Berikut list pertanyaan yang belum bertanya via Google Meet:
a. Dalam aliran filsafat idealisme merupakan suatu ilmu yang muncul dari dalam/jiwa/pikiran manusia, karena idealis sendiri memiliki arti ide/pemikiran. Penerapan aliran ini dalam pendidikan maupun pembelajaran saya masih kurang memahami dengan baik, sehingga saya ingin untuk kelompok 4 memberikan contoh penerapan aliran ini dalam pendidikan maupun pembelajaran seperti apa dengan bahasa yang mudah untuk dicerna. (Pawestri Indah Pertiwi) JAWABAN: Pengertian filsafat idealisme adalah salah satu aliran yang berpaham bahwa pengetahuan dan kebenaran tertinggi adalah terletak pada ide, ide tersebut bisa diartikan sebagai gagasan, sehingga sesuatu itu bisa terwujud atas dasar pemikiran manusia. Contoh idealisme dalam pendidikan yaitu guru harus memandang anak sebagai gagasan tentang masa depan, bukan sabagai alat atau objek atau benda yang bisa memudahkan pekerjaan kita. Guru harus bertanya pada dirinya sendiri, apakah dia merupakan contoh yang baik bagi peserta didiknya. Idealisme memiliki tujuan pendidikan yang pasti dan abadi, dimana tujuan itu berada di luar kehidupan sekarang ini. Tujuan pendidikan idealism untuk membimbing peserta didik menjadi makhluk yang berkepribadian, bermoral serta mencita- citakan segala hal yang baik. Guru dalam sistem pengajaran yang menganut aliran idealisme berfungsi sebagai personifikasi dari kenyataan peserta didik, sebagai spesialis dalam suatu ilmu pengetahuan dari peserta didik, guru harus menguasai teknik mengajar secara baik, guru harus menjadi pribadi terbaik, sehingga disegani oleh para peserta didik, guru harus menjadi teman dari para peserta didik, guru harus menjadi pribadi yang mampu membangkitkan gairah peserta didik untuk belajar, guru harus bisa menjadi idola para peserta didik, guru harus rajin beribadah, sehingga menjadi insan kamil yang bisa menjadi teladan para siswanya, guru harus menjadi pribadi yang komunikatif, guru harus mampu mengapresiasi terhadap subjek yang menjadi bahan ajar yang diajarkannya, tidak hanya peserta didik, guru pun harus ikut belajar sebagaimana para peserta didik belajar, guru harus merasa bahagia jika anak didiknya berhasil, guru haruslah bersikap demokratis dan mengembangkan demokrasi, guru harus mampu belajar, bagaimana pun keadaannya. Dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya setiap diri seseorang mempunyai idealisme, dan merupakan salah satu hal penting dalam hidup manusia. Dengan idealisme orang dapat melakukan hal yang luar biasa, bertahan pada suatu prinsip yang diyakini bahkan rela hidup menderita demi mempertahankan pandangan dan kehormatan. Ketika seseorang bertanya untuk apa mempertahankan idealisme? Jawabnya, untuk mendapatkan kepuasan jiwa yang begitu mahal harganya. Kepuasan dan kebahagiaan itu, tentu saja tidak dapat diukur dengan nilai uang atau materi. Begitupun aliran Filsafat Idealisme dalam dunia pendidikan menekankan pada upaya pengembangan bakat dan kemampuan peserta didik sebagai aktualisasi potensi yang dimilikinya, untuk mencapainya diperlukan pendidikan yang berorientrasi pada pengenalan potensi dengan memadukan kurikulum pendidikan umum dan praktis, kegiatan yang terpusat pada peserta didik yang dikondisikan oleh tenaga pendidik. Dalam dunia pendididikan seorang pendidik harus memiliki rasa tanggungjawab dalam menciptakan lingkungan pendidikan melalui kerja sama dengan alam. Pendidik memenuhi akal peserta didik dengan hakikat dan pengetahuan yang tepat. Dengan kata lain guru harus menyiapkan situasi dan kondisi yang kondusif untuk pembelajaran, serta lingkungan yang ideal bagi perkembangan mereka, kemudian membimbing mereka dengan ide-ide yang dipelajarinya hingga sampai ke tingkat yang setinggi-tingginya.
