You are on page 1of 9

JIME, Vol. 3. No.

1 ISSN 2442-9511 April 2017

KONFLIK SOSIAL ANTAR DESA DALAM PERSPEKTIF SEJARAH DI BIMA

Ahmadin
Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Taman Siswa Bima
madin_uni15@yahoo.co.id

Abstrak; Pemikiran yang membuat kita terpengaruh, hal ini yang menjadikan konflik dalam
diri setiap manusia. dalam tulisan ini adalah yang diangkat Konflik Sosial Dalam Perspektif Sejarah
di Bima dengan metodelogi kualitatif. Penyebab terjadinya konflik sosial adalah Pertama, Faktor
kenakalan remaja. kedua, Watak keras masyarakat karena masing-masing setiap pribadi mempunyai
karakter dan sifat bawaan. Ketiga, Pergeseran budaya. Ke’empat, Kinerja struktur pemerintah
setempat yang belum maksimal. dan Kelima, Lambanya tindakan pihak keamanan. Dampak konflik
sosial antar Desa Secara positif atas peristiwa ini mengharuskan peningkatan kinerja pemerintah
sesuai kewenanganya karena dalam sisi negatif menghambat proses perekonomian, pendidikan,
politik, dan adanya tekanan sosial secara psikologis. Secara pengetahuan upaya penyelesaian
konflik hanya bersifat yaitu islah. Sejarah mencatat konflik social yang terjadi di Bima sudah sangat
menghawatirkan karena pada setiap moment dalam Desa masing-masing sudah mengalami mental
down atau terkikisnya keimanannya untuk menggunakan akal sehat dalam menerima dan memberi
pemikiran. Kemudian usaha para tokoh untuk memberikan konsep penyelesaiaan konflik dengan
cara musyawarah mufakat dalam rangka penyatuan persepsi kemajemukan masyarakat. Pandangan
sejarah bagi orang Bima masalah konflik waktu dulunya sebagaimana dicontohkan olehpara tokoh-
tokoh yang diprakarsainya dari peradaban selalu diperlihatkan oleh para pejuang akan
berpandangan kontra produktif terhadap konflik antar Desa dan ini merupakan sebuah kesalahan
fatal karena muatan konflik berbentuk perang ini sangat tidak manusiawi, sebab meliputi rentetan
saling melukai, menghancurkan, menyerang bahkan saling membunuh satu sama lain.

Kata Kunci: Konflik Social, Perspektif Sejarah dan di Bima

PENDAHULUAN melaksanakan aktifitas keseharianya yang


Konflik yang terjadi pada masyarakat berahir pada kesenjangan sosial, tidak
disebabkan masalah perbedaan kepentingan terpenuhinya kebutuhan ekonomi, mandeknya
yang sering kali membuat Ketakutan, proses pendidikan, tertekannya generasi
keresahan, kehilangan, dan kehancuran. salah terhadap perkembangan psikologis dan
satu efek konflik adalah masyarakat tidak dapat meningkatkan rasa dendam antar Desa.
beraktifitas sebagaimana keharusan untuk Disamping itu, konsekuensi negatif yang
mencari rezeki. Meskipun demikian, hanya samajuga akan dialami oleh Desa-Desa tetangga
karena sesuatu yang berbeda, misalnya sebuah dan semua masyarakat pengguna jalan raya
kelompok atau persoalan pribadi yang pada penghubung kedua Desa yang mutlak diblokir
dasarnya tidak terlalu membuat terjadinya jika konflik sedang terjadi.
konflik akan tetapi dengan mudahnya Deskripsi Geografis dan Peta Wilayah
menciptakan suasana konflik terhadap Bima adalah daerah yang terletak di pulau
kelompok atau pribadi lain tanpa Sumbawa. pulau Sumbawa merupakan salah
mempertimbangkan akibat yang ditimbulkan. satu pulau dari Propinsi Nusa Tenggara Barat.
Penelitian ini dilakukan dengan memakai tepatnya terletak di sebelah pulau Timur Pulau
metode kualitatif.Dalam pantauan peneliti yang Lombok dan sebelah Barat pulau Nusa
menjadi hal utama sebagai pemikat dalam Tenggara Timur atau Berseberangan dengan
memilih judul ini bahwa konflik antar Desa Kabupaten Manggarai Barat Nusa Tenggara
yang sudah lajim merutinitaskan konflik sosoial Timur dan pada sebelah selatannya terdapat
dalam bentuk tawuran, sehingga membuat efek- Samudera Australia.
efek negatif yang tidak diinginkan oleh semua Pulau Sumbawa didiami oleh masyarakat
pihak. Kesulitan masyarakat adalah dalam hal yang sukunya berbeda yaitu Suku Samawa dan

