You are on page 1of 78
TINDAKPIDANA TERHADAP 484 BAGIAN II. TINDAK PIDANA TERHADAP PRIBADI BAB XIX JIWA, BADAN DAN KESEHATAN SESEOR An, G, ‘Tindak pidana terhadap jiwa, badan dan keschatan seseorang ta dasarnya diatur di BUKU II, BAB-BAB VI, XIV akhir, XV, XX dan XXy. ; dalam tulisan ini pembagian menurut BAB-BAB KUHP tersebut tid, Hi nakan suatu sistematika sebagai terlihat pads : turuti, melainkan menggu! 2 DAFTAR ISI, yang terdiri dari 9 paragrap sebagai berikut : y) § 7. Pembunuhan. Pasal 338,339, 340, 2) § 118. Pembunuhan sengaja yang berbentuk khusus. Pasal 341 sq, 345. 3) § 119. Pengguguran dan pembunuhan kandungan. Pasal 346 sq 349. p 4) § 120. Penganiayaan. Pasal 351 sd 357. 5) § 121. Karena salahnya menyebabkan mati atau luka orang lain, Pasal 359,360, 361. 6) § 122. Penyertaan pada penyerangan atau penyertaan pada perkelzhi- an. Pasal 358. 7) § 123. Menelantarkan orang. Pasal 304 sd 309 8) § 124. Duel. Pasal 182 sd 186. 9) § 125. Perbuatan membahayakan jiwa atau keselamatan seseorang, Pasal 300, 301 , 531, 538. Di samping yang diutaraken di atas, perlu juga diperhatikan aiaturnys tindak pidana tentang “yang mengakibatkan luka atau matinya seseortt is, ia bukanlah yang ditujukan kepada jiwa/badan seseorang- ke sengajaan atau Kealpaan tidak ditujukan kepada perampasan sia atau me lukai badan seseorang. Untuk itu lihat ketentuan-ketentuan pada Pe 6 pasal 170, 187, 188, 191 bis sd 205, 211 sd 214, 288, 291 (285, 8 287, 289, 290), 333, 334, 365, 444 (438 sd 441), 459, 460,479. 417. pembunuhan. Pasal 338, 339, 340, Pasal 338 Pasal 338 Barangsiapa yang dengan sengaja merampas ji bunuhan, diancam dey i Jia orang lain, karena me- takukam per dengan pidana penjara maksimum lima belg tahun. Pasal 338 ini pada dasarnya adalah tolok w i 5 ang diatur pada pasal 339 sd 349, Artinya aa seman Keahatan selalu harus ternyata ada orang lain yang terbunuh, namun Rial gtau keadaan Tain yang dipandang memberatkan atau meringankan. Hal yang memberatkan itu dapat berupa tindak pidana lainnya atau adanya renca- na terlebih dahulu. Sedangkan yang meringankan itu dapat terjadi karena sesuatu yang mempengaruhi subjek dan atau objeknya itu masih berupa ja- nin atau baru saja Jahir ataupun Karena kehendak dari objek itu sendiri. Ka- renanya apabila hal-hal yang memberatkan atau meringankan itu tidak ada maka selalu dapat dikembalikan kepada pasal 338 ini. Nama dari pasal 338 adalah pembunuhan yang berarti penghilangan ji- wa seseorang. Karenanya untuk pasal 340 diberi nama pembunuhan dengan rencana (sebagai terjemahan dari "moord”). Kiranya penggunaan istilah itu adalah lebih tepat dan lebih mudah dimengerti , ketimbang menggunakan istilah menghilangkan nyawa (doodslag) untuk pasal 338 dan istilah pem- bunuhan (moord) untuk pasal 340. Unsur subjek adalah barangsiapa yang berarti dikembalikan kepada ketentuan umum, khususnya BAB I BUKU I KUHP. Unsur sengaja meliputi tindakannya dan objeknya. Artinya ia menge- tahui dan menghendaki matinya seseorang dengan tindakannya itu. Dan jus- tu pada unsur inilah terutama perbedaan antara pembunuhan dengan peng- aniayaan, yang mengakibatkan matinya orang lain itu. Dalanr hal pengs- Niayaan, sipetindak benar-benar tidak menghendaki matinya yang dianiaya itu, melainkan supaya mendapat sakit, rusak kesehatannya atau cedera (Pasal 351 dan seterusnya). a Braktek hukum justra mengenai unsirinlah yang srin a pmb a Apakah sipetindak itu berkehendak untuk aes oy edihat dat pee cedera sang objek, dalam praktek sering dap: ig korban. iN perbuatannya sebelum perbuatan akhir mengenai sang 485 486 ae Pasal 339 j lum memukulkan sepotong besi atau ka anh 7 Se aeGE akan menghabisi nyawa sang k, svenvacakan akan membuat babak belur si Korban. At juga kesengeqs dapat disimpulkan dari kemungkinan yang paling logis dari alat yang digung. kan misalnya ditembakkan ke kepala atau jantung sehingga tidak lain tersim. pulkan sebagai kehendak membunuh. Demikian juga dosis racun yang cukuy, banyak yang diminumkan kepada korban, tidak lain kesimpulannya adalah pembunuhan. Bahwa akibatnya tidak menyebabkan matinya sj korban, maka hal ini merupakan percobaan untuk pembunuhan (Pasal 338 jo pasal 53). Dalam praktek pendakwaan karena sulitnya membuktikan Kehendak tersebut sering disusun dakwaan secara alternatif. Lihat lebih lanjut uraian pada Bab XIII Buku AHPP, Selanjutnya harus juga disadari sipetindak bahwa objeknya itu adalah orang lain dan harus ternyata adalah orang lain. Bukan jenazah, bukan diri sendiri ataupun boneka atau lainnya yang bukan orang. Jika ternyata kemu- dian yang "’dibunuhnya” itu, sudah mati sebelum dia tusuk dengan pisau mi- salnya, maka pasal 338 ini tidak dapat diterapkan. Dalam penerapan pal 338 ini tidak dipersoalkan status dari yang dibunuh itu, kecuali dalam dua hal yaitu jika objek itu adalah Presiden/Wakil Presiden atau Kepala Negara Asing/ Wakilnya yang bersahabat. Lihat uraian pada pasal 104 dan 140. Juga tidak dipersoalkan apakah sipetindak sudah mengenal atau tidak sikorban itu sebe- lumnya, Demikianlah misalnya si A yang hendak menembak si B yang berditi dekat X, temyata X yang kena, padahal X ini tidak dikenalnya, dapat ditelu- suri unsur kesengajaan itu yang pada akhirnya ada kesengajaan pada sipetin- dak untuk membunuh X kendati tidak dikenalnya. Karenanya dalam suat Surat Dakwaan harus dituliskan secara tepat bahwa yang dibunuhnys itu er Jah orang Jain dan ditambahkan dengan : yang ternyata kemudian adalah Demikian pula tidak dipersoalkan apakah orang lain itu masih ada i untuk hidup atau tidak, Misalnya ia sakit tumor, kanker atau Jeukimis ¥" sudah diperhitungkan tidak lama Jagi akan mati. ial 8 materia! Karena dalam penerapan KUHP ini digunakan ajaran bmh yan ey nel mudah difahami bahwa pembunuhan pada dasamya adalah bersifat ment hukum, kecuali yang secara tegas diperbolehkan oleh perundang®-"' iq Pelaksanaan i su Pidana mati, menembak musuh di pertempurae Tp, sengketa bersenjata, dls. Bacalah uraian bmh di Bab XII Buku carany™ Tindakan yang dilarang ialah : merampas jiwa orang lait jiwa ane? Tampas itu tidak disebutkan. Karenanya segala cara merampes YU kepada ‘Orban atay Pasal 33) » Menusuk, me Menggantung ketinggian, di Tindakan in etidaknya dapat digolongkar, 1338 ini. Misalnya * memukul, menendang kemaluan eh past’ = in, monembak, menyetroom dengan. aliran listrik, gyembali ‘yeractiM, menenggelamkan, menjatuhkan dari suatu snoneKiy g dengan tidak diberi makan sampai mati, dls, gat akan tindakan yang spontan atau hoas ? spontan. ppttukan sesuatu yang setelah dipikir-pikir, ditimbang-timbang untung/rugi ‘dan cara-cara pelaksanaannya dengan waktu yang cukup, yang dalam hat 1 gerpkan pasal 340. Yang dimaksud secara Spontan di sini ialah begitu ia a tesinggung dan “tergugah” melakukan pembunuhan langsung ia men- cqnialat yang digunakannya untuk melakukan pembunuhan itu. Jadi tidak pa- jai pikirpikir dulu secara tenang untung/ruginya atau cara pelaksanaannya, Karena pasal 338 ini adalah tindak pidana material yang berarti harus teyjadi matinya orang lain itu, timbul masalah waktu antara tindakan itu de- nga akibat matinya orang lain itu. Jawabnya dipecahkan melalui ajaran se- bibakibat. Dhi tindakan yang melawan hukum itu harus benar-benar dike- hendaki sipetindak dan justmu tindakan itulah yang mengakibatkan matinya ong lain itu, bukan tindakan Jain. Untuk ini bacalah Bab XI Buku AHPP, py. Pehatikanlah juga hal