You are on page 1of 6

LATAR BELAKANG

Filsafat secara historis merupakan ibu dari berbagai ilmu, Perkembangan ilmu
semakin terjabarkan dan independen, namun mengingat banyaknya masalah kehidupan
yang tidak bisa dijelaskan dan dijawab oleh ilmu, maka filsafat menjadi sebuah acuan
untuk memecahkan masalah. Filsafat menjadi rujukan dalam mengambil penjelasan atau
jawaban substansial dan radikal atas masalah tersebut. Sementara ilmu terus
mengembangakan dirinya dalam batas-batas wilayahnya, dengan tetap dikritisi secara
radikal. Proses atau interaksi tersebut pada dasarnya merupakan bidang kajian Filsafat
Ilmu, oleh karena itu filsafat ilmu dapat dipandang sebagai upaya menjembatani jurang
pemisah antara filsafat dengan ilmu, sehingga ilmu tidak menganggap rendah pada
filsafat, dan filsafat tidak memandang ilmu sebagai suatu pemahaman atas alam secara
dangkal. (rujukan 1 latar belakang paragraf 1)

Filsafat atau falsafat, berasal dari bahasa Yunani. Kalimat ini berasal dari kata
philosophia yang berarti cinta pengetahuan. terdiri dari kata philos yang berarti cinta,
senang, suka dan kata, sedangkan kata Sophia berarti pengetahuan, hikmah, dan
kebijaksanaan. Dengan demikian filsafat adalah cinta kepada ilmu pengetahuan atau
kebenaran, suka kepada hikmah dan kebiaksanaan. Dasarnya filsafat ilmu merupakan
kajian filosofis terhadap hal-hal yang berkaitan dengan ilmu, dengan kata lain filsafat
ilmu merupakan upaya pengkajian dan pendalaman mengenai ilmu (Ilmu
Pengetahuan/Sains), baik itu ciri substansinya, pemerolehannya, ataupun manfaat ilmu
bagi kehidupan manusia. Pengkajian tersebut tidak terlepas dari acuan pokok filsafat
yang tercakup dalam bidang ontologi, epistemologi, dan aksiologi dengan berbagai
pengembangan dan pendalaman yang dilakukan oleh para ahli. (rujukan 2 latar belakang
paragraf 2)

Tak dapat dipungkiri, zaman filsafat modern telah dimulai, dalam erafilsafat
modern, dan kemudian dilanjutkan dengan filsafat abab ke- 20, munculnya berbagai
aliran pemikiran, yaitu: Rasionalisme, Idealisme, Positivisme, Evolusionisme,
Materalisme, Neo-kantianisme, Pragmatisme, Filsafat Hidup, Fenomenologi,
Eksistensialisme dan Neo-Thomisme. Namun didalam pembahasan kali ini yang akan
dibahas aliran filsafat rasionalisme, idealisme, positivisme, pragmatisme, progresivisme,
dan perenialisme. Kajian enam filsafat tersebut diuraikan dalam paparan dibawah ini. (3.
Latar belakang paragraf 3)