Jurnal Ilmiah Mandala Education 224


JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN 2442-9511 April 2017

Suku Mbojo atau di singkat dengan Sambo dan proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa
ada juga suku pendatang tapi tidak terlalu eksis juga kelompok) dimana salah satu pihak
apalagi berkembang. penyebaran mereka tidak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
bisa dilepaskan dari suku Mbojo. menurut menghancurkannya atau membuatnya tidak
sejarah Bima, Bima dulunya ditempati oleh berdaya. Konflik di latarbelakangi oleh
beberapa kerajaan seperti kerajaan sanggara perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam
yang berada di wilayah sanggar dan sekarang suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut
menjadi salah satu Kecamatan yang berada di diantaranya adalah menyangkut ciri fisik,
daerah Kabupaten Bima dan kerajaan Bima kepandaian, pengetahuan, adat istiadat,
yang berada dalam wilayah Kota Bima. keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawa
Bima, mayoritas masyarakatnya adalah sertanya ciri-ciri individual dalam interaksi
suku Mbojo dan menganut agama Islam dan sosial, konflik merupakan situasi yang wajar
dikenal dengan kuat agamanya. pada tahun dalam setiap masyarakat dan tidak satu
2003 secara administrative Bima terbagi masyarakat pun yang tidak pernah mengalami
menjadi dua daerah yaitu Kota (baru) dan konflik antar anggotanya atau dengan kelompok
Kabupaten Bima. Nama Bima dalam sejarahnya masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang
adalah sang Bima yang berpetualang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu
mengelilingi wilayah kekuasaan para ncuhi sendiri.
seluruh wilayah Pulau Sumbawa. dalam Dalam sosiologi, kita mengenal adanya
pewayangan Jawa, Bima identik dengan orang teori konflik yang berupaya memahami konflik
yang sangat kuat, badannya besar, ulet dan lain dari sudut pandang ilmu sosial. Teori konflik
sebagainya. adalah sebuah teori yang memandang bahwa
Orang Bima punya watak religius yang perubahan sosial tidak terjadi melalui proses
khas. Sejarawan Belanda Dr. Peter Carey penyesuaian nilai-nilai yang membawa
(1986) yang dikutip dari bukunya Muslimin perubahan, tetapi terjadi akibat adanya konflik
Hamzah memuji daerah ini sebagai kesultanan yang menghasilkan kompromi-kompromi yang
di Indonesia Timur yang tersohor karena berbeda dengan kondisi semula. Teori konflik
ketaatannya pada Agama Islam. Pujian itu tidak lahir sebagai sebuah antitesis dari teori
berlebihan. Banyak ulama terkemuka dari struktural fungsional yang memandang
Bima. Di kalangan Ashhab Al-Jawiyyin atau pentingnya keteraturan dalam masyarakat.
saudara kita orang Jawi – demikian sumber arab Teori konflik yang terkenal adalah teori
– di Mekkah sekitar abad ke-18, Syekh yang disampaikan oleh Karl Mark, bagi Mark,
Abdulgani Bima telah menjadi guru besar di konflik adalah sesuatu yang perlu karena
madrasah Haramayn. Salah satu muridnya merupakan sebab terciptanya perubahan. Teori
adalah KH. Hasyim Asy‟ary, pendiri Nahdlatul konflik Mark yang terkenal adalah teori konflik
Ulama (NU). Islam demikian melekat, antara kelas dimana dalam masyarakat terdapat dua
lain karena peranan kesultanan yang begitu kelas yaitu kelas pemilik modal (borjuis) dan
kuat, yang menjadikan Islam sebagai agama kelas pekerja miskin (proletar). Kaum borjuis
raja dan kerajaan. Seluruh elemen kekuasaan selalu mengeksploitasi kaum proleter dalam
didayagunakan untuk kepentingan Islam.Raja proses produksi. Eksploitasi yang dilakukan
misalnya menetapkan aturan untuk membangun kaum borjuis terhadap kaum proletar secara
Masjid Jami di tiap kecamatan. Dananya dari terus menerus pada ahirnya akan
hasil menggarap tanah negara baik itu Dana membangkitkan kesadaran kaum proletar untuk
Pajakai dan Dana Ngaji. Sultan juga menunjuk bangkit melawan sehingga terjadilah perubahan
pemimpin agama di tiap kecamatan yakni Lebe sosial besar, yaitu revolusi sosial.
Na’e. Yang mengesankan, seperti cara Sultan Dalam perkembangannya teori konflik
Muhammad Salahuddin. dibahas lebih spesifik dengan lahirnya cabang
Teori Konflik baru sosiologi yang membahas tentang konflik
Konflik berasal dari kata kerja Latin yaitu sosiologi konflik. Istilah sosiologi konflik
configere yang berarti saling memukul. Secara diungkapkan oleh George Simmel tahun 1903
sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu dalam artikelnya The Sociology of conflict.

