You are on page 1of 42

1

LAPORAN PENDAHULUAN
Keperawatan Komunitas pada Lansia

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Laporan Praktik PLKK Keperawatan Komunitas yang
Dibimbing Oleh Ns. Achmad Efendi,S.Kep

DISUSUN OLEH:

NAMA: HERLINA DWI JAYANTI


NIM: 2018.02.020

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES BANYUWANGI
2021
2

LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan keperawatan gerontik pada insomnia di lingkungan Papring Kecamatan Kalipuro


Kabupaten Banyuwangi Tahun 2021.

Sebagai salah satu syarat dalam pemenuhan tugas praktik laboratorium klinik (PLKK)
Keperawatan keluarga yang dilaksanakan pada 05 – 16 Juli 2021.

Laporan ini telah disetujui pada tanggal Juli 2021

Oleh

Pembimbing institusi

( Ns. Achmad Efendi. S.Kep)

NIK. 06.082.0913

(HERLINA DWI JAYANTI)

201802020
3

I. Konsep Insomnia

A. Definisi

Insomnia adalah kondisi yang menggambarkan dimana seseorang


kesulitan untuk tidur. Kondisi ini bisa meliputi kesulitan tidur, masalah tidur,
sering terbangun di malam hari, dan bangun terlalu pagi. Kondisi ini
mengakibatkan perasaan tidak segar pada siang hari dan kesulitan dalam
melakukan aktivitas sehari – hari dan tidak tercukupinya kebutuhan tidur yang
baik (Respir, 2014).
Dalam kesehatan kondisi tidur yang baik itu biasanya berlangsung
sekitar 6 hingga 9 jam. Jumlah tidur yang seseorang butuhkan adalah yang
cukup bagi seseorang untuk membangkitkan perasaan segar dan dapat
beraktivitas secara optimal di siang hari. Dan jumlah tidur pada seseorang
lebih banyak berubah ketika akan beranjak dewasa(Driver et al., 2012).

B. Etiologi

Tidur merupakan suatu ritme biologis yang bekerja 24 jam yang


bertujuan untuk mengembalikan stamina untuk kembali beraktivitas. Tidur
dan terbangun diatur oleh batang otak, thalamus, hypothalamus dan beberapa
neurohormon dan neurotransmitter juga dihubungkan dengan tidur. Hasil yang
diproduksi oleh mekanisme serebral dalam batang otak yaitu serotonin.
Serotonin ini merupakan neurotransmitter yang berperan sangat penting dalam
menginduksi rasa kantuk, juga sebagai medula kerja otak(Guyton & Hall,
2008).
Dalam tubuh serotonin diubah menjadi melatonin yang merupakan
hormone katekolamin yang diproduksi secara alami oleh tubuh. Adanya lesi
pada pusat pengatur tidur di hypothalamus juga dapat mengakibatkan keadaan
siaga tidur. Katekolamin yang dilepaskan akan menghasilkan hormone
norepineprin yang akan merangsang otak untuk melakukan peningkatan
aktivitas. Stress juga merupakan salah satu factor pemicu, dimana dalam
keadaan stress atau cemas, kadar hormone katekolamin akan meningkat dalam
darah yang akan merangsang sistem saraf simpatetik sehingga seseorang akan
terus terjaga (Perry, dalamIswari & Wahyuni, 2013).

C. Manifestasi Klinis

Menurut penelitian (Iwan, 2009) ada beberapa tanda dan gejala


insomnia, diantaranya :
1. Kesulitan untuk memulai tidur
2. Tiba-tiba terbangun pada malam hari
3. Bisa terbangun lebih awal/dini hari
4. Merasa mengantuk di siang hari
5. Sakit kepala pada siang hari
6. Merasa kurang puas dengan tidur nya
4

7. Merasa kurang nyaman/gelisah saat tidur


8. Mendapat mimpi buruk
9. Badan terasa lemah, letih, kurang tenaga setelah tidur
10. Jadwal jam tidur sampai bangun tidak beraturan
11. Tidur selama 6 jam dalam semalam

