You are on page 1of 15

RINGKASAN

BAB 2 PASAR MODAL DAN GO-PUBLIK

INVESTASI DAN PASAR MODAL


Dosen Pengampu: Putu Eka Dianita Marvilianti Dewi, S.S.T.Ak., M.Si.

Disusun Oleh:

1. I Kadek Dwi Ananta (2017051002)


2. Komang Trisna Ayu Widari (2017051004)
3. Gusti Made Karmayani Merthasari (2017051018)

Kelas: 5A

Program Studi S1 Akuntansi


Jurusan Ekonomi dan Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja
2022
PASAR MODAL DAN GO-PUBLIK

Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi


lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Sebagai
contoh, perusahaan menerbitkan dan menjual saham dengan tujuan mencari dana segar.
Contoh lainnya, pemerintah menerbitkan obligasi juga untuk memeroleh dana
tambahan. Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk
pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja, dan lain-lain.
Di sisi lain, pasar modal juga menjadi sarana bagi masyarakat untuk
berinvestasi pada instrumen keuangan, seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-
lain. Investor yang membeli saham juga diuntungkan dengan imbal hasil investasi yang
diperolehnya, baik melalui kenaikan harga saham (capital gain) ataupun melalui
pembagian dividen. Investor yang membeli obligasi diuntungkan dengan perolehan
kupon (bunga) obligasi dan juga capital gain jika nilai obligasinya baik. Investor yang
membeli reksa dana diuntungkan jika nilai reksa dananya naik. Dengan demikian, pasar
modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual-beli dan kegiatan
terkait lainnya.
Pasar modal yang ada di Indonesia disebut dengan Bursa Efek Indonesia (BEI).
BEI diresmikan pada tahun 2007 di mana sebelumnya terdapat dua bursa di Indonesia
yaitu BEJ (Bursa Efek Jakarta) dan BES (Bursa Efek Surabaya). Pasar modal
mempertemukan pihak yang memiliki kelebihan modal dengan pihak yang
memerlukan modal. Perusahaan yang memerlukan modal, dapat menjual surat
berharganya di pasar modal dengan melalui proses IPO (Initial Public Offering) yang
selanjutkan akan diperdagangkan dalam pasar sekunder. Surat berharga yang sudah
terdaftar di BEI, maka akan dibeli dan dijual kembali oleh para investor di pasar
sekunder.

A. Mengenal Pasar Modal


Pengertian pasar modal secara umum merupakan suatu tempat
bertemunya para penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi dalam rangka
memeroleh modal. Penjual dalam pasar modal adalah perusahaan yang
memerlukan modal (emiten), sehingga mereka berusaha untuk menjual efek-
efek di pasar modal. Sedangkan pembeli (investor) adalah pihak yang ingin
membeli modal di perusahaan untuk memeroleh keuntungan. Instrumen pasar
modal yang diperdagangkan berbentuk surat-surat berharga yang dapat
diperjualbelikan kembali oleh pemiliknya, baik instrumen pasar modal yang
bersifat kepemilikan diwujudkan dalam bentuk saham, sedangkan yang bersifat
utang diwujudkan dalam bentuk obligasi.
1. Mengapa Pasar Modal Dijumpai di Banyak Negara
Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian karena pasar
modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.
Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar menyediakan
fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang
memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer).
Fungsi keuangan, karena pasar modal memberikan kemungkinan dan
kesempatan memeroleh imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan
karakteristik investasi yang dipilih suatu negara
2. Manfaat Keberadaan Pasar Modal
a. Sumber Pembiayaan: Menyediakan sumber pembiayaan (jangka
panjang) bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi sumber
dana secara optimal
b. Wahana Investasi: Memberikan wahana investasi bagi investor
sekaligus memungkinkan upaya diversifikasi.
c. Penyebaran Kepemilikan: Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai
lapisan masyarakat menengah.
d. Keterbukaan dan Profesionalisme: Keterbukaan dan profesionalisme,
menciptakan iklim berusaha yang sehat.
e. Lapangan Kerja: Menciptakan lapangan kerja/profesi menarik.

B. Pasar Modal Indonesia


Bursa di Indonesia berdiri tahun 1912. Perkembangan bursa efek di
Indonesia tidak terlepas dari pasang surutnya iklim politik, ekonomi, dan
keuangan negara ini. Bursa Efek Indonesia mengalami kemunduran
aktivitasnya di tahun 1940, dan dibuka kembali pada tahun 1977 dengan
pengawasan oleh Bapepam.