Jurnal Ilmiah Mandala Education 225


JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN 2442-9511 April 2017

George simmel kemudian dekenal sebagai George Simmel berangkat dari asumsinya
bapak dari sosiologi konflik. Dalam tulisan yang bersifat realis dan interaksionalis. Bagi
berikutnya akan dibahas beberapa tokoh dan simmel ketika individu menjalani proses
pandangannya mengenai teori konflik seperti sosialisasi mereka pada dasarnya pasti
Max Weber, Emilie Durkheim, Ibnu Khaldun mengalami konflik. Ketika terjadinya sosialisasi
dan George simmel. terdapat dua hal yang mungkin terjadi yaitu,
Ibnu Khaldun menyampaikan bahwa sosialisasi yang menciptakan asosiasi ( individu
bagaimana dinamika konflik dalam sejarah berkumpul sebagai kesatuan kelompok) dan
manusia sesungguhnya ditentukan oleh disosiasi (individu saling bermusuhan dalam
keberadaan kelompok sosial („ashobiyah) satu kelompok). Simmel menyatakan bahwa
berbasis pada identitas, golongan, etnis, unsur-unsur yang sesungguhnya dari disosiasi
maupun tribal. Kelompok sosial dalam struktur adalah sebab-sebab konflik.
sosial mana pun dalam masyarakat dunia Sedangkan menurut Adam Kuper
memberi kontribusi terhadap berbagai konflik ( (1994:155), dalam bukunya Mansour Fakih
Novri Susan 2009:34). Dari sini dapat kita lihat “Sesat Pikir Teori Pembangunan dan
bagaimana Ibnu Khaldun yang hidup pada abad Globalisasi” bahwa konflik adalah prespektif
ke-14 juga telah mencatat dinamika dan konflik yang mewarnai setiap aspek interaksi manusia
dalam perebutan kekuasaan. dan struktur sosial atau pertikaian terbuka
Max Weber berpendapat konflik timbul seperti perang, revolusi, pemogokan dan
dari stratifikasi sosial dalam masyarakat. Setiap gerakan perlawanan. Jadi jelas bahwa konflik
stratifikasi adalah posisi yang pantas adalah konsep untuk menggeneralisasikan
diperjuangkan oleh manusia dan kelompoknya ( berbagai analisis yang menggunakan
Novri Susan 2009:42). Weber berpendapat pendekatan konflik agar dapat dibedakan dari
bahwa relasi-relasi yang timbul adalah usaha- pendekatan fungsionalis pertukaran atau
usaha untuk memperoleh posisi tinggi dalam sistematik. Pada dasarnya pendekatan ini
masyarakat. Weber menekankan arti penting mencoba untuk menjelaskan bukan hanya
power (kekuasaan) dalam setiap tipe hubungan bagaimana suatu tatanan sosial terpilahara
sosial. Power (kekuasaan) merupakan generator meskipun didalamnya terdapat banyak
dinamika sosial yang mana individu dan kesenjangan, namun juga bagaimana struktur
kelompok dimobilisasi atau memobilisasi. Pada sosial mengalami perubahan.
saat bersamaan power (kekuasaan) menjadi Simmel berargumen ketika konflik menjadi
sumber dari konflik, dan dalam kebanyakan bagian dari interaksi sosial, maka konflik
kasus terjadi kombinasi kepentingan dari setiap menciptakan batas-batas antara kelompok
struktur sosial sehingga menciptakan dinamika dengan memperkuat kesadaran internal ( Novri
konflik. Susan 2009:48). Permusuhan timbal balik
Emilie Durkheim dalam salah satu teorinya tersebut mengakibatkan terbentuk stratifikasi
gerakan sosial menyebutkan kesadaran kolektif dan divisi-divisi sosial, yang pada akhirnya
yang mengikat individu-individu melalui akan menyelamatkan dan memelihara sistem
berbagai simbol dan norma sosial. Kesadaran sosial.
kolektif ini merupakan unsur mendasar dari Memahami Konflik Sosial
terjaganya eksistensi kelompok. Anggota Bima secara spesifiknya seakan–akan
kelompok ini bisa menciptakan bunuh diri menjadi arena konflik antar Desa.salah satu
altruistik untuk membela eksistensi yang menjadi sampel Desa yang lajimnya
kelompoknya (Novri Susan 2009:45). sering melakukan konflik adalah Desa Ngali
Walaupun tidak secara tersirat membahas teori dan Renda. Konflik dalam kontek horisontal
konflik namun teori Weber ini pada dasarnya (perang antar Desa) maupun konflik-konflik
berusaha untuk menganalisa gerakan sosial dan lain yang jenis dan ragamnya berbeda. Yang
konflik. Gerakan sosial bagi Weber dapat pada dasarnya antara kedua Desa ini memeliki
memunculkan konflik seperti yang terjadi pada kebudayaan yang lajim dirayakan setiap selesai
masa Revolusi Prancis. musim panen petani dalam bentuk adu jotos
rame-rame (ndempa ndiha), teknik dalam

