You are on page 1of 7

Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.

)
3(4) – Desember 2014 : 317-323 (ISSN : 2303-2162)

Efek Ekstrak Etanol Rimpang Temu Mangga (Curcuma mangga Val.) Terhadap
Sel β Pankreas Mencit Putih Yang Diinduksi Aloksan Secara Histologis

The Effect of Mango Ginger (Curcuma mangga Val.) Rhizome Ethanolic Extract
on The Histology of β Cell Pankreas of Alloxan-Induced Mice

Ridho Hendrikos*), Netti Marusin, Djong Hon Tjong

Laboratorium Riset Struktur Perkembangan Hewan, Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Andalas,
Kampus UNAND Limau Manis Padang-25163
*) Koresponden: hendrikos.ridho@gmail.com

Abstract

The effect of mango ginger (Curcuma mangga Val.) ethanolic extract has been experimentally
tested to β cell of alloxan-induced mice at the Laboratory Animal Development and Structure.
The experiment aimed to identify the effectifity of the ethanolic extract to defend β cell from
necrosis caused by the alloxan. The activity of the extract was evaluated by using control (A 0
and A1) and treatments. All mice were induced by alloxan (150 mg/kg of body weight). One
week later the extract was given orally to the mice at dose 200 (A2) 400 (A3) and 800 (A4)
mg/kg of body weight (A4). The extract was given everyday for 21 days. Pancreas were isolated
for each week. The observation of pancreas histology showed that extract 200 mg/kg body
weight could decrease necrosis at Langerhans higher than the extract of 400 and 800 mg/kg of
body weight. This results indicate that giving mango ginger extract at dose 200 mg/kg body
weight could decrease β cell necrosis.
Key words : mango ginger (Curcuma mangga Val.), β cell, alloxan, necrosis.

Pendahuluan minum (polidipsia), dan banyak


mengeluarkan urin (poliuria) (Renold,
Sel β merupakan sel yang berada di pulau 1982). Obat untuk diabetes sampai
Langerhans pankreas, bertugas untuk sekarang masih terus dikembangkan, obat
mensekresikan hormon insulin (Bevelender bisa berasal dari bahan kimia maupun dari
& Ramaley, 1988). Kerusakan sel β dapat bahan alami seperti tumbuh-tumbuhan yang
menurunkan sekresi hormon insulin, hal ini memiliki kandungan antioksidan.
dapat mengganggu pemanfaatan zat Salah satu tumbuhan yang memiliki
makanan berupa glukosa oleh sel. Glukosa antioksidan tinggi berasal dari spesies
akan tetap berada di dalam pembuluh darah zingiberaceae, yaitu Curcuma mangga
yang menyebabkan kadar glukosa di dalam (Temu Mangga). Senyawa fenolik pada
darah meningkat (Misnadiarly, 2006). ekstrak etanol temu mangga mampu
Kekurangan hormon insulin dapat menginduksi aktivitas glutation-S-
menimbulkan penyakit diabetes. Diabetes transverase (GST) yaitu suatu enzim yang
merupakan penyakit serius yang dapat berperan dalam proses detoksifikasi
berimplikasi terhadap gangguan penyakit senyawa-senyawa asing di dalam tubuh,
lain seperti gangguan pada saraf, gangguan dan mampu menekan terjadinya stres
pembuluh darah perifer endotelium, oksidatif (Tedjo dkk, 2005).
gangguan ginjal dan gangguan asam lemak Berdasarkan uraian di atas, maka
bebas (FFA) (Evans, 2002). Diabetes penelitian mengenai kemampuan rimpang
disebut sebagai “The Silent Killer” karena temu mangga untuk menahan sel β dari
menyerang organ di dalam tubuh secara kerusakan yang disebabkan oleh aloksan
diam-diam tanpa menunjukkan gejala- perlu dilakukan mengingat temu mangga
gejala yang menakutkan. Gejala diabetes mengandung senyawa anntioksidan yang
seperti banyak makan (polifagia), banyak berpotensi menekan terjadinya stress

Submitted: 2 September 2014


Accepted: 27 Oktober 2014
318
Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)
3(4) – Desember 2014 : 317-323 (ISSN : 2303-2162)

oksidatif. Penelitian ini diharapkan dapat tingkat kerusakan jaringan sebagai data
menambah informasi di bidang farmakologi kualitatif. Data dianalisa dengan cara
dan dapat menjadi data untuk penelitian membandingkan antara kelompok kontrol
lebih lanjut. dan kelompok perlakuan, untuk data
kuantitatif diuji statistik menggunakan
Metode Penelitian anova dan uji lanjut duncan.

