Professional Documents
Culture Documents
Dalam bab ini diuraikan rincian prosedur penelitian yang digunakan untuk
mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian.
3.1 Prosedur Penelitian
3.1.1 Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Timbangan digital (Merk : SF 400)
2. Cetakan berbentuk kubus dengan ukuran 50 mm x 50 mm x 50 mm
3. Wadah untuk pengadukan
4. Sendok pengaduk
5. Satu set saringan dengan ukuran yang berbeda-beda
6. Alat Pengering
7. Gelas plastik
8. Gelas ukur
Pada penelitian ini dibutuhkan bahan-bahan sebagai berikut :
1. Agregat halus
Agregat halus yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasir yang
berasal dari Subang.
2. Semen
Semen yang digunakan dalam penelitian ini adalah semen Gresik yang
merupakan semen Tipe-1 jenis OPC
3. Slag hasil pembuatan baja
Slag yang digunakan yaitu BOF (Basic Oxygen Furnace) slag dan KR
(Kanbara Reactor) slag yang didapatkan dari limbah PT. Krakatau
POSCO.
4. Air
Air yang digunakan dalam penelitian ini didapatkan dari aliran PDAM
Lab. Solid Oxide System, Fakultas Teknik Pertambangan dan
Perminyakan, ITB, Bandung
5. Chemical Admixture
<5%
Tidak
Ya
Analisis saringan
Ya
Rejected
Penimbangan
b. Prosedur Percobaan
Secara garis besar alur proses percobaan yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
Studi Literatur
Persiapan
MIX DESIGN
Proporsi campuran slag
(0%, 10%, 20%, 30%, 40%, 50%)
Proses Curing
Karakterisasi XRD
Sampel Mortar
Analisis Data
Kesimpulan
b. Pembuatan Mortar
Pada penelitian ini slag digunakan sebagai campuran semen dengan
berbagai variasi. Mortar dibuat dalam tiga jenis spesimen, yaitu :
1) Mortar normal tanpa tambahan slag dengan simbol C (Cement)
2) Mortar dengan campuran slag Basic Oxygen Furnace dengan simbol B
3) Mortar dengan campuran slag Kanbara Reactor dengan simbol K.
1 2 3 4 5
Gambar 3.5 (1) penimbangan bahan; (2) pencampuran pasir, semen, dan
slag; (3) penambahan air; (4) pengadukan; (5) pencetakan
Benda uji dilepas dari cetakan setelah ±24 jam setelah proses pencetakan,
kemudian dilakukan perawatan standar dengan membiarkannya pada temperatur
ruang tanpa terkena sinar matahari (ambient temperature). Perawatan ini bertujuan
untuk menjamin proses hidrasi semen dapat berlangsung dengan sempurna.
Tujuan dari pengujian ini untuk melihat besarnya persentase kadar lumpur
dalam agregat halus (pasir) yang digunakan dalam percobaan ini sebagai campuran
mortar. Kadar lumpur <5% merupakan ketentuan bagi penggunaan agregat halus
untuk pembuatan mortar. Proses pengujian ini dilakukan dengan langkah sebagai
berikut :
𝐻2
𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑙𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟 = 𝑥 100%
𝐻1 (3.1)
H2
H1
Bandung. Kuat tekan dimaksud sebagai kemampuan suatu material untuk menahan
suatu beban tekan.
Kuat tekan mortar dihitung dengan membagi beban tekan (F) maksimum
yang diterima benda uji selama pengujian dengan luas penampang (A) sesuai
dengan persamaan (3.2).
Pengujian kuat tekan dilakukan pada saat motar berusia 3, 7, dan 28 hari.
Senyawa yang akan dianalisis pada hasil XRD ini yaitu senyawa calsuin silicate
hydrate (CSH), portlandite (Ca(OH)2, serta ettringite (C6AS6H32).
Data hasil pengujian analisis saringan untuk agregat halus adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.4 Hasil Uji Analisis Saringan
Data hasil pengujian tekan pada mortar normal, mortar slag BOF dan mortar
slag KR dengan umur 3 hari, 7 hari, dan 28 hari adalah sebagai berikut :
Hasil karakterisasi XRF untuk slag BOF dan slag KR yang akan
digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 3.6 Hasil Karakterisasi XRF Slag
Senyawa Teridentifikasi
Kode Sampel Calcium Silicate Calcium
Hydrate (CSH) Hydroxyde (CH)
C100 ** **
B 10 *** *
B 50 * ***
K 10 *** **
K 50 ** ***
Keterangan : *** banyak, ** sedang. * sedikit