b. Dalam aliran filsafat realisme, terdapat prinsip implikasi dalam dunia
pendidikan yaitu menciptakan anak didik untuk menguasai pengetahuan yang handal dan dapat di percaya melalui kedisiplinan mental maupun moral. Yang ingin saya tanyakan bagaimana cara mengimplikasikan hal tersebut kepada anak usia dini? (Arini Mubarroroh). JAWABAN: Pertanyaan tersebut adalah hasil dari tercapainya prinsip inisiatif dalam pendidikan merupakan tanggung jawab pendidik bukan pada anak. Bahwasanya pendidik adalah pusat pengendalian utama dalam konsep pendidikan anak usia dini, pendidik yang baik tentunya sudah merancang rencana pembelajaran yang terarah sesuai pertumbuhan dan perkembangan anak. Pendidik yang profesional ini lah yang menjadi harapan kualitas pendidikan anak usia dini di Indonesia. Begitupun sebaliknya jika pendidik belum siap mengelola pembelajaran atau rancangan pembelajaran akan berakibat tidak terarahnya proses pedagogik, sehingga menyebabkan penurunan kualitas belajar anak. Nah dari prinsip itulah melahirkan terciptanya anak didik yang menguasai pengetahuan yang handal dan dapat di percaya melalui kedisiplinan mental maupun moral. Cara pendidik dalam menciptakan generasi sedemikian rupa adalah dengan diberikan stimulus bisa berupa model pembelajaran yang mengeksplorasi potensi yang dimiliki anak, anak diberi kebebasan dalam memilih permainan yang di sukai, responnya adalah dari segi materi (rangsangan) konten konten yang uptudate sesuai kebutuhan anak di masa kini. c. Aliran progresivisme dalam pendidikan mempersiapkan dan mengembangkan sebuah realita kehidupan, agar manusia bisa survive menghadapi tantangan hidup sesuai kondisi zaman dan tantangannya. Dari pernyataan tersebut, menurut kelompok 4, bagaimana bentuk tindakan yang dapat dilakukan oleh pendidik agar dapat menyiapkan para peserta didiknya menghadapi tantangan hidup yang akan dilalui? (Atika Zain Nurfathiyah) JAWABAN: Menurut aliran progresivisme dalam mempersiapkan dan mengembangkan realitas tantangan masa depan yang perlu dilakukan sebagai seorang pendidik adalah memberikan stimulasi yang tepat sejak dini terutama mengoptimalkan periode sensitif yaitu usia 0-8 tahun. Salah satu stimulasi yang adalah attention (mengarahkan perhatian), focus (menyelesaikan sesuatu yang dimulai), memory (kemampuan mengingat), language (kemampuan bahasa), psikomotor (kemampuan yang berhubungan dengan aktivitas fisik), logic (menganalisa), reasoning (memahami dan membangun proses berpikir), dan decision making (pengambilan keputusan). Salah satu contoh yang harus dilakukan para pendidik di adalah memberikan ruang-ruang yang cukup bagi peserta didik untuk berani bereksperimen. Dari sana akan mengahasilkan peserta didik yang mampu memberi solusi atas berbagai persoalan. Tidak hanya itu, pendidik harus memiliki kemampuan uptodate terkait coding atau bahasa pemrograman. Sehingga pendidik perlu mempunyai pemikiran yang open mind, mempunyai sikap keterbukaan dan bisa menyesuaikan diri dengan perubahan. Pendidik perlu ikut belajar keahlian baru di bidang teknologi karena harus menjadi fasilitator pembelajaran bagi anak-anak generasi Z. Diperlukan semangat gotong-royong semua pihak mulai dari orang tua, pendidik, dan pemerintah. Melalui pelatihan, pendidik dan bahkan orang tua sebagai pendidik pertama anak mendapat pengetahuan baru untuk mengembangkan inovasi dan lebih kreatif lagi dalam mengajar dan mendukung proses pendidikan. Alhasil dari berbagai penjabaran diatas seorang anak didik dapat menghadapi tantangan di masa yang akan datang.
