You are on page 1of 14

Volume 19, No.

2, Mei 2019 p-ISSN 1410-9794


e-ISSN 2597-792X

Pelatihan dan Budaya Kerja Dalam Upaya


Peningkatan Produktivitas Kerja
Nurvi Oktiani1, Rani Kurniasari2, Camelia Putri Utami3
1
Universitas Bina Sarana Informatika, nurvi.nvk@bsi.ac.id
2
Universitas Bina Sarana Informatika, rani.rku@bsi.ac.id
3
Universitas Bina Sarana Informatika, cameliaputriutami@gmail.com

ABSTRAK - Perusahaan ataupun organisasi harus mampu beradaptasi dan meningkatkan


produktivitasnya, oleh sebab itu Perusahaan ataupun organisasi harus memperhatikan faktor –
faktor pendukung produktivitas, diantaranya adalah pelatihan dan budaya kerja, tujuan
penelitian ini diarahkan untuk menganalisis hubungan dan pengaruh pelatihan dan budaya
kerja dalam upaya peningkatan produktivitas karyawan pada PT Kusumatama Mitra Selaras
Jakarta, sehingga menjadi bahan masukan mengambil kebijakan dan strategi peningkatan
produktivitas, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kuantitatif, Teknik analisis data dengan menggunakan program SPSS (Statistical Package For
Social Sciences) versi 23, melalui regresi berganda yang melibatkan variabel pelatihan dan
budaya kerja serta produktivitas kerja, pengujian dilakukan melalui Uji Reliabilitas, Uji
validitas, Uji asumsi klasik yang terdiri dari Uji Multikolinearitas, uji autokorelasi, uji
heteroskedastisitas, uji normalitas, korelasi parsial dan koefisien determinasi serta analisis
regresi, hasil penelitian mengambarkan terdapat hubungan serta pengaruh yang kuat antara
pelatihan dan budaya kerja terhadap produktivitas kerja, melalui hasil regresi, dari hasil diatas
juga dapat disimpulkan pada penelitian ini, bahwa variabel pelatihan merupakan variabel
yang memiliki peranan yang besar dalam proses peningkatan produktivitas karyawan
dibandingkan dengan budaya organisasi, namun demikian kedepannya perusahaan harus
dapat mempertimbangkan perencanaan serta pelaksanaan pelatihan dan budaya kerja,
khususnya peningkatan program-program pelatihan yang lebih terencana dan terstruktur
Kata Kunci: Pelatihan, Budaya Kerja, Produktifitas Kerja

ABSTRACT – Company and organization have to adapt and improve their productivity,
therefore company and organization must give attention for supporting factor, as a training,
work culture,. The purpose of Research can be described for analyzing relationship and
impact from training and work culture as an effort for increasing employee productivity in PT
Kusumatama Mitra Selaras Jakarta, so that company or organization decision for taking
policy and improvement strategy to productivity, the research method uses quantitative, and
data analysis technic uses Statistical Package For Social Sciences version 23, with multiple
regression that involve training and work culture variable toward productivity, beside that for
testing, this research use multikolinearitas, autokorelasi, heteroskedasitas, normalitas testing
and partial correlation, determination correlation, finally regression analysis. The Result of
Research can be described, between training and work culture have strong relationship and
impact toward productivity, and undergo the result of regression can be explained training
variable is most or give more impact toward increasing productivity that compared to work
culture, however in the future the company or organization must think of plans and
implementation for training and work culture, especially for increasing the implementation
for training programs more planned and structured
Keywords: Training, Work Culture, Work Productivity

Naskah diterima: 28 Jan 2019, direvisi: 12 Feb 2019, diterbitkan: 15 Mei 2019

Jurnal Kajian Ilmiah 98


Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
Volume 19, No. 2, Mei 2019 p-ISSN 1410-9794
e-ISSN 2597-792X

