Professional Documents
Culture Documents
Microsoft Word - Dokumen3
Microsoft Word - Dokumen3
I. Pendahuluan
I. latar belakang
jalan merupakan kebutuhan yang sangat vital sebagai pendukung utama
dinamika dan aktivitas ekonomu-baik di pusat maupun daerah- dan
mengembangkan wilayah serta sebagai prasarana penunjang yang utama bagi
perekonomian nasional. Pembangunan jalan diharapkan dapat dilaksanakan
dengan baik sehingga tercapailah hasil yang diinginkan sesuai dengan rencana
baik secara kualitas dan kauntitas. Dengan tercapainya kualitas pekerjaan yang
baik maka diharapkan kontruksi jalan dapat bertahan lama dan awet. Untuk itu
perlu disusun suatu metode pelaksanaan jalan tersebut.
III. Lokasi
Lokasi pekerjaan ini tepatnya di jl. Inpeksi kanal borong tembus aroepala
i. Program mobilisasi
Program mobilisasi yang akan diuraikan di dalam bagian ini adalah untuk
memberikan penjelasan dan jabaran mengenai hal-hal yang akan dilakukan di
dalam masa mobilisasi, program mobilisasi ini meliputi :
a. Daftar mobilisasi porsonil
Pelaksanaan pekerjaan paket proyrk ini mengusulkan staf inti yang terdiri
dari :
- Site manager
- Coordinator pelaksana
- Pelaksana lapangan
- Surveyor/ quality dan quantity control
- Mandor
- Opator
- Logistic
- Tenaga kerja yang akan diadakan / dimobilisasi ke lapangan paket
pekerjaan ini, terdiri dari pekerja terlatih, dan pekerja biasa.
Selurug staf inti proyrk tersebut beserta staf lainnya sesuai dengan usulan
di dalam struktur organinsasi kerja, akan dimobiliasasikan ke lokasi prokry
dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari sejak diterbitkan surat perintah mulai
(SPMK). Sedangkan mobilitas tenaga kerja akan di seusaikan dengan
kebutuhan yang tercermin dari rencana kerja/schedule.
b. Mobilitas peralatan
Daftar jenis peralatan yang akan dimobilisasi ke lapangan untuk
menunjang pelaksanaan pekerjaan utama pada paket proyek ini, sesuai
dengan kebutuhan alat untuk melaksanakan pekerjaan.
1). LapisPondasi
Lapis pondasi (base course) terdiri atas satu lapis plat (slab) beton semen mutu
tinggi yang kira-kira setara dengan beton K-350 sampai K- 400.
Dalam perkembangan terakhir, plat beton ini dapat juga terdiri atas beton pratekan.
Lapis pondasi yang terdiri atas plat beton semen ini merupakan konstruksi utama
dari perkerasan kaku, yang apabila kontak langsung dengan roda lalu lintas
(berfungsi sebagai lapis permukaan / surface course), maka permukaannya harus
rata, tidak mudah aus dan tidak licin.
Lapis pondasi tidak boleh lekat (unbonded) dengan lapis pondasi bawah (sub base
course).
2). LapisPondasiBawah
pondasi bawah ini tidak diperhitungkan dalam memikul beban lalu lintas
(bersifat non-struktural).
Pumping adalah peristiwa masuknya air hujan dari permukaan plat beton
melalui retakan/celah sambungan pada plat beton tersebut dan terus ke tanah
dasar, yang kemudian dengan terjadinya lendutan plat beton akibat dari
beban lalu lintas berat mengakibatkan air dapat terpompa ke luar lagi dengan
membawa butir-butir halus material tanah dasar; akibatnya lambat laun terjadi
rongga di bawah plat beton sehingga plat beton kehilangan dukungan
sehingga akhirnya retak karena plat beton tidak didesain untuk menahan
momen lentur.
Tahap awal terjadinya pumping dapat dilihat dari munculnya lumpur tanah
merah di permukaan perkerasan di daerah sambungan / retakan plat beton.
