You are on page 1of 6

LAPORAN ANALISIS SEDIAAN FARMASI

PERCOBAAN 3

IDENTIFIKASI KANDUNGAN MERKURI (Hg) PADA SEDIAAN KRIM

Dosen Pengapu:

Mauritz PM, SP.d, M.Si

Disusun oleh kelompok 6

Dini Permata Sari (20110007)

Nabila Afrianty (20110016)

Sella Permata (20110026)

Widad Terry Nabila (20110033)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS KADER BANGSA PALEMBANG

2021/2022
I. Judul Praktikum
Identifikasi kandungan merkuri (Hg) pada sediaan farmasi

II. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi identifikasi merkuri pada krim kosmetika.
2. Mahasiswa dapat mengetahui batas kandungan merkuri pada krim kosmetika.
3. Mahasiswa mempu melakukan uji identifikasi merkuri dengan metode reaksi
warna dan pengendapan,

III. Dasar Teori


Krim adalah sediaan setengah padat berupa emulsi, mengandung air tidak
kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. Ada dua tipe krim, krim
tipe minyak-air dan tipe air-minyak (Depkes, 1979).
Kulit merupakan bagian tubuh paling utama yang perlu diperhatikan karena
merupakan organ terbesar yang melapisi bagian tubuh manusia. Kulit memiliki
fungsi untuk melindungi bagian tubuh dari berbagai gangguan dan rangsangan luar
dengan membentuk mekanisme biologis salah satunya yaitu pembentukan pigmen
melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultraviolet matahari. Radiasi sinar
ultraviolet yang berasal dari matahari dapat menimbulkan efek negatif yaitu
menyebabkan berbagai permasalahan pada kulit. Bahaya yang ditimbulkan yaitu
kelainan kulit mulai dari kemerahan, noda-noda hitam, penuaan dini, kekeringan,
keriput, sampai kanker kulit. Untuk mengatasi berbagai masalah kulit tersebut
diperlukan adanya perawatan menggunakan kosmetik (Kusantati, 2014).
Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada
bagian luar tubuh manusia. Kosmetik saat ini sudah menjadi kebutuhan penting
bagi manusia, karena penggunaannya selalu digunakan secara rutin dan terus-
menerus. Tujuan utama penggunaan kosmetik pada masyarakat modern adalah
untuk kebersihan pribadi, meningkatkan daya tarik melalui make-up, meningkatkan
rasa percaya diri dan perasaan tenang, melindungi kulit dan rambut dari kerusakan
sinar ultra violet, polusi dan faktor lingkungan yang lain, mencegah penuaan, dan
secara umum membantu seseorang lebih menikmati dan menghargai hidup
(Kusantati, 2014).
Merkuri termasuk logam berat berbahaya yang dalam konsentrasi kecilpun
dapat bersifat racun. Pemakaian merkuri pada krim juga dapat menimbulkan banyak
hal, mulai dari perubahan warna kulit yang pada akhirnya dapat menyebabkan
bintik - bintik hitam pada kulit, alergi, iritasi kulit serta pemakaian dalam dosis
tinggi dapat menyebabkan otak, ginjal dan gangguan perkembangan janin, bahkan
paparan dalam jangka pendek dalam dosis tinggi juga dapat menyebabkan muntah-
muntah, diare dan kerusakan paru-paru serta merupakan zat karisogenik (dapat
menyebabkan kanker) pada manusia (BPOM, 2007).
Merkuri (Hg) adalah logam berat berbentuk cair, berwarna putih perak, serta
mudah menguappada suhu ruanga. Hg akan memadat pada tekanan 7.640
Atm.Merkuri (Hg) dapat larut dalam asam sulfat atau asam nitrit, akan tetapi tahan
terhadap basa.Pada tabel periodika unsur unsur kimia atom 80 dan mempunyai
berat atom BA200,59 g/mol,titik didih 356,6 °C dan titik beku -39 °C
(Widowati,dkk.2008).
Merkuri atau air raksa mempunyai nama kimia hydrargyrum yang berarti perak
cair. Logam merkuri dilambangkan dengan Hg. Pada tabel periodik unsurunsur
kimia menempati nomor atom (NA) 80 dan mempunyai bobot atom (BA) 200,59
g/mol. Titik didih merkuri adalah 365,68 °C (21). Unsur logam transisi dengan
golongan IIB ini berwarna keperakan dan berbentuk cair dalam suhu kamar, serta
mudah menguap. Merkuri atau Hg akan memadat pada tekanan 7.640 Atm
(Daniaty,2015).
Menurut Peraturan Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia
No HK.03.01.23.07.11.6662 tahun 2011, tentang “Persyaratan Cemaran Mikroba
