You are on page 1of 19

Nama : Cherryl febryan Christyanto

NIM : 202030225

ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI

1. Pengertian aspek teknis dan teknologi dalam bisnis di Era Revolusi Industri 4.0

Aspek teknis merupakan kelanjutan dari aspek pemasaran. Peristiwa ini terjadi
ketika ide proyek bisnis yang direncanakan menunjukkan peluang dalam pemasaran.
Penilaian kelayakan dalam hal ini sangat penting dilakukan sebelum usaha. Menentukan
kelayakan teknis usaha menyangkut masalah teknis atau operasional. Jika tidak tepat, akan
berakibat fatal. Untuk masa depan bisnis, suatu produk dapat dikatakan layak secara
teknis jika dapat diterima dan dapat dengan mudah diproduksi secara massal. Kelayakan
teknis Penilaian berfokus pada kelayakan teknis dan teknologi yang digunakan, artinya
penilaian memeriksa apakah teknologi yang digunakan dapat bekerja sesuai dengan
desain dan penggunaannya
Terdapat beberapa hal yang perlu dicapai pada penilaian teknis yaitu:
• Satu perusahaan bisa memilih lokasi yang sinkron baik itu lokasi pabrik,
gudang, cabang dan tempat kerja pusat.
• Perusahaan bisa memilih tata letak sesuai menggunakan proses produksi yg
dipilih buat menaruh efisiensi
• Perusahaan bisa memilih teknologi yg paling cocok buat produksi
• Perusahaan bisa memilih metode persediaan terbaik buat operasi dari ruang
lingkup usaha mereka
• Sanggup memilih kualitas energi kerja yg diperlukan kini dan yang akan
datang.
Aspek teknis dan teknologi adalah aspek yang berkaitan dengan proses
pengembangan teknologi, teknologi dan pengoperasian proyek setelah proyek selesai.
Studi kelayakan pada aspek teknis dan teknologi dimulai setelah aspek pemasaran
dan menunjukkan bahwa proyek atau perusahaan layak dari sudut pandang pemasaran,
yang meliputi strategi produksi dan produk perencanaan, proses pemilihan
teknologi produksi, penentuan kapasitas produksi yang optimal, lokasi pabrik
dan tata letaknya, serta lokasi perusahaan dan tata letaknya, rencana operasional
jumlah produksi, rencana pengendalian stok bahan baku dan produk jadi serta
pengendalian mutu produk berupa barang atau jasa.
Penting juga untuk menjelaskan pilihan jenis teknologi yang digunakan,
termasuk jenis kuantitas dan skala (jika ada) serta alasan pemilihannya, tergantung
pada masalah yang ditangani serta investasi lainnya. Komponen teknis dan teknologi
studi kelayakan bisnis bertujuan untuk memastikan bahwa secara teknis dan dengan
pilihan teknologi tertentu.
Revolusi industri 4.0 merupakan suatu perubahan fundamental di bidang industri
yang telah memasuki era baru. Sederhananya, revolusi industri 4.0 dapat dipahami sebagai
perkembangan teknologi yang mengarah pada otomasi dan pertukaran data secara mudah
dan cepat yang mencakup sistem siber-fisik, Internet of Things (IoT), komputasi awan
(Cloud Computing), dan komputasi kognitif. Saat ini revolusi industri sudah mencapai
tahap lebih tinggi, disebut revolusi industri 4.0, yang dicirikan oleh perpaduan teknologi
mengaburkan garis antara bidang fisik, digital, dan biologis.
Adopsi teknologi pada revolusi industri 4.0 tentunya berdampak bagi bisnis.
Pebisnis dapat berkolaborasi dan berbagi data pasar untuk meningkatkan produktivitas dan
daya saing. Ada peluang perusahaan tradisional memungkinkan transisi ke ekonomi digital
untuk mencapai pertumbuhan dan keberlanjutan ekonomi. Revolusi industri 4.0 akan
membawa banyak kemudahan, tetapi tetap akan ada tantangan-tantangan yang harus siap
dihadapi. Selain dari tantangan-tantangan tersebut, secara garis besar industri 4.0 adalah
sebuah kemajuan yang revolusioner.

2. Deskripsi Produk/Jasa yang dihasilkan pada platform bisnis e-commerce berbasis


digital dan transaksi non tunai
E-Commerce adalah suatu jenis dari mekanisme bisnis secara elektronik yang
memfokuskan diri pada transaksi bisnis berbasis individu dengan menggunakan internet
(teknologi berbasis jaringan digital) sebagai medium pertukaran barang atau jasa baik
antara dua buah institusi (business to business) dan konsumen langsung (business to
consumer).
Kegiatan jual-beli kini tidak harus bertransaksi dan memilih barang secara
langsung dengan metode pembayaran secara tunai saja. Pemanfaatan e-Commerce sebagai
wadah jual-beli secara online maka akan mendorong perubahan kegiatan usaha era
ekonomi yang lama beralih ke era ekonomi yang baru.
Berikut adalah tabel perbandingan kegiatan usaha antara era ekonomi lama
dengan era ekonomi baru.

