You are on page 1of 5

1.

Berikut ini catatan dari CV Sumber Rejeki :


CV Sumber Rejeki menerima pesanan sebanyak 50 dari satu pelanggan. Pesanan tersebut
memiliki nomer pesanan P80503. Berikut adalah transaksi yang terjadi pada perusahaan.
Pembelian bahan secara kredit senilai Rp29.575.500,-
Penggunaan bahan langsung senilai Rp25.000.000,-
Mempekerjakan pekerja sebanyak 25 orang dengan biaya Rp500 per jam dimana
membutuhkan waktu 10 hari dengan seharinya bekerja 8 Jam.
Pembebanan biaya overhead pabrik yang dibebankan sebesar Rp20.000.000,-
Pesanan diserahkan kepada pembeli dengan faktur penjualan senilai 180% dari total seluruh
biaya secara kredit dengan faktur 2/10, n/30.
Pemesan membayar dalam waktu 12 setelah penyerahan.
Pertanyaan :  buatlah jurnal transaksi perhitungan biaya berdasarkan pesanan / job order
costing
Jawab:
a) Jurnal pencatatan biaya bahan baku
Pembelian bahan secara kredit
(dr) Bahan Langsung 29.575.500
(cr) Utang Dagang 29.575.500
Penggunaan bahan secara langsung
(dr) Barang dalam Proses 25.000.000
(cr) Bahan Langsung 25.000.000
b) Jurnal pencatatan biaya tenaga kerja
Mengakui kewajiban gaji dan upah pekerja
(dr) Gaji dan upah 1.000.000
(cr) Utang gaji dan upah 1.000.000
penghitungan : 25 org * Rp500/jam * 8 jam * 10 hari kerja = 1.000.000
Mencatat pembayaran gaji dan upah
(dr) Utang gaji dan upah  1.000.000
(cr)  Kas 1.000.000
Mencatat alokasi gaji & upah
(dr) Barang dalam proses - BTKL 1.000.000
(cr) Biaya overhead sesungguhnya - BTKL 1.000.000
c) Jurnal pencatatan biaya overhead
Pembebanan biaya overhead
(dr) Barang dalam proses 20.000.000
(cr) Biaya overhead pabrik dibebankan 20.000.000
Jurnal pencatatan selisih BOP
(dr) Biaya overhead sesungguhnya 19.000.000
(cr) Selisih biaya overhead 19.000.000
Jurnal penutup BOP dibebankan
(dr) Biaya overhead pabrik dibebankan 20.000.000
(cr) Biaya overhead aktual 20.000.000
d) Jurnal pencatatan produk jadi
(dr) Persediaan barang jadi 46.000.000
(cr) Barang dalam proses 46.000.000
e) Jurnal pencatatan HPP
(dr) Harga pokok penjualan 46.000.000
(cr) Persediaan barang jadi 46.000.000
f) Jurnal hasil penjualan
(dr) Piutang dagang 82.800.000
(cr) Penjualan 82.800.000
penghitungan : 180%*46.000.000 = 82.800.000
g) Jurnal pelunasan penjualan
(dr) Kas  82.800.000
(cr) Piutang dagang 82.800.000
dikenakan harga normal karena membayar dalam jangka waktu <10 hari

2. Sebutkan dan jelaskan perbedaan antara obligasi dengan modal saham.


Agar lebih memahami perbedaan antara obligasi dan investasi saham, berikut daftar
perbandingannya:

 Obligasi
 obligasi disebut Pemegang kreditur
 Utang obligasi merupakan utang modal jangka panjang.
 Pada saat likuidasi pemegang obligasi mempunyai hak lebih dahulu dalam
pembagian aktiva.
 Bunga besarnya tetap.
 Bunga merupakan beban.
 Obligasi tidak mempunyai hak suara.

 Modal saham
 Pemegang saham disebut pemilik
 Saham adalah modal sendiri (modal pemilik)
 Pemegang saham berhak atas sisa aktiva dalam likuidasi
 Dividen bukan beban tetap.
 Dividen bukan merupakan beban.
 Setiap saham memiliki hak suara.