Untuk mengatasi pumping ini dapat digunakan material berbutir (granular material /
agregat) untuk memberikan fasilitas drainase bagi air yang masuk ke bawah
perkerasan untuk kemudian disalurkan melalui saluran pembuang di bawah
perkerasan (subdrain).
Agar berfungsi baik sebagai drainase maupun sebagai saringan agar material halus
tanah dasar tidak bisa lewat, maka material berbutir yang dipergunakan harus
memenuhi persyaratan agregat porous (filter material).
Alternatif lainnya, dapat dipergunakan lean concrete (yaitu beton kurus dengan
kekuatan kubus 1,0 MPa, atau dikenal juga sebagai beton B-0) sebagai lapis
pondasi bawah. Dalam hal ini lean concrete dimaksudkan sebagai material
penghambat (blocking) masuknya air ke bawah perkerasan (tanah dasar).
Secara teoritis, antara lapis pondasi bawah dengan plat beton di atasnya tidak boleh
ada ikatan (bonding) sehingga perlu dipasang bond breaker.
3). BondBreaker
Bond breaker dipasang di atas subbase agar tidak ada kelekatan (bonding) atau
gesekan (friction) antara lapis pondasi bawah dengan plat beton. Dalam praktek
bond breaker dibuat dari plastik tebal (minimum 125 mikron).
Untuk mencegah gesekan, maka permukaan lapis pondasi bawah tidak boleh
dikasarkan (grooving atau (brushing).
Bila lapis pondasi bawah terdiri atas granular material, tidak diperlukan adanya bond
breaker, kecuali kalau ada kekhawatiran terjadinya “dewatering” campuran beton.
Perkerasan beton semen sebagai perkerasan kaku bersifat sebagai single layer
system, terdiri atas Plat Beton Mutu Tinggi sebagai lapis pondasi, yang berfungsi
memikul seluruh beban lalu lintas di atasnya untuk diteruskan ke tanah dasar pada
daerah yang relatif jauh lebih luas dibandingkan dengan perkerasan lentur, sehingga
tegangan maksimum yang diterima oleh tanah dasar sangat kecil (0,2 – 0,3 kg/cm2).
Lapis pondasi bawah (lean concrete atau batu pecah) di sini pada umumnyat idak
diperhitungkan memikul beban (berfungsi non-struktural).
Slab perkerasan beton pratekan yang telah sesuai dengan bahu jalan dari perkerasan beton
konvensional.
PENYIAPAN PERALATAN PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN
BETON
• Jenis, volume pekerjaan beton, spesifikasi teknik, lokasi pekerjaan dan kondisi
lapangan;
• Peralatan pencampur dan pengecoran beton (Batching Plant dan Truck Mixer
/ Dump Truck),
• Penghamparan dan pemadatan beton (Concrete Paver / Concrete Finisher),
serta
• Peralatan penyelesaian akhir (finishing) permukaan beton (Texturing and
Curing Machine).
Peralatan Batching Plant dan alat pengangkut (Truck Mixer atau Agitator Truck
Mixer) harus sesuai dengan ketentuan mengenai peralatan dalam Spesifikasi Beton
dari Spesifikasi Umum.
Kapasitas Batching Plant harus cukup besar untuk dapat memasok kebutuhan alat
Slipform Concrete Paver sehingga alat penghampar tersebut dapat terus bergerak
tanpa berhenti akibat kekurangan atau keterlambatan pemasokan campuran beton.
Mesin penghampar beton jenis ini merupakan satu unit mesin yang mempunyai
fungsi menghampar, meratakan, memadatkan dan membentuk perkerasan
sekaligus memberi arah dan mengatur elevasi sesuai kebutuhan dalam sekali gerak
maju.
Mesin jenis acuan bergerak (Slipform Concrete Paver) mempunyai lebar minimum
4.0 m yang bertumpu pada 4 (empat ) roda kelabang (crawler track), dilengkapi
sensor arah gerak (steering sensors), sensor elevasi (level control sensors) masing-
masing di depan dan di belakang pada kedua sisi, dan sensor kelandaian –
kemiringan (slope sensor). Semua sensor ini dikendalikan secara otomatis dengan
komputer (computerized control).