d. Menurut Kelompok 4, bagaimana teori progresivisme bisa
memposisikan peserta didik dalam pembelajaran guna untuk anak berkembang dg optimal (Ida Afifa fitriyah) JAWABAN: Pada aliran progresivisme itu sendiri merupakan suatu aliran filsafat pendidikan yang memandang bahwa pendidikan harus diarahkan untuk mempersiapkan diri menghadapi tantangan dunia yang terus bergerak maju (progres). Ketika proses pembelajaran pada aliran progresivisme ini dilakukan dengan metode Play-based learning yang merupakan ghagasan dari pemikiran Rousseau, Froebel, Dewey yang menyoroti pengaruh play-based- practices dalam kegiatan belajar anak usia dini. Menurut Rousseau, seorang anak yang sedang belajar haruslah tetap menjadi seorang anak. Artinya, ia tidak boleh melupakan bahwasanya dia sebagai anak, misalnya bersikap seperti orang dewasa yang kaku dan serius. Sedangkan bagi Dewey, membangun lingkunganyang mampu menyediakan pengalaman dan memungkinkan bagi anak untuk bermain dan belajar adalah hal yang penting dalam pendidikan. Seorang anak, sebagaimana dikatakan Froebel, akan merasakan nyaman belajar ketika dia sembari bermain. Seorang anak biasanya cenderung memilih belajar hal yang membuatnya tertarik. Namun di dalam play-based learning, ketertarikan itu justru menjadi tanggung jawab bagi guru. Seorang guru dituntut untuk dapat menciptakan permainan yang menarik bagi anak, sehingga bisa menjadi sarana bagi anak untuk bermain. Play- based learning menggambarkan hasrat alami anak untuk mendapatkan pengalaman berdasarkan ketertarikan, kekuatan dan kemampuan yang dimiliki. Untuk memaksimalkan kegiatan bermain anak, Play-based learning bisa diarahkan pada lima area permainan. Area ini dapat dijadikan fokus pengembangan potensi anak yang bisa dicapai melalui bermain, yakni kognitif, psikomotor, bahasa, simbolik, dan emosional. Area permainan tersebut adalah:
1) Creative play. Area permainan ini merupakan area permainan
kreatif. Permainan ini berguna bagi anak sebagai sarana untuk mengekspresikan diri. 2) Dramatic play. Permainan drama dilakukan dalam aktivitas anak dengan memerankan peran, menembus batas realita dan menemukan sesuatu yang baru dan berbeda di luar dirinya. Anak- anak diajak berimajinasi dan membayangkan sesuatu yang ada di luar dirinya. Permainan ini misalnya dilakukan dengan bermain masak-masakan, bermain menjadi seorang polisi-penjahat, dan lain-lain. Permainan ini juga bergunan untuk mengasah kemampuan anak menganalisis masa depannya, misalnya untuk bermimpi dan bercita-cita untuk kehidupannya kelak. 3) Exploratory play. Permainan ini adalah jenis permainan petualangan. Anak-anak bisa diajak menjelajah lingkungan di sekitarnya, atau diajak mengunjungi suatu tempat yang baru. Permainan petualangan ini dapat meningkatkan kemampuan anak untuk melakukan observasi, menemukan hal-hal baru, menganalisis, dan memecahkan masalah. 4) Manipulative play. Permainan ini bertujuan untuk melatih kemampuan berpikir anak serta koordinasi antar indera. Permainan ini dimanipluasi agar anak dapat berpikir sekaligus bertindak secara cepat dan tepat. Contoh permainan manipulative adalah permainan puzzle. Anak-anak dilatih untuk menggunakan otaknya untuk berpikir, berimajinasi, menyelesaikan suatu persoalan atau tantangan sekaligus tangannya bertindak menyusun kepingan- kepingan sampai selesai. 5) Sensory play. Area permainan yang terakhir ini digunakan untuk merangsang anak untuk menggunakan indera-indera yang ada di dalam dirinya. Misal bermain bola, dan sebagainya. Sehingga dalam proses pembelajaran yang optimal bagi pertumbuhan dan perkembangan anak adalah belajar melalui bermain.
