You are on page 1of 20

SEKSUALITAS BERDASARKAN ASPEK

PENDEKATAN SOSIOLOGI

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikososial dan Budaya dalam
Keperawatan yang dibina oleh Ns. Susi WahyuningAsih, S.kep., M.kep.

Oleh :

1. Aziza Linda Ferawati 1811011091


2. Erika Nurul Hasanah 1811011092
3. Sutri Mulyani 1811011105
4. Robiatul Maulidah 1811011112
5. Akbar Kurniawan 1811011116
6. Vivi Dwi Rahmawati 1811011117
7. Pandu Wibowo 1811011119
8. Intan Kurnia 1811011123

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUNI S-1 ILMU KEPERAWATAN

November, 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya maka penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Seksualitas
Berdasarkan Aspek Pendekatan Sosiologi”.

Dalam Penulisan makalah ini, penulis merasa masih banyak kekurangan-


kekurangan baik pada teknik penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis belum maksimal. Untuk itu kritik dan saran
dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih


yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada pembimbing mata kuliah Psikososial dan Budaya
dalam Keperawatan, yang telah membimbing dan mengarahkan bagaimana
seharusnya makalah ini dibuat.

Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang


setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan
semua bantuan ini sebagai ibadah, serta makalah ini dapat menjadi manfaat bagi
pembaca. Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

Jember, 02 November 2020

Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang..........................................................................................1

B. Rumusan Masalah.....................................................................................1

C. Tujuan........................................................................................................1

D. Manfaat......................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3

A. Definisi Seksualitas...................................................................................3

B. Seksualitas Berhubungan Dengan Aspek Sosiologi..................................3

BAB III FORMAT PENGKAJIAN......................................................................6

BAB IV PENJELASAN FORMAT PENGKAJIAN.........................................14

BAB V PENUTUP................................................................................................16

A Kesimpulan..............................................................................................16

B Saran........................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia sesuai dengan kodratnya sebagai makhluk sosial cenderung hidup
berkelompok, berkumpul dengan manusia yang lain membentuk sebuah komunitas
masyarakat. Kehidupan berkelompok tersebut terproses melalui interaksi antar
anggota masyarakat, dengan adanya norma-norma atau aturan-aturan yang menjadi
pedomannya sehingga tercipta kehidupan yang tertib, teratur sesuai dengan tujuan
yang dicita- citakan. Di era modern seperti saat ini banyak sekali terjadi kejahatan
terutama yang berhubungan dengan seksualitas (Tuliah, 2018). Sistem sosial
masyarakat yang masih banyak mengandung kekerasan gender atau tokoh otoritas
kerap menjadi penyebab makin suburnya praktek kekerasan seksual karena figur laki
laki atau tokoh otoritas pelaku kejahatan seksual dianggap tidak bersalah dan lebih
menyalahkan perempuan atau korban sebagai penyebab. Banyak kasus kekerasan
seksual oleh tokoh laki-laki dan otoritas (kaya atau berkedudukan) justru dimaklumi
oleh masyarakat dan bahkan balik menyerang atau menyalahkan korban.Persepsi
sosial yang berkembang di masyarakat membuat korban tidak berani melapor,
sehingga predator lepas dikarenakan lemahnya penanganan pelecehan seksual
terhadap anak yang sering dilakukan damai secara kekeluargaan (Elsera, 2017).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan diatas, maka dapat ditarik
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana seksualitas berdasarkan aspek pendekatan sosiologi?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan diatas, maka dapat
diketahui tujuan dibuatnya makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Umum

Guna melengkapi tugas mata kuliah Pendidikan dan Promosi Kesehatan


tentang “Psikososial dan Budaya dalam Keperawatan”.

2. Khusus
a. Menjelaskan dan menjabarkan seksualitas berdasarkan aspek pendekatan
sosiologi

D. Manfaat
1. Untuk peneliti

Dapat menambah ilmu serta wawasan tentang seksualitas berdasarkan aspek


pendekatan sosiologi.

2. Untuk tempat penelitian

Dapat menjadi bahan masukan sebagai informasi yang berguna terkait


mengenai seksualitas berdasarkan aspek pendekatan sosiologi.

