indikasi ketika sensor
ultrasonic mendeteksi suatu objek.
3. Alat Simulasi radar menggunakan arduino uno dan sensor ultrasonic
dapat bekerja sesuai yang diharapkan. Alat ini menggunakan Arduino
sebagai mikrokontroler yang memproses data yang menghasilkan
input untuk sensor ultrasonic dan servo motor. Servo motor berputar
menggerakan Sensor ultrasonic, kemudian sensor ultrasonic
memancarkan signal ke objek lalu menerima kembali signal yang
dipancarkan. Setelah itu signal data ini diproses oleh arduino dan
menjadi input untuk LCD yang menunjukan hasil pembacaan jarak
dan sudut, kemudian buzzer akan berbunyi ketika sensor ultrasonic
mendeteksi objek.
B. SARAN
Setelah diselesaikannya pembuatan alat simulasi radar menggunakan
sensor ultrasonic dan arduino uno, penulis ingin memberikan masukan
atau saran kepada mahasiswa yang akan mengembangkan alat ini, Karena
pada dasarnya alat ini masih banyak kekurangan . Diantaranya adalah :

1. Alat ini masih bisa dikembangkan dari sisi desain maupun komponen
yang digunakan.
2. Perputaran motor servo sebesar 180º dapat di tingkatkan dengan
menggunakan motor servo 360º.
3. Sensor ultrasonic bekerja berdasarkan prinsip pemantulan gelombang,
terkadang gelombang pantulan mengalami gangguan seperti
interferensi dari gelombang lain atau mendapat pantulan dari benda
lain dan menyebabkan hasil pengukuran tidak akurat akan lebih baik
bila di gabungkan dengan sensor infrared.
DAFTAR PUSTAKA

1. Daryanto, Teknik Elektronika, Satu Nusa, 2010.


2. Santoso Hari, Panduan Praktis Arduino untuk
Pemula,www.elangsakti.com,2015
3. Jain, A., Thakrani, A., Mukhija, K., Anand, N., & Sharma, D.. Arduino
Based Ultrasonic Radar System using, 2017 5(IV), 215–218
4. Airmagz.https://www.airmagz.com/apa-itu-air-trafficcontroller.html
Diakses 10 Juli 2021
5. Wikipedia. https://id.wikipedia.org/wiki/radar Diakses 5 Mei 2021
6. Iaeeta.2017. https://iaeeta.org/2017/09/22/mengenal/radar/ Diakses 5 Mei
2021
7. Jaketoranye.2011.https://jaketoranye.blogspot.com/2011/10/radar-radio-
detection-and-ranging.html Diakses 10 Juli 2021
8. Oktaferizallubis.2012.macam-macamradarhttps://
oktaferizallubis.blogspot.com/2012/11/macam-macam-radar.html Diakses
10 Juli 2021
9. cektekno.Duplexer.https://www.cektekno.com/telco/pengertian-dan-jenis
duplexer-pada-radar/ Diakses 10 Juli 2021
10. Ruangoptik.2016.Waveguide.https://Ruangoptik.blogspot.com/2016/10/apa-
ituwaveguide.html Diakses 10 Juli 2021
11. Dosenpendidikan.Gelombangelektromagnetik.https://
www.dosenpendidikan.co.id/gelombang-elektromagnetik/ Diakses 10 Juli
2021
12. Mahiroelektro.2020.Carakerjasensorultrasonic.https://
www.mahirelektro.com/2020/11/cara-kerja-sensor-ultrasonik-dan
aplikasinya.html Diakses 10 Juli 2021
13. Carakerjapro.2017.arduinouno.https://carakerjapro.blogspot.com/2017/02/
belajar-cara-kerja-arduino-uno.html Diakse 5 mei 2021
14. Trikueni.2014.Pengertianmotorservohttps://
trikuenidesain.sistem.blogspot.com/2014/03/pengertianmotorservo.html
Diakses 5 Mei 2021
15. Eprints. Eprints.akakom.ac.id >3_133310011_bab2 Diakses 5 Mei 2021
16. AjiFahreza.2017.Buzzer.https://www.ajifahreza.com/2017/04-
menggunakan-buzzerkomponen-suara.html Diakses 25 April 2021.
RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama Lengkap : Muhamad Dustiransa taqwa
NPM : 40401117013
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 21 Januari 1999
Agama : Islam
Nama Ayah : Sartono
Nama Ibu : Erni Sugiharni
Alamat : Perum Puspa Raya Blok AH No.2
RT 01/ RW 10 Bojong Gede Kab.Bogor
Hobi : Traveling
Nomor Telepon : 0895800273142
E-mail : Dustiransa@gmail.com