PENDAHULUAN meningkatkan profitable, banyak cara yang


Persaingan, perubahan lingkungan, dapat dilakukan untuk meningkatkan
serta lingkungan bisnis sekarang ini, produktifitas diantarana adalah dengan
membuat perusahaan ataupun organisasi pelatihan ataupun training serta
harus mampu beradaptasi dan meningkatkan pengembangan yang mana kedua komponen
produktivitasnya serta mempersiapkan suatu tersebut dapat mendorong tujuan individual
rencana- rencana kedepan dalam menghadapi dalam menyiapkan langkah – langkah yang
persoalan ataupun kondisi tersebut, tepat, informasi serta kapabilitas untuk
ditambahlagi dengan adanya globalisasi dan mengarahkan kepada efesiensi organisasi,
juga perubahan kebutuhan konsumen yang jadi disini tidak hanya berkaitan dengan
harus dipenuhi, yang menjadikan suatu training mengacu kepada produktivitas
tantangan dalam kegiatan bisnis bagi namun juga mengarahkan kepada efesiensi
organisasi atau perusahaan, dimana nantinya organisasi selain pelatihan dan
apabila perusahaan mampu menghadapi pengembangan yang dapat dilakukan oleh
tantangan dan masalah tersebut maka perusahaan dalam mengembangkan suatu
kesuksesan yang akan perusahaan atau Produktivitas (Niazi, 2011), hal yang dapat
organisasi capai, namun apabila sebaliknya dilakukan lainnya adalah menciptakan suatu
jika perusahaan tidak mampu menghadapi hubungan diantara budaya kerja yang mana
tantangan, kendala serta pemasalahan dapat meliputi strategi manajemen, tingkah
tersebut, maka sesuatu yang akan mungkin, laku konsumen, serta hubungan industrial,
yakni kegagalan yang akan perusahaan atau dan dimana dalam beberapa dekade ini
organisasi peroleh adapun beberapa hubungan antara budaya kerja dengan
kegagalan yang mungkin dapat terjadi dalam produktivitas serta kinerja karyawan
kegiatan operasional perusahaan diantaranya dirasakan lebih efektif dalam meningkatkan
adalah penurunan produktivitas perusahaan produktivitas perusahaan (Kuba, 2017). Pada
atau organisasi yang pada akhirnya dapat dasarnya budaya organisasi merupakan suatu
berimbas pada penurunan profitability subjek dari suatu kepentingan yang
perusahaan, dan sebagaimana yang diketahui sebaiknya harus dipertimbangkan terutama
bahwa profitabilitas perusahaan juga dalam upaya peningkatan nilai – nilai budaya
merupakan suatu komponen yang terpenting tersebut seperti layaknya pengetahuan dan
dan juga harus diperhatikan oleh perusahaan keterampilan dalam bekerja, motivasi dalam
jika ingin perusahaan atau organisasi tersebut bekerja, keinginan dalam mengambil resiko,
tetap berjalan dan berlangsung segala kreatifitas dan dorongan dalam bekerja, hal
aktivitas perusahaanya.Oleh sebab itu adapun ini didasari bahwa nilai – nilai budaya kerja
Kesuksesan dan kegagalan dalam kegiatan yang diterapkan dan di jalankan oleh suatu
operasional maupun kegiatan bisnis pada organisasi atau perusahaan akan memberikan
akhirnya juga dipengaruhi oleh produktivitas suatu dukungan ataupun suatu sumbangan
kerja perusahaan (Salah, 2016). bagi bagi stabilitas, produktifitas dan inovasi
Peningkatan produktivitas perusahaan organisasi (c-p2), hal ini sejalan dengan
bukan perkara yang mudah karena banyak penelitian yang dilakukan oleh (c-p3) dimana
faktor yang mempengaruhinya dan dengan judul penelitian “Impact of
perusahaan harus mempertimbangkan faktor- Organizational Culture on Productivity: A
faktor tersebut (Narpati, 2017), salah satunya Study Among Employees of Ministry of Youth
tidak akan terlepas dengan peran serta and Sport, Iran dimana dalam penelitian
sumber daya manusia dalam hal ini adalah tersebut mengambarkan bahwa budaya
peran serta dari karyawan, oleh sebab itu organisasi beserta dimensi – dimensinya
dapat dikatakan bahwa karyawan merupakan memiliki suatu korelasi dengan produktivitas
asset terpenting dalam upaya kerja, dimana di jelaskan berupa persamaan
mengembangkan perusahaan serta regresi linear berganda, dan dimana