Dengan perubahan ke arah ekonomi baru dimana para penjual dan pembeli tidak
saling bertemu secara langsung maka untuk bertransaksi menggunakan sistem pembayaran
non tunai. Metode transaksi yang digunakan pada e-commerce berupa less cash, baik itu
melalui Anjungan Tunai Mandiri (ATM), Electronic Fund Transfer (EFT), mobile
banking, online banking, Electronik Data Interchange (EDI) dan juga untuk melakukan
transaksi e-commerce dibutuhkan jaringan telekomunikasi berupa internet.
Adanya e-Commerce yang menggunakan sistem pembayaran dengan cara
transfer atau non tunai maka dapat mendorong terciptanya masyarakat Less Cash Society
(LCS) yang dirasa lebih cepat, efisien dan praktis.
E-Commerce dapat dimanfaatkan dalam operasional bisnisnya, UMKM akan
mendapatkan akses pasar yang lebih luas dan berpeluang menggaet pelanggan baru. Di sisi
lain, pelanggan akan lebih mudah mendapatkan informasi yang diperlukan secara online.
Berbagai produk-produk pembayaran elektronik yang ditawarkan dapat
mendorong industri perbankan untuk memperluas sistem pembayaran non tunai karena
dapat meningkatkan volume transaksi digital di Indonesia. Pemerintah juga harus
memastikan bahwa sistem pembayaran elektronik mudah diakses, aman dan dapat
digunakan. Hal ini akan membangun kepercayaan masyarakat lebih besar dan
meningkatkan penggunaan pembayaran elektronik.
Masuknya UMKM pada e-Commerce dapat meningkatkan pertumbuhan
ekonomi Indonesia karena merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pelaku
UMKM untuk memasarkan produknya selain dapat memperluas akses pasar.
Pelaku UMKM harus melakukan berbagai inovasi dalam menciptakan produk-
produk yang berkualitas dan dapat pasarkan melalui e-Commerce. Otomatis kalau suatu
produk berkualitas maka akan mendorong minat beli konsumen melalui e-
Commerce sehingga pembayaran secara elektronik dari waktu ke waktu akan menjadi
kebiasaan dan dapat mewujudkan less cash society yang sebelumnya dengan sistem
pembayaran tunai yang mana memiliki kendala efisiensi, karena biaya pengadaan dan
pengelolaannya tergolong mahal, memiliki risiko mudah hilang, dicuri atau dipalsukan.
Bank Indonesia sebagai Bank Sentral telah memprakasai program program
nasional yakni Gerakan Nasional Non Tunai yang bertujuan untuk mengajak dan
mendorong Masyarakat Indonesia mengalihkan kebiasaan bertransaksi dengan uang tunai
menjadi bertransaksi nontunai dengan berbagai cara :
1. Transaksi melalui internet banking
2. SMS banking,
3. Mobile banking,
4. Automated teller machine (ATM)
5. Kartu kredit & kartu debet
6. Transaksi melalui Mesin EDC

Dalam Praktiknya less cash memiliki kelebihan dibandingkan transaksi non tunai
sebagai berikut:

1. Waktu transaksi yang singkat berbeda dengan menggunakan uang tunai


semakin banyak nilai transaksi maka akan semakin lama pula proses
menghitungnya.
2. Praktis dan banyak pilihan alat transaksi, bisa secara card based dan electronic
based.
3. Memikiki sistem keamanan yang berlapis dan ada identitas. Berbeda dengan
sistem tunai kalau membawa uang dalam jumlah banyak risiko pencurian dan
pemalsuan.
4. Efisiensi biaya pengelolaan non tunai berbeda dengan sistem tunai yang
memerlukan biaya pembuatan dan pengelolaan yang mahal.

Dari penjelasan diatas, Deskripsi Produk/Jasa yang dihasilkan pada


platform bisnis e-commerce berbasis digital dan transaksi non tunai melanjutkan bisnis
imajinasi yang ingin saya wujudkan kemaren, sebagai berikut:
Pertama, Cinnamon roll atau yang dikenal
dengan roti kayumanis. Roti yang disetiap lapisnya
terdapat gula aren dan kayu manis ini sangat
diminati oleh berbagai kalangan karena rasanya
yang manis tetapi tidak membuat eneg, berwarna
coklat keemasan yang dibaluri oleh glaze yang
sangat menggugah selera serta, rasanya yang unik
ini sangat cocok dinikmati bersama dengan kopi dan teh yang menjadi minuman favorit
masyarakat baik dipagi, maupun pada sore hari.

Kedua, kue zebra. Kue bolu dengan motif seperti kue


zebra ini memiliki rasa yang nikmat serta bentuk ynag unik, Bahan
yang digunakan sangat mudah ditemukan, namun belum banyak
yang bisa membuatnya. Siapa yang tidak suka dengan bolu zebra?
Rasanya yang nikmat, akan terasa semakin nikmat jika dipadukan
dengan the dan kopi saat pagi maupun sore hari.