Riwayat Pendidikan
2006 – 2012 : MI Tarbiyatul Aulad Cibinong
2012 – 2015 : SMP Negeri 4 Cibinong
2015 – 2017 : SMK Penerbangan Angkasa Bogor
2016 – 2019 : Universitas Nurtanio Bandung

Judul Tugas Akhir


“PEMBUATAN ALAT DAN SIMULASI RADAR MENGGUNAKAN
ARDUINO UNO DAN SENSOR ULTRASONIC”
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.

Bandung, Juni 2020

Muhamad Dustiransa Taqwa


NPM. 40401117013
LAMPIRAN A
HC-SR04 User Guide

Part 1 Ultrasonic Introduction

1. 1 Ultrasonic Definition

The human ear can hear sound frequency around 20HZ ~ 20KHZ, and

ultrasonic is the sound wave beyond the human ability of 20KHZ .

1.2 Ultrasonic distance measurement principle

Ultrasonic transmitter emitted an ultrasonic wave in one direction, and started

timing when it launched. Ultrasonic spread in the air, and would return

immediately when it encountered obstacles on the way. At last, the ultrasonic

receiver would stop timing when it received the reflected wave. As Ultrasonic

spread velocity is 340m / s in the air, based on the timer record t, we can

calculate the distance (s) between the obstacle and transmitter, namely: s =

340t / 2, which is so- called time difference distance measurement principle

The principle of ultrasonic distance measurement used the already-known air


spreading velocity, measuring the time from launch to reflection when it
encountered obstacle, and then calculate the distance between the transmitter
and the obstacle according to the time and the velocity. Thus, the principle of
ultrasonic distance measurement is the same with radar.
Distance Measurement formula is expressed as: L = C X T In the formula, L is
the measured distance, and C is the ultrasonic spreading velocity in air, also, T
represents time (T is half the time value from transmitting to receiving ).
1.3 Ultrasonic Application
Ultrasonic Application Technology is the thing which developed in recent
decades. With the ultrasonic advance, and the electronic technology
development, especially as high-power semiconductor device technology
matures, the application of ultrasonic has become increasingly widespread:
� Ultrasonic measurement of distance, depth and thickness;
� Ultrasonic testing;
� Ultrasound imaging;
� Ultrasonic machining, such as polishing, drilling;
� Ultrasonic cleaning;
� Ultrasonic welding;

Part 2 HC-SR04 Ultrasonic Module Introduction

2.1 Product Features

� Stable performance
� Accurate distance measurement
� High-density
� Small blind
Application Areas:
� Robotics barrier
� Object distance measurement
� Level detection
� Public security
� Parking detection
2.2 Product Image

2.3、Module pin definitions

Types Pin Symbol Pin Function Description


VCC 5V power supply
HC-SR04 Trig Trigger pin
Echo Receive pin
GND Power ground

2.4、Electrical parameters

Electrical Parameters HC-SR04 Ultrasonic Module


Operating Voltage DC-5V
Operating Current 15mA
Operating Frequency 40KHZ
Farthest Range 4m
Nearest Range 2cm
Measuring Angle 15 Degree
Input Trigger Signal 10us TTL pulse
Output TTL level signal, proportional
Output Echo Signal
with range
Dimensions 45*20*15mm
2.5 Module operating Principle

Set low the Trig and Echo port when the module initializes , firstly, transmit
at least 10us high level pulse to the Trig pin (module automatically sends eight
40K square wave), and then wait to capture the rising edge output by echo
port, at the same time, open the timer to start timing. Next, once again capture
the falling edge output by echo port, at the same time, read the time of the
counter, which is the ultrasonic running time in the air. According to the
formular: test distance = (high level time * ultrasonic spreading velocity in air)
/ 2, you can calculate the distance to the obstacle.

