You are on page 1of 12

1.

Seorang pasien perempuan 40 an dengan riwayat keja digrmrn sudah 8 tahun datang keluhan
sesak beberapa hari terakhir PF didapatkan whezzing. Tensi normal.nadi 90 an keatas.
Respirasi cepat. Tidak ada demam. Dari anamnesa didapatkan riwayat pengobatan TB 6
bulan dan dinyatakan sembuh. Foto thorax terbaru normal. Diagnosis ?
a. Asthma bronkial
b. SOPT
c. Asthma kerja
d. Pneumonia

2. Seorang pasien laki- laki datang dengan keluhan batuk lebih dari 2 minggu dengan demam
dan keringat malam dengan penurunan berat badan.sudah diterapi dengan pengobatan OAT
beberapa hari kemudian pasien mengeluh kemerahan di seluruh badan dan gatal – gatal.
Anjuran pemeriksaan yang dianjurkan : ( soal board 29 no 69 )
a. Skin prick test
b. Eosinophil count dan igE
c. Teast provokatif obat

3. Pasien perempuan kerja ditempat pternakan yang banyak mengandung karung – karung
datang dengan keluhan sesak nafas hebat. Tensi normal, nadi cepat, respirasi cepat, suhu
tidak demam. Dari foto toraks didapatkan corakan bromkovaskular meningkat dan ada
bercak infiltrate. Pemeriksaan spirometri didapatkan FEVI ( ada tulis hasil tp hasilnya turun
tanpa hasil data normal ) FVC turun juga ( FEVI/FVC > 80 klnda salah ) di diagnosis
dengan ?
a. Pneumonia lobaris
b. Astma bronkial
c. TB paru
d. Emfisema
e. Pneumositis hipersensivitas
4. Seorang perempuan datang dengan keluhan sesak dalam 2 hari terakhir. Didapatkan dari PF
tensi agak rendah sekitar 100 nadi cepat respirasi cepat, dan tidak demam. PF didapatkan
ronkhi di salah satu paru. Dari suara jantung didapatkan suara P2 mengeras. EKG
didapatkan P pulmonal. Dan kalau tidak salah aksis deviasi ke kanan. X foto toraks
didapatkan nodul di salah satu lapang paru. Bagaimana anjuran untuk diagnose pasti pada
kasus ini ? ( soal ini 2x)
a…
b. Echo
c. Emfisema
d. pneumositis hipersensitivitas

5. Seorang perempuan datang dengan keluhan batuk lama . riwayat merokok positif . dari PF
didapatkan ronkhi basah di paru bagian bawah kanan, dari foto toraks dicurigai
bronkiektasis. Pemeriksaan lanjutan apa yang anda anjurkan untuk pasien ini ?
a. .
b. CT Scan toraks
c. MS CT dengan kontraks
d. .
e. Bronkoskopi.

6. Seorang laki – laki datang dengan keluhan demamn, batuk dan lendir bebau busuk. Dari foto
rotgen didapatkan cavitas dan air fluid level. Diagnosis ?
a. Abses paru
C ….
a. ….

Karena penyinaran dan redup mulai sela iga 2 kanan. Pemeriksaan payudara normal. Hasil foto
rotgen toraks menunjukkan efusi pleura kanan yang pada aspirasi pleura menghasilkan cairan
serous xantokrom, dengan kandungan protein 45 g/L dan sotologi menunjukkan beberapa sel
atipikal dan limfosit.

7. Apa penyebab paling mungkin dari efusi paru tersebut ?


a. Mesothelioma
b. Limfoma residif
c. Meigs’ syndrome
d. Small cell carcinoma
e. Adenokarsinoma paru

Kasus no : 8 – 11
Seorang perempuan 30 tahun, menikah dan mempunyai 1 orang anak , tanpa riwayat keguguran ,
datang ke Poliklinik Penyakit Dalam dengan keluhan lemas, sering pusing, kurang nafsu makan dan
menstruasi datang tidak teratur sejak 2 bulan terakhir.
Pada pemeriksaan jasmani pasien tampak sakit ringan, pucat, kompos mentis, gizi cukup. Tekanan
darah 110/60 mmHg, nadi 100 kali/ menit, suhu atebris. Konjungtiva pucat, sclera tidak ikterik.
Jantung / paru dalam batas normal. tidak didapatkan edema pada kedua tungkai

