You are on page 1of 4

MAKALAH TREND KEPERAWATAN DIMASA MENDATANG

“Membangun dan mempertahankan budaya inovasi dalam Akademisi keperawatan, Penelitia


n, Kebijakan, dan Praktek”

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan

Disusun oleh :
Kelompok 3
1. Rosmiyati Amanda (P1337420622127)
2. Ummi Muhammad Annur (P1337420622137)
3. Dien Ariyandani (P1337420622148)
4. Allisya Faatihah (P1337420622158)
5. Syariifah Nela Tawang Sari (P1337420622168)
6. Hafizh Hibatullah Zuhdil (P1337420622178)

PRODI DIV KEPERAWATAN SEMARANG KELAS ALIH JENJANG


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIA KESEHATAN SEMARANG
TAHUN 2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengatasi tantangan untuk menanamkan inovasi ke dalam jalinan perawatan k
esehatan terlebih dahulu membutuhkan pemahaman yang realistis tentang apa yang di
perlukan oleh inovasi. Inovasi didefinisikan sebagai “proses penerapan produk, layana
n, dan /atau solusi baru yang menciptakan nilai baru” (Melnyk & Raderstorf, 2021).
Melekat dalam definisi ini adalah pemahaman bahwa inovasi itu sendiri adalah sebua
h proses, dan bukan hanya sebuah produk. Terkadang berasal dari solusi dan manuver
taktis lainnya, inovasi adalah pendekatan strategis untuk pemecahan masalah dan men
ciptakan cara baru untuk memberikan perawatan berkualitas tinggi.
Salah satu ilustrasi umum tentang kegagalan sistemik harian dari sistem peraw
atan kesehatan AS adalah proliferasi solusi (Debono et al., 2013). Nyatanya, bagi ban
yak perawat, layanan kesehatan di Amerika tampaknya merupakan salah satu solusi y
ang bagus. Solusi menghindari atau untuk sementara mengatasi hambatan alur kerja at
au kegagalan operasional lainnya untuk memungkinkan dokter menyelesaikan tugas y
ang diberikan dan memastikan perawatan pasien yang berkualitas tinggi dan aman (D
ebono et al., 2013). Perawat adalah ahli dalam penyelesaian masalah dan menghabisk
an banyak waktu untuk mengembangkannya sebagai respons terhadap berbagai tekan
an, termasuk teknologi perawatan kesehatan baru, kegagalan operasional, keterbatasa
n waktu, pembatasan alur kerja, dan aturan, kebijakan, dan peraturan organisasi (Debo
no et al., 2013; Tucker, 2004).
Solusi menyoroti kesenjangan antara apa yang diketahui dan apa yang dibutuh
kan itu inti dari praktik berbasis inovasi. Sayangnya, di banyak tempat perawatan kese
hatan, perawat kekurangan waktu dan dukungan untuk memeriksa akar penyebab keg
agalan operasional ini dan mengajukan pertanyaan mendasar mengapa kegagalan ini t
erjadi tidak seperti disiplin ilmu kesehatan lainnya, keperawatan ditentukan oleh perja
lanan kesehatan dan kesejahteraan, bukan oleh kejadian (yaitu penyakit) atau tujuan
(yaitu penyembuhan).
Sebuah perjalanan yang didefinisikan oleh workarounds mengungkapkan pera
wat sebagai antarmuka antara tujuan yang dinyatakan dari sistem kesehatan perawata
n yang berpusat pada orang yang efisien, berkualitas tinggi, digerakkan oleh nilai, am
an dan sistem pengiriman yang kompleks dan disfungsional, sistem yang tidak mamp
u memenuhi tujuannya sendiri. tanpa perawat untuk memecahkan kaskade harian keg
agalan besar dan kecil. Sayangnya, melalui solusi yang tak ada habisnya, perawat juga
bertindak untuk mempertahankan sistem perawatan kesehatan yang disfungsional saat
ini. Dengan demikian, perawat mewakili hambatan dan peluang daripada mengemban
gkan solusi untuk mendukung sistem yang tidak memungkinkan kesehatan dan keseja
hteraan, perawat harus diberi keterampilan dan dukungan untuk mengembangkan, me
nguji, dan menyempurnakan solusi inovatif untuk menyelesaikan ketidaksesuaian anta
ra kemampuan sistem dan perawatan pasien yang diinginkan
Solusi juga menggambarkan banyak hambatan sistemik terhadap inovasi yang
meliputi layanan kesehatan saat ini: waktu yang terbatas, kurangnya dana atau sistem
penghargaan, pelatihan dan keterampilan yang tidak memadai, peluang kolaborasi yan
g terbatas, dan dukungan organisasi yang tidak memadai (Barr et al., 2021; Debono et
al., 2013; Tucker et al., 2014; White et al., 2016). Untuk mengangkat perawatan keseh
atan dari keadaan krisis yang terus-menerus, inovasi harus menjadi prioritas utama di
seluruh kontinum perawatan kesehatan, dan perawat, dari pengasuh garis depan hingg
a administrator, pembuat kebijakan, peneliti, akademisi, dan pemimpin organisasi, ber
ada di posisi yang tepat untuk memimpin revolusi inovasi ini
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara Membina inovasi di empat pilar: peluang, kesenjangan, dan s
olusi potensial ?
2. Bagaimana mempertahankan budaya inovasi dalam Akademisi keperawatan, P
enelitian, Kebijakan, dan Praktek?
C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan cara Membina inovasi di empat pilar: peluan
g, kesenjangan, dan solusi potensial.
2. Mahasiswa mengetahui cara mempertahankan budaya inovasi dalam
Akakademisi Keperawatan, penelitian, kesenjangan dan praktek.
D. Manfaat
1. Agar mahasiswa mampu menjelaskan cara Membina inovasi di empat pilar: pe
luang, kesenjangan, dan solusi potensial
2. Agar mahasiswa mampu mempertahankan budaya inovasi dalam Akakademisi
Keperawatan, penelitian, kesenjangan dan praktekmempertahankan budaya
inovasi dalam Akakademisi Keperawatan, penelitian, kesenjangan dan praktek

BAB II

You might also like