You are on page 1of 12

PENERAPAN NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN

PROFESI SEBAGAI AKUNTAN BIAYA

OLEH :

NAMA :

NIM:
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya. Atas berkat rahmat dan hidayat-Nya serta berbagai upaya, tugas makalah
mata kuliah yang berjudul “Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Profesi
Sebagai Akuntan Biaya” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Dalam penyusunan makalah ini, ditulis berdasarkan buku yang berkaitan dengan
Pancasila dan Akuntan Biaya, dan serta informasi dari media massa yang berhubungan
dengan Pancasila dan Akuntan Biaya. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih kurang
sempurna. Untuk itu diharapkan berbagai masukan yang bersifat membangun demi
kesempurnaannya.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat membawa manfaat untuk pembaca.

Penulis

i
DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR............................................................................................................ i

DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kode Etik Profesi Akuntan Biaya............................................................................. 3
2.2 Etika Profesi Akuntan Biaya..................................................................................... 5
2.3 Etika Kerja Akuntan Biaya....................................................................................... 7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................................................... 8
3.2 Saran......................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia memiliki nilai luhur yang tercermin
dalam sila-sila Pancasila. Ketuhanan Yang Maha Esa yang terdapat pada sila pertama dari
pancasila menunjukkan bahwa bangsa Indonesia menempatkan Tuhan di kedudukan yang
paling tinggi dan hal ini bukanlah suatu nilai yang secara tiba-tiba muncul. Seperti yang kita
ketahui bahwa Indonesia secara sejarah merupakan masyarakat yang telah mengenal ajaran
Tuhan, ini terlihat dimana berbagai agama telah menyebar luas sebelum kemerdekaan
Indonesia dikumandangkan oleh Soekarno. Budaya gotong-royong serta sikap kekeluargaan
masyarakat Indonesia mencerminkan betapa nilai kemanusiaan telah ada jauh sebelum
Pancasila ini dirumuskan. Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia memiliki nilai-nilai
luhur. Nilai- nilai pancasila menjadi sumber segala aturan baik aturan yang bersifat fomal
maupun informal.
Pancasila dianggap sebagai sesuatu yang sakral yang setiap warganya harus hafal dan
mematuhi segala isi dalam pancasila tersebut. Namun sebagian besar warga negara Indonesia
hanya menganggap pancasila sebagai dasar negara/ideologi saja tanpa memperdulikan makna
dan manfaatnya dalam kehidupan. Pendidikan nasional memliki peranan yang sangat penting
sebagai upaya untuk melestarikan nilai-nilai luhur pancasila. Saat ini, nilai-nilai pancasila
semakin terkikis oleh arus globalisasi yang secara langsung maupun tidak langsung
memberikan dampak positif maupun negaif. Berbagai upaya melalui jalur pendidikan untuk
tetep menanamkan nilai-nilai luhur yang terdapat dalam Pancasila.
Pancasila merupakan dasar kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Proses
lahirnya pancasila menjadi sejarah yang tidak akan pernah terlupakan oleh bangsa Indonesia.
Kata pancasila berasal dari bahasa sansekerta yaitu “Panca” berarti lima dan “Sila” berarti
prinsip atau asas. Masing–masing sila mengandung nilai–nilai yang menjadi pedoman bagi
Bangsa Indonesia. Nilai-nilai Pancasila terkandung dalam pembukaan UUD 1945 secara
yuridis memiliki kedudukan sebagai pokok kaidah Negara yang Fundamental. Adapun
pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya memuat nilai-nilai Pancaasila, yang bilamana
dianalisis makna yang terkandung di dalamnya tiak lain merupakan derivasi atau penjabaran
dari nilai-nilai Pancasila.