Penelitian ini dilakukan dengan metode Hasil dan Pembahasan


eksperimen menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) pola faktorial dengan tiga Berat Badan Mencit
kali ulangan dan dua faktor perlakuan (45 Berdasarkan uji statistik terhadap berat
unit perlakuan). Faktor A (dosis pemberian badan mencit yang diberi ekstrak temu
ekstrak etanol temu mangga): A0: 0 mg/kg mangga dengan dosis dan lama pemberian
BB aloksan dan 0 mg/kg BB ekstrak temu tertentu (Tabel 1) memperlihatkan
mangga; A1: 150 mg/kg BB aloksan dan 0 pengaruh yang berbeda nyata pada
mg/kg BB ekstrak temu mangga; A2: 150 perlakuan dosis (Faktor A) dan lama
mg/kg BB aloksan dan ekstrak temu pemberian (Faktor B), namun tidak berbeda
mangga 200 mg/kg BB; A3: 150 mg/kg BB nyata pada interaksi antara dosis dan lama
aloksan dan 400 mg/kg BB ekstrak temu pemberian (Faktor AB). Hasil uji lanjut
mangga; A4: 150 mg/kg BB aloksan dan Duncan memperlihatkan bahwa pada
800 mg/kg BB ekstrak temu mangga dan perlakuan dosis (Faktor A) perlakuan A2
Faktor B (lama perlakuan): B1: 7 hari; B2: (200 mg/kg BB) dan A3 (400 mg/kg BB)
14 hari; B3: 21 hari. Pembuatan ekstrak tidak berbeda nyata dengan perlakuan A0
etanol temu mangga mengacu pada (kontrol negatif) pada minggu pertama dan
penelitian Hidayah (2012) kedua, namun berbeda nyata pada minggu
Mencit dikelompokkan menjadi lima ketiga. Sedangkan perlakuan A4 (800
kelompok berdasarkan perlakuan dosis mg/kg BB) berbeda nyata dengan A0. Pada
yang dipakai, masing-masing kelompok lama pemberian (Faktor B) perlakuan A2
terdiri dari sembilan ekor dan berat badan naik dan stabil dari minggu ke
diaklimatisasikan dalam kondisi minggu, sedangkan pada perlakua A3 dan
laboratorium selama satu minggu. Mencit A4, minggu pertama ke minggu kedua
yang digunakan mencit putih jantan yang mengalami kenaikan berat badan namun
sehat dan tidak mengalami penurunan berat pada minggu ketiga menurun.
badan lebih dari 10% selama aklimatisasi. Pada Tabel 1 diperlihatkan bahwa
Semua mencit kecuali kontrol negatif berat badan mengalami kenaikan setelah
diinduksi aloksan 150 mg/kg BB secara diberikan ekstrak temu mangga. Hal ini
intraperitonial untuk merusak pankreas diduga karena pengaruh kandungan temu
(Szkudelski, 2001). Mencit dibiarkan mangga yang mengandung kurkuminoid
selama satu minggu untuk mendapatkan dan minyak atsiri. Menurut hasil penelitian
hiperglikemia permanen (Yuliet, 2012). Arifin dan Kardiyono (1985), mengatakan
Selanjutnya mencit diberi ekstrak rimpang bahwa senyawa kurkumin berkhasiat
temu mangga dengan dosis 200, 400 dan sebagai penambah nafsu makan dan
800 mg/kg BB melalui oral setiap hari memperlancar produksi cairan empedu,
selama 21 hari (Girija et al., 2011). Pada sedangkan minyak atsiri menurut Rukmana
hari ke 7, 14, dan 21, mencit dibedah 3 ekor (2005), dapat mempercepat gerak peristaltik
disetiap kelompok, organ pankreas diisolasi usus halus dan dapat mempercepat
dan dilakukan penyayatan untuk terjadinya pengosongan lambung. Namun
pengamatan histologis. Pembuatan preparat pada minggu ketiga pada dosis yang tinggi
histologis pankreas mengacu pada seperti pada perlakuan A3 dan A4
penelitian Susanti (2009). mengalami penurunan berat badan. Hal ini
Data dalam penelitian ini diambil diduga karena adanya senyawa yang
dari berat badan, berat pankreas, dan merugikan pada kandungan temu mangga
jumlah sel β sebagai data kuantitatif dan jika dikosumsi dalam dosis tinggi dan
319
Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)
3(4) – Desember 2014 : 317-323 (ISSN : 2303-2162)

dalam waktu yang lama. Menurut Susmiati pemberian tertentu (Tabel 3)


