Professional Documents
Culture Documents
Materi Ajar
Materi Ajar
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Visi masa depan organisasi Kementerian Agama yaitu menjadikan
Manusia yang Taat Beragama, Rukun, Cerdas, Mandiri Dan Sejahtera Lahir Batin
sehingga dapat mewujudkan tujuan dari Kementerian Agama itu sendiri yaitu
Terwujudnya Masyarakat Indonesia Yang Taat Beragama, Maju, Sejahtera Dan
Cerdas Serta Saling Menghormati Antar Pemeluk Agama Dalam Kehidupan
Bermasyarakat, Berbangsa Dan Bernegara Dalam Wadah Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
Apa yang muncul dalam benak ketika berbicara soal Pemimpin ?
Pemimpin adalah ketika kedudukan kita berada pada level teratas (Ketua Umum,
Manager, Direktur ??) jawabannya adalah tidak demikian. Menjadi seorang
Pemimpin adalah ketika kita mampu memipin diri kita sendiri (Mulai dari diri
sendiri) berkaitan dengan berbagai potensi yang ada dalam diri individu untuk
membuat mempengaruhi lingkungan sekitarnya. Contohnya salah satu sifat
Pemimpin adalah Kejujuran. Itu merupakan potensi yang sangat baik dalam diri
sesorang. Jika kita ingin Orang lain atau organisasi tahu dan percaya kita adalah
seorang yang jujur maka kita harus percaya diri juga untuk menunjukan bahwa
kita adalah orang yang jujur dalam melakukan tugas dan tanggung jawab. Dari
diri kita orang lain dapat belajar (proses mempengaruhi atau menjadi cermin bagi
orang lain) untuk menjadi pribadi yang jujur.
Lalu siapakah pemimpin itu? Pemimpin menurut Henry Pratt Faiechild
dalam Kartini Kartono (1994:33) adalah ialah seorang yang dengan jalan
memprakarsai tingkah laku sosial dengan mengatur, mengarahkan, mengorganisir
atau mengontrol usaha/upaya orang lain atau melalui prestise, kekuasaan dan
posisi. Dalam pengertian yang terbatas, pemimpin ialah seorang yang
membimbing, memimpin dengan bantuan kualitas-kualitas persuasifnya dan
akseptansi/ penerimaan secara sukarela oleh para pengikutnya. Pemimpin
pertama-tama harus seorang yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan
segala yang terbaik dalam diri para bawahannya.
Bagaimana dengan kepemimpinan ? Kepemimpinan adalah kemampuan
mempengaruhi orang lain, diperlukan untuk menggerakkan potensi dalam
mencapai tujuan, berawal dari visi masa depan organisasi yang dinyatakan dengan
jelas denganposisi pemimpin itu adalah inti dari manajemen. Kepemimpinan yang
diharapkan adalah adanya keseimbangan antara tugas dan orientasi pada perhatian
terhadap staf, sebab sehebatapapun pimpinan harus didukung oleh staf yang
kapabel yang digerakkan untuk mencapai kesuksesan team dengan memberikan
kepercayaan penuh menggunakan metode pengawasan yang efektif, luwes dan
manusiawi, hal ini sangat penting untuk mentransformasikan perubahan dalam
situasi kompleksitas permasalahanyang rumit dan jelimet di era globalisasi ini.
Tantangan dalam sebuah kepemimpinan adalah bagaimana menyadap
kemampuan yang ada, baik dalam level kelompok maupun pribadi. Seorang
pemimpin merupakan perantara, seorang pemimpin tidaklah cukup hanya
mengilhami para karyawannya saja namun juga harus mengilhami para para
pelanggannya. Selanjutnya apapun akan dapat diwujudkan. Memahami kondisi
kehidupan organisasi sebagaimana diuraikan di atas, maka tidaklah berlebihan
apabila dikatakan bahwa pada hakikatnya kehidupan organisasi penuh dinamik,
ragam tantangan, kondusip tetapi juga mengandung cekaman –stress. Oleh karena
itu, kita perlu mengenal potensi kita, agar kita dapat mengatasi problem yang ada.
Dengan demikian jelaslah bahwa pemimpin dilingkungan Kementerian Agama itu
secara person harus mampu mengatur, membimbing, menggerakkan inspirasi,
memandu terhadap orang lain, mau memobilisasi orang lain atau pengikut dan
berorientasi pada tujuan. Serta mampu memahami hal-hal dasar seputar stress
sehingga dapat mengenali, mencegah dan menangani stress di dirinya.
