You are on page 1of 10

NAMA : CHERRYL FEBRYAN CHRISTYANTO

NIM : 202030225

ASPEK KEUANGAN

Aspek keuangan di dalam studi kelayakan bisnis adalah salah satu aspek lainnya selain
aspek hukum, aspek pemasaran, aspek pasar, aspek manajemen, operasional, sosial, ekonomi,
dan juga kelayakan pada lingkungan.

Aspek keuangan adalah aspek yang dipakai dalam menilai keuangan atau finansial
perusahaan secara keseluruhan. Dengan aspek keuangan maka akan didapatkan gambaran yang
memiliki kaitan pada profit perusahaan. Jadi ini adalah aspek yang vital untuk diteliti mengenai
kelayakannya.

Apabila sebuah usulan rencana bisnis tak ada perhitungan aspek keuangan, akan sulit
melakukan pengukuran pada keberhasilan usaha. Di mana perlu diperhitungkan manfaat dan
biaya yang dikeluarkan dan dibandingkan dengan pendapatan, pengeluaran, biaya modal,
ketersediaan dana, kemampuan proyek membayar kembali dana itu dengan rentang waktu yang
sudah ditentukan sebelumnya. Serta untuk menilai apakah ke depannya proyek akan terus
berkembang atau justru berhenti karena merugi.

Analisa Keuangan

Yang termasuk dalam perkiraan biaya kegiatan usaha dibagi dalam:


▪ Dasar perkiraan biaya: Apakah harga berlaku / harga di dalam jangka waktu
tertentu, patokan harga yang dipakai di studi kelayakan, mata uang, biaya
investasi dan modal kerja.
▪ Perincian investasi: Biaya aktiva tetap, biaya pra investasi, dan biaya operasi
Yang termasuk dalam rencana pembiayaan:
▪ Wajib menyebutkan dengan detail mengenai sumber pembiayaan bagi sebuah
kegiatan usaha

Sumber Dana (Pembiayaan investasi)

Modal sendiri adalah modal yang didapatkan atau disetor oleh pemilik perusahaan.
Umumnya modal sendiri ini sumbernya dari setoran pemegang saham, yang didapatkan dari
cadangan laba, beserta laba belum dibagi.
Modal asing adalah modal yang didapatkan atau disetor oleh pihak luar perusahaan.
Umumnya didapatkan dengan cara pinjaman. Modal asing biasanya dibagi menjadi pinjaman
bank, pinjaman non-bank.

Perkiraan pengeluaran, penerimaan, pendanaan


Sumber penerimaan terbagi menjadi penerimaan operasional dan non-operasional:

1. Penerimaan operasional
adalah penerimaan yang didapatkan melalui penjualan barang final yang
sudah diproses sebelumnya. Penjualan memperoleh nilai tambah dibandingkan
pembelian pertama.
2. Penerimaan non-operasional
adalah penerimaan atau pendapatan yang diperoleh dari sampingan
usaha tersebut. Contohnya aja penerimaan sewa kendaraan, penerimaan bunga
bank, penerimaan bonus ketika kamu belanja barang.

Pengelompokan pengeluaran:

1. Biaya tetap
adalah biaya yang sifatnya adalah rutin dan tidak peduli ada aktivitas produksi
ataupun tidak. Contoh yang masuk biaya tetap adalah gaji atau honor, biaya telepon,
biaya perawatan, biaya listrik, aktiva atau mesin, dan lain-lain.
2. Biaya variabel
adalah biaya yang dikeluarkan dengan tujuan proses produksi dengan jumlah
yang bergantung pada volume produksi.
Berbicara mengenai biaya variabel, terdapat beberapa sifat yang mendasari
biaya ini. Pertama, biaya sifatnya sementara. Biaya pun akan berubah jadi penerimaan
sesudah proses pengolahan atau proses produksi. Contohnya biaya bahan baku.