ALIRAN FILSAFAT REALISME

1. PENGERTIAN ALIRAN FILSAFAT REALISME


Memasuki abad ke-20, realisme muncul. Real berarti yang aktual atau yang ada,
kata tersebut menunjuk kepada benda-benda atau kejadian-kejadian yang sungguh-
sungguh, artinya yang bukan sekadar khayalan atau apa yang ada dalam pikiran. Real
menunjukkan apa yang ada. Pada dasarnya realisme merupakan filsafat yang
memandang realitas secara dualitis. (buku filsafat pendidikan). Realisme merupakan
aliran yang ada di dalam ilmu pengetahuan. Aliran ini mempersoalkan lingkup obyek
pengetahuan manusia. Pandangan aliran realisme bahwa obyek pengetahuan manusia
terletak di luar diri manusia. (rujukan 4. Pengertian filsafat realisme)
Realisme berbeda dengan idealisme yang bersifat monistis. Aliran realisme ini
dibagi menjadi dua golongan: (1) golongan Realisme Rasional. Aliran realisme
rasional dibagi dua lagi (a) realisme klasik, (b) realisme relegius. Kedua aliran ini
(aliran realisme klasik dan aliran realisme relegius) berpangkal pada filsafat
Aristoteles. Namun demikian ada perbedaan antara dua aliran ini. Perbedaanya adalah
aliran realisme klasik langsung dari pandangan Aristoteles, sedangkan aliran realisme
religius tidak langsung, ia berkembang pada filsafat Thomas Aquina, yaitu filsafat
kristen yang kemudian dikenal dengan aliran Thomisme, pandangan dari kedua aliran
realisme ini setuju bahwa dunia materi adalah nyata dan berada diluar orang yang
mengamatinya. Penganut aliran Thomisme ini berpendapat bahwa jiwa itu penting
walaupun tidak nyata seperti badan. Maka aliran ini juga berpendapat bahwa jiwa dan
badan diciptakan oleh Tuhan YME. Aliran Thomisme juga berpendapat bahwa
pengetahuan diperoleh melalui wahyu, berpikir dan pengalaman. Penganut aliran
realisme religius juga berpandangan bahwa aturan-aturan keharmonisan alam semesta
ini merupakan ciptaan Tuhan, maka kita harus mempelajarinya. (2) Golongan aliran
realisme alam atau realisme ilmiah berkembangnya ilmu pengetahuan alam. Aliran
realisme alam ini bersifat skeptis dan eksperimentil. Aliran ini berpandangan bahwa
dunia di sekeliling kita nyata, maka yang menjadi tugas ilmu pengetahuan adalah
menyelidiki semua isinya, (5. REALISME)
Kesimpulan yang dapat ditarik dari aliran realisme yaitu dapat juga disebut
empirisme, yaitu aliran filsafat dalam ilmu pengetahuan yang memandang bahwa
pengalaman adalah sumber atau dasar pengetahuan manusia. Sebaliknya aliran yang
mengatakan bahwa sumber pengetahuan adalah resiko disebut rasionalisme. Realisme
membagi realitas menjadi dua bagian, yaitu subyek yang menyadari dan mengatahui
disatu pihak, dan dipihak lainnya adalah adanya realita diluar manusia, yang dapat
dijadikan sebagai objek pengetahuan manusia. dan ini bukan tugas dari filsafat. Tugas
filsafat tidak lain adalah mengkoordinasi konsep-konsep dan penemuan-penemuan
dari ilmu pengetahuan yang bermacam-macam itu, menurut aliran ini alam bersifat
menetap, memang ada perubahan nya, akan tetapi perubahannya langsung sesuai
dengan hukum-hukum alam yang bersifat menetap yang membuat alam semesta ini
terus berlangsung menurut susunannya yang teratur.
2. IMPLIKASI ALIRAN FILSAFAT REALISME DALAM PENDIDIKAN
Implikasinya realisme dalam pendidikan adalah kebutuhan dasar dan hak yang
mendasar bagi manusia dan kewajiban penting bagi semua masyarakat untuk
memastikan bahwa semua anak-anak dilahirkan dengan pendidikan yang baik.
Realisme merupakan filsafat yang memandang realitas secara dualitis. Realisme
berpendapat bahwa hakekat realitas ialah terdiri atas dunia fisik dan dunia ruhani.
Realisme membagi realitas menjadi dua bagian, yaitu subjek yang menyadari,
mengetahui di satu pihak, dan di pihak lainnya adalah adanya realita di luar manusia,
yang dapat dijadikan objek pengetahuan manusia. (6. ALIRAN FILSAFAT
REALISME)
Prinsipnya implikasi realisme dalam dunia pendidikan antara lain;
a. Inisiatif dalam pendidikan berada pada pendidik bukan pada anak. Hal ini dilakukan
berdasarkan tujuan pendidikan yakni untuk menyesuaikan hidup dan tanggung jawab
sosial.
b. Peranan pendidik yaitu memberi perhatian pada peserta didik seperti apa adanya.
c. Menciptakan anak didik untuk menguasai pengetahuan yang handal dan dapat di
percaya melaui kedisiplinan mental maupun moral.
d. Kurikulum dirancang mencakup semua pengetahuan.
e. Metode belajar di pengaruhi pengalaman. Metode penyampaian secara logis dan
memerhatikan unsur psikologis.
ALIRAN FILSAFAT IDEALISME

