You are on page 1of 29

ASUHAN KEPERAWATAN GERIATRI

“NY. S” DENGAN DEMENSIA

Dosen Pembimbing :
Kurniawan Edi P,S.Kep.Ns.,M.Kes

Disusun Oleh :

KELOMPOK III :

1. Indah Novianingrum NIM : 2112B013


2. Sunaryo NIM : 2112B017
3. Astina NIM : 2112B009
4. Titin Sri Rahayu NIM : 2112B010
5. Slamet Nuryati NIM : 2112B014
6. Siti Yuliatun NIM : 2112B011
7. Kamisun Setyo Utomo NIM : 2112B002

PROGRAM PROFESI KEPERAWATAN GERONTIK


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN STRADA INDONESIA
TAHUN 2022
LAPORAN PENDAHULUAN DEMENSIA

A. Pengertian
Demensia adalah sindroma klinis yang meliputi hilangnya fungsi intelektual dan memori
yang sedemikian berat sehingga menyebabkan disfungsi hidup sehari-hari. Demensia merupakan
keadaan ketika seseorang mengalami penurunan daya ingat dan daya pikir lain yang secara nyata
mengganggu aktivitas kehidupan sehari hari (Nugroho, 2008).
Demensia adalah gangguan fungsi intelektual tanpa gangguan fungsi vegetatif atau keadaan
yang terjadi. Memori, pengetahuan umum, pikiran abstrak, penilaian, dan interpretasi atas
komunikasi tertulis dan lisan dapat terganggu (Elizabeth, 2009).
Demensia adalah keadaan dimana seseorang mengalami penurunan kemampuan daya ingat
dan daya pikir, dan penurunan kemampuan tersebut menimbulkan gangguan terhadap fungsi
kehidupan sehari-hari. Kumpulan gejala yang ditandai dengan penurunan kognitif. Perubahan
mood dan tingkahlakusehingga mempengaruhi aktivitas kehidupan sehari-hari penderita (Aspiani
R.Y., 2014).
B. Etiologi
Penyebab demensia menurut Nugroho (2008) dapat digolongkan menjadi3 golongan yaitu:
a. Sindrom demensia dengan penyakit yang etiologi dasarnya tidak dikenal kelainan yaitu:
terdapat pada tingkat subsuler atau secara biokimiawi pada system enzim, atau pada metabolisme
b. Syndrome demensia dengan etiologi yang dikenal tetapi belum dapat diobati, penyebab utama
dalam golongan ini diantaranya:
1) Penyakit degenerasi spino-selebelar
2) Subakut leuko-esefalitis sklerotik fan bogaert
3) Khorea hungtington
c. Syndrome demensia denga etiologi penyakit yang dapat diobati, dalam golongan ini
diantaranya:
1) Penyakit kardiovaskuler
2) Penyakit- penyakit metabolic
3) Gangguan nutrisi
4) Akibat intoksikasi menahun
C. Klasifikasi Demensia
Klasifikasi Demensia menurut Aspiani (2014) dapat dibagi dalam 3 tipe yaitu:
a. Demensia Kortikal dan Sub Kortikal
1) Demensia Kortikal
Merupakan demensia yang muncul dari kelainan yang terjadi pada korteks serebri
substansia grisea yang berperan penting terhadap proses kognitif seperti daya ingat dan
bahasa. Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan demensia kortikal adalah Penyakit
Alzheimer, Penyakit Vaskular, Penyakit Lewy Bodies, sindroma Korsakoff, ensefalopati
Wernicke, Penyakit Pick, Penyakit CreutzfeltJakob
2) Demensia Subkortikal
Merupakan demensia yang termasuk non-Alzheimer, muncul dari kelainan yang
terjadi pada korteks serebri substansia alba. Biasanya tidak didapatkan gangguan daya ingat
dan bahasa. Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan demensia kortikal adalah penyakit
Huntington, hipotiroid, Parkinson, kekurangan vitamin B1, B12, Folate, sifilis, hematoma
subdural, hiperkalsemia, hipoglikemia, penyakit Coeliac, AIDS, gagal hepar, ginjal, nafas,
dll.
b. Demensia Reversibel dan Non reversible
1) Demensia Reversibel
Merupakan demensia dengan faktor penyebab yang dapat diobati. Yang termasuk
faktor penyebab yang dapat bersifat reversibel adalah keadaan/penyakit yang muncul dari
proses inflamasi (ensefalopati SLE, sifilis), atau dari proses keracunan (intoksikasi alkohol,
bahan kimia lainnya), gangguan metabolik dan nutrisi (hipo atau hipertiroid, defisiensi
vitamin B1, B12, dll).
2) Demensia Non Reversibel
Merupakan demensia dengan faktor penyebab yang tidak dapat diobati dan bersifat
kronik progresif. Beberapa penyakit dasar yang dapat menimbulkan demensia ini adalah
penyakit Alzheimer, Parkinson, Huntington, Pick, CreutzfeltJakob, serta vaskular.
c. Demensia Pre Senilis dan Senilis
1) Demensia Pre Senilis
Merupakan demensia yang dapat terjadi pada golongan umur lebih muda (onset dini)
yaitu umur 40-50 tahun dan dapat disebabkan oleh berbagai kondisi medis yang dapat
mempengaruhi fungsi jaringan otak (penyakit degeneratif pada sistem saraf pusat,
penyebab intra kranial, penyebab vaskular, gangguan metabolik dan endokrin, gangguan
nutrisi, penyebab trauma, infeksi dan kondisi lain yang berhubungan, penyebab toksik
(keracunan), anoksia).
2) Demensia Senilis
Merupakan demensia yang muncul setelah umur 65 tahun. Biasanya terjadi akibat
perubahan dan degenerasi jaringan otak yang diikuti dengan adanya gambaran deteriorasi
mental.
D. Patofisiologi
Proses menua tidak dengan sendirinya menyebabkan terjadinya demensia. Penuaan
menyebabkan terjadinya perubahan anatomi dan biokimiawi di susunan saraf pusat yaitu berat
otak akan menurun sebanyak sekitar 10% pada penuaan antara umur 30 -70 tahun. Berbagai
factor etiologi yang telah disebutkan diatasmerupakan kondisi kondisi yang dapat mempernaruhi
sel sel neuron korteks serebri.
Penyakit degenerative pada otak, gangguan vascular dan penyakit lainnya serta gangguan
nutrisi, metabolic dan toksitasi secara langsung maupun tak langsung depat menyebabkan sel
neuron mengalami kerusakan melalui mekanisme iskemia, infrak, inflamasi, deposisi protein
abnormal sehingga jumlah neuron menurun dan mengganggu fungsi dari are kortikal ataupun sub
kortikal.
Disamping itu kadar neurotransmitter di otak yang diperlukan untuk proses konduksi saraf
juga akan berkurang. Hal ini akan menimbulkan gangguan fungsi kognitif (daya ingat, daya pikir
dan belajar), gangguan sensorium (perhatian, kesadaran), persepsi, isi pikir, emosi dan mood.
Fungsi yang mengalami gangguan tergantung lokasi area yang terkena (kortikal atau subkortikal)
atau penyebabnya, karena manifestasinya dapat berbeda. Keadaan patologis dari hal tersebut akan
memicu keadaan konfusio akut demensia (Boedhi-Darmojo, 2009).
E. Tanda dan Gejala