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi lansia

1. Usia dan Tahap Perkembangan


Bayi baru lahir menghabiskan sebagian besar waktunya untuk tidur
(kurang lebih 16 jam dalam periode waktu 24 jam). Sebagian besar
waktu dihabiskan dalam tahaan REM. Secara umum, saat anak
memasuki masa kanak – kanak, jumlah jam tidur berkurang dan
jumlah waktu yang dihabiskan dalam tahap REM juga berkurang;
pengecualian saat anak – anak dan pra remaja, yang membutuhkan
lebih banyak tidur selama memacu pertumbuhan. Kualitas tidur selama
masa anak – anak mungkin dipengaruhi karena takut, mimpi buruk,
dan meningkatnya aktivitas anak yang dilakukan sebelum waktu tidur.
Jumlah tidur dan interval tidur berubah saat usia dewasa. Orang
dewasa tua cenderung lebih sering terjaga dimalam hari dan mungkin
lebih banyak tidur siang, khususnya setelah kecapekan.
2. Pengaruh Psikososial
Sering kali mahasiswa mengalami gangguan pada jiwanya karena
mendapat tekanan – tekanan akademik maupun non-akademik yang
sering kali menyebabkan stress yang membuat psikis maupun
sosialnya terganggu.
3. Gaya hidup
Gaya hidup sehari hari yang kurang dalam melakukan kegiatan
ataupun kurangnya olah raga dan lain sebagainya.
4. Jenis kelamin perempuan
Banyak penelitian beranggapan bahwa perempuan sering kali
mengalami insomnia dibandingkan laki – laki.
5. Pendapatan
Biasanya orang dewasa yang bekerja dan memiliki pendapatan yang
kurang dan serig kali bergadang karna memikikan bagaimana untuk
kelangungan hidupnya
6. Tingkat pendidikan
Sering kali orang awam yang kurang sekali dengan pendidikannya
mereka tidak mengetahui akan akibat dari seringnya bergadang (Lydia,
2013).

E. Klasifikasi

Klasifikasi gangguan tidur menurut International Classification of


Sleep Disorder, yaitu dissomnia, parasomnia, gangguan tidur ber- hubungan
dengan gangguan kesehatan atau psikiatri, gangguan tidur yang tidak
5

terklasifikasi (muhammad, 2018). Terdapat beberapa klasiFikasi dalam


Insomnia. Menurut International Classification of Sleep Disorder 2 (ICSD2),
Insomnia ditegakkan apabila terdapat 1 atau lebih keluhan: kesulitan memulai
tidur, kesulitan untuk mempertahankan tidur sehingga sering terbangun dari
tidur, bangun terlalu dini hari dan sulit untuk tidur kembali, tidur dengan
kualitas yang buruk. Kesulitantidurdi atas terjadi meskipun terdapat
peluangdan keadaan yang cukup untuk tidur, serta setidaknya terdapat satu
gangguan yang dialami pada siang hari : kelelahan, gangguan atensi,
konsentrasi, dan memori, gangguan dalam hubungan sosial dan pekerjaan atau
performa yang jelek di sekolah, gangguan mood atau iritabel, mengantuk di
siang hari, kekurangan energi inisiasi dan motivasi, sering mengalami
kesalahan, kecelakaan saat bekerja atau menyetir, nyeri kepala, gangguan
pencernaan akibat kurang tidur dan mengawatirkan kondisi ini. (lydia, 2013).

F. Penatalaksanaan

1. Teknik deconditioning : pada teknik ini pasien diminta untuk


menggunakan tempat tidurnya hanya untuk tidur dan bukan untuk hal-
hal lainnya, bila pasien tidak tertidur dalam 5 menit, maka mereka
diminta untuk bangun dan melakukan hal lain. Terkadang, berganti
tempat atau ruangan tidur berguna bagi pasien (Sadock B. & Sadock
V., 2014).
2. Edukasi tentang sleep hygiene menurut Ebert Michael H. (2008)
dengan menggunakan terapi kontrol stimulus
3. Terapi kognitif : pasien insomnia sering memiliki pemikiran dan
kepercayaan yang negatif tentang konsekuensi dari kondisi mereka.
Membantu pasien dalam menangani pemikiran dan kepercayaan
mereka yang tidak tepat adalah tujuan dasar dari terapi ini. Hal ini juga
dapat menurunkan kecemasan yang berhubungan dengan insomnia
(Pigeon, 2010).
4. Terapi pembatasan tidur (retriksi) : terapi ini didasarkan pada prinsip
bahwa membatasi waktu yang dihabiskan di tempat tidur dapat
membantu memperbaiki kualitas tidur nantinya (McCurry et. al.,
2007).

G. Komplikasi

Komplikasi akibat dari insomnia dapat mempengaruhi fungsi otak


yang tepat. Otak menggunakan tidur sebagai proses aktif dimana pada saat
seseorang tidur otak akan melatih semua sel saraf dengan melewatkan sinyal
aktivitas listrik melalui semua sel saraf. Ketika sel saraf otak tidak
mendapatkan jumlah tidur yang cukup maka kerja fungsi otak dalam hal
menyimpan atau mengambil informasi dan kemampuan untuk mentoleransi
situasi stress dan berfungsi pada tingkat yang lebih tinggi dapat terganggu dan
tidak optimal (Driver et al., 2012).
6

II. Konsep askep

1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan. Pada tahap
ini semua data dikumpulkan secara sistematis guna menentukan kesehatan
klien. Pengkajian harus dilakukan secara komprehensif terkait dengan aspek
biologis, psikologis, sosial maupun spiritual klien. Tujuan pengkajian adalah
untuk mengumpulkan informasi dan membuat data dasar klien (Carpenito,
2009).

