You are on page 1of 32

FUNGSI TRANSENDEN

 FUNGSI ALJABAR
1. Fungsi Aljabar
( Algebra functions )
 Fungsi rasionil
 Fungsi irrasional
2. Fungsi Transenden
Macam- macam Fungsi ( Transcendent functions )
 Fungsi exponensial
 Fungsi trigonometri
 Fungsi Logaritma
 Fungsi Hiperbol
Fungsi aljabar

Definisi suatu fungsi y=f ( x ) disebut fungsi aljabar, jika y=f ( x ) memenuhi
persamaan
n n−1 n−2
P0 ( x ) y +P1 ( x ) y + P2 ( x ) y +. .. . .. ..+ P n−1 ( x ) y +Pn ( x )=0

dimana P0 ( x ) ,P1 ( x ) .... .. .P n ( x ) adalah polinomial dalam n

Definisi suatu fungsi aljabar y=f ( x ) dikatakan fungsi rasionil bila y=f ( x ) dapat
dinyatakan sebagai berikut :
P(x)
f ( x )=
Q (x ) ,

dimana P ( x ) dan Q ( x ) merupakan fungsi Polinomial


P(x)
f ( x )=
Fungsi aljabar yang tidak dapat dinyatakan sebagai Q ( x ) disebut Irrasionil
2
Contoh : f ( x )=x +x−2 rasionil
2 x +1
f ( x )=
x rasionil

f ( x )=x + √ 1−x 2 irrasionil

1
bilangan bulat positif
bilangan bulat negatif
Bilangan rasional bilangan nol
a
Pecahan b , dengan a dan b bulat
Bilangan Riil

Bilangan irrasional √ 2=1,4142........


( Bilangan dengan desimal yang tak ada hentinya)
π=3 ,14159

y= √
x+1
Soal. Tunjukkan bahwa x+1 untuk x≠−1 adalah suatu fungsi aljabar

y= √
x+1
Jawab : x+1
2
y ( x +1 )= √ x +1  { y ( x+1 ) } =( √ x+1 )2
2
y 2 ( x+1 ) =x +1
y 2 ( x 2 +2 x+1 )=x +1
( x 2 +2 x+1 ) y 2 −x−1=0
polinomial

2
 FUNGSI TRANSENDEN

Definisi : Fungsi y=f ( x ) disebut fungsi transenden bila y=f ( x ) , bukan fungsi
aljabar

 FUNGSI LOGARITMA ASLI


( logaritma Naperian = ℓn, logaritma dengan bilangan pokok e, sedangkan
dengan bilangan pokok 10 disebut logaritma brigg = log )
Hubungan antara ℓn dan log ?
10
e loga 1
log a=10 = 0 , 4343 10 log a=2 , 3026 10 log a
ℓn a = loge
Jelas bahwa ℓn 1 = 0 dan ℓn 10 = 2,3026
Definisi : Fungsi logaritma asli, ditulis sebagai ℓn , didefinisikan dengan
x
x=∫ t dt
1

ℓn 1 , x>0
daerah definisinya adalah himpunan bilangan riil positip.
y y
y 1
t y 1
t
2 2
1 1 R
R
1x 2 t x1 2 t
x x
Gambar diatas menunjukkan arti geometri dari ℓn x , diagram ini mengukur luas dibawah
1
kurva y= t , antara 1 dan x Jika x>1
dan nilai negatip dari luas ini jika 0< x <1 , serta ℓn 1 = 0
Turunan Logaritma ASLI
D x ℓn x = 1x , x>0

3
Dengan menggunakan aturan rantai, andaikan u=f ( x )>0 , maka apabila f dapat
didiferensialkan, kita peroleh
D x ℓn u = D x u
1
u

Contoh 1. Tentukan
D x ℓn √ x

Jawab :
1
1 1 −2 1
1 √ x= ¿2x =
D
1
2x
andaikan u= √ x=x , maka  x ℓn
2
x 2

Contoh 2. Tentukan
D x ℓn ( x 2−x −2 )

Jawab :
2
Ada artinya, asal x −x−2> 0 , oleh karena x −x−2=( x−2 ) ( x+1 )
2

Yang positip apabila x<−1 atau x> 2 , sehingga daerah definisi fungsi ℓn ( x −x −2 )
2

adalah (−∞,−1 ) ∪( 2, ∞ ) pada daerah ini berlakulah :


1
D x ℓn
( x 2−x −2 )= 2
D x ( x 2 −x−2 )
x −x −2

D x ℓn
( x 2−x −2 )= 22 x −1
x −x −2
1
D |x|=
Contoh 3. Perlihatkan bahwa x ℓn x , x≠0
1
x=
Jawab : Ada 2 (dua) kasus, apabila x>0 , |x|=x dan x ℓn |x|= x ℓn
D D x , apabila
1
( −x ) = D (−x )
x<0 , |x|=−x , sehingga D x ℓn |x|= D x ℓn x x
1
=(− x ) (−1 ) =
1
x
Pada tiap bentuk turunan itu ada rumus pengintegralan menurut contoh 3 kita peroleh :