Ketiga, kue sus atau yang dalam bahasa Prancis


disebut choux à la crème. Kue ini disajikan setelah
didinginkan di kulkas karena berisikan
vla atau custard yang berbahan baku susu dan mudah
menjadi basi. Kue berbentuk bulat ini memiliki tekstur
yang unik yaitu garing diluar dan lembut didalam Ketika
baru selesai dipanggang, tetapi akan menjadi sangat lembut Ketika sudah didinginkan.

Keempat, Brownies dan keripik brownies. Siapa yang


tidak tau kue yang satu ini? Kue coklat yang sangat diminati
kaula muda, bahkan juga orang tua. Kuenya yang lembut dan
sangat nyoklat yang bisa
membuat stress
menghilang, juga dapat di buat keripik yang bisa
menjadi cemilan Ketika sedang menonton drakor
maupun sedang belajar dan mengerjakan tugas.
Perbedaannya hanyalah kalau keripiknya dipanggang
secara tipis – tipis agar garing. Tak lupa baik keripik maupun kuenya diberikan topping sesuai
selera seperti keju ataupun irisan kacang almond.

Kelima, bolu coklat tiramisu keju kukus. Bolu


kukus dengan perpaduan rasa tiramisu, coklat dan keju
yang sangat nikmat ini menjadi salah satu yang diminati
oleh keluarga dan teman saya. Kuenya yang lembut dan
manis dengan dibaluri coklat leleh.

Kelima produk tersebut merupakan produk yang akan di jual di bisnis e-


commerce imajinari milik saya, dan pembayaran yang akan dilakukan yaitu dengan
transaksi non-tunai