2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon
individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau
potensial, dimana berdasarkan pendidikan dan pengalamannya, perawat secara
akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti
untuk menjaga, menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah status
kesehatan klien (Herdman, 2012). Diagnosa keperawatan menurut (Tim Pokja
SDKI DPP PPNI, 2016) dalam buku Standar Diagnosis keperawatan Indonesia
yaitu gangguan pola tidur Diagnosa keperawatan yang dapat diangkat dari
gangguan pola tidur diantaranya yaitu sebagai berikut: a. Insomnia
berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik dan mengantuk. b. Gangguan
pola tidur berhubungan dengan kerusakan transfer oksigen, gangguan
metabolisme, kerusakan eliminasi, pengaruh obat, imobilisasi, nyeri, dan
lingkungan yang mengganggu. c. Cemas berhubungan dengan ketidak
mampuan untuk tidur, henti napas saat tidur, (sleep apnea) dan ketidak
mampuan mengawasi perilaku. d. Koping individu tidak efektif berhubungan
dengan insomnia. e. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan henti
napas saat tidur. f. Gangguan konsep diri berhubungan dengan penyimpangan
tidur hipersomia. (Wartonah dan Tarwoto, 2010).

3. Intervensi
Perencanaan keperawatan pada masalah gangguan pola tidur yaitu
peningkatan kualitas tidur. Tujuan yang diharapkan penurunan kecemasan,
peningkatan kenyamanan, level nyeri menururn, istirahat, dan pola tidur yang
adekuat. Dengan kriteria hasil, jumlah tidur dalam batas normal 6-8 jam/hari
dan perasaan segar setelah tidur atau istirahat (Nurif dan Kusuma, 2015).

4. Implementasi
Implementasi adalah tahap ketika perawat mengaplikasikan asuhan
keperawatan ke dalam bentuk intervensi keperawatan guna membantu klien
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kemampuan yang harus dimiliki
perawat pada tahap implementasi adalah kemampuan komunikasi yang efektif,
kemampuan untuk menciptakan hubungan saling percaya dan saling bantu,
kemampuan melakukan teknik psikomotor, kemampuan melakukan observasi
7

sistematis, kemampuan memberikan pendidikan kesehatan, kemampuan


advokasi, dan kemampuan evaluasi (Asmadi, 2008).
Intervensi keperawatan berlangsung dalam tiga tahap. Fase pertama
merupakan fase persiapan yang mencakup pengetahuan tentang validasi
rencana, implementasi rencana, persiapan klien dan keluarga. Fase kedua
merupakan puncak implementasi keperawatan yang berorientasi pada tujuan.
Pada fase ini, perawat menyimpulkan data yang dihubungkan dengan reaksi
klien. Fase ketiga merupakan terminasi perawat-klien setelah implementasi
keperawatan selesai dilakukan (Asmadi, 2008).

5. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan
perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati
dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Evaluasi
dilakukan secara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga
kesehatan lainnya. Jika hasil evaluasi menunjukkan tercapainya tujuan dan
kriteria hasil, klien bisa keluar dari siklus proses keperawatan. Jika sebaliknya,
klien akan masuk kembali ke dalam siklus tersebut mulai dari pengkajian
ulang (reassessment) (Asmadi, 2008).
Evaluasi terbagi atas dua jenis, yaitu evaluasi formatif dan evaluasi
sumatif. Evaluasi formatif berfokus pada aktivitas proses keperawatan dan
hasil tindakan keperawatan. Evaluasi formatif ini dilakukan segera setelah
perawat mengimplementasikan rencana keperawatan guna menilai keefektifan
tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Penurunan evaluasi formatif
ini meliputi empat komponen yang dikenal dengan istilah SOAP, yakni
subjektif (data berupa keluhan klien), objektif (data hasil pemeriksaan),
analisis data (perbandingan data dengan teori), dan perencanaan (Asmadi,
2008).
Ada tiga kemungkinan hasil evaluasi yang terkait dengan pencapaian
tujuan keperawatan
1) Tujuan tercapai jika klien menunjukan perubahan sesuai
dengan standar yang telah ditentukan.
2) Tujuan tercapai sebagaian atau klien masih dalam proses
pencapaian tujuan jika klien menunjukan perubahan pada
sebagian kriteria yang telah ditetapkan.
3) Tujuan tidak tercapai jika klien hanya menunjukan sedikit
perubahan dan tidak ada kemajuan sama sekali serta dapat
timbul masalah baru.
8

DAFTAR PUSTAKA

Girsang, Putri Noviani. 2017. “Gangguan Pola Tidurdi Kelurahan Sari Rejo Kecamatan
Medan
Polonia”.http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/2895/142500105.pd
f?sequence=1&isAllowed=y, diakses pada 14 Juli 2021 pukul 18.23

