Analisa Deteksi Dini Dan Stimulasi Perkembangan Anak Usia Prasekolah

You might also like

You are on page 1of 10

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Jurnal Universitas Tribhwuana Tunggadewi

200
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .6, No.3,2018,hal 200-209
Tersedia online di https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/care
ISSN 2527-8487 (online)
ISSN 2089-4503 (cetak)

Analisa Deteksi Dini dan Stimulasi


Perkembangan Anak Usia Prasekolah

Miftakhul Ulfa
Stikes Widyagama Husada Malang
e-mail: mimiulfah@yahoo.com

ABSTRACT

The Early Detection and Development Stimulation Program is one of the health examination programs that
aims to find developmental irregularities in children under five and preschoolers early, comprehensive and
coordinated in the form of partnerships between families (parents, caregivers and other family members), the
community ( cadres, professional organizations) with professionals. Monitoring of child development includes
monitoring from physical, psychological and social aspects. The aim of the study was to analyze the development
of kindergarten and knowledge students (parents and kindergarten teacher Aisyiyah Bustanul Athfal 12)
in early detection and developmental stimulation in preschool children. The research method used is
quantitative with analytical survey methods with 35 respondents. The results of the study showed that there
were a number of students experiencing deviations in the KPSP examination of 4 students, 5 students
experiencing attention deficit disorder and hyperactivity and 1 student who experienced autism and 100% of
respondents (parents and teachers) responded positively in terms of very high efficacy for early detection of child
developmental disorders.

Keywords: early detection; development; preschool children

ABSTRAK

Program deteksi dini dan stimulasi perkembangan merupakan salah satu program
pemeriksaan kesehatan yang bertujuan untuk menemukan penyimpangan perkembangan
pada balita maupun anak usia prasekolah secara dini, menyeluruh dan terkoordinasi
diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga (orang tua, pengasuh anak dan
anggota keluarga lainnya), masyarakat (kader, organisasi profesi) dengan tenaga professional.
Pemantauan perkembangan anak meliputi pemantauan dari aspek fisik, psikologi, dan sosial.
Tujuan penelitian untuk menganalisa perkembangan siswa TK dan pengetahuan (orang tua
dan guru TK Aisyiyah Bustanul Athfal 12) dalam deteksi dini dan stimulasi perkembangan
pada anak prasekolah. Metode penelitian yang digunakan kuantitatif dengan metode survei
analitik 35 responden. Instrument yang digunakan KPSP, deteksi autis (CHAT), deteksi
gangguan emosional (KMEE) dan deteksi gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas
(GPPH).Hasil penelitian, didapatkan bahwa ada beberapa siswa mengalami penyimpangan
pada pemeriksaan KPSP sejumlah 4 siswa, sejumlah 5 siswa mengalami gangguan pemusatan
perhatian dan hiperaktivitas, 1 siswa mengalami autis dan 100 % responden (orang tua dan
guru ) merespon positif dalam hal kemanfatan yang sangat tinggi untuk melakukan deteksi
dini kelainan perkembangan anak.

Kata kunci : anak prasekolah; deteksi dini; perkembangan

Cara mengutip: Ulfa,M.2018). Analisa Deteksi Dini dan Stimulasi Perkembangan Anak Usia Prasekolah . Care: Jurnal Ilmiah Ilmu
Kesehatan, 6(3), 200-209. Retrieved from https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/care/article/view/1002
201
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .6, No.3,2018,hal 200-209

