You are on page 1of 14

Jurnal Litbang Sukowati, Vol. 5, No.

1, November 2021, Hal 49-62 p-ISSN: 2580-541X, e-ISSN: 2614-3356

PENGEMBANGAN POTENSI DESA WISATA DALAM RANGKA


PENINGKATAN EKONOMI PERDESAAN DI KABUPATEN WONOGIRI

Lilyk Eka Suranny


Bappeda dan Litbang Kabupaten Wonogiri
lilykekasuranny@gmail.com
Diterima: Agustus 2020; Disetujui: November 2020

Abstract. Tourist attraction is something that can encourage tourists to visit a tourist
destination. The tourism village of Conto is one of the tourist villages in Wonogiri
Regency. The purpose of this research is to identify tourism potential in the village of
Conto and formulate strategic steps in the context of developing the tourism village of
Conto. Data collection was carried out through in-depth interviews, document study and
observation. The data analysis used a qualitative descriptive analysis of the tourism
potential in the village of Conto, the support of the village government in developing
tourism in the village of Conto and strategic steps in developing the tourism village of
Conto. The results showed that the tourism potential that could be developed in the village
of Conto consisted of natural tourism potential, agro-tourism and cultural potential.
Development plans for the tourism village of the sample include: attraction development
through the creation of tour packages that are packaged in an attractive and structured
manner; accessibility development through the provision of adequate infrastructure
facilities; amenitas development through increasing the carrying capacity of tourism
supporting facilities, and developing tourism activities both from the community and from
the management of the Conto Tourism Village to realize sustainable tourism development.
Keywords: 4A analysis, tourism potential, tourism village of Conto.
Abstraksi. Daya tarik wisata menjadi sesuatu yang dapat mendorong wisatawan untuk
berkunjung pada suatu tujuan wisata. Desa wisata Conto merupakan salah satu desa
wisata di Kabupaten Wonogiri. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi potensi
wisata di Desa Conto dan menyusun langkah strategis dalam rangka pengembangan desa
wisata Conto. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, studi dokumen
dan observasi. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif mengenai potensi
wisata di Desa Conto, dukungan pemerintah desa dalam pengembangan wisata di Desa
Conto dan langkah strategis dalam rangka pengembangan desa wisata Conto. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa potensi wisata yang dapat dikembangkan di desa Conto
terdiri dari potensi wisata alam, agrowisata dan potensi budaya. Rencana pengembangan
Desa wisata Conto, antara lain: Pengembangan atraksi melalui pembuatan paket wisata
yang dikemas secara menarik dan terstruktur; pengembangan aksesibilitas melalui
penyediaan fasilitas infrastruktur yang memadai; pengembangan amenitas melalui
peningkatan daya dukung fasilitas penunjang wisata, dan pengembangan aktivitas wisata
baik dari masyarakat maupun dari pengelola Desa Wisata Conto untuk mewujudkan
pengembangan wisata yang berkelanjutan.
Kata kunci: analisis 4A, desa wisata Conto, potensi wisata.

PENDAHULUAN desa, sehingga tonggak perekonomian yang


Desa merupakan satuan pemerintahan kuat hendaknya dibangun dari tingkat desa
terbawah yang memiliki peranan penting untuk mewujudkan kemandirian desa dan
dalam perekonomian bangsa. Sebagian peningkatan ekonomi masyarakat. Salah
besar masyarakat di Indonesia tinggal di satu program pemerintah dalam upaya

Tersedia online di http://journal.sragenkab.go.id; Permalink/DOI: 10.32630/sukowati.v5i1.212 49


Jurnal Litbang Sukowati, Vol. 5, No. 1, November 2021, Hal 49-62 p-ISSN: 2580-541X, e-ISSN: 2614-3356

meningkatkan ekonomi di desa adalah meningkatkan pendapatan asli desa dari


dengan dikeluarkannya undang-undang sektor tersebut. Bahkan saat ini beberapa
nomor 6 tahun 2014 tentang desa. desa yang sudah tidak menerima dana desa
Ketentuan yang mengatur tentang sumber dari pemerintah karena telah menjadi desa
dana desa untuk menyelenggarakan mandiri yang mampu mengelola potensi
pembangunan yaitu Peraturan Pemerintah daerahnya dengan baik, salah satunya
Nomor 60 Tahun 2014 tentang dana desa dengan pengembangan desa wisata. Hal
dan peraturan pemerintah nomor 43 tahun tersebut sejalan dengan apa yang
2014 tentang peraturan pelaksanaan disampaikan Indriyani, dkk (2018) bahwa
undang-undang nomor 6 tahun 2014 pengembangan desa wisata dapat dijadikan
tentang desa. Penggunaan dana desa salah satu sumber pendapatan bagi desa dan
tersebut untuk pembangunan dan masyarakatnya, sehingga jika peluang ini
pemberdayaan masyarakat desa. Dengan dapat ditangkap oleh pemerintah desa dan
disalurkannya dana desa tersebut, maka masyarakatnya, maka berdampak pada
desa dituntut untuk mampu mengenali peningkatan ekonomi dengan
segala bentuk potensi desa dan pengembangan desa wisata tersebut. Di
mengembangkannya dalam rangka samping itu pengembangan desa wisata
pembangunan desa dan peningkatan hendaknya dapat menjaga kelestarian
ekonomi masyarakat desa. Pengembangan budaya masyarakat pedesaan melalui
potensi desa bertujuan untuk mendorong keterlibatan masyarakat sebagai pelaku
terwujudnya kemandirian masyarakat desa kegiatan pariwisata di desanya (Susiyanti
melalui pengembangan potensi unggulan dalam Sugiatri, 2016).
desa, penguatan kelembagaan dan Desa Conto, Kecamatan Bulukerto
pemberdayaan masyarakat (Soleh, 2017). merupakan salah satu desa di Kabupaten
Desa memiliki potensi yang dapat Wonogiri yang memiliki potensi alam dan
dikembangkan menjadi desa wisata, yakni budaya yang besar untuk dikembangkan
potensi alam, potensi sumber daya manusia menjadi desa wisata. Melihat hal itu pada
maupun potensi budaya. Pengembangan tahun 2017 diinisiasi untuk dibentuk
wisata perdesaan merupakan salah satu Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang
inovasi masyarakat dalam menangkap menjadi bagian dari Sub Divisi Bumdes
peluang dan potensi wisata di desa. Desa Conto yang bertugas mengembangkan
Menurut Istiqomah (2015) desa wisata pariwisata di Desa Conto. Hal ini dilakukan
merupakan kawasan perdesaan yang karena kegiatan pariwisata secara langsung
menawarkan berbagai kehidupan sosial, menyentuh dan melibatkan masyarakat
ekonomi dan budaya yang memiliki potensi sehingga diharapkan akan membawa
untuk dikembangkan berbagai komponen dampak terhadap masyarakat, bahkan
wisata. Sejalan dengan dinamika pariwisata dikatakan mempunyai energy
perkembangan pariwisata saat ini, bahwa trigger yang luar biasa yang dapat membuat
kegiatan pariwisata tidak hanya terpusat di masyarakat mengalami methamorphose
kota-kota besar namun sudah merambah ke dalam berbagai aspeknya. Pengembangan
wilayah pedesaan, terbukti dengan desa wisata dapat memberikan dampak
banyaknya desa-desa yang sudah berhasil positif bagi masyarakat sekitar, diantaranya
mengembangkan potensi wisatanya yang (1) menciptakan lapangan pekerjaan baru
dikelola dengan baik sehingga mampu bagi masyarakat sehingga dapat