Jurnal Kajian Ilmiah 99


Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
Volume 19, No. 2, Mei 2019 p-ISSN 1410-9794
e-ISSN 2597-792X
memberikan suatu indikasi terbaru bahwa LANDASAN TEORI
budaya organisasi merupakan salah satu Budaya merupakan suatu pola umum
indikator utama atau indikator penting dalam bagi tingkah laku, kepercayaan dimana
meningkatkan produktivitas kerja karyawan, semuanya akan dikelompokan dan dibagikan
faktor – faktor lainnya yang juga dalam suatu persepsi serta nilai kepada
mempengaruhi produktivitas kerja seluruh anggota organisasi, budaya
diantaranya adanya pelatihan dimana organisasi juga secara spesifik merupakan
pelatihan ini menjadi faktor yang penting suatu cara bagi anggota organisasi untuk
untuk dapat diterapkan serta dapat melakukan kegiatannya dan yang mana
dipertimbangkan pada kondisi lingkungan budaya tersebut juga merupakan persepsi
yang dinamik serta kompetitif dimana hal ini yang dibagikan kepada anggota organisasi
dijelaskan oleh (Nda, Maimuna & Fard, dan diamati, secara general dan diikuti oleh
Rashad, 2013) dalam penelitian yang tingkah laku yang permanen dimana
berjudul “ the Impact of Employee Training merefleksikan gambaran organisasi kepada
and Development on Employee Productivity” organisasi lainnya (Ghorbanhosseini, 2013)
dimana dinyatakan dalam penelitian ini
bahwa karyawan ataupun anggota organisasi Budaya kerja
pada dasaranya membutuhkan suatu adaptasi Budaya kerja dapat diartikan sebagai
bagi kelanjutan pembelajaran serta suatu kumpulan program yang didefinisikan
meningkatkan keahlian serta pengetahuannya dalam suatu organisasi dimana kumpulan
yang tidak didapatkan didalam perrusahaan, program tersebut dapat membedakan
dan dimana bagi organisasi dituntut untuk organisasi satu dengan yang lainnya (Ahmed
dapat mencapai profit yang maksimum, serta & Shafiq, 2014)
mampu dalam mengelola kondisi yang Dalam suatu organisasi yang
bersifat kompetitif dan dinamis, oleh sebab menginginkan suatu komitmen dalam setiap
itu perusahaan atau organisasi harus aspek kegiatan perusahaannya, organisasi
mengembangkan suatu program pelatihan tersebut harus mengindentifikasikan segala
dan pengembangan sebagai asset yang vital nilai, norma serta budaya dalam organisasi
dan menjadi suatu instrument bagi yang tercakup dalam suatu budaya kerja,
perusahaan dalam upaya mengeksplorasi dimana perusahaan memberikan suatu
keahlian dari karyawan, hasil penelitian yang penjelasan kepada karyawan agar karyawan
digambarkan dalam penelitian ini juga lebih mengenal system yang berlaku didalam
mengambarkan bahwa pelatihan dan suatu perusahaan, dalam hal ini dengan
pengembangan karyawan merupakan faktor adanya proses pembelajaran budaya yang
vital dalam peningkatan produktifitas dilakukan oleh karyawan akan mendekatkan
karyawan. kepada proses produktivitas, dimana dalam
Berdasarkan uraian serta penjelasan diatas , hal ini antara budaya organisasi dan
maka tujuan dalam penelitian ini akan produktivitas memiliki hubungan yang erat,
diarahkan kepada hubungan serta pengaruh pada dasarnya produktivitas bisa di capai
dari pelatihan serta budaya kerja dalam dengan membangun budaya kerja yang kuat
upaya perusahaan untuk peningkatan selain itu juga dengan adanya dukungan dari
produktivitas, dimana dalam hal ini akan team kerja, inovasi, serta komitment dan
akan dibahas sejauh mana hubungan dan loyalitas dalam merealisasikan tujuan-tujuan
pengaruh pelatihan serta budaya kerja perusahaan , namun sebaliknya apabila
terhadap peningkatan produktivitas kerja perusahaan tidak berusaha dalam
karyawan pada PT Kusumatama Mitra menciptakan suatu budaya kerjayang kuat
Selaras Jakarta, sehingga dapat menjadi akan mengiring kepada penurunan kinerja
bahan masukan dalam mengambil kebijakan organisasi, etnosentrik, dan pembentukan
dan strategi dalam upaya peningkatan kelompok-kelompok kecil serta konflik
produktivitas kerja karyawan dalam perusahaan (Ahiabor, 2014).