8. Pemeriksaan laboratorium awal yang Anda rencanakan untuk pasien ini :

a. Hb, leukosit, Ht, Tro mbosit, Hitung jenis


b. Hb, leukosit, Ht, Trombosit, Retikulosit, ANA , Anti DsDNA dan ACA
c. Hb, leukosit, Ht, Trombosit, MCV, MCH, MCHC, SI - TIBC
d. Hb, leukosit, Ht, Trombosit, MCV, MCH, MCHC, gambaran darah tepi
e. Hb, leukosit, Ht, Trombosit, MCV, MCH, MCHC,….., dan elektroforesis
9. Apabilah pada pasien ini didapatkan hasil sbb : Hb, 7,2 g/dL ; Leukosit 5400..; Trombosit
245.000 ; MCV 72 ../ MCH 25 pg / MCHC 29 g/dL ; ………./ TIBC 350 ……., maka
diagnosis yang paling mungkin untuk pasien ini adalah :
a. Thalasemia minor
b. Anemia pada penyakit kronik (Anemia Of Chronic Disorder = ACD)
c. Anemia sideroblastik
d. Anemia defisiensi besi
e. B dan D benar
10. Pemeriksaan yang dapat Anda gunakan untuk memastikan diagnosis soal nomor 7 adalah ;
a. Punksi sumsum tulang (Bone Marrow Puncture = BMP)
b. Elektroforesis Hb
c. Ferritin darah
d. Hemosiderin sumsum tulang
e. Tes Coomb’s
11. Dari gambaran darah tepi Pasien di atas, dapat ditemukan kelainan khas, yaitu :
a. Sel target
b. Sel pensil
c. Sel Burr
d. Pseudopelger-Huell
e. Howell-Jolly bodies
Seorang laki – laki 25 tahun datang dengan keluhan batuk – batuk sejak 2 bulan yang lalu dan
kadang – kadang disertai oleh darah dan sakit dada. Pasien juga mengeluh badan sakit sedang,
kesadaran kompos mentis. TD 110/70 mmHg, nadi 96 kali/menit Frekuensi nafas 20 kali/menit,
suhu 37,4 ˚C . pada pemeriksaan paru didapatkan perkusi redup, serta adanya ronkhi basah nyaring
pada daerah apeks kanan. LED 60 mm/jam; Leukosit 10.500/mm, Hb 11.6 gr%, Ht 35% ;
Trombosit 70.000/mmr pada pemeriksaan foto thoraks didapatkan adanya kavitas disertai bercak –
bercak fibroinfiltrat disekitarnya pada daerah apeks paru kanan.

12. Regimen pengobatan yang dianjurkan untuk pasien tersebut adalah :


a. 2 RHZ / 4 RH
b. 2 RHZE / 4 RH
c. 2 RHZES / 4 RH
d. 2 RHZES / 1 RHZES / 5 RH
e. 2 RHZES / 1 RHZES / 5 RHE

13. Bilah setelah pengobatan selama 2 bulan ternyata pasien ……langsung massi (,…)
Maka tindakan selanjutnya adalah :
a. Dilakukan pemeriksaan BTA + tes resistensinya diberikan obat
OAT sisipan selama 1 bulan
b. Dilakukan pemeriksaan BTA + tes resistensinya OAT diganti dengan
Regimen untuk gagal terapi
c. Dilakukan pemeriksaan BTA + tes resistensinya OAT diganti dengan
Regimen untuk kasus TB paru kronik
d. Dilakukan pemeriksaan BTA tes resistensinya OAT dilanjutkan sesuai tahap dalam
regimen
e. BSSD

14. Bila akhir pengobatanternyata batuk masih ada, foto toraks masi didapatkan kavitas dan
vibro infilirat serta spectrum BTA langsung masih positif, maka masalah saat ini adalah
a. TB MDR
b. TB paru kronik
c. TB paruh kumbuh
d. TB paru gagal pengobatan
e. BSSD

15. Bila hasil dari kultur BTA dan tes risistensinya didapatkan kuman BTA yang telah sesisten
terhadap NH dan Rifapisin maka tindakan selanjutnya :
a. Perlu dipertimbangkan tindakan operasi dan OAT yang diberikan sebelumnya diteruskan
b. Perlu pertimbangan tindakan operasi bila dapat dilaksanakan maka OAT dapat
dihentikan
c. Perlu dipertimbangkan tindakan operasi, regimen pengobatan tetap diberikan yaitu
dengan OAT generasi I yang masih sensitif ditambah dengan beberapa OAT dari
generasi II
d. Cukup diterapi dengan regimen OAT generasi I yang masih sensitive ditambah beberapa
obat dari OAT generasi II
e. BSSD