3. Penentuan lokasi usaha dalam marketplace


Sebelum memulai usaha alangkah baiknya seorang entrepreneur melibatkan
konsep marketing mix yang dikenal dengan 4P (product, price, place, promotion) di dalam
perenanaan bisnisnya terlebih lagi jika seorang entrepreneur tersebut baru memulai
sebuah start up. Fokus pembahasan kali ini adalah pada place yang terkait dengan
pemilihan lokasi usaha dalam bisnis.
Menurut Kotler (2009) place merupakan segala sesuatu yang menunjukkan
berbagai kegiatan bisnis untuk membuat produk agar mudah diperoleh oleh pelanggan dan
selalu tersedia bagi pelanggan. Apabila berada dalam kondisi bisnis yang memiliki
persaingan ketat, faktor pemilihan lokasi menjadi komponen utama yang penting agar
usaha yang dijalankan juga dapat bersaing secara efektif, maka perlu adanya lokasi usaha
yang strategis dan mudah dijangkau oleh konsumen.
Ketepatan pemilihan lokasi merupakan salah satu faktor yang menentukan
kesuksesan sebuah usaha. Para pengusaha selalu memiliki pertimbangan yang matang
mengenai lokasi sebelum membuka usahanya. Tidak menutup kemungkinan bahkan usaha
jasa pun juga harus memiliki lokasi yang dekat dengan para pelanggan dalam rangka
memberikan pelayanan prima kepada para pelanggan agar hubungan dengan para
pelanggan dapat terjaga dengan baik.
Lokasi bisnis yang tepat diharapkan dapat memenuhi harapan pengusaha untuk
menarik konsumen dalam rangka mendapatkan keuntungan dan sebaliknya apabila terdapat
kesalahan dalam pemilihan lokasi akan menghambat kinerja bisnis dan secara otomatis
keuntungan maksimal tidak akan dapat dirasakan oleh pengusaha tersebut.
Maka, pemilihan lokasi bisnis yang dekat dengan target pasar serta ketersediaan
infrastruktur yang memadai merupakan sebuah strategi yang juga dapat memudahkan
konsumen untuk mendapatkan produk/jasa yang diinginkannya. Harding (1978)
menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi bisnis yaitu
lingkungan masyarakat, sumber daya alam, tenaga kerja, kedekatan dengan pasar, fasilitas
dan biaya transportasi, tanah untuk ekspansi, dan pembangkit tenaga listrik.
Keputusan penentuan lokasi biasanya juga tergantung pada jenis bisnis apa yang
dimiliki oleh para pengusaha tersebut. Misalnya saja untuk pengusaha yang memilih
lokasinya dekat dengan lokasi industri memiliki strategi untuk meminimalkan biaya
operasional perusahaan, sedangkan untuk lokasi dekat dengan gudang para pengusaha
memikirkan agar biaya operasional dapat ditekan dan kecepatan pengiriman dapat
dimaksimalkan. Di balik penentuan ini terdapat strategi penentuan lokasi yang harus
diketahui oleh pemilik usaha dalam rangka memaksimalkan keuntungan pada lokasi
mereka di kedepannya. Berbeda jenis perusahaannya maka akan berbeda pula faktor yang
menjadi pertimbangan dalam pemilihan lokasi.
Marketplace adalah sebuah platform atau tempat di mana penjual dapat menjual
barang secara online. Istilah Marketplace atau online marketplace mungkin sudah tidak
asing bagi sebagian masyarakat baru-baru ini, padahal istilah marketplace adalah bahasa
inggris dari kata “pasar”.
Namun istilah marketplace punya istilah yang lebih spesifik dan memiliki
banyak makna terutama pada bisnis, seperti; tempat dimana penjual yang beragam dengan
produk yang sama dan pembeli yang punya minat yang sama atau yang lebih sederhana
lagi adalah tempat di mana penjual dan pembeli bertemu seperti makna pasar yang
sesungguhnya.
Terlepas dari istilah yang digunakan, saat ini salah satu marketplace yang paling
banyak aktivitas transaksinya adalah online marketplace. Orang-orang lebih memilih
melakukan-jual beli melalui online marketplace karena mudah dan juga praktis. Melalui
platform marketplace, Anda tidak perlu menyewa tempat untuk membuka lapak jualan
Anda.
Karena bisnis imajinari yang ingin saya wujudkan ini berupa kue – kuean,
kuliner, maka ada beberapa marketplace yang bisa dijadikan lokasi usaha, seperti berikut:
1. Gojek (GoFood dan GoBiz)
Perusahaan teknologi asal Indonesia Gojek, mendukung pelaku bisnis
kuliner melalui layanan pesan antar makanan online yang dicetuskannya,
yakni GoFood. Beriringan dengan GoFood, Gojek juga menyediakan
aplikasi GoBiz, yang diperuntukkan bagi pelaku bisnis kuliner selaku mitra.
Aplikasi GoBiz dapat digunakan pelaku bisnis kuliner untuk membuka
toko online di Gojek. Selain itu, pelaku bisnis kuliner juga dapat melakukan
penerimaan pesanan pelanggan dari GoFood, pencatatan pesanan,
menyediakan metode pembayaran digital, hingga menyediakan skema
promo untuk strategi menggaet pelanggan.
2. Grab (GrabFood dan GrabMerchant)
Dengan mengusung konsep yang serupa, perusahaan teknologi asal
Singapura Grab juga menyediakan layanan pesan antar makanan online, yakni
GrabFood. Lewat GrabFood, Grab memberi kesempatan bagi pegiat usaha di
bidang food & beverages menjadi mitra GrabFood, agar dapat menjangkau
pelanggan lebih luas.
Grab menyediakan platform khusus yang diperuntukkan bagi mitra
GrabFood, yakni GrabMerchant. Melalui GrabMerchant, pelaku bisnis kuliner
dapat membuka toko online juga mengatur proses operasional bisnis yang
dijalankan di GrabFood.
3. Shopee (ShopeeFood dan ShopeePartner)
Tak mau kalah dari perusahaan teknologi lainnya, Shopee kini juga
memiliki layanan pesan antar makanan online, yakni ShopeeFood. Pelaku
bisnis kuliner dapat mendaftarkan tokonya sebagai mitra ShopeeFood, melalui
aplikasi ShopeePartner.
Keuntungan menjadi mitra ShopeeFood yakni dapat
meningkatkan brand awareness bisnis juga akses kuliner bagi pelanggan.
Selain itu, mitra juga dapat mengikuti program promo yang di adakan
ShopeeFood, sehingga bisa menarik lebih banyak pelanggan.
4. Kulina (Kulina Merchant)
Kulina merupakan aplikasi katering di Indonesia, yang tersedia di
Jabodetabek dan Bandung. Pelaku bisnis kuliner dapat menjadi mitra Kulina
dengan mendaftarkan tokonya, melalui aplikasi Kulina Merchant. Lewat
Kuline Merchant, pelaku bisnis kuliner dapat menerima pesanan secara online.
Banyak perusahaan berlangganan katering untuk karyawannya di
Kulina, sehingga jadi kesempatan bagus bagi pelaku pelaku bisnis kuliner
dalam memperluas pasar dan meningkatkan omset. Ada pun produk yang dapat
ditawarkan, mulai dari paket nasi, lauk siap santap, sambal, snack atau camilan,
roti dan kue, dessert, minuman, hingga frozen food.
5. Wakuliner
Wakuliner atau Wadah Kuliner merupakan aplikasi pengiriman
makanan sekaligus marketplace kuliner yang dapat membantu pelaku usaha
kuliner memperluas jangkauan pasarnya dalam meraih konsumen, serta
meningkatkan angka penjualan.
Sebagai marketplace kuliner, Wakuliner menyediakan beragam layanan
kuliner meliputi katering, snack dan oleh-oleh khas Indonesia, kuliner
legendaris, dan waralaba kulier. Sehingga, pelaku bisnis kuliner yang
menyediakan makanan seperti rice box, snack box, tumpeng, hampers, dan
lainnya dapat mendaftarkan tokonya menjadi mitra Wakuliner.
6. Yummy Corp (Yummyshop)
Yummy Corp merupakan perusahaan cloud kitchen bagi bisnis kuliner
di Indonesia, yang mengembangkan layanannya melalui aplikasi Yummyshop,
guna membantu pelaku bisnis kuliner dalam mengelola penjualan,
pengirimanan pesanan hingga transaksi keuangan.
Cara kerjanya yakni cukup terima pesanan makanan customer lewat
aplikasi chat seperti biasa, tanpa pelanggan perlu download aplikasi. Lalu, buat
pesanannya di Yummyshop dan bagikan link ke pelanggan untuk
menyelesaikan pembayaran dan memilih logistik yang disediakan oleh
Yummyshop.
7. Qraved (Qraved for Business)
Qraved merupakan aplikasi food and lifestyle yang memberikan
informasi seputar kuliner, promo makan, tempat makan recommened, hingga
dapat digunakan untuk reservasi tempat makan dan pesan makanan secara
online.
Melalui Qraved for Business, Qraved menyediakan layanan bagi pelaku
bisnis kuliner dalam memperluas pasarnya, melalui jasa promosi. Di antaranya,
promosi melalui platform Qraved, promosi influencer, pemasaran di lokasi
fisik terdekat, manajemen media sosial, hasilkan buzz, iklan berbayar hingga
pemanfaatan analitik data dan perencanaan kampanye oleh Qraved.