∫ 1x dx= ℓn |x|+c , x≠0


Kalau x diganti dengan variabel u, kita peroleh

∫ 1u du= ℓn |u|+c , u≠0

4
Ini melengkapkan rumus pengintegralan
1 r+1
∫ u du= ( r +1 ) u +c , r≠−1
r

SOAL-SOAL DAN PENYELESAIANNYA

5
∫ ( 2 x+7 ) dx
Soal 1. Tentukan
Jawab : andaikan , ∴ du=2 dx
5 5 1
∫ ( 2 x +7 ) dx= 2 ∫ (2 x +7 ) ¿ 2 dx
5 5 1
∫ ( 2 x +7 ) dx= 2 ∫ u du
5 5
∫ ( 2 x +7 ) dx= 2
ℓn |u|+c
5 5
∫ ( 2 x +7 ) dx= 2
ℓn |2 x+7|+c

∫ 10−x x2 dx
Soal 2. Hitunglah −1

2
Jawab : andaikan, u=10−x , ∴ du=−2 xdx , maka
x −2 x
∫ 10−x2 dx=− 12 ∫ 10−x 2 dx
x
∫ 10−x2 dx=− 12 ∫ 1u du
x
∫ 10−x2 dx=− 12
ℓn |u|+c
x
∫ 10−x2 dx=− 12 2
ℓn |10−x |+c
Menurut teorema dasar kalkulus, kita peroleh

5
3

∫ 10−x x2 dx=[− 12 ln|10−x 2|]−1


3

−1
3

∫ 10−x x2 dx=− 12 ln1+ 12 ln 9


−1
3

∫ 10−x x2 dx= 12
−1 ℓn 9
SIFAT LOGARITMA ASLI

Apabila a dan b bilangan-bilangan positip dan r sebuah bilangan rasional, maka :


(1) ℓn 1=0

(2) ℓn ab= ℓn a + ℓn b
a
(3) ℓn b = ℓn a - ℓn b
r
(4) ℓn a = r ℓn a
1
1=∫ 1t dt=0
Bukti (1) ℓn 1

(2) oleh karena untuk x>0


1 1 1
D x ℓn ax= ax a= x dan D x ℓn x= x , kita peroleh ℓn ax= ℓn x+ c , untuk
menghitung c , ambil x=1 , maka ℓn a=c , sehingga ℓn ax= ℓn a + ℓn x , kemudian
ambil x=b

1
a=
b , maka ℓn b + ℓn b = ℓn ( b ¿ b ) = ℓn 1= 0,
1 1 1
(3) dalam (2) ambillah ∴ ℓn b =− ℓn b ,
dengan menggunakan (2), kita peroleh : ℓn b = ℓn ( b ) = ℓn a + ℓn b
a 1
a¿1

= ℓn a - ℓn b
1 r
¿ r ¿ x r−1 =
r
D r D r ¿ 1x =
(4) untuk x>0 berlaku x ( ℓn x ) = x
r x dan x ( r ℓn x ) = x
Ini berarti menurut teorema yang kita gunakan diatas dalam ( 2 ) bahwa
r
ℓn x = r ℓn x+ c . Misalkan x=1 , maka memberikan c=0 ,
r
ini berarti bahwa ℓn x = r ℓn x , hasilnya ekuivalen dengan (4)

6
PENDIFERENSIALAN LOGARITMA
Menentukan turunan fungsi yang menyangkut hasil bagi, hasil kali dan pemangkatan
dapat disederhanakan dengan menarik logaritma asli fungsi tersebut terlebih dahulu.
Metode ini dinamakan pendiferensialan logaritma.

dy
Contoh 1. Tentukan dx untuk y= ℓn √
3 ( x−1 )
x2 , x>1
Jawab : Untuk mencari turunan tersebut, kita tulis y sebagai berikut :

( )
1
x−1 x−1
( )
3
2 1
y= ℓn x =3 2
ℓn x
1
{ℓn ( x−1 ) - ℓn x }
2
y= 3

1
y= 3 {ℓn ( x−1 ) - 2 ℓn x }

Sehingga 
dy 1 1
dx
=3 ( 2
− = 2
2−x
x−1 x 3 x −3 x )

y= √
1−x 2
2

Contoh 2. Turunkanlah ( x +1 ) 3

Jawab : kita ambil terlebih dahulu logaritma asli, kemudian kita turunkan secara implisit
menurut x
1
( 2
) 2
ℓn y= 2 ℓn 1−x − 3 ℓn ( x+1 )

