Professional Documents
Culture Documents
Tugas Kelompok. 6-Psikologi Keluarga
Tugas Kelompok. 6-Psikologi Keluarga
Kelompok 6
FAKULTAS PSIKOLOGI
2022
A. Kajian tentang Kekerasan dalam Pacaran
1. Pengertian Kekerasan dalam Pacaran
Menurut Jill Murray (2006:10) kekerasan dalam pacaran adalah penggunaan
dengan sengaja taktik kekerasan dan tekanan fisik untuk mendapatkan serta
mempertahankan kekuasaan atau kontrol terhadap pasangannya. Tindakan kekerasan
dalam pacaran lebih ditekankan adanya kontrol terhadap pasangannya. Cara yang
digunakan dengan taktik kekerasan (rayuan dan ancaman) dan bahkan menggunakan
tekanan fisik (memukul atau menampar).
Menurut Poerwandari (dalam Achi,2000:20) mengemukakan juga kekerasan
dalam pacaran mencakup usaha-usaha dari pasangan untuk mengintimidasi baik
dengan ancaman atau melalui penggunaan kekuatan fisik pada tubuh
perempuan/barang-barang miliknya. Tujuan dari serangan tersebut adalah untuk
mengendalikan tingkah laku si perempuan untuk memunculkan rasa takut. Deborah
Sinclair (dalam Dian Ungki Yunita Dewi,2008:19) mengemukakan kekerasan
terhadap perempuan dalam relasi atau hubungan mencakup usaha-usaha dari
pasangan untuk mengintimidasi, baik dengan ancaman atau melalui penggunaan
kekuatan fisik untuk menyerang tubuh perempuan atau barang-barang miliknya.
Menurut Sony Set (2009:135) kekerasan dalam pacaran adalah “pola
kekerasan dalam hubungan cinta yang dilakukan seseorang untuk mengendalikan dan
mengatur pasangan agar menuruti semua keinginannya”. Sedangkan menurut Rifka
Annisa(2008:2) kekerasan dalam pacaran adalah “kekerasan yang dilakukan
seseorang terhadap pasangannya dalam masa pacaran yang menimbulkan penderitaan
bagi si korban, baik fisik maupun nonfisik”. Menurut Wolfe dan Feiring dalam (jurnal
psikologi kepribadian dan sosial: 76) mendefinisikan kekerasan dalam pacaran
sebagai segala usaha untuk mengontrol / mendominasi pasangan secara fisik, seksual
atau psikologis yang mengakibatkan luka atau kerugian. Dari definisi-definisi
tersebut, dapat disimpulkan bahwa kekerasan dalam pacaran adalah kekerasan yang
dilakukan oleh seseorang dalam masa pacaran yang berakibat penderitaan bagi si
korban baik segi fisik maupun non-fisik.
2. Bentuk – Bentuk Kekerasan dalam Pacaran
Menurut Murray (2007:29) bentuk-bentuk kekerasan dalam pacaran terdiri
atas tiga bentuk, yaitu kekerasan verbal dan emosional, kekerasan seksual dan
kekerasan fisik.
a. Kekerasan Verbal dan Emosional
Kekerasan verbal dan emosional adalah ancaman yang dilakukan pasangan
terhadap pacarnya dengan perkataan maupun mimik wajah.
b. Kekerasan Seksual
Kekerasan seksual adalah pemaksaan untuk melakukan kegiatan atau
kontak seksual sedangkan pacar mereka tidak menghendakinya (Murray,
2007:60).
c. Kekerasan Fisik
Kekerasan fisik adalah perilaku yang mengakibatkan pacar terluka secara
fisik, seperti memukul, menampar, menendang dan sebagainya (Murray,2007:71).
Selain itu, perilaku kekerasan dalam pacaran juga terdiri dari 5 bentuk:
a. Kekerasan Fisik yaitu perilaku yang membuat pacar terluka secara fisik,
misalnya; memukul, menampar, menjambak rambut, menendang.
b. Kekerasan Non fisik / psikologis yaitu perilaku yang membuat pacar terluka
secara psikis, misalnya; menghina, mencurigai pasangan berselingkuh,
mengekang, mengancam, posesif.
c. Kekerasan Seksual yaitu pemaksaan untuk melakukan kegiatan atau kontak
seksual, misalnya; rayuan agar dapat melakukan hubungan seksual, sentuhan-
sentuhan yang tidak diinginkan seperti menyentuh bagian-bagian vital seperti
dada, bokong, gurauan gurauan seksual serta pemerkosaan.
d. Kekerasan Ekonomi yaitu pemerasan terhadap korban seperti mengambil uang
korban, mengatur pengeluaran dari hal sekecil kecilnya dengan maksud
mengendalikan tindakan korban, memaksa korban untuk membiayai
kebutuhannya sehari-hari.
e. Kekerasan Spiritual yakni dengan merendahkan keyakinan dan kepercayaan
korban, memaksa korban untuk meyakini hal-hal yang tidak diyakininya,
memaksa korban mempraktikkan ritual dan keyakinan tertentu.