Namun, karena lokasi usaha yang ingin saya wujudkan di daerah maluku,
tepatnya kota ambon, maka marketplace yang tersedia masih sangat sedikit. Maka dari itu
marketplace yang akan saya gunakan hanya yang tersedia di kota ambon seperti grabfood
dan gofood. Selain itu sebagai tambahan saya juga bisa memanfaatkan fitur marketplace
yang terdapat di facebook dan Instagram, serta akun bisnis di Whatsapp.

4. Luas produksi
Luas produksi merupakan ukuran terhadap apa dan berapa banyak barang-barang
yang diproduksi oleh suatu perusahaan untuk mencapai keuntungan yang maksimal. Luas
produksi pada suatu perusahaan yang memproduksi lebih dari satu jenis produk merupakan
salah satu faktor penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan.
Dalam menentukan luas produksi, perusahaan harus mempunyai perencanaan
dan perhitungan yang cermat agar jumlah yang diproduksi dapat mendatangkan
keuntungan yang diharapkan oleh perusahaan. Hal ini berarti jumlah atau volume yang
diproduksi tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil.
Luas perusahaan merupakan kapasitas yang tersedia atau terpasang dalam suatu
perusahaan tertentu. Luas perusahaan cenderung relatif tetap dari periode ke periode. Luas
perusahaan ini dapat diukur berdasarkan:
a) Penyerapan bahan baku baik dalam hal jumlah maupun macam.
b) Produk yang dihasilkan baik dalam hal jumlah maupun ragam.
c) Peralatan dan mesin yang digunakan.
d) Jumlah karyawan yang dipekerjakan.

Luas produksi atau jumlah dan ragam produk yang akan diproduksi dipengaruhi
oleh beberapa faktor sebagai berikut:
a) Ketersediaan bahan baku.
b) Ketersediaan Kapasitas Produksi
c) Ketersediaan dan Kapasitas Tenaga Kerja
d) Jumlah permintaan yang ada
e) Modal
f) dan sumber-sumber lain.
Tingkat pentingnya luas produksi bagi tiap-tiap perusahaan akan berbeda antara
satu dengan yang lain.
• Perencanaan luas produksi akan menjadi hal yang kritis dan penting untuk
perusahaan-perusahaan yang melaksanakan diversifikasi.
• Bagi perusahaan yang memproduksi barang-barang yang sudah tertentu atau
pasti dalam jumlah dan ragam karena didasarkan pada pesanan maka
penentuan luas produksi kurang urgen.
• Perusahaan yang memproduksi barang-barang untuk keperluan pasar,
penentuan luas produksi sangat penting, terutama untuk memprediksi jumlah
yang harus diproduksi di masa yang akan datang.

Terdapat tiga cara untuk menentukan Luas Produksi yakni

1. Metode Linier Programming


Ada dua teknik dalam Metode Linier Programming yang dapat
digunakan untuk menentukan Luas Produksi, yaitu:
1) Metode Grafik, yang hanya dapat digunakan untuk menentukan luas
produksi optimal dengan kombinasi produk tidak lebih dari dua
macam.
2) Metode Simplek, metode penentuan luas produksi optimal yang
dapat digunakan untuk kombinasi produk dua macam atau lebih.

