You are on page 1of 23

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian

PT. Marunda Grahamineral adalah perusahaan pemegang Kontrak

Perjanjian Kerjasama Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) Nomor

006/PK/PTBA-MGM/1994 Generasi II yang ditanda tangani pada tanggal 14

Agustus 1994 dan sampai tahun 2006 telah melaksanakan berbagai tahapan

kegiatan dalam rangka penambangan batubara di Daerah Sungai Laung dan

sekitarnya, Kecamatan Laung Tuhup, Kabupaten Murung Raya, Provinsi

Kalimantan Tengah. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri ESDM Nomor

231.K/40.00/DJG/2004 bahwa wilayah PKP2B PT. Marunda Grahamineral seluas

23.541,30 ha, yang terdiri dari wilayah KW 98 PB 0179 seluas 12.880 ha dengan

status Tahap Produksi dan wilayah dengan kode KW 98 PB 0025 seluas

10.661,30 dengan status tahap kontsruksi. Wilayah pertambangan KW 00 PB

0179 seluas 12.880 ha dengan status Tahap Produksi terdiri dari Blok North Kawi,

Blok Central Kawi dan Blok East Kawi, Blok Bambang, Blok Central Mantubuh,

Blok SE Mantubuh, Blok Bondang, Blok Tahujan, Blok Pendasiron, Blok

Menyago. Sedangkan wilayah pertambangan dengan kode KW 98 PB 0025 seluas

10.661,30 ha dengan status Tahap Konstruksi terdiri dari Blok I Maruwei seluas

6.776 ha, Blok II Belawan seluas 2.147 ha, Blok III seluas 1.309 ha dan Blok IV

seluas 429,30 ha. Lokasi tambang aktif sampai saat ini adalah Blok North Kawi

dan Blok SE Mantubuh serta Kawi Tengah yang keduanya terletak di wilayah KW

00 PB 0179. Blok yang dianggap prospek untuk daerah dengan kode wilayah KW

41
42

98 PB 0025 antara lain : Blok I (Maruwei), Blok II (Belawan) sedangkan untuk

Blok III dan Blok IV dianggap tidak prospek karena tidak mengandung batubara

atau kalaupun ada mempunyai dip yang curam. Berdasarkan hasil kompilasi data

geologi dan pemetaan geologi lapangan bahwa pada Blok IV tidak mengandung

batubara sedangkan di Blok III terdapat batubara dengan sebaran yang sedikit dan

arah dipnya masuk kedalam sungai besar, dan untuk Blok I Maruwei sebagian

dari wilayah tersebut tidak mengandung batubara sehingga ketiga blok tersebut

diatas akan dikembalikan kepada Pemerintah. Sistem penambangan yang

digunakan adalah sistem penambangan terbuka (open pit).

Pada pertengahan 2012, telah terjadi pergantian kontraktor tambang, PT

Marunda Grahamineral menggunakan jasa kontraktor tambang PT. Leighton

Contractors Indonesia (LCI). Lalu pada saat 2014 terjadi pergantian kontraktor

lagi dan saat ini PT. Marunda Grahamineral menggunakan jasa PT. Harmoni

Panca Utama (HPU).

3.1.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah

Secara administrasi wilayah PKP2B PT. Marunda Grahamineral terletak

pada kecamatan Laung Tuhup , Kabupaten Murung Raya, Provinsi Kalimantan

Tengah berada pada 0o17’31” LS sampai 0035’12” LS dan 114043’23” BT sampai

114047’23” BT. Penulis mencapai lokasi PT. Marunda Grahamineral dapat

ditempuh dengan cara, yaitu :