Jurnal Kajian Ilmiah 100


Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
Volume 19, No. 2, Mei 2019 p-ISSN 1410-9794
e-ISSN 2597-792X
ini, banyak organisasi atau perusahaan
Pelatihan (training) membuat suatu perencanaan yang mengacu
Pelatihan merupakan suatu keahlian kepada pelatihan dan pengembangan yang
yang spesifik dimana dilakukan untuk tujuan mana perusahaan menetapkan anggaran atau
tertentu, training atau pelatihan juga pada pun modal investasi bagi pelatihan dan
dasarnya merupakan suatu program dalam pengembangan karyawannya, adapun
pembentukan tingkah laku karyawan, dan Pelatihan dan pengembangan yang dilakukan
pada kenyataannya pelatihan dapat juga dimaksudkan sebagai suatu alat atau
menciptakan ataupun meningkatkan keahlian cara dalam mencapai suatu keunggulan yang
bagi anggota organisasi dalam melakukan kompetitif, dan hal ini juga dilakukan agar
pekerjaan yang dibebankan kepada mereka, karyawan memili kemampuan dalam
training dapat juga dikatakan sebagai suatu beradaptasi terhadap perubahan – perubahan
proses dalam menyiapkan tenaga kerja dalam lingkungan bisnis serta dilema yang
dengan pengetahuan dan keahlian yang terjadi dalam perubahan teknologi global
dibutuhkan untuk beroperasi berdasarkan sekarang ini (Johnson, Umoh, & Edwinah,
standar – standar serta system yang telah 2016), pengertian lainnya dari pelatihan
berlaku dalam organisasi (Nischithaa & Rao adalah merupakan suatu kebutuhan yang erat
Narashimha, 2014) adapun pelatihan kaitannya dalam kepentingan peningkatan
dilakukan adalah dengan tujuan peran kinerja karyawan yakni hubungannya
pengembangan diri karyawan, dalam suatu dengan keahlian, teknik serta pengetahuan,
rangkaian cara yang sangat bervariasi yang selain itu pelatihan merupakan fokus dari
mana pelatihan dilakukan agar karyawan aktivitas yang dilakukan untuk
keluar dari zona serta jangkauan yang pengembangan diri agar karyawan dapat
bersifat tradisional dalam segi apapun mempersiapkan diri untuk bertanggung
misalkan dalam segi keahlian , pengetahuan jawab terhadap masa depan perusahaan, dan
serta juga untuk menciptakan suatu liberasi, dapat diartikan disini bahwa pelatihan juga
peluang motivasi untuk karyawan, suatu merupakan suatu pembelajaran bagi
organisasi yang benar- benar menerapkan organisasi agar lebih kreatif dengan
pelatihan akan dapat menfasilitasi serta menekankan kepada penambahan nilai bagi
mendorong, seluruh komponen dalam karyawan agar pekerjaan yang diberikan
perusahaan untuk dapat berkembang, adapun kepada mereka lebih efektif dan dapat
kegunaan pelatihan itu sendiri diantaranya 1) meningkatkan kinerja (Vinesh, 2014)
menghadapi persaingan dan globalisasi, 2)
kebutuhan dalam pengembangan Produktivitas Kerja
kepemimpinan, 3) meningkatkan nilai berupa Beberapa teori yang berhubungan
aset yang intangible dan human capital, 4) dengan produktivitas kerja diantaranya
menfokuskan atau menciptakan suatu adalah (Linna, Pekkola, Ukko, & Melkas,
hubungan strategi bisnis, 5) pelayanan 2010)dimana dapat diartikan bahwa
konsumen dan penekanan pada kualitas, 6) produktivitas diartikan sebagai level ataupun
penciptaan teknologi terbaru, 7) Untuk jumlah dari tingkatkan teknologi, kebutuhan
peningkatan performance atau kinerja, 8) serta struktur pasar, selain itu productivitas
perubahan ekonomi, 9) menarik minat serta dapat dikaitkan dengan segala bentuk
bakat – bakat yang baru (Niazi, 2011) efesiensi dalam suatu produksi, dan
Pada dasarnya banyak perusahaan mengambarkan bagaimana output dihasilkan
menerapkan serta mempersiapkan tenaga dan bagaimana cara merencanakan input agar
kerjanya dimaksudkan agar lebih kompeten, rasio antara input dan output seimbang dalam
dan memiliki kemampauan dalam pengukurannya (Syverson, 2011) selain hal
menyesuaikan diri terhadap perubahan diatas produktivitas secara general juga dapat
eksternal dan juga lingkungan bisnis internal, didefinisikan sebagai suatu pengukuran
oleh sebab itu jika dilihat pada saat sekarang dalam jumlah output perunit dari input yang