PENDAHULUAN kembang. Dengan ditemukan secara dini


Program Deteksi Dini dan Stimulasi penyimpangan atau permasalahan
Perkembangan merupakan salah satu perkembangan anak, maka intervensi akan
program pemeriksaan kesehatan yang lebih mudah dilakukan, baik oleh tenaga
bertujuan untuk menemukan kesehatan, orang tua maupun guru di
penyimpangan perkembangan pada balita sekolah. Bila penyimpangan terlambat
maupun anak usia prasekolah secara dini, diketahui, maka intervensinya akan lebih
menyeluruh dan terkoordinasi sulit dan hal ini akan berpengaruh pada
diselenggarakan dalam bentuk kemitraan perkembangan anak (Depkes, 2007).
antara keluarga (orang tua, pengasuh anak
dan anggota keluarga lainnya), masyarakat Program penelitian yang diselenggarakan
(kader, organisasi profesi, lembaga oleh Stikes Widyagama Husada
swadaya masyarakat) dengan tenaga bekerjasama dengan mitra Sekolah TK
professional (Depkes, 2007). Pemantauan Aisyiyah Bustanul Athfal 12 Malang.
perkembangan anak meliputi pemantauan Mitra merupakan guru dan orang tua
dari aspek fisik, psikologi, dan sosial. siswa TK Aisyiyah 12 yang berperan aktif
Pemantauan tersebut harus dilakukan dan bertanggung jawab dalam
secara teratur dan berkesinambungan. mewujudkan generasi bangsa yang sehat.
Peran orang tua dan Guru di Sekolah
Pemantauan tumbuh kembang anak usia sangat penting untuk melakukan
prasekolah merupakan fase yang penting, pemantauan perkembangan pada anak,
karena dapat menentukan kualitas sehingga diperlukan pengetahuan dan
kesehatan, kesejahteraan, pembelajaran keterampilan yang baik tentang kesehatan
dan perilaku di masa mendatang (IDAI, anak, salah satunya pengetahuan tentang
2016). Penelitian Putri,dkk (2016) di TK pemeriksaan dan cara detekesi dini
Pesantren Al Madaniyah ditemukan masalah perkembangan pada anak.
bahwa sebagain besar anak pra sekolah
mempunyai pertumbuhan yang baik, Berdasarkan hasil wawancara dengan
dilihat dari berat dan tinggi badan yang Kepala Sekolah TK Aisyiyah Bustanul
berimbang. Bertentangan dengan Hasil Athfal 12 Malang memaparkan bahwa
Riset IDAI (2016) menunjukkan bahwa pelaksanaan deteksi dini perkembangan
sekitar 1-3 % anak dibawah usia 5 tahun yang sudah dilakukan oleh guru terhadap
mengalami keterlambatan tumbuh semua siswa TK A, B dan Kelompok
202
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .6, No.3,2018,hal 200-209