1. PENGERTIAN ALIRAN FILSAFAT IDEALISME


Idealisme berasal dari kata idea yang berarti sesuatu yang hadir dalam jiwa dan
Isme yang berarti paham/ pemikiran. Sehingga, idealisme adalah doktrin yang
mengajarkan bahwa hakekat dunia fisik hanya dapat dipahami dalam
kebergantungannya pada jiwa (mind) dan spirit (roh). Keyakinan ini ada pada Plato.
Pada filsafat modern, pandangan ini mula-mula kelihatan pada George Berkeley
(1685-1753) yang menyatakan bahwa hakekat objek-objek fisik adalah idea-idea.
(7. IDEALISME)
Idealisme mempunyai nama lain yaitu serba cita yang merupakan salah
satu aliran filsafat tradisional yang paling tua dan merupakan aliran ilmu filsafat yang
mengagungkan jiwa. Menurut Plato, cita adalah gambaran asli yang semata-mata
bersifat rohani dan jiwa terletak di antara gambaran asli (cita) dengan bayangan dunia
yang ditangkap oleh panca indera. Pertemuan antara jiwa dan cita melahirkan suatu
angan-angan yaitu dunia idea. Aliran ini memandang serta menganggap bahwa yang
nyata hanyalah idea. Idea sendiri selalu tetap atau tidak mengalami perubahan serta
penggeseran, yang mengalami gerak tidak dikategorikan idea. Alasan yang terpenting
dari aliran ini ialah manusia menganggap roh atau sukma itu lebih berharga, lebih
tinggi nilainya dari materi bagi kehidupan manusia. Roh itu dianggap sebagai hakikat
yang sebenarnya, sehingga materi hanyalah badannya, bayangan atau penjelmaannya
saja. (buku filsafat pendidikan)
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan Idealisme adalah sistem filsafat
dari Plato dan dikembangkan oleh para pengikutnya yang menekankan pentingnya
keunggulan pikiran (mind), roh (soul), jiwa (spirit) atau ide dari pada hal-hal yang
bersifat kebendaan atau material. Pandangan-pandangan umum yang disepakati oleh
para filsuf idealisme, yaitu: Jiwa (soul) manusia adalah unsur yang paling penting
dalam hidup, sedangkan hakikat akhir alam semesta pada dasarnya adalah
nonmaterial.
2. IMPLIKASI ALIRAN FILSAFAT IDEALISME DALAM PENDIDIKAN

Filsafat Idealisme merupakan salah satu filsafat yang dikembangkan dalam


pendidikan. Bidang pendidikan, manusia khususnya peserta didik adalah subyek
pendidikan. Pendidikan perlu mengetahui secara jelas tentang manusia atau peserta
didik tersebut. Dengan sendirinya muncullah pertanyaan mengenai apa manusia dan
apa peserta didik. Jawaban pertanyaan tersebut bersifat abstrak maka di sinilah
diperlukan adanya filsafat dalam pendidikan. Filsafat idealisme sebagai salah satu
aliran filsafat memiliki pengaruh besar dalam implementasi pendidikan. Kenyataan
dan kebenaran sesuatu, bagi idealisme pada hakikatnya sama kualitasnya dengan hal
yang bersifat spiritual atau ide-ide. (8. Filsafat idealism implikasinya)
Idealisme memiliki keterkaitan dengan konsep abadi (ideas), seperti
kebenaran, keindahan dan kemuliaan. Idealisme pada intinya adalah suatu penekanan
pada realitas ide atau gagasan, pemikiran atau akal-pikir yang dijadikan sebagai dasar
atau pijakan hal yang bersifat material. Kita dapat menilai bahwa filsafat idealisme
sangat konsen tentang keberadaan sekolah/lembaga pendidikan. Aliran inilah yang
pertama melakukan oposisi secara fundamental terhadap filsafat naturalisme.
Pendidikan harus terus eksis sebagai lembaga untuk proses pemasyarakatan manusia
sebagai bentuk dari kebutuhan spiritual dan tidak sekadar kebutuhan alam semata. (9.
Refleksi)
Implikasi filsafat pendidikan idealisme yang dapat disebutkan diantaranya sebagai
berikut: (1) Tujuan: untuk membentuk karakter, mengembangkan bakat atau
kemampuan dasar, serta kebaikan sosial, (2) Kurikulum: pendidikan liberal untuk
pengembangan kemampuan rasional dan pendidikan praktis untuk memperoleh
pekerjaan, (3) Metode: diutamakan metode dialektika, tetapi metode lain yang efektif
dapat pula dimanfaatkan, (4) Peserta didik bebas untuk mengembangkan kepribadian,
bakat dan kemampuan dasarnya, (5) Pendidik bertanggung jawab dalam menciptakan
lingkungan pendidikan melalui kerja sama dengan semua unsur yang ada di alam.

You might also like