Jurnal Kajian Ilmiah 101


Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
Volume 19, No. 2, Mei 2019 p-ISSN 1410-9794
e-ISSN 2597-792X
digunakan, disini dapat diartikan bahwa perlu dipersiapkan point -point serta
produktivitas juga dapat dihubungkan dengan gambaran dari tugas kerja, serta pelatihan,
pola hubungan antara output dan input, selain itu juga perlu dilihat kembali tujuan
produktivitas juga erat kaitannya, ddari organisasi yang telah dipersiapkan yang
produktivitas juga dapat dikatakan sebagai mana tujuan tersebut juga harus diiringi
suatu fenomena dan perluasan dari konsep dengan tingkah laku, informasi, kapabilitas
alat atau teknikpengembangan, dimana yang akan membawa pertanggungjawaban
beberapa ahli mengembangkan definisi dari serta pelatihan yang dimiliki oleh karyawan
produktivitas diantaranya adalah : 1) yang akhirnya memberikan dampak pada
pendekatan tekno- ekonomi dimana disini efisiensi organisasi , dan juga dapat
dapat diartikan suatu pendekatan yang mengarahkan organisasi pada tingkat
berkaitan dengan peningkatan teknologi dan produktivitas yang tinggi.
ekonomi untuk menghasilkan produktifitas Dalam berbagai sektor serta trend
ataupun keseimbangan input dan output, 2) bisnis yang berkembang sekarang ini
produktivitas sebagai suatu kombinasi dari dibutuhkan suatu pelatihan karyawan yang
efesiensi dan efektivitas input, output serta mana memiliki tujuan dalam menghandle
pencapaian tujuan organisasi, 3) pendekatan segala tantangan serta permasalahan
yang lebih luas yang berkaitan dengan faktor pemasaran dalam memasuki pasar baru,
– faktor yang membuat fungsi organisasi dimana pelatihan atau training ini akan
lebih baik kembali adapun faktor- faktor menjadikan tenaga kerja ataupun karyawan
tersebut diantaranya adal fungsi strategi, lebih memiliki pengetahuan dan keahlian
pelayanan dan lain-lainnya (Linna et al., yang dapat membantu mereka dalam
2010) meningkatkan moral serta produktivitas dan
mampu mengatasi segala macam tantangan
Hubungan antara Pelatihan dan ataupun kendala dalam mengerjakan atau
Produktivitas kerja menyelesaikan job description yang
Beberapa peneliti menerapkan serta diberikan kepada karyawan (Sila, Alice,
mengidentifikasikan produktivitas dan 2014)
kinerja karyawan dipengaruhi oleh Penelitian sebelumnya telah
bebeberapa faktor yang mempengaruhinya dilakukan oleh (Salah, 2016) dimana dalam
diantarantya adalah pengaruh dari dukungan penelitian tersebut menjelaskan hubungan
top manajemen, komitmen karyawan pada antara pelatihan dan pengembangan yang
setiap level atau tingkatan, system memiliki korelasi positif dengan kinerja
pengukuran dan penilaian karyawan, karyawan serta produktivitas pada
pelatihan karyawan serta struktur perusahaan swasta sektor transportasi,
penghargaan, komunitas yang meliputi dan dimana dalam penelitian ini menggunakan
memiliki hubungan timbal balik dengan variabel – variabel diantaranya pelatihan dan
keputusan manajemen anggaran, dan dalam pengembangan yang dihubungkan dengan
hal ini semua mempengaruhi dan sangat kinerja karyawan dan produktifitas,
penting untuk dibangun dalam upaya penelitian terdahulu mengenai hubungan
meningkatkan kapasitas produktivitas kerja antara pelatihan dan budaya kerja yang
(Linna et al., 2010) dikaitkan dengan peningkatan produktifitas
Hubungan antara pelatihan dan dilakukan oleh Penelitian terdahulu
produktivitas kerja juga didefinisikan oleh dilakukan oleh (Nda, Maimuna & Fard,
(Niazi, 2011)dimana dinyatakan bahwa Rashad, 2013) dimana dalam penelitian
dalam kegiatan operasionalnya, organisasi tersebut mereview tentang pengaruh
ataupun perusahaan harus memiliki semacam signifikan dari variabel pelatihan dan
perencanaan akan kebutuhan pelatihan yang pengembangan terhadap produktivitas
nantinya dapat dihubungkan perkembangan karyawan, dan dalam hasil penelitian tersebut
dan pertumbuhan industri, oleh sebab itu menyatakan bahwa pelatihan merupakan