Bermain hanya terbatas pada pemeriksaan Pemantauan perkembangan anak


pertumbuhan saja yaitu pengukuran berat dilakukan dengan instrument KPSP, deteksi
badan, tinggi badan dan lingkar kepala. autis (CHAT), deteksi gangguan
Selain itu juga para guru maupun orang emosional (KMEE) dan deteksi gangguan
tua wali siswa belum pernah mendapatkan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas
edukasi, penyuluhan maupun pelatihan (GPPH), 2). Kegiatan Psikoedukasi
terkait deteksi dini dan stimulasi berupa Seminar Sehari dengan
perkembangan pada anak usia prasekolah tema“ Deteksi Dini dan Stimulasi
secara komprehensif. Perkembangan pada Anak Usia
Prasekolah”. Kegiatan ini dilaksanakan
Berdasarkan permasalahan tersebut dengan sasaran semua orang tua siswa dan
peneliti tertarik untuk menganalisis Guru TK A, B dan Kelompok Bermain
deteksi dini dan stimulasi perkembangan (77 responden). Kegiatan ini, diharapkan
anak usia prasekolah. untuk mengetahui orang tua wali murid dan guru dapat
adanya penyimpangan perkembangan memahami pentingnya deteksi dini dan
anak sedini mungkin sehingga dapat stimulasi perkembangan pada anak
dilakukan upaya penanganan segera guna
mewujudkan generasi bangsa yang sehat HASIL
dengan pertumbuhan yang optimal Berdasarkan Karakteristik Siswa TK
menurut usia, tinggi badan dan berat
METODE PENELITIAN badan pada Tabel 1 didapatkan bahwa
Jenis penelitian yang digunakan adalah mayoritas usia siswa di Sekolah TK
penelitian kuantitatif dengan metode Aisyiyah Bustanul Athfal 12 Malang
survey analitik (Notoatmojo, 2012). adalah berusia 5 tahun sejumlah 19 orang
Pengambilan data dalam kegiatan (54,3%), karakteristik responden
penelitian yang dilakukan di sekolah TK berdasarkan tinggi badan didapatkan
Aisyiyah Bustanul Athfal 12 Malang bahwa mayoritas siswa di Sekolah TK
dibedakan menjadi dua kegiatan yaitu: Aisyiyah Bustanul Athfal 12 Malang
1). Screening deteksi dini perkembangan mempunyai tinggi badan sekitar
yang dilakukan pada 35 siswa (TK A, B 101 -111 cm sejumlah 23 orang (65,7%).
dan Kelompok Bermain). Kegiatan ini, Dan karakteristik siswa berdasarkan berat
diharapkan dapat mendeteksi kemampuan badan didapatkan bahwa mayoritas Siswa
perkembangan anak sesuai dengan usia. di Sekolah TK Aisyiyah Bustanul Athfal
203
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .6, No.3,2018,hal 200-209

12 Malang mempunyai berat badan sekitar siswa di Sekolah TK Aisyiyah Bustanul


10-15 kg sejumlah 18 orang (51,4%). Athfal 12 Malang pada deteksi gangguan
emosional dalam tahap normal yaitu
Tabel 1. Karakteristik Siswa TK A, B, dan 16 orang (45,7%).
Kelompok Bermain di Sekolah
TK Aisyiyah Bustanul Athfal 12
Tabel 3. Hasil Pemeriksaan KMEE pada
Malang
Siswa TK A, B, Kelompok
Usia Jumlah %
Bermain di Sekolah TK
3 tahun 1 2,9 Aisiyah Bustanul Athfal 12
4 tahun 8 22,9 Malang
5 tahun 19 54,3
6 tahun 7 20 Pemeriksaan Jumlah %
Total 35 100 KMEE
Berat Badan (kg) Normal 16 45,7
10-15kg 18 51,4 Rujuk 11 31,4
16-21kg 16 45,7 Pelayanan
22-27kg 1 2,9 Tumbuh
Total 35 100 Kembang
TinggiBadan Evaluasi 8 22,9
(cm) setelah 3 bulan
90-100 12 34,3 Total 35 100
101-111 23 65,7 Sumber Data: Data Primer (2018)
Total 35 100
Sumber data : Data Primer (2018)
Tabel 4. Hasil Pemeriksaan AUTIS pada
Siswa TK A, B, Kelompok
Tabel 2. Hasil Pemeriksaan KPSP pada Bermain di Sekolah TK
Siswa TK A, B dan Kelompok Aisiyah Bustanul Athfal 12
Bermain di Sekolah TK Aisyiyah Malang
Bustanul Athfal 12 Malang Pemeriksaan Jumlah %
KPSP Jumlah % Autis
Sesuai 31 88,6 Normal 34 97,1
Penyimpangan 4 11,4 Autis 1 2,9
Total 35 100 Total 35 100
Sumber Data: Data Primer (2018) Sumber Data : Data Primer (2018)
Tabel 2 menunjukkan bahwa mayoritas
Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Autis
siswa di Sekolah TK Aisyiyah Bustanul
pada pada Tabel 4 didapatkan bahwa
Athfal 12 Malang mempunyai tumbuh
mayoritas siswa di Sekolah TK Aisyiyah
kembang yang sesuai dengan usianya yaitu
Bustanul Athfal 12 Malang pada deteksi
31 orang (88,6%).
autis dalam tahap normal yaitu 34
orang(97,1%).
Berdasarkan Hasil Pemeriksaan KMEE
pada Tabel 3 didapatkan bahwa mayoritas
204
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .6, No.3,2018,hal 200-209