43

Tabel 3.1

Rute/Kesampaian Menuju Daerah Penelitian

No Rute/Kesampaian Situasi
1 Palangka Raya- Muara Teweh Kondisi jalan relatif
Transportasi : Kendaraan roda bagus, kondisi jalan
empat/mobil travel berlubang relatif minim.
Jarak : ±312 km. Perjalanan ditempuh
dalam waktu ± 7 jam.
2 Muara Teweh –Muara Laung (Pelabuhan Speed Kondisi jalan menuju
Boat pelabuhan mulus, namun
Transportasi : Kendaraan roda empat/mobil ketika beberapa
travel kilometer menuju
Jarak : ±91 km. pelabuhan melewati jalan
sempit perumahan
warga.
Perjalanan ditempuh ±2
jam.
3 Pelabuhan Speed Boat – Jamut Site Kondisi perjalanan relatif
Transportasi : Speedboat lancar melewati
sepanjang Sungai Barito.
Perjalanan ditempuh ±15
menit.
4 Jamut Site- Kawi Site Kondisi jalan relatif tidak
Transportasi : Kendaraan roda empat/mobil terlalu mulus.
sarana perusahaan Perjalanan ditempuh ±1
Jarak : 50 km jam.

Batas-batas PT. Marunda Grahamineral yaitu :

 Sebelah Utara berbatasan dengan PT. Laung Tuhup Coal dan PT. SAB

 Sebelah Selatan berbatasan dengan PT. Kuda Perdana Pratiwi (KPP)

dan PT Pusaka Tanah Persada

 Sebelah Barat berbatasan dengan PT. Murung Raya Coal.

 Sebelah Timur berbatasan dengan PT. Asmin Koalindo Tuhup dan PT

Lahai Coal.
44

3.1.2 Keadaan Iklim dan Curah Hujan.

Salah satu ciri tambang terbuka yang membedakannya dengan tambang

bawah tanah adalah pengaruh iklim pada kegiatan penambangan. Elemen-elemen

iklim seperti cuaca, temperatur serta tekanan udara dapat mempengaruhi kondisi

tempat kerja, efisiensi alat dan kondisi pekerja. Iklim di daerah PT. Marunda

Grahamineral adalah iklim tropis yang ditandai dengan terjadinya dua musim

yaitu musim hujan dan musim kemarau. Dari data curah hujan selama 3 tahun

(2018-2020), diketahui bahwa curah hujan tertinggi adalah 753 mm pada bulan

April (tahun 2020). Dan curah hujan terendah adalah 71 mm pada bulan Juli

(tahun 2019).

Tabel 3.2

Data Curah Hujan (2018-2020)


CURAH HUJAN ( MM )
BULAN Minimal ( mm ) Maximal ( mm ) Rata - rata ( mm )
2018 2019 2020
Januari 511 455 648 455 648 517.25
Februari 511 315 521 315 521 415.5
Maret 354 421 580 354 580 427.25
April 442 554 753 442 753 547.75
Mei 361 424 482 361 482 407
Juni 261 458 562 261 562 385.5
Juli 290 71 424 71 424 214
Agustus 164 241 334 164 334 225.75
September 210 80 372 80 372 185.5
Oktober 215 366 470 215 470 316.5
November 385 209 455 209 455 314.5
Desember 392 390 356 356 392 373.5
(Sumber : Departemen Engineering PT. Marunda GrahaMineral, 2021)
45

3.2 Kondisi Geologi Regional

3.2.1 Fisiografi Regional

Secara fisiografi daerah Kabupaten Murung Raya berupa

pedataran dan perbukitan dengan ketinggian sampai 500-1.000 m di

atas permukaan laut, serta terdapat bukit yang mempunyai kemiringan

landau, sedang hingga terjal. Pada umumnya Kabupaten Murung Raya

dengan luas wilayah sekitar 23.700 Km2, dari wilayah bagian selatan

hingga bagian timur merupakan dataran rendah, sedangkan kearah utara

dengan bentuk daerah berbukit-bukit lipatan, patahan yang dikelilingi

oleh hamparan pegunungan Muller/Schwanner.