(2010), temu mangga mengandung senyawa memperlihatkan pengaruh yang berbeda
sekunder yaitu saponin yang bisa nyata antara perlakuan dosis (Faktor A) dan
menyebabkan kerusakan pada saluran lama pemberian (Faktor B), namun tidak
pencernaan terutama pada usus hewan uji. berbeda nyata pada interaksi dosis dan lama
pemberian (Faktor AB). Pada Tabel 3
Berat Organ Pankreas Mencit diperlihatkan bahwa pada perlakuan dosis
(Faktor A) A0 (kontrol negatif) berbeda
Berdasarkan uji statistik terhadap berat nyata dengan perlakuan lainnya, perlakuan
organ pankreas yang diberi ekstrak rimpang A0 memiliki jumlah sel β terbanyak. Pada
temu mangga dengan dosis dan lama perlakuan yang diinduksi aloksan minggu
pemberian tertentu (Tabel 2) pertama, perlakuan A2 tidak berbeda nyata
memperlihatkan pengaruh yang berbeda dengan perlakuan A3, sedangkan A4 tidak
nyata antara perlakuan dosis (Faktor A), berbeda nyata dengan A1. Pada lama
namun tidak berbeda nyata pada lama perlakuan (Faktor B), perlakuan A2
pemberian (Faktor B) dan interaksi dosis memiliki jumlah sel β yang stabil tiap
dan lama pemberian (Faktor AB). Pada minggunya, sedangkan perlakuan A3 dan
Tabel 2 diperlihatkan pada minggu pertama A4 mengalami penurunan jumlah sel beta.
perlakuan A2 memiliki bobot paling berat Dari hasil penelitian menunjukkan
dibandingkan perlakuan lainnya. Pada bahwa perlakuan A2 (200 mg/kg BB)
minggu kedua, perlakuan A0, A2, A3, dan memberikan pengaruh yang lebih baik
A4 memiliki bobot yang sama sedangkan dibandingkan dengan perlakuan A3 dan A4.
pada minggu ketiga perlakuan A2 memiliki Ini diduga perlakuan A2 mampu menahan
bobot yang sama dengan perlakuan A0. sel beta dari kerusakan lebih lanjut karena
Dari penelitian yang dilakukan, pengaruh aloksan. Menurut Rubby and
didapatkan hasil bahwa perlakuan dosis A2 Lokesh (1995), temu mangga mengandung
(200mg/kg BB) memberikan pengaruh kurkuminoid yang memiliki gugus fenolik
yang paling baik dibandingkan dengan yang mampu menekan radikal superoksid
dosis lainnya karena berat pankreas penyebab rusaknya sel beta. Vareed et al.,
mendekati berat pankreas perlakuan A0 (2008) menambahkan bahwa substansi
(kontrol negatif 0mg/kg BB). Hal ini fenolik yang terdapat dalam tanaman obat
diduga karena ekstrak temu mangga mampu mempunyai antioksidan, antiradang,
merangsang sel yang mengalami kerusakan antikanker dan antimutagenik. Pada
(degenarasi) karena pengaruh aloksan untuk perlakuan A3 dan A4 jumlah sel beta
kembali ke bentuk semula. Menurut mengalami penurunan, hal ini diduga
Cheville (2006), degenerasi yang paling karena pengaruh antioksidan yang
sederhana adalah penimbunan air di dalam berlebihan. Menurut Barras (2011),
sel sehingga membentuk pembengkakkan antioksidan yang berlebihan dapat
organel sel, penimbunan ini hanya bersifat membahayakan kesehatan karena dapat
sementara, jika rangsangan dapat memperparah suatu penyakit, Barras juga
dihentikan maka sel akan kembali normal. menambahkan bahwa sampai saat ini belum
Ekstrak temu mangga menurut Sreejayan et ditemukan ketepatan dosis antioksidan
al., (1994) mengandung kurkuminoid yang untuk menangkal jumlah radikal bebas yang
mengandung gugus fenolik yang sangat ada dalam tubuh.
esensial untuk scavenger superoksid dan
mengandung flavonoid menurut Van et al., Pengamatan Mikroskopis Organ Pankreas.
(2003) flavonoid mampu menekan Hasil pengamatan preparat histologi
terbentuknya peroksida. pankreas didapatkan bahwa kerusakan
terparah terdapat pada perlakuan pemberian
Jumlah Sel β Mencit aloksan saja (A1). Ditunjukkan dengan
Berdasarkan uji statistik terhadap jumlah banyaknya pengurangan jumlah sel β
sel β mencit yang diberi ekstrak rimpang normal, vakuolisasi dan terjadi pengecilan
temu mangga dengan dosis dan lama sel dari minggu pertama pengamatan
320
Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)
3(4) – Desember 2014 : 317-323 (ISSN : 2303-2162)