Gejala klinis demensia berlangsung lama dan bertahap sehingga pasien dangan keluarga
tidak menyadari secara pasti kapan timbulnya penyakit. Gejala klinik dari demensia Nugroho
(2009) menyatakan jika dilihat secara umum tanda gejala demensia adalah:
a. Menurunnya daya ingat yang terjadi. Pada penderita demensia, lupa menjadi bagian keseharian
yang tidak bisa lepas
b. Gangguan orientasi waktu dan tempat, misalnya: lupa hari, minggu, bulan, tahun, tempat
penderita demensia berada.
c. Penurunan ketidak mampuan menyusun kata menjadi kalimat yang benar, menggunakan kata
yang tidak tepat untuk sebuah kondisi, mengulang kata atau cerita yang sma berkali-kali.
d. Ekspresi ang berlebihan, misalnya menangis berlebuhan saat melihat drama televise, marah
besar pada kesalahan kecil yang dilakukan orang lain, rasa takut dan gugup yang tak
beralasan. Penderita demensia tidak mengerti mengapa perasan-perasan tersebut muncul.
e. Adanya perubahan perilaku seperti: acuh tak acuh, menarik diri dan gelisah.
F. Komplikasi
Kushariyadi (2011) menyatakan komplikasi yang sering terjadi pada demensia adalah:
a. Peningkatan resiko infeksi diseluruh bagian tubuh
1) Ulkus diabetikus
2) Infeksi saluran kencing
3) Pneumonia
b. Thromboemboli, infarkmiokardium
c. Kejang
d. Kontraktur sendi
e. Kehilangan kemampuan untuk merawat diri
f. Malnutrisi dan dehidrasi akibat nafsu makan dan kesulitan menggunakan peralatan.
G. Tata Laksana
a. Penatalaksanaan pada pasien demensia menurut Aspiani (2014) sebagai berikut:
1) Farmakoterapi
a) Untuk mengobati demensia alzheimer digunakan obat-obatan antikoliesterase seperti
Donepezil, Rivastigmine, Glantamine, Memantine
b) Demensia vaskuler membutuhkan obat-obatan anti platelet seperti Aspirin, Ticlopidine,
Clopidogrel untuk melancarkan aliran darah ke otak sehingga memperbaiki gagguan
kognitif
c) Demensia karena stroke yang berturut-urut tidak dapat diobati, tetapi perkembangannya
bisa diperlambat atau bahkan dihentikan dengan mengobati tekanan darah tinggi atau
kencing manis yang berhubungan dengan stroke
d) Jika hilangnya ingatan disebabkan oleh depresi, diberikan obat anti- depresi seperti
Sertraline dan Citalopram
e) Untuk mengendaliakn agitasi dan perilaku yang meledak-ledak, yang bisa menyertai
demensia stadium lanjut, sering digunakan antipsikotik (misalnya Haloperidol, Quetiaoine
dan Risperidone)
2) Dukungan atau peran keluarga
Mempertahankan lingkungan yang familiar akam membantu penderita tetap memiliki
orientasi. Kalender yang besar, cahaya yang terang, jam dinding dengan angka angka
3) Terapi simtomatik
Menurut Erwanto & Kurniasih (2018) Penderita penyakit demensia dapat diberikan
terapi simtomatika yaitu terapi rekreasional dan aktifitas dimana upaya yang dapat
dilakukan dengan memberikan terapi brain gym. Brain gym ini berupa senam otak dengan
melibatkan petugas untuk mengajarkan gerakan-gerakan mudah pada pasien demensia.
Senam otak ini bertujuan untuk membuktikan pernyataan menurut Pratiwi (2016) bahwa
apabila senam otak dilakukan secara rutin 1 kali dalam sehari maka dapat menjaga fungsi
daya ingat pada lansia sehingga lansia dapat memenuhi aktivitas sehari-hari, hal ini
dibuktikan dengan peningkatan presentase pengkajian Indeks KATZ. Sesuai penelitian
yang dilakukan oleh Chancellor, Duncan, & Chatterjee (2014) bahwa senam otak mampu
meningkatkan fungsi kognitif pada lansia yang mengalami demensia.
4) Pencegahan dan perawatan demensia
Hal yang dapat kita lakukan untuk menurunkan resiko terjasinya demensia
diantaranya adalah menjaga ketajaman daya ingat dan senantiasa mengoptimalkan fungsi
otak seperti:
a) Mencegah masuknya zat zat yang dapat merusak sel sel otak seperti alcohol dan zat
adiktif yang berlebihan
b) Mambaca buku yang merangsang otak untuk berpikir hendaknya dilakukan setiap hari
c) Melakukan kegiatan yang data membuat mental kita sehat dan aktif: Kegiatan rohani &
memperdalam ilmu agama
d) Tetep berinteraksi dengan lingkungan, berkumpul dengan teman yang memiliki
persamaan minat atau hobi
e) Mengurangi setress dalam pekerjaan dan berusaha untuk tetap relaks dalam kehidupan
sehari hari dapat membuat otak kita tetap sehat
2.. Terapi Non Farmakologi:
Memberikan program harian untuk pasien:
a) Kegiatan harian teratur dan sistematis, yang meliputi latihan fisik yang dapat memacu
aktifitas fisik dan otak yang baik (brain-gym)
b) Asupan gizi yang berimbang, cukup serat, mengandung antioksidan(obat-obat
penangkal kerusakan dalam tubuh akibat pola hidup yang kurang sehat), mudah
dicerna, penyajian yang menarik dan praktis
c) Mencegah/mengelola faktor resiko yang dapat memberatkan penyakitnya, misalnya
hipertensi, kadar lemak yang meningkat dalam darah, diabetes, dan merokok
d) Melaksanakan hobi dan aktifitas sosial sesuai dengan kemampuannya
e) Melaksanakan “LUPA” (Latih, Ulang, Perhatikan dan Asosiasi) yaitu suatu strategi
untuk memaksa otak berfikir yang dapat mencegah lajunya dimensia
f) Tingkatkan aktifitas di siang hari, tempatkan di ruangan yang mendapatkan cahaya
cukup serta aman untuk beraktifitas. Hal ini dapat mencegah terlalu banyak tidur di
siang hari yang dapat mengganggu periode tidur malam
H. Pemeriksaan Demensia
Menurut Aspiani (2014), Pemeriksaan fungsi kognitif awal bila menggunakan Minimental-
state examination (MMSE) dari folstein dengan skor/ angka maksimal 30. Jika mempunyai skor
dibawah 24, pasien patut dicurigai mengalami demensia. Meskipun nilai skor ini sangat subjektif
karena pengaruh pedidikan juga berperan pada tingginya nilai skor. Tidak ada perbedaan pada
wanita maupun pria. Jadi pemeriksaan MMSE dianjurkan ditambah dengan clock drawing test,
dengan menggambar jam sekaligus diatur waktu jamnya.
Nilai skor berkisar antara 0-4 dengan perincian skor:
a. Dapat menggambar lingkaran bulat yang benar (nilai 1)
b. Penempatan nomor tepat pada tempatnya (nilai 1)
c. Lengkap 12 nomor tepat (nilai 1)
d. Penempatan panah tunjuk pendek/panjang tepat (nilai 1).
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA
ADAPTASI TEORI MODEL CAROL A MILLER
IIK STRADA INDONESIA