3.2.2 Stratigrafi Regional

Daerah Sungai Laung dan sekitarnya termasuk ke dalam

Cekungan Barito Utara atau merupakan bagian tepi dari pengendapan

tersier di Cekungan Barito. Stratigrafi regional daerah penelitian dan

sekitarnya terdiri dari delapan formasi batuan sedimen dan dua formasi

batuan beku. Masing-masing formasi batuan dari tua ke muda di sekitar

daerah konsesi adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Formasi Batuan


No Formasi Keterangan

1 Formasi Tanjung (Tet)  Sedimen tertua di


dalam Cekungan
Barito
 Diendapkan pada
umur Eosen Bawah
 Terdiri dari :
perselingan batupasir
(kuarsa),batulempung
Bersambung Tabel 3.3
46

Lanjutan Tabel 3.3


dan batu lanau (bersisipan
batubara) dan bersisipan batu
gamping dan konglomerat.
 Formasi ini diluar konsesi
PT.Marunda Grahamineral.

2 Formasi Batupasir  Sedimen tertua di dalam


Halog (Teh) Cekungan Barito dan
Cekungan Upper Kuta
 Diendapkan pada
lingkungan laut dangkal
yang berenergi kuat
 Berumur Eosen Akhir,
sama umurnya dengan
Formasi Tanjung (Tet)
 Susunan batuannya terdiri
atas : batupasir kuarsa,
sedikit konglomerat dan
batulumpur, jarang
batugamping, berlapis
sedang sampai tebal.
 Tidak selaras diatas
kelompok Embaluh dan
Selangkai (Kse)
 Formasi ini diluar konsesi
PT. Marunda
Grahamineral.
3 Formasi Batupasir  Formasi Batu Halog dan
Haloq dan Batu Kelau Kelau susunan batuannya
(Teh+Tek) terdiri atas : serpih,
batulumpur, batulanau,
sedikit batupasir, berlapis
tipis sampai sangat tebal.
 Diendapkan pada
lingkungan laut dangkal
sampai delta
Bersambung Tabel 3.3
47

Lanjutan Tabel 3.3


 Selaras diatas Batupasir
Haloq
 Formasi ini ada di wilayah
konsesi PT. Marunda
Grahamineral.
4 Formasi Batu Ayau  Susunan batuannya terdiri
(Tea) atas : batupasir, batulumpur,
batulanau, umumnya
karbonan, setempat sisipan
batubara dan lignit
 Selaras di atas Formasi
Batu Kelau
 Diendapkan pada
lingkungan laut terbuka
sampai dangkal
 Umur Eosen Akhir –
Oligosen Awal
 Formasi ini ada di wilayah
konsesi PT. Marunda
Grahamineral dan
mendominasi susunan
batuan yang ada.
5 Formasi Ujohbilang  Susunan batuannya terdiri
(Tou) atas : batulumpur, sedikit
batupasir, sebagian
gampingan dan karbonan,
setempat tufaan
 Selaras diatas Formasi Batu
Ayau
 Diendapkan pada
lingkungan laut terbuka
sampai paparan luar
 Umur Oligosen Awal
 Satuan batuan pada formasi
ini terletak diluar sebelah
timur
 Formasi ini ada diluar
konsesi PT. Marunda
Grahamineral.

Bersambung Tabel 3.3


48

Lanjutan Tabel 3.3


6 Formasi Karamuan  Susunan batuannya terdiri
atas : batulumpur abu-abu
(Tomk) sebagian gampingan dan
berfosil; batupasir kuarsa
berlapis baik; batulanau abu-
abu kehijauan; bersisipan
gamping berfosil, batulanau
serpihan dan batulanau
karbonan.
 Diendapkan pada
lingkungan laut dangkal
sampai paparan luar
 Formasi ini ada di luar
Konsesi PT. Marunda
Grahamineral.
7 Formasi Purukcahu  Susunan batuannya terdiri
(Tomc) atas : batulempung berfosil,
kelabu tua, berselingan
dengan batulanau
mengandung lensa kecil dan
lapisan tipis batubara
vitrinit, dan batupasir
berstruktur perairan sejajar
dan konvolut, bersisipan
breksi berfragmen andesit,
dasit, geneis dan batubara,
matriks berupa batupasir
kasar mengandung fragmen
batubara vitrinit.
 Berumur Oligosen akhir
sampai Miosen Awal.
 Formasi ini ada di luar
konsesi PT. Marunda
Grahamineral
8 Batu Gunungapi  Susunan batuannya terdiri
Metulang (Tmqm) atas : andesit, basal, lava,
breksi lava, tuf, aglomerat,
breksi lahar bersusunan
andesit sampai basal.
Bersambung Tabel 3.3
49