1
Nilai-nilai pancasila itu merupakan nilai intrinsik yang kebenarannya dapat
dibuktikan secara objektif, serta mengandung kebenaran yang universal. Dengan demikian,
tinjauan Pancasila berlandaskan pada Tuhan, manusia, rakyat, dan adil sehingga nilai-nilai
Pancasila memiliki sifat objektif. Bagi bangsa Indonesia yang dijadikan sebagai sumber nilai
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yaitu pancasila, hal ini berarti
bahwa seluruh tatanan kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara menggunakan Pancasila
sebagai dasar moral atau norma dan tolak ukur tentang baik buruk dan benar salahnya sikap,
perbuatan dan tingkah laku bangsa Indonesia.
Akuntansi biaya merupakan akuntansi yang membahas tentang penentuan harga
pokok dari suatu barang yang di produksi. kuntansi biaya bertujuan untuk melaporkan setiap
informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan biaya perolehan. Akuntansi biaya
memasukkan bagian-bagian akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan tentang
bagaimana informasi biaya dikumpulkan dan dianalisis. akuntansi biaya adalah proses
mencatat, menggolongkan, dan menyajikan informasi biaya, mulai dari proses pembuatan
hingga penjualan barang atau jasa dengan cara-cara tertentu serta menyajikan berbagai
informasi biaya dalam bentuk laporan biaya. Akuntansi biaya menghasilkan informasi untuk
memenuhi berbagai macam tujuan yaitu untuk tujuan penentuan kas produksi, pengendalian
biaya, tujuan pengambilan keputusan khusus, dan untuk kepentingan internal perusahaan
untuk menjadikan perusahaan lebih maju.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun perumusan masalah pada penulisan ini adalah:
1. Bagaimanakan nilai pancasila dalam kode etik profesi akuntan biaya?
2. Bagaimanakan nilai pancasila dalam etika profesi akuntan biaya?
3. Bagaimanakan nilai pancasila dalam etika kerja akuntan biaya ?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun perumusan masalah pada penulisan ini adalah:
1. Untuk mengetahui nilai pancasila dalam kode etik profesi akuntan biaya
2. Untuk mengetahui nilai pancasila dalam etika profesi akuntan biaya
3. Untuk mengetahui nilai pancasila dalam etika kerja akuntan biaya

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kode Etik Profesi Akuntan Biaya

Menurut Siregar, dkk, (2014) bahwa akuntansi biaya adalah proses pengukuran,
peringkasan, penganalisisan, perhitungan dan pelaporan biaya, profitabilitas, dan kinerja
kerja operasi untuk kepentingan imtternal perusahaan. Akuntansi biaya dapat diartikan
sebagai proses yang meliputi mencatat, menggolongkan, dan menyajikan informasi biaya,
mulai dari proses pembuatan hingga penjualan barang atau jasa dengan cara-cara tertentu
serta menyajikan berbagai informasi biaya dalam bentuk laporan biaya. Akuntansi biaya
menghasilkan informasi untuk memenuhi berbagai macam tujuan yaitu untuk tujuan
penentuan kas produksi, pengendalian biaya, tujuan pengambilan keputusan khusus, dan
untuk kepentingan internal perusahaan untuk menjadikan perusahaan lebih maju.
Akuntansi biaya bertujuan untuk menyediakan salah satu informasi yang diperlukan
oleh manajemen dalam mengelola perusahaan dan memberi informasi keuangan yang secara
handal bisa dipercaya mengenai kewajiban, modal dan sumber ekonomi pada sumber-sumber
ekonomi sebuah perusahaan yang muncul karena adanya kegiatan usaha. Termasuk di
dalamnya kegiatan perencanaan, maka akuntansi biaya akan membantu manajemen membuat
anggaran bagi masa depan atau menetapkan biaya bahan, upah, dan gaji dimuka, dan biaya
pabrik lainnya serta biaya pemasaran produksinya. Biaya-biaya ini dapat membantu dalam
menetapkan harga dan memperlihatkan besar laba yang akan diterima dan juga
memperhitungkan persaingan dan keadaan ekonomi.
Seorang akuntan wajib memiliki kode etik profesi sehingga dalam melakukan
pekerjaan diharapkan selalu menjunjung tinggi keadilan. Dengan adanya keadilan diharapkan
akuntan dapat menjalankan tugas sesuai dengan fungsinya. Profesi akuntansi memiliki tujuan
yaitu untuk memenuhi tanggung jawabnya dengan standar profesionalisme tertinggi,
mencapai tingkat kinerja yang tinggi dengan orientasi yang mengarah untuk kepentingan
publik. Adapun empat kebutuhan dasar yang harus dipenuhi yaitu 1) kredibilitas, dimana
masyarakat sangat membutukan kredibilitas sistem informasi dan informasi, 2)
profesionalisme, dimana pemakai jasa akuntan dapat mengindentifikasi individu yang
profesional di bidang akuntansi, 3) kualitas jasa, dimana terdapat keyakinan jika seluruh jasa