Berdasarkan Hasil Pemeriksaan GPPH rata-rata 10-15 kg dengan usia 5 tahun


pada Tabel 5 didapatkan bahwa mayoritas sejumlah 10 orang. Dimana hasil
siswa di Sekolah TK Aisyiyah Bustanul pemeriksaan tersebut menurut tabel
Athfal 12 Malang pada deteksi GPPH standar antropometri (Kep.Menkes
dalam tahap normal yaitu 30 orang Nomor.1995/Menkes/SK/XII/2011)ter
(85,7%). masuk dalam kategori gizi baik. Demikian
Tabel 5. Hasil Pemeriksaan GPPH pada juga hasil pengukuran tinggi badan anak,
Siswa TK A, B, Kelompok
didapatkan mayoritas siswa mempunyai
Bermain di Sekolah TK Aisiyah
Bustanul Athfal 12 Malang kategori status gizi normal berdasarkan
GPPH Jumlah %
tinggi badan rata-rata 101-111cm dengan
Normal 30 85,7
GPPH 5 14,3 usia 5 tahun sebanyak 12 orang.
Total 35 100
Sumber Data : Data Primer (2018)
Pertumbuhan dan perkembangan pada
anak baik fisik, mental, sosial, emosional
PEMBAHASAN
dipengaruhi oleh gizi, kesehatan dan
Pemeriksaan Deteksi Dini Tumbuh
pendidikan. Hal ini sejalan dengan
Kembang
penelitian oleh Bloom mengenai
Kegiatan penelitian yang diadakan di
kecerdasan yang menunjukkan bahwa
Sekolah TK Bustanul Athfal 12 ini
dalam kurun waktu 4 tahun pertama usia
mendapat respon positif baik dari orang
anak, perkembangan kognitifnya
tua wali siswa maupun guru TK A, B dan
mencapai sekitar 50%, kurun waktu
Kelompok Bermain. Kegiatan ini berhasil
8 tahun mencapai 80%, dan mencapai
memeriksa pertumbuhan dan
100% setelah anak berusia
perkembangan pada siswa TK (A, B dan
18 tahun(Saidah, 2003).
Kelompok Bermain) sejumlah 35 anak
usia 3-6 tahun. Pemeriksaan pertumbuhan
Adanya kecerdasan otak pada anak usia
dilakukan dengan mengukur panjang atau
prasekolah menunjukkan bahwa untuk
tinggi badan anak dan berat badan anak.
mencapai tingkat kepandaian secara
optimal pada anak, maka stimulasi
Hasil pemeriksaan deteksi dini pada siswa
tumbuh kembang harus dilakukan sejak
TK (A, B dan Kelompok Bermain)
anak berusia 3 tahun pertama dalam
didapatkan bahwa bahwa mayoritas siswa
kehidupannya, hal ini dikarenakan anak
di Sekolah TK Aisyiyah Bustanul Athfal
memiliki jumlah sel otak dua kali lebih
12 Malang mempunyai berat badan
205
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .6, No.3,2018,hal 200-209

banyak dari sel-sel otak pada orang dewasa gerak kasar, gerak halus, bicara & bahasa,
(Oberlander, J.R & Steady, 2003). sosialisasi dan kemandirian.