Lanjutan Tabel 3.3


 Berumur Plio Plistosen
sampai Holosen.
 Formasi ini ada di luar
konsesi PT. Marunda
Grahamineral.
9 Batu Gunungapi  Susunan batuannya terdiri
Malasan (Tom) atas leleran andesit sampai
basal, breksi dan lahar dan
lahar, tufa dan sedikit riolit,
bersisipan tipis
batulempung dan batulanau.
 Berumur Oligosen Akhir.
 Formasi ini ada di luar
konsesi PT. Marunda
Grahamineral.
10 Intrusi Sintang (Toms)  Susunan batuannya terdiri
atas : andesit dan diorit,
setempat dasit berupa
sumbat, stok, retas dan retas
lempeng.
 Berumur Oligosen Akhir
sampai Miosen Awal
 Formasi ini ada di wilayah
konsesi PT. Marunda
Grahamineal
(Sumber : Departemen Geologi PT. Marunda Grahamineral, 2021).

3.2.3 Struktur Geologi Regional

Secara umum struktur geologi Cekungan Barito terdiri dari

struktur lipatan yang berarah sumbu relatif Barat Daya- Timur Laut

Litologi didominasi oleh batuan yang berumur Tersier sehingga

kehadiran sesar , Kelurusan dan lipatan diduga berhubungan erat

dengan kegiatan tektonik yang terjadi pada Zaman Tersier.


50

Gambar 3.1
Peta Geologi Regional

(Sumber : Peta Geologi Lembar Muaratewe,1715)

3.3 Kondisi Geologi Daerah Penelitian

3.3.1 Morfologi Daerah Penelitian

Secara wilayah konsesi tambang batubara PT. Marunda

Grahamineral mempunyai bentuk wilayah dataran – berbukit yang

terbentuk oleh proses pengendapan batuan sedimen. Daerah ini telah

mengalami proses pengangkatan dan pelipatan dengan kekuatan lemah-

kuat sehingga menghasilkan bentuk-bentuk wilayah atau relief yang

bervariasi dari datar hingga berbukit. Bentuk wilayah bergelombang-

berbukit dijumpai pada bagian dengan elevasi yang relatif lebih tinggi.

Bagian puncak dan lereng dari daerah perbukitan ini mengalami

pengikisan membentuk alur-alur drainase dari bagian yang tinggi ke

bagian yang lebih rendah, yaitu dari puncak lipatan ke dasar lipatan.

Alur-Alur tersebut bertemu di bagian yang lebih rendah yang

memiliki bentuk wilayah berombak hingga datar, membentuk dataran


51

aluvial yang agak lebar. Satuan-satuan morfologi yang menyusun

wilayah konsesi tambang batubara PT. Marunda Grahamineral adalah

morfologi perbukitan bergelombang sedang-kuat, morfologi perbukitan

bergelombang lemah-sedang, morfologi perbukitan kerucut dan

morfologi dataran aluvial.

Satuan morfologi perbukitan bergelombang sedang-kuat

mendominasi wilayah konsesi menempati ruas tengah hulu sungai-

sungai, memanjang di bagian timur wilayah studi dari utara ke selatan.

Morfologi ini dicirikan oleh perbukitan yang memanjang dan saling

berhubungan, beda tinggi antara puncak bukit dengan lembah terdekat

dapat mencapai 25-80 m, bentuk relatif seperti huruf “U”, batuan

penyusun umumnya batupasir. Satuan morfologi ini membentuk

wilayah bergelombang-berbukit dengan kemiringan lereng 25-45 %.

Satuan morfologi perbukitan bergelombang lemah-sedang

umumnya menempati daerah kiri kanan sepanjang sungai-sungai besar

(Sungai laung dan Sungai Maruwei), bentuk bukit membulat dan

dengan bentuk lembah relatif seperti huruf “U”, batuan penyusun

umumnya batulempung dan batulanau. Beda tinggi antara puncak bukit

dengan lembah terdekat berkisar antara 10 – 30 m. Satuan morfologi ini

mempunyai bentuk wilayah bergelombang-berbukit dengan kemiringan

lereng 10 – 25 %.