3. Untuk institusi pendidikan

Bagi akademi dapat menjadi kajian maupun referensi di perpustakaan serta


meningkatkan kemampuan peserta pendidik mengenai seksualitas berdasarkan
aspek pendekatan sosiologi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Seksualitas
Seksual menurut Chaplin adalah pertama, menyinggung hal reproduksi atau
perkembangbiakan lewat penyatuan dua individu yang berbeda, yang masing-masing
menghasilkan sel telur dan sel sperma. Kedua, Secara umum, menyinggung perilaku,
perasaaan, atau emosi yang berasosiasi dengan perangsangan alat kelamin, daerah-
daerah erogenous, atau dengan proses perkembangbiakan (Wafi, 2020). Perilaku
seksual dapat didefinisikan sebagai segala tingkah laku yang didorong hasrat seksual,
baik dengan lawan jenisnya maupun dengan sesama jenis. Perilaku seksual adalah
sesuatu yang terjadi antara laki-laki dan perempuan sebagai menifestasi dari
dorongan seksual. Bentuk-bentuk tingkah laku ini bisa bermacam-macam mulai dari
perasaan tertarik sampai dengan tingkah laku berkencan, bercumbu dan
bersenggama. Perilaku seksual pranikah, merupakan perilaku seks yang dilakukan
tanpa melalui proses pernikahan resmi menurut hukum maupun menurut agama dan
kepercayaan masing-masing individu (Putri, 2016).

B. Seksualitas Berhubungan Dengan Aspek Sosiologi


Norma sosial adalah patokan perilaku dalam suatu kelompok masyarakat
tertentu yang memungkinkan seseorang untuk menentukan terlebih dahulu
bagaimana tindakannya itu akan dinilai oleh orang lain dan norma ini merupakan
kriteria bagi orang lain untuk mendukung atau menolak perilaku seseorang.
Berkaitan dengan hal tersebut ada hubungannya antara norma dengan nilai. Nilai
yang dimiliki seseorang ikut mempengaruhi perilakunya. Menurut Milton Rokeach,
nilai merupakan suatu tipe keyakinan yang dipusatkan didalam sistem kepercayaan
pada diri seseorang, mengenai bagaimana seseorang harus bertingkah laku atau apa
yang tidak boleh dilakukan. Dasar munculnya norma tersebut untuk
mempertahankan atau memelihara nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Karena
nilai merupakan gambaran mengenai apa yang baik, diinginkan, pantas, berharga,
mempengaruhi perilaku sosial dari orang yang memiliki nilai itu. Untuk menjaga hal
tersebut, maka disusunlah suatu norma yang mampu memelihara nilai-nilai tersebut.
Apabila perilaku atau tindakan yang terjadi dalam masyarakat tidak sesuai dengan
norma-norma masyarakat tersebut, maka ia dikatakan menyimpang (Wafi, 2020).
Perilaku seksual pranikah dikaji dari aspek sosiologi lebih menekankan
terhadap nilai dan norma yang dianut serta peran lembaga sosial dalam
mengendalikan perilaku seksual pranikah. Dibandingkan dengan masa sebelumnya
pelajar masa kini yang notabene pelajar menghadapi sejumlah masalah yang lebih
kompleks, diantaranya: usia pubertas yang lebih dini, kecendrungan penundaan usia
pernikahan serta periode seksual aktif. yang lebih lama. Secara sosiologis, remaja
masa kini dihadapkan pada norma-norma sosial yang makin lama semakin menuntut
persyaratan yang tinggi untuk memasuki dunia pernikahan (pendidikan, pekerjaan,
persiapan mental, dll). Apabila dilihat dari kajian lembaga sosial seperti peran
lembaga keluarga dan lembaga sekolah, mempunyai pengaruh terhadap perilaku
seksual pranikah di kalangan pelajar. Proses pergeseran peran pendidikan dari
keluarga ke sekolah tersebut saat ini yang terjadi kurang diimbangi dengan
“kekuatan” norma-norma sosial yang kondusif untuk proses tumbuh dan berkembang
pelajar, terutama dalam proses pencarian identitas pelajar sebagai remaja. Di sisi
lain, keluarga tampaknya juga tidak terlalu siap untuk menjadi tempat “berteduh”
bagi seseorang. Bagaimanapun juga keluarga yang memegang peranan cukup
penting dalam menyediakan figur-figur yang bermakna bagi seseorang, yang
mungkin saat ini agak sulit ditemukan di masyarakat. Adanya nilai dan norma yang
membimbing dan mengarahkan, menjadikan seseorang merasa aman dalam
menentukan sikap atau perilaku. Namun pelibatan seseorang dalam pengambilan
keputusan yang menyangkut dirinya dalam keluarga perlu terus diupayakan untuk
membantu mengembangkan identitas diri yang positif pada diri seseorang (Putri,
2016).
Sosiologi hukum sebagai ilmu yang berhubungan langsung dengan
masyarakat merupakan jembatan untuk menjelaskan pada ilmu hukum bahwa
persoalan hukum bukanlah persoalan yang berhenti dengan diaturnya suatu obyek,
tetapi dapat dijelaskan dari pra proses, proses, sampai hasil dari proses dan evaluasi.
Kajian tentang perilaku menyimpang dipelajari oleh sosiologi karena berkaitan
dengan pelanggaran terhadap norma-norma sosial dan nilai-nilai kultural yang telah
ditegakkan oleh masyarakat. Selain itu, melalui teori dan hasil-hasil penelitian yang
dikembangkannya, sosiologi membantu masyarakat untuk dapat menggali akar-akar
penyebab terjadinya tindakan menyimpang, sehingga dipelajari pula kajian tentang
lembaga kontrol sosial dan efektivitasnya dalam mencegah terjadinya tindakan
tersebut (Martiasari, 2019).
Seksualitas berdasarkan pendekatan aspek sosiologi merupakan terapi untuk
memulihkan kemampuan dalam beradaptasi, sehingga yang bersangkutan dapat
kembali berfungsi secara wajar dalam kehidupannya baik di lingkungan keluarga,
maupun masyarakat. Selanjutnya dengan terapi ini dimaksudkan agar seseorang
menghindari pergaulan dengan teman-teman yang memberikan dampak negative
terhadap diri seseorang. Secara garis besar seseorang yang ingin lepas dari perilaku
yang menyimpang dari norma-norma hendaknya: (a) Hindari bergaul dengan teman-
teman yang memberikan pengaruh negative terutama sesama jenis karena mampu
menjadi pemicu terjadinya homoseksual. (b) Perbanyak pergaulan dengan lawan
jenis (heteroseksual) yang dapat memberikan pengaruh positif terhadap kehidupan.
(c) Hindari bacaan, DVD, VCD yang mengandung unsur pornografi. (d) Dukungan
dari keluarga untuk menjalani terapi, tidak perlu dikucilkan. (e) Terapi tidak saja
ditunjukan kepada yang bersangkutan tetapi juga kepada keluarga.
BAB III