1. Penggabungan BEJ dan BES Menjadi Bursa Efek Indonesia


Tujuan utama penggabungan ini, yaitu untuk memperkuat pasar modal
Indonesia yang dipandang beberapa pihak termasuk lemah dibandingkan
dengan pasar modal negara tetangga. Gagasan penggabungan ini memiliki
alasan-alasan logis untuk diterapkan, yaitu
a. Pasar modal Indonesia termasuk tertinggal dibandingkan dengan bursa-
bursa dari negara lain.
b. Keinginan untuk menciptakan pasar modal yang kuat dan mampu
bertarung dengan bursa lain di kawasan Asia.
c. Fenomena penggabungan berbagai bursa di seluruh dunia dengan dasar-
dasar seperti ingin menciptakan efisiensi dan menghadapi persaingan
global.
d. Menjadikan BEI sebagai wadah yang dapat membangkitkan semangat,
menciptakan, dan menggunakan pasar modal sebagai ajang membangun
ekonomi Indonesia yang lebih merata dan lebih baik.
Bursa hasil penggabungan ini mulai beroperasi pada 1 Desember 2007 dengan
menggunakan sistem perdagangan yang disebut dengan Jakarta Automated Trading
System (JATS) yang sudah ada sejak 22 Mei 1995 digunakan dengan menggantikan
sistem manual yang digunakan sebelumnya. BEI berpusat di Gedung Bursa Efek
Indonesia, Kawasan Niaga Sudirman, Jalan Jenderal Sudirman 52-53, Senayan,
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Dengan adanya penggabungan antara BEJ dan BES,
terdapat beberapa manfaat, yaitu:
a. Menyederhanakan dalam biaya teknologi komputerisasi, sehingga menjadi
lebih efisien dan memudahkan dalam pemutakhiran teknologi yang digunakan.
b. Mempermudah jika ingin mengembangkan produk investasi.
c. Menghemat biaya pencatatan tahunan bagi emiten; d. menghemat pembayaran
wajib bagi para anggota bursa dan partisipan yang dahulu dua bursa, saat ini
hanya satu bursa saja, yaitu BEI.
d. Meningkatkan nilai capital gain karena jumlah yang terlibat menjadi jauh lebih
tinggi, yaitu jumlah emiten diperkirakan 334 menjadi 500 emiten.
e. Mempermudah investor dalam memilih investasi saham
f. Meningkatkan efisiensi kerja, baik operasional maupun investasi serta
menurunkan beban kerja.
g. Terciptanya suatu efisiensi dan efektivitas bursa yang lebih terintegrasi baik
dari sistem perdagangan dan aturan mainnya.

2. Otoritas Jasa Keuangan (OJK)


Tugas dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam Pasar Modal Indonesia
sesuai dengan UU Pasar Modal Nomor 8 Pasal 3, yaitu:
a. Melakukan, dan pengawasan sehari-hari kegiatan pasar modal.
b. Mewujudkan terciptanya kegiatan pasar modal yang teratur, wajar, dan efisien
serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat.
Selain itu, OJK juga memiliki wewenang sebagai berikut :
a. Memberikan izin usaha kepada Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan,
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Reksa Dana, Perusahaan Efek,
Penasihat Investasi, dan Biro Administrasi Efek.
b. Memberikan izin orang perseorangan bagi Wakil Penjamin Emisi Efek Wakil
Perantara Pedagang Efek, Wakil Manajer Investasi, dan Wakil Agen Penjual
Reksa Dana.
c. Memberikan persetujuan bagi bank kustodian.
d. Mewajibkan pendaftaran kepada profesi penunjang pasar modal meliputi
Notaris, Konsultan Hukum, Penilai, dan Akuntan Publik.
e. Menetapkan persyaratan dan tata cara pendaftaran.
f. Melakukan pemeriksaan dan penyidikan.
Tugas dan fungsi Bapepam-LK yang tetap dilaksanakan oleh Kementerian
Keuangan (tidak berpindah ke OJK).
a. Fungsi Pengaturan:
1) Mewakili pemerintah dalam mengajukan Rancangan Undang Undang terkait
bidang tugas OJK kepada DPR.
2) Memberikan masukan kepada pejabat ex officio OJK dari Kementerian
Keuangan atas substansi draft Peraturan OJK untuk memastikan bahwa
Peraturan OJK sejalan dengan kebijakan pemerintah.
b. Fungsi Kesekretariatan Forum Koordinasi Stabilitas Sektor Keuangan.
c. Fungsi Hubungan Internasional, diperlukan untuk mengakomodasi
kepentingan OJK dalam hubungan internasional yang bersifat Goverment to
Government.
d. Penanganan dokumen dan permasalahan eks UP3 (Unit Pelaksana Penjaminan
Pemerintah).
e. Perizinan dan Pengawasan Aktuaris.
f. Pembinaan atas jaminan sosial dan dana pensiun PNS, di mana saat ini menjadi
salah satu tugas Biro Dana Pensiun.
g. Pelaksanaan dana pertanggungjawaban wajib kecelakaan penumpang dan dana
pertanggungjawaban wajib kecelakaan lalu lintas jalan sesuai dengan UU No.
33 dan 34 Tahun 1974.
h. BPJS.