Mesin Penghampar Jenis Acuan Bergerak (Slipform Concrete Paver) yang banyak
dipergunakan di Indonesia.
Prinsip kerja CONCRETE PAVER
Jika lokasi perkerasan sempit atau bentuknya tidak beraturan yang tidak
memungkinkan beroperasinya mesin Slipform Concrete Paver, maka dapat
digunakan alat berikut ini:
2. Vibrator (Penggetar)
Vibrator, untuk menggetarkan seluruh lebar perkerasan beton, dapat berupa surface
pan type atau internal type dengan tabung celup (immersed tube) atau multiple
spuds.
Vibrator dapat dipasang pada mesin penghampar atau alat penempa. Vibrator tidak
boleh menyentuh sambungan, load transfer devices, subgrade dan acuan (form)
samping.
3. Acuan
Acuan lurus terbuat dari logam dengan ketebalan tidak kurang dari 5 mm dan
disediakan dalam bentuk bagian-bagian dengan panjang tidak kurang dari 3 m, dan
sekurang-kurangnya mempunyai kedalaman sama dengan ketebalan plat beton
perkerasan tanpa sambungan horisontal dan lebar dasar acuan tidak kurang dari
kedalamannya.
Acuan yang mudah disesuaikan atau lengkung dengan radius yang memadai
digunakan untuk tikungan dengan radius 30,0 m atau kurang.
Acuan harus dapat menahan segala benturan dan getaran dari alat penghampar dan
penempa.
Batang flens (flange braces) harus melebihi keluar dari dasar tidak kurang dari 2/3
tinggi acuan.
Permukaan atas acuan tidak boleh berbeda lebih dari 3 mm sepanjang 3 m dari
suatu bidang datar sebenarnya dan bidang tegak tidak berbeda melebihi 6 mm.
Acuan ini juga harus dilengkapi pengunci pada ujung-ujung bagian yang
bersambungan.
Mesin Penghampar Jenis Acuan Tetap Secara Mekanis (Fixform Concrete Finisher)
Penghamparan dan pemadatan beton secara manual
Setelah sambungan dan tepi perkerasan selesai, sebelum bahan perawatan (curing)
digunakan, permukaan beton harus dikasarkan dengan membuat tekstur permukaan
pada arah melintang atau memanjang garis sumbu (centre line) jalan, yang dapat
dilakukan dengan cara brushing atau grooving.
Kedalaman tekstur rata-rata tidak boleh kurang dari 1/16” (1,5 mm).
Cara grooving dilakukan dengan menggunakan alat grooving manual atau mekanis,
yang mempunyai batang-batang penggaruk setebal 3 mm dan masing-masing
berjarak antara 15 sampai 20 mm.
Bila ditentukan sambungan dibentuk dengan penggergajian (saw joints), maka harus
disediakan peralatan gergaji dalam jumlah dan kapasitas yang memadai untuk
membentuk sambungan,
Gergaji beton terdiri dari gergaji bermata intan dan berpendingin air atau dengan
abrasive wheel sesuai ukuran yang ditentukan, dan paling sedikit satu gergaji selalu
siap dioperasikan (standby) dengan cadangan pisau gergaji secukupnya, serta
fasilitas penerangan untuk pekerjaan malam.
Gergaji Beton
4.2.2 Pemilihan Peralatan
Untuk dapat memilih peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan perkerasan
jalan beton, Pelaksana Lapangan perlu mendapatkan data- data/informasi tentang :
Yang dimaksud dengan owning cost adalah biaya kepemilikan alat yang harus
diperhitungkan selama alat yang bersangkutan dioperasikan, apabila alat tersebut
milik sendiri.
• Depresiasi,
• Suku bunga,
• Pajak,
• Asuransi, dan
• Biaya penyimpanan alat.
Hasil akhir dari uraian Analisa alat_alat berat adalah biaya sewa alat per jam kerja