Asumsi dasar yang dipakai dalam metode Linier Programming adalah

❖ Divisibility, yakni bahwa besaran volume kegiatan yang menjadi


variabel keputusan dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan atau
desimal atau dapat dibagi dalam satuan yang berbentuk desimal
atau pecahan.
❖ Linierity, yakni bahwa fungsi tujuan dan fungsi kendala merupakan
fungsi matematis yang bersifat linier.
❖ Additivity, yakni adanya kemungkinan penambahan volume
kegiatan.
❖ Proportionality, yakni setiap perubahan volume kegiatan tertentu
dimana volume kegiatan yang lain tetap akan menyebabkan
perubahan yang proporsional pada nilai fungsi tujuan.
❖ Deterministic, yakni bahwa setiap nilai besaran dalam fungsi tujuan
dan kendala merupakan nilai besaran tertentu dan pasti
2. Analisis Break Even Point (BEP)
Analisis Break-Even sering disebut juga analisis Cost-Profit-Volume.
Pengertian Break-Even yaitu suatu keadaan dimana penerimaan atau
penghasilan (Total Revenue) dari penjualan hanya cukup untuk menutup
biaya total (Total Cost). Dengan demikian Break-Event menunjukkan
keadaan dimana tidak terjadi surplus penerimaan terhadap biaya atau laba
sama dengan NOL.

Asumsi yang digunakan dalam analisis Break-Even adalah sebagai berikut:


❖ Biaya pada berbagai tingkat volume kegiatan dapat diperkirakan
secara tepat, dan setiap perubahan volume kegiatan dapat
dijabarkan menjadi perubahan tingkat biaya.
❖ Biaya-biaya yang terjadi atau diperkirakan terjadi dapat
dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel.
❖ Tingkat penjualan sama dengan tingkat produksi
❖ Harga jual, biaya variabel dan biaya tetap dianggap tidak berubah
selama periode analisis.
❖ Perusahaan dianggap hanya menjual satu macam barang dan bila
dalam kenyataannya lebih dari satu macam maka sales mix
dianggap tetap.
3. Metode Forecasting
Dalam kontek Manajemen Operasi/Produksi forecasting didefinisikan
sebagai proses meramalkan permintaan produk yang harus diproduksi di
masa yang akan datang baik dalam hal kuantitas, kualitas, timing maupun
lokasi untuk periode tertentu.
Forecasting diperlukan untuk planning decision bagi top management
dan semua fungsi dalam organisasi. Berikut ini disajikan tipe-tipe keputusan
yang dipengaruhi oleh tipe-tipe forecast.
Sistem forecasting terdiri dari komponen utama, yaitu:

1. Out put dari sistem peramalan


2. Input dari sistem peramalan
3. Kendala peramalan
4. Keputusan dalam sistem peramalan
5. Kriteria Kinerja peramalan
6. Metode Peramalan
7. Pengawasan Peramalan

5. Tata letak (layout)


Layout merupakan suatu proses dalam penentuan bentuk dan penempatan
fasilitas yang dapat menentukan efisiensi produksi/operasi. Layout dirancang berkenaan
dengan produk, proses, sumber daya manusia, dan lokasi sehingga dapat tercapai
efisiensi/operasi.. Dengan adanya layout akan di peroleh berbagai keuntungan antara lain
sbb :
1) Memberikan ruang gerak yang memadai untuk beraktifitas dan pemeliharaan.
2) Pemakaian ruang yang efisien.
3) Mengurangi biaya produksi maupun investasi.
4) Aliran material menjadi lancar.
5) Pengangkutan material dan barang menjadi rendah
6) Kebutahan persediaan yang rendah.
7) Memberikan kenyamanan, kesehatan dan keselamatan kerja yang lebih baik.
Pada umumnya layout di dasarkan pada situasi sebagai berikut:
1. Posisi tetap (fixed position).
Fix position layout biasa dikatakan juga sebagai tata letak dengan posisi tetap.
Tata letak merupakan suatu keputusan penting yang menentukan efisiensi sebuah
operasi dalam jangka panjang. Tata letak mempunyai banyak dampak setrategis karena
tata letak termasuk yang menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas,
proses, fleksibilitas, biaya, kualitas lingkungan kerja, kontak pelanggan, dan citra
perusahaan. Tata letak yang efektif dapat membantu organisasi mencapai sebuah
setrategi menunjang diferensiasi, biaya rendah, ataupun respon cepat.
2. Orientasi Proses (proses oriented).
Orientasi pada proses atau hasil tergantung siapa yang melakukannya dan siapa
yang meminta. Ada beberapa orang yang berorientasi pada hasil, namun ada juga orang
yang menganggap proses itu lebih penting daripada sekedar hasil. Pada pekerjaan,
mungkin lebih banyak orang yang berorientasi kepada hasil. Yang penting selesai dan
sesuai permintaan. Ini bisa jadi disebabkan karena pekerjaan orang itu ditarget. Ya,
hasilnya harus sesuai dengan target yang diberikan. Apalagi sang pemberi tugas
tersebut tidak mendefinisikan dengan pasti spesifikasi proses kerjanya.
3. Tata letak kantor (office layout).
Perbedaan antara tata letak kantor dengan tata letak pabrik adalah pada
penekanan atas pentingnya informasi. Jika tata letak kantor yang mengalir adalah
informasi maka tata letak pabrik yang mengalir adalah tata letak bahan-bahan. Dalam
tata letak kantor terjadi pengelompokkan pekerja serta peralatan dan ruangan/kantor
yang menyediakan kenyamanan, keamanan dan pergerakkan/perpindahan informasi.
4. Tata letak pandang eceran / pelayanan (retail and service layout).
5. Tata letak gudang (warehouse layout).
Tujuan dari tata letak gudang adalah memaksimalkan pemanfaatan seluruh luas
gudang yaitu menfaatkan pada volume penuh tetapi biaya material handlingnya rendah.
6. Tata letak produk (product layout).
Tata letak produk digunakan untuk produk atau lini produk yang sama dengan
volume tinggi dan variasi produk rendah. Produksi repetitive dan produksi kontinyu
menggunakan tata letak ini.
Tidak jauh berbeda, pada e-commerce juga membutuhkan layout yang baik dan
menarik agar konsumen tertarik dan akhirnya membeli produk kita. Seperti penempatan
urutan produk dari yang paling diminati konsumen.
Seperti pada bisnis imajinari saya, yang paling diminati yaitu bolu kukus coklat
tiramisu keju, maka itu merupakan roduk pertama yang akan saya tampilkan di marketplace
milik saya, dan begitu seterusnya dari yang paling diminati.