3. Bursa Efek Indonesia


Bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan
sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek
pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek di antara mereka.
Pemegang saham terdiri dari perusahaan efek yang telah memeroleh izin usaha
sebagai Perantara Pedagang Efek. Tugas dari Bursa Efek Indonesia, yaitu
1) Menyelenggarakan perdagangan efek yang teratur, wajar, dan efisien;
2) Menyediakan sarana pendukung serta mengawasi kegiatan anggota
bursa efek;
3) Menyusun rancangan anggaran tahunan dan penggunaan laba bursa
efek, dan melaporkannya kepada Bapepam - LK;
4) Bursa efek Indonesia fokus pada perdagangan saham dan obligasi.

4. Kliring Penjaminan Efek Indonesia


Di pasar modal Indonesia, KPEI berperan sebagai Central Counterparty
(CCP), yakni sebagai perantara untuk melakukan inovasi dalam penjaminan
penyelesaian transaksi bursa. Novasi adalah pengalihan hukum antara Anggota
Bursa (AB) jual dengan AB beli menjadi hubungan hukum antara AB jual
dengan KPEI sebagai pembeli, dan AB beli dengan KPEI sebagai penjual.
Sehingga, KPEI akan selalu berinteraksi dengan seluruh AB dalam menjamin
penyelesaian transaksi bursa yang telah dilakukan oleh masing masing AB.
Kliring adalah proses perhitungan hak dan kewajiban yang timbul dari transaksi
yang telah dilakukan AB di Bursa Efek Indonesia, dan akan diselesaikan pada
tanggal penyelesaian. Dalam menjalankan proses kliring, KPEI melaksanakan
dengan 2 (dua) cara yaitu :
a. netting adalah pemenuhan hak dan kewajiban AK dengan menyerahkan
atau menerima sejumlah efek tertentu yang ditransaksikan dan untuk
menerima atau membayar sejumlah uang untuk seluruh efek yang
ditransaksikan;
b. per transaksi (trade for trade - TFT) adalah pemenuhan hak dan
kewajiban AK untuk setiap transaksi oleh AK jual dan AK beli yang
dilakukan secara langsung atas efek yang ditransaksikan.

5. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)


PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) merupakan Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) di pasar modal Indonesia, yang didirikan
di Jakarta, pada tanggal 23 Desember 1997 dan memeroleh izin operasional
pada tanggal 11 November 1998. Dalam kelembagaan pasar modal Indonesia,
KSEI merupakan salah satu dari Self Regulatory Organization (SRO), selain
Bursa Efek Indonesia (BEI) serta Lembaga Kliring dan Penjaminan Efek
Indonesia (KPEI). Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1995 tentang Pasar Modal, KSEI menjalankan fungsinya sebagai LPP di pasar
modal Indonesia dengan menyediakan jasa kustodian sentral dan penyelesaian
transaksi efek yang teratur, wajar, dan efisien.
Secara garis besar, jasa yang diberikan oleh KSEI, dibagi menjadi
sebagai berikut.
1) Jasa Pengelolaan Aset
Dalam jasa ini, KSEI menyediakan empat jasa, meliputi pendaftaran
pembukaan rekening efek, perubahan data pemegang rekening.
penutupan pemegang rekening, dan pemblokiran/lepas blokir
pemegang rekening.
2) Jasa Kustodian Sentral
Aktivitas yang dilakukan KSEI dalam mengelola jasa kustodian, antara
lain penyetoran (deposit) efek/dana, penarikan efek, dan rekonsiliasi
efek/dana.
3) Jasa Penyelesaian Transaksi
a. Penyelesaian transaksi bursa, terbagi menjadi empat pasar, yaitu
• Pasar reguler, penyelesaiannya dilakukan pada T+3;
• Pasar segera, penyelesaiannya dilakukan pada T + 1;\
• Pasar tunai, penyelesaiannya dilakukan pada T +0;
• Pasar negosiasi yang penyelesaiannya dilakukan
berdasarkan kesepakatan.
b. Penyelesaian transaksi di luar bursa (Over The Counter-OTC).
Penyelesaian transaksi di luar bursa dilakukan dengan cara
pemindahbukuan rekening efek dan dana di KSEI.
4) Jasa Aksi Korporasi
Tindakan korporasi yang diproses oleh KSEI, yaitu
a. Tindakan Korporasi Wajib. Tindakan Korporasi Wajib adalah
Tindakan korporasi atau Corporate Action (CA) yang tidak
memerlukan tindakan atau instruksi dari Pemegang Rekening
yang akan mendapatkan hak CA melalui C-BEST. Jenis CA
yang terjadi pada tindakan korporasi adalah pembayaran bunga
obligasi, pembayaran pokok obligasi, dividen tunai, divides
saham, distribusi Ha Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD)
saham bonus, distribusi waran, dan mandatory converion
(merger dan akuisisi serta stock split/reverse split);
b. Voluntary Corporate Action atau Tindakan Korporasi Sukarela
Kegiatan ini antara lain, pelaksanaan Hak Memesan Efek
Terlebih Dahulu (HMETD) dan waran, dan proxy voting
(perhitungan jumlah suara yang tercatat pada RUPS).

5) Jasa Lainnya, seperti IPO, dan penawaran tender atas efek.

Seluruh kegiatan KSEI dioperasikan melalui sistem penyimpanan dan


penyelesaian transaksi efek secara pemindahbukuan, yang dinamakan The Central
Depository and Book Entry Settlement System (C-BEST). Sistem ini merupakan
platform elektronik terpadu yang mendukung penyelesaian transaksi efek secara
pemindahbukuan di pasar modal Indonesia.
KSEI berkomitmen untuk memberikan pelayanan dengan mengembangkan
layanan jasa yang baru. Penyebaran informasi kepada seluruh pemakai jasa juga
dilakukan KSEI dalam rangka menunjang keberhasilan pasar modal, seperti
menyediakan layanan penyebaran informasi mengenai aksi korporasi dan
perkembangan lain yang efektif dan update melalui sarana surat elektronik (e-mail)
serta akses informasi bernama emiten area. Fasilitas ini memungkinkan emiten untuk
memeroleh berbagai informasi terkait dengan efek emiten tersebut, termasuk data
perubahan kepemilikan efek secara harian, daftar pemilik efek, hingga informasi efek
dalam status agunan.

6. Emiten dan Perusahaan Publik


Yang dapat melakukan penawaran umum hanyalah emiten yang telah
menyampaikan pernyataan pendaftaran kepada BAPEPAM – LK untuk
menawarkan atau menjual efek kepada masyarakat dan pernyataan pendaftaran
tersebut telah efektif. (UU Pasar Modal No. 8, Tahun 1995, Pasal 70,
Pernyataan Pendaftaran). Setiap prospektus dilarang memuat keterangan yang
tidak benar tentang fakta materiil atau tidak memuat keterangan yang benar
tentang fakta materiil yang diperlukan agar prospektus tidak memberikan
gambaran yang menyesatkan. (UU Pasar Modal No. 8, Tahun 1995, Pasal 78,
Prospektus dan Pengumuman).

7. Investor di Pasar Modal


Investor dalam pasar modal meliputi perorangan domestic atau asing
dan atau institusi domestic atau asing.

8. Perusahaan Efek
Perusahaan efek adalah pihak yang melakukan kegiatan sebagai
Perantara Pedagang Efek (Broker-Dealer), Penjamin Emisi Efek (Underwriter),
dan Manajer Investasi (Invesment Manager).

