You are on page 1of 13

Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan

http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jkpp
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018. Hal. 63-75
P-ISSN 2337-7623 E-ISSN 2337-7615

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN WAJIB BELAJAR 12 TAHUN


DI KABUPATEN KOLAKA

Khairunnisa*, Agus Tinus


Pascasarjana, Universitas Muhammadiyah Malang, Indonesia
*Email: khairunnisasinda@gmail.com

Abstract: The purpose of this study is to describe 1) the implementation of the 12-year
compulsory education policy in Kolaka Regency; 2) obstacles encountered in implementing
the 12 year compulsory education policy in Kolaka Regency; 3) the efforts of schools and
the government in overcoming problems encountered in the implementation of 12-year
compulsory education in Kolaka Regency. The type of research used is descriptive qualitative.
Informants in this study are: a) Secretary of the Kolaka Regency Education Office; b) head of
the primary and secondary education division of Kolaka Regency; c) the principal; d) parents
of students; and e) students. Data collection techniques are interviews, observation and
documentation. Stages of data analysis are data reduction, data presentation and conclusions.
To check the validity of the data using triangulation of data and sources. Research result; 1) the
implementation of the 12-year compulsory education policy in Kolaka Regency consists of 3
main elements, namely implementing the policy. program, target group. 2) the constraints to
implementing the 12-year compulsory education in Kolaka Regency are the lack of budget,
zoning system, lack of parents' understanding of education and lack of children's interest
in school, weak economy, lack of facilities and infrastructure, lack of teachers in remote
areas. 3) efforts made on the implementation of 12-year compulsory education namely the
Department of Education prioritize the more important and urgent, schools accept according
to the capacity of the class and students can register outside the zoning area, provide
understanding to the community about the importance of education, conduct socialization
to the community to participate free of charge and provide scholarships for underprivileged
children, submit proposals for procurement of facilities and infrastructure, appoint contract
teachers to remote areas.
Keywords: Policy; Implementation; Compulsory Education.

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan 1) implementasi kebijakan
wajib belajar 12 tahun di Kabupaten Kolaka; 2) kendala yang dihadapi dalam implementasi
kebijakan wajib belajar 12 tahun di Kabupaten Kolaka; 3) upaya sekolah dan pemerintah
dalam mengatasi masalah yang dihadapi dalam implementasi wajib belajar 12 tahun di
Kabupaten Kolaka. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Informan
dalam penelitian ini yaitu: a) Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Kolaka; b) kepala
bagian pendidikan dasar dan menengah Kabupaten Kolaka; c) kepala sekolah; d) orang tua
siswa; dan e) siswa. Teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi.
Tahapan analisis data yaitu reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Untuk mengecek
keabsahan data menggunakan triangulasi data dan sumber. Hasil penelitian; 1) implementasi
kebijakan wajib belajar 12 tahun di Kabupaten Kolaka terdiri dari 3 unsur utama yaitu
pelaksana kebijakan. adanya program, sasaran kelompok. 2) kendala implementasi wajib
belajar 12 tahun di Kabupaten Kolaka yaitu minimnya anggaran, sistem zonasi, kurangnya
pemahaman orang tua tentang pendidikan dan kurangnya minat anak untuk sekolah,
ekonomi lemah, sarana dan prasarana yang kurang, kekurangan guru pada daerah terpencil.
3) upaya yang dilakukan pada implementasi wajib belajar 12 tahun yaitu Dinas Pendidikan
memperioritaskan yang lebih penting dan mendesak, sekolah menerima sesuai dengan
daya tampung kelas dan peserta didik boleh mendaftar di luar wilayah zonasi, memberikan
pemahaman kepada masyarakat mengenai pentingnya pendidikan, melakukan sosialisasi
kepada masyarakat agar ikut berpartisipasi tanpa dipungut biaya dan memberikan beasiswa
bagi anak yang kurang mampu, mengajukan proposal pengadaan sarana dan prasarana,
mengangkat guru kontrak pada daerah terpencil.
Kata kunci: Kebijakan; Implementasi; Wajib Belajar.

63
64

PENDAHULUAN program wajib belajar pendidikan dasar 9


Pendidikan adalah suatu proses dalam (sembilan) yang didasari dengan konsep
rangka mempengaruhi peserta didik supaya “pendidikan dasar untuk semua” yang pada
mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin hakekatnya berarti penyediaan akses yang
dalam lingkungannya serta dengan demikian sama untuk semua anak.
akan menimbulkan perubahan-perubahan Undang-undang Dasar 1945 telah
dalam dirinya yang memungkinkan menyatakan secara tegas bahwa salah satu
pendidikan tersebut berfungsi dalam tujuan Negara Republik Indonesia adalah
kehidupan bermasyarakat. Pendidikan mencerdaskan kehidupan bangsa salah satu
merupakan sarana yang sangat penting cara untuk dapat mencapai tujuan tersebut
dalam membentuk Sumber Daya Manusia yaitu dengan pendidikan. Pendidikan
(SDM) berkualitas yang mampu bersaing merupakan hak asasi setiap warga negara
dalam menghadapi era globalisasi (Zamzuri, yang sangat berperan penting bagi
2016). Pendidikan memiliki peran penting kesuksesan dan kesinambungan pembangunan
dalam mempersiapkan sumber daya manusia suatu bangsa. Adapun penjabaran lebih
dalampembangunansuatunegara(Musyaddad, lanjut mengenai pendidikan tersebut yaitu
2013). Oleh karena itu pendidikan sangat tercantum pada pasal 31 ayat 1 yang berbunyi
penting dalam mempersiapkan sumber “Setiap warga negara berhak mendapatkan
daya manusia dalam pembangunan suatu pendidikan (2) setiap warga negara wajib
bangsa dan negara. mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah
Pendidikan juga mempunyai peran wajib membiayainya”. Menjalankan sistem
yang strategis yaitu menyiapkan generasi tersebut, pemerintah mengeluarkan program
yang berkualitas untuk kepentingan masa wajib belajar 9 tahun yang ditujukan untuk
depan. Melalui pendidikan akan lahir peserta didik SD dan SMP. Sebagaimana
sumber daya manusia yang berkualitas, dalam Undang-undang Sisdiknas No 20
terampil, dan terasah untuk menghadapi Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
berbagai tantangan zaman yang akan Nasional pada pasal 6 ayat (1) bahwa setiap
datang (Montolalu, 2015). Pendidikan warga negara yang berusia tujuh sampai
sebagai pilar masa depan yang menjadikan dengan lima belas tahun wajib mengikuti
hal tersebut wajib di dapatkan oleh setiap pendidikan dasar dan selanjutnya pada
individu (Millah, Ruyadi, & Nurdin, 2015). pasal 17 ayat (2) dijelaskan bahwa yang
Pendidikan dapat membantu manusia dimaksud dengan pendidikan dasar
untuk meyiapkan generasi menjadi sadar adalah berbentuk sekolah dasar (SD) dan
terhadap peran dan tanggung jawabnya madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain
dan meyediakan generasi yang berkualitas yang sederajat serta sekolah menengah
untuk menghadapi tantangan masa depan. pertama (SMP) dan madrasah Tsanawiyah
Sesuai dengan hasil penelitian bahwa (MTs), atau bentuk lain yang sederajat
pendidikan telah dominan meningkatkan (Republik Indonesia, 2003).
kesetaraan dan keadilan sosial serta memainkan Wajib belajar ini diharapkan untuk
peran kunci dalam membentuk kemampuan memberikan pendidikan minimal bagi
manusia untuk mengembangkan kapasitas warga negara Indonesia untuk dapat
manusia agar tercipta pertumbuhan serta mengembangkan potensi dirinya agar
pembangunan yang berkelanjutan (Todaro dapat hidup mandiri di dalam masyarakat
& Smith, 2003) & (Usman & Nasir n.d.). atau melanjutkan pendidikan ke jenjang
Pendidikan salah satu aspek terpenting bagi yang lebih tinggi. Program wajib belajar
pembangunan bangsa dan negara, menyadari merupakan salah satu program pendidikan
hal itu maka pada tahun 1994 telah dimulai yang telah dicanangkan oleh pemerintah

Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan,Volume 6, Nomor 1, Januari 2018, hal 63-75
65

untuk anak-anak usia sekolah sampai Program Pendidikan Menengah


dengan jenjang yang telah ditentukan yakni Universal (PMU) merupakan tahapan
SMA, telebih lagi ketika diberlakukannya paling awal dari implementasi Wajib Belajar
otonomi daerah maka secara otomatis 12 Tahun, karena belum semua daerah
pemerintah daerah mempunyai wewenang mampu dan siap melaksanakan kebijakan
untuk menentukan sampai jenjang mana tersebut. Penggunaan kata “Wajib Belajar”
pelaksanaan program pendidikan wajib diganti dengan “Pendidikan Menengah
belajar sekolah menengah di daerah Universal” (Handayani, 2012). Hal ini
yang akan dilkasanakan atau dijalankan. sesuai juga dengan kebijakan yang telah
Pemberian otonomi ini dimaksudkan dituangkan dalam Rencana Strategis
untuk lebih memandirikan daerah dan (renstra) Kementrian Pendidikan Nasional
memberdayakan masyarakat sehingga lebih bahwa salah satu tujuan yang akan dicapai
leluasa dalam mengatur dan melaksanakan dari pembangunan pendidikan menengah
kewenangan atas prakarsa sendiri (Putera, adalah tersedia dan terjangkaunya layanan
2010) pendidikan menengah yang bermutu,
Program wajib belajar 12 tahun relevan dan berkesetaraan di semua
terdiri dari jenjang pendidikan dasar dan provinsi dan kota. Pendidikan menengah
menengah yakni pada jenjang SD, SMP universal yang menjadi sasarannya yaitu
sampai dengan jenjang SMA. Menurut setiap warga negara yang berusia 16 (enam
penelitian sebelumnya (Ratnawati, Suwitri, belas) sampai dengan 18 (delapan belas)
& Rengga, 2013) bahwa tujuan dari tahun yang artinya bahwa setiap warga
program wajib belajar 12 tahun adalah negara yang berusia 7-18 tahun wajib
meningkatkan akses dan pemerataan mengikuti pendidikan dasar sampai dengan
pelayanan pendidikan menengah yang SMA.
berkualitas dan terjangkau untuk seluruh Sesuai dengan Peraturan Daerah
penduduk dan diharapkan dengan adanya Kabupaten Kolaka Nomor 13 Tahun 2014
program ini masyarakat dapat mengenyam Tentang Sistem Pendidikan Daerah pada
pendidikan minimal sampai dengan SMA pasal 5 ayat (1) bahwa warga masyarakat
atau sederajat. (Kusuma, Suhartono, & yang berusia 7 (tujuh) sampai 18 (delapan
Kantor Kementerian Agama Provinsi belas) tahun wajib mengikuti pendidikan
Kalimantan Barat, 2013). Mengatakan dasar dan menengah sampai tamat (Bupati
bahwa keseriusan pemerintah dalam Kabupaten Pasuruan, 2016). Akan tetapi
menjaga kesinambungan Program Wajar mulai tahun 2017 SMA/MA/SMK akan
Dikdas 9 Tahun dan banyaknya lulusan SMP dialihkan ke Provinsi meskipun demikian
sederajat yang tidak melanjutkan sekolah Kabupaten Kolaka tetap melaksankana
serta masih belum layak bekerja sehingga program wajib belajar 12 tahun dengan
bila tidak sekolah akan memiliki dampak mengacu pada Permendikbud no 80 tahun
sosial kurang baik maka pada tahun 2013 2013 tentang Pendidikan Menengah
yang lalu pemerintah pusat mengeluarkan Universal. Berdasarkan Perda tersebut
kebijakan Program Wajib Belajar 12 Tahun dapat di pahami bahwa Program Wajib
atau yang lebih dikenal dengan Pendidikan Belajar 12 tahun yaitu usia tujuh (7)
Menengah Universal (PMU) (Welly, sampai delapan belas (18) tahun untuk
2015). Pendidikan Menengah Universal seluruh masyarakat usia sekolah untuk
merupakan suatu program yang dikeluarkan mengikuti pendidikan sesuai dengan
oleh pemerintah yang harus diikuti oleh jenjang pendidikan yang dilakukan secara
warga masyarakat atas tanggung jawab terpadu dan berkelanjutan yang melibatkan
pemerintah dan pemerintah daerah. orang, kelompok, dan lembaga masyarakat

Khairunnisa, Agus Tinus, Implementasi Kebijakan Wajib Belajar 12 Tahun


Di Kabupaten Kolaka
66

(Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, tahap ini, seluruh data yang telah diperoleh
2013). mengenai implementasi kebijakan wajib
Sehubungan dengan permasalahan belajar 12 tahun, kendala yang dihadapi
sebagaimana diuraikan di atas, maka dalam pelakasanaan wajib belajar 12 tahun
penelitian ini diarahkan pada rumusan dan upaya yang dilakukan untuk mengatasi
masalah sebagai berikut. 1) Bagaimana masalah dalam pelaksanaan program wajib
implementasi kebijakan program wajib belajar 12 tahun di kumpulkan menurut
belajar 12 tahun di Kabupaten Kolaka? klasifikasinya masing-masing. 2) Reduksi
2) Apa kendala yang dihadapi dalam data, yaitu peneliti merangkum, memilih
implementasi kebijakan program wajib hal-hal yang pokok, memfokuskan pada
belajar 12 tahun di Kabupaten Kolaka? 3) hal-hal yang penting dan membuang
Bagaimana upaya sekolah dan pemerintah yang tidak perlu dari data yang telah
dalam mengatasi masalah yang dihadapi dikumpulkan. 3) Penyajian data, setelah
dalam melaksanakan kebijakan program direduksi, selanjutnya peneliti menyajikan
wajib belajar 12 di Kabupaten Kolaka? data. Data yang disajikan merupakan
Tujuan dari penelitian ini adalah data yang telah direduksi. Penyajian data
untuk mendeskripsikan 1) implementasi berupa pengelompokan data sesuai dengan
kebijakan wajib belajar 12 tahun di tema yang telah di tentukan berdasarkan
Kabupaten Kolaka. 2) kendala yang rumusan masalah penelitian. Penyajian
dihadapi dalam implementasi kebijakan data disajikan dalam bentuk teks yang
wajib belajar 12 tahun di Kabupaten bersifat naratif agar mudah dipahami dan
Kolaka. 3) upaya sekolah dan pemerintah menentukan kerja selanjutnya. 4) Penarikan
dalam mengatasi masalah yang dihadapi kesimpulan. Penarikan kesimpulan
dalam implementasi wajib belajar 12 tahun berdasarkan data-data yang telah disajikan
di Kabupaten Kolaka. dan kemudian disimpulkan sesuai dengan
fokus dan rumusan masalah dalam
METODE penelitian sehingga didapat kesimpulan
Penelitian ini menggunakan kualitatif, yang bermakna.
metode kualitatif merupakan studi yang
mendalam menggunakan teknik pengumpulan HASIL DAN PEMBAHASAN
data langsung dari orang dalam lingkungan Implementasi wajib belajar 12 tahun di
alamiahnya. Pada penelitian kualitatif, peneliti Kabupaten Kolaka
menguraikan secara deskriptif mengenai Pada bagian ini, peneliti memaparkan
implementasi kebijakan wajib belajar 12 hasil temuan berdasarkan hasil wawancara,
tahun di Kabupaten Kolaka. Penelitian ini observasi dan dokumentasi dari berbagai
dilakukan di Dinas Pendidikan Kabupaten responden mengenai implementasi wajib
Kolaka dan beberapa sekolah yang ada belajar 12 tahun yang dideskripisikan
di Kabupaten Kolaka yaitu di SDN 2 sebagai berikut.
Lamokato, SMPN 2 kolaka dan SMA
Negeri I Kolaka di Kabupaten Kolaka. Pelaksana kebijakan wajib belajar 12 tahun
Teknik pengumpulan data dilakukan Aktor yang paling berperan penting
dengan metode observasi, wawancara dan dalam pelaksanaan wajib belajar 12
dokumentasi. Teknik analisis data dalam tahun di Kabupaten Kolaka adalah Dinas
penelitian ini mengacu pada tahapan yang Pendidikan Provinsi (Kendari) dan Dinas
dijelaskan oleh Miles dan Hubernam yaitu Pendidikan Kabupaten Kolaka, satuan
menggunakan empat tahapan sebagai pendidikan dasar dan menengah dan
berikut:1) Pengumpulan data, yaitu pada masyarakat yang usia 7-18 tahun yang

Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan,Volume 6, Nomor 1, Januari 2018, hal 63-75
67

menjadi sasaran dalam pelaksanaan wajib pendidikan dasar dan menengah tanpa
belajar 12 tahun. dipungut biaya dan memberikan bantuan
bagi siswa yang kurang mampu sehingga
Dinas Pendidikan apabila ada anak yang usia sekolah di
Pelaksanaan wajib belajar 12 kabupaten Kolaka yang putus sekolah
tahun di Kabupaten Kolaka adalah atau yang tidak lulus pendidikan dasar
tanggung Dinas Pendidikan Kabupaten dan menengah maka wajib menyelesaikan
Kolaka dan satuan pendidikan yang ada di pendidikannya tanpa di pungut biaya dan
Kabupaten Kolaka. Implementasi sebuah mengikuti program paket A, B dan C.
kebijakan perlu dilakukan penyampaian Dinas Pendidikan dalam pelaksanaan wajib
informasi mengenai kebijakan yang akan belajar 12 tahun melakukan pengawasan
dilakukan kepada pelaksana kebijakan pada satuan pendidikan yang menjadi
agar setiap pihak yang terlibat memahami tanggung jawabnya masing-masing.
tugas dan tanggung jawabnya sehingga Berdasarkan dokumen tentang
dalam pelaksanaannya tidak menimbulkan wajib belajar bahwa pemerintah daerah
kesalahan. Begitupun pada pelaksanaan wajib melaksanakan pengawasan program wajib
belajar 12 tahun, Dinas Pendidikan Kabupaten belajar pada satuan pendidikan di daerah
Kolaka mensosialisasikan wajib belajar 12 masing-masing. Dinas pendidikan melakukan
tahun kepada sekolah dan masyarakat. pengawasan ke sekolah-sekolah sesuai dengan
Kebijakan terbaru pada tahun 2017 tanggung jawabnya. Pengawasan wajib
yaitu untuk SMA/MA/SMK diambil alih belajar oleh Dinas Pendidikan terbagi menjadi
dan dikelola oleh Pemerintah Provinsi dua yaitu pengawas binaan dan pengawas
Sulawesi Tenggara (Kendari) sehingga untuk mata pelajaran. Pengawas binaan berfungsi
mempermudah dalam pelayanan pendidikan untuk mengawasai seluruh perangkat
pada tingkat SMA maka Pemerintah Povinsi sekolah misalnya sarana dan prasaran,
akan mendirikan UPTD di Kabupaten Kota. tenaga pendidik dan lain-lain sedangkan
Akan tetapi meskipun SMA/MA/SMK di pengawas mata pelajaran yaitu mengawasi
kelolah oleh Provinsi, biaya pendidikan guru khusus mata pelajaran dan perangkat-
dari SD sampai SMA tetap gratis untuk perangkat pembelajaran.
pendaftaran dan sumbangan pembinaan Wajib belajar 12 tahun agar terlaksana
pendidikan (SPP). dengan maksimal maka dibutuhkan dana
Pada pelaksanaan program wajib yang cukup dalam pelaksanaanya. Adapun
belajar 12 tahun melibatkan berbagai pihak dana pendidikan di kabupaten Kolaka
yang saling berkoordinasi. Pihak-pihak bersumber dari APBN dan APBD. Ini sesuai
yang terlibat yaitu Dinas Pendidikan, UPTD dengan data anggaran pendidikan yang di
Pendidikan, sekolah, dam masyarakat. peroleh dari Neraca
Jurnal Pendidikan
Kebijakan kabupaten
dan Pengembangan Pendidikan
Volume x, Nomor x, xxxxxx
Pemerintah daerah menjami setiap Kolaka yaitu padaISSN: tabelxxxx-xxxx;
1 sebagai berikut.
EISSN: xxxx-xxxx
penduduknya yang berusia 7-18 tahun
berkoordinasi. Pihak-pihak yang terlibat yaitu Tabel 1. data anggaran pendidikan Kabupaten Kolaka
untuk menempuh pendidikan mimimal Tahun Jumlah Anggaran
Dinas Pendidikan, UPTD Pendidikan, sekolah, dam
sampai jenjang
masyarakat. yang
Pemerintah telah
daerah ditetapkan
menjami setiap 2015 276,6 M
yakni SMA dengan membebaskan
penduduknya yang berusia 7-18 tahun untuk biaya 2016 258,7 M
pendaftaran.
menempuh pendidikan mimimal sampai jenjang 2017 231,2 M
Sumber: Neraca Pendidikan Kabupaten Kolaka
Berdasarkan
yang telah hasilyakni
ditetapkan observasi
SMAdandengan
studi
dokumen tentang Penjaminan wajib belajar
membebaskan biaya pendaftaran.
Data diatas menunjukkan bahwa pemerintah
bahwa pemerintah
Berdasarkan hasil daerah
observasidandan satuan
studi Data diatas menunjukkan bahwa
daerah Kabupaten Kolaka sudah menyediakan dana
dokumen tentang Penjaminan wajib
pendidikan menjamin terselenggaranya belajar bahwa pemerintah daerah Kabupaten Kolaka
pendidikan untuk menunjang program wajib
pemerintah daerah dan satuan pendidikan menjamin
program wajib belajar minimal pada jenjang sudah menyediakan dana pendidikan
belajar. Meskipun belum mencapai 20% akan tetapi
terselenggaranya program wajib belajar minimal
pemerintah dan satuan pendidikan memanfaatkan
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah tanpa
Khairunnisa, semaksimal
Agus Tinus, mungkin
Implementasi denganWajib
Kebijakan caraBelajar
mengalokasikan
12 Tahun
dipungut biaya dan memberikan bantuan bagi siswa
dana secara tepat sasaran. Di Seiring Kolaka
Kabupaten dengan
yang kurang mampu sehingga apabila ada anak
pertumbuhan penduduk yang usia sekolah semakin
yang usia sekolah di kabupaten Kolaka yang putus
meningkat di Kabupaten Kolaka menyebabkan
sekolah atau yang tidak lulus pendidikan dasar dan
keterbatasan sarana prasaran yang tersedia. Oleh
menengah maka wajib menyelesaikan
68