50 Tersedia online di http://journal.sragenkab.go.id; Permalink/DOI: 10.32630/sukowati.v5i1.212


Jurnal Litbang Sukowati, Vol. 5, No. 1, November 2021, Hal 49-62 p-ISSN: 2580-541X, e-ISSN: 2614-3356

menurunkan angka pengangguran, (2) merupakan penelitian deskriptif yang


mempertahankan budaya serta tradisi dilakukan dengan pendekatan kualitatif.
setempat sehingga tetap lestari, (3) Sesuai dengan pendekatan yang digunakan
mendorong pengembangan industri kecil maka pengumpulan data dilakukan melalui
menengah yang dikelola masyarakat wawancara mendalam/ in depth interview,
setempat dan (4) sebagai sarana promosi observasi dan studi dokumen. Observasi
produk lokal. dilakukan terhadap aktivitas pemerintahan
Dari latar belakang tersebut pemerintah desa dan pengelola obyek wisata, aktivitas
Desa Conto bertekad ingin terus keseharian masyarakatnya, sarana prasarana
membangun dan mengembangkan wisata dan lingkungan obyek wisata.
pariwisata dengan konsep wisata alam dan Wawancara dilakukan dengan mengambil
budaya sesuai dengan rencana sampel Kepala Desa Conto, pendamping
pembangunan desa wisata yang sudah desa dan pendamping lokal desa, Pokdarwis
dibuat. Hal ini didasarkan oleh adanya (Kelompok Sadar Wisata) Desa Conto dan
potensi alam dan budaya yang dimiliki tokoh masyarakat di Desa Conto. Studi
Desa Conto dan keinginan dari masyarakat dokumen dilakukan dengan mengumpulkan
serta pemerintah desa untuk membangun dokumen terkait penelitian, baik di tingkat
dan mengembangkan Conto menjadi desa desa ataupun dokumen studi literatur yang
wisata. Dalam rangka untuk mengetahui berkaitan dengan topik penelitian. Dari data
kesiapan Desa Conto menjadi desa wisata yang telah terkumpul tersebut dilakukan
maka perlu dianalisa dengan menggunakan analisis deskriptif mengenai potensi wisata
analisis komponen wisata yang dikenal di Desa Conto, dukungan pemerintah desa
dengan analisis 4A, yakni daya tarik wisata dalam pengembangan wisata di Desa Conto
(attractions), sistem aksesibilitas dan langkah strategis dalam rangka
(accessibility), fasilitas penunjang pengembangan desa wisata Conto.
pariwisata (amenities), dan aktivitas Komponen penunjang pariwisata
(activity). Tentunya perencanaan merupakan komponen yang harus ada
pariwisata di desa bukanlah tugas yang dalam destinasi wisata, yang dikenal
mudah, maka dari itu perlu dukungan dan dengan komponen 4A yakni daya tarik
partisipasi masyarakat agar semua yang wisata (attractions), sistem aksesibilitas
sudah direncanakan senantiasa dapat (accessibility), fasilitas penunjang
berjalan dengan lancar. pariwisata (amenities), dan aktivitas
Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) (activity). Berdasarkan Cooper dan
Identifikasi potensi wisata di Desa Conto, Murdyastuti (2018), definisi operasional
(2) menyusun langkah strategis dalam dari komponen 4A yakni sebagai berikut:
rangka pengembangan desa wisata Conto, (1) Attractions, merupakan segala sesuatu
Kecamatan Bulukerto, Kabupaten yang dapat menarik wisatawan untuk
Wonogiri. berkunjung ke suatu destinasi wisata,
yakni dapat berupa alam yang menarik,
METODE PENELITIAN budaya daerah, dll.
Lokasi penelitian adalah di Desa Conto, (2) Accessibility, merupakan fasilitas
Kecamatan Bulukerto, Kabupaten sarana dan prasarana yang dibutuhkan
Wonogiri. Waktu penelitian pada bulan wisatawan untuk menuju destinasi
Juni – Oktober 2019. Penelitian ini

Tersedia online di http://journal.sragenkab.go.id; Permalink/DOI: 10.32630/sukowati.v5i1.212 51