Part3 Use Freaduino UNO to test HC-SR04

3.1 Freaduino uno and HC-SR04 Connection

Connection Description:D2<------>Trig D3<------>Echo (The users


can define the connection pin by themselves)
Note: You need to set the Freaduino UNO switch in 5V Side when use
together with HC-SR04 Module.
3.2 HCSR04 library function description

Long timing()

Function name: timing


Parameters: None
Return Value: the time of ultrasonic from the transmitter to the receiver

float CalcDistance(long microsec,int metric)

Function name:CalcDistance
� microsec: the time of ultrasonic from the transmitter to the receiver
� metric: Set the unit of the return value ( the value of 1 for cm, and the
value of 0 for in )
Return Value: the measured distance

3.3 Add the HC-SR04 Library

Step1:Download the Demo Code of HCSR04 Ultrasonic from address


http://www.elecfreaks.com/store/download/product/Sensor/HC-SR04/HCSR04Ultrasonic_demo.zip and
then unpack it to get the file of HCSR04 Ultrasonic.

Step2: Add the file of HCSR04 Ultrasonic in the file of Arduino-1.0.X / libraries.
Step3:If you can see the Example of HCSR04 Ultrasonic in Arduino IDE, the
adding of HC-SR04 library has been successful.

3.4 Test the Module with the Examples of Library File

1. Open Arduino IDE 1.0.X, and choose the corresponding board and
serial port.
2. Click file/ examples/ HCSR04Ultrasonic until the code pop up.
3. Compiling sketch until Done uploading appears, which represents the
uploading has been successful.
4. Open serial monitor and set the corresponding BaudRate.
5. If you see similar information in serial monitor as below, you succeeded.
Chart 3、HC-SR04 testing results
LAMPIRAN B
SG90 9 g Micro Servo

Tiny and lightweight with high output power. Servo can rotate
approximately 180 degrees (90 in each direction), and works just like
the standard kinds but smaller. You can use any servo code,
hardware or library to control these servos. Good for beginners who
want to make stuff move without building a motor controller with
feedback & gear box, especially since it will fit in small places. It
comes with a 3 horns (arms) and hardware.

Specifications
• Weight: 9 g
• Dimension: 22.2 x 11.8 x 31 mm approx.
• Stall torque: 1.8 kgf·cm
• Operating speed: 0.1 s/60 degree
• Operating voltage: 4.8 V (~5V)
• Dead band width: 10 μs
• Temperature range: 0 ºC – 55 ºC
Position "0" (1.5 ms pulse) is middle, "90" (~2ms pulse) is all the way
to the left.
ms pulse) is all the way to the right, ""-90" (~1ms pulse) is all the way
to the left.

TowerPro SG90 - Micro Servo

Basic Information
Modulation: Analog
Torque: 4.8V: 25.0 oz-in (1.80 kg-cm)

Speed: 4.8V: 0.10 sec/60°

Weight: 0.32 oz (9.0 g)


Dimensions:

Length: 0.91 in (23.1 mm)

Width: 0.48 in (12.2 mm)

Height:1.14 in (29.0 mm)

Motor Type: 3-pole Gear Type: Plastic Rotation/Support: Bushing

Additional Specifications
Rotational Range: 180°
Pulse Cycle: ca. 20 ms
Pulse Width: 500-2400 µs

T-Pro Mini Servo SG-90 9G Servo

The TP SG90 is similar in size and weight to the Hitec HS-55, and
is a good choice for most park flyers and helicopters. Hobbyists
from around the world has used the SG90 on famous planes like
GWS Slow Stick, E-Flite Airplanes, Great Planes, Thunder Tiger,
Align, EDF jets and more. If you are looking for a servo that won't
break your arm or leg, this is the perfect choice for you!

The TP SG90 servo weighs 0.32 ounces (9.0 grams). Total weight
with wire and connector is 0.37 ounces (10.6 grams).

The TP SG90 has the universal "S" type connector that fits most
receivers, including Futaba, JR, GWS, Cirrus, Blue Bird, Blue
Arrow, Corona, Berg and Hitec.