hingga minggu ketiga. Pada perlakuan A2 mengakhiri proses penangkapan radikal


menunjukkan pengurangan jumlah sel β bebas dan tingginya reaktivitas grup
yang tidak terlalu banyak, vakuolisasi hidroksil dan flavonoid menyebabkan
sedikit, dan pengecilan sel sedikit. radikal bebas inaktif. .
Sedangkan pada perlakuan A3 dan A4 Pada perlakuan A3 dan A4,
menunjukkan pengurangan jumlah sel beta, terjadinya pengurangan jumlah sel β,
banyak vakuolisasi dan pengecilan sel beta vakuolisasi dan pengecilan sel β. Ini diduga
bertahap dari minggu pertama hingga karena pengaruh kurkumin dan minyak
minggu ketiga (Lampiran 1). atsiri yang menambah nafsu makan dan
Pada perlakuan A2 (200 mg/kg BB), memungkinkan untuk menambah berat
dapat mempertahankan sel beta dari kerja dari sel β untuk menghasilkan insulin
kerusakan, ini dikarenakan ekstrak temu karena banyaknya glukosa yang masuk,
mangga mengandung komponen fenol dan akhirnya hiperglikemia akan terbentuk.
flavonoid. Menurut Saikia dan Upadhyaya Kebutuhan insulin yang meningkat,
(2011), komponen fenol merupakan pankreas berusaha memproduksi insulin
antioksidan yang bagus karena efektif dalam jumlah yang lebih. Namun kondisi
dalam mendonorkan hidrogen dan berperan ini tidak bertahan lama, sampai akhirnya sel
sebagai terminator radikal bebas, sedangkan β kehilangan kemampuannya (ADA, 2012)
flavonoid memeliki mekanisme untuk

Tabel 1. Rata-rata berat badan mencit yang diberi ekstrak temu mangga dengan dosis dan lama pemberian
tertentu.
Dosis Aloksan mg/kg BB) dan Dosis Lama Pemberian (Hari) ± SE
Ekstrak Temu Mangga B1 (7) B2 (14) B3 (21)
27,42±0,15 a 28,90±0,24 a 29,52±0,27 a
A0 (0) (0)
B A A
24,51±0,19 a 25,26±0,06 b 24,85±0,18 c
A1 (150) (0)
B A A
27,01±0,09 a 28,21±0,10 a 28,07±0,04 b
A2 (150) (200)
B A A
26,92±0,25 a 28,48±0,12 a 28,09±0,12 b
A3 (150) (400)
C A B
23,56±0,46 b 28,75±0,22 a 27,51±0,27 b
A4 (150) (800)
C A B
Keterangan : Angka-angka yang tidak diikuti oleh huruf kecil yang sama pada kolom yang sama, berbeda
nyata pada uji DNMRT 5% untuk faktor dosis (A); Angka-angka yang tidak diikuti oleh huruf kapital
yang sama pada baris yang sama, berbeda nyata pada uji DNMRT 5% untuk faktor lama pemberian (B);
SE (Standard Error).