dan Logam Berat dalam Kosmetik”, persyaratan logam berat jenis merkuri(Hg)
adalah tidak boleh sama sekali terdapat pada sediaan kosmetika (BPOM, 2011).
Keputusan pemerintah Indonesia dalam membatasi penggunaan bahan aktif
tersebut karena krim pemutih yang mengandung merkuri dapat menimbulkan
toksisitas terhadap organ-organ tubuh. Hal tersebut terjadi karena senyawa merkuri
akan kontak dengan kulit secara langsung sehingga mudah terabsorpsi masuk ke
dalam darah dan mengakibatkan reaksi iritasi yang berlangsung cukup cepat
diantaranya dapat membuat kulit terbakar, menjadi hitam, dan bahkan dapat
berkembang menjadi kanker kulit (BPOM, 2011).
Merkuri merupakan bahan yang sering digunakan dalam kosmetik. Merkuri
yang biasa digunakan adalah merkuri anorganik, yaitu ammoniated mercury.
Ammoniated mercury 1-10% digunakan sebagai bahan pemutih kulit dalam sediaan
krim karena berpotensi sebagai bahan pemucat warna kulit. Krim yang mengandung
merkuri,awalnya terasa manjur dan membuat kulit tampak putih dan sehat, tetapi
lama-kelamaan, kulit dapat menghitamdan bisa menyebabkan jerawat 15 parah
(Rahman, 2019).
Uap merkuri (Hg) sangat berbahaya karena beracun apabila terhirup dan masuk
ke dalam darah selanjutnya ke otak dan akan merusak jaringan otak. Senyawa
merkuri anorganik dan larut dalam air dan alkohol hanya bersifat beracun bila
dalam konsentrasi yang besar. Senyawa anorganik merkuri seperti dimetil dan metil
merkuri merupakan konversi dari merkuri anorganik dengan bantuan bakteri di
perairan melalui proses rantai makanan, pada akhirnya masuk melalui saluran
pencernaan dan dalam tubuh merkuri dapat bereaksi dengan tiosulfuhidrin dalam
protein sehingga mengganggu enzim dan menghentikan reaksi kimia penting, dan
dapat mengganggu sistem saraf pusat (Walangitan,2018).
Merkuri merupakan bahan aktif yang ditambahkan dalam krim pemutih yang
dapat menghambat pembentukan melanin pada kulit. Tetapi berdasarkan hasil
penelitian, bahan tersebut memiliki efek toksik yang berbahaya. Pemakaian merkuri
(Hg) dalam krim pemutih dapat menimbulkan berbagai hal (reaksi negatif), mulai
dari perubahan warna kulit yang pada akhirnya dapat menyebabkan bintik- bintik
hitam pada kulit, alergi, iritasi pada kulit, serta pemakaian dalam dosis tinggi dapat
menyebabkan kelainan pada ginjal, kerusakan permanen pada otak dan gangguan
perkembangan janin (Walangita,2018).
Pada pemakaian dosis tinggi merkuri juga dapat menyebabkan kerusakan paru-
paru, ginjal, mengganggu perkembangan janin, serta dapat menimbulkan
manifestasi gejala keracunan pada sistem saraf berupa gangguan
penglihatan,tremor, insomnia, kepikunan, dan gerakan tangan menjadi abnormal
(ataksia) (BPOM RI,. 2011).
Penggunaan merkuri pada produk krim pemutih wajah dapat membahayakan
kesehatan penggunanya. Logam ini dapat terakumulasi pada organ tubuh, dan
merupakan salah satu logam berat yang sangat beracun. Pengaruh utama yang
ditimbulkan oleh merkuri di dalam tubuh adalah menghalangi kerja enzim dan
merusak selaput dinding sel. Keadaan ini disebabkan karena kemampuan merkuri
dalam membentuk ikatan kuat dengan gugus yang mengandung belerang (sulfur)
yang terdapat di dalam enzim atau dinding sel. Merkuri yang terkandung dalam
krim pemutih dapat masuk ke dalam tubuh dengan jalan terserap melalui kulit.
Pemakaian krim pemutih yang mengandung merkuri akan menjadikan kulit putih
mulus, namun kemudian akan mengendap di bawah kulit dan setelah bertahuntahun
kulit akan menjadi biru kehitaman bahkan dapat memicu timbulnya kanker.
Mengingat bahaya logam toksik dalam tubuh perlu dilakukan penelitian logam
toksik dalam krim pemutih wajah. Krim yang banyak beredar dipasaran dijual
dengan harga terjangkau oleh masyarakat luas dan memberikan efek memutihkan
yang cepat. Tetapi krim tersebut biasanya tidak mencantumkan kandungan bahan
kimia, penandaan, peringatan, efek samping, dan tanggal kedaluwarsa
(Parengkuan,2013).

