You are on page 1of 3

TATALAKSANA KEGAWATDARURATAN MEDIK

MATERNAL DAN NEONATAL

No. Dokumen :
SPO/ / / / /2022
SOP
No. Revisi :-
Kepala UPTD Puskesmas Radabat
UPTD
Tanggal terbit :
PUSKESMAS

RADABATA Halaman : 1/1 Kornelius Rodja, SKM


NIP

1. Pengertian Kegawatdaruratan adalah kejadian yang tidak diduga atau terjadi secara tiba-tiba,
seringkali merupakan kejadian yang berbahaya
Terdapat banyak kasus kegawatdaruratan atau komplikasi yang dapat dialami
oleh ibu selama masa kehamilan, persalinan, maupun postpartum dan juga pada 0
– 30 hari pada bayi baru lahir di antaranya (a) perdarahan obstetri, (b)
eklampsia, (c) emboli paru, (d) emboli air ketuban, (e) prolapsus talipusat,(f)
retensio plasenta, (g) distosia bahu,
(h) inversio uteri, (i) ruptura uteri, (j) asfiksia neonatorum,(k) ikterus
neonatorum, (l) hipotermi dan hipertermi pada bayi baru lahir, (m) kejang pada
bayi baru lahir, dan lain sebagainya. Berikut akan dijelaskan menganai satu dari
sekian kasus kegawatan maternal dan satu kasus
kegawatan neonatal.
2. Tujuan 1. Mencegah angka kematian ibu dan bayi
2. Mencegah terjadinya infeksi dan komplikasi
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Radabata Nomor:
/ / /2022 tentang Pelayanan Klinis
4. Referensi 1. Permenkes RI nomor 5 tahun 2014, Kemenkes RI.
2. Hanifa Wiknjosastro, 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal: Jakarta
Uraian Kegiatan Bidan Dokter
1. Penilaian Awal untuk mendapatkan informasi
yang sangat penting berkaitan dengan kasus
2. Pastikan jalan nafas bebas
3. Pemberian oksigen dengan kecepatan 6-8 liter / menit.
5. Prosedur Intubasi maupun ventilasi tekanan positif hanya
dilakukan kalau ada indikasi yang jelas
4. Pemberian cairan intavena
5. Pasang kateter kandungkemih jika diperlukan
6. Pemberian obat-obatan emergensi sesuai indikasi
7. Penanganan masalah utama Penyebab utama kasus
kegawatdaruratan kasus harus ditentukan diagnosisnya
dan ditangani sampai tuntas secepatnya setelah kondisi
pasien memungkinkan untuk segera ditindak
8. Rujukan apabila tidak memadai untuk menyelesaika
kasus dengan tindakan klinik yang adekuat, maka kasus
harus dirujuk ke fasilitas kesehatan lain yang lebih
lengkap. Sebaiknya sebelum pasien dirujuk, fasilitas
kesehatan yang akan menerima rujukan dihubungi dan
diberitahu terlebih dahulu sehingga persiapan
penanganan ataupun perawatan inap telah dilakukan
dan diyakini rujukan kasus tidak akan ditolak.
1. KIA
6. Unit Terkait
2. PONED
3. Laboratorium

You might also like