Kedua biaya dengan sifat habis dipakai untuk biaya proses produksi. Contohnya adalah bahan
bakar, upah buruh, sewa gudang, dan transportasi.
Investasi
investasi ini adalah pengeluaran dengan sifat tak akan habis. Nilainya bisa bertambah
sebab investasi ini dirawat, disusutkan dari HPP atau nilai pembelian. Contoh investasi yakni
pembelian tanah, gedung, mesin peralatan kantor, alat transportasi atau alat angkut, dan
sejenisnya.

Sumber pendanaan

Adalah sumber keuangan untuk membayar kegiatan usaha yang nanti akan memberikan
kekayaan atau pendapatan, entah didapatkan dari modal sendiri atau modal asing. Untuk
pengertian modal sendiri dan modal asing sudah kami sebutkan di atas.

Pengeluaran, penerimaan, pendanaan di dalam studi kelayakan bisnis ada dalam


penyajian aliran kas. Di mana menggambarkan kebutuhan modal bagi bisnis atau usaha yang
dijalankan.

Proyeksi Rugi Laba

Yang termasuk dalam proyeksi Rugi Laba untuk periode waktu tertentu antara lain biaya
variabel, penerimaan, biaya tetap, margin, pajak, laba sebelum pajak, dan yang terakhir adalah
laba bersih.

Proyeksi arus kas

Yang termasuk dalam proyeksi arus kas untuk periode waktu tertentu antara lain penerimaan,
saldo awal tahun, margin (penerimaan – biaya variabel), biaya variabel, investasi, biaya tetap,
pendanaan (Surplus, kredit, dan modal sendiri), dan yang terakhir saldo akhir tahun (saldo awal
tahun + pendanaan)

Metode menilai investasi

Metode untuk penilaian investasi terbagi menjadi metode Payback Periode, metode The Net
Present Value Method, metode Indeks Profitabilitas, dan IRR atau metode Internal Rate of
Return.

Apa itu Payback Period / Method.

Adalah jangka waktu pengembalian nilai investasi dengan penerimaan-penerimaan dari


proyek investasi yang dijalankan.
Apa itu NPV / The Net Present Value Method.
Adalah perhitungan nilai tunai dari arus kas, yang didapatkan dari investasi modal pada
masa akan datang. Memakai tingkat suku bunga tertentu. Lalu akan dibandingkan nilai
investasi awal yang dilakukan atau nilai sekarang.

Apa itu Metode Indeks Profitabilitas.


Adalah perbandingan dari present value – PV arus kas, dan dengan investasi awal.

Apa itu IRR / Internal Rate of Return.


IRR adalah tingkat bunga yang bisa menjadikan NPV = Nol. Sebab PV arus kas di
tingkat interest itu sama dengan nilai investasi awalnya.
Metode IRR ini menghitungkan nilai waktu uang. Dengan begitu arus kas di-diskontolan
berdasar biaya modal atau tingkat bunga.

Target dari analisis aspek keuangan secara keseluruhan pada studi kelayakan bisnis bisa
kamu lihat melalui 2 sisi umum. Adalah profit atau keuntungan, dan continuity atau
berkelanjutan. Sebenarnya itulah yang menjadi tujuan utamanya.

Dengan aspek keuangan dalam Studi Kelayakan Bisnis ini akan membantu memberikan
gambaran berkaitan keuntungan perusahaan. Jadi adalah aspek yang jangan sampai dilewatkan
untuk diteliti mengenai kelayakannya.

Percetakan adalah salah satu usaha yang tidak akan pernah sepi pengunjungnya hingga
tak heran jika bisnis ini banyak dilakukan oleh pebisnis pemula. Walaupun semakin hari
semakin banyak orang yang membuka bisnis ini, namun pasar bisnis ini sangat besar sehingga
memiliki peluang yang besar.

Apalagi di era saat ini, kebutuhan akan promosi memang sangat dibutuhkan oleh
sebuah perusahaan. Semua bentuk promosi bahkan membutuhkan media dari percetakan.
Intinya, dimanapun dan kapanpun kamu pergi maka kamu akan bisa menjumpai produk
percetakan.