7
1 dy −2 x 2
= − 2 2
y dx 2 ( 1−x 2 ) 3 ( x+1 ) a −b = ( a+b ) ( a−b )
1 dy −( x +2 )
=
y dx 3 ( 1−x 2 )
, sehingga

dy − y ( x+ 2 ) −√ 1−x ( x +2 )
2
−( x +2 )
= = =
dx 3 ( 1−x 2 ) 2 2 1

3 ( x +1 ) 3 ( 1−x 2 ) 3 ( x+1 ) 3 ( 1−x 2 ) 2

GRAFIK LOGARITMA ASLI

Daerah definisi ℓn x adalah himpunan bilangan riil positip, Jadi grafik y= ℓn x terletak

disebelah kanan sumbu y ( yaitu dengan x>0 ) , berlakulah :


1
D x ℓn x= x >0 dan
1
D x=− <0
x2 ℓn x2
Turunan pertama menyatakan bahwa grafik kita kontinu dan naik begitu x bertambah
besar ; turunan kedua menyatakan bahwa grafik ℓn x cekung kebawah, yang terakhir ℓn
1=0 , semua ini menyiratkan bahwa grafik y= ℓn x akan terlukis seperti gambar

dibawah ini.

y lim ln x  
x 

lim ln x  
x 0 

1 x

1 x
-1

8
 FUNGSI INVERS DAN TURUNANNYA
Misalkan :
Apabila kita balikan ( invers-kan ) fungsi logaritma asli, akan diperoleh fungsi
eksponen asli.
Definisi :
Invers ℓn disebut fungsi eksponen asli dan ditulis sebagai exp. Yaitu :
x=exp . y ⇔ y = ℓn x
Dari definisi ini kita dengan segera memperoleh :
(1) exp (ℓn x ) = x , x>0

(2) ℓn ( exp y ) = y untuk semua y


Oleh karena exp dan ℓn adalah fungsi-fungsi invers, grafik y=exp x adalah

grafik y=ln x yang tercerminkan pada garis y=x ( lihat gambar dibawah )
ln x
=x , ……. x>0 y
(1) e
yx
(2) ln ( e )= y , untuk semua y
y


y  exp x
x
e =exp x 1 x
x
1

9
Definisi :

Bilangan e adalah bilangan riil positip yang bersifat ln e=1

Oleh karena ln e=1 , maka exp 1=e

a b a+b
Contoh : Buktikan e e =e
Jawab :

e a e b =exp ( lne a eb )
e a e b =exp ( ln e a +ln e b )
a b
e e =exp ( a+b )
a b a+b
e e =e
x
Turunan e , oleh karena exp dan ℓn adalah fungsi-fungsi yang saling berbalikan, maka
x
fungsi exp x=e , dapat diturunkan.
x
Andaikan y=e , maka x=ln y
Ruas kiri dan ruas kanan, kita turunkan menurut x , sehingga kita peroleh
1
1= y D x y ( aturan rantai )
x
Sehingga D x y = y=e
x x
Dengan demikian terbukti bahwa turunan e adalah juga e
D x e x=e x

Apabila u=f ( x ) dapat diturunkan, maka menurut aturan rantai :


D x eu =e u D x u

Contoh 1 : Tentukan
D x e√ x
Jawab :

Andaikan u= √ x , maka
−1 e√x
D x e√ x =e √ x D x √ x=e√ x ¿ 12 x 2 =
2√ x
2
x ln x
Contoh 2 : Tentukan D x e
Diferensial parsial
Jawab :

10
2 2
D x ex ln x
=e x ln x
D x ( x2 ln x )
2 2
D x ex ln x
=e
x ln x
( x 2 ¿ 1x +2 x ln x )
2 2
D x ex ln x
= xe
x ln x
( 1+ln x 2 )
x x
Rumus D x e =e dapat menghasilkan rumus ∫ e x dx=e x +c , atau apabila x kita ganti
dengan u , kita peroleh :

∫ e u du=e u+c

Contoh 1. Tentukan ∫ e−4 x dx


Jawab :
Andaikan u=−4 x , sehingga du=−4 dx ,

Maka ∫ e
−4 x
dx=−
1
4 ∫ e
−4 x
(−4 dx )

∫ e−4 x dx=− 14 ∫ e−4 x (−4 dx )


∫ e−4 x dx=− 14 ∫ e u du=− 14 e u+c
− 4 ∫ eu du=− 4 eu +c=− 4 e−4 x +c
1 1 1

Contoh 2. Tentukan ∫
3
x 2 e−x dx
Jawab :
3 2
Andaikan u=− x , sehingga du=−3 x dx ,
3 1 3
∫ x 2 e−x dx=−
3
∫ e− x (−3 x 2 dx )
Maka
3 1 1 u 1 −x 3
∫ x 2 e−x dx=−
3
∫ u
e du=− e +c=− e + c
3 3

