Professional Documents
Culture Documents
Tugas PA3 Ok
Tugas PA3 Ok
Obligasi
obligasi disebut Pemegang kreditur
Utang obligasi merupakan utang modal jangka panjang.
Pada saat likuidasi pemegang obligasi mempunyai hak lebih dahulu dalam
pembagian aktiva.
Bunga besarnya tetap.
Bunga merupakan beban.
Obligasi tidak mempunyai hak suara.
Modal saham
Pemegang saham disebut pemilik
Saham adalah modal sendiri (modal pemilik)
Pemegang saham berhak atas sisa aktiva dalam likuidasi
Dividen bukan beban tetap.
Dividen bukan merupakan beban.
Setiap saham memiliki hak suara.
Secara umum, saham dan obligasi memiliki tujuan yang hampir sama, yaitu sebagai sarana
mendapatkan modal atau dana untuk kepentingan perusahaan. Perbedaan saham dan obligasi
adalah pemilik saham memiliki hak atas keuntungan perusahaan dan juga hak suara.
Sedangkan obligasi, Pemilik hanya berstatus sebagai pemberi utang. Perusahaan penerbit
saham menjual sebagian kepemilikannya kepada pihak lain, sementara perusahaan penerbit
obligasi menerbitkan surat utang yang bisa dibeli.
Saham adalah bentuk kepemilikan suatu perusahaan dan pemilik saham berhak mendapat
keuntungan perusahaan atau yang kerap disebut dengan dividen. Sementara obligasi adalah
surat utang yang dikeluarkan perusahaan ataupun instansi pemerintah sebagai bentuk
peminjaman uang yang kemudian akan dibayarkan kembali sebesar harga pokok utang
beserta bunga atau istilahnya disebut kupon.
Penjelasan.
A. Modal Saham
Perusahaan dapat membeli saham perusahaan lain langsung dari perusahaan tersebut atau
membeli melalui pasar uang dan modal. Pencatatan pembelian saham dapat dilakukan
dengan dua metode yaitu:
a. Metode harga pokok
Metode ini digunakan jika saham perusahaan lain yang dibeli jumlahnya kurang
dari 20 persen dari saham yang beredar. Pada metode harga pokok ini, akun
investasi jangka panjang di debet untuk seluruh harga pokok saham termasuk
provisi dan meterai. Bila pembelian dilakukan secara tunai, maka penentuan harga
pokok sahamnya tidak menimbulkan masalah. Namun bila pembayarannya tidak
dilakukan secara tunai, maka harga pokok saham diukur dengan harga tunainya
atau harga lain yang paling objektif. Oleh karena secara hukum dividen tidak
terkumpul (diperoleh) dari saat ke saat, maka pengakuan dividen baru diakui pada
saat dividen diumumkan secara resmi.
B. Obligasi
Investasi Obligasi Akuntansi untuk pembelian obligasi hampir merupakan kebalikan dari
akuntansi untuk utang obligasi, dengan satu perkecualian yaitu untuk pembelian obligasi
di atas atau di bawah nilai nominal tidak akan secara wajar jumlah premium atau diskonto
perlu diamortisasi, hanya saja menimbulkan akun premium atau diskonto. Untuk
mengukur pendapatan akun lawannya bukan akun premium atau obligasi tetapi akun
investasi.
Bila kita artikan secara lengkap, maka pengertian obligasi adalah merupakan surat tanda
bukti hutang yang dikeluarkan oleh lembaga atau perusahaan yang kekurangan modal.
Kemudian surat ini nantinya akan diberikan kepada orang-orang pemberi hutang sebagai
sebuah tanda bukti pemberian hutang sekaligus sebagai media untuk mengklaim balas
jasa pemberian hutang yang diberikan orang tersebut terhadap perusahaan penerbit
obligasi.
Dalam hal ini biasanya penerbit obligasi akan memberikan balas jasa kepada mereka
pemegang obligasi dengan sistem bunga yang sudah ditetapkan saat penerbitan.
Salah satu aspek kunci dalam analisis sistem, disain sistem dan implementasi sistem
dalam perusahaan adalah pengendalian internal. Pengendalian internal menurut
Commitee On Sponsoring Organization (COSO) adalah suatu proses, dijalankan oleh
dewan komisaris, manajemen, dan karyawan lain dari suatu entitas, dirancang untuk
memberikan jaminan memadai sehubungan dengan pencapaian tujuan dalam kategori
sebagai berikut.
1. Keandalan pelaporan keuangan.
2. Kepatuhan terhadap undang-undang dan peraturan yang berlaku. Efektivitas dan
efisiensi operasional.
Pengendalian internal digunakan oleh perusahaan sebagai pedoman dalam menjalankan
kegiatan atau operasi perusahaan.
Pada perusahaan kecil dan menengah mungkin menggunakan cara yang kurang formal untuk
menjamin bahwa tujuan pengendalian internal tercapai. Sebagai contoh, perusahaan yang
lebih kecil dengan keterlibatan manajemen yang aktif dalam proses penyusunan laporan
keuangan mungkin tidak mempunyai gambaran tentang prosedur akuntansi yang luas, sistem
akuntansi yang canggih, atau kebijakan pengendalian tertulis. Perusahaan kecil mungkin juga
tidak memiliki aturan perilaku secara tertulis, namun mengembangkan budaya yang
menekankan pentingnya integritas dan perilaku etis melalui komunikasi lisan dan contoh dari
manajemen. Perusahaan yang lebih kecil mungkin pula tidak memiliki anggota dewan
komisaris independen. Bila perusahaan yang lebih kecil tersebut terlibat dalam transaksi yang
kompleks atau harus memenuhi persyaratan hukum dan peraturan yang ada, maka cara untuk
mencapai tujuan pengendalian internal mungkin juga dilakukan secara informal.
Sumber:
BMP EKMA 4115