Tabel 2. Rata-rata berat organ pankreas mencit yang diberi ekstrak temu mangga dengan dosis dan lama
pemberian tertentu.
Lama Pemberian (Hari) ± SE
Dosis Aloksan (mg/kg BB) dan Dosis
Ekstrak Temu Mangga (mg/kg BB) B1 (7) B2 (14) B3 (21)

A0 (0) (0) 0,137± 0,002 b 0,138±0,003 a 0,167±0,003 a


A1 (150) (0) 0,117±0,001 bc 0,108±0,002 b 0,116±0,002 b
A2 (150) (200) 0,197±0,011 a 0,135±0,002 a 0,171±0,005 a
A3 (150) (400) 0,126±0,001 bc 0,141±0,002 a 0,135±0,001 b
A4 (150) (800) 0,113±0,003 c 0,156±0,001 a 0,155±0,002 ab
Keterangan : Angka-angka yang tidak diikuti oleh huruf kecil yang sama pada kolom yang sama, berbeda
nyata pada uji DNMRT 5% untuk faktor dosis (A); SE (Standard Error).
321
Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)
3(4) – Desember 2014 : 317-323 (ISSN : 2303-2162)

Tabel 3.Rata-rata jumlah sel β mencit dengan dosis dan lama perlakuan pemberian tertentu
Dosis Aloksan mg/kg BB) dan Dosis Lama Pemberian (Hari) ± SE
Ekstrak Temu Mangga B1 (7) B2 (14) B3 (21)
67,00±0,42 a 65,00±1,34 a 63,93±1,42 a
A0 (0) (0)
A A A
33,13±0,56 c 22,13±0,16 e 18,07±0,46 d
A1 (150) (0)
A B B
49,46±0,84 b 48,08±0,61 b 46,20±0,86 b
A2 (150) (200)
A A A
48,13±0,24 b 34,13±0,78 c 28,67±0,47 c
A3 (150) (400)
A B C
34,20±1,69 c 28,47±0,36 d 22,60±0,37 d
A4 (150) (800)
A B C
Keterangan : Angka-angka yang tidak diikuti oleh huruf kecil yang sama pada kolom yang sama, berbeda
nyata pada uji DNMRT 5% untuk faktor dosis (A); Angka-angka yang tidak diikuti oleh huruf kapital
yang sama pada baris yang sama, berbeda nyata pada uji DNMRT 5% untuk faktor lama pemberian (B);
SE (Standard Error).

Kesimpulan Cheville, N. F. 2006. Introduction to


Veterinary Pathology Ed ke 3. USA.
Ekstrak etanol rimpang temu mangga Blackwell Publishing.
mampu menahan kerusakan sel β pankreas Evans, J. L., L. D. Goldfine., B. A.
lebih lanjut dari pengaruh pemberian Maddux., and G. M. Grodsky. 2003.
aloksan. Dosis yang paling efektif pada Prespectives in Diabetes Are
penelitian ini adalah 200 mg/kg BB. Oxidative Stress-Activated and β-cell
Berdasarkan perlakuan, dosis 200 mg/kg Dysfunction. Diabetes. (52): 1-8.
BB mampu menstabilkan berat badan Girija, K., K. Lakshman., U. Chandrika., S.
mencit, berat badan pankreas dan mampu S. Ghosh., and T. Divya. 2011. Anti
menahan kerusakan sel β dari kerusakan Diabetic and Anti Cholesterolemic
lebih lanjut. Secara histologis, dosis 200 Activity Of Methanol Extracts Of
mg/kg BB mengurangi pengaruh aloksan Three Species Of Amaranthus. Asian
berupa vakuolisasi, pengurangan jumlah sel Pacific Journal of Tropical
karena nekrosis, dan pengecilan sel. Biomedicine. 133-138.
Hidayah, N. 2012. Uji Efek Antioksidan
Daftar Pustaka Ekstrak Biji Kacang Merah (Vigna
angularis) Secara Histologis
ADA. 2012. Diagnosis and Clasification of Terhadap Kerusakan Pankreas Sel β
Diabetes Mellitus. Diabetes Care. Pankreas. [Skripsi]. Padang.
Supplement 1 35: 64-71. Universitas Andalas.
Arifin, Z., dan Kardiyono. 1985. Misnadiarly. 2006. Diabetes Mellitus
Temulawak Dalam Pengobatan Gangren, Ulcer, Infeksi. Mengenal
Tradisional. Prosiding Simposium Gejala, Menanggulangi dan
Nasional Temulawak. Bandung. Mencegah Komplikasi. Jakarta.
Lembaga Penelitian Universitas Pustaka Obor.
Padjajaran. Renold, F. A. 1982. The Global Problem of
Barras, F. 2011. Manfaat Suplemen Diabetes. Naerobi. IDF.
Antioksidan: Fakta atau Fiksi?. Rubby, A. J., and B. R. Lokesh. 1995. Anti-
Jurnal Kardiologi Indonesia. 32: 1-3. Tumor And Antioxidant Activity Of
Bevelender, G., and J. A. Ramaley 1988. Natural Curcuminoid. Cancer
Dasar-dasar Histologi Edisi Letters. 146: 35-37.
Kedelapan. Diterjemahkan oleh: Rukmana, R. 2005. Temu Hitam.
Wisnu Gunarso. Jakarta. Erlangga. Yogyakarta: Kanisius.
Saikia, L. R., dan S. Upadhyaya. 2011.
Antioxidant Activity, Phenol and
322
Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)
3(4) – Desember 2014 : 317-323 (ISSN : 2303-2162)