Sihombing, Helen. 2016.“Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah


Gangguan Pola
Tidur”.http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/18010/132500022.pdf
?sequence=1&isAllowed=y, diakses pada 14 Juli 2021 pukul 19.09

Masita, Luluk. 2017. “Insomnia pada lansia”.


http://repo.stikesicme-jbg.ac.id/102/1/SKRIPSI_NEW_PDF.pdf, diakses pada 14
Juli 2021 pukul 19.54
9

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)


(INSTITUTE OF HEALTH SCIENCES)
BANYUWANGI
Kampus 1 : Jl. Letkol Istiqlah 40 Telp. (0333) 421610 Banyuwangi

FORMAT PENGKAJIAN GERONTIK (LANSIA)

ADAPTASI TEORI MODEL CAROL A MILLER

Nama wisma :

Tanggal Pengkajian :

1. IDENTITAS KLIEN :

Nama : Ny. S

Umur : 69 TAHUN

Agama : Islam

Alamat asal : Lingk. Papring, kalipuro Rt. 03/ Rw 02, Banyuwangi

Tanggal datang : (-) Lama Tinggal di Panti (-)

2 DATA KELUARGA :
.

Nama : (berisi identitas anggota keluarga klien yang bertanggung jawab)

Hubungan : -

Pekerjaan : -

Alamat : - Telp : -

3 STATUS KESEHATAN SEKARANG :


.

Keluhan utama: sering pegal linu serta sulit tidur

Pengetahuan, usaha yang dilakukan untuk mengatasi keluhan: biasanya minum obat
10

Obat-obatan: rheumason

Tanda -tanda Vital

Tensi : 140/90 Nadi : 90x/menit

RR : …………………….. Suhu : ……………

BB : …………………….. TB : …………….

LL : …………………………….. LK : ……………..

4. AGE RELATED CHANGES (PERUBAHAN TERKAIT PROSES MENUA) :

FUNGSI FISIOLOGIS

1. Kondisi Umum

Ya Tidak

Kelelahan : √ -

Perubahan BB : - -

Perubahan nafsu makan : √ -

Masalah tidur : √ -

Kemampuan ADL : Mampu melakukan


kegiatan secara mandiri

KETERANGAN : Serin mengalami masalah tidur, Ketika kebangun sulit untuk


tidur Kembali

2. Integumen

Ya Tidak

Lesi / luka : - √

Pruritus : - -

Perubahan pigmen : √ -
11

Memar : - √

Pola penyembuhan lesi :

KETERANGAN :

3. Hematopoetic

Ya Tidak

Perdarahan abnormal : - √

Pembengkakan kel. : - √
Limfe

Anemia : - -

KETERANGAN :

4. Kepala

Ya Tidak

Sakit kepala : √ -

Pusing : √ -

Gatal pada kulit kepala : - √

KETERANGAN : Sering mrngalami pusing karena kesulitan tidur

5. Mata

Ya Tidak

Perubahan : √ -
penglihatan

Pakai kacamata : - √

Kekeringan mata : - √

Nyeri : - √

Gatal : - -
12

Photobobia : - -

Diplopia : - -

Riwayat infeksi : - -

KETERANGAN : ..............................................................................................................

6. Telinga

Ya Tidak

Penurunan pendengaran : √ -

Discharge : - -

Tinitus : - -

Vertigo : - √

Alat bantu dengar : - √

Riwayat infeksi : - √

Kebiasaan membersihkan telinga :

Dampak pada ADL : ..........................................................................................

KETERANGAN : ..........................................................................................

..........................................................................................

7. Hidung sinus

Ya Tidak

Rhinorrhea : - -

Discharge : - -

Epistaksis : - -

Obstruksi : - -

Snoring : - -

Alergi : - -

Riwayat infeksi : - -
13

KETERANGAN : ...................................................................................................................

...................................................................................................................

8. Mulut, tenggorokan

Ya Tidak

Nyeri telan : - √

Kesulitan menelan : - √

Lesi : - √

Perdarahan gusi : - √

Caries : √ -

Perubahan rasa : - √

Gigi palsu : - √

Riwayat Infeksi : - -

Pola sikat gigi : 2 sampai 3 kali sehari

KETERANGAN : Beberapa gigi sudah lepas serta sudah tidak terlalu kuat untuk
mengumyah makanan keras

9 Leher
.

Ya Tidak

Kekakuan : √ (kadang) -

Nyeri tekan : - √

Massa : - √

KETERANGAN : .........................................................................................................................

.........................................................................................................................

10. Pernafasan

Ya Tidak

Batuk : √ -
14

Nafas pendek : - √

Hemoptisis : - √

Wheezing : - √

Asma : - √

KETERANGAN : ...................................................................................................................

...................................................................................................................

11. Kardiovaskuler

Ya Tidak

Chest pain : - -

Palpitasi : - -

Dipsnoe : - -

Paroximal nocturnal : - -

Orthopnea : - -

Murmur : - -

Edema : - -

KETERANGAN : ...............................................................................................................