yang sudah disinggung pada awal Bab XIX ini, di mana temyata ada orang lain yang mati dalam suatu delik-sengaja, teta- Pikchendaknya tidak untuk mematikan atau matinya orang itu. Vide pasal- Pad: 170, 187, 191 bis, 192, 194, 196, 198, 200, 202, 204, 213, 214, 288, 1 (285, 286, 287), 333, 334, 365, 444, 459, 479 a, b, c,d, f, g,h, k, 0. saggy a Paktek hukum timbul masalah apakah seorang ibu yang dengan aa tidsk menyusuj anaknya, tidak memeliharanya sampai anak itu mati, melakukan, Pembunuhan? HR memutuskan dengan arrest tgl. 17-1-1921 (W, ; me) bahwa pada perbuatannya itu telah tersirat kesengajaan untuk Storey, fa ‘an jiwa orang lain, ' a buy seefenltga “pengalihan rel kereta api” yang tidak mengalihkan rel ters *Zitya tiada oes “Pi Melintasinya schingga terjadi tabrakan mat, ads hal hapa ‘sukaran untuk merobah/mengalihkan rel tsb, telah rr ases). Mau pt P208 pembunuhan, Arrest HR 29 Maret 1920 (W. 10566). “tWetboek Van Strafrecht oleh Schreuder cs. tiada : 487 488 Pasal 339 Pasal 339. Pembunuhan yang diikuti, dibareng dan didahului oleh suatu tindak pidana dan dilakukan dengan maksud untuk mempersiapkan atau mempermu- dah pelaksanaan tindakan itu ataupun dalam hal tertangkap tangan untuk menghindarkan diri sendiri atau peserta lainnya dari pemidanaan atau untuk memastikan penguasaan atas barang yang secara bertentangan dengan hukum diperolechnya, diancam dengan pidana penjara seumur hidup atau sementara maksimum dua puluh tahun. Inti dari pasal 339 adalah pembunuhan (pasal 338). Pasal 339 ini dapat disebut sebagai pembunuhan yang dikualifikasikan atau pembunuhan dengan keadaan yang memberatkan. Keadaan yang memberatkan itu adalah suatu tin- dak-pidana yang berarti kejahatan atau pelanggaran. Penguraian pasal ini menurut unsur-unsurnya lihat uraian pasal 338, Keadaan yangmemberatkan itu ada tiga macam, yaitu : a. Pembunuhan yang diikuti oleh suatu tindak pidana dan (pembunuhan itu) dilakukan dengan maksud untuk mempersiapkan pelaksanaan tin: dakan (tindak pidana) itu. Dhi pembunuhan yang dilakukan itu harus mencakup dan harus mempunyai hubungan pasti dan segera terhadap tin- dak pidana (misal : pencurian dokumen) yang terjadi kemudian itv. b. Pembunuhan yang dibarengi oleh suatu tindak pidana dan (pembunuh- an itu) dilakukan dengan maksud untuk mempermudah. pelaksanaan tindakan (tindak pidana) itu. Dhi pembunuhan itu dilakukan agar ia ti dak terhalang melakukan tindak pidana yang sedang ia laksanakan. c. Pembunuhan yang didahului oleh suatu tindak pidana dan (pembunuhan itu) dilakukan dengan maksud dalam hal tertangkap tangan untuk menghindarkan diri sendiri atau peserta Ininnya dari pemidansan 318! untuk memastikan penguasaan atas sesuatu barang yang secara bmh di- perolehnya. Dhi sipetindak telah melakukan suatu tindak pidans, mudian ia dikejar oleh seseorang untuk menangkap dan menyete! kepada polisi. Orang yang mengejar ini lalu dibumuh agar ia tei dari pemidanaan. Ataupun ketika ia membawa lari hasil curiannya K rena ada yang akan mencegataya lalu dia bunwh, agar barang itt Oo padanya. Juga dhi harus ada hubungan yang pasti dan seget antara P' curian dengan pembunuhan tsb. dat * Pasal 339, 34( Berbicara mengenai hubungan-pasti dan Se; Sera harus dapat dibukti uktikan, Karena jika tidak, maka tindak pidana dan Pembunuhan tersebut berdit erdiri sen- dirisendiri yang pendak waannya tidak men; egunak: sal 338 dan pasal tindak pidana tersebut (Concursus), Pasa! 339 melankan Mengenai pengertian tertangkap-tan. Scns “gs tangin oleh penyidik/penyelidik oo ee harus tertangkap Pengertian ini harus dihubungkan dengan pasal 11] KUHAP di mae orang berhak menangkap tersangka guna diserahkan kepada paydieage lidik. . Telah diutarakan bahwa pokok persoalan di sini ialah bahwa sipetindak berkehendak merampas jiwa orang lain. Karenanya jika sipetindak hanya ber- kehendak mencuri dan untuk mempersiapkan/mempermudah pencurian itu dia melakukan suatu tindakan kekcrasan yang ternyata kemudian tindakan kekerasan itu mengakibatkan matinya orang lain itu, maka kepadanya dite- rapkan pasal 365. Pasal 340 ia dan dengan rencana terlebih dahulu embunuhan-berencana, dian- hidup atau sementara maksi- Barangsiapa yang dengan sengaj Merampas jiwa orang lain, karena melakukan p cam dengan pidana mati, pidana penjara seumur mam dua pulth tahun. aad Inti dari pasal ini adalah pembunuhan (pasal ie aia “de- hanya pasal 340 yang didakwakan tetapi ternyaa tee Gat diterapkan p2- "gan tencana terlebih dahulu”, maka kepada sipetindak t2P 81338, Lihat uraian pada pasal 338. cea sipetindak dalam su- . da jika sipetind: : Dengan rencana terlebih dahulu dipandang r pimbangaimbas dan ke = Waktu yang cukup telah memikirkan fat, dls YAN dita menentukan waktu, tempat, car . fikiskan ole ue ntuk Pembunuhan tsb. Dhi dapat jug? telah te" ng Iain tidak dengan ™ Embunohan ity ataupun cara-cara lain se af sasah ia sect ah terial Menge} ; " Be i Sngetahui bahwa dialah pembunuhnts, C sgikanny®, (i spat dpa "Mosional : ~ nal pada waktu yang cukup itu un kup itu tds hen ‘ein. Yang penting ialah bahwa wakt yans aban dia berke nee sebagai suatu reaksi yang sege!# ¥4" . “Sukan pembunuhan itt ON Nay 4 rp Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara mated pers dengan pembunuhan itu. Yang pertama ialah bahwa materi Petencay “aMaay (misalnya hari yang ditentukan untuk pelaksanaan, cara, alatatay tey dak harus tepat terjadi. Misalnya hari Senin ia menimbang-nimbay Shir dan menentukan caranya, yaitu bahwa pembunuhan akan dilskut yn; Kamis berikutaya, ternyata dipercepat pada hari Rabu, tidak mengueny ngertian dongan rencana teriebih dahulu, Semula direncanakan akan ma nuh dengan pisau, ternyata dilakukan dengan pistol juga tidak menguring ngertian dengan rencana tersebut. ap Naa ity Tt) beth Yang kedua ialah, jika terdapat kekelinuan mengenai sasaran, misalnyy dia merencanakan membunuh B ternyata X yang terbunuh karena mensin adalah B, maka kejadian itu tidak mengurangi kehendak sipetindak uninj membunuh seseorang lain dan juga tidak mengurangi rencananya untuk mem: bunuh orang lain. Pasal 340 ini juga tidak menyebutkan orang tertentu yany (akan) dirampas jiwanya melainkan hanya menentukan seseorang lain, Penyertaan terhadap pembunuhan-berencana, hanya dapat terjadi jika sipeserta itu mengetahui bahwa sipelaku-utama itu telah mempunyai rencira terlebih dahulu. Sehubungan dengan pembunuhan-berencana ini, mari kita lihat intswi masalah dan putusan yang terdapat di Buku Law Report hal 72. DUDUK PERKARA : Pada hari Sabtu tanggal 30 Oktober 1971 jam 09.00 pagi dilins kungan Sakkaleng Wanua Doping, Terdakwa LP. pergi ke sawah La Nonzists dengan membawa badik/keris dengan rencana untuk membunuh L Nonskees Ketika dilihat bahwa La Nongkeng ada, sementara memotong padi rds mendekatinya dengan badik yang sudah terhunus serta menikemays tp!" na pada dada antara tulang rusuk dengan tulang selangka dan semi = Nongkeng meninggal dunia, PERTIMBANGAN DAN PUTUSAN PENGADILAN : Perbuats termasuk tindak pidana tercantum dalam pasal 340 KUHP jo pas dang-UndangNo. 