Nama wisma : - Tanggal Pengkajian : 25-5-2022

1. IDENTITAS :
KLIEN
Nama : Ny. S
Umur : 66 Tahun
Agama : Islam
Alamat asal : Pangkalan Bun
Tanggal datang : 25-5-2022
2 DATA :
. KELUARGA
Nama : Tn. B
Hubungan : Anak
Pekerjaan : PNS
Alamat : Pangkalan Bun Telp : 0821 4444 xxxx
3 STATUS KESEHATAN SEKARANG :
.
Keluhan utama:
- Ny. S berkata, “ saya orang yang mudah lupa dan sulit untuk mengingat kejadian yang
sudah terjadi
- Ny. S mengatakan ” sulit mengingat sejak 3 tahun terakhir karena pernah jatuh
terpeleset”.
- Ny. S mengatakan nyeri pada sendi lutut sejak 1 minggu yang lalu.
- Ny S riwayat asam urat sejak 2 bulan yang lalu saat periksa di posyandu lansia.
Kemudian saya diberi obat grateos dan asam mefenamat dan nyeri berkurang. Setelah
itu, saya tidak minum obat lagi.

Pengetahuan, usaha yang dilakukan untuk mengatasi keluhan:


- Ny. S mengatakan, “biasanya saya bersitirahat dan menenangkan diri agar dapat
mengingat ingat lagi
- Ny. S mengatakan “jika saya merasakan nyeri maka saya lebih sering beristirahat
karena takut tambah sakit bila berjalan.

Obat-obatan:
vitamin B complex
grateos

4. AGE RELATED CHANGES (PERUBAHAN TERKAIT PROSES MENUA) :

FUNGSI FISIOLOGIS

1. Kondisi Umum
Ya Tidak
Kelelahan : Ya
Perubahan BB : Tidak
Perubahan nafsu : Tidak
makan
Masalah tidur : Tidak
Kemampuan ADL : Mandiri
KETERANGAN : Pasien merasa lelaah Ketika beraktivitas terlalu lama,
terutama area sendi lutut

2. Integumen
Ya Tidak
Lesi / luka : Tidak
Pruritus : Tidak
Perubahan : Tidak
pigmen
Memar : Tidak
Pola : Tidak
penyembuhan lesi
KETERANGAN : ..........................................................................................................
..........................................................................................................