Jurnal Ilmiah Mandala Education 226


JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN 2442-9511 April 2017

realisasi budaya ini dibentuklah dua kelompok kebutuhan dasar manusia fisik, mental, dan
yang umur dan jumlahnya tidak menentu untuk sosial yang tidak terpenuhi atau dihalangi.
adu jotos tampa menggunakan alat bantu lain Keamanan, identitas, pengakuan, partisipasi,
selain hanya tangan kosong. dan otonomi sering merupakan inti
Dalam pantauan, yang menjadi hal utama pembicaraan.
sebagai pemikat dalam memilih judul ini adalah d) Teori Identitas,berasumsi bahwa konflik
kedua Desa ini merupakan Desa yang sudah disebabkan karena identitas yang terancam,
lajim merutinitaskan konflik sosoial dalam yang sering berakar pada hilangnya sesuatu
bentuk tawuran, sehingga membuat efek-efek atau penderitaan di masa lalu yang tidak
negatif yang tidak diinginkan oleh semua pihak. diselesaikan.
Kesulitan masyarsakat antara kedua Desa dalam e) Teori Kesalahpahaman
melaksanakan aktifitas keseharianya yang Antarbudaya,berasumsi bahwa konflik
berahir pada kesenjangan sosial, tidak disebabkan oleh ketidak cocokan dalam
terpenuhinya kebutuhan ekonomi, mandeknya cara-cara komunikasi di antara berbagai
proses pendidikan, tertekanya generasi terhadap budaya yang berbeda.
perkembangan psikologis dan meningkatkan f) Teori Transformasi Konflik,berasumsi
rasa dendam antara kedua Desa. Disamping itu, bahwa konflik disebabkan oleh masalah-
konsekuensi negatif yang sama akan dialami masalah ketidaksetaraan dan ketidakadilan
oleh Desa-Desa tetangga dan semua masyarakat yang muncul sebagai masalah-masalah
pengguna jalan raya penghubung kedua desa sosial, budaya dan ekonomi.
yang mutlak diblokir mati jika konflik sedang Ada beberapa faktor penyebab konflik
terjadi. menurut Leopold von Wiese dan Howard
konflik Desa Lain adalah Konflik yang Becker (1989:86), beberapafaktor tersebut
terjadi pada kasus berdarah Sape-Lambu. sebagai berikut:
kasusketidak cocokan penggunaan lahan/SDA a) Perbedaan individu yang meliputi
ini disinyalir karena Pemerintah tidak pernah perbedaan pendirian dan perasaan.Setiap
melakukan kegiatan sosialisasi kepada warga manusia adalah individu yang unik. Artinya,
perihal rencana penambangan di daerah setiap orang memiliki pendirian dan
tersebut. Hal inilah yang menimbulkan perasaan yang berbeda-beda satu dengan
perspektif masyarakat bahwa ada kemungkinan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan
kepentingan politis dan pribadi dari pengesahan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata
Izin Usaha Penambangan di Lambu tersebut. ini dapat menjadi faktor penyebab konflik
Begitu juga dengan kasus yang terjadi di sosial, sebab dalam menjalani hubungan
Kecamatan Parado yang menewaskan beberapa sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan
orang masyaraakat Parado. kelompoknya. Misalnya, ketika berlangsung
Sebab-Sebab Terjadinya Konflik Sosial pentas musik di lingkungan pemukiman,
Ada beberapa teori penyebab konflik tentu perasaan setiap warganya akan
menurut James W. Vander Zanden, beberapa berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu
teori tersebut sebagai berikut: karena berisik, tetapi ada pula yang merasa
a) Teori Hubungan Masyarakat, menganggap terhibur.
bahwa konflik disebabkan oleh polarisasi b) Perbedaan latar belakang kebudayaan
yang terus terjadi, ketidakpercayaan dan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang
permusuhan di antara kelompok yang berbeda. Seseorang sedikit banyak akan
berbeda dalam suatu masyarakat. terpengaruh dengan pola-pola pemikiran
b) Teori Negosiasi Prinsip,menganggap bahwa dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan
konflik disebabkan oleh posisi-posisi yang pendirian yang berbeda itu pada akhirnya
tidak selaras dan perbedaan pandangan akan menghasilkan perbedaan individu yang
tentang konflik oleh pihak-pihak yang dapat memicu konflik.
mengalami konflik. c) Perbedaan kepentingan antara individu atau
c) Teori Kebutuhan Manusia,berasumsi bahwa kelompok Manusia memiliki perasaan,
konflik yang berakar dalam disebabkan oleh pendirian maupun latar belakang

Jurnal Ilmiah Mandala Education 227


JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN 2442-9511 April 2017

kebudayaan yang berbeda.Oleh sebab itu, pula tindakan kebebasan kehendak dan
dalam waktu yang bersamaan, masing- didukung oleh darah muda yang tidak
masing orang atau kelompok memiliki memiliki pertimbangan konsekuensi negatif
kepentingan yang berbeda-beda. Kadang- yang akan di alami secara pribadi maupun
kadang orang dapat melakukan hal yang oleh kelompok.
sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda- 2. Watak keras masyarakat kedua desa
beda. kebiasaan dalam aktifitas keharian atau
d) Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan dalam waktu tertentu secara konsisten, akan
mendadak dalam masyarakat. Perubahan membentuk karakter sesuai kebiasaan
adalah sesuatu yang lazim dan wajar tersebut di lengkapi pula oleh kondisi alam
terjadi, tetapi jika perubahan itu dalam waktu yang bersamaan. Melekatnya
berlangsung cepat atau bahkan mendadak, dominasi karakter kekerasan pada
perubahan tersebut dapat memicu masyarakat, bukan hal yang hadir secara
terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada sederhana, akan tetapi atas dasar budaya
masyarakat pedesaan yang mengalami ndempa pada tahun 80‟an kebelakang,
proses industrialisasi yang mendadak akan bentukan watak atas dasar kebiasaan
memunculkan konflik sosial sebab nilai- menanamkan polafikir yang terus melekat
nilai lama pada masyarakat tradisional yang dari generasi ke-generasi. Di sisi lain di
biasanya bercorak pertanian secara cepat pengaruhi oleh mayoritas petani yang
berubah menjadi nilai-nilai masyarakat cenderung kerja keras dibawah terik
industri. Nilai-nilai kekerabatan bergeser matahari.
menjadi hubungan struktural yang disusun 3. Pergeseran budaya
dalam organisasi formal perusahaan. Nilai- Setiap penyimpangan nilai-nilai
nilai kebersamaan berubah menjadi normatif budaya satu unit analisa sosial pada
individualis dan nilai-nilai tentang waktu tertentu dari keadaan pada waktu
pemanfaatan waktu yang cenderung tidak sebelumnya disebut perubahan kebiasaan
ketat berubah menjadi pembagian waktu masyarakat dan sejauh perubahan itu
yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat melibatkan posisi strategis yang
dalam dunia industri. Perubahan-perubahan mempengaruhi unit tertentu dalam aktifitas
ini, jika terjadi seara cepat atau mendadak, masyarakat (Ralf Dahrendorf, 1986:297).
akan membuat kegoncangan proses-proses Budaya ndempa yang digelar setiap selesai
sosial di masyarakat, bahkan akan terjadi musim panen padi pada tahun 80-an
upaya penolakan terhadap semua bentuk kebelakang, sebagai ajang persahabatan dan
perubahan karena dianggap mengacaukan kebersamaan antara masyarakat desa.
tatanan kehidupan masyarakat yang telah Aktifitas ndempa berlangsung lama setiap
ada. tahunya karna tidak ada aktifitas pertanian
Secara substansi, pointer yang lagi pasca panen padi, inilah sebuah warisan
menyebabkan terjadinya konflik sosial dalam budaya Bima yang sudah tinggal cerita saja.
bentuk perang ataupun tawuran ini adalah: Seiring perkembangan jaman dan
1. Kenakalan remaja modernisasi, budaya ndempa bertangan
Kenyataan sosial muncul karena kosong dan hiburan bergeser pada konflik
dibentuk oleh kesadaran dan tidakan sosial berjenis perang menggunakan senjata
seseorang. Karenanya, mereka berusaha tradisional seperti ketapel batu/kawat
menyelami jauh kedalam kesadaran dan runcing, tombak, golok, parang dan batu
subjektivitas pribadi manusia untuk sebgai media upaya melukai dan membunuh
menemukan pengertian apa yang ada di balik satu sama lain”.
kehidupan sosial. Sungguhpun demikian, Menurut peneliti bahwa dalam prgeseran
anggapan dasar akan adanya beberapa budaya tentang penyebab konflik kedua desa
kelebihan strategis dalam sebuah domain ini juga tidak terkontrolnya perubahan sosial
wilayah tertentu sebagai kelemahan yang yang baik itu sudah ada kesiapan atau tidak
berlawananbagi komunitas lainya, memacu oleh masyarakat tersebut. Sebagaimana