12 Drt Tahun 1951. Terdakwa dinyatakan bers kan ; *Pembunuhan dengan direncanakan” dan dihukum dengi E ian tahun penjara potong masa tahanan. Putusan ini diikuti oleh Pens geri lainnya yang serupa dengan itu. ted af 2 (1) UF ah mei ut he q . cry bagi ee Dari jalan cerita tersebut jelas terdihat cukupnya waklu oe insu untuk berfikir dan menimbang-nimbing pembunuban yas * / \ Pasal 3, idakctidakaya selama perjalanannya menuju tempat kerja sang ko yi ae juga terlihat bahwa tidak ada alasa nk ta Muntuk meman dang bahy adkan itu adalah satu reaks Spontan kar tba ena suatu Boncangan jiw dsebabkan suatu aksi dari sang korban, ya Selanjutnya perlu juga dipethatikan bahwa wakty yang dibutuhka uituk berfkir/menimbang-nimbang itu tidak boleh terlalu lama.atau tida smmpai meubah rencana yang sudah qi N semula. Sebagai ilustras dipelihatkan dari kasus berikut, Nyonya dari si A (Ny. A) terkadang sadar dan terkadang sinting. Nyonya dari si B (Ny. B) selalu Waras. Suatu ketika mereka berdua sama-sam; Snget benci kepada suami masing-masing. Untuk itu mereka berencana bah Wa seminggu yad Ny. A akan m embunuh B (suami Ny. B) dan Ny. B harus membunuh A (suami Ny. A). Ti iga hari setelah itu Ny. B berbaik dengan sua minya, bahkan, kecintaannya melebihi dari bunuh B, Ny. B menolak, tetapi ‘tena diancam akan dibunuh oleh Ny. A jika tidak mau membunuh A, aka terpaksa Ny. B. melaksanakan pembunuhan itu. Dhi on 4 dpandang baba Perencanaan itu masih tetap melekat pada Ny. B, "Ny.B dapat berlindung kepada pasal 48, : Penbunuhan Sengaja yang berbentuk khusus, Pasal 341 sd 345. es cu atu pengaruh terten Kekususan dati permbunuhan ini ialth woh ad 303 been sng iu i fivayhati sepetindak yaitu untuk ra sdangkan tak vee itu ia melahirkan anak, atinya ses ¢ lan a ee nye fan menghendaki (dolts) J erara dapat diba- S bahwa aa diri). Dalam hal yang Orang itu sendiri k itu bertentangan ; iran anak i jan ma- jadian Kelahiran ana esopath ‘nekan bahwa kehamilan dan kem rasa susila atau i i isihkan dari kat dhi an mungkin tersisihkan Ngan kesadaran hukum a endapat malt cqerogener eer ‘Yarakat. Karenanya, ia akan eelcbaik. Justa eens kesadaran hukurn Petgaulan masyarakat yang oa tindakannya iv ini dan juga dewasa ini Msyarakat inileh dia pacer undang-un Masyarakat pada waktw Pel 492 Pasal 34) Juga tidak kalah Petting, seorang dokter ang mela, Di BAB re XX BUKU I] KUHP ada 6 macam penganiayaan ditentukat (1) Pen, ‘ mech teh Pada pasal 351. Penamaan ini de i al . - ® fientukan da aa Penganiayaan-penganiayaan yan neaniayaan ringan pad i Hy Penganiayaan ba rsahaja i = 352; (©) Peranltvaan berat pada pron Pada pasal 353 ; 6 peneaniayaan berat bere sp stl 354; ‘eng ethadap ohan’ P&4a pasal 355 : vs khusus pada Pasal 356, Pa Pasal 351 Ee Penganiayaan, diancam dengan pidana penj 7 ) apan bukan atau denda maksimum tga ratusupiah (¢ 15) dua Apabila tindakan itu mengakibatkan luka b i aes ajo uate tea hoe erat, maka petindak di shu aycam dena Apabila tindakan itu mengakibatkan mati sn os ve penjara maksimum tujuh tahun, ,maka dia diancam de- 0 (4) Dengan sengaja merusak Kesehatan seseorang dipersamakan de- nga penganayaan. (5) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana. Di awal paragrap 120 telah diutarakan bagaimana sebaiknya mengurai- an istilah penganiayaan agar mudah membahasnya dari sudut unsur-unsur tindek pidana. Subjeknya adalah barangsiapa. Dhi perlu diperhatikan kemungkinan subjek itu dipandang berhak , berwenang atau wajar untuk melakukan sesuatu yang membuat objek ybs sakit/luka. Demikian juga perlu diperhatikan ada/ti- daknya hubungan tertente antara subjek dan objek sebagaimana diatur/ter- sirat pada pasal 356. Unsur kesalahan di sini harus dengan sengaja. Apabila tidak dengan se- ngaja, lebih tepat diterapkan pasal 360 atau pasal 359, Dengan demikian pe- tindak menghendaki dan mengetahui tindakan yang dilakukannya dan meng- hendaki sakit/lukanya objek tsb. Bahkan dapat juga dikatakan bahwa tujuan dai sipetindak/subjek mclakukan suatu tindakan (misalnya : memukul, memotong, membedah) adalah untuk membuat sakit/luka seseorang. Dati pendirian ini dapatlah ditafsirkan bahwa seorang dokter yang dengan hati- hati membedah pasiennya, Karena tidak ditujukan untuk membuat sakit/ luka pasiennya, malahan sebaliknya ditujukan untuk mengobati pasien tsb, Pilenya tnda tordapat,kesengejaan_ untuk menyekiti/melukai pasiennys pan atas dasar asas "actus non facit reum nisi mens sit rea” dokter itu dapat dipidana karena tindakannya itu. Unsur bmh yang ki m . ig kita anut dalam rangka pel “ tae AE harus selalu mengadakan penilaian apakah tndaan sb Dervenane me c/a pada dasarnya sampai suatu tingkat tertentu ts S "menghajar” anaknya yang nakal. Juga kepada gun-gam nerapan hukunt pidana me- 593 i bila mereka menyakiti rau wajaran apabila 1 ; Jahan dipandang ada an Karenanya dipandang reve tn kann, . rai tngkat tertentu (waj tentu, apabila melampaui . i ; mi tet tik bi, Suda Seniesa sedan paar sing gurt Easeraeaal sejauh mana batas-batas dari aran ity re apkan pasal 356, pal sj tah disclesaikan secara kasuistis ida, i yan, diuraikan j atas, danas: . Perbuatan dekter wtddayy tence its, Artinya apati ae ga dinilai deri sudet bm! bagi mereka, harus melakukan Pembedahan Untu ketentuan yang berlaku os ‘ niteae SeSatiSat ee fae tery ae alias tidak bertentangan dengan hukum, ee KUHP tidak dikenal adan: ya hak/kewenangan Pengy. terpidana. Hal inj berbeda dengan qj Namur dalam Praktek Peradilan tidak h; Objek tersebut, Demiki i kolam TUS selalu terjadi sakit bagi “h Si B yang dianekeat Oleh A Tatu dicampakkan ke %Ane beri, telah dine ep aeti Penganiayaan (Arrest HR. ‘tanggal 19 Juni 1924 - 11229), kendati sig tidak merasa sakit apalagi bethalangan Untuk Melakukan Pekerjaannya. hats eaiutnye gj Yat (4) ditentukan bahwa dengan Sengaja merusak ke- 4 ‘aN Seseoy 8 dip, ak den, n Penganiay, a mune va itnan Kesehatan Seseorang tidale aaa lawan, i : ial Menempat aN seseorang di suatu temp: embisu — 'Pari Seseoran, 8, Memb, Kan etikan makanan yang sudah ‘Castrolie (bu dalam rangka pengobatan), jadi i di Pasal 351 ,3, kibat yang terjadi seperti discbutkan pada a 1352 fujuan atau kehendak dari subjek, melainkan hal wee 3), bukenlah , Untuk pengertian luka berat, lihat pasal oom 7 a fiat cies gingkan dengan pasal 338, menunjukkan betapa besamya pat (3) diban. iN Unsur ke- sengajaan itu, dilihat dari sudut maksimum ancaman a Pada ayat (5) ditentukan bahwa percobaa; : sal 351 tidak dipidana. Ratio dari fea pees Kelatatan berkecenderungan mengurungkan niatnya karena See enitin de hanya mengacungkan tongkatnya saja, tidak merupakan percobaan va fe pat dipidana, Sekaligus tersirat di dalamnya untuk menghindari ke ah - yang lebih besar, yaitu terhindarnya objek dari penganiayazn, kendati aaa hal ini dapat dirasakan keberbahayaan sikap atau oknum tersebut. Bacalah uraian pada pasal 352 berikut. Selanjutnya perhatikanlah juga pasal-pasal kejahatan tertentu, di mana berakibat adanya orang lain luka/luka berat, bahkan mati, tetapi kehendak pelaku tsb tidak ditujukan untuk menyakiti atau melukai seseorang, melain- ken sebagai akibat dari kehendak untuk yang lain. Periksa pasal-pasal 170, 187, 191, bis dan seterusnya (Vide uraian pada pasal 338). Pasal 352 (1) Kecuali dalam hal yang ditentukan di pasal 353 = 356 oe Penganiayaan yang tidak mengakibatkan sakit atau halangan aia Sinaken kegiatan jabatan atau pekerjaan, Karena penguiayaen eee im dengan pidana penjara maksimum tiga bulan atau dent "tus rupiah (x 15), Ancaman pidana ini dapat ditambah dengan rang melakukan kejahatan itu kepada seseorané yan "8 menjadi bawahannya. Susie sida dipidana- @ Percobaan untuk melalaukan kejahatan ini - ee ce Apbila diperhatikan uraian pada pastl 351+ K0™ET a yig (membus wltva sipetindak