16. Saat ini obat yang paling sering digunakan untuk regimen tambahan pada kasus TB MDR
adalah :
a. Levofloxcine
b. Amikasin
c. PAS
d. Ethionamid
e. Ofloxacine
17. Laki-laki 37 tahun didiagnosis dengan hipertensi dan menggunakan lisinopril sebagai inisial
monoterapi. Pasien minum obat ini selama 3 hari dan mendapat gejala pembengkakan di
tangan kanan, gatal-gatal dan tingling. Kemudian pada sore hari bibir menjadi bengkak dan
sulit bernafas.
Pernyataan yang akurat untuk menggambarkan kondisi ini adalah … (H.4)
a. Gejala ini disebabkan oleh aktivasi dari sel mast oleh lisinopril
b. Gejala ini disebabkan oleh gangguan degradasi bradykinin oleh lisinopril
c. His symptoms are unlikely to recur is switched to enalapril
d. Analisis dari darah perifer akan menunjukkan defisiensi C1 inhibitor
e. Level IE asma akan meningkat

18. Seorang laki-laki 20 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan utama sesak nafas sejak 1
bulan terakhir. Sesak muncul saat udara dingin dan bila pasien kecapekan. Sesak membaik
bila pasien menggunakan obat semprot. Pasien sudah diketahui menderita asma sejak usia
12 tahun. Pasien tidak rutin kontrol. Sejak satu bulan sesak semakin sering timbul hampir
tiap hari. Sesak saat malam hari 2-3 kali per minggu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
pasien tampak sakit sedang, tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 96 x/menit isi cukup, nafas
20 x/menit. Pada pemeriksaan paru didapatkan mengi di kedua lapangan paru. Pasien
kemudian mendapatkan inhalasi dengan B2 agonis. Sesudah mendapat inhalasi. Tatalaksana
yang dilakukan selanjutnya adalah:
a. Pasien diberikan terapi rumatan dengan antikolinergik inhaler
b. Pasien diberikan terapi rumatan dengan kortikosteroid inhaler
c. Pasien diberikan terapi rumatan dengan kombinasi kortikosteroid dan B2 agonis kerja
pendek inhaler
d. Pasien diberikan terapi rumatan dengan teofilin serta kombinasi kortikosteroid dan B2
agonis kerja pendek inhaler
e. Pasien diberikan terapi rumatan dengan kortikosteroid oral serta kombinasi kortikosteroid
dan B2 agonis kerja pendek inhaler

19. Seorang pasien lelaki 23 tahun dirawat di ruang perawatan penyakit dengan demam tifoid.
Pasien direncanakan mendapat terapi seftriaxone 1x2 gram dan paracetamol. 30 menit pasca
pemberian ceftriaxone pasien merasa panas, berkeringat, kulit terasa gatal dan kemerahan. TD
100/70, nadi 124, suhu 37.
Tatalaksana awal yang paling tepat terhadap kegawatdaruratan pada pasien ini adalah
a. Injeksi deksametason 10 mg intravena
b. Injeksi antihistamin 50 mg intramuscular
c. Injeksi adrenalin 0.3 cc 1:1000 SC
d. Injeksi adrenalin 0.3 cc 1:1000 IM
e. Injeksi adrenalin 0.3 1:10000 IV

20.. Seorang pasien perempuan 40 an tahun dengan riwayat kerja di garmen sudah 8 tahun. Datang
dengan keluhan sesak beberapa hari terakhir. PF didapatkan whezzing. Tensi normal. Nadi 90
an keatas. Respirasi cepat. Tidak ada demam. Dari anamnesa didapatkan riwayat pengobatan
TB 6 bulan dan dinyatakan sembuh. Foto thorax terbaru normal. Diagnosis?
a. Asthma bronkhial
b. SOPT
c. Asthama kerja
d. Pneumonia
21. Seorang pasien laki-laki datang dengan keluhan batuk lebih dari 2 minggu dengan demam dan
keringat malam dengan penurunan berat badan. Sudah diterapi dengan pengobatan OAT
beberapa hari kemudian pasien mengeluh kemerahan di seluruh badan dan gatal-gatal.
Anjuran pemeriksaan yang dianjurkan : (soal board 29 no 69)
a. Skin prick test
b. Eosinophil count dan IgE
c. Test provokasi obat

22. Seorang pasien perempuan kerja di tempat peternakan yang banyak mengandung karung
karung datang dengan keluhan sesak napas hebat. Tensi normal, nadi cepat, respirasi cepat,
suhu tidak demam. Dari foto toraks didapatkan corakan bronkovaskular meningkat dan ada
bercak infiltrate. Pemeriksaan spirpmetri didapatkan FEV1 (ada tulisa hasiltp hasilnya turun
tanpa hasil data normal) FVC turun juga. (FRV1/FVC>80kl nda salah) Di diagnosis dengan?
a. Pneumonia lobaris
b. Astma bronchial
c. TB paru
d. Emfisema
e. Pneumositis hipersensitivitas