11
3

∫ xe−3 x dx
2

Contoh 3. Hitunglah 1

Jawab :
2
Andaikan u=−3 x , sehingga du=−6 xdx ,
3

∫ xe−3 x dx=− 16 ∫ e−3x (−6 xdx ) =− 61 ∫ e u du


2 2

Maka 1

− 6 ∫ e u du=− 6 eu +c=− 6 e−3 x +c


1 1 1 2

Maka menurut teorema dasar kalkulus

[ ]
3 3 −3 −27
∫ xe−3 x dx= − 16 e−3 x =− 16 ( e−27 −e−3 ) = e −e
2 2
¿ 0 , 0082978
1 1 6

Secara umum pembalikan atau peng-invers-an suatu fungsi dapat dilihat pada gambar
dibawah ini :
y=2 x
1
x=2 y

y −1
y f
−1
f f f
D x
D
x

y=f ( x ) =2 x y=f ( x ) =x3 −1


x=f −1 ( y )=12 y 3
x=f −1 ( y )=√ y +1
R R

−1
Perhatikan bahwa daerah asal f adalah R dan daerah hasilnya adalah D dan
sebaliknya.

−1 −1
Apabila f memiliki invers f , maka f juga memiliki invers, yaitu f . Jadi dapat
−1
dikatakan bahwa f dan f merupakan pasangan fungsi invers. Dirumuskan sebagai
berikut :

12
−1
f ( f ( x ) )=x dan f −1 ( f ( y ) )= y
1
−1
Lambang f bukan berarti f

 FUNGSI INVERS

Pengertian : Jika pada suatu fungsi f ( x ) semua unsur-unsurnya dibalikkan dan


didapat suatu fungsi lagi maka fungsi yang baru ini disebut fungsi invers
−1
dari f ( x ) dan ditulis f ( x ). Pengertian dari fungsi invers ini ialah
cerminan dari f ( x ) terhadap garis y=x

Contoh 1 : Buktikan bahwa f ( x )=2 x+6 , memiliki invers ; tentukan rumus untuk
−1
f ( y) dan cocokkanlah dengan rumus diatas.
Jawab :
−1
Oleh karena f naik, maka f ( y ) , kita mencari x dari f ( x )= y =2 x +6 , yang
( y−6 ) ( 2 x +6 )−6
x= =f ( y )−1 f −1 ( f ( x ) )=f −1 ( 2 x +6 )= =x
mengahsilkan 2 , sedangkan 2

sedangkan
f ( f ( y )−1 ) =f ( y −6
2 ) =2
y−6
2
+ 6= y
.
−1 −1
GRAFIK y=f ( x ) andaikan f memiliki invers, maka x=f ( y ) ⇔ y =f ( x )

13
−1
Jadi y=f ( x ) dan x=f ( y ) menentukan pasangan bilangan ( x, y ) yang sama, sehingga
grafik dua hubungan itu identik. Akan tetapi kita biasanya menggunakan x sebagai
variabel bebas dan y sebagai variabel tak bebas.
−1
Timbul pertanyaan, bagaimanakah bentuk grafik y=f ( x ) (Perhatikan bahwa kita
telah menukar peranan x y
dan ), apabila kita perhatikan, penukaran peranan ini
mengakibatkan pencerminan grafik pada garis y=x , ini berarti bahwa grafik
−1
y=f ( x ) adalah gambar cermin grafik y=f ( x ) pada garis y=x ( lihat gambar
dibawah ini )

y 1,4  y
yx  y, x 
y  f x 
1

b, a 
4,1 x x, y  x
y  f x 

a, b 
−1
Cara yang sama dapat pula digunakan untuk menemukan suatu rumus untuk f ( x ) .
−1
Untuk hal ini kita tentukan terlebih dahulu f ( y ) , kemudian kita tukar x dan y dalam
−1 −1
rumus x=f ( y ) . Jadi kita dapat menentukan g=f ( x ) dengan langkah-langkah
berikut :

 Langkah 1 Nyatakanlah x dengan y dari persamaan y=f ( x )


 Langkah 2 Nyatakanlah bentuk dalam y yang telah ditentukan itu sebagai
−1 −1
f ( y ) ⇒ x =f ( y )
 Langkah 3 Gantilah kemudian y dengan x dan x dengan y dalam bentuk
−1 −1
x=f ( y ) , kita y=f ( x )

x
−1 y=f ( x ) =
Contoh 2 : Tentukan rumus untuk f ( x ) apabila ( 1−x )

14
Jawab : Kita buktikan terlebih dahulu bahwa f memiliki invers. Akan tetapi, apabila
dalam langkah pertama kita memperoleh satu nilai x untuk tiap y , maka
f
−1
ada. ( Perhatikan bahwa untuk y=g ( x )=x , kita peroleh
2
x=±√ y ,
−1
yang menyatakan bahwa g tidak ada dengan membatasi daerah asal x ,
−1
kita dapat memperoleh g )