Satuan morfologi perbukitan kerucut dijumpai secara terpisah-

pisah, terutama di bagian kiri dan kanan Sungai Laung, bentuk bukit
52

kerucut dengan lereng sangat curam-terjal dan beda tinggi antara

puncak dan lembah terdekat dapat mencapai 50 – 100 m. Batuan

penyusun satuan morfologi ini adalah batuan beku intrusif andesite.

Satuan morfologi dataran aluvial menempati wilayah sekitar

sungai. Dataran ini berupa lembah-lembah di antara perbukitan.

Lembah-lembah ini bertemu dengan cekungan yang merupakan dataran

aluvial yang ada di sepanjang sungai-sungai besar di wilayah tersebut

seperti Sungai Laung dan Sungai Maruwei. Satuan morfologi ini

mempunyai bentuk wilayah datar-berombak dengan kemiringan lereng

0-8 %. Satuan morfologi yang menyusun daerah Blok Mantubuh

Selatan disusun menjadi 4 satuan yaitu : satuan perbukitan landai,

satuan perbukitan sedang, satuan bukaan tambang, satuan area disposal.

Satuan morfologi perbukitan bergelombang lemah-sedang

umumnya menempati daerah kiri kanan sepanjang sungai-sungai besar

(Sungai Laung dan Sungai Maruwei).

3.3.2 Stratigrafi Daerah Penelitian

Berdasarkan stratigrafi wilayah North Area (Menyago, Central

Kawi, East Kawi, North Kawi, Central Mantubuh dan Southeast,

Bambang, Bondang, Tahujan, Pendasiron secara umum terdiri dari 3

satuan batuan diurutkan dari tua ke muda, yaitu Satuan Batupasir Atas ,

Satuan Batulempung dan Satuan Batupasir Bawah perselingan

lempungan. Semua satuan batuan wilayah North Area pada umur/kala

Upper Eosen dan masuk kedalam Formasi Batu Ayau Bawah (Tea).
53

Namun ada beberapa lokasi yang mengindikasikan adanya intrusi

batuan beku/ Malasan Volcanic (Tom) berupa batu andesit.

Tabel 3.4 Stratigrafi Batuan Daerah Penelitian

No Satuan Batuan Deskripsi

1 Satuan Batupasir Atas  Dapat ditemui lapisan batupasir


berwarna putih sampai abu-abu,
pasir halus dengan kekerasaan
sedang, membutir serta
pemilahannya baik, porositas
tinggi dengan struktur masif-
laminasi. Terdapat sisipan lapisan
batulempung karbonan dan
batulumpur, terdapat lapisan tipis
lempung merah sangat keras dan
terdapat kuarsa.
2 Satuan Batulempung Seam :  Dapat ditemui 3 seam utama
Seam I (1IU/L, 1IIU/L) (parent seam) yaitu : Seam 1,
Seam A Seam A, Seam 2.
Seam 2(2U/L)  Seam 1 terdiri dari 4 sub seam
batubara yaitu :
Seam 1 IU, Seam 1 IL, Seam 1
IU, Seam 1IL
 Seam 1, Batubara hitam, segar,
getas, pecahan bersifat uneven,
Kekerasan batubara keras, Kilap
60 – 90 %, bright coal, terdapat
sisipan batulempung karbonan
dan pasir tufaan 5-25 cm,
ketebalan rata-rata 1,90-2,33m.
 Dapat ditemui lapisan
batulempung berwarna abu-abu
sampai hitam, lempungan lunak
sampai kekerasan sedang,
porositas rendah dengan struktur
masif-laminasi. Terdapat sisipan
Bersambung Tabel 3.4
54