Perbedaan Saham dan Obligasi

Secara umum, saham dan obligasi memiliki tujuan yang hampir sama, yaitu sebagai sarana
mendapatkan modal atau dana untuk kepentingan perusahaan. Perbedaan saham dan obligasi
adalah pemilik saham memiliki hak atas keuntungan perusahaan dan juga hak suara.
Sedangkan obligasi, Pemilik hanya berstatus sebagai pemberi utang. Perusahaan penerbit
saham menjual sebagian kepemilikannya kepada pihak lain, sementara perusahaan penerbit
obligasi menerbitkan surat utang yang bisa dibeli.

Saham adalah bentuk kepemilikan suatu perusahaan dan pemilik saham berhak mendapat
keuntungan perusahaan atau yang kerap disebut dengan dividen. Sementara obligasi adalah
surat utang yang dikeluarkan perusahaan ataupun instansi pemerintah sebagai bentuk
peminjaman uang yang kemudian akan dibayarkan kembali sebesar harga pokok utang
beserta bunga atau istilahnya disebut kupon.

Penjelasan.
A. Modal Saham
Perusahaan dapat membeli saham perusahaan lain langsung dari perusahaan tersebut atau
membeli melalui pasar uang dan modal. Pencatatan pembelian saham dapat dilakukan
dengan dua metode yaitu:
a. Metode harga pokok
Metode ini digunakan jika saham perusahaan lain yang dibeli jumlahnya kurang
dari 20 persen dari saham yang beredar. Pada metode harga pokok ini, akun
investasi jangka panjang di debet untuk seluruh harga pokok saham termasuk
provisi dan meterai. Bila pembelian dilakukan secara tunai, maka penentuan harga
pokok sahamnya tidak menimbulkan masalah. Namun bila pembayarannya tidak
dilakukan secara tunai, maka harga pokok saham diukur dengan harga tunainya
atau harga lain yang paling objektif. Oleh karena secara hukum dividen tidak
terkumpul (diperoleh) dari saat ke saat, maka pengakuan dividen baru diakui pada
saat dividen diumumkan secara resmi.

b. Metode pemilikan (equity method)


Bila sebuah perusahaan memiliki 20% atau lebih saham perusahaan lain berarti
perusahaan tersebut dianggap dapat mengendalikan kegiatan perusahaan lain yang
sahamnya dimiliki tersebut. Bila maka pencatatan investasi harus menggunakan
metode ekuitaa.
Demikian halnya, metode ekuitas. Pada , pembelian investasi pada mulanya
dicatat sebesar berfluktuasi guna mencatat pengakuan pendapatan (laba) atau rugi
dan harga perolehannya (cost). Namun sesudah itu akun investasi akan dividen
dari anak perusahaan.

B. Obligasi
Investasi Obligasi Akuntansi untuk pembelian obligasi hampir merupakan kebalikan dari
akuntansi untuk utang obligasi, dengan satu perkecualian yaitu untuk pembelian obligasi
di atas atau di bawah nilai nominal tidak akan secara wajar jumlah premium atau diskonto
perlu diamortisasi, hanya saja menimbulkan akun premium atau diskonto. Untuk
mengukur pendapatan akun lawannya bukan akun premium atau obligasi tetapi akun
investasi.
Bila kita artikan secara lengkap, maka pengertian obligasi adalah merupakan surat tanda
bukti hutang yang dikeluarkan oleh lembaga atau perusahaan yang kekurangan modal.
Kemudian surat ini nantinya akan diberikan kepada orang-orang pemberi hutang sebagai
sebuah tanda bukti pemberian hutang sekaligus sebagai media untuk mengklaim balas
jasa pemberian hutang yang diberikan orang tersebut terhadap perusahaan penerbit
obligasi.
Dalam hal ini biasanya penerbit obligasi akan memberikan balas jasa kepada mereka
pemegang obligasi dengan sistem bunga yang sudah ditetapkan saat penerbitan.