FORMAT PENGKAJIAN

Tgl / jam MRS : 28 Oktober 2020/ 12.00

Ruang : Melati

No. Register : 123xxxxxxxx

Diagnosa Medis : Perilaku Seksualitas, Gastritis Akut, Suspec Kandung Kemih

Tgl / jam pengkajian : 30 Oktober 2020/ 09.00

A. Identitas Klien

Nama : Tn. Y

Umur : 24 tahun

Jenis Kelamin :Laki - laki

Agama : Islam

Suku / Bangsa : Jawa

Bahasa : Bahasa jawa dan Indonesia

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta

Status : Sudah Menikah

Alamat : Sumbersari – Jember

Penanggung Jawab :

Nama : Ny. X

Alamat : Sumbersari –Jember


B. Keluhan Utama

Keluhan utama yang dialami pasien yaitu nyeri uluh hati, panas, dan nyeri perut
bagian bawah

C. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengatakan badannya merasa nyeri pada bagian uluh hati, badan merasa
panas, dan nyeri perut pada bagian bawah

D. Riwayat Kesehatan Dahulu

Pasien sering melakukan hubungan seks secara bebas dan sudah pernah dirawat
dirumah sakit dan pasien sering tidak pernah merawat daerah kemaluannya

E. Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga mengatakan bahwa anggotanya tidak ada yang mempunyai riwayat


penyakit gastritis dan penyakit seksual.

