Professional Documents
Culture Documents
Zippo,+345 353+Aben+Romana
Zippo,+345 353+Aben+Romana
Aben B. Y. H. Romana
Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kupang
Email: abenromana@gmail.com
Abstrak
Salah satu aspek perkembangan anak yang cukup menarik untuk diperhatikan adalah yang
berkaitan dengan perkembangan sosial anak dimana adanya anak-anak yang mengalami
kesulitan dalam pergaulan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan. Rendahnya
sosialisasi anak ini dapat menyebabkan timbulnya masalah baik bagi anak itu sendiri,
keluarga maupun lingkungan sekitarnya. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi tingkat sosialisasi anak usia sekolah di Panti Asuhan Katolik Sonaf
Maneka Kupang. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif
observasional dengan rancangan cross sectional. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
tingkat sosialisasi anak usia sekolah, sedangkan variabel bebas adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi sosialisasi, yaitu pola pengasuhan, pengaruh teman sebaya, penerimaan diri
dan lingkungan. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 anak usia sekolah yang tinggal di
Panti Asuhan Katolik Sonaf Maneka Kupang. Cara pengumpulan data dengan menggunakan
kuesioner dan lembar observasi. Analisis dilakukan secara univariat dan multivariat. Analisis
univariat menunjukkan bahwa tingkat sosialisasi tinggi (40%), sedang (46,7%) dan rendah
(13,3%). Hasil uji multivariat menggunakan regresi linier berganda menunjukkan pola
pengasuhan merupakan faktor yang paling dominan yang mempengaruhi tingkat sosialisasi
anak usia sekolah di panti asuhan Katolik Sonaf Maneka Kupang dengan nilai beta: 0,381.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor pola pengasuhan,
pengaruh teman sebaya, penerimaan diri, dan lingkungan baik secara simultan maupun
parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat sosialisasi anak.
Kata Kunci: Tingkat Sosialisasi, Anak Usia Sekolah, Panti Asuhan.
Abstract
One aspect of children's development that is interesting enough to pay attention to is related
to the social development of children where there are children who experience difficulties in
relationships or adjust to the environment. The low level of socialization of this child can
cause problems both for the child himself, his family and the surrounding environment. The
purpose of the study was to determine the factors that influence the level of socialization of
school-age children in the Catholic Orphanage Sonaf Maneka Kupang. This type of research
is quantitative research with observational descriptive method with cross sectional design.
The dependent variable in this study is the level of socialization of school-age children, while
the independent variable is the factors that influence socialization, namely parenting
patterns, peer influence, self-acceptance and the environment. The sample in this study were
30 school-aged children living in the Catholic Sonaf Maneka Maneka Kupang. How to collect
data using questionnaires and observation sheets. The analysis was carried out univariate
and multivariate. Univariate analysis showed that socialization rates were high (40%),
moderate (46.7%) and low (13.3%). Multivariate test results using multiple linear regression
showed the pattern of parenting was the most dominant factor affecting the level of
socialization of school-age children in the Catholic orphanage Sonaf Maneka Kupang with a
Pendahuluan
Salah satu aspek perkembangan anak yang cukup menarik untuk diperhatikan adalah
yang berkaitan dengan perkembangan sosial anak dimana adanya anak-anak yang
mengalami kesulitan dalam pergaulan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Rendahnya sosialisasi anak ini dapat menyebabkan timbulnya masalah baik bagi anak itu
sendiri, keluarga maupun lingkungan sekitarnya. Anak yang merasa kurang percaya diri
akan merasa malu ketika berhubungan dengan orang lain, sehingga ia hampir jarang
berkomunikasi dengan teman-temannya. Akibatnya dia cenderung tidak mempunyai teman,
sering menutup diri dan biasanya kurang percaya diri. Ciri anak yang menarik diri dari
lingkungan di antaranya kalau menjawab pertanyaan secara singkat, dan langsung menjauhi
si penanya, sering menghindari terjadinya kontak mata dengan guru atau penanya serta
sering duduk sendirian ((Cohen dan Rudolph (1997), dalam Astuti (2000)).