Jurnal Litbang Sukowati, Vol. 5, No. 1, November 2021, Hal 49-62 p-ISSN: 2580-541X, e-ISSN: 2614-3356

wisata, diantaranya jalan raya, dibangunnya obyek-obyek wisata yang


transportasi lokal, dll tersebar di Desa Conto dan selanjutnya
(3) Amenities, merupakan berbagai akan diintegrasi menjadi satu destinasi
fasilitas pendukung yang dibutuhkan wisata yakni “Desa Wisata Conto”.
wisatawan di tempat wisata, Hadirnya Desa Wisata Conto diharapkan
diantaranya akomodasi/penginapan, dapat membuka lapangan pekerjaan yang
rumah makan, toko cinderamata/oleh- luas sehingga masyarakat Desa Conto dan
oleh, dll.
sekitarnya dapat bekerja tanpa harus
(4) Activity, merupakan aktivitas/kegiatan
merantau. Kepengelolaan Desa Wisata
yang dilakukan di tempat wisata yang
Conto dirancang sedemikian rupa dengan
dapat memberikan pengalaman bagi
wisatawan, biasanya jenis aktivitas prinsip “Dari Conto, Oleh Conto, dan
yang dilakukan berhubungan dengan Untuk Conto” sehingga keuntungan
karakteristik desa dan kehidupan ekonomi dapat dinikmati terutama oleh
masyarakatnya. seluruh masyarakat Desa Conto. Dengan
Dalam rangka menyusun pengembangan demikian, maka masyarakat Desa Conto
wisata maka dilakukan analisis terhadap dapat menjadi masyarakat yang mampu
komponen wisata menggunakan analisis mencukupi kebutuhannya secara mandiri.
4A. Tujuannya untuk mengkaji produk Pada akhirnya, Desa Wisata Conto akan
wisata yang telah ada guna menyusun meningkatkan kesejahteraan masyarakat
perencanaan pengembangannya (Sugiarti, baik kesejahteraan sosial maupun
2016). Analisis 4A dalam penelitian ini kesejahteraan ekonomi.
dilakukan untuk mengetahui kondisi daya Secara administrasi Desa Conto terdiri
dukung pariwisata di Desa Conto untuk dari 5 desa, yakni Dusun Delisemar, Dusun
menghasilkan arahan/langkah strategis Kempul, Dusun Ngelo, Dusun Nglarangan
dalam rangka pengembangan potensi wisata dan Dusun Sumber. Potensi wisata di Desa
di Desa Conto, yang meliputi: Conto dikelompokkan menjadi wisata alam,
pengembangan daya tarik wisata agrowisata dan wisata budaya. Potensi
(attractions), sistem aksesibilitas wisata masing-masing dusun di Desa Conto
(accessibility), fasilitas penunjang terlihat pada gambar berikut (Gambar 1.)
pariwisata (amenities), dan aktivitas Wisata Alam
(activity). Analisis data dilakukan selama Potensi alam yang teridentifikasi
penelitian dengan menggunakan metode menjadi daya tarik wisata di Desa Conto,
Miles dan Huberman (2014) yakni reduksi diantaranya: Air Terjun Kresek, Ringin
data (data reduction), penyajian data (data Apak Crenggeng, Hutan Pinus Sumber, Air
display), dan penarikan kesimpulan atau Terjun Grenjengan, Goa Resi, Bukit
verifikasi (conclutions). Gendol, dan Soko Langit.

HASIL DAN PEMBAHASAN Air Terjun Kresek


Deskripsi Potensi Wisata Desa Conto Air terjun ini terletak di Dusun Sumber,
Pembangunan Desa Wisata Conto Desa Conto. Saat ini kondisi akses jalan
bertujuan untuk mengoptimalkan potensi mencapai air terjun ini masih cukup sulit.
wisata di Desa Conto baik wisata alam, Untuk mencapai air terjun ini dapat
agrowisata maupun kearifan budaya. ditempuh dengan berjalan kaki selama 45
Optimalisasi yang dimaksud adalah menit dari parkiran terdekat. Debit air

52 Tersedia online di http://journal.sragenkab.go.id; Permalink/DOI: 10.32630/sukowati.v5i1.212


Jurnal Litbang Sukowati, Vol. 5, No. 1, November 2021, Hal 49-62 p-ISSN: 2580-541X, e-ISSN: 2614-3356

terjun ini bervariasi tergantung pada Kresek menawarkan pemandangan air


musim. Pada musim hujan debit air terjun terjun yang indah dengan kondisi yang
ini cukup besar sedangkan pada musim masih asri dan alami.
kemarau menjadi berkurang. Air Terjun

Gambar 1. Peta Potensi Obyek Wisata di Desa Conto


Sumber: Profil Desa Conto, Kecamatan Bulukerto, 2019

Ringin Apak Crenggeng pohon pinus yang menjadikannya sangat


Secara administratif Ringin Apak rindang. Hutan Pinus Sumber ini sangat
Crenggeng terletak di Dusun Sumber, Desa berpotensi menjadi tempat wisata
Conto. Ringin Apak Crenggeng akan dilalui dikarenakan tempatnya yang indah,
ketika menuju Air Terjun Kresek. Akses udaranya yang sejuk dan nyaman dijadikan
jalan masih berupa jalan setapak. Ringin tempat wisata keluarga dari semua kalangan
Apak Crenggeng dapat ditempuh dengan baik anak-anak, muda hingga tua.
berjalan kaki selama 30 menit dari parkiran
Air Terjun Grenjengan
terdekat. Tempat ini menjadi salah satu Air terjun ini terletak di Dusun
potensi wisata karena menyediakan spot
Nglarangan, Desa Conto tepatnya di utara
foto yang unik serta kondisi sekitar yang Goa Resi. Akses jalan menuju air terjun ini
masih alami dan sejuk. masih berbentuk jalan setapak yang
Hutan Pinus Sumber berbentuk batu dengan lebar 2 meter dan
Hutan Pinus Sumber terletak di Desa bisa diakses menggunakan kendaraan
Conto tepatnya di Dusun Sumber. Akses bermotor maupun berjalan kaki. Air terjun
jalan menuju hutan pinus masih berbentuk ini berpotensi menjadi objek wisata di Desa
jalan berbatu dan dapat diakses Conto karena menyajikan pemandangan air
menggunakan kendaraan bermotor. terjun yang indah dan masih alami di
Keadaan sekitar tempat tersebut dipenuhi sekitar perbukitan.