Pada Hasil Pemeriksaan KMEE


(Kuisioner Masalah Mental Emosional)
didapatkan bahwa mayoritas siswa di
Sekolah TK Aisyiyah Bustanul Athfal 12
Malang pada deteksi gangguan emosional
dalam tahap normal yaitu 16 orang
(45,7%), sisanya 11 siswa perlu
mendapatkan rujukan ke pelayanan
Gb.1 Pelaksanaan Screening Deteksi Dini
kesehatan tumbuh kembang dan 8 siswa
Perkembangan pada Siswa TK)
memerlukan konseling kepada orang tua
melalui buku pedoman pola asuh yang
Pemeriksaan perkembangan anak
mendukung perkembangan anak.
dilakukan dengan menggunakan
Sedangkan hasil pemeriksaan deteksi dini
4 kuisioner, diantaranya kuisioner KPSP,
autis, didapatkan 1 siswa mengalami autis
deteksi dini gangguan emosional, deteksi
dan 5 siswa mengalami gangguan pada
dini autis dan deteksi dini
pemusatan perhatian dan konsentrasi.
hiperaktivitas(Kemenkes RI, 2012;2013).

Selama tahap perkembangan, anak dapat


Pemeriksaan perkembangan anak dengan
mengalami berbagai gangguan yang terkait
instrument KPSP didapatkan sebanyak
dengan psikiatri, misalnya kecemasan
31 orang (88,6) anak perkembangannya
yang dapat dialami anak adalah fobia
sesuai dengan usia dan hanya 11,4% atau
sekolah, kecemasan berpisah, fobia sosial,
4 orang dari 35 anak yang diperiksa nilai
dan kecemasan setelah mengalami trauma.
KPSP ada penyimpangan. Pada siswa
Gangguan perkembangan pervasif pada
dengan nilai KPSP yang menyimpang,
anak meliputi autisme serta gangguan
maka orangtua diberi edukasi mengenai
perilaku dan interaksi sosial. Menurut
stimulasi perkembangan anak sesuai usia
Widyastuti (2008) autism adalah kelainan
dan masalah perkembangan yang dialami
neurobiologis yang menunjukkan
oleh anak, misalkan penyimpangan pada
gangguan komunikasi, interaksi, dan
perilaku. Autisme ditandai dengan
206
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .6, No.3,2018,hal 200-209

terhambatnya perkembangan bahasa, bahwa orang tua mempunyai peranan


munculnya gerakan-gerakan aneh seperti yang penting dalam meningkatkan
berputar-putar, melompat-lompat, atau perkembangan psikososial anak. Anak
mengamuk tanpa sebab. Bila usia 0-4 tahun yang dilakukan stimulasi
penyimpangan mental emosional selama 2 tahun akan meningkatkan
terlambat diketahui maka intervensinya perkembangan psikososialnya sebesar 6-
akan lebih sulit dan hal ini akan 11%( Socorro & Elizabeth, 2006).
berpengaruh pada tumbuh kembang anak
(Depkes, 2007). Hal tersebut sejalan Kegiatan Psikoedukasi
dengan Riset Irmawati (2007) terkait Pelaksanaan kegiatan Psikoedukasi berupa
Manajemen Pelaksana Kegiatan Stimulasi seminar sehari kepada wali murid siswa
Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh dan guru TK Aisyiyah Bustanul Athfal 12
Kembang (SDIDTK) dengan Cakupan Malang ini membawa hasil yang nyata
SDIDTK Balita dan Anak Pra Sekolah di sesuai dengan tujuan program yang
Puskesmas Kota Semarang menunjukkan dirumuskan sebelumnya. Evaluasi yang
bahwa sebagian besar kasus yang dilakukan menunjukkan bahwa para
ditemukan adalah gangguan bicara dan peserta yang mengikuti kegiatan seminar
bahasa 56,61%, autisme 13,15%, ini menyatakan bertambahnya
gangguan pemusatan perhatian dan pemahaman mereka mengenai
hiperaktivitas 12,10% serta keterlambatan karakteristik tumbuh kembang anak usia
duduk atau berdiri 10,09%. Bila prasekolah dan bertambah pula
penyimpangan terlambat diketahui, maka keterampilan dalam mendeteksi secara
intervensinya akan lebih sulit dan hal ini dini disfungsi tumbuh kembang anak.
akan berpengaruh pada tumbuh kembang Hasil penelitian tersebut sejalan dengan
anak( Soetjiningsih, 1998). riset yang dilakukan oleh Ummah et al
(2016) mengenai Optimasi Peran Guru
Kondisi penyimpangan perkembangan Paud untuk meningkatkan tumbuh
yang terjadi pada anak usia prasekolah kembang anak prasekolah menunjukkan
memerlukan perhatian yang cukup serius bahwa adanya peningkatan pengetahuan
dari orang tua maupun guru di Sekolah guru Paud dengan rerata pengetahuan
TK. Hasil penelitian yang dilakukan oleh guru meningkat 17,33 point. Penelitian
Soccoro A Gultiano dan Elizabeth M yang sama juga dilakukan oleh Yuliani
King pada tahun 2006 membuktikan (2018) terhadap 10 orang guru dan 8 wali
207
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .6, No.3,2018,hal 200-209