Lanjutan Tabel 3.4


pasir dan batulempung karbonan,
terdapat lapisan tipis lempung
merah, sangat keras dan terdapat
cerat batubara.
 Seam A, dapat ditemui batubara
berwarna hitam, gores hitam, segar,
brittle, pecahan bersifat uneven,
kekerasan batubara keras, kilap
luster dengan tingkat kecerahan
warnanya 90 %, ketebalan rata-rata
0,65-0,92 m
 Ditemukan perselingan
batulempung dan batupasir
berwarna abu-abu sampai abu-abu
kehitaman, lempungan memiliki
kekerasan lunak-kekerasan
menengah dengan porositas rendah
dengan struktur masif-laminasi
bergelombang, dengan beberapa
lokasi terdapat sisipan batuan
karbonat, terdapat sisipan cerat
batubara.
 Seam 2, batubara berwarna hitam,
gores hitam, segar, brittle, pecahan
bersifat uneven, kekerasan batubara
keras, kilap luster dengan tingkat
kecerahan warnanya 90 %, terdapat
sisipan/parting lempung karbonan
5-10 cm, ketebalan rata-rata 1,95-
2,35 m.
3 Satuan Batupasir Bawah.  Terdapat intrusi batuan beku
Pada satuan batuan ini berupa andesit berwarna abu-abu,
terdapat intrusi batuan mempunyai kekerasan yang keras,
beku, sill andesit kandungan mineral piroksen,
Terdapat seam terdapat kuarsa.
utama/parent seam :  Seam 3, terdapat batubara
Seam 3 (3A,3B,3C), berwarna hitam-cokelat kehitaman,
Seam 4 (4U dan 4 L) segar namun pada SE Mantubuh
Seam 5 A03, umumnya adalah batubara
Seam 5 A01 terlapukan.
Bersambung Tabel 3.4
55

Lanjutan Tabel 3.4


Seam 5 A1 (Seperti batubara terbakar), brittle,
Seam 5 A2 permukaan tidak rata, keras,
Seam 5 (5U dan 5L) memiliki kilap luster dengan
keterangan warnanya 60-90 %. Pada
lapisan Seam 3 dibagi menjadi 3
seam batubara (3A,3B,3C). Untuk
SE Mantubuh, Seam 3A kontak
langsung dengan intrusi andesit
berbentuk sill, dan pada Central
Kawi Seam 3 memiliki perbedaan
kondisi tetapi terdapat perselingan
lempung tuffa diantara Seam 3A dan
3B. Untuk 3B, termasuk lempung
melensa. Ketebalan rata-rata 0,6-1,6
m.
 Ditemukan perselingan batupasir
dan batulempung, berwarna putih
sampai abu-abu, pasir halus-sedang
butiran membulat dengan kekerasan
sedang, termasuk pemilihan baik,
porositas tinggi dengan struktur
masif-laminasi. Terdapat sisipan
lapisan lempung karbonan dan
batulumpur, terdapat lapisan tipis
lempung merah, terdapat kuarsa.
Seam 4A, terdapat batubara
berwarna hitam, segar, getas/keras,
permukaan tidak rata, mempunyai
kekerasan yang keras, keterangan
warna 60-90 %, ketebalan rata-rata
0,3-0,85 m.
Seam 4, terdapat batubara berwarna
hitam, segar, getas/keras, pecahan
bersifat uneven,memiliki kilap luster
dengan keterangan warna 90 %,
disisipi dengan lempung karbon dan
pasir halus 5-25cm. Pada Mantubuh
sebagian dipisah menjadi 2 seam
(4U dan 4L). Hampir semua
batubara pada seam ini mempunyai
sisipan lempung berlensa.
Bersambung Tabel 3.4
56

Lanjutan Tabel 3.4


Ketebalan rata-rata 0,85-1,65m
 Seam 5 A0 (1,2,3) 5A (1,2,3 U/L, 4,
5U,6), ditemukan batubara berwarna
hitam, dengan kondisi segar tapi
lapuk, bersifat rapuh/getas, pecahan
bersifat uneven, dengan tingkat
kekerasan dari sedang sampai keras,
dengan kilap/cemerlang 40-60 %,
sisipan/parting lempung karbonan
5-15 cm. Ketebalan rata-rata 0,25-
1,1m.
 Ditemukan batupasir berwarna
putih sampai abu, pasir halus sampai
sedang, dengan tingkat kekerasan
keras, membundar baik dan
pemilihan baik, porositas tinggi
dengan dengan struktur masif-
laminasi, dimana laminasinya
adalah bergelombang, terdapat
lapisan tipis lempung karbonan dan
terdapat kuarsa.
 Seam 5, ditemukan batubara
berwarna hitam, segar, pecahan
berbentuk uneven sampai
blocky/kubus, kilap/cemerlang 90
%, sisipan lempung karbonan 5-25
cm, ketebalan rata-rata 1,5-3,5 m.
(Sumber : Departemen Geologi PT. Marunda Grahamineral, 2021).