Tersedia online di http://journal.sragenkab.go.id; Permalink/DOI: 10.32630/sukowati.v5i1.212 53


Jurnal Litbang Sukowati, Vol. 5, No. 1, November 2021, Hal 49-62 p-ISSN: 2580-541X, e-ISSN: 2614-3356

Goa Resi kebanyakan didominasi oleh pohon ringin


Goa Resi berada di Dusun Nglarangan, dan pinus yang rimbun serta banyak pula
Desa Conto. Akses jalan menuju ke Goa jenis pohon lainnya. Bukit ini berpotensi
Resi sudah cukup baik dapat diakses menjadi wisata karena keindahan alam dan
menggunakan kendaraan bermotor baik kesejukan udaranya serta menjadi tempat
roda dua dan roda empat, dengan waktu berlangsungnya kisah heroik Mbah
tempuh sekitar 10 menit dari gerbang Desa Sadiman, seorang petani yang meraih
Conto. Kondisi disekitar Goa Resi sudah penghargaan Kalpataru 2016 berkat
cukup bersih dan baik, terdapat dua gazebo upayanya menghijaukan bukit ini.
di sekitar goa yang terletak di atas dan di Soko Langit
bawah Goa Resi. Keadaan di dalam Goa Soko Langit terletak di Dusun
Resi masih alami dengan adanya stalaktit, Nglarangan, Desa Conto. Untuk menuju ke
stalakmit, serta beberapa hewan seperti
Soko Langit membutuhkan waktu 5 menit
kelelawar dan landak. Goa Resi sangat
dari balai desa dengan akses jalan yang
cocok dijadikan obyek wisata karena sudah sangat bagus yaitu berupa aspal.
memberikan keindahan dunia bawah tanah Soko Langit menyajikan pemandangan
yang jarang didapatkan oleh para sawah, perbukitan dan infinity pool yang
wisatawan. indah Desa Conto. Obyek wisata Soko
Bukit Gendol Langit memang selama ini yang paling
Bukit ini terletak di Dusun Ngelo bagian banyak dikunjungi karena promosi wisata
timur laut di sebelah barat sungai yang yang sudah lebih dulu dibandingkan
menjadi batas antara Desa Conto dengan obyek/spot wisata lainnya yang ada di Desa
Desa Geneng. Pepohonan di bukit ini Conto tersebut.

Gambar 2. Potensi wisata alam di Desa Conto, berturut-turut dari kanan: Ringin Apak
Crenggeng, Air terjun kresek, Hutan Pinus Sumber, Soko Langit, Air Terjun Grenjengan,
Goa Resi, Bukit Gendol.
Sumber: Dokumentasi Pendamping Desa dan Internet, 2019

54 Tersedia online di http://journal.sragenkab.go.id; Permalink/DOI: 10.32630/sukowati.v5i1.212


Jurnal Litbang Sukowati, Vol. 5, No. 1, November 2021, Hal 49-62 p-ISSN: 2580-541X, e-ISSN: 2614-3356

b. Potensi Agrowisata janggelan, tembakau, dan tumbuhan akar


wangi. Jarak tempuh menuju kebun semilir
Kebun Sayur Banteng
kira-kira 30 menit menggunakan sepeda
Kebun Sayur Banteng berada di Dusun
motor dari balai Desa Conto. Kondisi jalan
Sumber, Desa Conto. Kebun Sayur Banteng
setelah pemukiman warga sebagian sudah
merupakan kebun sayur yang dikelola oleh
cor blok dan sebagian masih berbentuk
masyarakat setempat, yang ditanamai kubis,
tanah dan hanya bisa dilewati satu sepeda
wortel, cabai dan jenis sayuran lainnya.
motor saja. Semilir dapat dijadikan potensi
Tata letak kebun sayur ini sudah cukup baik
agrowisata karena terdapat berbagai macam
dan tertata, namun akses menuju kebun
tanaman sayur serta pemandangan yang
sayur tersebut dapat dikatakan sulit dengan
indah. Desa Conto pernah memiliki
kondisi jalan tanah dan menanjak, lokasi
tanaman khas yang tidak dimiliki oleh
kebun sayur dapat diakses dengan
daerah lain yakni jeruk keprok. Sayangnya,
kendaraan roda dua. Kebun Sayur Banteng
jeruk keprok kini sudah sulit ditemui karena
sangat cocok dijadikan sebagai obyek
wisata keluarga karena memiliki populasinya hampir punah disebabkan oleh
pemandangan yang cukup bagus, dengan hama penyakit tanaman. Dengan teknik
cangkok, jeruk keprok dapat
tata letak kebun yang sudah rapi dan
dikembangbiakkan kembali sehingga dapat
dengan variasi hasil kebun yang cukup
menjadi obyek agrowisata unggulan. Saat
banyak yang dapat dipetik langsung oleh
ini warga masyarakat sedang berusaha
para wisatawan.
mengembangbiakkan jeruk keprok dan
Kebun Sayur Semilir jambu kristal dengan proyeksi lokasi tanam
Semilir adalah salah satu kebun sayur di di setiap pekarangan warga.
Desa Conto yang berada di Dusun Kempul.
Semilir ditanami berbagai macam tanaman
diantaranya jambu, wortel, kubis,

Gambar 3. Potensi agrowisata Desa Conto, dari kanan: Kebun sayur semilir,
Kebun Sayur Banteng
Sumber: Dokumentasi Pendamping Desa dan Internet, 2019
C. Potensi Budaya reog. Masing – masing memiliki keindahan
Saat ini Desa Conto memiliki tiga yang berbeda untuk dinikmati. Ketiganya
macam kesenian tradisional Jawa yang juga sudah memiliki kelompok atau sanggar
cukup aktif yakni rebana, angklung, dan dan sering menggelar pertunjukkan. Meski

Tersedia online di http://journal.sragenkab.go.id; Permalink/DOI: 10.32630/sukowati.v5i1.212 55