23. Seorang pasien datang dengan keluhan nyeri persendian di sendi kecil tangan dim cp dan pip
dan sendi besar sudah diberikan pengobatan pasien minum obat tidak teratur dan tidak pauth.
Beberapa bulan kemudian pasien datang dengan keluhan bercak kemerahan di kulit.
Mekanisme terjadinya kelainan kulit ini adalah ?
a. Deposit komplemen dan immunoglobulin di jaringan
b. Penigkatan TNF alpha dan IL 6
c. Imunitas seluler
KASUS 24 – 28

Seorng laki-laki, 28 tahun datang dengan kuluhan batuk-batuk sejak 3 minggu sebelum berobat,
disertai dahak warna kuning dang kadang-kadang bercampur darah. Pasien juga mengeluh demam
hilang timbul, badan yang semakin kurus dan sakit bila menelan. Kira-kira 1 tahun yang lalu pasien
pernah dikatakan sakit paur. Berobat hanya 3 bulan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan KU lemah, CM, TD 100/60 mmHg, N : 90 /x, S : 38 0C,
frekuensi napas 20 x/mt. Pada pemeriksaan mata konjungtiva tampakk anemis, pada mulut
didapatkan oral trush. Pemeriksaan paru didapakan ronki basah halus nyaring pada kedua apeks
paru. Paa pemerisaan lab didapakan Hb : 10,2 gr/dl, leukosit 5100/mm2 dengan CD4 : 80/mm3
Trombosit : 230.000/mm3. Pada pemeriksaan sputum BTA hasilnya (+), anti HIV (+) dan pada foto
toraks didapatkan gamabran infiltral pada kedua apeks paru. Pasien didagnosis TB paru dan HIV.

Pertanyaan :

24. Regimen OAT yang diberikan pada pasien ini adalah :


a. 2 RHZ/4RH.
b. 2 RHZE/4RH
c. 2 RHZES/4RHE
d. 2 RHZES/RHZE/5RHE
e. 2 RHZES/2RHZE/RHE

25. Selain OAT pasien juga mendapatkna terapi dengan obat antiretrovirus yang diberikan
bersama. Setelah pengobatan 2 bulan pasien mengeluh timbul benjolan pada leher yang
semakin membesar sejak 5 hari terakhir disertai demam dan batuk yang semakin bertambah.
Pemeriksaaan sputum BTA ulang hasil (-), dan pada foto toraks didapatkan infiltrate yang
semakin bertambah. Masalah yang paling mungkin pada pasien saat ini adalah :
a. Kandidiasis paru
b. Sindrom pulih imun.
c. Pneumokistik karinii pneumonia.
d. Limfoma Non Hodgkin disertai pneumonia
e. Infeksi paru oleh Mycobacterlum other than tuberculosis.

26. Terapi yang diberikan pada pasien ini :


a. Flukonazole.
b. OAT ditambah makrolid baru
c. OAT, Fluconazole Cotrimoxazole
d. Safalosporoin generasi ke 4 dan khemoterapi
e. ARV dan OAT diteruskan, ditambah steroid.

27. Faktor risiko utama terjadinya masalah tersebut diatas adalah :


a. Sputum BTA (+)
b. Kadar CD4 < 200/mm3
c. Adanya infeksi opportunstik.
d. Regimen OAT yang tidak adekuat.
e. Pemberian ARV yang bersamaan dengan OAT.

28. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah masalah tersebut adalah :
a. Obat anti TB diberikan bersama dengan fluconazole
b. Obat anti TB diberikan bersama dengan makrolid baru
c. Pemberian OAT ditunda sampai CD4 > 200/mm3
d. Obat anti TB diberikan bersama dengan Cotrimoxaxazole.
e. Pemberian ARV ditunda sampai fase inisial OAT selesai

29. Salah satu sebab kematian utama yang sering terjadi pada pasien yang dirawat di RS dengan
sebab yang tidak diduga sebelumnya adalah :
A. Atelektasis paru
B. Edema paru
C. Tension pneumothorax
D. Pneumonia aspirasi
E. Emboli Paru
30. Pada bronchopneumonia dengan mikroorganisme penyebab Staphilococcus aureus :
A. Resolusi akan terjadi setelah hari ke-3
B. Sering terjadi empyema dan abses paru
C. Bakteriaemia bi.»a terjadi
D. Karakteristik terdapat fibrosis intra alveolar
E. Bukan salah satu diatas
31. Penyakit tuberculosis bersifat sistemik, Diantara organ-organ yang jarang sekali terkena infeksi
ini adalah : .
A. Hati, ginjal dan susmsum tulang
B. Tuba follopii, epididymis dan usus besar
C. Kelenjar adrenal, getah bening dan limpa
D. Kelenjar thyroid, lambung dan pancreas
E. Bukan salah satu di atas
32. Seorang penderita datang dengan batuk lama Pada pemeriksaan ditemukan BTA Sputum 3 kali
negative. Pada fotc toraks didapatkan KPlama (old KP) menurut kriteria WHO, penderita tersebut
dapat digolongkan sebagai KP :
A. Kategori I
B. Kategori II
C. Kategori III
D. Kategori IV
E. Kategori V

