You are on page 1of 3

SOP PENANGANAN HENTI JANTUNG DAN HENTI NAPAS

No. Dokumen :
SPO/UKM/ / / /2022
SOP

No. Revisi :-

Tanggal terbit :
UPTD
PUSKESMAS Halaman : 1/1 Kepala UPTD Puskesmas
RADABATA Radabata

Kornelius Rodja, SKM


NIP

1. Pengertian Fase khusus dari penanaganan gawat darurat jantung untuk mencegah
henti atau insifiensi jantung atau napas lewat pengenalan dan intervensi
dini atau menyokong sirkulasi dan ventilasi korban henti jantung atau
pernapasan dari luar lewat resusitasi-paru.
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melakukan penanganan henti jantung dan
henti napas dalam rangka pemngkatan mutu kincrja di Puskesmas aimere.
3. Kebijakan SK Kepala tentang penanganan henti jantung dan henti napas .
No. / PKMRDBT/ / /2022

4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


Hk.02.02/Menkes/514/2015

5.Prosedur Persiapan Alat

1 . Papan penahan/papan punggung/permukaan datar


2. Oral airway
3. Kain kasa
4. Sungkup dan kantung ambubag
5. Tabung dan selang oksigen
6. Monitor jantung
PROSEDUR

I. Pastikan pasien tidak sadar

a. Tepuk- tepuk atau goyangkan pasien secara perlahan sambil


berteriak "apakah anda baik- baik saja"
b. Periksa pernapasan dengan mendekatkan pipi anda ke hidung
pasien dan lihat ada tidaknya gerakan dada dan secara bersamaan
dengar dan rasakan udara pernapasan yang dihembuskan keluar
ke pipi anda
c. Periksa denyut nadi karotis pada satu Sisi selama 5- 10 detik
d. Panggil bantuan
e. Letakkan papan penahan di bawah dada pasien (bila tidak ada
papan penahan, lctakkan pasien pada permukaan datar yang
keras)
f. Berlututlah di samping pasien
g. Buka jalan napas pasien dengan Salah satu maneuver berikut:
 Maneuver dongikkan kepala dan naikkan dagu. letakkan
satu tangan pada dahi pasien dan tekan kearah belakang
dengan telapak tangan untuk mendorong kepala
kebelakang. Kemudian letakkan jari- jari tangan Iainnya di
bawah bagian tulang rahang bawah dekat dagu dan angkat
sehingga rahang bergerak kedepan.
 Maneuver pelx dorongan rahang, Genggam su&lt rahang
bawah pasien dan angkat dengan menggunakan kedua
tangan satu untuk setiap sisi, sehingga mandibula maju
kedepan
h. Letakkan alat pembuka jalan napas bila ada i, Tutup lubang
hidung dengan ibujari dan jari telunjuk tangan Yang berada di
dalli pasien dengan mendorong kearah belakang. Buatlah segel
pada mulut pasien menggunakan mulut anda atau alat pemberi
jalan napas Yang sesuai (kantung ambu dan masker) dan berikan
2 napas penuk sekitar 0.5 Sampai 2 detik untuk memberikan
waktu Yang cukup untuk inspirasi dan ekspirasi
i. Perhatikan gerakan naik turunnya dada
j. Dengan menggunakan jari telunjuk tangan Yang Paling dekat
dengan tungkai Pasten, cari tepi iga bawah dan geser kan; jari
keatas ke lokasi dimana iga menyambung dengan sternum.
Letakkanjan tengag tangan Iain pada takik sternum dan jari
telunjuk disebelahnya. Letakkan tumit tangan Yang Iain disebelah
jari telunjuk pada sternum. Pastikan sumbu memanjang tumit
tangan seJajar dengan aksis dengan aksis memanjang sternum-
Angkat tangan pertama dari Sternum dan letakkan diatas tangan
Yang berada Pada sternum . lebarkan atau silangkan jari- jari
tangan . jangan Sampai jari- jari tersebut menyentuh dada.
Luruskan lengan dengan bahu berada langsung diatas tangan
Yang berada Pada sternum dan mengunci siku
k. Kompresi dada orang dewasa 4-5 cm dengan kecepatan sekitar
100 kali per
l. m.Lepaskan kompresi eksternal secara penuh untuk
memungkinkan dada kembali keposisi noramalnya setelah setiap
kompresi . lamanya waktu pelepasan harus sama dengan lamanya
waktu kompresi . jangan mengangkat tangan dari dada,
m. n.Lakukan 30 kompresi kemudian 2 ventilasi , evaluasi ulang
pasien setelah 4 siklus untuk mengatur irama dan waktu
n. Untuk CPR Yang dilakukan oloeh satu atau 2 penolong ,
kecepatan kompresi 100 kali permenit
o. Perbandingan konvresi 30:2
p. Sambil meneruskan resusitasi , diperlukan tindakan khusus berupa
penggunaan peralatan resusitasi khusus untuk mengatur
pernapasan sirkulasi serta memberikan terapi defenitif. Terapi
defenitif meliputi defibrilasi. farmakoterapi untuk distritmia dan
gangguan asam basa serta pemantauan berkelanjutan dan
peraswatan terpadu di unit perawatan intensif.

6. Unit terkait Poli umum,ruang tindakan,apotek,KIA ,ruang Bersalin,

You might also like