3.3.3 Struktur Geologi Daerah Penelitian

Struktur geologi yang dijumpai di wilayah PT. Marunda

Grahamineral berupa sesar, perlipatan dan kelurusan yang secara umum

kearah Barat Daya-Barat Laut-Tenggara. Sesar terdiri dari sesar normal,

sesar geser, dan sesar naik yang melibatkan batuan sedimen. Kelurusan-

kelurusan ini diduga merupakan petunjuk sesar dan kekar yang berarah

sejajar dengan struktur umum. Lipatan-lipatan berupa sinklin dan


57

antiklin seperti halnya sesar dan kelurusan juga berarah sejajar dengan

struktur regional Timur Laut- Barat Daya.

Tabel 3.5 Keadaan Geologi PT. Marunda GrahaMineral

Lokasi Morfologi Formasi Struktur


Batuan
SE Mantubuh Gelombang Kuat Puruk Cahu dan  Intrusi
Karamuan batuan
beku
 Patahan
Bambang Haloq+ Batu 
Kelau
(Teh+Tek)
East Kawi Haloq + Batu  Patahan
Kelau
(Teh+Tek)
Central Haloq + Batu 
Mantubuh Kelau
(Teh+Tek)
Menyago Gelombang Kuat Puruk Cahu dan  Patahan
Karamuan
Central Kawi Gelombang Batu 
Lemah ayau,Haloq,
Batu Kelau
North Kawi Gelombang Haloq + Batu 
Lemah Kelau
(Teh+Tek)
Bondang Pegunungan Warukin  Intrusi
batuan
beku,
Patahan,
kekar,
Lipatan
Tahujan Gelombang Haloq + Batu 
Lemah Kelau
(Teh+Tek)
(Sumber : Departemen Geologi PT. Marunda Grahamineral, 2021).
58

3.4 Alat dan Bahan

3.4.1 Alat dan Bahan Pengambilan Data Lapangan

Alat dan Bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pengambilan

data ini adalah:

 Kamera Digital

 Buku Lapangan/ Buku Tulis

 Alat Tulis

 Alat Pelindung Diri (APD)

 Handphone

 Kalkulator

 Clipboard

 Stopwatch

 Perlengkapan pendukung lainnya

3.4.2 Alat dan Bahan Pengolahan Data

Alat dan Bahan yang digunakan dalam pengolahan data

penelitian ini adalah :

 Laptop

 Kalkulator

 Buku Tulis

 Alat Tulis
59

3.5 Tata Laksana Penelitian

3.5.1 Langkah Kerja

Penelitian ini dimulai dengan studi literatur yaitu pengumpulan

data-data literatur yang berkaitan dengan penelitian. Selanjutnya

dilakukan studi lapangan yang berhubungan dengan pengamatan data

yang meliputi :

1. Melakukan observasi lapangan dengan tujuan untuk mengetahui

tempat, serta kondisi lapangan, dimana akan diadakan pengamatan

dan pengambilan data.

2. Melakukan pengamatan dan pengumpulan data yang berkaitan

dengan cycle time, produktivitas, ketersediaan alat, waktu kerja, dan

faktor yang mempengaruhi produktivitas Backhoe PC 2000.

3. Melakukan analisis dan pengolahan data.

4. Hasil dari data digunakan untuk mengetahui faktor yang

mempengaruhi produktivitas Backhoe PC 2000 dan bagaimana

pengaruh produktivitas dari Backhoe PC 2000 sehingga didapat

solusi untuk permasalahan yang dapat dilakukan.