...............................................................................................................

12. Gastrointestinal

Ya Tidak

Disphagia : - -

Nausea / vomiting : - -

Hemateemesis : - -

Perubahan nafsu : √ -
makan

Massa : - -
15

Jaundice : - -

Perubahan pola BAB : - -

Melena : - -

Hemorrhoid : - -

Pola BAB : Sekali sehari

KETERANGAN : ...........................................................................................................

...........................................................................................................

13. Perkemihan

Ya Tidak

Dysuria : - -

Frekuensi : Sering

Hesitancy : - -

Urgency : - -

Hematuria : - -

Poliuria : - -

Oliguria : - -

Nocturia : - -

Inkontinensia : - -

Nyeri berkemih : - -

Pola BAK : Sering

KETERANGAN : ...........................................................................................................

...........................................................................................................

14. Reproduksi (laki-laki)

Ya Tidak

Lesi : - -
16

Disharge : - -

Testiculer pain : - -

Testiculer massa : - -

Perubahan gairah sex : - -

Impotensi : - -

Reproduksi (perempuan)

Lesi : - -

Disharge : - -

Postcoital bleeding : - -

Nyeri pelvis : - -

Prolap : - -

Riwayat menstruasi : Dulu menstruasi lancar sekarang sudah tidak menstruasi

Aktifitas seksual : - -

Pap smear : - -

KETERANGAN : ...........................................................................................................

...........................................................................................................

15. Muskuloskeletal

Ya Tidak

Nyeri Sendi : ✓ -

Bengkak : - ✓

Kaku sendi : - -

Deformitas : - -

Spasme : - -

Kram : ✓ -
17

Kelemahan otot : ✓ -

Masalah gaya berjalan : - ✓

Nyeri punggung : - ✓

Pola latihan : Melakukan jalan kaki setiap hari

Dampak ADL :

KETERANGAN : ...........................................................................................................

...........................................................................................................

16. Persyarafan

Ya Tidak

Headache : ✓ -

Seizures : - -

Syncope : - -

Tic/tremor : - -

Paralysis : - -

Paresis : - -

Masalah memori : ✓ -

KETERANGAN : ...........................................................................................................

...........................................................................................................

5 POTENSI PERTUMBUHAN PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL :


.

Psikososial YA Tidak

Cemas : - ✓

Depresi : - ✓

Ketakutan : - ✓
18

Insomnia : ✓ -

Kesulitan dalam mengambil : - ✓


keputusan

Kesulitan konsentrasi : ✓ -

Mekanisme koping : Melakukan musyawarah

Persepsi tentang kematian : tidak takut

Dampak pada
ADL :.................................................................................................................... .................
........................................................................................................

Spiritual

Aktivitas ibadah : selalu melaksanakan ibadah

Hambatan : tidak ada

KETERANGAN :.....................................................................................................................
.......

..............................................................................................................................................
.............

6. LINGKUNGAN :

 Kamar :..............................................................................................................................
............

 Kamar mandi
 :...............................................................................................................................

 Dalam rumah.wisma
 :...................................................................................................................

 Luas rumah
 :.................................................................................................................................

7. NEGATIVE FUNCTIONAL CONSEQUENCES


19

1. Kemampuan ADL
Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari (Indeks Barthel)

No Kriteria Dengan Mandiri Skor


Bantuan Yang
Didapat

1 Makan 5 10 10 Frekuensi :
2-3 kali
sehari

Jumah :
sekitar dua
entong
setiap
makan

Jenis :
lunak

2 Minum 5 10 10 Frekuensi :
sering

Jumlah :
segelas
setiap
minum

Jenis : air
putih

3 Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur, atau sebaliknya 5-10 15 15


20

4 Personal toilet (cuci muka, menyisir rambut, gosok gigi) 0 5 5

5 Keluar masuk toilet (mencuci pakaian, menyeka tubuh, 5 10 10 Frekuensi :


menyiram) 5

6 Mandi 0 5 5 Frekuensi :
2-3 kali

7 Berjalan di permukaan datar (jika tidak bisa, dengan kursi 0 5 5


roda )

8 Naik turun tangga 5 10 10

9 Mengenakan pakaian 5 10 10

10 Kontrol bowel (BAB) 5 10 10 Frekuensi :


1 kali

Jenis :

11 Kontrol Bladder (BAK) 5 10 10 Frekuensi :


sering

Warna :

12 Olahraga / Latihan 5 10 10 Frekuensi :


setiap pagi

Jenis : jalan
kaki

13 Rekreasi / Pemanfaatan Waktu Luang 5 10 10 Frekuensi :


setiap
malam

Jenis :
21

nonton tv

Jumlah: 120

Interpretasihasil :

130 : Mandiri

65 – 125 : Ketergantungan Sebagian

60 : ketergantungan total

Kesimpulan : mandiri

2. Aspek Kognitif

MMSE (Mini Mental Status Exam) Pemeriksaan

No Aspek Nilai Nilai Kriteria


Kognitif maksimal Klien

1 Orientasi 5 2 Menyebutkan dengan benar :


Tahun : ............................. Hari .............................................
Musim : ............................ Bulan : .........................................
Tanggal : ...........................