Jurnal Litbang Sukowati, Vol. 5, No. 1, November 2021, Hal 49-62 p-ISSN: 2580-541X, e-ISSN: 2614-3356

begitu, masyarakat memiliki rencana untuk kerajinan ini, begitu pula Dinas Pendidikan
menghidupkan kembali budaya-budaya Jawa Tengah yang pernah membeli produk
yang telah punah seperti permainan dengan judul karya Garuda Wisnu
tradisional Jawa. Terdapat pula kerajinan Kencana. Ngreksa Bumi merupakan event
akar wangi di Desa Conto. Kerajinan ini tahunan Desa Conto, digelar tiap satu tahun
dapat dikatakan memiliki kualitas yang baik sekali tepatnya di bulan Muharam atau pada
dan nilai seni yang tinggi. Produk dari saat tahun baru Islam dengan berbagai
kerajinan ini sudah terkenal sampai ke pertunjukan tradisional. Acara ini diadakan
mancanegara dan sering diikutkan dalam sebagai wujud syukur masyarakat Desa
berbagai pameran. Bahkan Presiden Joko Conto kepada Allah SWT atas segala
Widodo saat masih menjabat sebagai Wali nikmat yang diberikan.
Kota Solo sering memesan produk

Gambar 4. Potensi budaya masyarakat Desa Conto, berturut-turut dari kanan:


Kesenian Reog Reog, kerajinan akar wangi dan Budaya Ngreksa Bumi
Sumber: Dokumentasi Pendamping Desa dan Internet, 2019
Dukungan pemerintah desa dalam umum sebagai dampak dari kegiatan wisata
rangka pengembangan Desa Wisata di Desa Conto. Di bidang pembangunan
Conto fisik khususnya untuk keberlangsungan
Pembangunan Desa Wisata Conto dibagi pariwisata saat ini juga sudah dilaksanakan
menjadi pembangunan fisik dan pembangunan area wisata Goa Resi dengan
pembangunan non-fisik. Pembangunan fisik luas area kurang lebih 3000m2 sebagai
adalah instalasi infrastruktur baik pada sarana penunjang kepariwisataan di Desa
setiap obyek wisata maupun pada lingkup Conto.
desa. Sedangkan pembangunan non-fisik Masyarakat di Desa Conto memiliki
dibagi menjadi pengembangan sumber daya semangat yang besar dalam mengembangan
manusia, pengembangan jaringan dan potensi wisata di wilayahnya. Antusias dan
pemasaran. Diantaranya pembangunan non- partisipasi masyarakat begitu besar dalam
fisik yang sudah terlaksana adalah mengembangkan pariwisata. Hal ini
pemberdayaan masyarakat berupa bantuan tentunya diawali dengan membangun
bibit jeruk sebanyak 23.000 bibit yang kesadaran masyarakat tentang
diberikan kepada masyarakat dengan tujuan pengembangan potensi pariwisata Desa
mengembalikan Desa Conto sebagai sentra Conto oleh pemerintah desa dan jajarannya
buah-buahan khususnya jeruk pada era serta dukungan dari pemerintah daerah
tahun 70-an, serta pengembangan tanaman Kabupaten Wonogiri. Didalam pariwisata
kopi yang juga sudah mulai dilirik khalayak terdapat beberapa aspek yang menyentuh

56 Tersedia online di http://journal.sragenkab.go.id; Permalink/DOI: 10.32630/sukowati.v5i1.212


Jurnal Litbang Sukowati, Vol. 5, No. 1, November 2021, Hal 49-62 p-ISSN: 2580-541X, e-ISSN: 2614-3356

langsung terhadap masyarakat sehingga Langkah strategis dalam rangka


keberadaan pariwisata tersebut dapat pengembangan desa wisata Conto
bermanfaat bagi masyarakat. Hal tersebut Dalam rangka membuat rancangan
terbukti dengan mulai tergeraknya pengembangan potensi Desa Wisata Conto
masyarakat mengembangkan UMKM, dilakukan dengan analisis 4A untuk
membuka homestay, membuka pasar menghasilkan rencana pengembangan
tradisional sebagai pusat oleh-oleh wisata. atraksi, aksesibilitas, amenitas dan aktivitas.
Pengelolaan kegiatan pariwisata di Desa 1. Rencana Pengembangan Atraksi
Conto dilaksanakan oleh Pokdarwis Atraksi (daya tarik wisata) merupakan
(Kelompok Sadar Wisata) yang dibentuk unsur utama dalam pengembangan desa
oleh pemerintah Desa Conto berdasarkan wisata. Keragaman dan keunikan wisata
SK Kepala Desa Conto Nomor 23 Tahun yang ada di suatu desa akan memunculkan
2016. Operasional Pokdarwis Desa Conto
keinginan/ketertarikan wisatawan untuk
dianggarkan pemerintah Desa Conto di
mengunjunginya. Oleh karena itu dalam
Perdes APBDes, yang telah terealisasi pengembangan atraksi wisata perlu
yakni: (1) Perdes No. 2 Tahun 2018 perencanaan yang jelas sehingga tujuan dari
Tentang APBDes Tahun 2018: Rp. pengembangan wisata akan dapat tercapai.
5.000.000,- dan (2) Perdes No. 2 Tahun Diatas telah disampaikan bahwa arah
2019 Tentang APBDes Tahun 2019: Rp. pengembangan wisata di Desa Conto
5.000.000,-. berdasarkan potensi yang dimiliki, yakni
Untuk Pengembangan Pariwisata Desa pada wisata alam, agrowisata dan wisata
Conto pemerintah desa turut aktif dalam budaya. Dalam rangka mendukung
mendukung adanya Desa Wisata dibuktikan pengembangan atraksi wisata di Desa
dengan anggaran desa dalam APBDes, Conto dapat dilakukan dengan pembuatan
yakni: paket wisata yang dikemas secara menarik
1. Perdes No. 2 Tahun 2018 dan terstruktur. Untuk menarik wisatawan
a. Dana Desa Sebesar Rp.40.000.000,- diperlukan kreativitas dalam meramu paket
Untuk Pengembangan Agrowisata; wisata yang menarik sehingga diharapkan
b. Bantuan dari Dinas perkebunan mampu meningkatkan jumlah kunjungan
Untuk sejumlah 15.000 Bibit Jeruk wisatawan (Brahmanto, 2015). Berikut
Untuk Pengembangan Agro Wisata; contoh rekomendasi paket wisata Desa
c. Sarana dan Prasarana Menuju obyek Conto:
Wisata Rp.300.000.000,-. a. Edukasi Susur Goa Resi
2. Perdes No. 2 Tahun 2019
b. Agro wisata dan Sistem tanam di Kebun
a. Sarana dan Prasarana Pariwisata sayur Banteng
Rp.150.000.000 c. Camping Ground Bukit Gendol
3. Kerjasama BUMDesa Dengan Pihak d. Wisata Kerajinan Akar wangi dan
Ketiga Sistem Budidaya Akar Wangi
a. Kerjasama BUMDesa dengan Pihak e. Susur Sungai Gondosini/Tubing
ketiga/investor untuk pembangunan Live in banyak diminati wisatawan
Obyek Wisata Goa Resi karena wisatawan banyak berinteraksi
Rp.1.000.000.000,- (Dalam Proses langsung dengan penduduk dan budaya
Pengerjaan Obyek Wisata). masyarakat di Desa Conto, seperti