The wire colors are Red = Battery(+) Brown = Battery(-) Orange =


Signal

TP SG90 Specifications:
Dimensions (L x W x H) = 0.86 x 0.45 x 1.0 inch (22.0 x 11.5 x 27
mm)

Weight = 0.32 ounces (9 grams)

Weight with wire and connecter = 0.37 ounce (10.6 grams)

Stall Torque at 4.8 volts = 16.7 oz/in (1.2 kg/cm)

Operating Voltage = 4.0 to 7.2 volts

Operating Speed at 4.8 volts (no load) = 0.12 sec/ 60 degrees

Connector Wire Length = 9.75 inches (248 mm)

Universal "S" type connector fits most receivers

9g Tower Pro Servo

Tower Pro 9g servo


These Micro strong and made to last, great for planes. The servos include 3 servo
arms. Specs:

• DIMENSION: 26mm*13mm*24mm
• WEIGHT: 9G
• OPERATING SPEED: 0.12sec/60degree(4.8V);0.11sec/60degree(6V)
• STALL TORQUE: 1.2kg/cm or 17oz-in. (4.8V) 1.6kg/cm or 22oz-in.
(6.0V)
• OPERATING VOLTAGE: 4.8V~6.0V
• FEATURE: 3 pole wire, all nylon gear, connector wire length: 15cm
The TG9e boasts the same performance as other servo's 10x the
price with a .10sec travel time and up to 1.5kg in torque and an ultra
narrow dead bandwidth!

The TG9e performance is on par with the famous HXT900, however


the TG9e isn't as resistant to crashes or over-loading.

Please always ensure your control surfaces are bind free.

Spec.

Dimension: 23x12.2x29mm

Torque: 1.5kg/cm (4.8V)

Operating speed: 0.10sec/60 degree 0.09sec/60 degree(6.0V)

Operating voltage: 4.8V


Temperature range: 0-55C

Dead band-width: 7us

Lead Length: 260mm

Important.
The TG9e does not have the same strength and longevity as the
HXT900.

Please ensure your control surfaces are bind-free and always check
servos after a hard landing or crash!

Weight (g) 9

Torque (kg) 1.5

Speed(Sec/60deg) 0.09

A(mm) 30

B(mm) 23

C(mm) 27

D(mm) 12

E(mm) 33

F(mm) 16
SERVO MOTOR SG90
DATA SHEET

Tiny and lightweight with high output power. Servo can rotate approximately 180 degrees (90 in each direction),
but
andsmaller. You
works just can
like theuse any servo
standard code, hardware or library to control these servos. Good for beginners who
kinds
motor
want tocontroller
make stuffwith feedback
move & building
without gear box,a especially since it will fit in small places. It comes
with a 3 horns (arms) and hardware.

Position "0" (1.5 ms pulse) is middle, "90" (~2ms


is all the
pulse) is way to the right, "-90" (~1ms pulse) is all
middle,
the way to the left.
LAMPIRAN C
Program Alat Dan Simulasi Radar Menggunakan Arduino Uno
dan Sensor Ultrasonic

#include <Servo.h>
#include <LiquidCrystal_I2C.h>

Servo myservo;
LiquidCrystal_I2C lcd(0x27, 16, 2); // Creates an LCD object. Parameters: (rs,
enable, d4, d5, d6, d7)

int pos = 0; // la position initiale du servo moteur


const int trigPin = 9;
const int echoPin = 10;
const int moteur = 11;
const int buzzer = 12;
const int ledPin1 = 14;
const int ledPin2 = 15;
float distanceCm, DistanceSec,duration;

void setup() {
Serial.begin (9600) ;
lcd.init () ;
lcd.backlight() ;
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("M. DUSTIRANSA T.");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("PRODY L. P. 2017");
delay(5000);
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print(" SIMULASI ");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(" RADAR PESAWAT ");
delay(5000);
myservo.attach(moteur); // attache le Servo moteur a la pin numéro 11
lcd.begin(16,2); // Initialiser l'interface de Lcd avec leurs Dimensions
pinMode(trigPin, OUTPUT);
pinMode(echoPin, INPUT);
pinMode(buzzer, OUTPUT);
pinMode(ledPin1, OUTPUT);
pinMode(ledPin2, OUTPUT);
DistanceSec=60;

void loop() {
for (pos = 0; pos <= 180; pos += 5) { // aller de 0 a 180 degée
// in steps of 1 degree
myservo.write(pos); // Programmer le Servo pour aller a la position (pos)
digitalWrite(trigPin, LOW);
delayMicroseconds(2);
digitalWrite(trigPin, HIGH); //envoyer une impulsion de 10 micro seconds
delayMicroseconds(10);
digitalWrite(trigPin, LOW);

duration = pulseIn(echoPin, HIGH);


distanceCm= duration*0.034/2;
if (distanceCm <= DistanceSec)
{

if(distanceCm <= DistanceSec/2)