2 Orientasi 5 1 Dimana sekarang kita berada ?


Negara: ………………. Panti : ……………..
Propinsi: …………….. Wisma : …………….
Kabupaten/kota :
22

3 Registrasi 3 3 Sebutkan 3 nama obyek (misal : kursi, meja, kertas),


kemudian ditanyakan kepada klien, menjawab :
1) Kursi 2). Meja 3). Kertas
4 Perhatiandankalkulasi 5 0 Meminta klien berhitung mulai dari 100 kemudia kurangi 7
sampai 5 tingkat.
Jawaban :
1). 93 2). 86 3). 79 4). 72 5). 65

5 Mengingat 3 3 Mintaklien untuk mengulangi ketiga obyek pada poin ke- 3


(tiap poin nilai 1)
Jawaban :
1).Kursi 2). Meja 3). Kertas

6 Bahasa 9 6 Menanyakan pada klien tentang benda (sambil menunjukan


benda tersebut).
1). ...................................
2). ...................................
3). Minta klien untuk mengulangi kata berikut :
“ tidak ada, dan, jika, atau tetapi )
Klien menjawab :

Minta klien untuk mengikuti perintah berikut yang terdiri 3


langkah.
4). Ambil kertas ditangan anda
5). Lipat dua
6). Taruh dilantai.

Perintahkan pada klien untuk hal berikut (bila aktifitas sesuai


perintah nilai satu poin.
23

7). “Tutup mata anda”


8). Perintahkan kepada klien untuk menulis kalimat dan
9). Menyalin gambar 2 segi lima yang saling bertumpuk

Total nilai 30 15

Interpretasihasil :

24 – 30 : tidak ada gangguan kognitif

18 – 23 : gangguankognitifsedang

0 - 17 : gangguankognitifberat

Kesimpulan : terjadi gangguan kognitif berat

3. Tes Keseimbangan
Time Up Go Test

No Tanggal Pemeriksaan Hasil TUG (detik)

3
24

Rata-rata Waktu TUG

Interpretasi hasil

Interpretasi hasil:

Apabila hasil pemeriksaan TUG menunjukan hasil berikut:


>13,5 detik Resiko tinggi jatuh

>24 detik Diperkirakan jatuh dalam kurun waktu 6 bulan

>30 detik Diperkirakan membutuhkan bantuan dalam


mobilisasi dan melakukan ADL

(Bohannon: 2006; Shumway-Cook,Brauer & Woolacott: 2000; Kristensen, Foss & Kehlet: 2007: Podsiadlo & Richardson:1991)

4. Kecemasan, GDS
Pengkajian Depresi

Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tdk Hasil

1. Anda puas dengan kehidupan anda saat ini 0 1 0

2. Anda merasa bosan dengan berbagai aktifitas dan kesenangan 1 0 0

3. Anda merasa bahwa hidup anda hampa / kosong 1 0 0

4. Anda sering merasa bosan 1 0 0


25

5. Anda memiliki motivasi yang baik sepanjang waktu 0 1 0

8. Anda takut ada sesuatu yang buruk terjadi pada anda 1 0 1

7. Anda lebih merasa bahagia di sepanjang waktu 0 1 0

8. Anda sering merasakan butuh bantuan 1 0 1

9. Anda lebih senang tinggal dirumah daripada keluar melakukan 1 0 1


sesuatu hal

10. Anda merasa memiliki banyak masalah dengan ingatan anda 1 0 1

11. Anda menemukan bahwa hidup ini sangat luar biasa 0 1 0

12. Anda tidak tertarik dengan jalan hidup anda 1 0 0

13. Anda merasa diri anda sangat energik / bersemangat 0 1 0

14. Anda merasa tidak punya harapan 1 0 0

15. Anda berfikir bahwa orang lain lebih baik dari diri anda 1 0 0

Jumlah 3

(Geriatric Depressoion Scale (Short Form) dari Yesafage (1983) dalam Gerontological Nursing, 2006)

Interpretasi :
26

Jika Diperoleh skore 5 atau lebih, maka diindikasikan depresi

0-4 = Normal
5-7 = Ringan
8-11 = Sedang
12-15 = Berat
27

5. Status Nutrisi

Pengkajian determinan nutrisi pada lansia:

No Indikators score Pemeriksaan

1. Menderita sakit atau kondisi yang mengakibatkan perubahan jumlah 2 0


dan jenis makanan yang dikonsumsi

2. Makan kurang dari 2 kali dalam sehari 3 0

3. Makan sedikit buah, sayur atau olahan susu 2 0

4. Mempunyai tiga atau lebih kebiasaan minum minuman beralkohol 2 0


setiap harinya

5. Mempunyai masalah dengan mulut atau giginya sehingga tidak dapat 2 2


makan makanan yang keras

6. Tidak selalu mempunyai cukup uang untuk membeli makanan 4 0

7. Lebih sering makan sendirian 1 1

8. Mempunyai keharusan menjalankan terapi minum obat 3 kali atau 1 0


lebih setiap harinya

9. Mengalami penurunan berat badan 5 Kg dalam enam bulan terakhir 2 0

10. Tidak selalu mempunyai kemampuan fisik yang cukup untuk belanja, 2 0
memasak atau makan sendiri

Total score 3

(American Dietetic Association and National Council on the Aging, dalam Introductory
Gerontological Nursing, 2001)

Interpretasi:

0 – 2 : Good

3 – 5 : Moderate nutritional risk

6≥ : High nutritional risk


28

6. Hasil pemeriksaan Diagnostik

No Jenis pemeriksaan Tanggal Hasil


Diagnostik Pemeriksaan
29

7. Fungsi sosial lansia

APGAR KELUARGA DENGAN LANSIA

Alat Skrining yang dapat digunakan untuk mengkaji fungsi sosial lansia

NO URAIAN FUNGSI SKORE

1. Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga (teman- ADAPTATION
teman) saya untuk membantu pada waktu sesuatu menyusahkan
saya

2. Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman)saya PARTNERSHIP


membicarakan sesuatu dengan saya dan mengungkapkan masalah
dengan saya

3. Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya menerima GROWTH


dan mendukung keinginan saya untuk melakukan aktivitas / arah
baru

4. Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya AFFECTION


mengekspresikan afek dan berespon terhadap emosi-emosi saya Kasih sayang
seperti marah, sedih/mencintai

5. Saya puas dengan cara teman-teman saya dan saya meneyediakan RESOLVE
waktu bersama-sama Penyelesaian

Kategori Skor: TOTAL


Pertanyaan-pertanyaan yang dijawab:
1). Selalu : skore 2 2). Kadang-kadang : 1
3). Hampir tidak pernah : skore 0
Intepretasi:
< 3 = Disfungsi berat
4 - 6 = Disfungsi sedang
> 6 = Fungsi baik

Smilkstein, 1978 dalam Gerontologic Nursing and health aging 2005


30
31

ANALISA DATA

Nama Pasien : Ny. S


No. Register :-

NO KELOMPOK DATA MASALAH ETILOGI

1. DS: NY.S mengatakan sulit untuk tidur serta sulit Gangguan pola tidur b/d Sering terbangun pada
tertidur Kembali setelah terbangun kurang kontrol tidur malam hari

DO: NY.S TERLIHAT LESU, SERTA PUCAT

sulit tidur

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


32

Nama Pasien : NY. S


No. Register :

TANGGAL TANGGAL TANDA


DIAGNOSA KEPERAWATAN
MUNCUL TERATASI TANGAN

13/07/2021
Gangguan pola tidur b/d kurang kontrol tidur
33

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : NY. S


No. Register :

TG NO TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL


L
SLKI (L.05045) 1. Keluhan sulit tidur SIKI (I.05174)
Setelah dilakukan menurun
14/0 1. 2. Keluhan istirahat tidak  Observasi
pengkajian 1-2 X
7/ cukup menurun 1. Identifikasi pola aktivitas tidur
diharapkan pola tidur
202 3. Kemampuan beristirahat 2. Identifikasi faktor pengganggu tidur
1 membaik 3. Identifikasi makanan yang mengganggu tidur
meningkat
 Terapeutik
1. Lakukan prosedur untuk meningkatkan
kenyamanan (terapi akupresur)
 Edukasi
1. Anjurkan menghindari makanan /minuman
yang mengganggu tidur
2. Ajarkan relaksasi otot autogenic atau cara
nonfarmakologi lainnnya
34

CATATAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : ny. S


No. Register :

NO T
TANGGAL JAM TINDAKAN KEPERAWATAN
DX T

14/07/2021 1  Mengobservasi
1. Mengidentifikasi pola aktivitas tidur
2. Mengidentifikasi faktor pengganggu tidur
3. Mengidentifikasi makanan yang mengganggu tidur
 Terapeutik
1. Melakukan prosedur untuk meningkatkan
kenyamanan (terapi akupresur)
 Mengedukasi
1 Menganjurkan menghindari makanan /minuman
yang mengganggu tidur
2 Mengajarkan relaksasi otot autogenic atau cara
nonfarmakologi lainnnya
35

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : ny.s


No. Register :

NO TANGGAL TANGGAL
TANGGAL
DX 15 juli 2021 15 juli 2021

S: klien mengeluhkan sulit tidur S: Klien mengatakan sudah tidur


serta sulit tidur Kembali saat lebih nyenyak
terbangun

O: klien tampak lesu serta


O: klien tampak lebih segar
terdapat kantung mata

A: Masalah teratasi
A: masalah belum teratasi

P: lakukan intervensi

P: pertahankan intervensi

Satuan Acara Penyuluhan


Terapi Akupresure
36

DISUSUN OLEH :

HERLINA DWI JAYANTI (2018.02.020)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI 2021

Topik : terapi akupresure


37

Sasaran : lansia
Waktu : 10 menit
Tanggal : 15 Juli 2021
Tempat : Rumah lansia
Pemateri : Mahasiswa

A. Tujuan

1. Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan, lansia diharapkan mengetahui
terkait terapi akupresure.