Jurnal Ilmiah Mandala Education 228


JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN 2442-9511 April 2017

disebutkan sebelumnya mengenai hilangnya karena memiliki perbedaan pandangan


kebiasaan aktifitas kebudayaan seperti kehidupan dalam hitungan rata-rata, oarang
ndempa yang menciptakan ruang hampa Ngali tidak mau dikuasai orang lain dalam
aktifitas dan bergeser pada aktifitas-aktifitas hidupnya, apalagi mereka merasa lebih
moderen yang terus tidak terkontrol. cerdas dalam dunia pendidikan, juga
4. Kinerja struktur pemerintah kenyataanya memang lebih banyak yang
Setiap antar hubungan antagonis antara melanjutkan pendidikan pada perguruan
kolektifitas individu yang terorganisir yang tinggi. Tapi masyarakat renda lebih dekat
dapat diterangkan menurut pola-pola struktur dengan pelayanan publik juga lebih
sosial, hingga mengindikasikan adanya menguasai ekonomi perdagangan bawang.
pertentangan kelompok (Ralf Dahrendorf, Sesungguhnya masing-masing ego inilah
1986:297). “Minimnya komunikasi yang masing-masing dipertahankan”
emosional antara pemerintah desa, terutama
tidak adanya langkah-langkah antisipasif Namun, faktor-faktor penyebab konflik
terhadap kemungkinan pecahnya perang”. sosial tidak pernah bersifat sederhana dan
Pihak pemerintah Desa jarang bahkan tunggal, melainkan bersifat kompleks dan
hampir tidak pernah melaporakan kepihak berkait secara rumit.Faktor tersebut dapat
kepolisian manakala ada peristiwa pemicu sekaligus menyangkut dimensi ideologi
konflik dengan alasan kekurangan personil politik, ekonomi, sosial-budaya maupun
kepolisian. agama.Pendekatn terhadap permasalahan
5. Lambanya tindakan pihak keamanan berakar pada hal-hal mendasar yang
Dengan terus berlarutunya konflik yang kerakumulasi secara komplit. Sebagaimana
begitu lama, menonjolkan pula minimnya yang disebutkan sebelumnya bahwa konflik
kinerja pihak keamanan yang lebih dominan sifatnya insidensial dalam artian kejadianya
pihak kepolisian. Lemahnya upaya tidak dapat diprediksi kapan, bagaimana dan
penenganan ini membuat masyarakat kedua seperti apa.
desa kecewa terhadap pihak berwenang.
Mestinya ada upaya yang sifatnya Dampak Konflik Sosial
institusional yang di upayakan oleh pihak Ada beberapa dampak konflik sosial
hukum, terlepas dari adanya unsur paksaan menurut Soerjono Soekanto (1989:90), sebagai
atau perlawanan dari subyek hukum. Di sini berikut:
tidak menafikan kinerja pihak kepolisian a) Meningkatkan solidaritas sesama anggota
akan tetapi mereka menonjolkan kinerja kelompok (ingroup) yang mengalami
yang mengecewakan masyarakat”. Mestinya konflik dengan kelompok lain.
atas rujukan konflik terus terjadi, maka pihak b) Terjadinya keretakan hubungan antar
kepolisian jangan terlalu kaku mesti kelompok yang bertikai.
menunggu laporan resmi dari korban, harus c) Terjadinya perubahan kepribadian pada
langsung ambil sikap pengamanan terhadap individu, misalnya timbulnya rasa dendam,
beberapa pihak pemicu konflik”. benci, saling curiga dan lain-lain.
6. Identitas dasar yang masing-masing dimiliki d) Terjadi kerusakan harta benda dan
masyarakat kedua desa hilangnya jiwa manusia, serta terhambatnya
Menurut peneliti bahwa “Dalam konteks segala aktifitas sosial.
definisi bahwa sebuah identitas itu e) Lahirnya unsur dominasi bahkan
merupakan ciri pembeda satu sama lain penaklukan salah satu pihak yang terlibat
walaupun dalam waktu bersamaan ada dalam konflik.
persamaan di sisi lain. Identitas sebagai Dari keterangan-keterangan di atas peneliti
karakter statusquo yang lajim dipertahankan berpendapat bahwa memperlihatkan akibat
dalam karakter atas dasar ke‟egoan semata”. konflik sebagai bentuk interaksi
Menurut M. Wildan (Selasa, 02/09/14) disosiatif.Walaupun begitu tidak selamanya
“susah dipertemukan antara masyarakat akibat konflik bersifat negatif.Sebagai
Ngali –Renda, terutama para anak muda contohnya, konflik dalam bentuk lunak
biasanya digunakan dalam seminar-seminar dan
Jurnal Ilmiah Mandala Education 229
JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN 2442-9511 April 2017