{
tone(buzzer, 10); // Send 1KHz sound signal...
digitalWrite(ledPin1, LOW);
digitalWrite(ledPin2, HIGH);
delay(700);
noTone(buzzer); // Stop sound...
lcd.setCursor(0,0); // positionner le cursor a 0,0
lcd.print("Jarak : "); // Printe "Distance" sur LCD
lcd.print(distanceCm); // Printe la valeur Obtenue sur LCD
lcd.print(" cm "); // Printe l'unité sur LCD
delay(10);
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("Sudut : ");
lcd.print(pos);
lcd.print(" Deg ");
delay(2000);
}
else
{
digitalWrite(buzzer, HIGH);
digitalWrite(ledPin2, LOW);
digitalWrite(ledPin1, HIGH);
delay(100);
digitalWrite(buzzer, LOW);
lcd.setCursor(0,0); // positionner le cursor a 0,0
lcd.print("Jarak : "); // Printe "Distance" sur LCD
lcd.print(distanceCm); // Printe la valeur Obtenue sur LCD
lcd.print(" cm "); // Printe l'unité sur LCD
delay(10);
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("Sudut : ");
lcd.print(pos);
lcd.print(" Deg ");
delay(2000);
}
}
else{
digitalWrite(buzzer, LOW);
digitalWrite(ledPin1, LOW);
digitalWrite(ledPin2, LOW);
}

lcd.setCursor(0,0); // positionner le cursor a 0,0


lcd.print("Jarak : "); // Printe "Distance" sur LCD
lcd.print(distanceCm); // Printe la valeur Obtenue sur LCD
lcd.print(" cm "); // Printe l'unité sur LCD
delay(10);
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("Sudut : ");
lcd.print(pos);
lcd.print(" Deg ");
delay(80); //attendre 100ms pour que le servo cherche sa position
}
for (pos = 180; pos >= 0; pos -= 5) { //
myservo.write(pos); //
digitalWrite(trigPin, LOW);
delayMicroseconds(2);
digitalWrite(trigPin, HIGH);
delayMicroseconds(10);
digitalWrite(trigPin, LOW);

duration = pulseIn(echoPin, HIGH);


distanceCm= duration*0.034/2;
if (distanceCm <= DistanceSec){
if(distanceCm <= DistanceSec/2)
{
tone(buzzer, 10); // Send 1KHz sound signal...
digitalWrite(ledPin1, LOW);
digitalWrite(ledPin2, HIGH);
delay(700);
noTone(buzzer); // Stop sound...
lcd.setCursor(0,0); // positionner le cursor a 0,0
lcd.print("Jarak : "); // Printe "Distance" sur LCD
lcd.print(distanceCm); // Printe la valeur Obtenue sur LCD
lcd.print(" cm "); // Printe l'unité sur LCD
delay(10);
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("Sudut : ");
lcd.print(pos);
lcd.print(" Deg ");
delay(2000);
}
else
{
digitalWrite(buzzer, HIGH);
digitalWrite(ledPin2, LOW);
digitalWrite(ledPin1, HIGH);
delay(100);
digitalWrite(buzzer, LOW);
lcd.setCursor(0,0); // positionner le cursor a 0,0
lcd.print("Jarak : "); // Printe "Distance" sur LCD
lcd.print(distanceCm); // Printe la valeur Obtenue sur LCD
lcd.print(" cm "); // Printe l'unité sur LCD
delay(10);
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("Sudut : ");
lcd.print(pos);
lcd.print(" Deg ");
delay(2000);
}
}
else{
digitalWrite(buzzer, LOW);
digitalWrite(ledPin1, LOW);
digitalWrite(ledPin2, LOW);
}

lcd.setCursor(0,0); //
lcd.print("Jarak : "); //
lcd.print(distanceCm); //
lcd.print(" cm ");
delay(10);
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("Sudut : ");
lcd.print(pos);
lcd.print(" Deg ");
delay(80);
}
}

You might also like