6. Pemilihan teknologi yang tepat di era digitalisasi bisnis


Pemilihan teknologi proses produksi berarti menentukan proses penghasilan
produk atau pelayanan. termasuk jenis teknologi dan segala sesuatu yang berkaitan dengan
selesainya keputusan pemilihan dijatuhkan tindakan selanjutnya merupakan memilih denah-
denah jenis alat-alat fasilitas penunjang dan desain engineering yang diperlukan. Pada
dasarnya dikenal 2 jenis teknologi proses produksi yaitu :
➢ Proses kontinu. Proses ini biasanya dimaksudkan untuk membuat volume hasil
yang besar lantaran sifat operasinya berulang-ulang maka bisa dicapai optimis
dan efisiensi yang tinggi pada penggunaan asal daya baik peralatan juga energi
kerja.
➢ Proses intermitten atau batch. Proses dipakai apajika pabrik menangani beragam
proses yg berbeda.

Teknologi yang akan digunakan yaitu beberapa Stand mixer (Kemungkinan


hand mixer juga) Oven berukuran besar. Proses yang akan dijalani yaitu peroses kontinu
karena langkah membuat yang sama dan tidak berubah – ubah, serta diulang secara terus
– menerus

7. Economic Order Quantity (EOQ)


EOQ adalah singkatan dari Economic Order Quantity. Ini adalah pengukuran yang
digunakan di bidang Operasi, Logistik, dan Manajemen Pasokan. Intinya, EOQ adalah alat
yang digunakan untuk menentukan volume dan frekuensi pesanan yang diperlukan untuk
memenuhi tingkat permintaan tertentu sambil meminimalkan biaya per pesanan. Economic
Order Quantity adalah set point yang dirancang untuk membantu perusahaan
meminimalkan biaya pemesanan dan penyimpanan persediaan.
Biaya pemesanan persediaan turun dengan peningkatan volume pemesanan karena
pembelian pada skala ekonomi. Namun, seiring dengan bertambahnya ukuran persediaan,
biaya penyimpanan persediaan meningkat. EOQ adalah titik tepat yang meminimalkan
kedua biaya yang berbanding terbalik ini.

Manfaat utama penghitungan EOQ:

1) Minimalkan biaya persedian

2) Minimalkan kehabisan stok

3) Meningkatkan efisiensi keseluruhan

Rumus EOQ terdiri dari tiga variabel: biaya penyimpanan, permintaan, dan biaya
pesanan. Kami memecah setiap variabel di bawah ini.
1. Biaya penyimpanan (H)

Biaya penyimpanan (juga dikenal sebagai biaya tercatat) mengacu pada


total biaya penyimpanan persediaan. Meminimalkan biaya persediaan adalah
strategi manajemen rantai pasokan yang penting.

Berapa banyak yang Anda keluarkan untuk menyimpan dan menyimpan


inventaris, per unit, per tahun? Untuk menghitung EOQ dengan benar, Anda
harus terlebih dahulu menentukan biaya penyimpanan Anda. Untuk
melakukannya, Anda dapat merujuk ke rumus sederhana di bawah ini:

(Biaya Penyimpanan + Gaji Karyawan + Biaya Peluang + Biaya


Depresiasi) / Total Nilai Persediaan Tahunan = Biaya Penyimpanan /
Penyimpanan Persediaan

2. Permintaan tahunan (D)

Berapa banyak permintaan yang Anda dapatkan untuk suatu produk


setiap tahun? Dengan melihat data pesanan historis, Anda dapat menentukan
berapa banyak produk yang Anda jual dari tahun ke tahun.