menghendaki atau bertujvan WO" yr kodus) OO yo. it) atau melukai (bentuk yang lebih ring" dati a nig a‘ went Henyataanbahwa obok meninl 2 ar des ier lt 23g inl 338 di mana seorang lain ital B dengan aM empurna), Selanjutnya apabila A ™ _ ‘ 505 sepertiganys b we eka padan} ~~ he SN 506, Sal 355 4s Yea Bt tentang «Men, endak supaya B menderita sakit, namun tern, urut hemat pesulis kita belum berbicarg tidak morasa teraniaya atau tidak metas, kendati A berkeh qerita sakit, mem Bey ena si B ee MeTASY salty at ayaa arenerapen pasa ni paing banter dapat didakyakgy 5M ipaksa akukan nganiayoan”. Toryata dalam ayat (5) ditent, Pete a anual relakukn penguniaysan dak dipidana, in bang Jika cara berfikir tsb di atas dapat diterima maka sebenarnys ke pada pasal 352 ini tidak diperlukan Bukankeah (tisalnye) pene Giterimanya itu tidak mengakibatkan dia sakit ? Dpl dia tidax Pad Yang Kalau misalnya si P ditempeleng kepalanya dua atau tiga kali, past Pe . rasakan sakit, kendati mungkin hanya untuk sementara. Untuk ity a Te. perin bezobat, Untuk berapa lama dia merasakan sakit ita tidak dipgoqn Karenanya pisal 351 (1) masih topat untuk diterapkan. Kalau si P ish ming raya meracakan suki, jika ia bukan berbadan badak barangkalj Pulun adalah *pukul-sayang”. Sebagai balan perbandingan untuk pendapat bahwa pasal 352 inj tidak dipertukas. lagi, jalah bahwa di W v § Nederland tidak distur tentang ye nganiayaan-ringan” seperti tsb pasal 352 ini, Perbandingan lainnya ditemy, kan pada pasal 95 Penal Code Malaysia yang berbunyi : Nothing is an offeng by reason that it causes, or that it is intended to cause, or that it is knownto be likely to cause, any harm, if that harm is so slight that, no person of o: dinary sense and temper would complain of such harm”, Pasal 353 (1) | Penganiayaan dengan rencana teriebih dahulu dianesm dps pidana penjara maksimum empat ahun. (2) _Apabila tindakan itu mengakibatkan Iuka berat, maka spent diancam dengan pidana penjara maksimum tujuh tahun. 3) Apabila tindakan itu mengalibatian mati, maka dis dino" dengan pidana penjara maksimum sembilan tahun. Baca uraian pada awal paragrap ini dan uraian pada pasal 351. Mengenai ‘rencana terlebih dahule, bacalah uraian. pada ps os serene tatikanlah bahwa. percobaan untuk. meakeukan hanets neana’” diancam dengan pidana (pasal 353 jo pasal 53), ken Pasal 353,354 fikir-fikir day me- ‘ng sunyi di mana t sakit. Misalnya si A sudah sekian fa " wk mena ja akan memukuli si B di suaty tempat ‘ eo Jewat pada waktu tertentu. Maka pada hari yang sudah di ‘i Be smenghadang Si B. Begitu si B lewat dia mengayunkan ns je ha B tetanidengan ekstan si Bent an een one atan si A yaitu percobaan untuk melakukan “peneaniayaan ben i m dengan pidana, \yaan-beren- pe rea" ane Pasal 354 4 dengan sengaja melukai F ) Barangsiapa yang ‘ \gaja_ melukai berat seseoran; hi penganiayaan berat, diancam dengan pidana penjara malin celapan abun. i (o) Apabila tindakan itu mengakibatkan mati, maka sipetindak oncam dengan pidana penjara maksimum sepuluh tahun. Dengan sengaja melukai berat dihubungkan dengan kualifikasinya yaitu vyarena penganiayaan berat”, berarti tujuan dan kehendak dari sipelaku ada- Jah agar objek itu luka berat. Bukan hanya luka saja. Dan juga harus terjadi juka berat itu barulah dapat disebut terjadi "penganiayaan berat”, Apabila diperbandingkan ketentuan pasal 351 (2) dan 354 (1) yang an- caman pidananya berbanding 5 terhadap 8 pada hal Kenyataan pada si kor- ben/objek adaléh sama yang sama-sama luka berat, tentunya timbul pertanya- an mengenai penyebab atau ukuran yang digunakan. Ternyata perbedaan ter- letak pada unsur kesengajaannya, yaitu bahwa pada pasal 351 (2), luka-berat itu sebenarnya tidak dikehendaki (hanya merupakan akibat raja), sedangkan pada pasal 354 (1) justru luka berat itu yang dikehendaki. Dalam pasal 354 inj jelas terlihat keberbahayaan dari tindakannya (bahkan keberbahayaan dar orangnya) dibandingkan dengan tsb pasal 351. Delam hal yang menjadi kenyataan hanya luka saja, tetapi berbeda ke- hendsknya, maka jika dikehendaki terjadi luka itu diterapkan pasal 351 (1), ‘edangkan jika dikehendaki terjadi luka berat, namun hanya luka saja yang ‘adi, maka diterapkan pasal 354 jo pasal 53, Dhi jperbandingan muaksi- mum ancaman pidananya adalah : 2 tahun 8 bulan terhadap 8 tahun — 1/3 §tahun sama dengan 2 tahun 8 bulan : 5 tahun’ bulan =1 : 2. Dalam penerapan pasal ini, untuk menentukan apakah yang dikehenda- ‘Cu uke berat atau apakah yang terjadi itu adalah Juke-berat, maka pends- 507 508 Pasal 355 leh hakim sebagai pedoman. Jaq; 6.0, at dijadikan oleh hakim sebagai pedoman. Jadi tiga sana pail dokter. Untuk ini perhatikan juga ketent 37 Undang-Undang Pokok Kehakiman No. 14 Tahun 1970, i atas dapat pula diuraikan pasal 35, Dengan cara tersebut di atas pula dius sa matinya ‘Kerban buken yang dikehendaki. Jika itu yang dikchengay yang terjadi adalah pembunuhan (pasal 338). era Pasal 355 tus Me. Man pada Pay 1) Penganiayaan berat dengan rencana terlebih dahuta dig, ngan oe penjara maksimum dua belas tahun, ncam de (2) Apabila tindakan itu mengakibatkan mati, maka sipetindak 4. ancam dengan pidana penjara maksimum lima belas tahun, ak Mengenai penganiayaan, bacalah uraian pada awal paragrap 120 ini dan pada pasal 351. Mengenai penganiayaan berat, bacalah uraian pada pasal 354, Mengenai rencana terlebih dahulu, bacalah uraian pada pasal 349, Pasal 356 Ancaman pidana yang ditentukan di pasal 351, 353, 354 dan 355 de pat ditambah dengan sepertiganya : ke-1, Bagi petindak yang melakukan kejahatan terhadap ibunya, bapakny: menurut perundangan, suami/isterinya atau anaknya; . ke-2, Apabila kejahatan itu dilakukan terhadap seseorang pegawai negeti kt tika atau karena melaksanakan tugasnya yang sah ; ke3, Apabila kejahatan itu dilakukan dengan memberikan bahan yang be" haya bagi jiwa atau kesehatan, : Pasal 357 5 do 3 Pada pemidanaan Karena salah satu kejahatan tersebut p2s!! = 5, pencabutan hak ters ebut pasal 35 no. 1—4 dapat dijatuhkan. iy del Xetentuan pada pasal 356 ini harus dikembalikan kepada deli" & penganiayaan bersahaja (pasal 351), = pengan jayaan bersahaja berencana (pasal 353), srnganiayasn bert (pase 354), tay : penganiayaan ae rasta (pasal 355), ~ van objeknya ditentukan secara khusus dan limitatif yaitu +i se ena perundangan, suami/isterinya Pra ales egawai negeri ketika atau karena melaksanakan tugasnya ar orang POE slik di An tain fina delik-delik di atas dikaitkan dengan sarana tertentu yang diguna- kas. Ratio dari pemberatan maksimum ancaman pidana ini : ik sub ke-] adalah sebagai prevensi khusus yang lebih i i sean di lain fk adalah untuk lebih betjan ise da tae an kekeluargaan. Untuk tersebut sub ke-2 adalah agar lebih terjamin alat-alat negara (ie. pegawai negeri) untuk melaksanakan tugasnya yang sah, di sam- ping agar setiap warga menghormati para pegawai negeri yang menjalankan tu- fos negara, Sedangkan untuk tsb sub Ke-3 ialah Keberbahnyaan dari tindakan itu sendiri, karena kalaupun seseorang selalu was-was terhadap serangan sese- orang, dia akan Iebih sulit menghadapi peracunan melalui makanan/minuman ataupun penyuntikan. Yang dimaksud dengan ibw di sini adalah ibu menurut perundangan unt ataupun ibu yang melahirkan. Yang dimaksud dengan bapak, hanya terbatas pada bapak menurut per- undangan.. Yang dimaksud dengan suamifisterinya ialah suaminya sendiri sebagai objek jika isterinya adalah sipetindak (subjek) atau sebaliknya. Yang dimaksud dengan anaknya ialah jika sipetindak adalah seorang ibu maka anak tsb adalah anaknya menurut perundangan atau yang dilahirkannya, adalah anak da jika sipelaku itu adalah sang bapak, maka anak/objek tsb menurut perundangan. 