Bisnis percetakan saat ini makin berkembang dengan adanya digital printing. Digital
printing adalah salah salah satu peluang usaha paling popular saat ini. Pasalnya, teknik
percetakan ini memiliki banyak sekali kelebihan dibandingkan yang konvensional.
Untuk proses pengerjaan dari teknik percetakan digital printing ini memang jauh lebih
cepat dengan kualitas hasil yang sangat maksimal. Selain itu, ada banyak sekali varias
produknya, sehingga untuk kamu yang memulai bisnis digital printing akan lebih fleksibel
untuk mendapatkan pasar yang lebih luas.

Usaha bisnis percetakan digital ini memang mulai berkembang dan akan terus
berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini. Sehingga peluang usaha ini juga
akan semakin terbuka lebar untuk kamu yang berencana untuk memulai usaha percetakan.

Membuka usaha percetakan tentu membutuhkan dana untuk keperluan operasional dan
pengadaan alat-alat percetakan. berikut ini rincian modal usaha percetakan yang perlu
dipelajari.

Mesin Cetak

Usaha percetakan adalah salah satu ide bisnis yang membutuhkan banyak modal. di
bisnis ini kita wajib memiliki mesin cetak dan komputer. Mesin cetak digital printing bisa
dipilih sesuai kebutuhan dan spesifikasi yang diinginkan. Semakin tinggi spesifikasinya, tentu
akan semakin tinggi harganya.

Selain mesin cetak, mesin lain yang wajib untuk dimiliki juga mesin seaming yang
memungkin Anda untuk mencetak media dalam ukuran yang lebih besar seperti baliho. Ring
mata ayam dan alat press juga wajib dimiliki sebagai pelengkap yang memiliki peran penting
bagi bisnis percetakan. Rincian modal untuk mesin cetak ini adalah sebagai berikut

Mesin cetak: Rp. 50.000.000

Printer: Rp. 2.000.000

Mesin seaming: Rp. 5.000.000

Ring mata ayam: Rp. 50.000/100 pcs

Alat press: Rp. 3.000.000


Komputer

Komputer adalah alat yang penting bagi usaha percetakan karena fungsinya sebagai
tempat mengedit dokumen atau foto yang akan diedit. Sedikitnya, kita harus memiliki satu
komputer. Namun jika lebih dari itu akan lebih baik, seperti satu komputer untuk mengedit dan
satu lagi sebagai komputer mesin.

Rincian modal untuk komputer ada di bawah ini.

2 unit komputer min. RAM 2 GB: @3.000.000 x 2 = Rp. 6.000.000

Media dan Bahan

Selain mesin dan komputer, membuka usaha percetakan membutuhkan banyak media
dan bahan yang digunakan cetak orderan seperti spanduk, banner, baliho, sticker dan lain
sebagainya.

Bahan yang digunakan sebagai media cetak banner atau spanduk bisa berbeda-beda.
Ada dua jenis yang paling umum, yaitu glossy dan doff. Sementara untuk cetak sticker,
undangan dan wallpaper membutuhkan bahan yang beda lagi.

Selain itu, kita juga wajib memperhatikan pemilihan tinta, karena kebutuhan percetakan
ini bersentuhan langsung dengan head print yang merupakan komponen utama mesin cetak.

Apabila tinta yang dipilih tidak tepat maka bisa beresiko menimbulkan kerusakan pada mesin
cetak. Berikut ini rincian modal usaha percetakan untuk media dan bahan tersebut.

Media wallpaper: Rp. 85.000/1 roll

Media sticker: Rp. 40.000,- (Sticker Vinyl A4)

Roll banner: Rp. 250.000,-

X banner: Rp. 23.000,-

Gunting: Rp. 5.000,-

Cutter paper: Rp. 200.000,-


Tinta: Rp. 650.000,-

Ruangan

Usaha percetakan membutuhkan ruangan sebagai tempat menjalankan bisnis. Ada


beberpa pertimbangan yang harus dipikirkan dalam memilih tempat, yaitu harga sewa dan
lokasi.