Untuk contoh 2 , langkah-langkah diatas menghasilkan :

x
y= ⇔ ( 1−x ) y=x
Langkah 1. 1−x
y−xy =x
x+ xy = y
x ( 1+ y )= y
y
x=
1+ y
y
f ( y )−1 =
Langkah 2. 1+ y
x
f ( x )−1 =
Langkah 3. 1+x

SOAL-SOAL DAN PENYELESAIANNYA


( Tentukan fungsi invers dari fungsi yang ditentukan )

Soal 1. y=f ( x ) =3 x +4
1
x=f ( y ) = 3 ( y−4 )
Jawab y=3 x +4 →3 x = y−4 −1 1
 Fungsi invers :
f ( x ) = 3 ( x−4 )
1
x= 3 ( y −4 )

x−1
y=f ( x ) =
Soal 2. x−2

15
x−1
y= → yx−2 y=x−1
Jawab x−2
yx−x=2 y−1
x ( y−1 )=2 y−1
2 y−1 2 x−1
x= f ( x )−1 =
y−1  Fungsi invers : x−1

x
y=f ( x ) =
Soal 3. x−1
x
y=f ( x ) = → yx− y=x
Jawab x−1
( y−1 ) x= y
x
y f ( x )−1 =
x= Fungsi invers : x−1
y−1

Soal 4. y=f ( x ) =3 x −5

Jawab y=f ( x ) =3 x −5→3 x= y+5


1 5
1 5
Fungsi invers :
f ( x )−1 = 3 x+ 3
x= 3 y+ 3

Soal 5. 3 y=2 x+8

Jawab 3 y=2 x+8→2 x=3 y −8


3
3
x= 2 y −4 Fungsi invers :
f ( x )−1 = 2 x−4

TURUNAN FUNGSI INVERS

( f −1 ) ( y )= 1
' dx 1
=
f ( x )' dy dy
 Rumus ini dapat pula ditulis sebagai dx

5
Contoh : Andaikan y=f ( x ) =x +2 x +1
−1 '
Tentukan ( f ) (4 )

16
−1
Jawab : Walaupun kita tidak dapat menentukan rumus untuk f disini, kita lihat
'
bahwa y=4 sepadan dengan x=1 , oleh karena f ( x ) =5 x 4 +2 , kita
( f −1 ) ( 4 )= 1 ' = 1 = 1
'

peroleh f (1) 5+2 7

loge x=ln x

log a x x
exp x=e

ax

x a x
Fungsi a , x dan x  Andaikan a konstanta dan x variabel. Janganlah
x a
dicampuradukkan fungsi f ( x )=a , yaitu fungsi eksponen dengan fungsi g ( x ) =x ,
suatu fungsi pangkat.

D x ( a x )=a x ln a

D x ( x a ) =ax a−1 , a= bilangan rasional


D x ( x a ) =Dx ( ea ln x )=e aln x ax
D x ( x a ) =x a ¿ ax =ax a−1 , a= bilangan tak-rasional

x D y
Contoh 1 : y=x , x>0 , tentukan x dengan dua cara

 Cara pertama :
y=x x=e x ln x
D x y =e x ln x D x ( x ln x )=x x ( x ¿ 1x +ln x )=x x ( 1+ln x )

17
 Cara kedua : ( Pendiferensialan logaritma )
x
y=x ⇔ ln y=x ln x
1 1
y
D x y=x ¿ x + ln x
D x y = y (1+ln x )
x
D x y =x ( 1+ln x )

sin x
dy
Contoh 2 : y=( x +1 )
2
, tentukan dx
Gunakan pendiferensialan logaritma

ln y=sin x ln ( x 2 +1 )
1dy 2x
=( sin x ) 2 + ( cos x ) ln ( x 2 +1 )
ydx x +1
dy
dx
=( x 2 +1 ) 2 [
sin x 2 x sin x

x +1
+ ( cos x ) ln ( x 2 + 1 )
]
π
dy
y=( x +1 ) +π
2 sin x
Contoh 3 : , tentukan dx
dy π−1
=π ( x 2 +1 ) ( 2 x ) +π sin x ln π cos x
dx

 FUNGSI TRIGONOMETRI

Enam fungsi dasar trigonometri yaitu :


r
1. sinus ( sin ) t
s
2. kosinus ( cos ) t α (proyektum )

18
r
3. tangen ( tan ) s
s
r ( proyektor )
4. kotangen (cot ) r
t
5. sekan ( sec ) s α
t
6. kosekan ( csc ) r s ( proyeksi )

−1 −1
Lambang sin kerapkali ditulis sebagai arc sin dan cos sebagai arc cos
arc sin berarti “ busur yang sinusnya adalah “ atau sudut yang sinusnya adalah

Fungsi INVERS SINUS dan KOSINUS, dalam kasus sinus dan kosinus, kita batasi daerah asal
sedangkan daerah hasilnya kita ambil seluas mungkin, asal fungsi itu memiliki INVERS.
y y
1 y  sin x 
2 y  sin 1 x