3.5.2 Metode Penelitian

Metode Penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode

kuantitatif yaitu metode penelitian yang bersifat induktif, objektif dan

diperoleh angka-angka atau pernyataan yang dinilai.


60

Metode penelitan yang dilakukan dalam mengumpulkan data-data

adalah sebagai berikut :

1. Metode Pustaka (Studi Literatur)

Studi Literatur yaitu melakukan studi atau mencari referensi

di perpustakan dengan membaca literatur yang berkaitan dengan

proses produktivitas Backhoe PC 2000 pada kegitan pengupasan

Overburden. Literatur yang digunakan berasal dari buku, jurnal

penelitian, laporan, serta internet berupa makalah-makalah yang

berhubungan dengan penelitian.

2. Metode Observasi (Pengumpulan Data)

Data yang berhubungan dengan permasalahan yang akan

dibahas dalam penulisan ini dikumpulkan dengan cara :

a. Pengambilan data primer (pengamatan lapangan), dilakukan

dengan cara mengamati secara langsung kegiatan di

lapangan. Data tersebut antara lain :

1. Data Cycle Time

2. Data Waktu Kerja tersedia

3. Produktivitas alat

4. Kesediaan alat

5. Faktor yang mempengaruhi produktivitas

6. Efisiensi Kerja

b. Pengambilan data sekunder :

1. Peta Kesampaian Daerah


61

2. Data Curah Hujan Daerah Penelitian

3. Peta Geologi Regional

4. Peta Geologi Daerah Penelitian

5. Spesifikasi Alat

3. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan melakuan beberapa

perhitungan dan penggambaran yang selanjutnya disajikan dalam

bentuk grafik-grafik atau rangkaian perhitungan.

4. Pembahasan

Melakukan analisa terhadap data-data hasil penelitian

sehingga didapatkan solusi guna penyelesaian masalah yang ada.

5. Kesimpulan dan Saran

Sebagai rekomendasi kepada perusahaan untuk

menyelesaikan permasalahan dilapangan yang terkait dengan hasil

penelitian ini.

3.6 Bagan Alir

Secara keseluruhan kegiatan penelitian dapat dijabarkan ke dalam bagan

alir pada gambar 3.2


62

Optimalisasi Produktivitas Backhoe PC 2000 Pada


Kegiatan Pengupasan Overburden Untuk Mencapai
Target Produksi di Pit Menyago PT. Marunda
GrahaMineral

Rumusan Masalah :
Apa Saja Alat yang digunakan Pada Kegiatan pengupasan overburden di PT.
Marunda Grahamineral?
Apa Saja Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Backhoe PC 2000 Pada
Kegiatan Pengupasan Overburden di PT. Marunda Grahamineral?
Bagaimana Pengaruh Produktivitas Terhadap Pencapaian Target Produksi?

Studi Literatur

Pengambilan Data

Data Primer : Data Sekunder :


Data Cycle Time Peta Kesampaian Daerah
Data Waktu Kerja tersedia Data Curah Hujan Daerah Penelitian
Produktivitas alat Peta Geologi Regional
Kesediaan alat Peta Geologi Daerah Penelitian
Faktor yang mempengaruhi produktivitas Spesifikasi Alat
Efisiensi Kerja Data plan produksi overburden

Analisis dan Pengolahan Data :


Mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi produktivitas
Backhoe PC 2000 (Diagram Fishbone).
Mengetahui pengaruh produktivitas terhadap pencapaian
target produksi (Metode Regresi Linear)

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran


63

Gambar 3.2 Bagan Alir Penelitian

3.7 Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian berlangsung selama dua bulan lebih dari Bulan

Juli 2021 sampai Agustus 2021 pada Departemen Engineering PT. Marunda

Grahamineral. Dengan rincian pelaksanaan kegiatan pada Table 3.6

Tabel 3.6 Waktu Penelitian


Waktu (Minggu Ke)
No Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8
               
1 Registrasi                
2 Induksi di Kantor                
3 Observasi Lapangan                
4 Studi Literatur                
5 Pengumpulan Data                
Pengolahan dan
6                
Analisis Data
7 Penyusunan Laporan                

You might also like