Professional Documents
Culture Documents
Percobaan 12-14
Percobaan 12-14
1. TUJUAN
2. DASAR TEORI
Percobaan sand cone merupakan salah satu jenis pengujian yang dilakukan
dilapangan, untuk menentukan berat isi kering (kemadatan) tanah asli ataupun hasil
suatu pekerjaan pemadatan, yang dapat dilakukan pada tanah kohesif maupun non-
kohesif.
Cara lain yang dapat dilakukan untuk tujuan yang sama yaitu :
a. Metoda silinder (Drive Silinder method), khusus untuk tanah kohesif.
b. Metoda balon karet (Rubber Ballon method), untuk semua jenis tanah
c. Metoda Nuclear (Nuclear method), untu semua jenis tanah.
Nilai berat isi tanah kering yang diperoleh melalui percobaan ini,
biasanya digunakan untuk mengevaluasi hasil pekerjaan pemadatan dilapangan yang
dinyatakan dalam derajat pemadatan (degree of compaction), yaitu perbandingan
antara γd (kerucut pasir) dengan γd maks. Hasil percobaan dilaboratorium dalam (%).
3. PERALATAN
4. BENDA UJI
Benda uji diambil dari lapangan yang merupakan tanah terganggu (disturb). Untuk
pengambilan dan lokasi benda uji lihat pengambilan contoh tanah di lapangan.
5. PROSEDUR PERCOBAAN
6. ANALISA DATA
SAND CONE
PB-0103-76
Analisa Perhitungan :
Berat pasir dalam Container : (1)-(2)
: 7865 -1687
: 6178 gr
Volume Botol : 4120 cm3
Ws 7691 gr
Berat isi kering pasir : V = 4120 cm3 =1,866 gr/cm3
Analisa Perhitungan :
Berat pasir dalam ( Corong + Lubang ) : 3003 gr + 1695 gr
: 4698 gr
Wi 1573.89 cm3
V=
Volume Lubang γ dps
Analisa Perhitungan :
Wi 3003 gr
Volume Lubang : : :1573.89 cm3
γdpasir 1.908 gr /cm3
γD=
γ 1.20 gr/cm3
100+W x 100
Analisa Perhitungan :
Berat tanah basah : 2480 gr – 218 gr
: 2262 gr
W
= 2262 gr
Berat Isi Tanah Basah () : V 1573.89 cm = 1,473 gr/cm
3 3
γ
x 100 %
Berat Isi Tanah Kering (d lap) : 100+W
1. 473
x 100 %
: 100+22 .62
: 1.20 t/m3
Catatan : Berat Isi Kering (γd maks lab) = 1,52 gr/cm3 (diperoleh dari data percobaan 11)
Analisa Perhitungan :
γ dlap
x 100 %
Derajat Kepadatan lab = γ dlab
1.20
= x 100 %=78,94 %
1.52
VI. Menentukan Kadar Air
Analisa Perhitungan :
Berat Air : 31.9 gr – 28.95 gr
: 2.95 gr
Berat Tanah Kering : 28.95 gr – 3.72 gr
: 25.23 gr
BeratAir
x100 %
Kadar Air : BeratTanahKering
2.95gr
x100%
: 25.23 gr
: 11.69 %
7. KESIMPULAN
= 78.94 %
Kadar air (w%) = 11.69 %
1.TUJUAN
2. DASAR TEORI
3. PERALATAN
(10.000 lb) dengan kecepatan penetrsi sebesar 1,27 mm (0,05) per menit.
b. Cetakan logam yang berbentuk silinder dengan diameter dalam 152,4 0,6609
mm (6 0,0026) dengan tinggi 117,8 0,130 mm. Cetakan harus dilengkapi
dengan leher sambung dengan tinggi 50, 8 mm (2”) dan keping atas logam yang
berlubang-lubang dengan tebal 9, 53 mm (3/8”) dan diameter lubang tidak lebih
dari 1, 59 mm (1/16”).
c. Piring pemisah dari logam (spacer disk) dengan diameter 150, 8 mm (5 15/16”)
dan tebal 61, 4 mm.
d. Alat penumbuk sesuai dengan cara pemeriksaan pemadatan PB-0111-76 atau
PB-0112-76.
e. Alat ukur pengembangan (swell) yang terdiri dari keping pengembangan yang
berlubang-lubang dengan batang pengatur, tripot logam dan arloji penunjuk.