3
 x x
  
 2

 3

2 2 1 1
2
1  
2

 
2 2
Daerah asal yang dipersempit
y
y y  cos x 1

1 y  cos x 

  
2
 2 x
2

x
0 
2
3
2  1 1
1
0 
Daerah asal yang dipersempit

Kita definisikan fungsi-fungsi invers sinus dan kosinus sebagai berikut :


y Definisi :
( x, y )

19
Untuk memperoleh invers dari sinus dan kosinus, kita batasi
arc
x daerah asal fungsi-fungsi itu pada selang (− π2 , π2 ) dan ( 0,π )
0 sin( 1,0
y )
−1 π π
x=sin y ↔ y=sin x dan − 2 ≤x≤ 2

−1
x=cos y↔ y=cos x dan 0≤x≤π

INVERS TANGEN ( tan )


−1

y y
y  tan x
y  tan 1 x
1
1
2 

 32   12  1
 3

x x
2 2 1 1
1   1
2

 12  1
2 

Daerah asal yang terbatas

Definisi

Untuk memperoleh invers fungsi tangen, kita batasi daerah asalnya pada selang (− π2 , π2 ) ,
−1 π π
sehingga x=tan y ↔ y=tan x dan − 2 < x< 2

INVERS SEKAN ( sec )


−1

 20
y  sec 1 x
1
2 
x
1 1

y
y  sec x
1
 32   12  0 12   32  x
1
0 
Daerah asal yang terbatas

Definisi
Untuk memperoleh invers fungsi sekan, kita batasi daerah asal sekan pada himpunan
( 0 , π2 )∪( π2 , π ) , sehingga x=sec−1 y↔ y=sec x π
dan 0≤x≤π , dengan x≠ 2

EMPAT PEMAKAIAN KESAMAAN

21
1
√ 1−x2
cos−1 x
x

1
x
i. sin ( cos−1 x ) =√ 1−x 2
−1
sin x
cos ( sin−1 x ) =√ 1−x 2
√ 1−x 2 ii.

iii. sec ( tan−1 x )= √1+x 2


√ 1+x 2 tan ( sec−1 x )=±√ x 2 −1
x iv.
−1
tan x
1

−1
√ x2−1
sec x
1
2 2
Untuk membuktikan (i), kita gunakan hubungan sin θ+ cos θ=1 ; khususnya, apabila

0≤θ≤π , maka sin θ= 1−cos θ √ 2

Kita ambil θ=cos x dan oleh karena cos ( cos x )=x , kita memperoleh :
−1 −1

sin ( cos−1 x ) =√ 1−cos 2 ( cos−1 x )


sin ( cos−1 x ) =√ 1−x 2

TURUNAN FUNGSI TRIGONOMETRI

22
sin x
tan x=
cos x
1 1
sec x= csc x=
cos x sin x

D x sin x=cos x D x cos x=−sin x


2 2
D x tan x=sec x D x cot x=−csc x
D x sec x=sec x tan x D x csc x=−csc x cot x

u u ' v−uv '


y= → y '=
v v2

D x cot x=D x ( cos


sin x )
x sin x (−sin x )−cos x cos x
=
sin x 2
=
1
sin x
=−csc x 2
2

Fungsi-fungsi komposit, aturan diatas dapat kita rangkaikan dengan aturan rantai untuk
memperoleh turunan fungsi u yang lebih rumit misalnya, kalau u=f ( x ) dapat
didiferensialkan, maka

D x sin u=cosuD x u

Contoh 1. Tentukan D x sin ( 3 x + 4 )


2

Misal u=3 x + 4 , maka D x sin ( 3 x + 4 )=D x sin u


2 2

D x sin ( 3 x 2 +4 )=cos uD x u

D x sin ( 3 x 2 + 4 )=[ cos ( 3 x 2 + 4 ) ] ¿ 6 x=6 x cos ( 3 x 2 + 4 )

2
Contoh 2. Tentukan D x tan 9 x
( )
Kita harus menggunakan 2 ( dua ) kali aturan rantai sebagai berikut :
2
D x tan ( 9 x )=2 tan ( 9 x ) D x tan ( 9 x )
2 2
D x tan ( 9 x )=2 tan ( 9 x ) sec ( 9 x ) Dx ( 9 x )
D x tan2 ( 9 x )=2 tan ( 9 x ) sec2 ( 9 x ) ¿ 9
2 2
D x tan ( 9 x )=2 tan ( 9 x ) sec ( 9 x ) ¿ 9

23
D x tan 2 ( 9 x )=18 tan ( 9 x ) sec2 ( 9 x )
2
sin x dy
y=
Contoh 3. ( 1−cot x ) , tentukan dx

dy ( 1−cot x ) D x ( sin x )−sin xDx ( 1−cot x )