untuk menunjang program wajib belajar. pimpinan sekolah. Sekolah menerima


Meskipun belum mencapai 20% akan peserta didik dari lingkungan sekolah sesuai
tetapi pemerintah dan satuan pendidikan dengan daya tampung serta melaksanakan
memanfaatkan semaksimal mungkin dengan wajib belajar yang bermutu dan memenuhi
cara mengalokasikan dana secara tepat sasaran. standar nasional pendidikan.
Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang Berdasarkan dokumen tentang pedoman
usia sekolah semakin meningkat di Kabupaten penerimaan peserta didik bahwa pada
Kolaka menyebabkan keterbatasan sarana satuan pendidikan wajib menerima peserta
prasaran yang tersedia. Oleh karena itu didik dari lingkungan sekitarnya tanpa
Pemerintah Kabupaten Kolaka melakukan diskriminasi sesuai dengan daya tampung
pembangunan sekolah dan penambahan satuan pendidikan yang bersangkutan dan
sarana prasarana sampai ke daerah-daerah. diselenggarakan melalui jalur pendidikan
Sesuai dengan Data Yang Diperoleh formal atau jenis yang lain. Hal ini
Dari Data Pokok Pendidikan Dasar Dan menunjukkan bahwa pelaksanaan wajib
Menengah bahwa jumlah sekolah yang belajar 12 tahun pada satuan pendidikan,
ada di Kabupaten Kolaka yang terdata sekolah wajib menerima peserta didik sesuai
sampai pada tahun 2017 adalah untuk dengan zona atau wilayah sekolah tanpa
jenjang SD:182 sekolah, SMP:52 sekolah diskriminasi dan sesuai dengan aturan yang
dan SMA/SMK:26 sekolah. Hal ini ada dan diselenggarakan melalui pendidikan
membuktikan bahwa pemerintah serius formal, non formal dan informal.
dalam melaksanakan program wajib Implementasi wajib belajar 12 tahun
belajar 12 tahun dan apabila masih ada agar terlaksana dengan maksimal maka
sekolah yang kekurangan sarana prasarana dibutuhkan dana untuk menunjang terlaksanaya
maka sekolah dapat menamba sarana wajib belajar 12 tahun. Satuan pendidikan
dan prasarana sesuai dengan kebutuhan bertanggungjawab dalam pengalokasian dana
sekolah. pendidikan secara efektif dan efisien.
Berdasarkan hasil observasi dan Berdasarkan hasil observasi di
dokumentasi yang dilakukan di SD, SMP Sekolah yang menjadi objek penelitian
dan SMA yang menjadi objek penelitian yaitu SDN 2 Lamokato, SMPN 2 Kolaka
bahwa sarana dan prsarana sudah lebih dari dan SMAN I Kolaka, bahwa sekolah ikut
pada cukup untuk menunjang pelaksanaan aktif dalam pelaksanaan kebijakan wajib
wajib belajar, akan tetapi tidak terlepas belajar 12 tahun dan tidak memungut biaya
juga dari pada kekurangan-kekurangan. pendidikan karena sudah ada dana batuan
Sesuai dengan data guru yang dari pemerintah seperti dana BOS, PIP dan
diperoleh dari Data Pokok Pendidikan bantuan buku dan lain-lain
Dasar dan Menengah tahun 2017 bahwa Sesuai dokumen tentang sistem
jumlah tenaga pendidik yang ada di pendidikan daerah di Kabupaten Kolaka
kabupaten Kolaka yaitu untuk SD: 2.416 bahwa pemerintah daerah berkewajiban
orang, SMP: 775 orang, SMA: 345 orang menyediakan dana guna menuntaskan
dan SMK: 384 orang. Akan tetapi bagi program wajib belajar 12 (dua belas) tahun.
sekolah yang masih kekurangan guru maka Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan
dapat merekrut guru honorer sesuai dengan wajib belajar 12 tahun pada satuan
kebutuhan sekolah. pendidikan di Kabupaten Kolaka tidak
dipungut biaya karena sudah di tanggung
Satuan Pendidikan oleh pemerintah dan sekolah juga memiliki
Pelaksanaan wajib belajar pada dana BOS sehingga semua keperluan siswa
satuan pendidikan adalah tanggung jawab di tanggung oleh sekolah kecuali baju

Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan,Volume 6, Nomor 1, Januari 2018, hal 63-75
69

olahraga dan magang. pendidikan daerah di Kabupaten Kolaka


Selain dana pendidikan, satuan bahwa pemerintah daerah berkewajiban
pendidikan menyediakan sarana dan menyediakan dana guna menuntaskan
prasaran yang cukup dalam pelaksanaan program wajib belajar 12 (dua belas)
wajib belajar 12 tahun. Satuan pendidikan tahun dan memberikan bantuan kepada
mendayahgunakan semua sarana dan masyarakat yang kurang mampu.
prasarana yang ada disekolah. Selanjutnya, Selain membebaskan biaya pendaftran
pada implementasi wajib belajar 12 dan SPP, pemerintah mendirikan SMP
satuan pendidikan bertanggung jawab terbuka dan SMP atap guna memudahkan
dalam mengelola tenaga pendidik akses bagi siswa yang rumahnya jauh dari
dan kependidikan. Satuan pendidikan sekolah. salah satu upaya yang dilakukan
menempatkan guru sesuai dengan disiplin oleh Dinas Pendidikan untuk melaksanakan
ilmunya dan melakukan pembinaan wajib belajar 12 tahun adalah mendirikan
dan pengembangan terhadap guru SMP atap dan SMP terbuka. Ini membuktikan Jurnal Kebijakan

melalui berbagai kegiatan baik yang di bahwa pemerintah serius dalam melaksanakan ISSN

selenggarakan oleh pihak sekolah maupun programSelain


wajibmembebaskan
belajar 12 tahun
biaya ditandai
pendaftrandengan
dan melebihi dari target ya
pemerintah dengan tujuan meningkatkan adanya program-program
SPP, pemerintah mendirikan SMPyang dilaksanakan
terbuka dan SMP pemerintah yang teda
atap guna memudahkan akses bagi siswa yang Kabupaten Kolaka tahu
kompotensi dan angka kredit untuk sebagai penunjang
rumahnya dalamsalah
jauh dari sekolah. pelaksanaan wajib menunjukkan bahwa pr
satu upaya yang
menaikkan pangkat sehingga dapat belajar 12 tahun
dilakukan olehini. Dinas Pendidikan untuk tahun dapat dikatakan
meningkatkan kualitas mutu pendidikan. melaksanakan wajib belajar 12 tahun adalah terdapat kekurangan-keku
mendirikan SMP atap dan SMP terbuka. Ini Sedangkan untuk
b. membuktikan
Sasaran bahwawajib pemerintah
belajar 12serius
tahun dalam (APM) Kabupaten Kolak
a. Program Pelaksanaan
melaksanakan programProgram wajib
wajib belajar belajar mencapai target yang
12 tahun
Program wajib belajar 12 tahun 12 tahun
ditandai di Kabupaten
dengan Kolaka tentu yang
adanya program-program sangat pemerintah. Terlepas d
dilaksanakan sebagai penunjang dalam pelaksanaan
di kabupaten Kolaka bertujuan untuk menarik minat masyarakat usia sekolah partisipasi
wajib belajar 12 tahun ini.
kasar (APK) d
terdapat angka putus se
meningkatkan akses pelayananan pendidikan. untuk melanjutkan pendidikan sampai dengan data dokumen an
Salah satu program yang dilakukan oleh ke b.jenjang
Sasaran SMA. Adapun
wajib belajar 12 tahun yang menjadi peroleh dari Dinas Ka
pemerintah Kabupaten Kolaka untuk sasaran Pelaksanaan
programProgram wajibwajib belajar 12 tahun
belajar 12 tahun sebagai berikut.
di Kabupaten Kolaka tentu sangat menarik minat
menunjang pelaksanaan wajib belajar 12 tahun adalah masyarakat
masyarakat yanguntuk
usia sekolah usia melanjutkan
7-18 tahun Tabel 3. Data Angka Putus
adalah proram pendidikan gratis dalam hal ini yang ada di Kabupaten Kolaka. yang
pendidikan sampai ke jenjang SMA. Adapun Untuk Jenjang Pendidikan
menjadi sasaran program wajib belajar 12 tahun SD
sekolah membebaskan biaya pendaftaran dan mengukur keberhasilan yang menjadi SMP
adalah masyarakat yang usia 7-18 tahun yang ada di
SPP serta pungutan-pungutan lainnya. sasaran dari program wajib belajar
Kabupaten Kolaka. Untuk mengukur keberhasilan 12 SMA
Dinas pendidikan dan satuan tahun
yang dapat diketahui
menjadi sasaran melalui
dari program APK12dan Sumber: Dinas Pendidikan K
wajib belajar
pendidikan memanfaatkan semaksimal APM.tahunAngka partisipasi
dapat diketahui melaluikasar
APK merupakan
dan APM. Berdasarkan tabel m
Angka partisipasi kasar merupakan indikator utama sekolah di setiap jenjan
mungkin anggaran dari APBN dan APBD indikator utama untuk mengukur ketuntasan yaitu pada jenjang SMA
untuk mengukur ketuntasan wajib belajar 12 tahun.
untuk memastikan pembiayaan pendidikan wajib belajar
Berikut tabel 12 tahun.
2 data APK Berikut
dan APM tabel 2 data penyebabnya adalah fak
Kabupaten
gratis dan terjangkau mulai pada jenjang APK dan APM Kabupaten Kolaka.
Kolaka. itu sendiri.
sekolah dasar sampai pada jenjang Tabel 2. Data APK dan APM Kabupaten Kolaka Kendala yang dihada
menengah atas. Berdasarkan observasi di 2014 2015 2016 program wajib belajar 1
Jenjang
Sekolah yang menjadi objek penelitian Pendidikan
Berdasarkan hasil
APM APK APM APK APM APK dokumentasi terdapat
yaitu SDN 2 Lamokato, SMPN 2 Kolaka dihadapi dalam pelaksana
99,88
dan SMAN I Kolaka, bahwa sekolah ikut SD/MI
91,5 110,5 85,7 99,0 85,7
% 12 tahun di Kabupaten
aktif dalam pelaksanaan kebijakan wajib 1% 0% 9% 0% 9% kendala tersebut yaitu; a
sistem zonasi; c) kurang
belajar 12 tahun dan tidak memungut biaya 69,4 89,34 76,8 97,0 87,0
97,51
terhadap pendidikan dan
SMP/MTs %
pendidikan karena sudah ada dana bantuan 3% % 1% 1% 2%
untuk sekolah; d) keadaa
dari pemerintah seperti dana BOS, PIP, SMA/SM 55,2 82,27 73,9 95,7 71,6
95,97 prasarana ; f) kekuranga
% daerah terpencil; dan g)
serta bantuan buku dan lain-lain. K/MA 8% % 7% 2% 5%
menjadi kendala dalam p
Sesuai dokumen tentang sistem Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten belajar 12 tahun di k
Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa minimnya anggaran sehin
angka partisipasi aksar (APK) wajib belajar 12 terhadap pelayanan pend
Khairunnisa, Agus Tinus, Implementasi Kebijakan Wajib Belajar 12 Tahun
tahun untuk jenjang SD sampai SMA sudah
Di Kabupaten Kolaka
70