f. Keping beban dengan berat 2,27 kg (5 pound), diameter 194,2 mm (5 7/8) dengan
4. BENDA UJI
Benda uji disiapkan sesuai dengan cara pemeriksaan pemadatan PB-0111-76 dan
PB-0112-76.
a. Ambil contoh kira-kira sebesar 5 kg atau lebih untuk tanah dan 5,5 kg untuk
campuran tanah agregat.
b. Kemudian campur bahan tersebut dengan air sampai kadar air optimum atau kadar
air lain yang dikehendaki.
c. Pasang cetakan pada keping alas dan timbang. Masukkan piring pemisah, di atas
keping alas dan pasang kertas saring diatasnya.
d. Padatkan bahan tersebut didalam cetakan sesuai dengan cara B dan cara D dari
pemeriksaan pemadatan PB-0111-76 atau PB-0112-76. Bila benda uji akan
direndam periksa kadar air sebelum dipadatkan. Bila benda uji tersebut tidak
direndam pemeriksaan kadar air dilakukan setelah benda uji dikeluarkan dari
cetakan.
e. Buka leher sambungan dan ratakan dengan alat perata, tambal lubang-lubang yang
mungkin terjadi pada permukaan karena lepasnya butir kasar dengan bahan yang
lebih halus. Keluarkan keping atau piringan pemisah, balikkan dan pasang kembali
cetakan berisi benda uji pada keping alas dan timbang.
f. Untuk pemeriksaan CBR langsung, benda uji ini telah siap untuk diperiksa. Bila
dikehendaki CBR yang direndam (Soaked CBR) harus dilakukan langkah sebagai
berikut :
Pasang mesin pengembangan diatas benda uji dan kemudian pasang keping
pemberat yang dikehendaki sebesar 4,5 Kg (10 lb) atau sesuaidengan keadaan
beban perkerasan. Rendam cetakan beserta beban didalam air sehingga air
dapat meresap dari atas maupun dari bawah .
Pasang tripot beserta arloji pengukur pengembangan, catat pembacaan pertama
dan biarkan benda uji selama 96 jam. Permukaan air selama perendaman harus
tetap (kira-kira 2,5 cm di atas permukaan benda uji). Tanah berbutir halus atau
berbutir kasar, perendaman dapat dilakukan lebih singkat sampai pada
pembacaan arloji tetap. Pada akhir perendaman catat pembacaan arloji
pengembangan.
Keluarkan cetakan dari bak air dan miringakan selama 15 menit sehingga air
bebas mengalir habis, jagalah agar selama pengeluaran air permukaan benda
uji tidak terganggu.
Ambil beban dari keping alas, kemudian cetakan beserta isinya di timbang.
Benda uji CBR yang direndam telah siap untuk diperiksa.
5. PROSEDUR PERCOBAAN
6. DATA
Form.No.12
PEMERIKSAAN
CBR LABORATORIUM
PB-0113-76
Pengembangan :
Pembebanan 5 28 28 28
Perobahan 25 0 0 0
sebelum Sesudah
Penetrasi :
Waktu Penurunan Dial reading Beban
0 -
1/4 0,0125 30
1/2 0,025 70
1 0,05 11
2 0,1 170
3 0,15 210
4 0,2 260
6 0,3 360
8 0,4 440
10 0,5 530
Kadar air :
Sebelum Sesudah
Kadar air
7. ANALISA DATA
PEMERIKSAAN CBR
PB-0111-76/PB0112-76
Pengembangan Standart
Tanggal 25-05-2010 26-05-2010 27-05-2010 28-05-2010
Jam 11.50 11.35 13.15 13.30
Pembacaan 5 28 28 28
Perubahan 25 0 0 0
Analisa Perhitungan :
Berat Tanah Basah = (1) – (2)
= 12027 – 8462
= 3565 gr
1
π
Isi Cetakan = 4 .d2.t
1
π
= 4 .15,242.11.78
= 2147.75 cm3
W 3655
= =
Berat Isi Tanah Basah () = V 2147 .75 1.66 gr
γ 1.66
x100= x 100
100+W 100+28 .73
Berat Isi Tanah Kering (d lap) =
= 1.289 gr/cm3
Waktu Penurunan Pembacaan Arloji Beban ( gram )
( menit ) ( inchi )
Atas bawah atas bawah
0.0 - - - - -
¼ 0.0125 30 - 60.69 -
½ 0.025 70 - 141. -
1 0.05 11 - 222.53 -
1.5 0.075 160 - 323.68 -
2 0.1 170 - 343.91 -
3 0.15 210 - 424.83 -
4 0.20 260 - 525.98 -
6 0.30 360 - 728.28 -
8 0.4 440 - 890.12 -
10 0.5 530 - 1072.19 -
Harga CBR :
Cbr 0.1 0.2