2 2
=
Jawab : dx ( 1−cot x )2
2 2
dy ( 1−cot x ) ¿ 2sin x cos x−sin x csc x
=
dx ( 1−cot x )2
2
dy 2 sin x cos x−2cos x−1
=
dx ( 1−cot x )2

INVERS FUNGSI TRIGONOMETRI

1
D x sin−1 x=
(i) √1− x2 −1<x< 1
−1
D x cos−1 x=
(ii) √ 1−x 2 −1<x<1
1
D x tan−1 x=
(iii) 1+ x 2

1
D x sec −1 x=
(iv) |x|√ x 2 −1 |x|>1
1
D x sin−1 x=
(i) Pembuktian √1− x2 −1< x< 1
−1
Misal y=sin x , maka x=sin y
1=cos yDx y
1=cos ( sin−1 x ) D x ( sin −1 x )

1=√ 1−x 2 D x ( sin−1 x )


1
D x ( sin−1 x )=
√ 1−x 2

24
Hasil (ii), (iii) dan (iv) diatas dapat dibuktikan dengan cara serupa. Untuk (iv) ada
−1
hal yang lain sedikit. Sebagai berikut : Andaikan y=sec x , maka
x=sec y
Ruas kiri dan kanan kita turunkan menurut x , kita peroleh
1=sec y tan yD x y
1=sec(sec−1 x )tan ( sec−1 x ) D x ( sec−1 x )

1=( ±x √ x 2−1 ) D x ( sec−1 x )


Untuk langkah terakhir kita gunakan kesaman (iv), kita gunakan tanda positif
untuk x>1 dan tanda negatif untuk x<−1 , sehingga

1=±x √ x 2 −1 D x ( sec−1 x )

1=|x|√ x 2−1 D x ( sec−1 x )

Dengan demikian terbuktilah (iv)

Tiap rumus pendiferensialan menghasilkan rumus integral

1
∫ dx=sin−1 x+c
(v) √1−x 2

1
∫ 1+ x2 dx=tan−1 x +c
vi)
(

1
∫ dx=sec−1|x|+c
x √ x −1
2

(vii)

1
2
dx

0 √1−x 2
Contoh : Hitunglah

25
1
2 1
dx 1
∫ =[ sin−1 ]0 =sin−1 −sin −1 0
2

0 √ 1−x
2 2
Solusi :
1
2
dx π π
∫ = −0=
0 √1−x 6 2 6

SOAL-SOAL DAN PENYELESAIANNYA

−1
(
Soal 1. Tentukan D x sin 3 x −1
)

Jawab :
1
D x sin−1 ( 3 x −1 )= D x ( 3 x−1 )
√1−( 3 x−1 ) 2

3
D x sin−1 ( 3 x −1 )=
√−9 x 2 +6 x
−1
D x tan √ x+1
Soal 2. Tentukan

1
D x tan−1 √ x+1= 2
D x √ x+1
1+ ( √ x +1 )
Jawab :
1
1 1 −
D x tan √ x+ 1=
−1
⋅ ( x +1 ) 2
1+2 2

1
D x tan−1 √ x+1=
2 ( x +2 ) √ x +1

26
BUNGA MAJEMUK, apabila kita menyimpan $ 100 disebuah bank dengan bunga majemuk
100 ( 1+ 100 )
12
12% maka modal tersebut menjadi $ pada akhir bulan pertama; pada akhir
12 2
100 ( 1+ 100 )
bulan kedua modal itu menjadi $ dan pada akhir bulan keduabelas ( atau satu
12 12
100 ( 1+ 100 )
tahun ) ia menjadi $ . Secara lebih umum ; apabila kita menyimpan modal
A 0 dolar disebuah bank dengan bunga majemuk 100 r sebanyak n kali tiap tahun, maka

A
modal itu, setelah t tahun, akan menjadi sebanyak ( t ) , dengan formula :

( )
nt
r
A ( t ) =A 0 1+
n

Soal 3. Andaikan John menyimpan uang sebanyak $ 500 pada suatu bank dengan bunga
majemuk tiap hari sebesar 13%. Berapakah banyak uang itu pada akhir dua
tahun?
Jawab :

Disini r=0,13 dan n=365

( )
(365×2 )
0,13
A ( t ) =500 1+ ≃¿ ¿
Maka 365 $ 648,43

Soal 4. Seorang berdiri diatas sebuah bukit vertikal kira-kira 200 kaki diatas sebuah
danau. Dia melihat sebuah perahu bermotor yang bergerak menjauhi bukit
dengan laju 25 kaki tiap detik. Berapa laju perubahan sudut penglihatan θ
( lihat gambar ), apabila perahu berada pada jarak 150 kaki dari bukit itu ?
Jawab :