B. DESKRIPSI SINGKAT
Modul Mata Diklat “Pengembangan Potensi Diri” bagi Kepala Kantor
Kementerian Agama ini merupakan pengembangan dan aplikatif modul pada
kediklatan kepemimpinan tingkat III dan IV. membahas hal-hal yang terkait
dengan Kompetensi Kepala Kantor Kementerian Agama berupa Konsep Dasar
Pengembangan Kepala Kantor Kementerian Agama yang terdiri dari Pengertian
Potensi Diri, Jenis-jenis Potensi Diri dan Manfaat Pengembangan Potensi Diri
C. TUJUAN
1. Kompetensi Dasar
Setelah proses pembelajaran maka peserta diharapkan mampu menjelaskan
Konsep Dasar Pengembangan Kepala Kantor Kementerian Agama.
2. Indikator
a. Menjelaskan Pengertian potensi diri
b. Menyebutkan jenis-jenis potensi diri
c. Menjelaskan manfaat pengembangan potensi diri Kantor Kementerian
Agama
D. MATERI
Mengacu pada tujuan diatas, materi Mata Diklat Pengembangan Potensi Diri yaitu
:
a. Menjelaskan Pengertian potensi diri
b. Menyebutkan jenis-jenis potensi diri
c. Menjelaskan manfaat pengembangan potensi diri Kantor Kementerian
Agama
BAB II
POTENSI DIRI
INDIKATOR KEBERHASILAN
Setelah mempelajari kegiatan belajar ini peserta diharapkan dapat :
1. Menjelaskan Pengertian potensi diri
2. Menyebutkan jenis-jenis potensi diri
3. Menjelaskan manfaat pengembangan potensi diri Kantor Kementerian
Agama
A. POTENSI DIRI
Pengenalan terhadap diri sendiri merupakan prioritas utama seorang pimpinan.
Hal ini sesuai dengan kata bijak : Kenalilah dirimu sendiri sebelum mengenal
orang lain.
Pernyataan :
Dedi berpotensi menjadi Pejabat Eselon 2. Rani berpotensi menjadi Pejabat
Eselon 3
Wahyu berpotensi menjadi Pejabat Eselon 4.
Apa arti kata “POTENSI” dari kalimat tersebut ?
Potensi dalam pengertian tersebut adalah kekuatan atau daya yang dimiliki
oleh seseorang, baik yang belum teraktualisasi maupun sudah teraktualisasi
namun belum optimal. Potensi berasal dari bahasa Inggris “to potent” yang berarti
kekuatan (powerful), daya, kekuatan, kemampuan. Setiap individu pada
hakekatnya memiliki suatu potensi yang dapat dikembangkan, baik secara
individu maupun kelompok melalui latihan-latihan.
Prof DR.Buchori Zainun, MPA yang disebut potensi adalah Daya atau
kekuatan baik yang sudah teraktualisasi tetapi belum optimal maupun belum
teraktualiasasi. Daya tersebut dapat bersifat positif yang berupa kekuatan (power),
yang bersifat negatif berupa kelemahan (weakness). Dalam pengembangan
potensi diri yang dikembangkan adalah yang positif, sedangkan yang negatif
justru harus dicegah dan dihambat agar tidak berkembang. Potensi-potensi
tersebut merupakan salah satu pembeda antara individu yang satu dengan individu
yang lain. Istilah lain potensi adalah kemampuan, kekuatan, kesanggupan atau
daya baik sudah terwujud atau belum terwujud. Menurut kamus umum Bahasa
Indonesia potensi berarti kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk
dikembangkan.
Lalu bagaimanakah dengan orang yang potensial? Potensial (potential)
dicirikan dengan adanya potensi, memiliki kemampuan laten untuk melakukan
sesuatu atau untuk bertingkah laku dengan cara tertentu, khususnya dengan cara
yang mencakup laten atau bakat pembawaan atau intelligensi (JP Chaplin : Kamus
Lengkap Psiklogi:2004). Menurut Slamet Wiyono (2006:38) potensi diri manusia
secara utuh adalah keseluruhan badan atau tubuh manusia sebagai suatu sistem
yang sempurna dan paling sempurna bila dibandingkan dengan sistem makhluk
ciptaan Allah lainnya.