3. Hematopoetic
Ya Tidak
Perdarahan : Tidak
abnormal
Pembengkakan kel. : Tidak
Limfe
Anemia : Tidak
KETERANGAN : .....................................................................................................

4 Kepala
.
Ya Tidak
Sakit kepala : Tidak
Pusing : Tidak
Gatal pada kulit : Tidak
kepala
KETERANGAN : Tidak terdapat masalah pada area kepala
5 Mata
.
Ya Tidak
Perubahan : Tidak
penglihatan
Pakai kacamata : Tidak
Kekeringan mata : Tidak
Nyeri : Tidak
Gatal : Tidak
Photobobia : Tidak
Diplopia : Tidak
Riwayat infeksi : Tidak
KETERANGAN : Tidak terdapat masalah pada penglihatan

6. Telinga
Ya Tidak
Penurunan pendengaran : Tidak
Discharge : Tidak
Tinitus : Tidak
Vertigo : Tidak
Alat bantu dengar : Tidak
Riwayat infeksi : Tidak
Kebiasaan membersihkan : Tidak
telinga
Dampak pada ADL : Tidak ada
KETERANGAN : Tidak terdapat masalah telinga

7. Hidung sinus
Ya Tidak
Rhinorrhea : Tidak
Discharge : Tidak
Epistaksis : Tidak
Obstruksi : Tidak
Snoring : Tidak
Alergi : Tidak
Riwayat infeksi : Tidak
KETERANGAN : Tidak terdapat masalah pada indera penghidu

8. Mulut, tenggorokan
Ya Tidak
Nyeri telan : Tidak
Kesulitan menelan : Tidak
Lesi : Tidak
Perdarahan gusi : Tidak
Caries : Tidak
Perubahan rasa : Tidak
Gigi palsu : Tidak
Riwayat Infeksi : Tidak
Pola sikat gigi : Ny. S sikat gigi rutin dua kali sehari, pagi dan sebelum
tidur
KETERANGAN : Tidak terdapat masalah pada mulut dan tenggorokan

9. Leher
Ya Tidak
Kekakuan : Tidak
Nyeri tekan : Tidak
Massa : Tidak
KETERANGAN : Tidak ada masalah pada leher pasien

10 Pernafasan
.
Ya Tidak
Batuk : Tidak
Nafas pendek : Tidak
Hemoptisis : Tidak
Wheezing : Tidak
Asma : Tidak
KETERANGAN : Ny. S mengatakan tidak ada Riwayat sakit asma

11 Kardiovaskuler
.
Ya Tidak
Chest pain : Tidak
Palpitasi : Tidak
Dipsnoe : Tidak
Paroximal : Tidak
nocturnal
Orthopnea : Tidak
Murmur : Tidak
Edema : Tidak
KETERANGAN : Tidak terdapat masalah kardiovaskular

12 Gastrointestinal
.
Ya Tidak
Disphagia : Tidak
Nausea / vomiting : Tidak
Hematemesis : Tidak
Perubahan nafsu : Tidak
makan
Massa : Tidak
Jaundice : Tidak
Perubahan pola BAB : Tidak
Melena : Tidak
Hemorrhoid : Tidak
Pola BAB : Ny.S berkata, “ saya tidak ada masalah BAB.” Saya biasa
BAB sekali sehari. Saat BAB tidak merasa sakit.

KETERANGAN : Tidak ada masalah

13 Perkemihan
.
Ya Tidak
Dysuria : Tidak
Frekuensi : 3-4 kali sehari
Hesitancy : Tidak
Urgency : Tidak
Hematuria : Tidak
Poliuria : Tidak
Oliguria : Tidak
Nocturia : Tidak
Inkontinensia : Tidak
Nyeri berkemih : Tidak
Pola BAK : Ny.S berkata, “ saya tidak ada masalah BAK.” Saya biasa
BAK 3-4 kali sehari dan Saat BAK saya tidak merasa sakit.

KETERANGAN : Tidak ada masalah perkemihan

14. Reproduksi (laki-laki)


Ya Tidak
Lesi : -
Disharge : -
Testiculer pain : -
Testiculer massa : -
Perubahan gairah sex : -
Impotensi : -
-
Reproduksi
(perempuan)
Lesi : Tidak
Discharge : Tidak
Postcoital bleeding : Tidak
Nyeri pelvis : Tidak
Prolap : Tidak
Riwayat menstruasi : Klien mengatakan teratur tetapi saat ini sudah
menopause sejak usia 40 tahun
Aktifitas seksual : Tidak
Pap smear : Tidak
KETERANGAN : Tidak ada masalah pada organ reproduksi

15. Muskuloskeletal
Ya Tidak
Nyeri Sendi : Ya
Bengkak : Tidak
Kaku sendi : Ya
Deformitas : Tidak
Spasme : Tidak
Kram : Tidak
Kelemahan otot : Tidak
Masalah gaya berjalan : Tidak
Nyeri punggung : Tidak
Pola latihan : Aktifitas berjalan hanya didalam rumah dan di
lingkungan rumah tetapi hanya sebentar.
Dampak ADL : Berjalan tidak kuat lama
KETERANGAN : Masalah nyeri pada sendi
16. Persyarafan
Ya Tidak
Headache : Tidak
Seizures : Tidak
Syncope : Tidak
Tic/tremor : Tidak
Paralysis : Tidak
Paresis : Tidak
Masalah memori : Tidak
KETERANGAN : Tidak ada masalah

5. POTENSI PERTUMBUHAN PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL :


Psikososial YA Tidak
Cemas : Ya
Depresi : Tidak
Ketakutan : Tidak
Insomnia : Ya
Kesulitan dalam : Tidak
mengambil keputusan
Kesulitan konsentrasi : Tidak
Mekanisme koping : Ny. S bila cemas memikirkan sakit lututnya cm bs
bercerita sm tetangga atau anaknya..
Persepsi tentang kematian : Ny. S mengatakan bahwa meninggal sudah diatur sama
Allah..dan Ny.S mengatakan sudah siap jika waktunya dipanggil.
Dampak pada ADL :aktifitas sehari hari menjadi terbatas di rumah dan lingkungan
dekat
Spiritual
 Aktivitas ibadah : Ny.S mengatakan aktifitas sholat 5 waktu dilakukan
dirumah..sesekali berjamaah di mushola, karena nyeri pada lutut.