Genogram:

F. Keadaan Lingkungan Yang Mempengaruhi Timbulnya Penyakit

Pasien memiliki lingkungan tempat tinggal yang sangat baik dan ketat dengan
aturan serta norma-norma sosial, namun ia lingkungan tempat kerja serta tema-
teman yang memiliki pergaulan bebas serta gaya hidup pasien yang sering
mengonsumsi alcohol yang mengakibatkan gairah palsu pada saat berhubungan
dapat mempengaruhi seksualitas.

G. Pola Fungsi Kesehatan

1. Pola persepsi dan tata laksana kesehatan


Pasien mengalami perubahanan gangguan pada personal hygine, karena
tubuhnya lemas maka tidak bisa melakukan BAB/BAK secara mandiri dan
pasien mengatakan harus mengkonsumsi obat-obatan terus menerus, serta
terasa nyeri pada daerah kelaminnya.

2. Pola nutrisi dan metabolisme


Makanan

KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT


Frekuensi 3x/hari 1x/hari
Jenis Nasi, lauk, sayur bubur, roti, susu
Porsi 1 porsihabis 1/2 porsi tidak habis
Total konsumsi 2500 kkal/hari 1250 kkal/hari
Keluhan Tida kada Nyeri
telan,mual,muntah

Minuman

KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT


Frekuensi 7-8x/hari 4x/hari
Jenis Air putih Air putih, Susu
Porsi 1 gelas ½ gelas
Total konsumsi 1.750 cc 875 cc
Keluhan Tidak ada Mual, muntah

3. Pola Eleminasi
Eliminasi Uri

KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT


Frekuensi 5 kali sehari 2 kali
Jumlah Banyaak Sedikit
Bau Pesing Pesing
Warna Kuning Kuning Pekat
Total produksi Urin 2000cc 1000cc
Eliminasi Alvi
KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
Frekuensi 1 kali 2-3 kali
Konsistensi Padat Encer
Bau Khas Khas
Warna Kuning Kuning

4. Pola aktivitas dan kebersihan diri


KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
Mobilitas rutin Bekerja sebagai Istirahat
wiraswasta
Waktu senggang Nonton tv, membantu Nonton tv
pekerjaan rumah
Mandi Mandiri Bnatuan orang lain
Berpakaian Mandiri Bantuan orang lain
Berhias Mandiri Bantuan orang lain
Toileting Mandiri Bantuan orang lain
Makan minum Mandiri Bantuan orang lain
Tingkat Mandiri Bantuan orang lain
ketergantungan

5. Pola istirahat tidur


KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
Jumlah jam tidur siang 2-3 jam 1-2 jam
Jumlah jam tidur 6-7 jam 4 jam
malam
Pengantar tidur Menonton tv Menonton tv
Gangguan tidur - Sering terbangun pada
malam hari karena rasa
nyeri pada kemaluan
Perasaan waktu Tenang, Nyaman Cemas, gelisah, dan
bangun nyeri
6. Pola kognitif dan persepsi sensori
Pasien mengatakan bahwa dirinya cemas, gelisah, dan susah tidur

7. Pola konsep diri


- Harga diri: Pasien sangat malu dengan tetangga sekitar tempat tinggalnya
karena mengidap penyakit kelamin
- Ideal diri: Pasien tidak bisa menerima pada kondisinya sekarang
mengakibatkan putus asa dan ingin mengakibatkan ingin mengahkhiri
hidupnya
- Peran diri: Pasien merupakan tulang punggung keluarga namun pasien
menderita penyakit kelamin mengakibatkan tidak bisa mencari nafkah serta
melakukan kegiatan sehari hari dengan keluarganya. Sehingga merasa
rendah diri dan putus asa
- Identitas diri: Pasien mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya. Saat
ditanya bagian yang disukai pasien ialah hidungnya, karena hidung pasien
yang terlihat mancung.

8. Pola hubungan – peran


Pasien mengatakan sebelum sakit ia dapat melakukan aktivitas sehari-hari
dengan baik tanpa bantuan orang lain.

9. Pola fungsi sexual – sexualitas


Melakukan hubungan intim 2x dalam seminggu dengan berganti-gantii
pasangan , dan tidak menggunakan alat pengaman, serta tidak perna menjaga
kebersihan pada derah kemaluannya.