3
yang didapatkan dari akuntan diberikan dengan standar kinerja yang tinggi, 4) kepercayaan,
dimana para pemakai jasa akuntan harus yakin jika terdapat kerangka etika professional yang
melandasi pemberian jasa oleh akuntan (Wibowo, 2014).
Di Indonesia, kode etik akuntan umumnya terdiri dari tiga bagian yaitu 1) Prinsip
etika, 2) Aturan etika, dan 3) Interpretasi aturan etika. Prinsip etika menjadi kerangka dasar
untuk aturan etika, yang bertugas mengatur pelaksanaan dalam pemberian jasa profesional
yang dilakukan oleh anggota. Prinsip etika disahkan oleh kongres dan berlaku bagi seluruh
anggota di dalam membuat pertimbangan-pertimbangan etika dalam rangka pemberian jasa
profesionalnya, sedangkan aturan etika disahkan oleh rapat anggota himpunan dan hanya
mengikat anggota himpunan yang bersangkutan. Interpretasi aturan etika merupakan
interpretasi yang dikeluarkan oleh badan yang dibentuk oleh himpunan setelah
memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya, sebagai
panduan dalam penerapan aturan etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan
penerapannya pernyataan etika profesi yang berlaku saat ini dapat dipakai sebagai interpretasi
dan/ atau aturan etika sampai dikeluarkannya aturan dan interpretasi baru untuk
menggantikannya.
Etika profesi akuntan di Indonesia diatur dalam Kode Etik Akuntan Indonesia. Kode
Etik Akuntan Indonesia ini dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi seluruh anggota
dalam pemenuhan tanggung-jawab profesionalnya. Ini berarti bahwa dengan patuh terhadap
Kode Etik Akuntan Indonesia maka para akuntan dapat bertindak secara profesional.
Tindakan yang profesional adalah tindakan yang dapat dibenarkan secara moral. Dengan
demikian, kepatuhan terhadap Kode Etik Akuntan Indonesia akan meningkatkan kemampuan
menilai ada-tidaknya permasalahan etika pada lingkungan pekerjaannya serta membuat
pertimbangan-pertimbangan didalam mengambil tindakan yang dapat dibenarkan secara
etika.
Secara umum nilai-nilai moral nampak dari enam nilai besar yang dikenal dengan “six
great ideas” yaitu nilai kebenaran, nilai kebaikan, nilai keindahan, nilai kebebasan, nilai
kesetaraan dan nilai keadilan. Dalam kehidupan masyarakat, seseorang dinilai dari tutur kata,
sikap dan perilaku. Begitu juga lama pelayanan publik, tutur kata, sikap dan perilaku para
pemberi. pelayanan sering dijadikan objek penilaian, dimana nilai-nilai besar ini menjadi
ukurannya. Dalam pelayanan publik, etika diartikan sebagai kode etik atau aturan berperilaku
yang benar yang seharusnya dipatuhi oleh pemberi pelayanan publik

4
Ada beberapa prinsip yang mendasari semua sistem perilaku etik yang sesuai dengan
nilai pancasila. Biasanya, prinsip ini berlandaskan pada sebuah keyakinan bahwa setiap
anggota kelompok memiliki tanggung jawab untuk saling menjaga antar sesama. Ada
beberapa nilai yang harus diterapkan sebagai seorang akuntan biaya yang terbagi dalam nilai
sosial yang meliputi kejujuran, integritas, tepat janji, kesetiaan, nilai demokratik yang
meliputi keadilan, nilai birokratik yang meliputi peduli dengan orang lain, menghargai orang
lain, nilai profesional yaitu bertanggung jawab, selalu berupaya menjadi yang terbaik, dan
nilai ekonomis yaitu memiliki akuntabilitas.