e. Menurut pendapat kelompok 4, bagaimana konsep pendidikan
menurut aliran realisme dan seberapa besar pengaruhnya dalam perkembangan pendidikan anak usia dini (Hidjriah Fitriawati) JAWABAN: konsep pendidikan aliran filsafat realisme ini dibuktikan dari keterkaiatan erat dari pandangan John Locke bahwa akal, pikiran, dan jiwa merupakan tabularasa, yang artinya manusia lahir seperti kertas kosong yang kemudian terisi dengan seiring perkembangan dan pertumbuhannya yang dipengaruhi oleh lingkungan dan pembentukan dari keluarganya. Maka dari itu, pendidikan sangatlah penting bagi setiap anak karena perlunya pembentukan individu-individu yang baik. Sehingga proses pendidikan dalam konsep realisme diibaratkan sebagai upaya pelaksanaan teori behaviorism eke dalam pembelajaran. Teori ini berkaitan dengan stimulans tidak lain adalah lingkungan belajar anak, baik yang internal maupun eksternal yang menjadi penyebab belajar. Sedangkan respons adalah akibat atau dampak, berupa reaksi fisik terhadap stimulans. Pengaruh aliran realisme berawal dari temuan atau gagasan Crezh, salah seorang pendidik di Mosenius pada abad ke-17 dengan karya Orbic Pictusnya. Pada periode itu, temuan Orbic Pictus sempat mengejutkan dunia pendidikan dan dipandan sebagai gagasan baru. Hal ini disebabkan pada zaman tersebut belum ada pemikiran tentang memasukan alat bantu visual seperti gambar-gambar, yang perlu diajarkan dalam pembelajaran anak-anak, terutama dalam mempelajari Bahasa. Diabat selanjutnya, yaitu abad ke-18 menjelang abad 19, gagasan Morvi ini menginspirasi seorang pastalozzi. Dia menghadirkan objek-objek peraga fisik dalam ruang pengajaran dalam kelas. Comenius mejelaskan dalam buku yang dia tulis dengan judul “Didatik Besar”, dan “Dunia Panca Indra dengan Gambar-Gambar) merupakan pencetus dasar didatik modern. Dia berusaha merubah cara berfikir anak yang deduktif dengan cara berfikir yang induktif, yang merupakan kajian metode ilmiah. Peragaan merupakan hal yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran, sehingga Comenius disebut sebagai bapak peraga dalam belajar dan pembelajaran.
f. Seberapa besar pengaruh aliran realisme dalam perkembangan
pendidikan (Ema Susanti) JAWABAN: Seperti dijelaskan diatas bahwasanya pengaruh aliran realisme ini sangat berpengaruh besar terhadap pendidikan. Dalam pandangan realisme kemampuan dasar dalam proses kependidikan yang di alami lebih ditentukan perkembangannya oleh pendidikan atau lingkungan sekitar, karena empiris (pengalaman) pada hakikatnya yang membentuk manusia. Pandangan realita terhadap tugas pengembangan kepribadian manusia adalah dipikul orang tua dan para pendidik pada tiap periode berlangsung, yaitu anak didik harus semakin bertambah kegiatan belajarnya utuk menghayati kehidupan dari kelompoknya. (masyarakatnya) serta mau meneriama tanggung jawab yang wajar dalam kaitannya dengan kehidupan tersebut kaum realis menyatakan kebudayaan adalah tugas besar pertama dalam pendidikan. Tujuan utama dan asli dalam pedidikan sangat dirasakan oleh orang tua dan pendidik yang bertanggung jawab pada tiap periode yang berjalan, bahwa anak harus bertambah kegiatan belajarnya untuk menghayati kehidupan kelompoknya (masyarakatnya) serta menerima tanggung jawab secara wajar terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kehidepannya.