9. Perantara Pedagang Efek


Perantara pedagang efek atau sering juga disebut dengan pialang saham
atau broker atau dealer adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha jual beli
efek untuk kepentingan sendiri atau pihak lain. Efek yang diperjualbelikan
dapat berupa saham, obligasi, reksa dana atau produk derivatif lainnya. Untuk
dapat melakukan perdagangan pada suatu bursa efek, perantara pedagang efek
tersebut umumnya harus terdaftar sebagai anggota bursa pada bursa efek yang
bersangkutan. Ketentuan keanggotaan suatu bursa efek biasanya ditetapkan
oleh otoritas bersama (Self Regulatory Organization) di mana bursa efek
berada. Di Indonesia SRO bursa efek adalah OJK dan Bursa Efek Indonesia
serta ditunjang oleh KPEI dan KSEI. Perantara Fedagang Efek (PPE)
merupakan perantara yang menghubungkan investor dengan sistem
perdagangan di Bursa Efek Indonesia agar investor dapat melakukan
perdagangan efek khususnya saham di bursa. Perantara pedagang efek ini dapat
berupa perusahaan efek (perusahaan sekuritas) maupun individu, namun untuk
individu harus bekerja pada satu perusahaan efek, jika individu tersebut tidak
bekerja pada perusahaan efek selama 2 tahun lebih maka izin PPE-nya akan
dicabut.

10. Penjamin Emisi Efek


Penjamin emisi efek (underwriter) atau Penjamin Emisi Efek (PEE)
adalah pihak yang membuat kontrak emiten untuk melakukan penawaran
umum bagi kepentingan emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli
sisa efek yang tidak terjual. Penjamin emisi efek memiliki kewajiban sebagai
berikut.
• Mematuhi semua ketentuan dalam kontrak penjamin emiten.
• Mengungkapkan dalam prospektus adanya hubungan hubungan afiliasi
antara perusahaan efek dan emiten.

11. Manajer Investasi


Manajer Investasi atau Manajer Investasi (MI) adalah pihak yang
kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau
mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah (reksa
dana), kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang melakukan
sendiri kegiatan usahanya berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.
Kewajiban dari manajer investasi, yaitu
• Mengadakan riset
• Menganalisis kelayakan investasi
• Mengelola dana portofolio.

12. Biro Administrasi Efek


Biro Administrasi Efek (BAE) merupakan pihak yang berdasarkan
kontrak dengan emiten melaksanakan pencatatan pemilikan efek dan
pembagian hak yang berkaitan dengan efek untuk mendaftarkan dan
mengadministrasikan saham yang pemodal beli menjadi atas nama pemodal
tersebut, diperlukan biaya sesuai yang ditetapkan oleh BAE. Daftar biro
administrasi efek yang terdaftar pada OJK.

13. Kustodian
Bank kustodian adalah pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan
harta lain berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen
bunga, dan hak lain, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang
rekening yang menjadi nasabahnya. Jasa yang diberikan kustodian, yaitu
• Menyediakan TPH yang aman bagi surat-surat berharga (efek);
• Mencatat dan membukukan semua penitipan pihak lain secara cermat
(jasa administrasi);
• Mengamankan semua penerimaan dan penyerahan efek untuk
kepentingan pihak yang diwakilinya;
• Mengamankan pemindahtanganan efek;
• Menagih dividen saham, bunga obligasi, dan hak-hak lain yang
berkaitan dengan surat berharga yang dititipkan.

14. Wali Amanat


Kegiatan usaha sebagai Wali Amanat dapat dilakukan oleh bank umum
dan pihak lain yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah, wajib terdaftar
dahulu di Bapepam-LK, dan persyaratan dan tata cara pendaftaran wali amanat
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

15. Instrumen di Pasar Modal


Berdasarkan peraturan PT Bursa Efek Indonesia Nomor I.A tentang
Ketentuan Umum Pencatatan Efek, terdapat jenis efek (surat berharga) yang
dicatatkan di Bursa, meliputi:
a. Efek Bersifat Ekuitas, yaitu
• saham, termasuk saham reksa dana;
• efek bersifat ekuitas selain saham, meliputi Hak Memesan Efek
Terlebih Dahulu (HMETD), dan turunan saham lainnya;
• warrant.
b. Efek Bersifat Utang, yaitu
• surat utang yang dapat maupun yang tidak dapat dikonversikan atau
ditukar menjadi efek bersifat ekuitas;
• surat utang yang diterbitkan dalam mata uang rupiah maupun mata
uang asing;
• surat utang yang diterbitkan oleh swasta, Badan Usaha Milik Negara
(BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Koperasi,
Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah dan pihak lain yang telah
mendapatkan pernyataan efektif dari Bapepam.
c. Unit Penyertaan;
d. Sertifikat Penitipan Efek Indonesia;
e. Efek lainnya yang ditetapkan oleh Bapepam sebagai efek.