Atas 343 .91 525 .98
x100 % x100 %
3 x 1000 3 x 1500
= 11.464 % = 11.688%
Kadar Air
No Analisa Sebelum Sesudah
1 Berat tanah basah + cawan ( gram ) 23.6 20.65
2 Berat tanah kering + cawan ( gram ) 19.2 19.2
3 Krus No.1 3.89 3.89
4 Berat air ( gram ) 4.4 1.45
5 Berat tanah kering (gram ) 15.31 15.31
6 Kadar air (%) 28.73 9.47
Analisa Perhitungan :
Berat Tanah Kering = (2) - (3)
= 19.20 – 3.89
= 15.31 gr
Berat Air = (1) – (2)
= 23.60– 19.20
= 4.4 gr
BeratAir
x100 %
Kadar Air (%) = BeratTanahKering
4 .4
x100%
= 15.31
= 28.73 %
12 Chart Title
10
8
Beban (Gram)
525,98
343,91
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
Penurunan (Inchi)
Kesimpulan :
Dengan harga CBR 11.464 % untuk penetrasi (0.1”) dan harga CBR 11.688%
untuk penetrasi (0.2”) maka dapat disimpulkan nilai CBR paling mendekati
bahan standart.
CBR Penetrasi
1” = 11.464 %
2” = 11.688 %
PERCOBAAN XIV
PEMERIKSAAN
PB-0101-76
1. TUJUAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui perlawanan penetrasi konus
dan hambatan lekat tanah dengan menggunakan alat sondir. Perlawanan penetrasi
konus adalah perlawanan tanah terhadap ujung konus yang dinyatakan dalam gaya
persatuan luas. Hambatan lekat adalah perlawanan geser tanah terhadap selubung
bikonus dalam gaya persatuan panjang.
2. DASAR TEORI
Merupakan salah satu jenis pengujian langsung dilapangan yang sejak lama
telah dikembangkan, dan sangat luas penggunaannya.
Percobaan Penetrasi Konus (Cone Penetration Test – CPT) yang secara umum
dikenal sebagai Pengujian Sondir, adalah uji statis berkaitan dengan cara memasukkan
konus melalui penekanan dengan kecepatan tertentu.
Alat yang digunakan adalah Sondir mekanis tipe Begemann Friction Sleeve –
Cone (Bikonus), dengan luas proyeksi ujung konus 10cm, dan luas bidang geser
100cm. Pemberian gaya menggunakan system hidrolis dengan luas Torak (piston)
10cm. Pembacaan gaya (tegangan)pada setiap interval kedalaman 20cm,
menggunakan 2 (dua) buah manometer masing-masing berskala 0-60kg/cm dan 0-
250cm.
.Hasil dari percobaan ini dapat digunakan untuk merencanakan daya dukung
ujung (end bearing) dan perlawanan keliling permukaan tiang (friction/adhesion
resistance) dari pondasi tiang, maupun daya dukung pondasi dangkal. Selain itu
percobaan ini sangat praktis untuk mengetahui dengan cepat letak kedalaman lapisan
tanah keras, dengan mengevaluasi nilai rasio gesekan (friction ratio), dapat pula
dilakukan deskripsi jenis lapisan tanah.
Percobaan ini dapat dilakukan pada semua jenis tanah berbutir halus maupun
kasar (pasir), namun tidak dapat dilaksanakan jika pada lapisan tanah tersebut terdapat
banyak kerikil.
3. PERALATAN
a. Mesin sondir ringan (kapasitas 2 ton) atau mesin sondir berat (kapasitas 10 ton)
b. Satu set pipa sondir (sesuai kebutuhan dengan panjang masing-masing 1 meter)
lengkap dengan baja kanal.
c. Manometer masing-masing 2 (dua) buah dengan kapasitas :
- Sondir ringan ; sampai 60 kg/cm2
- Sondir berat ; sampai 250 kg/cm2
d. Mata sondir berupa konus biasa dan bikonus (lihat gambar terlampir).
e. Empat (4) buah angker dengan baut (angker daun atau spiral).
f. Stang pemutar angker
g. Penyambung bikonus ± 10 buah/ unit-unit penyambung pipa
h. Minyak hidrolik/ oli
i. Perlengkapan/ alat bantu ; kunci plunyer, kunci-kunci pipa, kunci Inggris, Linggis,
rol meter / kopua, pipa untuk mengisi minyak hidrolik, alat penggeser untuk
mengunci sekrup pada waktu menekan dan menarik.
