You are on page 1of 3

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

1. Manusia pertama diciptakan oleh Allah adalah adam, kemudian beranak pianak dan
membentuk sebuah masyarakat. Menurut Aristoteles, manusia adalah zoon politicon
(man is social animal) dimana manusia tidak bisa hidup sendiri, hal yang sama dijelaskan
oleh Bouman bahwa Manusia baru menjadi manusia setelah manusia itu hidup dengan
manusia lainnya. Masyarakat adalah sejumlah individu yang hidup bersama dalam suatu
wilayah tertentu, bergaul dalam jangka waktu yang lama sehingga menimbulkan
kesadaran pada diri setiap anggotanya sebagai suatu kesatuan.

Jelaskan secara singkat asal usul pembentukan masyarakat?


Jawab:
Masyarakat adalah sejumlah individu yang hidup hidup bersama dalam suatu wilayah
tertentu, bergaul dalam jangka waktu yang lama sehingga menimbulkan kesadaran pada diri setiap
anggotanya sebagai suatu kesatuan. Asal usul pembentukan masyarakat bermula dari fitrah manusia
sebagai makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang lain. Dari fitrah ini kemudian mereka
berinteraksi satu sama lain dalam jangka waktu yang lama sehingga menimbulkan hubungan sosial
yang pada gilirannya menumbuhkan kesadaran akan kesatuan. Untuk menjaga ketertiban dari pada
hubungan sosial itu, maka dibuatlah sebuah peraturan.
Dalam perkembangan berikutnya, seiring dengan berjumlahnya individu yang menjadi anggota
tersebut dan perkembangan kebudayaan, masyarakat berkembang menjadi sesuatu yang kompleks.
Maka muncullah lembaga sosial kelompok sosial, kaidah-kaidah sosial sebagai struktur masyarakat ,
proses sosial dan perubahan sosial sebagai dinamika masyarakat. Atas dasar itu, para ahli sosiologi
menjelaskan masyarakat dari dua sudut : struktur dan dinamika. Struktur masyarakat atau disebut
juga struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok, yakni kaidah-
kaidah sosial, lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial serta lapisan-lapisan sosial. Sementara
dinamika sosial disebut juga sebagai proses sosial atau perubahan-perubahan sosial.

2. Untuk mencapai sebuah tujuan, setiap manusia wajib memiliki prinsip-prinsip yang harus
dipegang teguh oleh manusia. Begitu juga untuk menciptakan masyaraka madani harus
memiliki prinsip-prinsip yang harus dipegang teguh dan diimplentasi dalam tatanan
kehidupan umat manusia. Prinsip-prinsip tersebut adalah 1) keadilan, 2) supremasi hukum
3), egalitarianisme (persamaan), 4) pluralisme, 5) pengawas sosial.

Jelaskan kelima prinsip tersebut!


Jawab:
a. Keadilan
Keadilan merupakan sunnatullah di mana Allah menciptakan alam semesta ini dengan
prinsip keadilan dan keseimbangan. Dalam al-Quran keadilan itu disebut sebagai hukum
keseimbangan yang menjadi hukum jagat raya. Keadilan juga merupakan sikap yang paling
dekat dengan takwa. Karena itu setiap praktik ketidakadilan merupakan suatu bentuk
penyelewengan dari hakikat kemanusiaan yang dikutuk keras oleh oleh al-Quran.Yang
ditegaskan pada (QS. Al-Takaatsur:1-8) dan (QS. Al-Humazah:1-9).