C. Jenis Pasar Modal


Terdapat empat jenis pasar modal, yaitu :
1. Pasar Perdana (Primary Market)
Pasar perdana adalah penawaran saham pertama kali dari emiten kepada
para pemodal selama waktu yang ditetapkan oleh pihak penerbit (issuer)
sebelum saham tersebut belum diperdagangkan di pasar sekunder. Biasanya
dalam jangka waktu sekurang-kurangnya enam hari kerja. Harga saham di pasar
perdana ditentukan oleh penjamin emisi dan perusahaan yang go-public
berdasarkan analisis fundamental perusahaan yang bersangkutan. Dalam pasar
perdana, perusahaan akan memeroleh dana yang diperlukan. Perusahaan dapat
menggunakan dana hasil emisi untuk mengembangkan dan memperluas barang
modal untuk memproduksi barang dan jasa.
2. Pasar Sekunder (Secondary Market)
Pasar sekunder adalah tempat terjadinya transaksi jual-beli saham di
antara investor setelah melewati masa penawaran saham di pasar perdana,
dalam waktu selambat-lambatnya 90 hari setelah izin emisi diberikan maka
efek tersebut harus dicatatkan di bursa. Pasar sekunder terjadi di dua tempat.
a. Bursa Regular
Bursa Reguler adalah bursa efek resmi seperti Bursa Efek Indonesia
(BEI).
b. Bursa Paralel
Bursa Paralel atau over the counter adalah suatu sistem perdagangan
efek yang terorganisir di luar bursa efek resmi, dengan bentuk pasar
sekunder yang diatur dan diselenggarakan oleh Perserikatan
Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE), diawasi dan dibina oleh
Bapepam. Over the counter karena pertemuan antara penjual dan
pembeli tidak dilakukan di suatu tempat tertentu tetapi tersebar di antara
kantor para broker atau dealer.
3. Pasar Ketiga (Third Market)
Pasar ketiga merupakan pasar perdagangan surat berharga pada saat pasar
sekunder tutup. Pasar ini dijalankan oleh broker yang mempertemukan penjual
dan pembeli pada saat pasar sekunder ditutup.
4. Pasar Keempat (Fourth Market)
Pasar keempat merupakan pasar modal yang dilakukan di antara institusi
berkapasitas besar untuk menghindari komisi broker. Pasar keempat umumnya
menggunakan jaringan komunikasi untuk memperdagangkan saham dalam
jumlah blok yang besar.

D. Proses Go-Public
Go-public atau sering disebut juga Penawaran Umum adalah kegiatan
penawaran saham yang dilakukan oleh perusahaan kepada masyaraka (publik).
Dengan menawarkan saham kepada publik, maka perusahaan tersebut akan
tercatat di bursa menjadi perusahaan publik/terbuka, sehingga mempermudah
bagi perusahaan untuk mendapatkan modal untuk memenuhi kebutuhan
modalnya ataupun meningkatkan citra perusahaan terutama jika harga saham
perusahaannya semakin meningkat. Keuntungan yang ditawarkan dengan
adanya go-public yang dapat dirasakan baik emiten maupun investor dan
kelemahan dari perusahaan go-public.
1. Keuntungan Perusahaan Go-Public
a. Kemudahan meningkatkan modal di masa mendatang
b. Meningkatkan likuiditas bagi pemegang saham
c. Memberikan kesempatan melakukan diversifikasi
d. Memberikan kesempatan kepada publik untuk dapat menilai
perusahaan secara transparan
e. Nilai pasar perusahaan diketahui