3. Biaya pemesanan (S)

Juga disebut sebagai ‘biaya penyiapan’, berapa biaya pesanan per


pembelian? Ini dilakukan dengan basis per pesanan dan termasuk biaya
pengiriman dan penanganan.

Rumus EOQ adalah:

EOQ = akar kuadrat dari: [2SD] / H

• S = Biaya penyiapan (per pesanan, umumnya termasuk pengiriman dan penanganan)


• D = Tingkat permintaan (jumlah yang terjual per tahun)
• H = Biaya penyimpanan (per tahun, per unit)

8. Safety Stock
safety stock terkait persediaan barang adalah suatu persediaan yang disiapkan
oleh sebuah perusahaan dagang untuk mencegah terjadinya kekurangan persediaan pada
saat permintaan pasar dalam kondisi yang tidak stabil.
Manfaat dari safety stock :

1. Mendapatkan Keuntungan
2. Mengantisipasi Fluktuasi Permintaan
3. Memudahkan Jadwal Produksi
4. Mengantisipasi Terjadinya Perubahan Kondisi Pasar
5. Menentukan Inventory yang Tepat
6. Meningkatkan Jumlah Pelanggan
7. Memberikan Fleksibilitas yang Lebih Tinggi

Rumus dasar

Safety Stock = (Penjualan maksimal harian x lead time maksimum) – (Penjualan


harian rata-rata x lead time rata-rata)

• Penjualan maksimal harian: Jumlah maksimum produk yang terjual dalam 1 hari saja.

• Lead time maksimum: Waktu paling lama yang dibutuhkan pihak pemasok dalam
melakukan proses pengiriman persediaan barang.

• Penjualan harian rata-rata: Jumlah rata-rata produk yang terjual dalam 1 hari saja.

• Lead time average: Waktu rata-rata yang dibutuhkan pihak pemasok dalam melakukan
proses pengiriman persediaan barang.

9. Reorder Point
Reorder point adalah sebuah titik di mana sebuah barang yang ada di gudang harus
ditambah persediaannya sebelum kehabisan.
(LEAD TIME DEMAND) + (SAFETY STOCK) = (REORDER POINT)

Dari penjelasan diatas, saya akan menggunakan pemisalan dari bisnis imajineri yang
akan diwujudkan.

Misalkan waktu yang dibutuhkan supplier untuk mengirim barang hingga sampai
digudang adalah 10 hari. Jadi Total lead timenya adalah 30 hari.
Karena produk yang akan dijual adalah berupa makanan yang ada proses
pembuatannya, maka, akan dihitung beberapa bahan baku sebagai contoh.

Jika dalam 1 hari produk yang terjual masing – masing 5 buah, maka berikut beberapa
rincian pemisalan bahan baku yang dibutuhkan dalam 1 hari:

1. Telur: 120 butir


2. Tepung: 5,5 kg
3. Mentega: 15 bungkus (3 kg)

Lead time demand: Lead time x Rata – rata penjualan per hari

1. Telur: 10 x 120 = 1200 butir


2. Tepung: 10 x 5,5 kg= 55 kg
3. Mentega: 10 x 15 bungkus= 150 bungkus (30 kg)

Jadi Telur, tepung dan mentega yang harus disediakan adalah 120 butir, 55 kg dan 150
bungkus (30 kg) untuk mengantisipasi pesanan pelanggan

Untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk maka, kita harus menghitung safety stock

Safety Stock = (Penjualan maksimal harian x lead time maksimum) – (Penjualan


harian rata-rata x lead time rata-rata)

Misalkan hari sabtu pesanan bisa naik menjadi masing – masing 10 buah, Serta
terjadi kendala dengan pengiriman bahan baku sehingga yang tandinya hanya
membutuhkan 10 hari, bisa jadi 15 hari, maka jika dimasukkan ke rumus safety stock akan
menjadi sebagai berikut:

1. Telur: 240 butir


2. Tepung: 11 kg
3. Mentega: 30 bungkus (6 kg)
Safety Stock = (Penjualan maksimal harian x lead time maksimum) – (Penjualan harian
rata-rata x lead time rata-rata)
1. Telur: (15 x 240) - (10 x 120) = 2400 butir
2. Tepung: (15 x 11) - (10 x 5,5) = 110 kg
3. Mentega: (15 x 30) – (10 x 15) = 300 bungkus (60 kg)
Artinya safety stock yang harus disiapkan adalah telur sebanyak 2400 butir, Tepung
110 kg dan mentega sebanyak 300 bungkus (60 kg)
Dari perhitungan tersebut dapat diketahui reorder pointnya sebagai berikut:
(REORDER POINT) = (LEAD TIME DEMAND) + (SAFETY STOCK)
1. Telur: 1200 + 2400 = 3600 butir
2. Tepung: 55 + 110 = 165 kg
3. Mentega: 150 + 300 = 450 bungkus
(30 + 60 = 90 kg)

You might also like