33. Pada penderita tersebut di atas sebaiknya diberikan paduan tetapi :


A. 2 RHEZ / 4 R3H3 + terapi simtomatis
B. 2 RHEZ / 4 R3H3 + terapi simtomatis
C. INH propilaxis selama 6 bulan
D. Antibiotika + terapi simtomatis
E. Terapi simtomatis
34. Penanganan empiema toraks kronis pada prinsipnyu adaiah sebagai berikut KECUAL1 :
A. Pengosongan rongga pleura dengan WSD
B. Pemberian antibiotika
C. Sterilisasi rongga pleura 
D. Dekortikasi rongga pleuru
E. Pleurodesis pleuru

35. Seorang laki – laki datang dengan keluhan batuk sesak. Riwayat merokok lama. PF didapatkan
sesak, respi cepat. PF trakea bergeser ke kanan. Suara nafas kanan menurun. Perkusi redup . dari
x foto torak didapatkan infiltrate homogen dan radio opak di kanan, mediastinum dan trakea
bergeser ke kanan. DX ?
a. Efusi pleura kanan
b. Tumor paru kanan
c. Atelectasis kanan
d. Pneumonia lobaris kanan

36. Seorang pria usia 65 tahun datang dengan keluhan sesak nafas yang bertambah saat menaiki
tangga dengan cepat, batuk-batuk dengan dahak putih kental. Pemeriksaan
FEVI/FVC < 70 % dan FEVI 47 % dari nilai prediksi. Diagnosis terhadap pasien ini adalah :

a. Penyakit paru obstruktif kronik stage 0


b. Penyakit paru obstruktif kronik stage I
c. Penyakit paru obstruktif kronik stage II
d. Penyakit paru obstruktif kronik stage III
e. Penyakit paru obstruktif kronik stage IV
37. Seorang wanita 34 tahun datang dengan keluhan batuk dan sesak yang memburuk sejak 3 bulan
yang lalu. Pasien tidak ada masalah dengan masalah paru dan tidak pernah mendapat asma.
Pasien bekerja di pet shop sejak 6 bulan lalu. Batuk kering dan tidak produktif. Sebelum 3 bulan
yang lalu pasien tidak ada keterbatasan pada toleransi latihan tetapi sekarang merasa sesak saat
naik 2 tangga. KU cukup, SpO2 95%, Sb 37,7 oC. Pemeriksaan pulmo normal. Tidak ada
clubbing atau sianosis. CXR normal. CT Scan diffuse ground-glass infiltrate di lobus bawah.
TBB menunjukkan interstitial alveolar infiltrate dari sel plasma, limfosit, dan eosinophil. Kultur
negative.
Diagnosis untuk pasien ini? (H.Pulmo19)
a. Aspergillosis
b. Pneumonitis hipersensitivitas
c. Non spesifik intensisial pneumonitis
d. Sarcoidosis
e. Tuberculosis
38. Wanita 54 tahun masuk dengan keluhan batuk kronik sejak 6-12 bulan yang lalu. Batuk dialami
baik siang maupun malam dan sputum berwarna hijau. Pts memperkirakan produksi sputum
sebanyak 100 cc/hari. Ada ronki kasar di bagian bawah paru. Spirometri FEVI 1,68 L (*53,3 %
predicted), FVC 3.00 L (75% predicted) dan FEV1/FVC 56 %. Hasil CXR normal.
Evaluasi berikut yang anda anjurkan untuk pasien ini? (H.Pulmo32)
a. Bronkoskopi with BAL
b. CT Thorax dengan kontras
c. HR CT Scan Thorax
d. Serum lg
e. Mengobati dengan LABA dan Cortikosteroid inhalasi

39. Organisme apa yang sering ditemukan pada fibrosis cystic? (H.Pulmo37)
a. Haemophilus influenza
b. Acinetobacter baumannii
c. E. Coli
d. Aspergillus fumigatus
e. Staphylococcus aureus