Jurnal Kajian Ilmiah 102


Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
Volume 19, No. 2, Mei 2019 p-ISSN 1410-9794
e-ISSN 2597-792X
suatu asset yang vital bagi organisasi pada awalanya sangat raput menuju suatu
dibawah keadaan tekanan atapun didalam budaya kerja atau kondisi perusahaan yang
keadaan persaingan yang dinamis, dan baik, memiliki suatu struktur keputusan yang
ditambahkan pula dalam penelitian ini baik, integrase organisasi serta
menjelaskan bahwa program pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia dan
pengembangan merupakan instrument bagi khususnya dalam hubungan manajerial
karyawan untuk mengeksplorasi dengan budaya kerja (Ahiabor, 2014)
kemampuannya , yang pada akhirnya dapat Dalam orientasi jangka Panjang dan
memberikan dampak bagi peningkatan jangka pendek perusahaan biasanya akan
produktivitas karyawan dan organisasi selalu berusaha mewujudkan suatu tanggung
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh (Singh jawab perusahaan dan pelayanan kepada
& Mohanty, 2012) dimana dalam penelitian konsumen , dan dimana kewajiban tersebut
tersebut menjelaskan bahwa praktek diasosiasikan kedalam suatu nilai dan
pelatihan dan produktivitas karyawan kepercayaan yang berdasarkan budaya kerja
memiliki hubungan yang signifikan, dimana yang dianut atau diikuti perusahaan tersebut,
dalam hasil penelitian tersebut juga serta norma- norma perusahaan yang ada,
memberikan gambaran dengan observasi dan pada akhirnya akan mempengaruhi
secara langsung dimana dilakukan tingkah laku karyawan dalam perusahaan dan
pengukuran dan pemahaman mengenai juga produktivitas kerja organisasi (Ahmed
pengaruh praktek – praktek pelatihan & Shafiq, 2014)
individu terhadap produktivitas karyawan Penelitian sebelumnya telah
melalui beberapa faktor dilakukan oleh (Uddin, Luva, & Hossian,
Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh 2013) dimana dalam penelitian sebelumnya
(Sabir et al., 2014)dimana dalam penelitian dijelaskan mengenai pengaruh hubungan
bertujuan untuk menentukan hubungan antara budaya organisasi dalam kinerja
antara variabel – variabel pelatihan, karyawan dan produktivitas, dimana dalam
kompensasi dan umpan balik serta hal tersebut dijelaskan bahwa terdapat