3. Jelaskan mengapa pengendalian internal itu penting dalam sebuah perusahaan

Salah satu aspek kunci dalam analisis sistem, disain sistem dan implementasi sistem
dalam perusahaan adalah pengendalian internal. Pengendalian internal menurut
Commitee On Sponsoring Organization (COSO) adalah suatu proses, dijalankan oleh
dewan komisaris, manajemen, dan karyawan lain dari suatu entitas, dirancang untuk
memberikan jaminan memadai sehubungan dengan pencapaian tujuan dalam kategori
sebagai berikut.
1. Keandalan pelaporan keuangan.
2. Kepatuhan terhadap undang-undang dan peraturan yang berlaku. Efektivitas dan
efisiensi operasional.
Pengendalian internal digunakan oleh perusahaan sebagai pedoman dalam menjalankan
kegiatan atau operasi perusahaan.

Tujuan Pengendalian Internal


Tujuan pengendalian intern adalah untuk menjamin agar manajemen perusahaan:
a. Dapat mencapai tujuan perusahaan yang ditetapkan;
b. Menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya; dan
c. Mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku.
Pengendalian internal juga dapat mencegah kerugian atau pemborosan pengelolaan
sumber daya perusahaan. Pengendalian internal dapat menyediakan informasi tentang
bagaimana menilai kinerja perusahaan dan manajemen perusahaan, dan menyediakan
informasi yang akan digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan.
Elemen-elemen Pengendalian Internal
Pengendalian internal terdiri atas lima elemen utama yaitu:
 lingkungan pengendalian (control environment);
 penilaian risiko (risk assesment);
 informasi dan komunikasi (information and communication);
 Aktivitas pengendalian (control activities);
 Pemantauan (monitoring).
Berikut adalah tanda-tanda peringatan yang diberikan sistem akuntansi yang memberikan
indikasi kemungkinan terjadinya penggelapan:
1. Adanya dokumen yang hilang atau selang nomor transaksi (Kemungkinan ada
penyalahgunaan dokumen).
2. Kenaikan luar biasa pengembalian uang kepada para pelanggan.
3. Perbedaan jumlah penerimaan kas harian dengan setoran bank (ada kemungkinan
penerimaan diambil sebelum disetorkan ke bank).
4. Kenaikan tiba-tiba atas keterlambatan pembayaran (karyawan mungkin mengantongi
pembayaran yang harus dilakukan).
5. Penundaan pencatatan transaksi (kemungkinan ada usaha penemuan kecurangan).
Penerapan komponen pengendalian internal akan bervariasi tergantung pada:
1. Ukuran entitas.
2. Karakteristik organisasi dan pemiliknya.
3. Jenis usaha.
4. Diversitas dan kompleksitas operasional.
5. Metode pengolahan data.
6. Aplikabilitas persyaratan legal dan regulator

Pada perusahaan kecil dan menengah mungkin menggunakan cara yang kurang formal untuk
menjamin bahwa tujuan pengendalian internal tercapai. Sebagai contoh, perusahaan yang
lebih kecil dengan keterlibatan manajemen yang aktif dalam proses penyusunan laporan
keuangan mungkin tidak mempunyai gambaran tentang prosedur akuntansi yang luas, sistem
akuntansi yang canggih, atau kebijakan pengendalian tertulis. Perusahaan kecil mungkin juga
tidak memiliki aturan perilaku secara tertulis, namun mengembangkan budaya yang
menekankan pentingnya integritas dan perilaku etis melalui komunikasi lisan dan contoh dari
manajemen. Perusahaan yang lebih kecil mungkin pula tidak memiliki anggota dewan
komisaris independen. Bila perusahaan yang lebih kecil tersebut terlibat dalam transaksi yang
kompleks atau harus memenuhi persyaratan hukum dan peraturan yang ada, maka cara untuk
mencapai tujuan pengendalian internal mungkin juga dilakukan secara informal.

Sumber:
BMP EKMA 4115

You might also like