2. Tujuan khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 10 menit, lansia diharapkan
mampu mengetahui terkait cara terapi akupresure

B. Strategi penyampaian
Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab

. Kegiatan Penyuluhan Kesehatan


a. Langkah-langkah
Tahap dan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Keluarga
waktu
Pendahuluan 2 1. Salam
menit 2. Menjelaskan tujuan kegiatan -  Menjawab salam dan
3. Kontrak waktu memperhatikan penyuluh.

-Mendengarkan penyuluh
-  menjawab sesuai
kemampuanya tentang
materi yang akan
disampaikan.
38

- Menyimak dan
mendengarkan

-Menyimak dan
mendengarkan

Kegiatan inti 5 Penyajian ·Mendengarkan dan


menit 1. Menjelaskan tentang : memperhatikan
Pengertian terapi akupresur dan cara
melakukan terapinya

2. Memberikan Kesempatan kepada lansia


untuk bertanya mengenai topik yang
dijelaskan ·Mendengarkan dan
memperhatikan serta
menjawab pertanyaan lansia

Penutup 3 Penutup
menit - Menjawab dan berespon
1. Memberi kesempatan pada keluarga sesuai dengan
untuk menjelaskan kembali tentang kemampuannya.
hipertiroid sesuai kemampuannya.
-Berperan aktif sesuai
2. Memberi salam dan ucapan terimakasi dengan kemampuannya.
pada keluarga.

- Menerima

- Menjawab salam dan


berterimakasih

C. Evaluasi
Setelah melakukan penyuluhan selama 10 menit, pasien mampu untuk melakukan
cara terapi akupresure

D. Lampiran
Materi
39

Materi

1. Pengertian terapi akupresure


Akupresur merupakan suatu metode tusuk jari yang
didasarkan pada pengetahuan bahwa semua organ tubuh manusia
dihubungkan satu sama lain oleh suatu saluran (meridian) yang
menjelajahi seluruh permukaan tubuh untuk menghantarkan energi
ke seluruh tubuh (Sunetra, 2004)

2. Cara terapi akupresure


1) Pergelangan tangan
Seseorang dapat menemukan titik heart 7 di pergelangan
tangan, tepat di luar tulang kecil yang sejajar dengan jari
kelingking. Nama tradisional untuk titik ini diterjemahkan
menjadi ‘Spirit Gate’. Orang yang memberikan pijatan
pada heart 7 ini percaya dapat mencegah insomnia,
kegelisahan, depresi, dan penyakit jantung.
2) Bagian dalam
Inner Gate point terletak pada bagian pergelangan tangan.
Untuk mengukurnya, gunakan tiga jari dari bagian bawah
telapak tangan. Praktisi merekomendasikan menggunakan
ibu jari untuk memijat dengan kuat titik ini. Dipercaya bisa
meredakan mual dan sakit perut. Ini juga dapat membantu
masalah pencernaan lainnya.
3) Lembah tangan
Seseorang dapat menemukan Hand Valley Point tangan
terletak antara jari telunjuk dan ibu jari. Praktisi mengklaim
bahwa menekan kuat pada titik ini dapat mengurangi stres,
menghentikan migrain, dan menghentikan rasa sakit di bahu,
gigi, dan leher.
4) Pangkal ibu jari
Seseorang dapat menemukan pangkal titik ibu jari dengan
menelusuri jari ke sisi telapak ibu jari hingga mencapai
lipatan pergelangan tangan. Ahli refleksologi percaya bahwa
memberikan tekanan lembut pada titik ini dapat membantu
meringankan masalah pernapasan.
40

Dokumentasi
41
Akupresur merupakan suatu metode tusuk jari 42
yang didasarkan pada pengetahuan bahwa
semua organ tubuh manusia dihubungkan satu
sama lain oleh suatu saluran (meridian) yang
menjelajahi seluruh permukaan tubuh untuk
menghantarkan energi ke seluruh tubuh
meredakan mual dan sakit perut

Nama: HERLINA DWI JAYANTI


NIM: 2018.02.020

menghentikan migrain, dan menghentikan rasa


sakit di bahu, gigi, dan leher

mencegah sulit tidur, kegelisahan, depresi, dan


penyakit jantung

meringankan masalah pernapasan

You might also like