Professional Documents
Culture Documents
Labelling
Labelling
Labeling atau disebut juga etiket adalah tulisan, tag, gambar atau deskripsi lain
yang tertulis, tercetak, distensil, diukir, dihias atau dicantumkan dengan jalan
apapun, pada wadah atau pengemas. Etiket tersebut harus cukup besar agar
dapat menampung semua keterangan yang diperlukan mengenai produk dan
tidak boleh mudah lepas, luntur atau lekang karena air, gosokan atau pengaruh
sinar matahari.
dalam satuan berat, sedangkan makanan cair dalam satuan volume. Untuk
makanan semi padat atau kental dinyatakan dalam satuan volume atau berat.
4. Nama dan alamat pihak yang memproduksi atau memasukkan pangan kedalam
wilayah Indonesia.
Label harus mencantumkan nama dan alamat pabrik pembuat\pengepak\
importir. Untuk makanan impor harus dilengkapi dengan kode Negara asal.
Nama jalan tidak perlu dicantumkan apabila sudah tercantum dalam buku
telepon.
terlewati.
Selain itu keterangan keterangan lain yang dapat dicantumkan pada label
kemasan adalah nomor pendaftaran, kode produksi serta petunjuk atau cara
penggunaan, petunjuk atau cara penyimpanan, nilai gizi serta tulisan atau
pernyataan khusus.
Nomor pendaftaran untuk produk dalam negeri diberi kode MD, sedangkan
produk luar negeri diberi kode ML. Kodeproduksi meliputi : tanggal produksi dan
angka atau huruf lain yang mencirikan batch produksi.
Gambar atau logo pada label tidak boleh menyesatkan dalam hal asal, isi, bentuk,
komposisi, ukuran atau warna. Misalnya :
- Gambar buah tidak boleh dicantumkan bila produk pangan tersebut hanya
mengandung perisa buah
- Gambar jamur utuh tidak boleh untuk menggambarkan potongan jamur
- Gambar untuk memperlihatkan makanan didalam wadah harus tepat dan sesuai
dengan isinya.
5. Kondisi penyimpanan
6. Aktifitas spesifik
7. Radiolisis
9. Umur simpan
Media Mikrobiologi
Pengertian dan Fungsi Media Penumbuhan
Agar mikroba dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di dalam media
diperlukan persyaratan tertentu yakni bahwa:
a. Di dalam media harus terkandung semua unsur hara yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba
b. Media harus memiliki tekanan osmosis, tegangan permukaan, dan pH yang
sesuai dengan kebutuhan mikroba
c. Media harus dalam keadaan steril.
A. Bahan dasar
C. Bahan tambahan
Bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang ditambahkan ke medium dengan
tujuan tertentu, misalnya phenol red (indikator asam basa) ditambahkan untuk
indikator perubahan pH akibat produksi asam organik hasil metabolisme.
Antibiotik ditambahkan untuk menghambat pertumbuhan mikroba
non-target/kontaminan.
Bahan yang sering digunakan dalam pembuatan media, antara lain:
1. Agar.
Agar dapat diperoleh dalam bentuk batangan, granula atau bubuk dan
terbuat dari beberapa jenis rumput laut. Kegunaannya adalah sebagai
pemadat (gelling) yang pertama kali digunakan oleh Fraw & Walther Hesse
untuk membuat media. Jika dicampur dengan air dingin, agar tidak akan
larut. Untuk melarutkannya harus diaduk dan dipanasi, pencairan dan
pemadatan berkali-kali atau sterilisasi yang terlalu lama dapat menurunkan
kekuatan agar, terutama pada pH yang asam.
2. Peptone.
Peptone adalah produk hidrolisis protein hewani atau nabati seperti otot,
liver, darah, susu, casein, lactalbumin, gelatin, dan kedelai. Komposisinya
tergantung pada bahan asalnya dan bagaimana cara memperolehnya.
4. Yeast extract.
Yeast extract terbuat dari ragi pengembang roti atau pembuat alkohol.
Yeast extract mengandung asam amino yang lengkap vitamin (B kompleks).
5. Karbohidrat.
Karbohidrat ditambahkan untuk memperkaya pembentukan asam amino
dan gas dari karbohidrat. Jenis karbohidrat yang umumnya digunakan dalam
1. Medium padat yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga setelah dingin
media menjadi padat.
2. Medium setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga
menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Media semisolid dibuat
dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh media,
tetapi tidak mengalami percampuran sempurna jika tergoyang.
Misalnya bakteri yang tumbuh pada media NfB (Nitrogen free Bromthymol Blue)
semisolid akan membentuk cincin hijau kebiruan di bawah permukaan media,
jika media ini cair maka cincin ini dapat dengan mudah hancur. Semisolid juga
bertujuan untuk mencegah/menekan difusi oksigen, misalnya pada
media Nitrate Broth, kondisi anaerob atau sedikit oksigen meningkatkan
metabolisme nitrat, tetapi bakteri ini juga diharuskan tumbuh merata di seluruh
media.
3. Medium cair yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah NB
(Nutrient Broth), dan LB (Lactose Broth).
1. Medium sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis dan
takarannya secara pasti, misalnya Glucose Agar, Mac Conkey Agar.
3. Medium non sintesis yaitu media yang dibuat dengan komposisi yang tidak
dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan
dasarnya, misalnya Tomato Juice Agar, Brain Heart Infusion Agar, Pancreatic
Extract.
2. Media selektif/penghambat
Media yang selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu sehingga
media tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan
merangsang pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Contohnya adalah Luria
Bertani medium yang ditambah Amphisilin untuk merangsang E.coli resisten
antibotik dan menghambat kontaminan yang peka, Ampiciline. Salt broth yang
ditambah NaCl 4% untuk membunuh Streptococcus agalactiae yang toleran
terhadap garam.
7. Media diferensial
Media ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroba dari campurannya berdasar
karakter spesifik yang ditunjukkan pada media diferensial, misalnya TSIA
(Triple Sugar Iron Agar) yang mampu memilih Enterobacteria berdasarkan
bentuk, warna, ukuran koloni dan perubahan warna media di sekeliling koloni.
D. Medium TA dan TC
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat medium TA dan TC, antara lain:
1. Tauge, berfungsi sebagai sumber energi dan bahan mineral bagi mikroba,
pemberi vitamin E yang diperlukan oleh mikroba, juga sebagai sumber nitrogen.