414 Yang dimaksud dengan pegawai negeri, lihatlah penjelasan pada pasal vega ttinssan yang dimaksud dongan “melakszntkan mugs? 10"8 sah” Penjelasan pada pasal 212 jo 211. Yang dimaksud dengan bahan yang berbahaya bagi jiwa atau Kesehatan 509 121. dung racun maupun bahan,1 adalah bahan-bahan yang mengandung min oatar bata yay 4 dah membusuk. 2 Karena salahnya menyebabkan mati atau luka orang lain. Pasal 359, 3, 60, 361 Kejahatan yang diatur pada pasal 359 adalah merupakan “Kebatians dari pasal 338 ‘dst untuk matinya seseorang lain, sedangkan i ates pada pasa 360 merupakan “kebalikan” langsung dari pasa] asrane tuk /ukanya seseorang, jika ditinjau dari sudut dolus yang berkebalikan de. ngan culpa, Artinya jika pada pasal 338 benar-benar kehendaknya ditujukan untuk mag. nya orang lain itu, maka pada pasal 359 harus masih dapat dirasakan bentuk yang lebih ringan dari kehendak (dolus) itu yang dhi kealpaan (culpa). Deni. kian pula harus diartikan pada pasal 351 dalam perbandingannya dengan pas 360. Dan apabila sama sekali memang tidak terdapat kesalahan (dolus atay culpa), maka berlakulah asas “actus non facit reum nisi mens sit rea”, Hal yang di atas ini tentu berbeda apabila diperbandingkan misalnya: Pasal 191 ter terhadap pasal 191 bis, Pasal 193 terhadap pasal 192, Pasal 195 terhadap pasal 194, Pasal 197 terhadap pasal 196, e. — Pasal 199 terhadap pasal 198, dst, di mana kehendak (kesengajaan) nya itu ditujukan kepada penghancuran ba- ngunan listrik, penghancuran bangunan untuk lalu lintas umum, tindakan yang membahayakan perkeretaapian umum, menghancurkan tanda-tanda ke- amanan pelayaran , menghancurkan suatu perahu (kendaraan air? Teks-aslinya vaartuig), yang dengan demikian bentuk delik-culpanya juga merupakan “ke- hendak”’ yang lebih ringan sifatnya yang disebut kealpaan, Karenanya, apabila terjadi suaty ing mati atau fee sata apakah kenyataan, inset an adany sesort : gut Kesiatan”” untuk mematikan seseoran Jain (pembunuhan) yané vam nape SG 58) tn eg ae 35) yanig bentuk kesalahannya den mela orang lain (penganiay® atau (Pasal 351) atau culpa (pasal 360) ce. Suatu “kégiats sebut di atas Pa). pose oP ; yang bent tS Pada-pasal-pasal 191 bis & ter # ahannya dolus (sengaja) atau culpa @ S10 My —~ - Pasal 359, 360, 361 Pasal 359 (pisbah dengan Undang Undang No, 1 Tehun 1960), japa karena kealpaannya menyebabk; fi porangsiapa k a ; yebabkan matinya ora: it a pidana penjara maksimum lima tahun atau kurungan: peo tghun. Pasal 360 (Diubah dengan Undang-Undang No. 1 Tahun 1960). (1) Barangsiapa karena kealpaannya menyebabkan orang Iuka berat, giancam dengan pidana penjara maksimum lima tahun atau kurungan maksi- mum satu tahun. (2) Barangsiapa karena kealpaannya menyebabkan orang Iuka sedemi- kian rupa sehingga orang itu menjadi sakit sementara atau tidak dapat menja- fankan jabatan atau pencahariannya sementara, diancam dengan pidana penjara maksimum sembilan bulan atau kurungan m: um enam bulan atau denda maksimum tiga ratus rupiah (x 15). Pasal 361 Apabila kejahatan yang dirumuskan di Bab ini dilakukan ketika menja- lankan jabatan atau pencaharian, maka ancaman pidananya dapat ditambah dengan sepertiga, dapat dicabut haknya untuk menjalankan pencaharian da- km mana kejahatan itu dilakukan dan hakim dapat memerintahkan untuk ‘mengumumkan putusannya. Kata-kata karena kealpaannya yang dipergunakan pada pasal 359 dan 360 ini sekaligus berfungsi sebagai unsur kesalahannya yang berbentuk culpa la) dan unsur tindakannya yang dapat terdiri/terjadi dari aneka ragam cara Yagmenyebabkan mati atau luka seseorang. a ts dimaksud dengan kealpaan pada dasamya ialah kekurang hate mens tla, Kekurang waspadaan, kesemberonoan atau keteledoran, ms ta sauraken ingatannya atau kekhilafan atau sekiranya dia hati aes ake , Ub atau ingat, peristiwa itu tidak aken terjadi atau akan dapat oom "anjutnya bacalah uraian mengenai kesalahan di Bab X11 Buku ANPP. Sil Pasal 359,36 0,36, tau Luka, sa. rang i k yan i i 18 Sedan ape dari suatu tingkat bangunan dan menimpa seseorang yang ber, 8 pawahnya, tertembaknya teman sesama pemburu yang dikira Vabthutan 7 tendangnya/terterjangnya seorang anak oleh seekor kuda Yang sedang dye tertabraknya seseorang dengan kendaraan bermotor di mana Pengemy, ding, kurang waspada atau tertabraknya kendaraan lain yang mengakibatkan get orang luka / mati di kendaraan yang sedang bertabrakan itu, db. Selanutny, bacalah uraian di awal paragrap ini mengenai hubungannya dengan asal 333 dst atau pasal-pasal 191 bis, dsb. i dapat menyebabkan mati sur atau cara tindakan yang dap Mati aj a dapat disebut antara lain : terjatuhnya sebatang bal Dengan Undang-Undang No. 1 Tahun 1960, maksimum ancaman piday pada pasal 359 dan 360 (1) adalah “sama juga dos” (persis sama), pada ha tingkatan akibatnya tidak sama. Semula pasal 359 diancam dengan pidana penjara maksimum satu tahun atau kurungan maksimum sembilan bulan, se- dangkan pasal 360 tanpa ayat, semula diancam dengan pidana penjara maksi- mum sembilan bulan atau kurungan maksimum enam bulan. Alasannya yang terutama untuk meningkatkan maksimum ancaman pidana itu adalah karena keteledoran para pengemudi kendaraan bersnotor sudah terlalu sering terjadi, dan untuk mengatasi secara prevensi umum diperlukan ancaman pidana yang cukup berat. Sedangkan alasan men; apa ancaman pid jennie sal 360 (1) pa ancaman pidana untuk pasal 359 sama dengan pt tigas ee al memberi kesempatan pada hakim agar mempertim- Misalnya, ‘eetitg sae ae yang lebih tepat. 1 orang pejalan aid dite yang karena kelalaiannya telah menabrak sest- mengindahkan -rilai jiwa pia dengan seorang pengemudi bis yang kurang Mengakibatkan para penum, Samanya telah ngebut dan masuk jurang yang tingan,sedangkan yang mata Sebagian besar luka-berat dan sebagian luk tiie Yang dihadapi memungki etulan tidak ada. Dhi sesuai dengan kasus dan berat Kepada supir bis tsb, Hakim menjatuhkan pidana yang jauh ke dans Pat Undang-Undan, tentean rat 29 360 (das un 1960 itu hanya merubah ancamat buah truk-ngebut ree alulintasan Gi jag = 225an seperti tersebut di ata yoboh den menimpa season: tiang tanda = dapat dipertanyakan apabila * SH atau pasal 193 kez gi ne, hinges my. TaN lalu Lintas Jalu tiang itt 2 di tal i Mati _ hun empat bulan pidana Penjan Maksimum “P2kah pasal 359 yang diteraP” 8 atau sate ahetman pidananya hanya Sat " Pidana ky rungan?. eile er = ; Pasal 359, 360 . . » 360, 3 oat dati sudut unsur yang dipenuhi maka pasal 193 ke. i " oi , namun dilihat dari sudut kesadaran hukum maya tepat ate rersirat pada Wo ner No. 1 Tahun 1960, maka pasal 359 a yiN opat diterapkan. Jika yang terakhir ini yang diterapkan, maka dane prttP xemungkinan untuk menerapkan pasal 359 (atau 360) kendat ca ir it oa dicocoki adalah pasal-pasal 191 bis, 195, 197, 199,201 203, dls. ns Y Mengenai kebolchan penjatuhan pidana tambahan ditentukan pada | 361. Untuk ini Jihat juga uraian-uraian mengenai Pid a ub XLVI Buku AHPP, genai Pidana tambahan Dalam rangka penerapan pasal 359 dan/atau pasal 360 sehubungan de- gan “kecelakaan lalu Jintas di jalan” terutama dalam hal yang menyangkut abjek penderitanya lebih dari satu orang, di