b. Supremasi Hukum
Supremasi hukum adalah upaya untuk memberikan jaminan terciptanya keadilan.
Supremasi hukum menempatkan hukum di atas segalanya dan menetapkannya tanpa
memandang “atas” dan “bawah”. Dalam usaha mewujudkan supremasi hukum itu maka kita
harus menetapkan hukum kepada siapapun tanpa pandang bulu, bahkan pada orang yang
membenci kita sekalipun, kita tetap harus berlaku adil. Menegakkan hukum yang adil
merupakan amanah yang diperintahkan untuk dilaksanakan kepada yang berhak. Yang
ditegaskan pada (QS. An-Nisaa:58) dan (QS. Al-Maai’dah:8).
c. Egalitarianisme (Persamaan)
Egalitarianisme adalah persamaan, tidak mengenal sistem dinasti geneologis. Artinya
adalah bahwa masyarakat madani tidak melihat keutamaan atas dasar keturunan, ras, etnis, dll.
Melainkan atas prestasi. Karena semua manusia dan warga masyarakat dihargai bukan atas
dasar geneologis di atas melainkan atas dasar prestasi yang dalam Al-Quran adalah takwa. Yang
ditegaskan pada (QS. Al-Hujuraat:13) .
d. Pluralisme
Pluralisme adalah sikap di mana kemajemukan merupakan sesuatu yang harus diterima
sebagai bagian dari realitas obyektif. Pluralisme yang dimaksud tidak sebatas mengakui bahwa
masyarakat itu plural melainkan juga harus disertai dengan sikap yang tulus bahwa keberagaman
merupakan bagian dari karunia Allah dan rahmat-Nya karena akan memperkaya budaya melalui
interaksi dinamis dengan pertukaran budaya yang beranekaragam itu. Kesadaran pluralisme itu
kemudianitu diwujudkan untuk bersikap toleran dan saling menghormati di antara sesama
anggota yang berbeda baik berbeda dalam hal etnis, suku bangsa, maupun agama. Sikap toleran
dan saling menghormati itu dinyatakan dalam ( QS. Yunus:99) dan (QS. Al- An’aam:108) .
e. Pengawasan Sosial
Pengawasan sosial adalah seluruh pengaruh kekuatan masyarakat yang menjaga
terbinanya pola-pola kelakuan dan kaidah-kaidah sosial milik masyarakat. Oleh Karena itu agar
manusia berada dalam kebaikann sebagimana fitrahnya diperlukan adanya pengawasan sosial.
Pengawasan sosial baik secara individu maupun lembaga merupakan suatu keharusan dalam
usaha pembentukan masyarakat beradab dan sejahtera. Yang ditegaskan Pada ( QS. Al-
A’raaf:172 ), ( QS. Ar-Ruum:30 ) dan (QS. Al- Ashr:1-3) .

3. Agama sejatinya selalu membawa kedamaian, kenyamanan, dan ketentraman baik bagi
pemeluknya ataupun bukan pemeluknya karena setiap agama selalu memberikan
keselamatan bagi pemeluknya masing-masing. Namun, masih banyak pemelukan yang
mengklaim bahwa agama sendiri yang paling benar dan agama orang lain harus
dimusnahkan, sebagaimana insiden di bangsa kita Indonesia seperti Situbondo (Jawa
Timur), Ketapang (Jakarta) di mana gereja dibakar oleh umat Islam, Kupang (Nusa
Tenggara Timur) di mana masjid dibakar oleh umat Kristiani. Belum lagi kasus Maluku dan
Poso yang hingga hari ini belum terselesaikan dengan baik. Salah satu penyebabkan
adalah karena kesempitan berfikir dalam beragama. Untuk itu, dibutuhkan peran umat
beragama.

Bagaimana Peran yang dapat dilakukan oleh umat beragama dalam mewujudkan masyarakat
madani? Jelaskan.
Jawab:
Masyarakat madani yang dideklarasikan oleh Nabi adalah masyarakat yang adil, terbuka dan
demokratis, dengan landasan takwa kepada Allah dan taat kepada ajaran-Nya. Takwa kepada Allah
adalah semangat ketuhanan yang diwujudkan dengan membangun hubungan yang baik dengan
Allah dan manusia. Hubungan itu tentu saja harus dilandasi dengan berbudi luhur dan akhlak mulia.
Dalam konteks ini menjadi jelas masyarakat madani adalah masyarakat berbudi luhur mengacu
kepada kehidupan masyarakat berkualitas dan beradab.
Berikut ini adalah beberapa peran yang harus dilakukan oleh umat bergama dalam mewujudkan
masyarakat madani:

a. Melakukan usaha-usaha penumbuhan sikap-sikap demokratis, pluralis, dan toleran kepada


umat beragama sejak dini melalui pendidikanIslam mewajibkan umatnya untuk berdakwah,
akan tetapi dakwah tersebut harus disampaikan dengan cara yang baik dan manusiawi.
Keyakinan yang berbeda harus dihormati. Islam mengajarkan umatnya sikap toleransi karena
tidak ada paksaan untuk menerima Islam. Islam juga tidak membenarkan umatnya menghina
umat agama lain. Dalam hal ini, Allah menegaskan dalam (Q.S. Al-An’aam:108:)
b. Menumbuhkan sikap saling pengertian antara sesama umat beragama Peran ini bisa
dilakukan melalui dialog intensif.
c. Melakukan studi-studi agama dengan tujuan menciptakan kerukunan umat beragama
a.

You might also like