IV. Alat dan Bahan


A. Alat
1. Tabung Ukur
2. Cawan Porselin
3. Beker glass
4. Corong
5. Kertas Saring
6. Spatula
7. Pipet tetes
8. Tabung reaksi
9. Timbangan analitik
B. Bahan
1. Krim BPOM (Nahda)
2. Krim non BPOM (99)
3. Asam nitrat
4. HCL
5. NAOH

V. Prosedur Kerja
1. Ditimbang dengan teliti sampel sebanyak 2 gram
2. Dimasukkan kedalam cawan porselin
3. Ditambahkan 5 mL HNO3 (Asam nitrat)
4. Dipanaskan dan disaring.

Analisis Kualitatif
Larutan uji sebanyak 1 mL ditambahkan 1-2 tetes larutan KI 0,5 N, HCL dan NaOH
2 N. Hasil menunjukkan positif Hg jika terbentuk endapan putih dan endapan
kuning.1

VI. Hasil Pengamatan


Hasil uji kandungan merkuri
Berdasarkan hasil identifikasi logam merkuri (Hg) pada sediaan krim wajah
dengan menggunakan metode kualitatif menunjukkan bahwa kadar merkuri dalam
sampel adalah sebagai berikut:

No Sampel HCL NAOH Kesimpulan

VII. Daftar Pustaka


Hikmawati, 2007, “Analisis Zat Warna dan Logam Berat Pada
LipstikTanpa Nomor Register Yang Beredar Di Pasar Sentral Makassar”
Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). (2007). Peringatan
Tentang Kosmetik Mengandung Bahan Berbahaya Dan Zat Warna Yang
Dilarang.8(04):311-350.
Badan pengawasan obat dan makanan (BPOM). (2008). Keputusan
badan pengawasan obat dan makanan nomor: HK.00.05.4.1745 Tentang
kosmetik pemutih. 3(08):420-450.
Daniaty L. (2015) Identifikasi Merkuri Pada Lotion Yang Beredar Di
Pasar Blauran Kota Palangka Raya. Karya Tulis Ilmiah, Progam D-III Farmasi,
Fakultas Ilmu Kesehatan,Universitas Muhammadiyah
Palangkaraya,Palangkaraya.
Wasitaatmadja, S. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta :
Universitas Indonesia Press
Syafnir, L. dan Putri, A. P. 2011. Pengujian Kandungan Merkuri dalam
Sediaan Kosmetik dengan Spektrofotometri Serapan Atom. Prosiding Seminar
Nasional Penelitian dan PKM Sains, Tekhnologi, dan Kesehatan, ISSN : 2089-
3582.

You might also like