You are on page 1of 14

PERTEMUAN 3

WARGA NEGARA

Dr. Hendri, S.Kom., S.H., M.S.I., M.H.


Universitas Dinamika Bangsa Jambi
Tujuan Instruksional Khusus:
Diharapkan mahasiswa mampu:
Mengerti, memahami dan menjelaskan hakekat dari warga negara, mulai dari
pengertian warga negara, asas-asas warga negara, problematika dalam warga
negara, hak dan kewajiban warga negara serta pengaturan tentang warga negara
di Indonesia.
PEMBAHASAN MATERI
WARGA NEGARA

PENGERTIAN ASAS-ASAS MEMPEROLEH KARAKTERISTI HAK DAN


PROBLEM
WARGA WARGA KEWARGANEG K WARGA KEWAJIBAN
STATUS ARAAN NEGARA WARGA NEGARA
NEGARA NEGARA
A. PENGERTIAN WARGA NEGARA
Warga Negara diartikan dengan orang-orang sebagai bagian dari
suatu penduduk yang menjadi unsur negara. Yang dimaksud dengan
Warga Negara dalam konteks Indonesia, dirumuskan pada Pasal 26
UUD 1945, yaitu “Bangsa Indonesia dan bangsa lain yang disahkan
undang-undang sebagai warga negara”.
B. ASAS-ASAS PENENTUAN STATUS
KEWARGANEGARAAN
Untuk menentukan status kewarganegaraan, dikenal
beberapa asas yaitu:
1. Asas Kelahiran
2. Asas Perkawinan
3. Asas Naturalisasi (Pewarganegaraan)
1. Asas Kelahiran
Penentuan kewarganegaraan berdasarkan kelahiran dikenal 2 (dua) asas, yaitu:

a. Ius Sanguinis,
yaitu kewarganegaraan ditentukan dari keturunan orang tuanya, artinya kalau orang yang dilahirkan itu orang
tuanya warga Negara Indonesia, dengan sendirinya ia juga warga Negara Indonesia.
◦ Asas Ius sanguinis ini, berlaku di Negara Inggris, Amerika, Perancis, Jepang, dan Indonesia.

b. Ius Soli,
Yaitu kewarganegaraan ditentukan berdasarkan tempat seseorang dilahirkan, misalnya kalau orang dilahirkan
di dalam daerah hukum Indonesia, dengan sendirinya menjadi warga Negara Indonesia. Terkecuali anggota
korps Diplomatik dan anggota lainnya yang masih dalam ikatan dinas.
◦ Asas Ius Soli ini, berlaku juga bagi Negara Amerika, Inggris, Perancis, dan Indonesia, tetapi bagi
Negara Jepang tidak berlaku, karena seseorang yang tidak dapat membuktikan bahwa orang tuanya
berkebangsaan Jepang, ia tidak dapat diakui sebagai warga Negara Jepang.
2. Asas Perkawinan
Selain dari Asas Kelahiran, kewarganegaraan seseorang dapat ditentukan dari asas kesatuan hukum dan asas
persamaan derajat.
◦ Asas Kesatuan Hukum didasarkan pada paradigma bahwa suami-istri ataupun ikatan keluarga merupakan inti
masyarakat yang meniscayakan suasana sejahtera, sehat dan tidak terpecah. Dalam menyelenggarakan
kehidupan bermasyarakatnya, suami istri ataupun keluarga perlu mencerminkan adanya suatu kesatuan yang
bulat.

◦ Asas Persamaan Derajat, ditentukan bahwa suatu perkawinan tidak menyebabkan perubahan status
kewarganegaraan masing-masing pihak, baik suami ataupun istri tetap berkewarganegaraan asal, atau dengan
kata lain sekalipun sudah menjadi suami istri, mereka tetap memiliki status kewarganegaraan sendiri, sama
halnya ketika mereka belum diikat menjadi suami istri.
3. Asas Naturalisasi (Pewarganegaraan)
Walaupun tidak dapat memenuhi prinsip Ius Sanguinis ataupun Ius Soli, orang dapat juga memperoleh
kewarganegaraan dengan jalan pewarganegaraan (naturalisasi). Syarat-syarat dan prosedur pewarganegaraan ini
di berbagai negara memiliki perbedaan sesuai dengan kondisi dan situasi serta kebutuhan masing-masing negara.