murid Paud dalam pelatihan stimulasi 12 Malang setelah mengikuti kegiatan


deteksi intervensi dini tumbuh kembang seminar sehari adalah membentuk kader
(SDIDTK) di Paud Baitunnur Gentan deteksi dini tumbuh kembang baik dari
Sleman menunjukkan bahwa pengetahuan orang tua wali siswa dan guru TK di dalam
guru dan wali murid Paud Baitunnur memantau pertumbuhan dan
tentang SDIDTK meningkat dari rerata perkembangan siswa TK. Selain itu para
skor 62,5 menjadi 81,39.Adanya orangtua walisiswa dan guru juga menjadi
peningkatan pengetahuan pada guru dan lebih “aware” akan adanya disfungsi
wali murid di Sekolah TK Aisyiyah tumbuh kembang yang ada di lingkungan
Bustanul Athfal 12 Malang, diharapkan sekitar mereka dan mampu memberi
guru dan wali murid dapat melakukan solusi dan saran atas temuan
program deteksi dini dan stimulasi permasalahan tumbuh kembang anak
tumbuh kembang pada anak usia yang dihadapi oleh masyarakat.
prasekolah.

Berdasarkan Hasil Riskesda (2013)


menunjukkan bahwa angka prevalensi
stunting nasional mencapai 37,2% untuk
jumlah anak dengan kondisi stunting
(Pulungan AB, 2016). Hal ini berarti
masalah tumbuh kembang pada anak Gb.2 Kegiatan Psikoeduksi : Seminar
memerlukan perhatian yang serius
terutama pada orang tua. Salah satu cara KESIMPULAN
untuk mengatasi masalah tumbuh
1. Berdasarkan hasil pemeriksaan deteksi
kembang pada anak melalui peran aktif
dini tumbuh kembang pada siswa TK
orang tua dalam melakukan upaya
Aisyiyah Bustanul Athfal 12,
pemantauan pertumbuhan dan
didapatkan bahwa ada beberapa siswa
perkembangan anak yang dinamakan
mengalami penyimpangan pada
Program Stimulasi Deteksi Intervensi
pemeriksaan KPSP sejumlah 4 siswa,
Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK).
5 siswa mengalami gangguan
pemusatan perhatian dan hiperaktivitas
Secara umum tindak lanjut dari kegiatan
serta 1 siswa yang mengalami autis.
penelitian di TK Aisyiyah Bustanul Athfal
208
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .6, No.3,2018,hal 200-209