Berdasarkan tabel dapat diketahui pelaksanaan program wajib belajar 12


bahwa angka partisipasi aksar (APK) wajib tahun di kabupaten kolaka adalah minimnya
belajar 12 tahun untuk jenjang SD sampai anggaran sehingga dapat mempengaruhi
SMA sudah melebihi dari target yang telah terhadap pelayanan pendidikan dan sistem
ditetapkanJurnaloleh pemerintah
Kebijakan yang Pendidikan
dan Pengembangan tedapat
Volume x, Nomor x, xxxxxx
zonasi yang mengharuskan sekolah untuk
di dalam RPJMDISSN: Kabupaten
xxxx-xxxx; Kolaka tahun
EISSN: xxxx-xxxx menerima peserta didik yang dekat dengan
a pendaftran dan
2014-2019. Hal ini menunjukkan
melebihi dari target yang telah ditetapkan oleh
bahwa sekolah.
terbuka dan SMP program
pemerintah wajib belajar di12 dalam
yang tedapat tahunRPJMDdapat Kurangnya pemahaman orang tua
bagi siswa yang dikatakan tuntas meskipun
Kabupaten Kolaka masih terdapat
tahun 2014-2019. Hal ini terhadap pendidikan yang menyebabkan
h satu upaya yang kekurangan-kekurangan.
menunjukkan bahwa program wajib belajar 12 anak lebih memilih bekerja dibandingkan
ndidikan untuk tahun Sedangkan
dapat dikatakan untuk angka
tuntas partisipasi
meskipun masih sekolah dan yang menjad tantangan dalam
2 tahun adalah terdapat kekurangan-kekurangan.
murni (APM) Kabupaten Kolaka masih pelaksanaan program wajib belajar 12
MP terbuka. Ini Sedangkan untuk angka partisipasi murni
ada yang belum mencapai target yang tahun ini adalah faktor eksternal atau faktor
ah serius dalam (APM) Kabupaten Kolaka masih ada yang belum
belajar 12 tahun
telah ditentukan oleh pemerintah. Terlepas
mencapai target yang telah ditentukan oleh
lingkungan. Lingkungan memberikan
m-program yang dari
pemerintah. Terlepas angka
meningkatnya partisipasi angka
dari meningkatnya kasar pengaruh yang sangat besar kepada anak,
alam pelaksanaan (APK) di kasar
partisipasi Kabupaten
(APK) diKolaka
Kabupatenmasih terdapat
Kolaka masih terutama anak yang belum memahami
angka
terdapat putus sekolah.
angka putus HalHaliniini didukung
sekolah. didukung pentingnya pendidikan dan ketika siswa
dengan datadokumen
dengan data dokumen angkaangka putus sekolah
putus sekolah yang di banyak melakukan pelanggaran di sekolahnya
n peroleh didariperoleh
yang Dinas Kabupaten
dari Dinas Kolaka pada 3
Kabupaten yang menyebabkan anak berhenti sekolah.
b belajar 12 tahun sebagai berikut.
Kolaka pada 3 sebagai berikut. Masalah selanjutnya adalah ekonomi
at menarik minat
tuk melanjutkan Tabel 3. Data Angka Putus Sekolah Kabupaten Kolaka lemah terutama bagi anak yang rumahnya
MA. Adapun yang Jenjang Pendidikan Jumlah Anak Putus Sekolah jauh dari sekolah dan tidak memiliki
belajar 12 tahun SD 45 orang kendaraan sehingga anak ynag kurang
tahun yang ada di SMP 264 orang mampu lebih memilih untuk bekerja.
SMA 725 orang
ukur keberhasilan
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Kolaka
Meskipun pendidikan di Kabupaten Kolaka
m wajib belajar 12 dilaksanakan secara yaitu pembebasan
APK dan APM. Berdasarkan tabel tabel
masih terdapat
Berdasarkan masihangka putus
terdapat biaya pendaftaran dan uang komite akan
n indikator utama sekolah di setiap jenjang dan yang paling tinggi
belajar 12 tahun.
angka putus sekolah di setiap jenjang dan tetapi siswa masih punya tanggungan yaitu
yaitu pada jenjang SMA. Adapun yang menjadi
APM Kabupaten yang paling tinggi yaitu pada jenjang SMA.
penyebabnya adalah faktor ekonomi dan individu
baju olahraga dan kebutuhan-kebutuhan
Adapun
itu sendiri.yang menjadi penyebabnya adalah mendesak lainnya.
faktor ekonomi dan individu itu sendiri. Adapun hambatan-hambatan yang
bupaten Kolaka Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan dihadapi oleh sekolah yang menjadi objek
5 2016 program wajib
Kendala yangbelajar
dihadapi12 tahun
dalam pelaksanaan penelitian di SDN 2 Lamokato Kolaka,
Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan
program wajib belajar 12 tahun
dokumentasi terdapat berbagai kendala yang
SMPN 2 Kolaka dan SMAN I Kolaka yaitu
APK APM APK
dihadapi dalam pelaksanaanhasil
Berdasarkan program wawancara,
wajib belajar masih kekurangan sarana dan prasarana
99,88
99,0 85,7 observasi, dan dokumentasi
12 tahun di Kabupaten Kolaka. Adapun terdapat
kendala- berupa ruang kelas, laboratorium dan
%
0% 9% berbagai kendala
kendala tersebut yaitu; yang dihadapi
a) minimnya dalam
anggaran; b) computer, kekurangan sarana dan prasaran
97,51 pelaksanaan
sistem zonasi; program wajib
c) kurangnya belajarorang
perhatian 12 tahun
tua berupa ruang kelas, laboratorium kompter
97,0 87,0
% terhadap pendidikan dan kurangnya
di Kabupaten Kolaka. Adapun kendala- minat anak dan komputer. Sarana dan prasaran sangat
1% 2%
untuk sekolah; d) keadaan ekonomi; e) sarana dan
kendala tersebut yaitu; a) minimnya dibutukan untuk pelaksanaan wajib belajar
95,97 prasarana ; f) kekurangan guru terutama pada
95,7 71,6
% anggaran; b) sistem zonasi; c) kurangnya
daerah terpencil; dan g) sistem zonasi, dan yang
karena tanpa adanya sarana dan prasarana
2% 5%
perhatian orang
menjadi kendala dalam tuapelaksanaan
terhadapprogram
pendidikan
wajib yang memadai maka proses pembelajaran
n dan kurangnya minat anak untuk
belajar 12 tahun di kabupaten kolaka adalah sekolah; tidak terlaksana secara maksimal.
diketahui bahwa d) keadaan
minimnya ekonomi;
anggaran e) mempengaruhi
sehingga dapat sarana dan Hal ini sesuai dengan hasil observasi
wajib belajar 12 prasarana ; f) kekurangan
terhadap pelayanan pendidikan danguru terutama
sistem zonasi dan dokumentasi yang dilakukan di SMP
pai SMA sudah pada daerah terpencil; dan g) sistem 2 Kolaka dan SMAN I Kolaka bahwa
zonasi, dan yang menjadi kendala dalam terdapat komputer yang sudah tidak layak

Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan,Volume 6, Nomor 1, Januari 2018, hal 63-75
71

pakai sehingga sekolah harus menyewa Implementasi wajib belajar 12 tahun di


komputer untuk pelaksanaan UNBK. Kabupaten Kolaka
Implementasi kebijakan adalah
Upaya yang di lakukan untuk mengatasi serangkaian keputusan dan tindakan
permasalahan pelaksanaan wajib yang bertujuan melaksanakan keputusan
belajar 12 tahun pemerintah atau keputusan legislasi
Berdasarkan data yang diperoleh negara yang telah dibuat atau dirumuskan
di lapangan maka dilakukanlah upaya- sebelumnya (Rawita, 2010). Program
upaya yang meliputi: Pertama, Dinas wajib belajar 12 tahun Di Kabupaten
Pendidikan Kabupaten Kolaka dalam Kolaka sudah di implementasikan. Wajib
mengelola anggaran memperioritaskan belajar 12 tahun di Kabupaten Kolaka
kebutuhan yang penting dan mendesak mengacu pada Peraturan Daerah Tentang
sehingga anggaran yang ada dapat Sistem Pendidikan Daerah bahwa warga
dialokasikan sesuai dengan kebutuhan. masyarakat yang berusia 7-18 tahun wajib
Kedua, sekolah menerima peserta didik mengikuti pendidikan dasar dan menengah
sesuai sistem zonasi dan sesuai dengan sampai tamat (Kabupaten Kolaka, 2014).
daya tampung sekolah dan peserta didik (Tachjan, 2006) menjelaskan bahwa
boleh mendaftar di luar wilayah zonasi ada enam unsur yang mutlak harus ada
dikarenakan jumlah sekolah yang ada di dalam implementasi sebuah kebijakan
Kabupaten Kolaka belum merata. Ketiga, yaitu: Pertama, adalah unsur pelaksana.
Dinas Pendidikan dan sekolah melakukan Pelaksanaan kebijakan merupakan pihak-
sosialisasi kepada masyarakat mengenai pihak yang menjalankan baik organisasi
pentingnya pendidikan dan melibatkan atau perorangan untuk bertanggung jawab
masyarakat dalam kegiatan-kegiatan yang dalam memperoleh pelaksanaan dan
diselenggarakan oleh pemerintah seperti pengawasan dari proses implementasi
perayaan hari kemerdekaan dan lain-lain. tersebut. Implementasi kebijakan wajib
Keempat, pemerintah dan sekolah belajar 12 tahun di Kabupaten Kolaka
melakukan sosialisai kepada masyarakat adalah tanggung jawab Dinas Kabupaten
agar ikut berpartisipasi dalam pendidikan Kolaka dan satuan pendidikan.
tanpa dipungut biaya dan memberikan Dalam pelaksanaan wajib belajar
beasiswa kepada masyarakat yang kurang 12 tahun di Kabupaten Kolaka Dinas
mampu. Sedangkan bagi siswa yang putus Pendidikan bertanggungjawab dalam
sekolah maka dianjurkan untuk mengikuti mengontrol sekolah-sekolah yang ada
pendidikan tanpa dipungut biaya dan di Kabupaten Kolaka dan menyediakan
siswa yang umurnya melebihi dari anggaran bagi satuan pendidikan dan
standar yang ditetapkan maka dianjurkan memfasilitasi satuan pendidikan berupa
untuk mengikuti paket A, B dan C yang sarana dan prasarana, tenaga pendidik bagi
diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan. sekolah yang membutuhkan.
Kelima, bagi sekolah yang kekurangan Dinas pendidikan Kabupaten Kolaka
sarana dan prasarana misalnya kekurangan melakukan pengawasan kepada satuan
ruang kelas, laboratorium komputer dan pendidikan sesuai dengan tanggung
komputer maka sekolah mengajukan proposal jawabnya masing-masing. Pengawasan
permohonan kepada pemerintah daerah pada satuan Pendidikan di Kabupaten
maupun pusat. Keenam, yang dilakukan Kolaka terbagi menjadi dua yaitu pengawas
Dinas Pendidikan adalah mengangkat guru binanaan dan pengawas mata pelajaran.
kontrak untuk di tempatkan di daerah-daerah Hal ini sesuai dengan hasil wawancara
tertentu. yang menyatakan bahwa Dinas Pendidikan