mana satu orang hanya mendapat Iuka berat atau Iuka saja sedangkan yang lainnya mati, dapat dipermasalahkan apekah cukup salah satu pasal yang terberat saja yang diterapkan atau kedua- nya pasal 359 dan 360 ayat 1 (dan/atau ayat 2) yang diterapkan secara ber- barengan (concursus). Jika satu kecelakaan lalu lintas terjadi, di mana berakibat satu atau be- berapa orang mati dan satu atau beberapa orang luka berat, dilihat dari sudut akibat yang terjadi, dengan spontan dapat dikatakan bahwa penerapan pasal 359 dan pasal 360 (1) sudah tepat. Karena bagi yang mengakibatkan matinya orang tsb telah memenuhi perumusan pasal 359 dan bagi yang berakibat luka berat orang lainnya itu memenuhi perumusan pasal 360 (1). Namun karena yang menjadi ukuran untuk menerapkan satu atau lebih ‘etentuan pidana (aturan pidana) adalah swat tindakan (perbuatan) sebagai- — ditentukan di pasal 63 (1), maka dengan tegas dapat dijawab bahwa ha- eee 359 saja yang diterapkan. Bandingkanlah dengan ketentuan pada ti i dan 66 di mana yang mengakibatkan kejadian itu beberapa finda i ia bahwa untuk tindakan yang menyebabkan luka-berat focnneet agit, sudah tercakup pada tindakan yang menyebabkan matinya a sjebatye, DPE maksimum ancaman pidana bagi suatu kejahatan alpa oe babkan hi hilangnya nyawa satw orang dibandingkan dengan yang ee Yang mn, ‘angnya nyawa dua orang atau lebih, ataupun Seas "pa g re babkan hilangnya nyawasatu orangserta luke-berainya ia beg pag *4alah sama, Tetapi dalam penuntutan atau penjatuiilt fi tah, “nya harus selalu dipertimbangkan dan diperhitungkan ju 513 122. N Pay % didukung oleh rumusan pasal 359 ‘ atau 3 iri but . tient seca tegas jumlah korban. Pertimbangan, Serta ben Many tidak dite pembuiat undangundang menyerahkanny. st rat/lamanya pidana, Bray, tek hukum, disimpulkan jika terjadi satu kejahatan, ingkat dapat di 3 Tealpa (j. Scoart Santas) di mana Satu/beberapa orang mati serte satus eee al atau luka saja, maka cukup hanya pasal 359 orang Juka ben Tay ; J° Pasal 63 (1, didakwakan dan menjadi dasar pemidanaan, Jumlah k 3 (1) yang * " Orban, didi, timbangan untuk memberatkan penjatuhan pidana yang berkisay petti i antara 5 dana minimum dan pidana maksimum yang diancamkan, api. Penyertaan pada penyerangan atau penyertaan pada perkelahi . Poa a Pasal 358 Barangsiapa yang dengan sengaja turut serta dalam Penyerangan ata, perkelahian yang dilakukan oleh beberapa orang, selain Pertanggungavabay masing-masing untuk tindakan khusus yang dilakukan, diancam : ke-1, Dengan pidana penjara maksimum dua tahun del; rangan atau perkelahian itu mengakibatkan Iuka ke-2, Dengan pidana penjara maksimum empat tahun, perkelahian itu mengakibatkan matinya seseora: Dengan penemp: yang berjudul Penganiayaan, lapan bulan, jika penye berat, | jika penyerangan ats ng. dipertenggungiavabkan pidana, aka tetapi bukan terhadap pasal ini, mit tethadap pasal 310 atau pasal 315 yang lebih tepat. Untuk dapat Memidana aha pe Pelaku (pelaku) dari kejahatan ini, eer matings seen erangan/perkelahian itu harus mengakibatkan luka-bert! . ain dati unsuean ee Ut tergabung dalam perkelahian tsb. Karem aa —WTK yang harus dibuktikan, juga harus ti Adanya orang yh SKBT: init rang luka/mati Sebagai akibatnya, yang jika tidak maka past! ‘ dapat diterapkan 8 Ick dari pasal ini ex jy: jrat *ata beberapa o,, ae wh Sedikitnya harus ada tiga orang yang te! % ale ‘ang (onder scheiden Personen zijn gewikkeld). Karena” a orang itu ditafsirkan hanya dua ora ‘i ; Wa ada satu Orang sa, maka fka sah sees yang bear hak yang lain itulah yang melakukannya, Unto sire vost buna penganiayaan, atau duel, dis yang lebih tepat diterapkan ns : justi menentukan bahwa setiap Peserta atau yang tergabung dalam. posit qu adalah subjek yang dipertangsungiawabkan pidana, pete ek dari pasal ini bukan hanya yang sejak awal sudah turutserta dae otis /perkelahian, tetapi juga setiap orang yang kemudian tumat we san jon penyeran Bt kan kepada salah satu fihak yang berkelahi. gota ene bongkan ; s pase ini sering diterapkan justru karena kesukaran menentukan kepada eat fihak yang mana unsur kesengajaan itu berada, terutama dalam hal si ead perkelahian. Perbedaan antara Penyerangan (aanval) dan perkelahian (vechter) jalah bahwa pada perkelahian, kehendak (dolus) untuk berkelahi WW ipandang ada pada kedua belah fihak termasuk kepada yang menggabung (tut serta) kemudian, sedangkan pada penyerangan kehendak itu berada peda fihak yang menyerang yang kemudian biasanya fihak yang diserang akan testa mempertahankan diri. Namun jika setelah sekian saat, dapat juga terjadi berbalik keadaan, di mana tadinya ia sebagai fihak yang mempertahan- ken diri menjadi fihak yang menyerang dan terjadilah perkelahian yang lebih seu dan sudah sukar untuk menentukan di fihak mana sekarang kehendak itu berada, Dalam hal ini pada kedua belah fihak dipandang ada kehendak itu. Perlu diperhatikan bahwa dalam penerapan pasal ini kehendak orang- orang tersebut yang harus dibuktikan adalah kehendak untuk bergabung (tu- ‘ut serta dalam arti yang luas, bukan hanya seperti yang dimaksud pada pasal 55 dst) dalam penyerangan/perkelahian itu. Apa motifnya untuk bergabung Cina tersendiri, dalam arti jika penggabungannya itu sambil melakukan ‘indak pidana lainnya, misalnya : merampas perhiasan/barang fihak lawannya, 8b, maka tindak pi ae . ae me. laa ‘u, lak pidana tsb menjadi tanggung jawab tersendiri dari yang aka beberal oa pe aon fihak han ot bahia fil Mengenai bmh dari tindakan ini baca uraian bmh yang material yang ‘aut di Buku AHPP No, 89, Tindakan yang dilarang adalah untuk melakukan penyerangan atau per- Kelahia faa? amun dikaitkan dengan syarat-pemidanaan untuk dapat menerap- Pug yt: Ini erent jika yang dipersyaratkan itu tidak dipenul, mak Mengongj “M 4epat diterapkan atau dpl tidak ada pemidanaan. Perbedaan penyerangan (aanval) dan perkelahian Kita (vechterij), 515 516 Ray jan di ates. _ N asy erevaratken ity dalah : Yang dipersyara! tam perkelahian ity saja adj Akibat dari penyerangan atau p * $5 orang vy atm Lo . ia oral penyerangan atau perkelahian itu saja ada ese Akibal toca wrt ke-l, ‘ang Yang mati. + 7 yang tersirat di sini yang pertama ialah jika hanya hata gy vevfegad pul ini tidak dlterapkan kepada setnncr a ea a) saja yan " Nh peserta as Pete, Jahian, melainkan cukup pada seseorang atau fihak yang mengakbaipe is tersebut dan pasal yang diterapkan bukan pasa ini melainkan Pasal bin nye yang unsuransumnya dipenuhi misalnya pasal 351, 179 atau 439 & aaa Yang kedua, sebagai konsekuensi atau logika dari Penempatan asal 353 di bawah BAB PENGANIAYAAN maka siteraniaya (yang fuk ee Cd berat ity) tidak dipidana, kendati semula ia turut serta dalam perkelahian itu, Yang ketiga ialah bahwa semua peserta perkelahian j jawabkan pidana dengan tidak mempersoalkan di fihak m: Sudah barang tentu tinggi/rendahnya pidana yang dijatu pada peranan masing-masing serta pertimbangan Selanjutnya perlu diteliti, jika benar-benar jadi oleh suatu fihak sedang fihak lainnya dapat di! pertahanan diri, maka pasal ini hanya diterapk: jika syarat-syarat ke-1 atau ke-2 tsb dipenuhi, dapat berlindung pada pasal 49, Kepada mereka yang secara tersendiri melakukan tindak pidana hin seperti telah disinggung di atas, misalnya : sambil melakukan perampasan) Pencurian, pembakaran, Penghinaan, dls maka kepada mereka didakwakan Pesd-pasal tindak pidana tsb di samping kejahatan pasal 358 ini, en