2. Kelemahan Perusahaan Go-Public


a. Biaya laporan meningkat
b. Keterbukaan informasi
c. Ketakutan untuk diambil alih
Seluruh keputusan untuk go-public atau tidak, akan menjadi privasi
perusahaan. Hanya saja, ketika memilih untuk menjual sahamnya ke publik,
maka utama yang akan muncul adalah tipe saham apa yan akan dilempar,
berapa harga saham lembarnya dan kapan waktu yang paling tepat untuk
menerbitkan saham.
Ada beberapa proses yang harus dilalui perusahaan untuk go-public
a. Tahap Persiapan
Tahapan ini merupakan tahapan awal dalam rangka
mempersiapka segala sesuatu yang berkaitan dengan proses go-public.
Pada tahap yang paling awal, perusahaan perlu melakukan Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) untuk meminta persetujuan para pemegang
saham dalam rangka go-public. Setelah mendapat persetujuan,
selanjutnya perusahaan menunjuk penjamin pelaksana emisi serta
lembaga lain untuk membantu proses go-public.
b. Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran
Pada tahap ini, perusahaan menyampaikan pendaftaran kepada
lembaga terkait Otoritas Jasa Keuangan atau (OJK).

3. Tahap Penawaran Saham


Tahapan ini merupakan tahapan utama, karena pada waktu inilah emiten
menawarkan saham kepada masyarakat (penawaran saham di pasar perdana
atau IPO). Investor dapat membeli saham tersebut melalui agen agen penjual
yang telah ditunjuk. Perlu diingat pula bahwa tidak seluruh keinginan investor
terpenuhi dalam membeli saham perusahaan yang akan go-public. Misal, saham
yang dilepas ke pasar perdana sebanyak 100 juta saham sementara yang ingin
dibeli seluruh investor berjumlah 500 juta saham. Maka terdapat kelebihan
permintaan (oversubscribed). Supaya adil maka biasanya dilakukan penjatahan
(allotment).

4. Tahap Pencatatan Saham di Bursa Efek


Setelah selesai penjualan saham di pasar perdana, selanjutnya saham
tersebut dicatatkan di Bursa Efek Indonesia. Investor yang t kebagian di pasar
perdana, bisa membeli di pasar sekunder di Bur Efek Indonesia.

E. Sistem Perdagangan BEI


Transaksi perdagangan di BEI menggunakan order driven market syste
dan sistem lelang kontinu (continuous auction system). Dengan order driven
market system berarti bahwa pembeli dan penjual sekuritas yang ingin
melakukan transaksi harus melalui broker. Investor tidak dapat langsung
melakukan transaksi di lantai bursa. Hanya broker yang dapat melakukan
transaksi jual dan beli di lantai bursa berdasarkan order dari investor. Di
samping itu, broker dapat juga melakukan transaksi untuk dirinya sendiri untuk
membentuk portofolionya. Masing-masing perusahaan broker mempunyai staf
yang ditugaskan di lantai bursa. Staf ini disebut dengen securities dealer-
broker-refrensentative atau Wakil Perantara Pedagang Ef (WPPE).
1. Mekanisme Perdagangan Saham
Mekanisme perdagangan pada BEI adalah sistem lelang. Mekanisme
lelang terbuka ini akan mempertemukan order beli dan jual berdasar prioritas
harga dan prioritas waktu.

2. Prioritas Harga
Permintaan beli harga yang lebih tinggi memiliki prioritas lebih tinggi
dibandingkan permintaan beli pada harga yang lebih rendah. Sedang penawaran
jual pada harga yang lebih rendah memiliki prioritas lebih tinggi dibandingkan
penawaran jual pada harga yang lebih tinggi.

3. Prioritas Waktu
Bila penawaran jual atau permintaan beli diajukan pada harga yan sama.
JATS memberikan prioritas kepada permintaan beli atau penawaran jual yang
diajukan terlebih dahulu. Berdasarkan prioritas harga pelaku pasar yang
melakukan pembelian di harga yang lebih tinggi akan mendapatkan antrean beli
lebih awal. Demikian pula, pelaku pasar yang menjual di harga termurah akan
mendapat antrean jual lebih awal ketimbang yang memasang order penawaran
jual di harga lebih mahal.
DAFTAR PUSTAKA

Rencana Sari Dewi,Gusti Ayu Ketut.2017.Investasi Dan Pasar Modal


Indonesia.Singaraja.

Amiruddin, Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: PT.


Raja Grafindo Persada, 2004), hal. 45.

You might also like