Tersedia online di http://journal.sragenkab.go.id; Permalink/DOI: 10.32630/sukowati.v5i1.212 57


Jurnal Litbang Sukowati, Vol. 5, No. 1, November 2021, Hal 49-62 p-ISSN: 2580-541X, e-ISSN: 2614-3356

menanam padi, membajak sawah, membuat namun untuk akses jalan menuju beberapa
kerajinan dari akar wangi, belajar kesenian tempat wisata masih kurang baik dan
tradisional, dsb. Pengembangan desa wisata sempit. Akses menuju Desa Conto dari
ini dapat membawa dampak positif bagi pusat Kabupaten Wonogiri mudah
kehidupan masyarakat setempat. dijangkau baik melalui kendaraan pribadi
Masyarakat yang mayoritas ataupun kendaraan umum, namun untuk
bermatapencaharian sebagai petani tidak menuju ke tempat wisata dari jalan raya
perlu berganti profesi karena pertanian belum ada angkutan umum yang menuju ke
diintegrasikan sebagai salah satu bagian desa wisata. Ada beberapa spot wisata
dari wisata. Dampak lain dari Conto yang tidak bisa dilalui kendaraan
pengembangan wisata tersebut yakni sehingga pengunjung harus berjalan kaki
penurunan tingkat migrasi karena kegiatan untuk dapat sampai ke tempat tersebut.
wisata mendorong berbagai lapangan kerja Selain itu sarana transportasi umum menuju
bagi masyarakat setempat seperti pemandu desa wisata Conto belum tersedia sehingga
wisata, usaha homestay, warung makan, para pengunjung harus menyediakan sarana
toko oleh-oleh, dan petugas parkir. Semakin transportasi pribadi untuk menuju desa
tinggi keterlibatan masyarakat lokal dalam wisata Conto. Pemerintah Desa Conto telah
pengembangan desa wisata maka peluang mengalokasikan anggaran dana desa dalam
masyarakat untuk mengambil manfaat meningkatkan aksesibilitas utamanya jalan
ekonomi dari hasil kegiatan wisata desa menuju tempat wisata secara bertahap.
cenderung semakin tinggi. Papan penunjuk arah menuju desa Wisata
Conto sudah tersedia, namun jumlahnya
2. Rencana Pengembangan Aksesibilitas
masih sangat sedikit, dan belum ada peta
Keterjangkauan suatu tempat wisata
wisata di depan jalan masuk. Pemasangan
akan mempengaruhi jumlah kunjungan
papan petunjuk arah jalan menuju obyek
wisatawan. Soamole (2014) menyatakan
wisata harus jelas, karena sangat diperlukan
bahwa aksesibilitas berupa kondisi jalan
bagi wisatawan yang akan berkunjung ke
menuju lokasi daya tarik wisata merupakan
elemen penting yang dapat memberikan obyek wisata. Penempatan papan penunjuk
arah sebaiknya diletakkan pada tempat-
kemudahan dan kenyamanan bagi
tempat strategis untuk memudahkan
wisatawan untuk mencapai tujuan wisata.
wisatawan. Pemasangan papan petunjuk
Ketersediaan aksesibilitas yang baik perlu
arah tempat wisata sangat penting bagi
disediakan dalam pengembangan desa
wisata Conto. Hal ini perlu dilakukan dalam wisatawan terutama yang datang secara
mandiri tanpa didampingi oleh pemandu
rangka untuk memudahkan para wisatawan
wisata. Peta wisata juga perlu ada sehingga
mencapai tujuan/tempat wisata. Komponen
wisatawan akan mendapatkan gambaran
yang perlu disediakan antara lain: kondisi
obyek wisata apa saja yang akan dapat
jalan yang baik, ketersediaan saran
mereka nikmati ditempat tersebut. Peta
transportasi umum menuju desa,
wisata tersebut sebaiknya ditempatkan pada
ketersediaan papan penunjuk arah yang
jalan masuk menuju desa wisata.
jelas, adanya peta wisata yang terpampang
jelas di depan jalan masuk tempat wisata. 3. Rencana Pengembangan Amenitas
Pada umumnya kondisi jalan menuju Amenitas merupakan salah satu
desa wisata Conto sudah cukup baik, komponen destinasi wisata yang berperan