diskusi-diskusi sebagai media penajaman keseluruhan kebutuhan pribadi tanpa bantuan


konsep-konsep atau persoalan ilmiah. Selain itu, pribadi-pribadi lainya”.
konflik dijadikan sebagai sarana untuk Simbiosis mutualisme yaitu hubungan yang
mencapai suatu keseimbangan antara kekuatan- saling menguntungkan dalam bentuk interaksi
kekuatan dalam masyarakat, dapat pula sesama mahluk hidup yang hidup
menghasilkan suatu kerja sama di mana berdampingan. Merupakan teori dasar dalam
masing-masing pihak melakukan introspeksi menyelesaiakan konflik pada akar dasarnya.
yang kemudian melakukan perbaikan-perbaikan Manusia terlahir sebagai makhluk sosial yang
dan konflik dapat memberi batas-batas yang artinya saling membutuhkan satu dengan
lebih tegas, sehingga masing-masing pihak lainnya. Tanpa adanya manusia lain yang
yang bertikai sadar akan kedudukannya dalam membantu atau hidup bersama-sama, maka
masyarakat. manusia tak akan berkembang. Karena pada
hakikatnya manusia tercipta untuk saling
Upaya Mengatasi konflik Sosial bersama-sama mewujudkan rasa cinta kasih dan
Teori tentang upaya meminimalisir kedamaian.Aristoteles dalam bukunya Rustam
terjadinya konflik James W. Vander Zanden, Efendi Tamburaka (999:35) pernah
dalam bukunya Sociology: Teori-Teori Konflik, mengungkapkan teori bahwa “Manusia
antara lain: merupakan makhluk sosialis yang akan selalu
a) Meningkatkan komunikasi dan saling berdampingan hingga perkembangan zaman
pengertian antara kelompok-kelompok yang terus terjadi berkat tindakan sosialis makhluk
mengalami konflik. tersebut”.
b) Mengusahakan toleransi dan agar Menurut peneliti bahwa jika konflik
masyarakat lebih bisa saling menerima dikaitkan dengan simbiosis mutualisme
keragaman yang ada di dalamnya. sebenarnya istilah ini sangat cocok
c) Membantu pihak-pihak yang mengalami mengungkapkan realita kehidupan sehari-hari
konflik untuk memisahkan perasaan pribadi manusia yang sosialis namun bergejolak. Dalam
dengan berbagai masalah dan isu, dan hal ini kaitannya dengan simbiosis mutualisme
memampukan mereka untuk melakukan adalah suatu nilai ketergantungan yang terjadi
negosiasi berdasarkan kepentingan- antara makhluk hidup satu dengan yang lainnya.
kepentingan mereka daripada posisi tertentu Dalam pembentukan karakter kesadaran saling
yang sudah tetap. membutuhkan dan menguntungkan satu sama
d) Membantu pihak-pihak yang mengalami lain dalam interaksi sosial maka akan secara
konflik untuk mengidentifikasi dan alami terhindar dan terselesainya secara alami
mengupayakan bersama kebutuhan mereka sesuatu yang disebut konflik.Simbiosis
yang tidak terpenuhi, dan menghasilkan komensalisme(yang satu diuntungkan,yang lain
pilihan-pilihan untuk memenuhi kebutuhan- tidak dirugikan)pada hakikatnya adalah sebuah
kebutuhan itu. jenis simbiosis yang baik. Jika dikaitkan dengan
Menurut Murtada Muthahari (1996:143) agama terutama agama Islam sebagai rahmat
“Manusia pada dasarnya individu-individu yang seluruh alam maka simbiosis ini cocok untuk
merdeka secara pribadi sehingga berkebebasan menjadikan kita pribadi yang sabar, bijaksana
berkehendak, berperilaku, bertindak sesuai dan mampu menghadapi suatu kondisi yang
kebutuhan dan keinginanya. Sewalaupun cukup sulit.
manusia sebagai individu yang merdeka namun Pendekatan ini memandang masyarakat,
tidak bisa diabaikan pula unsur kemanusiaan organisasi dan berbagai system sosial lainnya
yang tidak saling merampas hak satu sama lain sebagai ajang pertandingan perorangan dan
dan mesti saling penuhi kewajiban terhadap kelompok.Kesesuaian kepentingan dan
individu lain, berikutnya dalam perkembangan kerjasama tidak diabaikan, namun perhatian
kesadaran manusia. Secara sosial manusia memang lebih diberikan pada karakter
saling membutuhkan satu sama lain yang persaingan atau ketidaksesuaian.Pemaksaan
melegitimasi sebagai mahluk sosial atas dasar dipandang sebagai cara utama bagi setiap orang
keterbatasan manusia dalam memenuhi untuk mencapai keinginanannya. Di dalam