Pada dasarnya anak yang paling banyak dan sering melakukan tindakan kriminal
adalah anak-anak yang kurang sosialisasi atau anak yang suka menarik diri dari
lingkungannya. Sidabutar (2004), melaporkan ada tiga anak yang terlibat dalam aksi
pencurian sepeda motor sebanyak lima buah. Setelah ditelusuri ternyata ketiga anak
tersebut termasuk anak-anak yang suka menarik diri dari lingkungannya. Hal yang hampir
sama juga terjadi di panti asuhan Katolik Sonaf Maneka Kupang. Menurut pengakuan
pengasuh yang diwawancarai, setidaknya ada dua anak yang tindakannya meresahkan
karena sering melakukan pencurian, tidak taat terhadap peraturan dan sering keluar pantii
tanpa ijin. Ternyata mereka termasuk anak yang kurang sosialisasi dan suka menarik diri
dari lingkungannya.
Adanya anak yang suka menarik diri dari lingkungannya atau kurang sosialisasi
biasanya disebabkan oleh banyak faktor. Ketika orang tua mendidiknya secara otoriter atau
dengan kekerasan anak akan tidak berani melakukan sosialisasi. Ketika anak merasa
teman-teman sebayanya tidak menghiraukan keberadaannya dia akan cenderung menutup
diri dan tidak berani bersosialisasi. Demikian pula ketika ia merasa rendah diri dan minder ia
akan susah bersosialisasi dengan orang lain dan sebagainya.
Hal tersebut di atas menunjukkan bahwa ada banyak faktor yang mempengaruhi
sosialisasi anak. Hurlock (1997) dalam Astuti (2000) mengungkapkan setidaknya ada empat
faktor yang mempengaruhi sosialisasi pada anak, yaitu pola pengasuhan orang tua,
Metode Penelitian
Jenis penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif non-eksperimental dengan
pendekatan Cross-Sectional. Populasi semua anak usia sekolah yang tinggal di Panti
Asuhan Katolik Sonaf Maneka Kupang, yang berjumlah 30 orang. Sampel penelitian totall
sampling, yang memenuhi kriteria inklusi yaitu: Usia antara 6 – 12 tahun, dapat membaca
dan menulis, dapat berkomunikasi dengan baik dan bersedia menjadi responden. Variabel
penelitian:variabel terikat: Tingkat sosialisasi anak usia sekolah di panti asuhan dan variabel
bebas: faktor-faktor yang mempengaruhi sosialisasi, yaitu pola pengasuhan, pengaruh
teman sebaya, penerimaan diri dan lingkungan.
Analisis data dilakukan setelah seluruh data terkumpul. Sesuai dengan tujuan peneliti
yang ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat sosialisasi anak usia
sekolah dasar di Panti Asuhan serta mengetahui faktor manakah yang paling dominan maka
peneliti melakukan uji statistik. Rumus yang digunakan meliputi:
Koefisien beta
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4
Keterangan:
Y= Tingkat sosialisasi anak
X1 = Pola pengasuhan
X2 = Pengaruh teman sebaya
X3 = Penerimaan diri
X4 = Lingkungan
α = Koefisien konstanta atau intersep
β1234 = Koefisien regresi atau slope
Dalam penelitian ini peneliti menetapkan tingkat kemaknaan 0,05 dengan derajat
kepercayaan 95% (Suharsimi, 2002).
Daftar Pustaka
Abu Ahmadi, 2009, Psikologi Sosial, Edisi Revisi, Rineka Cipta: Jakarta
Arikunto, S., 2002, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Edisi V, Rineka Cipta,
Jakarta.
Arikunto, S, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta
Astuti, M., 2000, Peningkatan Sosialisasi Anak Melalui Pelatihan Permainan Tradisional.
(Skripsi Fakultas Psikologi tidak dipublikasikan).