Penghargaan mengenai diri akan menentukan bagaimana individu akan
bertindak dalam hidup. Apabila seorang individu berpikir bahwa dirinya bisa,
maka individu tersebut cenderung sukses, dan bila individu tersebut berpikir
bahwa dirinya gagal, maka dirinya telah menyiapkan diri untuk gagal. Jadi bisa
dikatakan bahwa potensi diri merupakan bagian diri yang mempengaruhi setiap
aspek pengalaman, baik itu pikiran, perasaan, persepsi dan tingkah laku individu
(Calhoun & Acoccle, 1990).
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa potensi diri merupakan suatu hal yang sangat penting dalam
pengintegrasian kepribadian, memotivasi tingkah laku sehingga pada akhirnya
akan tercapai kesehatan mental. Potensi diri dapat didefinisikan sebagai gambaran
yang ada pada diri individu yang berisikan tentang bagaimana individu melihat
dirinya sendiri sebagai pribadi yang disebut dengan pengetahuan diri, bagaimana
individu merasa atas dirinya yang merupakan penilaian diri sendiri serta
bagaimana individu menginginkan diri sendiri sebagai manusia yang diharapkan.
Keberhasilan hidup pada umumnya dimulai dengan mengenal potensi diri
yang dimilikinya. Potensi diri yang ada pada manusia, dipengaruhi oleh berbagai
faktor. Lingkungan abiotik, biotik, dan sosial turut membentuk dan
memungkinkan seseorang untuk mengembangkan potensi dirinya. Ketiga
lingkungan tersebut saling terkait satu dengan yang lain sehingga sulit untuk
dipisahkan. Keterkaitan ini sebagai mata rantai yang sulit untuk diputuskan karena
saling mempengaruhi. Salah satu contoh yang nyata untuk lingkungan abiotik
adalah perkembangan teknologi. Dulu seseorang hanya bisa menggunakan alat
transportasi yang menggunakan hewan sebagai “lokomotif”nya. Tetapi
perkembangan teknologi menunjukkan bahwa manusia mampu menggunakan
potensi yang dimilikinya sehingga tercipta sebuah alat transportasi yang tidak
menggunakan hewan. Selain itu, perkembangan teknologi memungkinkan
manusia mengembangkan potensi dirinya dengan berbagai aktivitas yang
produktif. Jika dulu jarak tempuh antara Surabaya dan Jakarta memerlukan waktu
yang cukup lama, berhari-hari bahkan beberapa bulan untuk menempuhnya.
Sehingga kemungkinan pengembangan diri yang dilakukan seringkali di batasi
secara geografis.
Dengan adanya kemajuan teknologi sangat memungkinkan pengembangan
potensi diri tanpa ada batasan geografis. Dengan demikian, potensi tersebut masih
dapat berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi Berkaitan dengan
lingkungan biotik, dalam hal ini dibatasi pada human environment, sangat
memungkinkan munculnya tantangan baru. Tantangan tersebut dapat memacu
seseorang untuk menggali dan mengembangkan potensi diri yang dimilikinya.
Dengan melihat orang lain sebagai “cermin” diri sering memicu dan memacu
seseorang untuk mengikuti jejak-jejak keberhasilan orang lain. Tetapi dalam
kondisi tertentu, bisa berdampak yang sebaliknya. Keberhasilan orang lain justru
mematahkan semangat penggalian potensi diri seseorang. Umumnya kondisi ini
tercipta ketika ada persaingan yang tidak baik. Sebaliknya, kegagalan seseorang
juga sering menjadi hambatan dalam pengembangan potensi diri. Hal ini terjadi
ketika lingkungan sekitar tidak memberikan respon yang baik. Sehingga terjadi
penghambatan penggalian “potensi diri” khususnya pada potensi kelompok
Lingkungan ketiga yang berkaitan dengan kehidupan manusia adalah
lingkungan sosial. Pada lingkungan sosial ini manusia berinteraksi satu dengan
yang lain, sehingga potensi yang dimiliki dapat dikembangkan atau tidak.
Batasan-batasan norma dapat menyebabkan seseorang tidak mampu menggali
potensi diri yang dimilikinya. Perkembangan budaya menunjukkan bahwa ada
perbedaan yang cukup signifikan antara norma dengan pengembangan potensi
diri. Perkembangan ilmu pengetahuan, Menunjukkan pengaruh budaya terhadap
pengembangan diri seseorang. Pada masanya, teori heliosentris dan sebagainya
yang pernah dikemukakan oleh Copernicus maupun Galileo-Galilei dianggap
sebagai penghujatan pada waktunya. Budaya pada waktu itu sangat tidak
memungkinkan adanya pencetusan gagasan atau teori tersebut. Pengembangan
potensi diri sangat dipengaruhi oleh berbagai lingkungan sekitar yang ada. Tetapi
potensi diri tersebut sangat unik setiap individu atau kelompok yang ada,sehingga
tidak dapat dilakukan generalisasi antar generasi.