Flavonoid Content of Some Less Ektrak Temu Mangga. Makara


Known Medicinal Plants of Assam. Kesehatan. 9 (2): 57-62.
International Journal of Pharma and Van, H. D. E. C., V. Noreen., P. G.
Bio Sciences. (2): 384-388. Boelens., R. J. Nijveldt., and P. A.
Sreejayan. N., and M. N. A Rao. 1997. M. Leeuwen. 2003. Biological
Curcuminioid as poten inhibitor of Activitiess of Flavonoids. Science
lipid peroxidtion. Journal of and Medicine. 9 (3): 151-161.
Pharmacy and Pharmacology. 49: Vareed, S. K., M. Kakarala., M. T. Ruffin.,
105-107. J. A. Crowell., D. P. Normolle., Z.
Susanti, D. R. 2009. Pengaruh Pemberian Djuric., and D. E. Brener. 2008.
Ekstrak Etanol Temulawak Phamacokinetics of Curcumin
(Curcuma xantghorrhiza Roxb.) Conjugate Metabolitees in Healthy
Pada Gambaran Histopatologi Human Subjects. Cancer Epidemiol
Ginjal Ayam Petelur. [Skripsi]. Biomarkers Prev 2008. 17 (6) : 141-
Bandung. IPB 147.
Susmiati, T. 2010. Analisis Kandungan Yuliet. 2012. Efek Kombinasi Ekstrak
Kurkuminoid Ekstrak Temu Mangga Daun Jati Belanda (Guazuma
(Curcuma mangga). [Skipsi]. ulmifolisa Lamk.) dan Rimpang
Bandung. IPB. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza
Szkudelski, T. 2001. The Mechanism Of Roxb.) Terhadap Penurunan Kadar
Alloxan And Streptozotocin Action Glukosa Darah dan Histopatologi
In β Cells Of The Rat Pancreas. Pankreas Mencit Diabetes Induksi
Physiology Research. 50: 536-546. Aloksan. Jurnal Natural Science. 1
Tedjo, A., D. Sajuthi., dan L. K. Darusman. (1): 106-118.
2005. Aktivitas Kemoprevensi
323
Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)
3(4) – Desember 2014 : 317-323 (ISSN : 2303-2162)

Lampiran 1. Foto preparat

I II

III IV

Keterangan: I: Foto preparat mencit perlakuan kontrol dosis aloksan 0 mg/kg BB dan dosis ekstrak temu
mangga 0 mg/kg BB; II: Perlakuan dosis aloksan 150 mg/kg BB dan dosis ekstrak temu mangga 0 mg/kg
BB; III: Perlakuan dosis aloksan 150 mg/kg BB dan dosis ekstrak temu mangga 200 mg/kg BB; IV:
Perlakuan dosis aloksan 150 mg/kg BB dan dosis ekstrak temu mangga 400 mg/kg BB; V: Perlakuan
dosis aloksan 150 mg/kg BB dan dosis ekstrak temu mangga 800 mg/kg BB; A: 7 hari; B: 14 hari; C: 21
hari; a: Daerah Asinus; b: Sel Β; c: Sel Alfa; d: Vakuolisasi; e: Pengecilan Sel

You might also like