3. Faktor – Faktor Penyebab Kekerasan dalam Pacaran
a. Faktor individu sebagai pemicu tindak kekerasan dalam pacaran adalah kontrol
diri pelaku yang lemah terhadap suatu masalah, menjadikan ia mudah sekali
melakukan tindak kekerasan dalam menghadapi suatu masalah. Faktor individu
ini juga didapat dari pengalaman pola asuh dalam keluarga, masa lalunya, si
pelaku pernah menjadi korban kekerasan atau terbiasa dengan tindak kekerasan di
masa kecilnya.
b. Faktor lingkungan adalah faktor di luar dari si pelaku kekerasan. Seperti pengaruh
teman sebaya, mengkonsumsi NAZA yang dapat mengganggu mental dan
perilaku seseorang, sehingga dapat mengganggu mental dan perilaku seseorang
Informed Concent
INFORMASI
Kami Mahasiswa yang mengikuti program Pertukaran Mahasiswa Merdeka di Universitas
Islam Bandung dengan PT asal yaitu Universitas Jambi. Saat ini kami sedang menempuh
semester lima (5) Program Studi Psikologi. Kelompok kami beranggotakan:
1. Selvi Rahmawati (15122033)
2. Diana (15122036)
3. Ahmad Amikola (151220)
4. Mutdrika Deka Putra (15122039 )
Sehubungan dengan hal ini kami sedang melakukan tugas mata kuliah Psikologi Keluarga,
Universitas Islam Bandung.
Tujuan :
Untuk mengetahui permasalahan kekerasan dalam Berpacaran (permasalahan pranikah)
Manfaat :
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai permasalahan kekerasan dalam
berpacaran (pra nikah) dan solusinya
2. Menambah rasa peduli terhadap seseorang yang pernah mengalami kekerasan dalam
berpacaran
3. Memberikan dorongan dan insight kepada seseorang yang pernah mengalami
permasalahan kekerasan dalam berpacaran
Keterlibatan Partisipan :
Selama Saudara/i berpartisipasi pada penelitian ini, kami membutuhkan kesediaan Saudara/i
untuk dapat meluangkan waktunya dalam proses wawancara ini. Interviewee diperkenankan
untuk menjawab tiap pertanyaan yang diberikan sesuai dengan pengalaman dan hal yang
dirasakan.
Penjelasan Prosedur :
Kami akan meminta saudara/i untuk menjadi responden dalam tugas kami dan melakukan
wawancara terkait pengalaman saudara/i. Saudara/I hanya perlu menjawab pertanyaan yang
kami berikan selama sesi wawancara berlangsung. Proses wawancara tersebut akan di record
sebagai bukti atau dokumentasi tugas ini dan membantu kami dalam mengolah data tersebut
setelah melakukan wawancara. Kemudian record tersebut akan dihapus.
Jaminan Kerahasiaan :
Sebagai kerahasian data terkait profil pribadi, peneliti akan meminta izin terlebih dahulu
kepada saudara/i untuk mencatumkan nama atau inisial saudara/i sebagai responden dalam
tugas kami. Hasil tugas ini akan diketik kemudian di olah dan menjadi rahasia (tidak
disebarluaskan, hanya untuk kepentingan tugas).
Pertanyaan :
Jika terdapat pertanyaan sehubungan dengan penelitian ini, saudara dapat menghubungi salah
satu dari peneliti yaitu Selvi Rahmawati melalui Telp/Whatsapp: 087852101654.
FORMULIR INFORMED CONSENT
(KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN)
Dengan ini saya,
Nama/Inisial : Febrika Bulvia
Tempat Tanggal Lahir : Jambi, 22 Februari 2003
Usia : 19
Pendidikan Terakhir : SMA
Alamat :Jl. Pembangunan No.120, Padang Bulan, Kec. Medan Baru,
Kota Medan, Sumatera Utara 20155
No Telephone : 082320815020
Menyatakan bersedia menjadi responden dalam tugas ini terkait permasalahan pra nikah,
yaitu kekerasan dalam berpacaran. Apabila terdapat hal-hal yang tidak berkenan pada saya,
maka saya berhak untuk mengajukan permohonan untuk berhenti dari kegiatan penelitian ini.
Interviewer Medan, 3 November 2022
Responden
( Selvi Rahmawati ) ( Febrika Bulvia )
Dokumentasi