You are on page 1of 2

MERETAS BENANG KUSUT PEMBELAJARAN MELALUI KONTERPRO

MASA PANDEMI COVID-19

Oleh :
Drs. Wahyudi Waluyojati, MM.P.d
Kepala SMP Negeri 19 Purworejo

Masa pandemi Covid-19 layanan kegiatan belajar mengajar bagaikan benang kusut yang
semakin ruwet, sementara itu pemenuhan hak peserta didik untuk mendapatkan layanan
pendidikan merupakan kewajiban bagi seluruh komponen satuan pendidikan baik tenaga
pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, stakeholder, instansi vertikal,
maupun dunia usaha dengan prioritas utama kesehatan dan keselamatan peserta didik serta
seluruh warga satuan pendidikan.
Dengan dasar Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020
tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona
Virus Disease (Covid-19), Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kemdikbud Nomor 15 Tahun
2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar dari Rumah Dalam Masa Darurat
Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19) maka SMP Negeri 19 mengembangkan pola
pembelajaran dengan berbagai macam skenario. Skenario 1: Peserta didik tidak memiliki
gawai dan akses internet (bahan/materi dan tugas diberikan dalam bentuk print out/hard
copy yang diberikan melalui jasa kurir atau orangtua/wali peserta didik mengambil dan
mengembalikan di sekolah atau memanfaatkan tayangan televisi/radio dengan konten
yang sesuai); Skenario 2: Peserta didik memiliki akses internet terbatas atau sinyal kurang
mendukung (guru menyiapkan bahan/materi ataupun tugas diberikan dalam bentuk soft
file PDF kemudian dikirim melalui WA group atau FB group); Skenario 3: Peserta didik
memiliki akses internet yang baik (guru memberikan bahan/materi maupun tugas bahkan
tatap muka secara virtual dengan memanfaatkan fasilitas WA, Telegram, Line, Google
meet, Zoom meeting, Youtube live streaming, Cisco Webex, Google classroom, Google
Form). Pembelajaran luar jaringan dan dalam jaringan atau bahkan kombinasi keduanya
bukan berarti tanpa masalah, justru muncul keresahan orangtua/wali peserta didik dalam
mendampingi belajar peserta didik karena keterbatasan pemahaman konten pembelajaran
sekaligus keterampilan menggunakan gawai dengan berbagai aplikasinya dan masih juga
ditambah dengan bertambahnya cost untuk menyediakan paket data.
Kenyataan di atas menimbulkan kondisi psikososial peserta didik menjadi sangat rentan
dari berbagai distruksi ilmu dan perilaku atau karakter. Berdasarkan Surat Edaran Nomor:
425/1649/2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
Tahun Pelajaran 2020/2021 Pada Satuan Pendidikan Di Lingkungan Dinas Pendidikan,
Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Purworejo, SMP Negeri 19 Purworejo mengambil
inisiatif untuk melaksanakan konsep konsultasi terprogram (KONTERPRO) yang di
desain untuk mengurai (meretas) permasalahan kegiatan belajaran mengajar karena
kendala transformasi ilmu dan karakter/psiskososial peserta didik.
Kosultasi Terprogram konteksnya adalah kegiatan memberikan bantuan kepada peserta
didik yang membutuhkan oleh seorang tenaga pendidik yang memenuhi standar
kualifikasi pada area tertentu untuk mengembangkan potensi dan menyelesaikan masalah
dimana tindakan, keberadaan, serta pengalaman sebuah kegiatan sudah diprogram.
Skenario penerapan Konsultasi Terprogram meliputi: 1) Sebelum dan sesudah konsultasi:
mematuhi protokol kesehatan termasuk sarana dan prasarana belajar, menggunakan
transportasi sesuai protokol kesehatan; 2) Saat pelaksanaan konsultasi: mengecek suhu
tubuh, mengenakan masker, mencuci tangan dengan air mengalir, menjaga jarak, dan
melapor jika mengalami gangguan pada satgas covid-19 sekolah; 3) Pengaturan kelas dan
jadwal konsultasi: menyederhanakan kurikulum sesuai kondisi peserta didik, mengatur
jadwal konsultasi maksimal 4 jam sehari, mengatur jumlah peserta didik yang konsultasi
maksimal 18 per rombel, mengatur tempat duduk peserta didik dengan jarak minimal 1,5
meter, menyemprot seluruh isi ruangan konsultasi dengan desinfektan sebelum dan
sesudah digunakan.
Dengan konsultasi terprogram (KONTERPRO) permasalah kegiatan belajar mengajar
berangsur-angsur dapat terurai baik kejelasan transformasi ilmu maupun kendala
psikososial, perilaku dan karakter selama pandemi covid-19 disamping itu carut marut
peran orangtua/wali peserta didik dalam membelajarkan menjadi teringankan.

You might also like