Tempat yang memiliki lokasi strategis biasanya memiliki harga sewa yang tinggi.
Namun, jika modal yang dimiliki terbatas, maka Anda bisa memilih tempat dengan harga sewa
yang terjangkau.

Harga sewa ruko : Rp. 10.000.000,-

Listrik dan Kebutuhan Lainnya

Selain berbagai kebutuhan di atas, kita juga perlu memikirkan kebutuhan listrik dan
kebutuhan lainnya. Agar pengerjaan orderan menjadi lebih maksimal, Anda wajib melengkapi
tempat percetakan dengan UPS atau Uninterruptible power supply.

UPS merupakan berfungsi sebagai power bank, ketika listrik mengalami masalah atau
pemadaman. UPS mencegah mesin cetak mati mendadak yang bisa menyebabkan kerusakan
mesin. Selain UPS, Anda juga membutuhkan stabilizer untuk kelistrikan dan AC atau
pendingin ruangan.

Jangan lupa untuk merawat alat-alat percetakan dengan benar agar awet, sehingga
mampu menekan biaya pengeluaran akibat masalah mesin atau lainnya. Berikut ini rincian
modal usaha percetakan untuk kebutuhan listrik dan kebutuhan lainnya

Listrik: Rp. 400.000,-

UPS: Rp. 375.000,-

Stabilizer: Rp. 279.000,-

Pendingin Ruangan: Rp. 3.000.000,-

Perawatan mesin dan lainnya: Rp. 3.000.000,-


Jika ditotal, ternyata modal usaha percetakan ini cukup banyak Meski demikian, jika
dikelola dengan baik, usaha ini bisa sukses.

Cara-cara mendapatkan pendanaan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Loan atau pinjaman

Cara pertama yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan permintaan loan atau pinjaman.
Cara ini adalah cara yang paling umum untuk dilakukan karena mudah dan cepat. Selain itu
dengan melakukan pinjaman sendiri, hal ini juga tidak akan mempengaruhi kepemilikan para
pelaku usaha bisnis terhadap bisnisnya tersebut.

Untuk mendapatkan pinjaman tersebut, pinjaman yang bisa diperoleh bisa dari berbagai
tempat. Bank, kreditur individual, hingga layanan penyedia pinjaman online adalah beberapa
tempat yang bisa Anda dapatkan untuk mendapatkan dana tambahan lewat pinjaman tersebut.

Namun untuk hal ini, kita perlu memperhatikan apakah tempat penyedia pinjaman tersebut
adalah resmi serta tercatat oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dan BI (Bank Indonesia) atau
tidak. Selain itu, perhatikan bunga yang ada pada pinjaman tersebut agar nantinya tidak
menambah beban finansial bagi bisnis kita.

2. Penjualan beberapa aset

Apabila bisnis kita memiliki aset yang beragam sebagai investasi, maka salah satu cara yang
bisa kita lakukan untuk mendapatkan pendanaan bagi bisnis Anda adalah dengan menjual
beberapa aset yang dimiliki oleh bisnis kita. Dengan menjual aset-aset tersebut, tentunya hal
itu bisa memberikan Anda dana-dana tambahan yang cukup bagi bisnis Anda untuk bertahan
dikala situasi pandemi ini.

Selain itu dengan menjual beberapa aset pada bisnis Anda, hal itu juga dapat mengurangi
biaya-biaya operasional pada aset Anda. Dengan hal tersebut, Anda bisa mengurangi jumlah
pengeluaran yang ada dan bisa mengalokasikan dana tersebut untuk prioritas-prioritas lainnya
pada keberlangsungan bisnis tersebut.

3. Venture Debt atau Utang Ventura

Apakah itu Venture Debt atau Utang Ventura?


Venture Debt atau Utang Ventura dalam artiannya adalah cara untuk mendapatkan modal usaha
melalui utang yang dibiayai oleh modal ventura bagi bisnis yang tidak memiliki cukup aset
atau arus kas untuk investasi melalui utang konvensional. Utang konvensional tersebut
nantinya akan diberikan oleh institusi finansial seperti bank contohnya.