Khairunnisa, Agus Tinus, Implementasi Kebijakan Wajib Belajar 12 Tahun


Di Kabupaten Kolaka
72

melakukan pangawasan kepada sekolah- daerah terpencil, sehingga dapat menjadi


sekolah seperti mengawasi perangkat hambatan dalam pelaksanaan wajib belajar.
sekolah misalnya sarana dan prasarana, Hal tersebut sama dengan hasil penelitian
tenaga pendidik dan lain-lain. Sedangkan yang dilakukan oleh (Sunarno, 2013)
pengawas mata pelajaran yaitu mengawasi tentang Studi Implementasi Kebijakan
guru mata pelajaran dan perangkat- Pendidikan Sekolah Gratis Program Wajib
perangkat pembelajaran seperti RPP dan Belajar 9 Tahun yang menunjukkan bahwa
lain-lain. masih terdapat masalah dalam implementasi
Kedua yaitu adanya program yang wajib belajar 9 tahun antara lain kurangnya
dilaksanakan. Kebijakan publik tidak sosialisasi, sarana dan prasarana yang
mempunyai arti penting tanpa adanya kurang memadai, kurangnya pemerataan
tindakan nyata yang dilakukan dengan guru dan peningkatan kualitas guru dan
berbagai program atau kegiatan. Salah pendanaan yang masih kurang.
satu program yang dilakukan dalam Selain sumber daya manusia,
pelaksanaan wajib belajar12 tahun adalah diperlukan dana dalam melaksanakan
membebaskan biaya pendaftaran dan SPP program wajib belajar yang bersumber
serta pungutan-pungutan lainnya. Hal ini dari APBN dan APBD. Pelaksanaan
sesuai dengan hasil wawancara dengan wajib belajar 12 tahun masih terdapat
responden yang menyatakan bahwa dalam kendala yang dihadapi misalnya minimnya
pelaksanaan wajib belajar 12 tahun di anggaran pendidikan. Hal ini sesuai
Kabupaten Kolaka yaitu membebaskan dengan pendapat Nanang fattah (Arif
biaya pendidikan berupa uang pendaftaran Rohman, Dardiri, & Setya Raharja, 2014)
dan uang komite. bahwa kurangnya kualitas pendidikan di
Ketiga adalah kelompok sasaran. Indonesai disebabkan oleh kurangnya
Kelompok sasaran yaitu sekelompok orang anggaran pendidikan. Keterbatasan dana
atau organisasi yang akan menerima barang akan berpengaruh terhadap pelayanan
atau jasa yang akan dipengaruhi perilakunya pendidikan seperti masih kurangnya sarana
oleh kebijakan. Sasaran wajib belajar 12 dan parasarana bagi sekolah.
tahun adalah masyarakat yang usia 7-18 Hal lain yang menjadi kendala
tahun yang ada di Kabupaten Kolaka. dalam wajib belajar ini adalah sistem
Adapun anak yang usianya sudah melewati zonasi. Dengan adanya sistem zonasi maka
batas usia sekolah maka disarankan untuk sekolah wajib menerima peserta didik di
mengikuti program paket yaitu Paket A, wilayah sekolah, akan tetapi di Kabupaten
B dan C yang diselenggarakan oleh Dinas Kolaka belum sepenuhnya menerapkan
Pendidikan. kebijakan tersebut karena jumlah sekolah
Sesuai dengan hasil wawancara masih belum merata. Hal ini sesuai dengan
mengengai wajib belajar 12 tahun bahwa pernyataan responden bahwa sistem zonasi
program tersebut mendapat respon positif belum diterapkan secara total karena
dari masyarakat kabupaten Kolaka di tandai keterbatasan daya tampung sekolah yang
dengan meningkatnya angka partisipasi ada sehingga peserta didik boleh mendaftar
kasar selama peraturan di terapkan. di luar wilayah zonasi.
Selanjutnya yaitu kondisi sosial, status
Kendala yang dihadapi pada implementasi sosial orang tua dan pendidikan orang tua
wajib belajar 12 tahun di Kabupaten Kolaka sangat mempengaruhi terhadap pendidikan
Pelaksanakan program wajib belajar anaknya. Sehingga ada beberapa anak yang
12 tahun di kabupaten kolaka jumlah guru putus sekolah disebabkan dengan kondisi sosial
masih belum mencukupi terutama pada atau lingkungan yang dapat mempengaruhi

Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan,Volume 6, Nomor 1 , Januari 2018, hal 63-75
73

anak. Hal tersebut sesuai dengan hasil tersebut dapat tersalurkan tepat sasaran dan
penelitian yang dilakukan oleh (Bagi et sesuai dengan kebutuhan. Disamping itu
al., n.d.2016) Mengenai Implementasi Hak Dinas Penididikan mengajukan permohon
Pendidikan Anak Dikaitkan Dengan Wajib penambahan anggaran. Kedua, sekolah
Belajar 9 Tahun menunjukkan bahwa menerima peserta didik di luar wilayah
tidak terimplementasinya dengan baik zonasi dengan pertimbangan bahwa jumlah
dikarenakan faktor lingkungan, faktor sekolah yang ada di Kabupaten Kolaka
keluarga, faktor ekonomi, faktor tingkat masih kurang.
pendidikan keluarga yang rendah dan Ketiga, Pemerintah dan Satuan
faktor kemauan pada diri anak itu sendiri. Pendidikan melakukan sosialisasi kepada
Terakhir adalah kondisi politik dimana masyarakat mengenai pentingnya pendidikan
Program wajib belajar 12 ini merupakan untuk masa depan anak-anak dan melibatkan
implementasi dari visi misi Bupati masyarakat dalam kegiatan-kegiatan yang
Kabupaten Kolaka dalam hal peningkatan diselenggarakan oleh pemerintah seperti
pelayana pendidikan. perayaan hari kemerdekaan dan lain. Hal ini
sama dengan yang dilakukan oleh (Berlian,
Upaya terhadap kendala dalam Peneliti, Pada Puslitjaknov, & Kemdiknas,
implementasi kebijakan wajib belajar n.d., 2011) Tentang Faktor-Faktor Yang
12 tahun di Kabupaten Kolaka Terkait Rendahnya Pencapaian Wajib Belajar
Pencapaian sasaran program wajib Pendidikan Dasar 9 Tahun bahwa upaya untuk
belajar 9 tahun, pemerintah telah menyusun mengatasi masalah tersebut adalah melakukan
strategi, antara lain meningkatkan jumlah sosialisasi dan memberikan pemahaman
dan daya tampung SLTP, mengangkat guru kepada masyarakat tentang pentingnya
baru, menyediakan lebih banyak sarana pendidikan.
belajar, mengajukan anggaran yang lebih Keempat, Pemerintah dan Satuan
besar untuk pendidikan, membebaskan Pendidikan melakukan sosialisasi dan
uang sekolah dan mensubsidi sekolah mengajak kepada masyarakat untuk ikut
swasta (Prayitno Didi, 2008). berpatisipasi dalam pendidikan tanpa
Selanjutnya (Ulfatin, Mukhadis, & dipungut biaya dalam hal ini membebaskan
Imron, n.d., 2010) ada banyak alternatif biaya pendaftran dan uang komite serta
yang bisa ditawarkan untuk mengatasi memberikan bantuan kepada siswa yang
penuntasan wajib belajar 9 tahun di kurang mampu berupa uang maupun
antaranya adalah (1) mendirikan sekolah seragam sekolah. Hal ini sama dengan
(SMP) berasrama, (2) mendirikan yang dilakukan oleh (Nada Nazopah,
(menambah) SMP baru, (3) perluasan SD- 2012) tentang Penuntasan Wajib Belajar
SMP satu atap, dan (4) mengefektifkan Sembilan Tahun di Kota Mataram, NTB
Kejar Paket B. Hal ini sama dengan bahwa Beasiswa merupakan pemberian
upaya-upaya yang dilakukan oleh Dinas bantuan kepada siswa yang kurang mampu
Pendidikan dan satuan pendidikan baik yang berasal dari pemerintah pusat.
Kabupaten Kolaka. Adapun upaya yang Kelima, Pemerintah melakukan
dilakukan oleh Dinas pendidikan dan pembangunan sekolah baru pada daerah
satuan pendidikan Dikabupaten Kolaka terpencil dan mendirikan SMP terbuka dan
adalah sebagai berikut: SMP atap. Sedangkan Satuan Pendidikan
Pertama, Dinas pendidikan dalam yang kekurangan sarana dan prasarana
pengalokasian anggaran harus melihat maka mengajukan permohonan pengadaan
pada kebutuhan-kebutuhan yang penting sarana dan prasarana kepada pemerintah
dan mendesak agar anggaran yang minim baik pusat maupun daerah.