4. PROSEDUR PERCOBAAN
a. i. Pasang dan aturlah mesin sondir vertikal dilokasi tanah yang akan diperiksa
dengan menggunakan angker yang dimasukkan secara kuat kedalam tanah.
ii. Isi minyak hidrolik (saat pengisian minyak hidrolik harus bebas dari gelembung
udara) kedalam mesin sondir.
b. Pasang konus dan bikonus sesuai dengan ujung pipa pertama.
c. Pasang rangkaian pipa pertama beserta konus tersebut pada mesin sondir.
d. Tekan pipa untuk memasukkan konus atau bikonus sampai kedalaman tertentu,
biasanya setiap 20 cm.
e. Tekanlah batang
i. Jika digunakan bikonus maka penetrasi ini pertama-tama akan menggerakkan
ujung konus kebawah sedalam 4 cm, dan bacalah manometer sebagai
perlawanan penetrasi konus (PK). Penekanan selanjutnya akan menggerakkan
konus beserta selubung kebawah sedalam 8 cm; bacalah manometer sebagai
hasil jumlah perlawanan (JP) yaitu penetrasi perlawanan konus (PK) dan
hambatan lekat (HL).
ii. Jika dipergunakan konus maka pembacaan manometer hanya dilakukan pada
penekanan pertama (PK).
f. Tekanlah pipa bersama batang sampai kedalaman berikutnya yang akan diukur.
Pembacaan dilakukan pada setiap penekanan pipa sedalam 20 cm.
5. ANALISA DATA
PENYONDIRAN
PB-0101-76
Hambata Hambatan
Kedalaman pk jp hi jhl
n (HL) Setempat (HS)
0 0 0 0 0 0 0
0,2 10 22 12 24 12 1,2
0,4 15 20 5 10 17 0,5
0,6 25 30 5 10 16 0,5
0,8 30 40 10 20 26 1
1 22 35 13 26 37 1,3
1,2 36 43 7 14 48 0,7
1,4 55 62 7 14 55 0,7
1,6 65 93 28 56 62 2,8
1,8 89 112 23 46 69 2,3
2 120 152 32 64 89 3,2
2,2 177 254 77 26 102 7,7
2,4 211 312 101 202 112 10,1
Contoh Perhitungan :
Diketahui : Jumlah konus ( PK ) = 10 kg/cm2
Jumlah Perlawanaan (JP) = 22 kg/cm2
Jadi hambatan lekat ( HL) = JP-PK
= 22-10
= 12 kg/cm2
20 20
Hambatan Lunak ( HI ) = HL x 10 = 12 x 10
= 24 kg/cm2
0.5
1
PK
HL
PK
1.5
2
KEDALAMAN
2.5
3
6. KESIMPULAN:
Jadi perlawanan penetrasi konus dan hambatan lekat tanah sangat mempengaruhi
dalam hal penyondiran, dimana perlawanan penetrasi konus adalah perlawanan
terhadap ujung konus yang dinyatakan dalam gaya per satuan luas ( F/A ).
Sedangkan hambatan lekat adalah perlawanan geser tanah terhadap selubung
bikonus dalam satuan panjang. Nilai konus dan hambatan lekat diukur bersama-
sama , nilai hambatan pelekat didapatkan kemudian dengan mengurangkan
besarnya nilai konus dari nilai jumlah keseluruhan.
Pada lapisan tanah bagian atas ( seperti terlihat pada data ) adalah jenis tanah
keras ( kadar airnya sedikit ) kemudian semakin ke dalam kondisi tanah
bertambah lunak dan smoking dalam lagi bertambah keras sampai pada batas
kemampuan pengeboran. Dari sini kita dapat menarik kesimpulan bahwa tanah
memiliki lapisan yang berbeda-beda dengan kadar air yang berbeda pula.
Nilai perlawanan penetrasi konus ( PK ) = 20 Kg/ Cm2
Nilai hambatan lekat ( HL ) = 5 Kg/ Cm2