58 Tersedia online di http://journal.sragenkab.go.id; Permalink/DOI: 10.32630/sukowati.v5i1.212


Jurnal Litbang Sukowati, Vol. 5, No. 1, November 2021, Hal 49-62 p-ISSN: 2580-541X, e-ISSN: 2614-3356

penting dalam memberikan kenyamanan setempat khususnya dan Kabupaten


dan keselamatan kepada wisatawan Wonogiri pada umumnya. Pengembangan
sehingga dapat tercipta kepuasan kunjungan sarana amenitas dalam rangka menunjang
wisata. Daya dukung amenitas pariwisata desa wisata dapat dibuat dengan konsep
yang perlu dipenuhi pada tempat wisata, unik dan menarik, misalnya homestay
diantaranya ketersediaan homestay yang dibuat apa adanya dengan suasana pedesaan
memadai, rumah makan, kios cinderamata, namun tetap terjaga keindahan dan
pusat informasi tempat wisata, toilet, kebersihannya, tempat makan yang
mushola/tempat ibadah, tempat parkir, dan menyediakan makanan khas daerah
amenitas pendukung lainnya (Sugiarti, setempat, dsb.
Aliyah dan Yudana, 2016). Ketersediaan 4. Rencana Pengembangan Aktivitas
sarana pendukung amenitas di desa wisata Menurut Sugiarti (2016) Pengembangan
Conto masih kurang memadai. Pengelola
aktivitas/kegiatan wisata memiliki peran
wisata sudah menyediakan homestay
penting dalam memperpanjang lama tinggal
dengan kondisi yang baik namun jumlahnya wisatawan di suatu desa wisata. Aktivitas
masih sangat sedikit, jika ada lonjakan wisata tersebut dilakukan berdasarkan
wisatawan dari luar daerah di musim karakteristik desa wisata sehingga
liburan, pengunjung akan merasa kesulitan pengembangannya selaras dengan desa
untuk mencari penginapan. Ini harus segera wisata. Dampak pengembangan aktivitas
ditangkap oleh pengelola wisata dan wisatawan tersebut akan memperpanjang
masyarakat setempat untuk dapat lama tinggal wisatawan di desa wisata yang
menyediakan homestay bagi pengunjung kemudian secara ekonomi juga
dengan jumlah yang cukup dan fasilitas meningkatkan pendapatan penduduk
yang bersih dan terawat dengan baik. Selain setempat. Hal ini tentunya menjadi peluang
itu juga diperlukan pelayanan yang baik bagi penduduk untuk mendirikan usaha di
bagi wisatawan yang menginap, dalam sekitar tempat wisata. Kepuasan
pengembangannya terkait homestay pengunjung dapat dilihat dari something to
tersebut dapat diberlakukan dengan see, something to do dan something to buy
mengusung konsep satu pintu, sehingga (Yoeti dalam Budiani, 2018), berdasarkan
seluruh penginapan di Desa Wisata Conto hal tersebut maka pada aspek something to
dapat terorganisir dengan baik. see, sudah dapat dipenuhi dengan adanya
Fasilitas pendukung amenitas seperti potensi alam dan budaya yang menjadi
rumah makan, pusat informasi tempat obyek wisata. Sementara pada aspek
wisata, toilet, mushola/tempat ibadah,
something to do dan something to buy
tempat parkir sudah cukup memadai dan berasal dari sumberdaya yang dibuat oleh
tersedia di sekitar tempat wisata. Tempat pengelola wisata dan masyarakat
oleh-oleh/cinderamata sudah tersedia pendukungnya. Pengembangan something
namun kurang lengkap. Akan lebih baik to do dilakukan dengan membuat paket-
jika fasilitas belanja di desa Wisata Conto paket wisata yang dikemas secara
menyediakan hasil kerajinan masyarakat terstruktur dan juga meningkatkan aktivitas
atau UKM setempat atau bahkan dan peran dari masyarakat setempat untuk
bekerjasama dengan UKM yang berada di menunjang pengelolaan desa wisata.
luar Desa Conto. Harapannya dapat Pengembangan something to buy dilakukan
meningkatkan perekonomian masyarakat

Tersedia online di http://journal.sragenkab.go.id; Permalink/DOI: 10.32630/sukowati.v5i1.212 59


Jurnal Litbang Sukowati, Vol. 5, No. 1, November 2021, Hal 49-62 p-ISSN: 2580-541X, e-ISSN: 2614-3356

dengan menyediakan hasil kerajinan wisata tidak hanya dari wisatawan domestik
masyarakat atau UKM dibawah BUMDes saja, namun juga dimungkinkan wisatawan
setempat atau bahkan bekerjasama dengan mancanegara.
UKM yang berada di luar desa Conto. Masyarakat di sekitar desa wisata Conto
Pengembangan aspek something to do dan ini juga memiliki peran penting dalam
something to buy pada desa wisata Conto pengembangan destinasi wisata. Aktivitas
ini memerlukan kerjasama yang baik antara yang menunjukkan keramahan kepada para
pengelola wisata, masyarakat dan pengunjung dapat menjadi nilai tambah
pemerintah, sehingga selaras dengan prinsip bagi suatu destinasi wisata. Umumnya
“Dari Conto, Oleh Conto, dan Untuk pengunjung jika merasa puas terhadap
Conto”. pelayanan wisata akan kembali melakukan
Kelembagaan wisata berperan penting kunjungan ke destinasi wisata tersebut. Hal
dalam menunjang keberhasilan pariwisata, ini tentunya juga didukung oleh daya tarik
yakni berperan sebagai wadah sekaligus wisatanya. Aktivitas masyarakat di daerah
penggerak dalam memfasilitasi dan setempat ternyata dapat mendatangkan
mengembangkan partisipasi masyarakat keuntungan dari sisi ekonomi karena
dalam bidang pariwisata (Triambodo dan dengan adanya desa wisata Conto ini dapat
Damanik, 2015). Pengelolaan desa wisata menjadi ladang rejeki bagi masyarakat
dilakukan oleh kelembagaan desa wisata. setempat. Ada yang menyediakan
Pada desa wisata Conto pengelolaan wisata homestay, rumah makan, souvenir,
dilakukan oleh Pokdarwis. Pokdarwis Desa pemandu wisata, dan jasa lainnya. Hal ini
Conto selaku pengelola wisata memiliki akan menjadi daya ungkit perekonomian
kapasitas yang baik dalam rangka warga sehingga harapannya masyarakat
mengembangkan aktivitas wisata sekitar akan sejahtera. Tentunya perlu
diantaranya semakin berkembangnya adanya dukungan dari pemerintah daerah
aktraksi wisata. Keberagaman atraksi setempat untuk mendukung eksistensi
merupakan daya tarik wisata agar tidak pengembangan desa wisata Conto melalui
terkesan monoton. Pokdarwis Desa Conto kebijakan-kebijakan yang mendukung.
telah berhasil menggabungkan atraksi
wisata budaya dengan potensi wisata alam SIMPULAN
yang ada sehingga menjadi daya tarik Kesimpulan yang dapat diambil dari
tersendiri bagi wisatawan. Selain itu penelitian tersebut, yaitu: Potensi wisata di
Pokdarwis Desa Conto telah mampu Desa Conto, Kecamatan Bulukerto,
melakukan promosi wisata melalui media Kabupaten Wonogiri terdiri dari potensi
sosial. Dampak dari pemasaran via medsos wisata alam, agrowisata dan potensi
tersebut menjadikan Desa Wisata Conto budaya. Rencana pengembangan Desa
mulai dikenal dan dikunjungi oleh Wisata Conto, Kecamatan Bulukerto,
wisatawan di beberapa daerah. Pengelolaan Kabupaten Wonogiri antara lain:
wisata di desa wisata diperlukan sumber Pengembangan atraksi melalui pembuatan
daya manusia pengelola yang baik, yakni paket wisata yang dikemas secara menarik
diantaranya kemampuan menjadi pemandu dan terstruktur; pengembangan aksesibilitas
wisata. Hal ini berhubungan dengan melalui penyediaan fasilitas infrastruktur
pelayanan informasi yang diperlukan oleh yang memadai; pengembangan amenitas
wisatawan. Wisatawan yang datang ke desa melalui peningkatan daya dukung fasilitas