 Hambatan : tidak ada hambatan dalam menjalankan ibadah

KETERANGAN : Ny. S mengalami kecemasan karena sakit yang diderita

6. LINGKUNGAN :

 Kamar : luas kamar Ny. S berukuran 3x3 m3 dan terdapat Kasur spring bed
serta lemari pakaian, pencahayaan kamar sangat terang, serta vntilasi udara
cukup baik dengan adanya jendela kamar 2

 Kamar mandi : kamar mandi Ny.S menggunakan toilet duduk dengan


pegangan di dinding.. jarak dengan kamar cukup dekat dengan jarak kurang
lebih 1 meter
 Dalam rumah.wisma : -
 Luar rumah : rumah Ny. S datar dan tidak ada tangga, datar dan rumah
dikelilingi pagar

7. NEGATIVE FUNCTIONAL CONSEQUENCES

1. Kemampuan ADL
Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari (Indeks Barthel)
No Kriteria Dengan Mandi Skor
Bantua ri Yang
n Didapat

1 Makan 5 10 10

2 Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur, atau 5-10 15 15


sebaliknya

3 Personal toilet (cuci muka, menyisir rambut, gosok gigi) 0 5 5

4 Keluar masuk toilet (mencuci pakaian, menyeka tubuh, 5 10 5


menyiram)

5 Mandi 0 5 5

6 Berjalan di permukaan datar (jika tidak bisa, dengan 0 5 5


kursi roda )

7 Naik turun tangga 5 10 5

8 Mengenakan pakaian 5 10 10

9 Kontrol bowel (BAB) 5 10 10

10 Kontrol Bladder (BAK) 5 10 10


2. Aspek Kognitif

MMSE (Mini Mental Status Exam)

No Aspek Nilai Nilai Kriteria


Kognitif maksimal Klien
1 Orientasi 5 2 Menyebutkan dengan benar :
Tahun : lupa Hari :
Bulan : mei
Tanggal : tidak tau
2 Orientasi 5 4 Dimana sekarang kita berada ?
Negara : Indonesia
Propinsi: kalimantan
Kabupaten/kota : lupa
3 Registrasi 3 3 Sebutkan 3 nama obyek (misal : kursi, meja,
kertas), kemudian ditanyakan kepada klien,
menjawab :
1) Kursi 2). Meja 3). Kertas
4 Perhatian 5 5 Meminta klien berhitung mulai dari 1 sampai 10
dan Jawaban :
kalkulasi 1). 1,2,3,,5,6,7,8,,9,10
5 Mengingat 3 1 Minta klien untuk mengulangi ketiga obyek pada
poin ke- 2 (tiap poin nilai 1)
6 Bahasa 9 3 Menanyakan pada klien tentang benda (sambil
menunjukan benda tersebut).
1). meja
2). kulkas
3). Minta klien untuk mengulangi kata berikut :
“ tidak ada, dan, jika, atau tetapi )
Klien menjawab :
Tidak ada dan jika
Minta klien untuk mengikuti perintah berikut yang
terdiri 3 langkah.
4). Ambil kertas ditangan anda
5). Lipat dua
6). Taruh dilantai.
Perintahkan pada klien untuk hal berikut (bila
aktifitas sesuai perintah nilai satu poin.
7). “Tutup mata anda”
8). Perintahkan kepada klien untuk menulis
kalimat dan
9). Menyalin gambar 2 segi lima yang saling
bertumpuk

Total nilai 30 18
Interpretasi hasil :
24 – 30 : tidak ada gangguan kognitif
18 – 23 : gangguan kognitif sedang
0 - 17 : gangguan kognitif berat
Kesimpulan :Ny. S mengalami ganguan kognitif sedang
3. Tes Keseimbangan
Time Up Go Test

No Tanggal Pemeriksaan Hasil TUG (detik)


1 23 deik
23-5-2022
2 24 detik
24-5-2022
3 25-5-2022 25 detik

Rata-rata Waktu TUG 24 detik

Interpretasi hasil Pasien ada kemungkinan


jatuh dalam kurun 6 bulan

Interpretasi hasil:
Apabila hasil pemeriksaan TUG menunjukan hasil berikut:
>13,5 detik Resiko tinggi jatuh
>24 detik Diperkirakan jatuh dalam kurun waktu 6
bulan
>30 detik Diperkirakan membutuhkan bantuan dalam
mobilisasi dan melakukan ADL
(Bohannon: 2006; Shumway-Cook,Brauer & Woolacott: 2000; Kristensen, Foss & Kehlet:
2007: Podsiadlo & Richardson:1991)