Venture Debt sebenarnya adalah sebuah pinjaman biasa. Namun yang membedakan dengan
pinjaman biasa lainnya adalah kondisinya lebih disesuaikan dengan bisnis yang memiliki aset
terbatas.

Aset yang terbatas tersebut nantinya akan dijadikan jaminan ketika sudah mendapatkan
pendanaan tersebut.

4. Gadaikan beberapa aset

Ingin memiliki pendanaan tambahan tapi tidak ingin menjual aset di perusahaan Anda?

Untuk mensiasati hal tersebut, salah satunya yang bisa dilakukan adalah dengan menggadaikan
aset yang ada pada bisnis Anda.

Dengan menggadaikan barang pada perusahaan Anda, hal itu tidak akan membuat aset Anda
akan hilang seperti ketika dijual. Lewat menggadaikan, aset Anda kurang lebih seakan
dititipkan di kantor jasa penggadaian barang sampai dengan pembayaran telah selesai
dilakukan sehingga Anda bisa mendapatkan aset Anda kembali.

Untuk melakukan penggadaian aset itu sendiri dan mendapatkan pendanaan yang untuk bisnis
Anda, salah satu tempat resmi yang bisa Anda datangi adalah Pegadaian.

5. Berdayakan aset yang ada

Cara lainnya yang bisa Anda lakukan untuk bisa mendapatkan pendanaan berkelanjutan untuk
bisnis Anda dikala pandemi ini adalah dengan memberdayakan aset-aset Anda di berbagai hal.

Pertama, menilai pendiri dan kapabilitas dan passion mereka dalam menjalankan
startup ini. Biasanya PMV akan melakukan background check dari founders terkait kinerja dan
pengalaman mereka. Aspek ini sangat krusial dalam menilai startup tahap awal, karena pendiri
menjadi risiko sekaligus faktor pendukung terbesar bagi suksesnya startup meluncur ke
depannya.
“Karena tahap ini sangat subjektif, setidaknya ada tiga tahapan riset yang bisa dilakukan
investor untuk aspek ini, pertama, lakukan studi internal seperti desk study tentang lanskap
industri dan market untuk mengukur apakah founders mampu bersaing di battlefield ini. Lalu,
perbanyak interaksi langsung dengan founders, klarifikasi dari informasi yang kita terima, lihat
produknya, lihat customer journey-nya, prosedur internalnya, lalu terakhir, sempatkan
untuk reference check ke rekan bisnis, investor terdahulu, dan karyawan sebelumnya
dari founders tersebut. Selalu ada celah untuk ditelusuri.” terang Andreas.

Kedua adalah menilai pasar atau market sizing, apakah potensi pasarnya besar, mampu
berkembang, serta timing pasar yang tepat. Untuk menggali penilaian dengan lebih objektif,
PMV akan berbicara dengan pemain di pasar tersebut untuk mengetahui persepsi, tingkat
kepuasan, dan minat mereka terhadap startup ini. Ketiga adalah menilai produk, produk yang
ditawarkan harus memiliki unique value proposition (USP) yang jelas serta diferensiasi dengan
kompetitor. Saat menilai startup tahap awal, biasanya investor tidak punya cukup data terkait
biaya dan profitabilitas. Penilaian akan mengandalkan aspek-aspek kualitatif, atau hanya bisa
membandingkan dengan proxy data (mis. Jumlah download) dan benchmark dengan bisnis
serupa. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi investor saat harus menilai startup dengan data
kuantitatif yang minim.

Terakhir, investor akan menilai performa operasional dan finansial. Di tahap ini, PMV
semakin kritis terhadap kemampuan eksekusi startup, mulai dari laporan keuangan historis,
proyeksi, unit ekonomi atau struktur biaya, dan potensi profitabilitas. Potensi startup
untuk exit juga menjadi faktor pertimbangan investasi.

You might also like