2.2 Etika Profesi Akuntan Biaya


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “etika” berarti perilaku mengenai apa
yang baik dan buruk, serta mengenai hak dan kewajiban moral. Dari asal usul kata, etika
berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu “ethos” yang memiliki arti, yaitu adat kebiasaan, cara
berfikir, akhlak, sikap, watak, cara bertindak. Kata etika setara dengan perkataan moral yang
berasal dari istilah latin yaitu “Mos” dengan bentuk jamak “Moses” yang berarti adat atau
cara hidup dengan melakukan hal yang baik dan tidak melakukan tindakan yang buruk atau
tidak sesuai norma dalam masyarakat. Etika merupakan dasar dari cara berprilaku yang baik
dan benar sesuai dengan perspektif agama, budaya serta susila. Arti etika dapat diringkas
dalam dua hal yaitu (1) penilaian apa yang benar dan apa yang salah dalam perilaku manusia,
(2) sebuah cabang ilmu, tepatnya cabang filsafat, yakni pemikiran kefilsafatan tentang
moralitas, problem moral, dan pertimbangan moral.
Perilaku etis merupakan perilaku atau tindakan yang baik dan benar sesuai dengan
norma sosial yang dapat diterima masyarakat umum. Perilaku etis ini dapat menentukan
kualitas individu yang juga dipengaruhi oleh faktor eksternal dan kemudian menjadi suatu
prinsip yang digunakan dalam bingkai perilaku individu tersebut. Etika umum merupakan
etika yang bersifat universal atau menyeluruh, artinya etika ini mencakup hal yang luas tanpa
membedakan kondisi, teori maupun kelompok orang dengan profesi tertentu. Etika ini lebih
bersifat deskriptif artinya etika ini mencerminkan suatu prinsip moral yang apa adanya. Etika
khusus merupakan etika yang lebih bersifat normatif artinya etika ini lebih mengedepankan
aturan atau ketentuan yang telah diatur.
Dalam etika profesi akuntan biaya, harus selalu menerima prinsip-prinsip perilaku
profesional yang lebih tegas daripada yang ditetapkan oleh undang-undang. Tanggung jawab
profesi merupakan hal yang harus senantiasa dilakukan untuk semua kegiatan dengan
5
pertimbangan moral. Sebagai seorang yang profesional, maka akuntan mempunyai tanggung
jawab kepada semua pemakai jasa profesional mereka. Akuntan juga bertanggung jawab
untuk bekerja sama dengan anggota lainnya untuk mengembangkan profesi akuntasi
khususnya akuntasi biaya, untuk memelihara kepercayaan masyarakat, dan untuk
menjalankan tanggung jawab dalam mengatur dirinya sendiri.
Akuntan biaya berkewajiban untuk selalu bertindak dalam kerangka pelayanan
kepada publik, menghormati kepentingan publik, dan menunjukkan komitmen atau
profesionalisme. Ciri utama dari suatu profesi yaitu adanya tanggung jawab kepada publik.
Profesi akuntan biaya memegang peranan penting dalam masyarakat dimana target dar
profesi ini terdiri dari klien, kreditor, pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia
bisnis, dan keuangan serta pihak lainnya yang bergantung pada objektivitas dan integritas
akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib. Adapun kepentingan
profesi akuntan biaya yaitu untuk membuat pemakai jasa akuntan biaya paham bahwa jasa
akuntan dilakukan dengan persyaratan etika yang diperukan untuk mencapai tingkat prestasi
tersebut.
Seorang akuntan biaya haruslah seorang yang profesional dalam memelihara dan
meningkatkan kepercayaan publik, harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya terseut
dnegan cara menjaga integritasnya setinggi mungkin. Integritas merupakan suatu elemen
karakter yang emndasari timbulnya pengakuan profesional yang mengharuskan seorang
anggota untuk bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima
jasa.
Dalam menjalankan kewajibannya, seorang akuntan biaya harus menjaga
objektivitasnya yang bebas dari benturan kepentingan. Objektivitas merupakan suatu kualitas
yang memberikan nilai atau jasa yang diberikan anggota. Anggota dapat bekerja dalam
berbagai kapasitas yang berebda dan harus menunjukkan objektivitas mereka dalam berbagai
situasi. Anggota memberikan jasa atestasi, perpajakan, serta konsultasi manajemen. Anggota
yang lain dapat menyiapkan laporan keuangan sebagai seorang bawahan, melakukan jasa
aduit internal dan bekerja dalam kapasitas keuangan dan manajemennya di insutri,
pendidikan dan pemerintah. Apapun jasa dan kapasitasnya, anggota harus melindungi
integritas pekerjaannya dan memelihara objektivitas.
Akuntan biaya harus dituntut untuk dapat menjaga kerahasiaan informasi yang
diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh menyampaikan informasi

6
tersebut tanpa persetujuan dari klien kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau
hukum yang menyetujuinya.