4. Kecemasan, GDS
Pengkajian Depresi
Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tdk Hasil
1. Anda puas dengan kehidupan anda saat ini 0 1 0
2. Anda merasa bosan dengan berbagai aktifitas dan kesenangan 1 0 0
3. Anda merasa bahwa hidup anda hampa / kosong 1 0 0
4. Anda sering merasa bosan 1 0 1
5. Anda memiliki motivasi yang baik sepanjang waktu 0 1 0
8. Anda takut ada sesuatu yang buruk terjadi pada anda 1 0 0
7. Anda lebih merasa bahagia di sepanjang waktu 0 1 0
8. Anda sering merasakan butuh bantuan 1 0 1
9. Anda lebih senang tinggal dirumah daripada keluar melakukan 1 0 1
sesuatu hal
10. Anda merasa memiliki banyak masalah dengan ingatan anda 1 0 1
11. Anda menemukan bahwa hidup ini sangat luar biasa 0 1 0
12. Anda tidak tertarik dengan jalan hidup anda 1 0 0
13. Anda merasa diri anda sangat energik / bersemangat 0 1 0
14. Anda merasa tidak punya harapan 1 0 0
15. Anda berfikir bahwa orang lain lebih baik dari diri anda 1 0 0
Jumlah 4
(Geriatric Depressoion Scale (Short Form) dari Yesafage (1983) dalam Gerontological
Nursing, 2006)
Interpretasi :
Jika Diperoleh skore 5 atau lebih, maka diindikasikan depresi

5. Status Nutrisi

Pengkajian determinan nutrisi pada lansia:

No Indikators score Pemeriksaan


1. Menderita sakit atau kondisi yang mengakibatkan perubahan 2
jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi
2. Makan kurang dari 2 kali dalam sehari 3
3. Makan sedikit buah, sayur atau olahan susu 2 
4. Mempunyai tiga atau lebih kebiasaan minum minuman 2
beralkohol setiap harinya
5. Mempunyai masalah dengan mulut atau giginya sehingga tidak 2
dapat makan makanan yang keras
6. Tidak selalu mempunyai cukup uang untuk membeli makanan 4
7. Lebih sering makan sendirian 1 
8. Mempunyai keharusan menjalankan terapi minum obat 3 kali 1
atau lebih setiap harinya
9. Mengalami penurunan berat badan 5 Kg dalam enam bulan 2
terakhir
10. Tidak selalu mempunyai kemampuan fisik yang cukup untuk 2 
belanja, memasak atau makan sendiri
Total score 5
(American Dietetic Association and National Council on the Aging, dalam Introductory
Gerontological Nursing, 2001)

Interpretasi:

0 – 2 : Good

3 – 5 : Moderate nutritional risk

6≥ : High nutritional risk

(Yang di centang aja yang dijumlah)

6. Hasil pemeriksaan Diagnostik

No Jenis pemeriksaan Tanggal Hasil


Diagnostik Pemeriksaan
1 Asam urat 22-5-2022 9
ANALISA DATA

HARI/ MASALAH
TGL DATA ETIOLOGI KEPERAWATAN

Rabu, 25 DS : Gangguan neurologis Gangguan memori


mei 2022 - Ny. S berkata, “ saya orang ( D.0062 )
yang mudah lupa dan sulit
unuk mengingat kejadian
yang sudah terjadi
- Ny. S mengatakan ” silit
mengingat sejak 3 tahun
terakhir karena pernah jatuh
terpeleset.
DO :
- Hasil pemeriksaan MMSE
menunjukan skor 18
( gangguan kognitif
sedang )
Rabu, 25 DS: Agen pencedera Nyeri akut (D 0077)
mei 2022
- Ny. S mengatakan nyeri fisiologis (gout
pada sendi lutut sejak 1 artritis)
minggu yang lalu.
- Ny S riwayat asam urat
sejak 2 bulan yang lalu saat
periksa di posyandu lansia.
Kemudian saya diberi obat
grateos dan asam
mefenamat dan nyeri
berkurang. Setelah itu, saya
tidak minum obat lagi.
- Ny. S mengatakan nyeri
rasanya nyut nyut dilutut,
yang saya rasakan biasanya
dilutut saja dan terasa kaku
digrerakan.
- Ny. S mengatakan “jika
saya merasakan nyeri maka
saya lebih sering
beristirahat karena takut
tambah sakit bila berjalan.
DO:
- Pengkajian nyeri dengan
Numerik rating scale
menunjukkan skala nyeri 6
( rentang 1-10 )

Rabu, 25 DS : krisis situasional Ansietas (D.0080)


mei 2022
- Ny. S mengatakan bahwa
saya tinggal sendiri
- Ny. S berkata, “saya sering
kepikiran dengan masalah
lutut yang dialami.”
- Ny. S mengatakan jika lagi
ada masalah, Ia sulit tidur.
DO:
- Ny. S terlihat cemas
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan memori berhubungan dengan gangguan neurologis ( D.0062 )


2. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (gout artritis ) (D 0077)
3. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional (D.0080)
INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa Tujuan
No. Intervensi
Keperawatan Umum Khusus
1. Gangguan memori Setelah dilakukan tindakan Setelah dilakukan tindakan Latihan memori ( I.06188 )
berhubungan dengan keperawatan dalam 4 x 24 keperawatan dalam 4 x 24 Observasi :
gangguan neurologis jam diharapkan Ny. S jam diharapkan diharapkan
- Identifikasi masalah memori yang dialami
( D.0062 ) mampu mengingat ny. S mampu :
- Monitor perubahan kognitif dan perilaku
beberapa informasi dan a. Melakukan kemampuan
Terapuetik :
perilaku dengan kriteria yang dipelajari
hasil : b. Identiikasi tempat saat - Perkenalkan nama saat orientasi
a. Verbalisasi ini - Orientasikan orang, tempat, dan waktu
kemampuan c. Identifikasi hari, bulan, - Fasilitasi mengingat Kembali pengalaman masa lalu
mengingat perilaku tahun - Stimulasi menggunakan memori pada peristiwa yang baru terjadi
tertentu d. Identifikasi peristiwa - Hadirkan realita
b. Verbalisasi penting - Sidiakan ligkungan dan rutinitas secara konsisten
pengalaman lupa Edukasi :
menurun
- Ajarkan keluarga dalam perawatan orientasi realita
- Ajarkan Teknik memori yang tepat ( membuat daftar kegiatan,
dengan tulisan atau papan
- Rujuk pada terapi ukupasi jika perlu
2. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri [I 08238]
berhubungan dengan keperawatan dalam 4 x 24 keperawatan dalam 4 x 24
Observasi :
agen pencedera jam diharapkan Ny. S jam diharapkan diharapkan
fisiologis dapat mengontrol nyeri skala nyeri ny. S menjadi 0 - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan
dengan kriteria hasil : dengan hasil : kuantitas nyeri.
c. Tidak ada Keluhan e. Pasien mengatakan - Identifikasi skala nyeri
nyeri merasa nyaman - Identifikasi respon nyeri non verbal.
d. Skala nyeri 0 f. Raut muka tenang - Identifikasi faktor yang memperberat atau memperingan nyeri
e. Tanda-tanda Vital g. Frekuensi nadi 60-100 - Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
dalam atas normal x/menit - Identifikasi pengaruh budaya terhadap nyeri
Ny. S melakukan kompres Respirasi 16-20 x/menit - Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
hangat untuk mengurangi - Monitor keberhasilan kompres hangat
nyeri. - Monitor efek samping penggunaan analgesic
Terapeutik :
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (
kompres hangat).
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (suhu, ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi :
- Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri.
- Jelaskan strategi meredakan nyeri.
- Anjurkan monitor nyeri secara mandiri.
- Anjurkan menggunakan analgesic secara tepat
- Anjurkan untuk menggunakan teknik nonfarmakologis (kompres
hangat) untuk mengurangi nyeri.
Kolaborasi :
- Berkolaburasi dengan dokter untuk pemberian paracetamol tablet
500 mg per 8 jam
-
3. Ansietas (D.0080) Tingkat Ansietas Tingkat Ansietas Reduksi Anxietas (I.09134)
berhubungan dengan (L.09093) (L.09093) Terapeutik :
krisis situasional Setelah dilakukan tindakan Setelah dilakukan tindakan - Motivasi mengidentifikasi pemicu kecemasan
keperawatan selama 6 x 24 keperawatan selama 6 x 24 - Diskusikan perencanaan realistik tentang peristiwa yang akan
jam diharapkan tingkat jam, diharapkan tingkat datang
kecemasan menurun, kecemasan pada Ny. S Edukasi
dengan kriteria hasil : berkurang dengan kriteria - Informasikan secara factual mengenai diagnosis,pengobatan dan
- Verbalisasi hasil : prognosis.
kecemasan terhadap - Raut muka tenang - Ajurkan keluarga bersama ny. S
kondisi yang dan tak tampak - Ungkapkan perasaan dan persepsi tentang kecemasan yang dialami
dihadapi berkurang kecemasan. - Latih pengalihan untuk mengurangi ketegangan
- Tanda-tanda vital - Nadi dalam batas - Berikan terapi aroma terapi lavender untuk mengurangi kecemasan.
dalam batas normal normal (60-100) Terapi Keluarga (I.09322)
- Skor HARS <14 - Tekanan darah dalam Observasi
batas normal (120/80 - Identifikasi pola komunkasi keluarga
mmHg) - Identifikasi cara keluarga memecahkan masalah
- Identifikasi sumber/kekuatan keluarga
Dukungan Keluarga Dukungan Keluarga Terapeutik
(L.13112) (L.13112) - Fasilitasi diskusi keluarga
Setelah dilakukan tindakan selama 3 hari, diharapkan - Fasilitasi strategi pemecahan masalah pada Ny. S
keperawatan selama 3 hari, dukungan anggota - Diskusikan strategi pemecahan masalah yang konstruktif
diharapkan dukungan keluarga kepada Ny. S Edukasi :
anggota keluarga kepada membaik dengan kriteria - Anjurkan berkomunikasi yang lebih efektif
Ny. S membaik dengan hasil : - Anjurkan anggota keluarga berpartisipasi dalam menyelesaikan
kriteria hasil : - Bekerjasama dengan permasalahan dalam keluarga
- Verbalisasi anggota penyedia pelayanan
keluarga untuk untuk menentukan
mendukung Ny. S perawatan.
- Bekerjasama dengan
anggota keluarga
dalam menentukan
perawatan
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Waktu Diagnosa Kep. Implementasi Evaluasi Formatif

Kamis, 26 mei Gangguan memori Latihan memori ( I.06188 ) S:


2022 berhubungan dengan Observasi : - Ny. S mengatakan mudah lupa setelah jatuh
gangguan neurologis beberapa tahun yang lalu
jam 08.00 - mengidentifikasi masalah memori yang dialami
( D.0062 ) - Ny. S mampu menyebutkan nama perawat dan
seperti kemampuan mengingat pasien
orang disekitarnya
- Memonitor perubahan kognitif dan perilaku
- Ny. S mengatakan lebih nyaman kalua
sehari hari pasien drumah
berbincang diruang tam karena nyaman
Terapuetik :
O:
- menyebutkan nama perawat saat perkenalan dan - Ny. S masih tampak tegang
di validasi kepada pasien untuk mengingat - Ny.S sering melamun saat interaksi
- menanyakan orang sekiar rumah, tempat pasien - Tekanan darah : 120/80 mmHg, Nadi : 88
di lingkungan rt berapa, dan waktu saat x/menit, pernafasan : 20 x/menit
pertemuan dengan perawat dan lingkungan, catat A :
bila perlu - Masalah Memori belum teratasi
- membantu pasien mengingat Kembali P :
pengalaman masa lalu yang penting - Intervensi dilanjutkan
- membantu pasien mengingat pada peristiwa yang - Latih mengingat peristiwa yang yang baru
baru terjadi terjadi dan sesekali memori lama
- mencari tempat yang nyaman saat interaksi - Mencatat rutinitas dan kejadian untuk mengingat
dengan pasien dan mencatat rutinitas secara Kembali
konsisten - Libatkan keluarga dalam peraatan
Edukasi :