Dalam pewarganegaraan ini dikenal dengan 2 (dua) asas/stelsel, yaitu:


a. Stelsel Aktif, yaitu seseorang dapat menggunakan hak opsi, untuk memilih atau mengajukan kehendak menjadi warga
negara dari suatu negara.
b. Stelsel Pasif, yaitu seseorang yang tidak mau diwarganegarakan oleh suatu negara atau tidak mau diberi atau
dijadikan warga negara, maka yang bersangkutan dapat menggunakan hak repudiasi, yaitu hak untuk menolak
pemberian kewarganegaraan tersebut.
C. PROBLEM STATUS KEWARGANEGARAAN
Apatride
◦ Merupakan istilah yang digunakan untuk orang-orang yang tidak mempunyai status
kewarganegaraan;

Bipatride
◦ Merupakan istilah yang digunakan untuk orang-orang yang memiliki status kewarganegaraan
rangkap atau dengan istilah lain dikenal dengan dwi-kewarganegaraan.

Multipatride
◦ Merupakan istilah yang digunakan untuk orang-orang yang memiliki 2 (dua) atau lebih status
kewarganegaraan.
D. CARA MEMPEROLEH
KEWARGANEGARAAN INDONESIA

Cara memperoleh kewarganegaraan Indonesia menurut penjelasan Undang-Undang Nomor


62/1958 adalah:
(1) karena kelahiran;
(2) karena pengangkatan;
(3) karena dikabulkan permohonan;
(4) karena pewarganegaraan;
(5) karena perkawinan;
(6) karena turut ayah dan atau ibu;
(7) karena pernyataan.
Untuk memperoleh status kewarganegaraan Indonesia,
berdasarkan UU No. 62/1958, diperlukan bukti-bukti
sebagai berikut:
Untuk memperoleh status kewarganegaraan Indonesia, berdasarkan UU No. 62/1958, diperlukan bukti-bukti sebagai berikut:

1. Akta kelahiran, untuk mereka yang memperoleh kewarganegaraan karena kelahiran;


2. Kutipan pernyataan sah buku catatan pengangkatan anak asing, berdasarkan PP No. 67/1958, sesuai dengan Surat Edaran
menteri Kehakiman No. JB.3/2/25, butir 6, tanggal 5 Januari 1959.
3. Petikan Keputusan Presiden Tentang Pewarganegaraan (dengan sumpah dan janji), untuk merekea yang memperoleh
kewarganegaraan karena dikabulkan permohonan.
4. Petikan Keputusan Presiden Tentang Pewarganegaraan (dengan sumpah dan janji), untuk mereka yang memperoleh
kewarganegaraan karena pewarganegaraan.
5. Surat Bukti Kewarganegaraan, untuk mereka yang memperoleh kewarganegaraan karena pernyataan, sebagaimana diatur
dalam Surat Edaran Menteri Kehakiman No. JB.3/166/22, tanggal 30 September 1958 tentang memperoleh atau kehilangan
kewarganegaraan Republik Indonesia dengan pernyataan.
E. KARAKTERISTIK WARGA NEGARA
YANG DEMOKRAT
Untuk membangun suatu tatanan masyarakat yang demokratis dan berkeadaban, maka setiap warga negara harus
memiliki karakter atau jiwa yang demokratis pula. Beberapa karakteristik warga negara yang demokrat, yaitu
antara lain:

1. Memiliki rasa hormat dan tanggungjawab;


2. Berbicara kritis;
3. Membuka diri untuk berdialog dan diskusi;
4. Bersikap terbuka;
5. Adil;
6. Jujur;

Karakteristik warga negara yang demokrat tersebut, merupakan sikap dan sifat yang seharusnya melekat pada
seseorang warga negara
F. HAK DAN KEWAJIBAN WARGA
NEGARA
Dalam konteks Indonesia, hak warga negara terhadap negaranya diatur dalam UUD 1945 dan berbagai
peraturan lainnya yang merupakan derivasi dari hak-hak umum yang diatur dalam UUD 1945. Adapun hak-
hak tersebut, antara lain:

1. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan (Pasal 27 ayat (2) UUD 1945).
2. Hak Kemerdekaan Berserikat dan Berkumpul (Pasal 28 UUD 1945).
3. Hak Asasi Manusia yang rumusannya secara lengkap dituangkan pada Pasal 28A sampai Pasal 28J, antara lain:
a. Hak-hak yang melekat pada setiap individu warga negara, seperti hak kebebasan beragama dan beribadah sesuai
dengan kepercayaannya, bebas untuk berserikat dan berkumpul (Pasal 28E).
b. Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil, hak untuk bekerja serta mendapatkan
imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja, hak memperoleh kesempatan yang sama dalam
pemerintahan, hak atas status kewarganegaraan (Pasal 28F).
Sedangkan kewajiban yang melekat bagi setiap
warga Negara, antara lain:

1. Membayar pajak sebagai kontrak utama antara Negera dengan warga negaranya, kewajiban membela
tanah air (Pasal 27 UUD 1945).
2. Membela pertahanan dan keamanan negara (Pasal 30 UUD 1945).

3. Menghormati hak asasi orang lain (Pasal 28J UUD 1945).

You might also like