2.3 Etika Kerja Akuntan Biaya


Etika kerja adalah aturan nomatif yang mengandung sistem nilai dan prinsip moral
yang merupakan pedoman bagi karyawan dalam melaksanakan tugas pekerjaannya dalam
perusahaan. Etika kerja merupakan acuan yang dipakai oleh suatu individu atau perusahaan
sebagai pedoman dalam melaksanakan aktivitas bisnisnya, agar kegiatan yang mereka
lakukan tidak merugikan individu atau lembaga yang lain. etika kerja adalah acuan atau
aturan norma yang dijadikan pedoman dalam bekerja, dimana aturan tersebut dimiliki oleh
setiap perusahaan untuk diikuti oleh seluruh karyawan termasuk pimpinan.
Dalam menjalankan kegiatan kerjanya, suatu lembaga tentunya membutuhkan tenaga
kerja yang mempunyai etika yang baik, kreatifitas tinggi, bakat, serta tenaga untuk
menunjang kinerja karyawan yang optimal. Pengelolaan kinerja karyawan dapat berdampak
kepada peningkatan kinerja lembaga secara menyeluruh. Etika kerja pada suatu lembaga
sangatlah penting untuk perkembangan pribadi karyawan dalam menjalankan tugasnya,
sehingga akan lebih terarah, dan dapat terkendali, serta produktivitas sebuah lembaga
menjadi baik dan optimal.
Penerapan nilai pancasila dalam etika kerja akuntan biaya dari segi nilai sosial dapat
dicerminkan melalui sikap yang ramah dan saling tolong menolong antar akuntan lainnya.
Untuk nilai demokratik dapat dicerminkan melalui sikap menghargai pendapat orang lain dan
menghargai adanya perbedaan dan keberagaman di lingkungan kerja. Untuk implementasi
nilai birokratik dapat dicerminkan melalui sikap memberikan pelayanan publik yang adil,
memahami keadaan masyarakat, memahami dan menghargai aspirasi dari kebutuhan
masyarakat. Untuk implementasi nilai professional dapat dicerminkan melalui sikap yang
professional yaitu yang selalu tepat waktu, menepati janji, dan selalu berusaha membuat klien
menjadi nyaman. Untuk implementasi nilai ekonomik dapat dicerminkan melalui
diterapkannya system perekonomian yang berdasarkan pada asas kekeluargaan dan disusun
sebagai bentuk usaha bersama. Perekonomian diselenggarakan dengan prinsip kebersamaan,
efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, dan menjaga
keseimbangan kemajuan dan eksatuan ekonomi nasional.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Etika profesi akuntan di Indonesia diatur dalam Kode Etik Akuntan Indonesia.
Kode Etik Akuntan Indonesia ini dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi seluruh
anggota dalam pemenuhan tanggung-jawab profesionalnya. Ini berarti bahwa dengan patuh
terhadap Kode Etik Akuntan Indonesia maka para akuntan dapat bertindak secara profesional.
Etika pada dasarnya merupakan studi mengenai tanggung jawab moral yang terkait dengan
apa yang dianggap benar dan apa yang dianggap salah. Etika kerja yang tinggi tentunya
bukan yang membuat bosan, bahkan mampu meningkatkan motivasi kerja, dan lebih tinggi
lagi yaitu meningkatkan prestasi kerja atau kinerja.
Ada beberapa nilai yang harus diterapkan sebagai seorang akuntan biaya yang terbagi
dalam nilai sosial yang meliputi kejujuran, integritas, tepat janji, kesetiaan, nilai demokratik
yang meliputi keadilan, nilai birokratik yang meliputi peduli dengan orang lain, menghargai
orang lain, nilai profesional yaitu bertanggung jawab, selalu berupaya menjadi yang terbaik,
dan nilai ekonomis yaitu memiliki akuntabilitas.

3.2 Saran
Diharapkan agar semua akuntan khususnya akuntan biaya dapat menerapkan nilai-
nilai yang terkandung dalam Pancasila tidak hanya sekedar mengetahui saja namun
melaksanakannya dalam kehidupan dunia kerja.

8
DAFTAR PUSTAKA

Harahap, B. dan Tukino. 2020. Akuntansi Biaya. Batam Publisher, Batam.


Iryanie, E. dan M. Handayani. 2019. Akuntansi Biaya. Poliban Press, Banjarmasin.
Ronto, 2012. Pancasila sebagai Ideologi dan Dasar Negara. PT Balai Pustaka, Jakarta.
Siregar, B., B. Suripto, D. Hapsoro, E. L. Widodo, E. Herowati, L. Kusumasari, dan Nurotik.
2014. Akuntansi Biaya, Edisi 2. Salemba Empat, Yogyakarta.
Wibowo, A. 2014. Pengaruh kode etik akuntan, personal ethical philosophy, corporate ethical
value terhadap persepsi etis dan pertimbangan etis auditor (studi empiris pada kantor
akuntan publik di Jakarta. Serat Acitya-Jurnal Ilmiah. Vol.3(2). Hal: 30-48.

You might also like