2. Evaluasi hasil kegiatan psikoedukasi di Puskesmas Kota Semarang Tahun 2007


(Tesis). Undip Semarang. Semarang.
berupa seminar kepada orangtua dan
Kemenkes RI. (2012). Instrumen stimulasi,
guru TK, menunjukkan bahwa para deteksi dan intervensi dini tumbuh
kembang anak. Jakarta
peserta menyatakan bertambahnya
Kemenkes RI.(2013). Pedoman Pelaksanaan
pemahaman mereka mengenai Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak di Tingkat
karakteristik tumbuh kembang anak
Pelayanan Kesehatan Dasar.Jakarta.
usia prasekolah dan bertambah pula Keputusan Menteri kesehatan Republik
Indonesia. (2010). Nomor
keterampilan dalam mendeteksi secara
1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang
dini disfungsi tumbuh kembang anak. standar antropometri penilaian status gizi
anak, Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu
dan Anak.Direktorat Bina Gizi.
Direkomendasikan kepada orang tua wali Notoatmojo, S.(2012). Metode Penelitian
Kesehatan . Rineka Cipta. Jakarta
siswa dan guru di Sekolah TK Aisyiyah
Oberlander, J.R. Slow and Steady.(2003).
Bustanul Athfal 12 Malang, diharapkan Get Me Ready. Terjemahan oleh
Soesanti Harini Hartono. Gramedia.
setelah kegiatan psikoedukasi berupa
Jakarta
seminar ini guru dan orang tua wali siswa Paparan RISKESDA (2013). Diunduh
darihttp//:www.labdata.litbang.depk
membentuk kelompok atau kader untuk
es.go.id
melakukan upaya deteksi dini tumbuh Pulungan AB (2016). Aplikasi Digital
Untuk Pantau Tumbuh Kembang Anak.
kembang secara mandiri
Makalah disampaikan pada PIT
Bidan tanggal 3 November 2016 di
Batam
UCAPAN TERIMAKASIH
Putri, RM., Maemunah,N., Rahayu,W.
Ucapan terima kasih diberikan kepada (2016). Pemeriksaan Pertumbuhan
dan Personal Hyigiene Anak Pra
LPPMK Stikes Widyagama Husada selaku
Sekolah di RA Pesantren Al
sumber dana penelitian dan pihak yang Madaniyah. JAPI (Jurnal Akses
Pengabdian Indonesia) Vol 1(1) p.55-64
mendukung terlaksananya kegiatan
https://jurnal.unitri.ac.id/index.php
penelitian. /japi/article/view/459/478
Saidah, E.S.(2003). Pentingnya Stimulasi
Mental Dini. Jurnal Ilmiah Pendidikan
REFERENSI Anak Usia Dini. No.01.hlm. 50-55
Depkes RI.(2007).Pedoman Pelaksanaan Soccoro A Gultiano, Elizabeth M
Stimuasi, Deteksi dan Intervensi Dini King.(2006). A Better Start in Life :
Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Evaluation Results from an Early
Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta. Childhood Development Program.
Irmawati.(2007).Analisis Hubungan Fungsi Philippine Journal of Development.
Manajemen Pelaksana Kegiatan Stimulasi Vol.33,lss.1/2,pg.101, 28
Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Soetjiningsih.(1998). Tumbuh Kembang
Kembang (SDIDTK) dengan Cakupan Anak. EGC. Jakarta
SDIDTK Balita dan Anak Pra Sekolah
209
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .6, No.3,2018,hal 200-209

Ummah F, Turlina L, Kusbiantoro D Kembang(SDIDTK) pada Paud


(2016). IbM Optimasi Peran Guru Baitunnur Gentan Siduharjo Ngaglik
PAUD untuk Meningkatkan Tumbuh Sleman. Jurnal Pengabdian” Dharma
Kembang Anak Prasekolah. Makalah Bakti” Vol.1, No.1
RAKERNAS AIPKEMA 2016
“Temu Ilmiah Hasil Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat
Widyastuti, D, dan Widyani, R. (2008).
Panduan Perkembangan Anak 0 Sampai
1 Tahun. Jakarta: Puspa Swara
Yuliani, Istri. (2018). Pelatihan Stimulasi
Deteksi Intervensi Dini Tumbuh

You might also like