mengingat sering terjadinya perkelahian antar remaja (ami lah), anlar penonton (dilandasi olch fanatisme keolahragsin) 3 Ex ane (kelompok pemuda) akhirakhir ini den mengingat pula aneke 3 bangs, ancka kelompok daerah, aneka agama/keyakinan, aneka ideoled! Parlal serta aneka ; inact Kepentingan golongan yang menghuni bumi persed es one unekin Wea Menjadi penyebab dari suatu perkelahian tanps Las pidinanys yoo Pomerintah maka kiranya perlu ditingkatkan anc hian ity am Fara pemimpin, penganjur atau penghasut anon Palanan wean a lima tahun agar kepada merekeinidapat ie " ya dalam pasal 21 ayat (4) KUH: itu dipertangainy. ana dia berkelahi, kan tergantung ke, dan keyakinan hakin, Penyerangan saja yang te, ibuktikan hanya melakukin ‘an kepada fihak penyerang sedang fihak yang bertahan mi atan Setidak-tidakn Pasal 358 jug bahwa penahanan terhadap "gembong'sembong” tersebut dapat pha Be satu dan lain hal untuk mencegah penahandn a yang dil opt yang tidak berdasarkan perundangan, 6 dilakukan ae Kendati untuk pasal ini tidak ditentukan secara melakukan kejahatan ini tidak dipidana, wnt tidak dapat dibayangkan terjadi_percob: ae asa) 358 ini karena adanya syarat pemi on dapat dibayangkan, Karena jika hanya ei i tidak dapat diterapkan, i, etka orang Pal 30422309, tegas bahwa percobaan, Seperti halnya pada 351, jaan yang dapat dipidana idanaan tersebut. Hal ini lebih luka (biasa) saja yang terjadi Kejahatan "menelantarkan orang” diatur pada BAB XV BUKU I de- an judul MENINGGALKAN SESEORANG YANG MEMBUTUHKAN pERTOLONGAN. Berarti ia ditempatkan setelah BAB tentang KESUSILAAN dalam atti vas (Kejahatan seksualitas dan kepatutan dalam masyarakat), Apabila menelantarkan. seseorang ini dilihat dari sudut cara Pembunuhan, car penganiayaan atau yang menyebabkan mati/lukanya seseorang, maka tentunya ia lebih tepat ditempatkan setelah BAB XIX KEJAHATAN TER- HADAP NYAWA ORANG, BAB XX PENGANIAYAAN atau BAB XXI KEALPAAN YANG MENYEBABKAN MATINYA SESEORANG, Rupanya pembuat_undang-undang lebih cenderung menempatkannya setelah KEJA- HATAN TERHADAP KEPATUTAN DALAM MASYARAKAT, kendati dlihat adanya kemungkinan luka berat atau matinya seseorang yang ‘dite. lantarkan itu, Sudah barang tentu juga bahwa dengan penempatan ini, tidak menutup kemungkinan penerapan salah satu pasal dari BAB XIX, XX atau XXI BUKU II tsb di atas, apabila unsur kesalahan (dolus/culpa)-nya-seperti dimaksud pada BAB-BAB tsb. Tidak semua perbuatan menelantarkan orang diangkat menjadi sua- lw kejchatan, Yang diangkat itu hanyalah jika seseorang (subjek) yang menu- ‘uthukum yang berlaku baginya atau suatu perjanjian wajib memelihara se- Seorang, tidak menjalankan kewajiban itu dan menempatkan seseorang terse- but dalam bahaya, Sngkatnya, ia wajib memelihara seseorang, tetapi tidak dijalankan kewajiban Hy babken menempatkannya dalam keadzan yang berbehaya. Perbuatan me- hess ‘an seseorang yang tidak diangkat menjadi kejahatan a. ialah apabi- “Sestorang tidak menolong seseorang yang telantar kendati ia wajib menya- YS sesama manusia sesuai dengan keyakinan/agamanya. Perbuatan ter- 517 Pas 304 ak di luar bidang hukum pidana, Dpl pelangearan iy m. masyarakat” hanya pada tingkat tertentu saja tipay, njadi suatu tindak pidana. cela seperti ini terleti dap "kepatutan dala! dang peru diangkat mes Pasal 304 i dengan sengaja membuat atau membiarkan seseoran ee cao padabal berdasarkan hukum yang Dberlaku bagin ” atau berdasarkan persetujuan dia wajib memberi kehidupan, merawat atan memelihara seseorang itu, diancam dengan pidana penjara maksimum dua ti. hun delapan bulan atau denda maksimum tiga ratus rupiah (x 15), Subjeknya adalah barangsiapa. Namun subjek ini sangat terbatas, yaitu hanya yang wajib memberi kehidupan, merawat dan memelihara seseorang berdasarkan hukum yang berlaku baginya atau berdasarkan suatu persetuju- an/perjanjian. Penggunaan rumusan berdasarkan hukum yang berlaku bagi- nya untuk Indonesia adalah sangat tepat, karena pada dasarnya orang Indo- nesia masih menjunjung tinggi hukum adat. Juga karena dalam penerapan hu- kum pidana, kita menganut bmh yang material. Di negeri Belanda, justru yang dirumuskan adalah ”*berdasarkan undang-undang”, yang berarti lebih sempit. Karenanya untuk penerapan pasal ini, harus selalu diperhatikan hukum apa/ mana yang berlaku pada subjek tersebut dan bagaimana kesadaran hukum ma- syarakat hukum tsb pada umumnya. Selanjutnya bagaimana dalam hukum tersebut diatur tentang, kewajiban subjek untuk memelihara seseorang. Seca- ta umum berdasarkan hukum-hukum adat yang berlaku di Indonesia setiap orang tua wajib memelihara anak-anaknya sebelum nikah atau dinikahkan atau sebelum dipisahkan, sepanjang/sejauh kemampuannya. Demikian juga Seseorang (orang tua/bujangan) wajib memelihara orang tuanya yang sudah jompo dalam jangkauan kemampuannya, Di luar anak atau orang tua tsb ada Wee kewajiban seseorang untuk memelihara seseorang tertentu dalam hu- tngan Kekeluargaan yang biasanya masih dekat, Sudah barang tentu selain dari pada kewajiban yang berdasarkan hukum ts kewajiban yang berdasarkan perundan; KUH Perdata pasal 104, 298, 321 win secara hukum perdata, _ Kewajiban subjek untuk memeélihara sese al. idlah Seseorang anak yang dipelihara suatu Suatu yayasan lainnya, Demikian juga'suatu | Orang berdasarkan persetujuan yayasan anak yatim piatu, ata ombaga yang bertugas mendidik 518, ae — f Pasal 304, 305 juga yang mengasr; ‘k termasuk juga yang mengasramakan anak-anak sekolah di bawah nls kesengajaan di sini, sesuai dengan penem , aku unsurunsur yang berada di belakargny ewe vst vada tindakannya itu. Juga harus menyadar} bahwa ada alin ia ha- 18 a ba atau ada suatu persctujuan yang telah dibuatnya yan, yan, perlskt © a memelihara seseorang tsb. Lihatlah uraian dj atas rien gona hee i a bersangkutan. Unsur bmh dari tindakannya ialah bahwa tindakannya itu tidak sesuai jog mukum yang berlaku baginya atau persetujuan yang dibuatnya, Unsur tindakannya ialah : », Membuat seseorang dalam keadaan sengsara, atau 5, Membiarkan seseorang tsb dalam keadaan sengsara. Yong dimaksud dengan seseorang di sini, terbatas pada hanya seseorang yang ja wajib pelihara berdasarkan hukum yang berlaku baginya atau berdasarkan suatu persetujuan. Yang dimaksud dengan membuat dalam keadaan sengsara jalah tadinya belum sengsara, lalu dibuat menjadi sengsara, Misalnya, orang tuanya yang ada di rumahnya sudah tidak bisa apa-apa lagi, lalu ditinggalkan begitu saja tanpa dititipkan kepada seseorang atau tetangeanya sehingga ke- Japaran untuk beberapa hari. Dan yang dimaksud. dengan membiarkan dalam keadaan sengsara ialah, seseorang itu dilihatnya dalam keadaan sengsara, misalnya sakit di rumahnya lalu dibiarkan saja begitu tanpa ada usaha untuk mengobati dsb. Yang menjadi masalah pokok disiniialah apakah yang dimak- sud dengan dalam keadaan sengsara, Pada dasamya yang dimaksudkan adalah jauh di bawah keadaan yang biasanya sesuai kemampuan sipemelihara . Jadi ukuran kemampuan sipemelihara harus selalu diperhitungkan. Jika seorang tua yang setiap malam kedinginan karena ‘ak ada selimut, jika memang itulah kemampyan anaknya, tidak termasuk da- lam keadaan sengsara yang dimaksud dalam pasal ini. Karenanya dalam rang- '2 penerapan pasal ini aktivitas hakim untuk menilainya secara perkasus Sangat didambakan. Pasal 305 Sd an namin sak et an dw er . meninggatkan anak itu dengan tahun iri aan i idana penjara maksimum lima