10. Pola mekanisme koping


Pasien mengatakan ingin segera sembuh dari penyakitnya dan memberitahu
keluarga bahwa ia sudah sembuh

11. Pola nilai dan kepercayaan


KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
Nilai khusus - -
Praktik ibadah Tidak melakukan Sholat
ibadah sholat
Pengetahuan tentang - 5 waktu
praktik ibadah selama
sakit

H. Pemeriksaan fisik

1. Status kesehatan umum


Keadaaan / penampilan umum : Pucat dan Lemah

Kesadaran : Compos Mentis

BB sebelum sakit : 68 kg

BB saat ini : 57 kg

BB ideal : 72 kg

Perkembangan BB : mengalami penurunan 11 kg

Status gizi : -

Status hidrasi : -

TTV :

Tensi darah : 130/80 mmHg.

Nadi : 96 x/menit

Suhu : 36,7 ºC

RR : 24 x/menit

2. Kepala : Kulit kepala lembab


3. Leher : Kaku kuduk karena kelainan neurologic karena infeksi jamur
4. Dada
Inspeksi :

- bentuk dada : Normal simetris


- payudara : Normal
- ictus cordis : Bentuk normal
- retraksi : Tidak ada
Palpasi : Traktir premitus melemah dibagian paru paru kanan dan kiri
Perkusi : Bunyi sonor

Auskultasi :

- Suara nafas : Bunyi nafas whezing


- Suara jantung : Iramanya teratur ( BJ 1 Lup, BJ 2
Dup) heart rate: 104x/menit
5. Abdomen
- inspeksi : Tidak ada pembesaran

- Auskultasi : Bising usus 18x/menit


- Palpasi : Nyeri tekan pada epigastrium
- Perkusi : bunyi normal (tympani)
6. Ekstermitas ( atas / bawah )
- Ekstermitas Bawah : Simetrsi kiri dan kanan mengalami kelemahan
, ada otot pada kaki kanan
- Ekstermitas atas : Simetris kanan kiri, mengalami kelemahan,
ada otot pada lengan kanan
7. Tulang belakang / punggung – pinggaang
Tidak ada kelainan pada tulang belakang

8. Anus – genetalia:
Geenetalia tampak kotor, ada herpes, bernanah, rambut pubis tidak ada,
berbau, dan mengalami diare kronis sampai keluar darah dan nanah

I. Pemeriksaan Diagnostik

1. Laboratorium
2. Radiologi
Terapi Oral

No Namaobat ( ditulislengkap ) Dosis / hari

1. Atazanafir 300 mg / 1x /hari

2. Darunavir 500 mg / 1x /hari

3. Ritonavir 500 mg / 1x /hari


Parental

No Nama Obat ( ditulis lengkap ) Cara pemberian Dosis / hari

Lain – lain, sebutkan

…………………………………………………………………………………………

Jember , 30 Oktober 2020

Kelompok 4

…………………………………..
BAB IV

PENJELASAN FORMAT PENGKAJIAN


Dalam format pengkajian membahas tentang Perilaku Seksualitas, dimana kasus ini
merupakan contoh kasus seksualitas. Perilaku seksualitas adalah perilaku atau
kebiasaan yang disebabkan oleh gaya hidup serta perilaku kesehatan seseorang akan
teganggu.

Dalam format pengkajian tentang perilaku seksualitas, pasien sering tidak


menjaga perilaku kesehatan reproduksinya dan mengakibatkan sistem reproduksinya
terganggu. Pasien juga sering melakukan hubungan seksual dengan wanita lain
(bukan istrinya) yang mengakibatkan alat reproduksi pasien terganggu. Adapun
gejala yang biasanya dialami pasien yaitu nyeri pada uluh hati, nyeri perut bagian
bawah serta badan terasa panas. Dalam kasus ini keluarga pasien belum pernah ada
yang memiliki riwayat penyakit yang diderita pasien.

Gaya hidup dan lingkungan pasien yang kurang baik juga mengakibatkan
pasien selalu mengonsumsi minuman beralkohol. Pasien mengalami perubahanan
gangguan pada personal hygine, karena tubuhnya lemas maka tidak bisa melakukan
BAB/BAK secara mandiri dan pasien mengatakan harus mengkonsumsi obat-obatan
terus menerus, serta tersaa nyeri pada daerah kelaminnya. Pasien juga merasakan
tidak enak makan yang menyebabkan berat badan pasien menurun serta BAK/BAB
sedikit. Tubuh pasien juga sudah tampak lemas, gelisah dan pucat.