g. Menurut kelompok 4 implementasi aliran progresivisme apa dampak
positif dan negatif terhadap pembelajaran PAUD? (Risqa Fina Fauziyah) JAWABAN: Sifat-sifat umum aliran progresivisme dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok: (a) sifat-sifat negatif, dan (b) sifat-sifat positif. Sifat itu dikatakan negatif dalam arti bahwa, progresivisme menolak otoritarisme dan absolutisme, dalam segala bentuk seperti misalnya terdapat dalam agama, politik etika, dan epistomologi. Positif dalam arti bahwa progresivisme menaruh kepercayaan terhadap kekuatan alamiah dari manusia, kekuatan-kekuatan yang diwarisi oleh manusia dari alam sejak ia lahir (man’s natural powers). Terutama yang dimaksud adalah kekuatan-kekuatan manusia untuk terus-menerus melawan dan mengatasi kekuatan-kekuatan, takhayul-takhayul, dan kegawatan yang timbul dari lingkungan hidup yang selamanya mengancam. Progresivisme yakin bahwa manusia mempunyai kesanggupan- kesanggupan untuk mengendalikan hubungannya dengan alam, sanggup meresapi rahasia-rahasia alam, dan sanggup menguasai alam. Akan tetapi di samping keyakinan- keyakinan ini ada juga kesangsian. Dapatkah manusia menggunakan kecakapannya dalam ilmu pengetahuan alam, juga dalam ilmu pengetahuan sosial? dalam hubungannya dengan sesama manusia? Pragmatis dan progresivisme yakin bahwa manusia mempunyai kesanggupan itu, tetapi apakah manusia dapat belajar bagaimana mempergunakan kesanggupan itu dalam hal ini, disini timbul sedikit kesangsian, tetapi walau demikian progresivisme tetap bersikap optimis, tetap percaya bahwa manusia dapat menguasai seluruh lingkungannya, lingkungan alam dan lingkungan sosial. Sehingga dalam dalam pembelajaran PAUD dampak negatif yang muncul pada aliran ini adalah ketika merancang suatu proyek atau pembelajaran untuk anak pendidik menganggap bahwasanya anak itu mampu, pada kenyataanya banyak anak yang bertumbuh dengan berbagai tahapan yang berbeda-beda dan tidak sama. Sehingga timbullah pertanyaan apakah setiap anak mampu dan sanggup dalam melakukan segala hal tersebut? Sehingga banyak permasalahan anak tidak sanggup atau tidak dapat melakukan pembelajaran tersebut dengan baik. Dampak positifnya adalah aliran progresivisme juga memiliki keyakinan bahwa setiap manusia memiliki kemampuan atau stiap manusia sanggup dalam melakukan suatu hal, akan tetapi, sehingga dalam implementasi positifnya adalah sifat optimis yang tertanam pada diri pendidik dan peserta didik.
h. Menurut kelompok 4 Di makalah bagian Implikasi Aliran Filsafat
Idealisme Terhadap Pendidikan di jelaskan mengapa Pendidikan perlu mengetahui secara jelas tentang Implikasi Aliran Filsafat Idealisme? (Dahlia Amalia) JAWABAN: Dalam dunia pendidikan banyak sekali aliran filsafah yang tentunya sangat berpengaruh bagi tumbuh kembang pemikiran seorang pelajar, salah satunya adalah Idealisme karena dalam pandangan ini menjelaskan proses untuk mengetahui dapat dilakukan dengan mengenal atau mengenang kembali ide-ide tersembunyi yang telah terbentuk dan telah ada dalam pikiran. Dengan mengenang kembali, pikiran manusia dapat menemukan ide-ide tentang pikiran makrokosmik dalam pikiran yang dimiliki séseorang. Jadi, pada dasarnya mengetahui itu melalui proses mengenal atau mengingat, memanggil dan memikirkan kembali ide-ide yang tersembunyi atau tersimpan yang sebetulnya telah ada dalam pikiran. Apa yang akan diketahui sudah ada dalam pikiran. Implikasi aliran filsafati idealisme yang berangkat dari hal-hal yang bersifat ideal dan spritual, sangat menentukan cara pandang ketika memasuki dunia pendidikan. Dengan kata lain bahwa hal-hal yang bersifat ideal dapat menentukan pandangan dan pemikiran terhadap berbagai hal dalam pendidikan yaitu dari segi tujuan, materi, pendidik, peserta didik dan hakikat pendidikan secara keseluruhan. Untuk melihat implikasi idealisme lebih lanjut, maka berikut ini akan ditelaah aspek-aspek pendidikan dalam tinjauan filsafat idealisme, meliputi peserta didik, pendidik, kurikulum, metode pendidikan, tujuan pendidikan dan pandangannya terhadap sekolah. 