40. A 70 year old man with COPD is seen for follow up. He has been clinically stable without an
exacerbation for past 6 month. However he generally feels in poor health and is limited in what
he can do. He reports dyspnea with usual activities. He is currently being managed with an
albuterol MD inhaler twice daily and as needed. He has a 50 pack year history of smoking and
quit 5 years previously. His other medical problem include peripheral vascular disease, HPT and
BPH. He is managed with aspirin, lisinopril, HCT dan tamsulosin. On exam the patient SpO2 93
%. He is hyperinflated to percussion with decrease breath sounds at the apices and faint
expiratory wheezing. His pulmonary function test EEV1 55% predicted and FVC 80 predicted
FEV1/FVC 50%.
What the next management for this patients? (H.Pulmo40)
a. Initiate a trial of oral glucocorticoids
b. Initiate with inhaled fluticasone twice daily
c. Initiate with inhaled fluticasone in combination with inhaled salmeterol
d. Initiate treatment with inhaled Tiotropium
e. Perform exercise and initiate oxygen therapy

41. Wanita 32 tahun dikonsulkan dari ObsGin dengan keluhan sesak nafas dan lam 36 minggu. Dari
anamnesis tidak ada komplikasi pada kehamilan dan masalah kesehatan yang lain. Obat yang
diminum adalah vitamin. PF: TD 120/80; HR 126 x/menit; RR 28 x/menit; SpO2 96%.
Pemeriksaan fisik jantung dan paru dalam batas norma. Ada sedikit pitting edema. CXR dalam
batas normal. EKG sinus takikardia. AGD pH 7,52, PaCO2 26, PaO2 85.
Apakah tindakan berikut yang akan dilakukan? (H.REsp5)
a. Pemberian antibiotika untuk bronchitis akut
b. Dilakukan CT Pulmonary angiogram
c. Dilakukan Echocardiogram
d. Diberikan penenang untuk serangan panik
e. Mengeduksi pasien dengan menjelaskan sesak ini merupakan hal yang normal pada
kehamilan.

42. Bagaimana hasil yang diharapkan pada spirometri untuk COPD? (H.REsp 9)
a. TLC meningkat, Vital Capasity menurun, FEV1/FVC menurun
b. TLC menurun, VC menurun, residual volume menurun, peningkatan FEV1/FVC, normal
maximum inspiratory pressure
c. TLC menurun, peningkatan RV, normal FEV1/FVC, penurunan MIP
d. Normal TLC, normal RV, normal FEV1/FVC, penurunan MIP

43. Seorang laki-laki 58 tahun datang dengan keluhan sesak nafas dan ditemukan ada efusi pleura
kanan. Setelah dilakukan torakosintesis ditemukan karakteristik sebagai berikut:
pH : 7,48 RBC : 24.000
Protein : 5,8 g/dL (serum protein 7,2) PMN : 10%
LDH : 285 (serum LDH 320) Lym : 80%
Glu : 66 Mesothelial cell : 10
WBC : 3800
Citologi : limfositosis dengan inflamasi kronik dan tidak ada sel ganas atau organisme
Dari data di atas kemungkinan penyebab dari efusi pleura adalah … (H.Pulmo56)
a. Sirosis
b. Kanker paru
c. Mesothelioma
d. PE
e. Tuberculosis

44. Laki-laki 32 tahun datang dengan keluhan sesak. Penderita merupakan penderita asma. Hasil PF
whezzing +.
Terapi untuk pasien ini?
a. Aminofilin intravena
b. Nebulizer long acting beta agonist (LABA)/8 jam
c. LABA injeksi/8 jam + steroid/2 jam
d. LABA ulang 3 kali
e. Steroid IV

45. Seorang perempuan berusia 56 tahun berobat ke poliklinik dengan keluhan sering merasa lelah
dan sesak. disertai batuk poduktif setiap pagi hari. Terdapat riwayat merokok 6 pak perminggu
sejak usia remaja.
Hasil spirometri yang paling mungkin terjadi pada pasien ini adalah :
A. Forced Vital capacity (FVC) menurun
B. Forced expiratory volume in first second (FEVI) menurun
C Forced vitai capacity (FCV) normal atau sedikit meningkat
D. Forced expiratory volume in first second (FEVI) normal atau sedikit meningkat
E. Forced expiratory volume in first second/torce vitai capacity (FEVI/FVC) menurun dibawah 0.7
,
46. Seorang Laki-laki berusia 56 tahun, baru saja didiagnosis menderita karsinoma kolon. Pasien
mengeluh tiba - tiba merasa tidak nvaman di dada dan napas pendek. Pada pemeriksaan fisik
kondisi pasien tampak lemah, tekanan da rah 90/50 mmHg, frekuensi nadi 110x/mnt, frekuensi
napas 26x/mnt, saturasi 02 88%, auskultasi paru normal, JVP 5+2 cmH20, auskultasi paru
normal. JVP 5+2 cm H20, auskultasi P2 mengeras, tidak terdapat edema kedua kaki. D-dimer
positif, EKG sinus takikardi, right axis deviation, dan enzim jantung dalam batas normal.
Pemeriksaan penunjang yang sebaiknya dilakukan untuk menegakkan diagnosis di atas adalah :
A. USG thoraks
B. Tes faal Paru
C. Rontgen thoraks
D. Contrast phlebography
E. Scan Paru