1. Potensi Fisik
Irma Suryati seorang penyandang cacat yang sukses. Irma
Suryati mengalami kelumpuhan saat usia 4 tahun akibat polio. Kehidupannya
menuju usia dewasa adalah kisah panjang yang penuh perjuangan. Irma yang
bersuamikan Agus Priyanto, yang juga penyandang cacat kaki, telah membuktikan
bahwa seburam-buram harapan, selalu ada celah yang bisa membawa berkah dan
peluang di masa depan. Irma membangun usaha kerajinan keset dengan modal
kain-kain sisa. Usaha mereka kini sudah sampai ekspor ke beberapa negara, dan
mereka kini memiliki 2.500 pengrajin dan 150 diantaranya adalah penyandang
cacat. Irma telah menerima banyak penghargaan, antara lain Wirausahawati Muda
Teladan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (2007), Perempuan Berprestasi
2008 dari Bupati Kebumen (2008), dan Penghargaan dari Jaiki Jepang, khusus
untuk orang cacat. Irma juga pernah menanggung sinisme dan cibiran oleh orang-
orang yang melihat usaha itu dengan sebelah mata, apalagi ketika mereka melihat
kaki Irma yang cacat, tapi Irma tak patah semangat. Hasilnya pun mulai tampak.
Ia berhasil mengajak beberapa ibu rumah tangga belajar membuat keset. Ketika
sudah terampil, mereka mendapat pasokan bahan baku dan mesin jahit dari Irma.
Saat masyarakat mulai menyadari tentang manfaat keterampilan yang diberikan
Irma, minat menjadi pembuat keset pun tak terbendung. Irma membuat koperasi
simpan pinjam pada 2003 untuk menampung kegiatan ekonomi 1.600 pembuat
keset hasil binaannya. Omzet bulanan dari usaha Keset Kaki dari kain perca Irma
bisa mencapai Rp 40-50 juta.
Potensi fisik yang dimiliki memang tidak sempurna, namun irma mampu
mengembangkan potensi fisik yang lain. Bagaimana dengan anda ? Sudahkah
anda mampu mengembangkan potensi fisik anda agar lebih bermanfaat? Lalu
apakah potensi fisik itu? Dan bagaimanakah mengembangkannya ?
Potensi fisik (psychomotoric) adalah organ fisik manusia yang dapat
dipergunakan dan diberdayakan untuk berbagai kepentingan pemenuhan
kebutuhan hidup. Setiap potensi fisik yang dimiliki manusia mempunyai fungsi
sendiri-sendiri. Misalnya: kaki untuk berjalan, mulut untuk berbicara, telinga
untuk mendengar dan lainsebagainya. Menurut Mulyaningtyas & Hadiyanto
(2007: 90-91) Potensi fisik atau kecerdasan fisik adalah masalah yang
menyangkut kekuatan dan kebugaran otot sekaligus kekuatan dan kebugaran otak
dan mental. Orang yang seimbang fisik dan mentalnya memiliki tubuh yang ideal
serta otak yang cerdas. Kecerdasan fisik atau PQ (physical Quotient) juga
dianggap sebagai dasar dari elemen IQ (Intellegence Quotient).
Potensi fisik merupakan potensi yang dimiliki individu yang berkaitan
dengan aspek fisiknya. Potensi fisik merupakan wadah untuk memanifestasikan
potensi IQ, EI (Emotional Intelligence) ,SI (spiritual Intelegence) dan AI
(Adversity Intelligence). Manusia memilki potensi yang luar biasa untuk membuat
gerakan fisik yang efektif dan efisien serta memiliki kekuatan fisik yang tangguh.
Orang yang berbakat dalam bidang fisik mampu mempelajari olah raga dengan
cepat dan selalu menunjukkan permainan yang baik. Oleh karena itu potensi fisik
seseorang perlu dipelihara secara efektif. Pemeliharaan ini mencakup pola makan
yang seimbang, istirahat dan relaksasi yang memadai dan berolahraga secara
teratur. Sebagai pemimpin perubahan perlukah memelihara potensi fisik tersebut ?