θ d
( tan−1 x ) = 1 2 ⇔∫ 1+1x2 dx=tan −1 x+ c
dx 1+ x
bukit

200 kaki

27
150 kak
Perahu

Dari gambar tampak bahwa sudut depresi θ memenuhi hubungan


dθ 1
= ¿ (−200
x ) dt
dx

( )
dt
2
2
θ=tan −1
( )
200
x , maka
1+
200
x

dt
= 2
(−200 dx
x + 40000 dt )
dx dθ
=25 =−0 , 08
Apabila kita substitusikan x=150 dan dt , kita peroleh dt radian/detik

 FUNGSI HIPERBOL DAN INVERSNYA


Definisi fungsi hiperbol
1
sinh
1
x= 2 ( e x−e−x ) csc hx =
sinh x
1
cosh x = 12 ( e x + e−x )
sechx =
cosh x
sinh x cosh x
tanh x= coth x=
cosh x sinh x
2 2
Kesamaan dasar fungsi hiperbol ( semacam cos x +sin x=1 dalam trigonometri )
2 2
adalah cosh x−sinh x=1

2
cosh x−sinh x= 2
4 (
e 2 x +2+e−2 x

e 2 x −2+e−2 x
4 )(
=1 )
y

x, y   cos t , sin t 


At
x  cos t
1, 0  x
y  sin t
x2  y2  1

28
y
x, y   cosh t , sinh t 
t 2 2
A
1,0 
x
x  y 1
x2  y2  1

y
y y  cosh x
y  sinh x
1 1

1
x 1
x

sinh (−x )=−sinh x , maka sinh fungsi ganjil, sedangkan cosh (− x ) =cosh x , maka cosh
fungsi genap

Turunan fungsi Hiperbol

D x sinh x=cosh x D x cschx=−cschx coth x


D x cosh x=sinh x D x sec hx=−sec hx tanh x
2 2
D x tanh x=sech x D x coth x=−csch x

29
( )
D x sinh x=D x
e x−e−x e x +e− x
2
=
2
=cosh x

D cosh x=D ( )
x −x x −x
e +e e −e
x x = =sinh x
2 2

2
(
Contoh Tentukan D x cosh 3 x−1
)

Jawab : Kita gunakan dua kali aturan rantai

D x cosh2 ( 3 x−1 ) =2cosh ( 3 x−1 ) D x cosh ( 3 x−1 )


2
D x cosh ( 3 x−1 ) =2cosh ( 3 x−1 ) sinh ( 3 x−1 ) D x ( 3 x−1 )

D x cosh2 ( 3 x−1 ) =6 cosh ( 3 x−1 ) sinh ( 3 x−1 )

Invers fungsi hiperbola


−1
x=sinh y ↔ y=sinh x
x=cosh−1 y ↔ y =cosh x dan x≥0
−1
x=tanh y↔ y=tanh x
−1
x=sec h y↔ y=sechx dan x≥0
x −x
e +e
y=
y=cosh x , untuk x≥0 , ini berarti bahwa 2 , x≥0

dikalikan ( ¿ ) dengan 2 e
x

x 2x
y ¿2 e =e +1 atau
2
( e x ) −2 ye x +1=0 , x≥0
x
Apabila kita mencari e dari persamaan tersebut, kita peroleh

2 y± √( 2 y ) −4
2
x
e = = y±√ y 2 −1
2
Kita tarik ke-logaritma asli-nya

x=ln ( y ±√ y −1 )
2

30
Syarat agar x≥0 , mengakibatkan bahwa kita harus memilih tanda positif, sehingga

x=cosh y=ln ( y + √ y −1 )
−1 2

sinh−1 x=ln ( x+ √ x 2 +1 )

cosh x=ln ( x + √ x −1 ) , x≥1


−1 2

1 1+ x
tanh −1 x = 2 ln
1−x , −1<x< 1

−1
sech x=ln ( 1+ √ 1−x 2
2 )
, 0<x≤1

Tiap fungsi diatas dapat didiferensialkan


1
D x sinh−1 x=
√ x 2 +1
1
D x cosh−1 x =
√ x 2−1 , x>1
1
D x tanh−1 x=
1−x 2 , −1<x<1
−1
D x sec h−1 x=
x √1−x 2 , 0< x <1

1
D x sinh−1 x=
Contoh Buktikan bahwa √ x 2 +1
−1
Metode 1. Andaikan y=sinh x , maka
x=sinh y
Ruas kiri dan ruas kanan diturunkan menurut x , maka
1=( cosh y ) D x y

31
1 1 1
∴ D x y=D x ( sinh−1 x ) = = =
cosh y √ 1+sinh y √ 1+x 2
2

−1
Metode 2. Gunakan bentuk logaritma sinh x

D x ( sinh x )=D x ln ( x + √ x +1 )
−1 2

1
D x ( sinh−1 x )= D x ( x + √ x 2 +1 )
x+ √ x 2 +1

D x ( sinh x )=
−1 1
x+ √ x +1
2 ( 1+
x
√ x 2+ 1 )
1
D x ( sinh−1 x )=
√ x2 +1

32

You might also like