47. Seorang laki-laki, berusia 72 tahun, berobat dengan keluhan batuk darah beberapa bulan terakhir
yang hilang timbul. Pasien tidak demam namun berat badan menurun 8 kg selama 4 bulan
terakhir, disertai suara serak dan sulit menelan sejak 2 minggu. Terdapat riwayat meroj<ok
2Jjungkus per hari selama 50 tahun. Pada pemeriksaan fisik terdapat mengi di kedua lapangan
paru, jari tabuh pada kaki dan tangan; tidak ada pembesaran kelenjar limfe. Hasil foto rontgen
toraks didapatkan pembesaran hilus paru kiri.
Diagnosis yang paling tepat untuk kasus di atas adalah :
A Tumor paru
B. Bronkiektasis
C. Sindrom vena kava superior
D. Pneumonia dengan bronkospasme
E. Penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) 
Seorang perempuan berusia 40 tahunbdibawa ke IGD dengan keluhansesak napas mendadak.
Terdapat riwayat batuk lama dan pengobatan flek paru. Pada pemeriksaan fisik terfihat ortopneu
dan penggunaan oto bantu napas. Pada auskultasi terdapat wheezing dan ronki di beberapa bagian
paru. Didapatkan pula distensi vena jugularis, pulsasi parasternal, P2 mengeras, shifting dullness
(+), edema tungkai dan jari tabuh. Pemeriksaan foto rontgen toraks memperlihatkan adanya nodul
multiple di kedua lapangan paru. Pemeriksaan EKG memperlihatkan pergeseran aksis ke kanan.
P>S di lead VI dan P pulmonal.
48. kemungkinan penyebab sesak yang paling tepat pada pasien tersebut adalah:
a. Kanker paru
b. Cor pulmonal
c. Edema paru akut
d. Emboli paru akut
e. PPOK eksaserbasi akut
49. Seorang laki-laki 20 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan utama sesak napas sejak 1 bulan
terakhir. Sesak muncul saat udara dingin dan bila pasien kecapekan. Sesak membaik bila pasien
pasien menggunakan obat semprot> pasien sudah diketahui menderita asma sejak usia 12 tahun.
Pasien tidak rutin kontrol. Sejak satu bulan sesak semakin sering timbul hampir tiap hari. Sesak saat
malam hari 2-3 kali per minggu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit sedang,
tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 96 x/menit isi cukup, napas 20 x/menit. Pada pemeriksaan paru
didapatkan mengi di kedua lapangan paru. Pas-ten kemudian mendapatkan inha Iasi dengan B2
agonis. Sesudah endpaat inhalasi, keluhan sesak membaik dan pada pemeriksaan fisik tidak
didapatkan mengi.
Tata Laksana yang dilakukan dselanjutnya adalah;
a. Pasien diberikan terapi rumatan dengan antikolinergik inhaler
b. Pasien diberikan terapi rumatan dengan kortikosteroid inhaler
c. Pasien diberikan terapi rumatan dengan kombinasi koertikosteroid dan B2 Agonis kerja
pendek inhaler
d. Pasien diberikan terapi rumatan dengan teofilin serta kombinasi koertikosteroid dan B2
Agonis kerja pendek inhaler
e. Pasien diberikan terapi rumatan dengan koertikosteroid oral serta kombinasi koertikosteroid
dan B2 Agonis kerja pendek inhaler
50. Seorang laki-laki berusia 67 tahun datang dengan keluhan sesak nafas memberat sejak seminggu
disertai dahak yang berwarna kuning. Pasien mulai ada keluhan sesak dengan disertai bunyi ngik-
ngik sejak 5 tahun yang lalu dan keluhan mulai sering timbul sejak 6 bulan yang lalu ini. Pasien
mempunyai riwayat merokok sejak usia muda dan baru berhenti sejak 5 bulan ini. Selama ini
keluhan sesak mereda dengan menggunakan obat sesak yang diberikan oleh dokter, namun keluhan
seminggu terakhir tidak mereda meski sudah menggunakan obat semprot tersebut. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan bentuk dada barrel chest, wheezing pada seluruh lapang paru. Hasil
AGO: pH: 7,32 p02 65 mmHg, pC02 .. mmHg, pHC03 30mEq/L, 6E+4, Sa 02 96%
32. Terapi oksigen pada pasien ini adalah
a. Oksigen 6-8 L/menit dengan simple mask
b. Oksigen 6-8 L/menit dengan rebreathing mask
c. Oksigen 6-8 L/menit dengan non rebreathing mask
d. Oksigen 1-2 L/menit Intermitten dengan nasal kanul
e. Oksigen 4-5 L/menit Intermitten dengan nasal kanul