- mengajarkan keluarga dalam perawatan orientasi


realita yang sudah diajarkan
kamis, 26 mei Nyeri akut berhubungan Manajemen Nyeri [I 08238] S:
2022 dengan agen pencedera Observasi :
- Setelah dilakukan kompres hangat Ny. S masih
fisiologis - Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
jam 10.00 merasa nyeri, tetapi kaku sudah tidak ada diwaktu
frekuensi, kualitas dan kuantitas nyeri.
pagi.
- Mengidentifikasi skala nyeri
- Ny. S mengatakan skala nyerinya 5.
- Mengidentifikasi respon nyeri non verbal.
- Ny. S mengatakan bahwa tempat tinggalnya sepi,
- Mengidentifikasi faktor yang memperberat atau
dan sejuk, jadi nyaman untuk istirahat.
memperingan nyeri
- Mengidentifikasi pengetahuan dan keyakinan O :
tentang nyeri
- Ny. S terlihat tegang , menahan sakit.
- Mengidentifikasi pengaruh budaya terhadap nyeri
- Tekanan darah : 120/80 mmHg, Nadi : 88
- Mengidentifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
x/menit, pernafasan : 20 x/menit
hidup
Terapeutik : A:
- Memberikan teknik nonfarmakologis untuk
- masalah nyeri belum teratasi
mengurangi rasa nyeri dengan kompres hangat.
- Melakukan pengukuran tanda-tanda vital P: Intervensi Lanjutkan
- Mengontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
- Lakukan kompres hangat rutin setiap pagi
(suhu, ruangan, pencahayaan, kebisingan)
- Melakukan pengukuran tanda-tanda vital - Lakukan pengukuran tanda-tanda vital

- Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri.


- Jelaskan strategi meredakan nyeri.
- Anjurkan monitor nyeri secara mandiri.
- Anjurkan menggunakan analgesic secara tepat
Kamis, 26 mei Ansietas (D.0080) Tingkat Ansietas (L.09093) S:
2022 berhubungan dengan krisis - Ny S berkata, “ saya sudah tidak merasa cemas
situasional - Memberikan Aroma terapi lavender lagi.
jam 17.00
- Mengkaji kefektifan terapi aroma terapi lavender - Ny. S berkata bahwa aroma terapi lavender
- Menganjurkan keluarga melaksanakan hasil diskusi membuatnya relaks
keluarga untuk mengurangi kecemasan ny. S - Keluarga ny. S berkata, “ kami akan menjaga
- Menganjurkan keluarga untuk melaksanakan ibu dan akan memeriksakan kesehatannya ke
strategi pemecahan masalah pada Ny. S fasilitas kesehatan terdekat,”
- Mengkaji tingkat kecemasan menggunakan O :
instrument HARS Tanda-tanda vital :
- Melakukan pengukuran tanda-tanda vital - Tekanan Darah : 120/80 mmHg, Nadi: 80
x/menit
pernafasan : 20 x/menit
- Skala HARS : 16 ( tidak cemas)
A:
- Masalah ansietas belum teratasi.
P:Lanjutkan Intervensi
- Berikan aroma terapi lavender
- Kaji kefektifan terapi aroma terapi lavender
- Anjurkan keluarga melaksanakan hasil diskusi
keluarga untuk mengurangi kecemasan ny. S
- Anjurkan keluarga untuk melaksanakan strategi
pemecahan masalah pada Ny. S
DAFTAR PUSTAKA

PPNI. (2017). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI.


LAPORAN PRESENTASI KELOMPOK

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK


“NY. S” DENGAN DEMENSIA

Dosen : Kurniawan Edi P,S.Kep.Ns.,M.Kes


Mata Kuliah : Keperawatan Gerontik
Semester : Genap 2021

KELOMPOK III

1. Sunaryo NIM : 2112B017


2. Kamisun Setyo Utomo NIM : 2112B002
3. Astina NIM : 2112B009
4. Titin Sri Rahayu NIM : 2112B010
5. Slamet Nuryati NIM : 2112B014
6. Siti Yuliatun NIM : 2112B011
7. Indah Novianingrum NIM : 2112B013

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN


INSTITUT ILMU KESEHATAN STRADA INDONESIA
2022
I. KELOMPOK III

ANGGOTA Kamisun Setyo Utomo, Titin Sri Rahayu, Siti Yuliatun

KETUA Sunaryo

MODERATOR Astina

PRESENTER Slamet Nuryati

NOTULEN Indah Novianingrum

II. PELAKSANAAN PRESENTASI

HARI & TGL -

JAM -

MEDIA PPT

TOPIK Asuhan Keperawatan Gerontik Dengan Demensia

PERTANYAA Pertanyaan-pertanyaan dan nama peserta yang bertanya


N
JAWABAN Jawaban-jawaban dan nama anggota kelompok yang memberikan
jawaban

Kediri, 27 Mei 2022

Ketua Kelompok

SUNARYO

You might also like