Khairunnisa, Agus Tinus, Implementasi Kebijakan Wajib Belajar 12 Tahun


Di Kabupaten Kolaka
74

Keenam, upaya yang dilakukan Dinas untuk sekolah tanpa dipungut biaya dan
Pendidikan untuk daerah yang kekurangn memberikan bantuan bagi siswa yang
guru, maka Pemerintah Daerah melakukan kurang mampu; d) Dinas Pendidikan
pemerataan guru dengan cara mengangkat melakukan pembangunan sekolah baru,
guru kontrak untuk ditempatkan di daerah mendirikan SMP terbuka dan SMP atap
dan ini sudah dilakukan oleh Pemerintah sedangkan sekolah yang kekurangan
Kabupaten Kolaka. sarana dan prasarana maka mengajukan
permohonan pengadaan sarana dan
SIMPULAN prasarana; e) dinas pendidikan mengangkat
Berdasarkan hasil pembahasan guru kontrak untk daerah terpencil.
yang telah dinyatakan, maka peneliti Berdasarkan hasil penelitian yang
menyimpulkan sebagai berikut: telah dipaparkan, maka dapat diberikan
Implementasi kebijakan wajib saran-saran sebagai berikut: Pelaksanaan
belajar 12 (dua belas) tahun di Kabupaten program wajib belajar 12 tahun sebaiknya
Kolaka adalah tanggung jawab dinas lebih diperhatikan lagi terutama pada
pendidikan dan satuan pendidikan. Adapun daerah-daerah terpencil.
program yang dilakukan untuk menunjang Pelaksanaan program wajib belajar
pelaksanaan wajib belajar 12 tahun di 12 tahun tidak akan bisa berhasil tanpa
Kabupaten Kolaka adalah membebaskan adanya sarana dan parasarana yang
biaya pendidikan berupa biaya pendaftaran cukup memadai dana yang cukup, oleh
dan SPP, mendirikan SMP terbuka, SMP karena itu pemerintah diharapkan lebih
atap dan program paket A, B dan C. Sasaran memperioritaskan lagi dalam hal sarana dan
dari kebijakan wajib belajar 12 tahun prasaran serta anggaran untuk pendidikan.
adalah masyarakat yang berusia 7-18 tahun Pelaksanaan program wajib belajar
dan adapun anak yang usianya melebihi 12 tahun tidak akan bisa tercapai dengan
usia batas sekolah maka disarankan untuk maksimal tanpa adanya kerja sama dengan
mengikuti pendidikan paket A, B dan C. lembaga-lembaga yang terkait, sehingga
Kendala yang dihadapi dalam dibutuhkan keterlibatan dari pemerintah,
pelaksanaan program wajib belajar 12 sekolah dan masyarakat serta unsur-unsur
tahun di Kabupaten Kolaka secara umum lainnya. Kepada Dinas pendidikan, hasil
yaitu: a) minimnya anggaran; b) kurangnya penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi
pemahaman masyarakat mengenai terkait dengan pelaksanaan program wajib
pentingnya pendidikan dan anak yang belajar 12 tahun.
kurang minat untuk belajar; c) ekonomi
lemah; d) sarana dan prasarana; dan e) DAFTAR PUSTAKA
kekurangan guru terutama pada daerah Usman, & Nasir. (n.d.). Implementasi
terpencil. Manajemen Stratejik Dalam
Upaya yang telah dilakukan oleh Pemberdayaan Sekolah Manajemen
pemerintah daerah dalam rangka mnegatasi Kejuruan.
kendala-kendala dalam pelaksanaan Arif Rohman, Dardiri, A., & Setya Raharja.
program wajib belajar 12 tahun adalah: (2014). Kebijakan Politk Anggaran
a) mengalokasikan dana untuk kebutuhan Pendidikan Kota Yogyakarta. Jurnal
yang penting dan mendesak; b) melakukan Penelitian Ilmu Pendidikan, 7(2).
sosialisasi tentang pentingnya pendidikan Bagi, T., Yang, A., Di, B., Kopi, W., Tridharma,
dan melibatkan masyarakat dalam P., Kebomas, K., Winarsih, E. (n.d.).
kegiatan-kegitana yang diselenggarakan Implementasi Hak Pendidikan Anak
oleh Pemerintah; c) mengajak masyarakat Dikaitkan Dengan Wajib Belajar

Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan,Volume 6, Nomor 1 , Januari 2018, hal 63-75
75

(Wajar) 9 Tahun Bagi Anak Yang yang Mempengaruhi Pelaksanaan


Bekerja Di Warung Kopi Pujasera Program Wajib Belajar Pendidikan
Tridharma Kecamatan Kebomas Dasar Sembilan Tahun. Jurnal
Kabupaten Gresik. Sosietas, 5(Nomor 1).
Berlian, N., Peneliti, V., Pada Puslitjaknov, Prayitno Didi. (2008). Partisipasi Masyarakat
M., & Kemdiknas, B. (n.d.). dalam Implementasi Kebijakan
Faktor-faktor yang Terkait dengan Pemerintah (Studi Kasus Pelaksanaan
Rendahnya Pencapaian Wajib Belajar Program Wajib Belajar Sembilan
Pendidikan Dasar 9 Tahun. Tahun Di Distrik Semangga, Kabupaten
Handayani, T. (2012). Menyongsong Merauke). Universitas Diponegoro.
Kebijakan Pendidikan Menengah Putera, R. E. (2010). Formulasi
Universal: Pembelajaran Dari Kebijakan Anggaran Pendidikan
Implementasi Wajar Dikdas 9 Tahun. dalam Mewujudkan Peningkatan
Jurnal Kependudukan Indonesia, Pemerataan Pendidikan Era Otonomi
7(1), 39–56. Daerah di Kabupaten Solok. Jurnal
Kabupaten Kolaka. (2014). Peraturan Demokrasi, 9(Nomor 2), 205–226.
Daerah Kabupaten Kolaka Nomor Ratnawati, D., Suwitri, S., & Rengga, A.
3 Tahun 2014 Tentang Sistem (2013). Implementasi Peraturan
Pendidikan Daerah. Kabupaten Daerah Kabupaten Kudus Nomor 2
Kolaka: Kabupaten Kolaka. Tahun 2010 Tentang Wajib Belajar
Kusuma, W., Suhartono, D., & Kantor 12 (Dua Belas) Tahun di Kabupaten
Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Kudus. Semarang. Retrieved from
Barat, P. (2013). Implementasi Kebijakan http://www.fisip.undip.ac.id
Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Rawita, I. S. (2010). Kebijakan Pendidikan
9 Tahun Pada Pondok Pesantren Salafiyah Teori, Implementasi dan Monev.
Di Kabupaten Kubu Raya Implementation Yogyakarta: PT. Kurnia Alam
Of Compulsory Study Program For 9 Semesta.
Years Basic Education Policy At Pesantren Republik Indonesia. (2003). Undang-
Salafiyah In Kubu Raya District. undang Republik Indonesai Nomor
Kusuma Wardani Welly. (2015). 20 tahun 2003 Tentang Sistem
Implementasi Program wajib Belajar Pendidikan Nasional. Jakarta.
12 Tahun Di Provinsi DKI Jakarta Sunarno. (2013). Impelemntasi Kebijakan
(Studi Kota Administrasi Jakarta Pendidikan Sekolah Gratis Program
Timur). Journal Of Politic and wajib Belajar 9 Tahun. Universitas
Govemment Studies, 4(2), 371–388. Terbuka.
Montolalu, A. A. (2015). Peran Pemerintah Todaro, P, M., & Stephen C. Smith. (2003).
dalam Mewujudkan Pendidikan Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ke
Wajib Belajar di Kecamatan Matuari Tiga (Delapan). Jakarta: Erlangga.
Kota Bitung. Ulfatin, N., Mukhadis, A., & Imron, A.
Musyaddad. (2013). Problematika Pendidikan (n.d.). Profil Wajib Belajar 9 Tahun
Di Indonesia. Problematika Pendidikan Dan Alternatif Penuntasannya.
Di Indonesia, 4. Zamzuri, M. (2016). Pengaruh Minat
Nada Nazopah. (2012). Penuntasan Wajib Belajar Dan Perhatian Orang Tua
Belajar Sembilan Tahun di Kota Terhadap Prestasi Belajar Siswa Jalur
Mataram, NTB. Universitas Malang. Kms Kelas Xi Smkn 3 Yogyakarta.
Nur Millah, F., Ruyadi, Y., & Nurdin, E. Pengaruh Minat Belajar, 4(nomor
S. (2015). Analisis Sosial Budaya 8), 583–590.

Khairunnisa, Agus Tinus, Implementasi Kebijakan Wajib Belajar 12 Tahun


Di Kabupaten Kolaka

You might also like