ena 40 Padanya, diancam dengan pidana pe 519 $20 Pasal 395 barangsiapa. Berbeda dengan yang ditentuka, 306 subjek adalah art yc seketat itu dibatasi. Dip siapa SP pag 4 tindakan = membuang anak untuk diamtil orang dapay baginya memelihara anak tsb seperti dimaksu, at qt tindakan sveninggalkan anck I dengan maksug > ij dari padanya” berarti telah ada hubungan anta; Untuk, . ietaey Kendati tidak dikat oleh suaty akg. sebelumnya. Misalnya subjek membawa seorang anak gj a : amor 7 tahun jalanjalan Jalu meninggalkan anak itu untuk melepaskan dari padanya- ‘Atau subjek menemukan seorang anak di bawah umur 7 t lini di jalanan, Lalu mengajaknya, namun kemudian ditinggalkan untuk mele. paskan diri dasi padanya- Unsur kesengajaannya di sini hanyalah meliputi tindakannya yaity . membuang anak untuk diambil orang atau meninggalkan anak dengan mak, sud untuk melepaskan dir, Apakah anak itu berusia di bawah 7 tahun, tidak harus diketahuinya. Dalam hal ini yang penting ialah bahwa sesuai dengan kenyataan anak itu belum berusia 7 tahun. Unsur bmh, lihat ajaran bmh yang material yang dianut dalam penerap- anhukum pidana. Unsur tindakannya yang pertama ialah membuang seorang anak yang di bawah usia 7 tahun, untuk ditemui dan diambil oleh orang (te. vondeling legen). Apabila pelakunya adalah ibunya sendiri atau bapaknya maka an- caman pidananya diperberat (pasal 307). Tindakan yang kedua ialah meninggalkan seorang anak dengan maksud untuk melepaskan diri dari anak tsb. Lihatlah uraian di atas mengenai hubungan an- tara anak tsb dengan subjek. Jika subjek adalah orangtuanya sendisi, maka d- perberat ancaman pidananya (pasal 307). setujuan Pasal 306 (1) Apabila salah satu tindakan tersebut pasal 304 dan 305 men batkan fuka berat, maka sipetindak diancam dengan pidana pens? mum tujuh tahun enam bulan, 2) Apabila tindakan tersebut mengakibatkan mati, ngan pidana penjara maksimum sembilan tahun. dia dano™ de ae 7 Pasal 306, 307, 308. a ayat ini didahului dengan Fumusan apabila, Ini bukanlah Menun- Dui jari syarat pemidanaan, melainkan syarat pemberatan ancaman pi- a dimaksud dengan syarat pemidanaan ialah, Jika syarat itu tidak ait maka pemidanaan tidak ada menurut pasal itu, Bandingkanlah de- isl 187, 191, dsb. age Yang dimaksud dengan luka berat, lihat uraian pada pasal 90, Perha- oq pula bahwa Iuka berat atau mati itu bukan tujuan atau kehendak dari ie Bahkan juga tidak merupakan kealpaan baginya. Bacalah uraian ae al paragrap 123 ini. Pasal 307 Apabila sipetindak pada kejahatan tersebut pasal 305 adalah bapaknya atau ibunya, maka baginya ancaman pidana yang ditentukan pada pasal 305 dan 306 ditambah dengan sepertiganya. Yang dimaksud dengan bapak atau ibunya di sini harus disesuaikan dengan hukum adat yang berlaku. Bapak-tiri atau ibu tiri yang mengganti- kan bapak atau ibunya yang sudah tidak ada, wajib memelihara anak-anak yang ditinggalkan terutama yang berusia di bawah tujuh tahun tersebut. Pasal 308 _ Apabila seorang ibu karena pengaruh ketakutan akan ketahuan bahwa 4 mebhirkan anak, tidak lama sesudah kelahiran ita membuang anak ity tntuk diambil orang, atau meninggalkannya dengan maksud untuk melepas- ten dit dari padanya, maka maksimum ancaman pidana yang ditentukan Peda pasal 305 dan 306 dikurangi dengan setengahnva. Seperti juga diuraikan pada awal paragrap 118 dan uraian pada pasal Bt st 343 bahwa ~pengaruh etalarted ne ketahuan bahwa ia melahir- mae " diterima sebagai hal meringankan ketentuan ancaman pidana. Wraian-uraian tsb. Sudah eda keh fepian barang tentu dalam penerapan pasal ini, bahwa sang ibu itu ak untuk membunuh anak itu. Jika ada, maka pasal 341 yang 521 24. S22 kepada pasal V Undang. Pasal agg Pasal 309 kejahatan tersebut F ; karena salah satu an pasal 3 Pada em acu pasal 35 no. 4 dapat dijatuhkan, 04 308, pen Duel. Pasal 182.84 186. i is kelahian satu law: erkelahian tanding atau perk I an satu Seba, . etal sant ai Eropa sering terjadi, di dalam Kehidupan bangs, o poeti jaman dahulu kala memang tidak pernah terjadi. Namun seek Indon' Barat menjajah Indonesia maka di Indonesia pun dikenal adanya due orang terutama di lingkungan militer. Permainan angpar ekalipun: sangat terbatas, n age suatu usaha bela-diri, Jatihan menembak adalah merupakan kegiatan militer, yang karenanya dalam hal terjadi pertikaian dapat terjadi ’duel” de. ngan menggunakan pedang ataupun dengan pistol. Kemudian permainan ang. gar dan latihan menembak bukan monopoli-militer lagi. Di lingkungan masys. rakat kota terutama, dijadikan sebagai cabang olah raga. Karenanya tidak aneh apabila di pasal 101 KUHPM, perbuatan menentang seorang atasan untuk duel dijadikan sebagai suatu kejahatan. Memperhatiken perkembangan “bela-diri” dewasa ini yang tidak hanya permainan anggar, seperti pencak silat dengan/tanpa pisau, tinju, gulat, kare te, judo, kungfu dengan/tanpa doubble stick dis, kiranya mudah difehami jika "beladiri” ini dapat dijadikan sebagai suatu cara penyelesaian pertikai- an terutama bagi mereka yang masih berdarah muda. Sudah barang tentu hal ini bukan suatu penyelesaian yang baik. Selain dari pada itu semakin pesatnya perkembangan turis dewas? ini, tas merupekan suatu sumber pemasukan uang untuk negara, mele tdkih dpa dcegah apabia ada orang Barat bertikal di Indones ye dian dengan cara sendiri (eigenrichting) menyelesaikan pertikelan ts seperti di negeri mereka, (ig ing) menyele: pt Toe karena itu, berbeda dengan pendapat bahwa : "past! 18 7 18 ing tidak perlu *(KUHP. terjemahan Prof. Moeliatno), vane aia Undang No. 1 Tahun 1946, penulis masih mena mn yang juga mendasari pasal V Undang-Undat Ketentuan pasal V tsb yang digunakan adalal my yang __ cobahagian tidak dapet © nya sebagai dibutuhk: Tahun-1946 tsb, Dan Faturan hukum pida inkan unt disiplin) an roth atasan akan hancur, terlebih-lebih jika a Aine menerima tantangan itu. jika untuk menantang saja sudah haus dilarang, maka untuk duel itu sendiri tentunya hamus dilarang secara hukum pidana. Bahwa apabila ada orang asing melakukan duel di Indonesia, maka adalah lebih tepat diterapkan pasal duel ini, karena sifatnya yang Jebih ringan dibandingkan dengan pembunuhan atau Penganiayaan, Bahwa perkembangan olah - raga dewasa ini seperti telah diutarakan di atas, bukanlah suatu hal yang mustahil dijadikan sebagai cara’‘un- tuk "menyesaikan’”’ suatu pertikaian. Dalam “peneranan pasl-nasal duel. sebagaimana diartikan semula, maka aipanaang Sebagai Suatu duel jika : = Kedua belah fihak telah mengadakan pengaturan pertarungan sebe- lumnva di mana tiap-tiap fihak harus mematuhi syaratsyarat yang telah ditentukan : : - Kera belah fihak. dalam pelaksanaan duel itu masing-masing mengha- dirkan saksi-saksinya ; ~ Kedua elah fihak harus temyata menghindarkan diri dari suatu tipu- dava. Pelngearan tethadap salah satu persyaratan tersebut di atas, mengakibatkan Peubahan sifat dari tindakan itu menjadi penganiayaan atau pembunuhan. Untuk penerapan pasal-pasal duel ini juga tidaklah harus hanya terba- ie esnaan pistol saja, melainkan juga tanpa "sarung-tangan” seperti Alsinggung di atas. peng ean didana untuk peduet adalah lebih ringan dibandingkan untuk tkmeY® atau vembunnh. Hal ini mudah difahams Karena Kehendak un- doa qen’¥8/membunuh itu ada pada kedua belah fihak, yang eee Penda,yndane saling mengurangkan pidana. Bukan saling meniadakan "Yang dengan demikian mengarah menjadi tinda kesalahan. tas tela} 523

You might also like