1) Anak didik, anak didik harus dipandang sebagai individu yang memiliki potensi akal pikir dan potensi moral. Potensi inteleknya dikembangkan sehingga memiliki pengetahuan yang benar, dan potensi moralnya diaktualkan agar ia memiliki kepnibadian yang utama sebagai manusia yang bermoral. 2) Pendidik, Dalam mendidik, guru berperan sebagai tokoh sentral dan model di mana keberadaannya menjadi panutan bagi anak didiknya. Dengannya, anak didik menjadi punya pegangan. Sebagai model bagi anak didiknya, guru harus menghargai anak didiknya dan membantunya untuk menyadari kepribadian yang mereka miliki. Dengan demikian idealisme rupanya menempatkan sosok guru menjadi posisi sentral yang selalu mengarahkan anak didiknya. 3) Kurikulum, kurkulum merupakan organ materi intelektual atau disiplin keilmuan yang bersifat ideal dan konseptual. Sistem konseptual yang bervariasi tersebut menjelaskan dan didasarkan pada manifestasi khusus dari yang Absolut 4) Metode pembelajaran, metode pengajaran dalam pandangan idealisme salah satunya adalah penyampaian melalui uraian kata- kata, sehingga materi yang diberikan ke anak didik terkesan verbal dan abstrak. Atas dasar itu, maka idealisme rupanya kurang punya gairah untuk melakukan kajian-kajian yang langsung bersentuhan dengan objek fisik, karena dalam pandangannya kegiatan-kegiatan tersebut berkaitan dengan bayang-bayang inderawi daripada realitas puncak. 5) Tujuan pendidikan, Tujuan pendidikan menurut idealisme adalah mendorong anak didik untuk mencari kebenaran. Mencari kebenaran dan hidup dalam kebenaran tersebut berarti bahwa individu-individu pertama kali harus mengetahui kebenaran tersebut. Pendidikan idealisme mempunyai tujuan yaitu merubah pribadi untuk menuju Tuhan, bersikap benar dan baik. Berdasarkan paparan diatas sangat jelas implikasi filsafat idealisme sangat penting bagi peranan pendidikan anak usia dini di Indonesia, karena aspek-aspek pendidikan dalam tinjauan filsafat idealisme, meliputi peserta didik, pendidik, kurikulum, metode pendidikan, tujuan pendidikan dan pandangannya terhadap sekolah saling berkesinambungan untuk menciptakan generasi yang unggul.
i. Aliran filsafat pragmatisme merupakan hasil penekanan dari
pengamatan atau eksperimen. Nah menurut kelompok 4 dari penjelasan di atas implementasi atau contoh dari aliran pragmatisme itu seperti apa? (Yayuk Suryaningsih) JAWABAN: Salah satu metode yang di ajarkan pada filsafat pragmatisme ini adalah metode learning by doing yang artinya proses belajar anak usia dini yang menitik beratkan pada usaha belajar sambil beraktivitas. Aktivitas di sini maksudnya adalah aktivitas yang sesuai dengan karakteristik anak usia dini yaitu bermain. Contoh implementasi filsafat filsafat pragmatisme adalah dengan Memperkenalkan anak pada dunia wirausaha melalui pembelajaran learning by doing dengan tema profesi saat pembelajaran tema cita- citaku atau profesi, anak-anak akan diperkenalkan oleh aneka pekerjaan titik pekerjaan favorit bagi anak-anak adalah dokter, pilot, astronaut, olahragawan, pengusaha, dan lainnya. Para pendidik memperkenalkan aneka profesi kepada anak-anak usia dini dengan media gambar, dongeng, film, dan lainnya. Selain jenis-jenis pekerjaan, anak juga perlu melakukan kegiatan praktek tentang suatu pekerjaan titik salah satu kegiatan praktek yang sangat digemari anak- anak adalah dengan memperagakan aktivitas jual beli yang termasuk dalam jenis pengalaman anak secara langsung (eksperimen)