Professional Documents
Culture Documents
A1c021047 Dwikifirmansyah Tugas Agama
A1c021047 Dwikifirmansyah Tugas Agama
NIM : A1C021047
PRODI : Teknik Pertanian
NEGARA
MASYARAKAT
Menurut Dr.H.Agus, masyarakat Islam dapat dipahami dalam 2 sisi yaitu masyarakat
Islam secara konseptual dan factual. Secara konseptual, masyarakat islam adalah masyarakat
ideal yang hendak diwujudkan dengan berpedoman kepada petunjuk-petunjuk Al-Qur’an dan
sunnah Rosul. Sedangkan secara factual, masyarakat islam didefinisikan sebagai masyarakat
secara nyata ada dalam satu kelompok manusia yang beragama islam dengan sejumlah
indikasi: memiliki kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan yang sama, seperti halnya
masyarakat islam yang menjadi mayoritas penghuni bangsa ini.
Islam melihat dunia ini sebagai arena aktualisasi aktivitas kemanusiaan
sebagai khalifah. Peran kehalifahan manusia nilainya ditentukan oleh kualitas
peranan yang dimainkan ditengah masyarakat. Menurut pemahaman saya bahwa
sesunnguhnya manusia diturunkan kebumi sebagai khalifah atau pemimpin. Yang
man pernyataan tersebut sesuai dengan hadits nabi yang diriwayatkan oleh musim
yang artinya “Dari abu sa’id al-khudlriy rasulullah SAW bersabda :
“sesungguhnya dunia itu manis dan hijau, dan sesungguhnya alloh menjadikanmu
khalifah didunia, maka (allah) akan melihat bagaimana kamu melaksanakannya.
Maka takutlah kamu akan dunia dan takutlah akan (fitnah karena) wanita,
sesungguhnya fitnh yang pertamakali menimpa bani setisrail adalah dalam
(masalah) wanita”. Dari hadits ini dapat saya pahami bahwa sesungguhnya setiap
pribadi muslim telah ditugaskan oleh alloh sebagai khalifah. Yang mana nantinya
dia(umat muslim) harus memprtanggungjawabkan kepemimpinannya. Jika dia
seorang suami dia harus bertanggung jawab atas kepemimpinannya didalam
rumah tangga, jika dia seorang istri dia harud mempertanggungjawabkan
kepemimpinannya dalam mengurus suami dan anaknya begitulah seterusnya.
Maka dapat saya simpulkan bahwa Masyarakat islam masyarakat islam adalah
kelompok manusia yang empunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan
yang diikat oleh kesamaan agama, yakni agama islam.
MASYARAKAT IDEAL
Ideal berasal dari kata dalam bahasa Yunani yaitu idea, yang memiliki arti dalam
bahasa Indonesia sebagai sebuah visi atau kontemplasi. Di banyak tempat umat Islam
disudutkan sebagai umat yang intoleran, radikal, eklusif dan sebagainya, yang mana menurut
hemat penulis hal ini justru bertentangan dengan esensi khairu ummah. Akan tetapi tidak
demikian yang terjadi sebenarnya, banyak teks-teks agama terutama dalam al-Qur'an yang
menganjurkan agar umat Islam menjadi umat yang menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan,
mengedepankan dialog untuk mengatasi perbedaan dan yang lebih penting lagi bahwa nilai-
nilai yang terkandung dalam masyarakat ideal adalah membentuk sebuah masyarakat yang
diwarnai oleh jalinan solidaritas sosial yang tinggi, dan rasa persaudaraan yang solid antar
manusia berdasarkan al-Qur'an dan Hadis. Berkaitan dengan masyarakat ideal yang terbentuk
berdasarkan atas adanya kualitas-kualitas tertentu, sehingga perlu mengetahui bagaimana
eksistensi masyarakat ideal itu. Setelah mengetahui eksistensinya, maka perlu diketahui
beberapa karakteristik dalam hal mewujudkan masyarakat yang diidealkan. Supaya
mempermudah dalam melakukan penelitian, maka penulis menggunakan serangkaian metode
dalam penelitian. Adapun yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
pertama, metode pengumpulan data yang terdiri dari sumber data primer adalah al-Mizan fi
Tafsir al-Qur'an dan bersumber data sekunder adalah jurnal, artikel dan kitab-kitab lainnya.
Kedua, metode pengolahan data yang terdiri dari interpretasi, deskripsi dan analisa. Dari hasil
penelitian yang telah dilakukan, Tabataba'i memberikan gambaran bahwa masyarakat ideal
adalah kesatuan kelompok Muslim yang terkait dengan tali agama dengan memenuhi
beberapa syarat untuk meraih kedudukan sebaik-baik umat. Karakteristik masyarakat ideal
yang pertama adalah beriman, yaitu beriman tentang adanya ajakan kepada seluruh kelompok
agar menjaga atau berpegang kepada hablullah. Kedua, persaudaraan yang berdasarkan
agama. Ketiga, musyawarah yang ditujukan untuk ketentuan umum dan keempat adalah
keadilan, yaitu berbuat adil sebagaimana yang digambarkan dalam persaksian dan tidak
berbuat dholim terhadap terhadap orang lain yang mana tujuannya adalah untuk menegakkan
perintah Allah SWT. Islam memerintahkan manusia untuk berpegang teguh dan
mempraktekan seperangkat nilai-nilai yang luhur, menyerukan kepada tindakan-tindakan apa
pun yang benar dan paling bermanfaat untuk manusia serta menjadikan tindakantindakan
tersebut sebagai landasan ajaran-ajarannya.