Tentu saja sangat diperlukan agar dapat mampu menyeimbangkan dengan potensi-
potensi yang lain. Anda bisa membayangkan apabila salah satu potensi fisik anda
terganggu. Apakah yang Saudara rasakan ? Tentunya Saudara akan merasa
terganggu dan potensi tersebut akan berpengaruh terhadap potensi-potensi yang
lain, meskipun tidak menutup kemungkinan ada beberapa orang yang potensi
fisiknya tidak bagus tetapi sukses. Salah satu potensi terkait dengan potensi fisik
adalah potensi otak yang merupakan organ yang sangat vital dalam diri seseorang.
D. EVALUASI
Renungkanlah ! Kemudian Tuliskan berbagai yang anda miliki saat ini,
baik positif maupun negatif. Apa saja hambatan-hambatan dalam
mengembangkan potensi untuk menjadi lebih baik dalam diri anda.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Potensi diri setiap orang berbeda dan unik. Keunikan ini perlu dijalin
sehingga menjadi mata rantai yang tidak terputus. Antara potensi yang satu
dengan yang lain saling melengkapi. Hal ini terjadi dalam kerangka rencana yang
lebih besar bagi kehidupan orang. Potensi yang ada pada setiap orang sangat perlu
dikembangkan guna mendukung pelayanan yang dipercayakan. Jangan pernah
membatasi dan menghakimi diri sendiri dengan kata tidak bisa. Manusia yang
dapat memanfaatkan segala potensi dirinya dengan baik dan mampu
menyelesaikan permasalahan hidupnya, maka akan dapat menemukan
kebahagiaan hidup. Sebaliknya, apabila manusia tidak dapat menggunakan
potensi yang dimilikinya dengan optimal maka malapetaka dalam kehidupannya
akan banyak dijumpai.
Konsep pengembangan diri tidak untuk diri sendiri, akan tetapi kita harus
berbuat untuk orang lain, masyarakat dan kita harus mampu memperbaiki sistem
kehidupan manusia menuju kehidupan yang lebih baik. Ini semua memerlukan
teknologi yang relevan. Dan memerlukan pengetahuan dan ketrampilan yang
relevan dengan pekerjaan.Dan untuk mengembangkan potensi harus memilik
kekuatan Keyakinan atau The Power of Belief,Kekuatan Semangatatau The Power
of Enthusiasm, Kekuatan Fokus atau The Power of Focus,Kekuatan Kedamaian
Pikiran atau The Power of Peace of Mind, dan Kekuatan Kebijaksanaan atau The
Power of Wisdom.
B. TINDAK LANJUT
Pelaksanaan pengembangan dimulai dari diri sendiri, dari hal yang paling
kecil, dan lakukan saat ini juga. Ingat dalam mengenal dan pengembangan diri
anda perlu mendapat dukungan orang lain, untuk memberikan feedback dan
mempromosikan anda. Modul ini tidak akan ada artinya apabila anda tidak
mengaplikasikan. Ingat mau paham laksanakanlah.
DAFTAR PUSTAKA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Karunia dan Bimbingan-
Nya sehingga dapat menyelesaikan Modul Pelatihan yang berjudul POTENSI
DIRI. Modul ini dibuat untuk digunakan dalam diklat sebagai bahan acuan bagi
setiap peserta diklat dalam mengembangkan kapasitas diri sebagai seorang
Pemimpin baik untuk diri sendiri maupun dalam berorganisani terkhusus dalam
Lingkup Kementerian Agama.
Materi yang disajikan mengacu pada kompetensi yang ingin dicapai.
Penyampaian materi dalam modul ini disusun sekomunikatif mungkin.
Diharapkan melalui modul pelatihan ini para peserta berkembang menjadi lebih
baik dengan potensi yang dimiliki, menjadi versi terbaik dari dirinya sendiri,
kreatif dan inovatif serta membawa pengaruh potitif ketika berada dalam lingkup
organisasi atau kerja guna mewujudkan kepetingan bersama yang mengacu pada
Pancasila tanpa mengurangi nilai-nilai dan norma yang ada.
Semoga modul ini dapat diterima dengan baik, menjadi pendamping dan
pendukung dalam kegiatan pelatihan dan memberikan manfaat seluas-luasnya
bagi para peserta Diklat. Sebagai umpan balik, saran dan kritikan sangat
diperlukan demi peningkatan kualitas modul ini.
Penulis