51. Pernyatan di bawah ini adalah benar untuk pneumoria pneumokokus, kecuali :
a. Biasa tanpa lekositisis
b. 10 – 15 % pasien memiliki kultur darah yang positif
c. Bila ada empyema, umunya timbul pada 4 hari pertama
d. Bisa terdapat endocarditis walaupun jarang
e. Tidak mungkin terdapat sianosis

52. Pada penyakit paru obstruktif kronik didapat keadaan dibawah ini kecuali :
a. Pada bronchitis kronik proses pathogenesis terbatas pada saluran nafas, sedang
pada emfisema, proses pathogenesis terjadi pada parenkimnya murni
b. Hipersekresi mucus dapat terjadi pada tipe emfisema murni
c. Tipe emfisema lebih sering terjadi pada laki – laki dari pada perempuan.
d. Pada pasien dengan defisiensi alpha -1-antitrypsin, kejadian PPOK sama banyak
baik perokok maupun bukan
e. Pada tipe kronik bronchitis keluhan sesak nafas lebih bersifat episodic dari pada
tipe emfisema yang mengalami keluhan sesak lebih terus – menerus

53. Seorang pasien diperkirakan menderita pemyakit paru ptani. Suatu uji provokasi dengan
inhalasi ekstra jamur rumput dilakukan. Funsi paru tiba-tiba menurun dalam 10 menit dan
kembali normal dalam 2 jam, dan turun kembali nya dalam 2 jam kemudian keterangan
yang paling tepat untuk itu adalah :
a. Pasien sebelumnya telah mempunyai hipersensitivitas sel T
b. Ini adalah pola normal pada penyakit paru petani
c. Pasien mengalami respons sekunder setelah inhalasi antigen
d. Gejala penyakit paru petani dikomplikasikan oleh reaksi hipersensitivitas yang
diperankan oleh igE dengan antigen yang sama
e. Semua diatas benar.

54. Yang termasuk resiko tinggi untuk penderita kanker paru adalah :
a. Usia > 40 tahun
b. Laki – laki
c. Perokok
d. Dalam keluarga ada yang menderita kanker
e. Betul semua
Seorang pria berusia 20 tahun, datang ke UGD dengan keluhan sesak napas memberat sejak 1 jam
yang lalu. Sejak 3 hari, pasien batuk dan demam. Sesak sudah dirasakan sejak kemarin, namun
masih membaik bila pasien menggunakan obat salbutamol inhaler. Pasien menderita asma sejak
kecil. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak gelisah; tekanan darah 130/80 mmHg;
frekuensi nadi 125 kali/menit; isi cukup; frekuensi napas 30 kali/menit. Pada pemeriksaan paru
didapatkan wheezing di kedua lapangan paru.

55. Salah satu bagian tatalaksana bagi pasien saat di UGD adalah:
A. Diberikan aminofilin intravena
B. Diberikan kortikosteroid intravena
C. Diberikan inhalasi B2 agonis kerja panjang tiap 4 jam
D. Diberikan inhalasi B2 agonis kerja panjang tiap 20 menit sampai 3 kali
E. Diberikan inhalasi B2 agonis kerja panjang tiap 8 jam dan kortikosteroid tiap 12 jam
Seorang perempuan dengan obesitas berusia 42 tahun, masuk ICU setelah operasi gastric-bypass.
Pasien menggunakan ventilator mekanik kontinu pada hari pertama dan pada hari kedua diekstubasi
dengan pemberian oksigen mask 40%. Dua hari kemudian, pasien mengeluh sesak napas. Pasien
mempunyai riwayat hipertensi, diabetes melitus dan obstructive sleep apnea. Pasien menyangkal
merokok, minum alkohol atau menggunakan narkoba. Pasien tidur dengan posisi semi fowlers,
tampak lemah; suhu 38,9º C; laju pernapasan 32x/menit; frekuensi nadi 124 x/menit; tekanan darah
150/90 mmHg; trakea di tengah; tidak ada striktur, bising karotis dan limfadenopati; dada simetris,
fremitus melemah, perkusi redup, suara dasar vesikuler melemah dan ronkhi basah halus di akhir
inspirasi pada paru bagian posterior bawah; tidak didapatkan suara gallop, bising jantung dan jari
tabuh pada ekstremitas.

56. Kondisi klinis yang menyebabkan keluhan sesak napas akut pasien ini adalah:
A. Edem paru
B. Pneumonia
C. Emboli paru
D. Atelektasis paru
E. Acute Respiratory Distress Syndrome

You might also like