Jurnal Ilmiah Mandala Education 230


JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN 2442-9511 April 2017

pihak diasumsikan pula bahwa manusia pada suatu desa lain tersebut secara berlawanan
umumnya tidak ingin didominasi atau dipaksa, dalam waktu bersamaan.Agresi itu sendiri
sehingga setiap kali ada pemaksaan mereka diartikan sebagai suatu cara untuk melawan
akan berusaha melawan. dengan sangat kuat, menyerang, membunuh
Islam juga memiliki pandangan yang sama atau menghukum orang lain, dengan kata lain
terhadap konflik.Meskipun Islam yang notabene agressi secara singkat didefinisikan sebagai
lebih mengutamakan perdamaian, sesuai dengan tindakan yang dimaksudkan untuk melukai
makna kata Islam sendiri yakni “salam”.Namun orang lain atau merusak milik orang lain.
bukan berarti Islam tidak memberikan makna Konflik Sosial dalam Perspektif Sejarah di
dan pandangan terhadap konsepsi koflik.Dalam Bima
agama Islam pemaknaan konflik bisa dalam Sejarah panjang peradaban manusia
bentuk yang lebih ramah dan damai.Dalam selalu diwarnai konflik dari level komunitas
Islam konflik tidak harus difahami sebagai terkecil hingga komunitas terbesar yang
gejala yang destruktif, dan kontra-produktif, disebabkan dan dilatarbelakangi oleh berbagai
namun bisa menjadi gejala yang konstruktif faktor, motif dan kepentingan. dari kadar
bahkan produktif.Konflik merupakan bagian sejarahnya konflik sudah terjadi sebelum
dari tabiat manusia yang telah dibawa oleh Indonesia lahir, Bima dikenal dengan Perang
manusia dari sejak dia dilahirkan.Keberadaan Ngali 1908 yang diprakarsai oleh Salasa (ompu
konflik sebagai unsur pembawaan sangat Kapa‟a), perang antara orang orang-bugis
penting dalam kehidupan manusia.Kehidupan dengan orang ngali dengan masalah dasar orang
tidak dapat berjalan dengan baik tanpa ada ngali tidak membayar upeti terhadap kompeni
konflik. Manusia yang memiliki tuntutan serta belanda. Pada tahun 1911 telah terjadi konflik
keinginan yang beraneka ragam dan manusia Kong Sing Cinadengan Kong Sing Jawa, isu
akan selalu berusaha untuk memenuhi yang memicu konflik tersebut ialah persaingan
keinginan tersebut. Namun untuk bisa dagangdan ras.Begitu juga konflik pada tahun
mendapatkannya, mereka akan berkompetisi 1918-1923 terjadi sehubungan munculnya
untuk mendapatkan keinginan tersebut. gerakanradikal di Jawa yang menentang
Dari sini maka dengan adanya konflik akan feodalisme dan kapitalisme.Isu yang
mengajarkan manusia untuk dapat berfikir lebih memicukonflik ialah penolakan terhadap
maju untuk mendapatkan keinginannya tersebut Gubernemen yang membatasi luas tanah
sehingga akan bermanfaat bagi kehidupannya. yangditanami tebu.Bahkan jauh sebelum itu
Oleh karena itu, Allah membekali nilai-nilai Sultan Hasanuddin (1631-1670), Pangeran
moral pada setiap makhluk dalam kepentingan- Diponegoro(1827-1830), Teuku Umar (1854-
kepentingannya sendiri.Selagi konflik masih 1899), dan lain-lain telah melakukan
dibutuhkan oleh manusia, maka mereka pun pertempuranmelawan penjajahan Belanda, yang
dibekali oleh Allah dengan kemampuan untuk kemudian mereka dilantik oleh
berkonflik, baik dalam fisik, roh maupun pemerintahIndonesia menjadi pahlawan
akalnya, dan sekaligus kemampuan untuk nasional.
mencari solusinya. Pada tahun 1926, PKI memimpin
Sesungguhnya konflik terjadi dalam bentuk peperangan melawan Belanda di Jawa Barat
dan jenis yang beragam baik secara elite yang danSumatera Barat.Sesudah Indonesia merdeka
sifatnya universal dengan hubungan vertikal 17 Agustus 1945, konflik terus terjadi
maupun dalam konteks regional lokal yang sepertipergolakan anti swapraja pada tahun
hubunganya horisontal. Dalam hal ini peneliti 1946-1950.Isu yang memicu konflik ialah pro-
lebih memfokuskan pada konflik horisontal kontra feodalisme.Selain itu terjadi konflik
antar desa yang berbentuk lebih spesifik dengan bersenjata seperti Permesta, Andi Aziz, Darul
hubungan horisontal yaitu tawuran antar Islam/TIIKartosuwiryo yang diproklamirkan 12
desa.Tawuran antar desa adalah perilaku agresi Syawal 1368 (7 Agustus 1949) di Jawa
dari seorang individu atau masyarakat suatu Barat,DI/TII Kahar Muzakkar di Sulsel, DI/TII
desa terhadap masyarakat desa lainya, yang Daud Beureuh di Aceh, Gerakan AcehMerdeka
berlaku sikap yang samajuga oleh masyarakat