60 Tersedia online di http://journal.sragenkab.go.id; Permalink/DOI: 10.32630/sukowati.v5i1.212


Jurnal Litbang Sukowati, Vol. 5, No. 1, November 2021, Hal 49-62 p-ISSN: 2580-541X, e-ISSN: 2614-3356

penunjang wisata, dan pengembangan wisata Conto dapat terealisasi sesuai


aktivitas wisata baik dari masyarakat harapan dan rencana awal. Selain itu untuk
maupun dari pengelola Desa Wisata Conto mendukung potensi pengembangan wisata
untuk mewujudkan pengembangan wisata budaya diperlukan pengembangan event-
yang berkelanjutan. event budaya, misalnya Festival Permainan
Saran yang dapat diberikan dari Tradisional, Fesvifal Santri, Festival
penelitian ini yakni: Perlu adanya upaya Budaya Ngerekso Bumi, Festival Camping
sinergitas seluruh pemangku kepentingan dan Pelestarian Alam dan Festival Jajanan
terkait, baik dari pemerintah, swasta, dan Tradisional.
masyarakat sehingga pengembangan desa

DAFTAR PUSTAKA

Brahmanto, E. 2015. Magnet Paket Wisata Dalam Menari Kunjungan Wisatawan Asing
Berkunjung Ke Jogjakarta. Jurnal Media Wisata Vol.12 No.2 Nov 2015. Hal 338-
342.
Budiani, S.R, dkk. 2018. Analisis Potensi dan Strategi Pengembangan Pariwisata
Berkelanjutan Berbasis Komunitas di Desa Sembungan, Wonosobo, Jawa Tengah.
Majalah Geografi Indonesia Vol. 32 No.2. Hal 170-176.
Istiqomah Tya Dewi Pamungkas dan Mohammad Muktiali, 2015. Pengaruh
Keberadaan Desa Wisata Karangbanjar terhadap Perubahan Penggunaan
Lahan, Ekonomi dan Sosial Masyarakat. Jurnal Teknik PWK Vol 4 No. 2.pp. 361-
372.
Miles, M.B, Huberman, A.M, & Saldana, J. (2014). Qualitative Data Analysis, A Methods
Sourcebook, Edition 3. USA: Sage Publications. Terjemahan Tjetjep Rohindi Rohidi,
UI-Press.
Murdiyanti, A. 2018. Strategi Pengembangan Pariwisata Osing di Desa Kemiren
Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi. Prosiding Pengembangan Pariwisata
Yang Berkelanjutan: Inovasi, Teknologi, dan Kearifan Lokal. Universitas Jember. 13
Desember 2018. Hlm 35-46.
Nur Indriyani, I Nyoman Mariantha, Syafri, faridah. 2018. Implikasi Pengembangan Desa
Wisata Terhadapa Peningkatan Ekonomi Masyarakat Lokal. Seminar Nasional
Manajemen Akuntansi dan Perbankan 2018. Hal 1090-1104.
Soamole, F. 2014. Kekayaan Perairan Teluk Hol dan Pantai Sulamadaha Yang Berpotensi
sebagai Daya Tarik Wisata di Kota Ternate Provinsi Maluku Utara. Tesis. Program
Studi Magister Kajian Pariwisata Sekolah Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta.
Soleh, Ahmad, 2017. Strategi Pengembangan Potensi Wisata. Jurnal Sungkai Vol.5 No.1
Edisi Februari 2017 Hal 32-52.
Sugiarti, R., I. Aliyah., G. Yudana. 2016. Pengembangan Potensi Desa Wisata di
Kabupaten Ngawi. Jurnal Cakra Wisata Volume 17 Jilid 2 Tahun 2016. Hal 14-26.
Triambodo, S., & Damanik, J. (2015). Analisis Strategi Penguatan Kelembagaan Desa
Wisata Berbasis Ekonomi Kreatif (Studi di Desa Wisata Kerajinan Tenun Dusun
Gamplong, Desa Sumberrahayu, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman, DIY).
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Tersedia online di http://journal.sragenkab.go.id; Permalink/DOI: 10.32630/sukowati.v5i1.212 61


Jurnal Litbang Sukowati, Vol. 5, No. 1, November 2021, Hal 49-62 p-ISSN: 2580-541X, e-ISSN: 2614-3356

Undang-undang no 6 tahun 2014 tentang desa.


Peraturan Pemerintah No.60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.

62 Tersedia online di http://journal.sragenkab.go.id; Permalink/DOI: 10.32630/sukowati.v5i1.212

You might also like