Pasien merasa malu dengan penyakitnya, karena pasien takut di kucilkan


tetangganya akibat dari penyakitnya tersebut karena lingkungan tempat tinggal
pasien memiliki aturan yang sangat ketat terhadap norma-norma sosial. Pasien pun
merasa tidak berguna lagi selama dirinya di rumah sakit dan merasa putus asa serta
tidak tega melihat keluarganya dikucilkan oleh lingkungan sekitar karena mengetahui
penyakitnya. Pasien juga menginginkan untuk mengakhiri hidupnya saja.

Dalam kasus seks bebas diatas berdasarkan pendekatan aspek sosiologi dalam
ditangani dengan beberapa cara yaitu:

1. Hindari bergaul dengan teman-teman yang memberikan pengaruh negative


terutama sesama jenis karena mampu menjadi pemicu terjadinya homoseksual.
2. Perbanyak pergaulan dengan lawan jenis (heteroseksual) namun harus lebih
selektif dalam memlih memilih pertemanan yaitu yang mampu memberikan
pengaruh positif terhadap kehidupan.
3. Hindari bacaan, DVD, VCD yang mengandung unsur pornografi.
4. Dukungan dari keluarga untuk menjalani terapi, tidak perlu dikucilkan karena
peran keluarga sangat penting dalam menjalani terapi pasien.
5. Terapi tidak saja ditunjukan kepada yang bersangkutan tetapi juga kepada
keluarga agar lebih mampu dalam menjalani kehidupan juga memberikan
dukungan social
6. Edukasi terhadap masyarakat sekitar tempat tinggal terutama tokoh masyarakat
karena tokoh masyarakat pendapat serta pengaruh tokoh masyarakat lebih
diterima oleh warganya tentang penyakit menular seksual serta agar tidak
menimbulkan stigma dalam masyarakat.
BAB V

PENUTUP
A Kesimpulan
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa secara sosiologis, kebebasan
hidup warga bangsa ini dari zaman pra kemerdekaan hingga kini terbukti dalam
kajian sejarah bukanlah masyarakat yang menuntut kebebasan yang sebebas
bebasnya. Nilai-nilai sosial dalam masyarakat menjadi koridor sosiologisnya. Solusi
penanganan masalah gar tidak terjadi seks bebas dan penyimpangan seksual dapat
dilakukan dengan cara preventif oleh peran orang tua sebagai control pertama, guru
atau pendidik di lingkungan pendidikan, tindakan preventif yang berhubungan
dengan hubungan pertemanan, dan peran masyarakat termasuk tokoh masyarakat dan
tokoh agama.
B Saran
Bidang ilmu keperawatan khususnya Psikososial dan Budaya dalam
Keperawatan hendaknya senantiasa mengembangkan keilmuannya terkait dengan
seksualitas berdasarkan aspek pendekatan sosiologi.
DAFTAR PUSTAKA
Elsera, M. (2017). SEKSUAL TERHADAP ANAK DIBAWAH UMUR OLEH
REMAJA ( Studi Pada Napi Kasus Pelecehan Seksual Di Polres Tanjungpinang
) NASKAH PUBLIKASI Oleh EKA DARMA SATRIA PROGRAM STUDI
SOSIOLOGI.

Martiasari, A. (2019). Kajian Tentang Perilaku Kejahatan Dan Penyimpangan


Seksual Dalam Sudut Pandang Sosiologis Dan Hukum Positif Indonesia.
Yurispruden, 2(1), 103. https://doi.org/10.33474/yur.v2i1.958

Putri, N. A. (2016). Persepsi Seksualitas Kalangan Pelajar SMA/MA di Kota


Semarang. Harmony, 1(1), 99–117.

Tuliah, S. (2018). Kajian Motif Pelaku Kekerasan Seksual Terhadap Anak Melalui
Modus Operandi Di Lingkungan Keluarga. EJournal Sosiatri-Sosiologi, 6(2),
1–17.

Wafi, H. (2020). Penyimpangan Orientasi Seksual Tinjauan Sosiologis. (November),


1–20. https://doi.org/10.31227/osf.io/vqs8n

You might also like