Jurnal Ilmiah Mandala Education 231


JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN 2442-9511 April 2017

(GAM) di Aceh, Organisasi Papua Merdeka Kedua watak keras masyarakat desa, kebiasaan
(OPM) di Papua, dan berbagaikonflik lainnya. dalam aktifitas keharian atau dalam waktu
Melihat dari perjalanan sejarah tertentu secara konsisten, akan membentuk
kehidupan masyarakat, Bima yang dalam skup karakter sesuai kebiasaan tersebut di lengkapi
kecil bagian dari Negara Indonesia sangat pula oleh kondisi alam dalam waktu yang
rentan dengan problem konflik social.akhir- bersamaan.
akhir Bima pasca reformasi berjalan, Bima Ketiga pergeseran budaya, budaya
dianggap paling rawan dengan persoalan ndempa yang digelar setiap selesai panen padi,
konflik social.misalnya dengan persoalan yang karena perkembangan jaman dan modernisasi,
tidak layak diperdebatkan akan berakhirkan budaya ndempa bertangan kosong dan hiburan
dengan konflik. kita melihat pada tahun 2000 bergeser pada konflik sosial berjenis perang
terjadi konflik antara Desa Ngali dengan Desa menggunakan senjata. Ke’empat kinerja
Renda, kemudian pada tahun 2012 terjadi struktur pemerintah setempat, minimnya
perang antar desa Lido dengan Desa Ncera, komunikasi emosional antara pemerintah desa
sampai dengan tahun 2013 terjadi perang antar setempat, terutama tidak adanya langkah-
desa Roi dengan Desa Roka. langkah antisipasif terhadap kemungkinan
Begitu pula hasil pemilukada di era pecahnya perang. Kelima lambanya tindakan
Orde Reformasi banyak menimbulkankonflik pihak keamanan, dengan terus berlarutunya
seperti hasil pemilukada di Kabupaten pada konflik yang begitu lama, menonjolkan pula
tahun 2010 menimbulkan konflik yang minimnya kinerja pihak keamanan yang lebih
berlangsung dari.Konflik pemilukada, ada yang dominan pihak kepolisia. Namun, faktor-faktor
menimbulkan bentrokan fisik antarapendukung penyebab konflik sosial tidak pernah bersifat
dari calon yang kalah dan pendukung dari calon sederhana dan tunggal, melainkan bersifat
yang menang.Akan tetapi, pada umumnya kompleks dan berkait secara rumit.
konflik hasil pemilukada disampaikan DAFTAR PUSTAKA
kepadaMahkamah Konstitusi (MK) untuk Ahmad, Abdullah BA. 1992. Kerajaan Bima
diadili perkara konflik tersebut.Dalam masalah dan Keberadaannya.
ini, Georg Sorensen (2003) seorang pemikir Tajib,H.Abdullah.1995.Sejarah Bima Dana
politik telahmengingatkan bahwa dalam sebuah Mbojo.Jakarta:Harapan Masa PGRI.
demokrasi tidak ada satu kelompokpun yang E. Tamburaka, Rustam Takhir. 1999. Pengantar
semestinya yakin bahwa kelompoknya yang Ilmu Sejarah, Teori Filsafat Sejarah,
akan menang. Bahkankelompok yang paling Sejarah Filsafat & Iptek. PT. RINEKA
kuat sekalipun, harus siap menghadapi CIPTA. Jakarta.
kemungkinanbahwa mereka bisa saja kalah Fakih, Mansour. 2001. Sesat Pikir “Teori
dalam kompetisi dengan pihak lainnya.Dalam Pembangunan dan Globalisasi”. Pustaka
kompetisi harus siap menang dan siap Pelajar. Yogyakarta.
kalah.Namanya sajakompetisi, pasti ada yang Gottchalk, Louis. 1975.”Understanding
menang dan kalah.Jadi dalam pemilukada History” Diterjemahkan oleh Nugroho
serbakemungkinan bisa terjadi, menang atau Notosusanto Mengerti Sejarah.Jakarta.UI-
kalah harus siap mental. Pres.
Catatan Akhir Muslimin Hamzah. 2004. Ensiklopedia Bima.
Penyebab Terjadinya Konflik Sosial Pemerintah Kabupaten Bima.
Antara Desa adalah Pertama faktor kenakalan Saridjo, Marwan. 2012. Perang Ngali “Sebuah
para remaja, kebiasaan para remaja dan anak Perang Sabil”Yayasan Ngali Aksara.
muda desa yang duduk di pinggir jalan sambil Bogor.
menggangu masyarakat desa lain yang melintasi jeckprodeswijaya.blogspot.co./pengertian-
di jalan tersebut. Bentuk gangguannya seperti dan-teori-konflik-sosial.http
perampasan, penganiayaan, bahkan pelecehan.

Jurnal Ilmiah Mandala Education 232

You might also like