keterlibatan atau pastisipasi dalam bekerja hubungan positif dan kuat antara kinerja
terhadap produktivitas karyawan, dimana karyawan, budaya organisasi serta
penelitian tersebut dilakukan terhadap produktivitas, penelitian lanjutan dilakukan
perusahaan supply electric di Pakistan, oleh (Ahiabor, 2014) dari penjelasan diatas
penelitian yang dilakukan melalui metode dapat disimpulkan bahwa budaya kerja dapat
kuantitatiif ini dimana dari hasil penelitian dikatakan sebagai salah satu faktor yang
mengidentifikasikan bahwa seluruh variabel dapat mempengaruhi dan memiliki hubungan
diatas memberikan pengaruh dan hubungan dalam peningkatan dan penurunan
yang signifikan terhadap produktivitas produktivitas kerja
karyawan , dan dari hasil tersebut
memberikan gambaran bahwa perusahaan METODE PENELITIAN
harus memberikan umpan balik terhadap Penelitian dilakukan dengan
hubungan dan pengaruh variabel tersebut, menggunakan desain penelitian kuantitatif
dan perlu adanya peningkatan variabel diatas dan kualitatif, pada PT Kusumatama Mitra
Selaras Jakarta, untuk mendapatkan data
Hubungan antara Budaya kerja dan yang akurat dan relevan dengan
Produktivitas kerja permasalahan maka dilakukan prosedur
Salah satu kunci dalam produktivitas penelitian dengan cara observasi, melakukan
adalah gambaran dari hasil motivasi dan penyebaran kuesioner dengan jumlah sampel
dimana motivasi tersebut dapat membawa sebanyak 34 (tiga puluh empat ) orang
dalam suatu keadaan yang terbaik bagi karyawan, adapun Teknik pengambilan
perusahaan, dan jika manajemen tersebut sampel dengan non probability sampling
bertransformasi dalam suatu kondisi yang dengan menggunakan sampling purposive

Jurnal Kajian Ilmiah 103


Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
Volume 19, No. 2, Mei 2019 p-ISSN 1410-9794
e-ISSN 2597-792X
dan juga melakukan proses wawancara budaya kerja serta satu variabel dependen
dengan karyawan, Teknik analisis data yakni produktivitas kerja beberapa pengujian
dengan menggunakan Program diantaranya adalah Uji Reliabilitas, Uji
SPSS(Statistical Package For Social validitas, Uji asumsi klasik yang terdiri dari
Sciences) versi 23 dimana analisis data Uji Multikolinearitas, uji autokorelasi, uji
tersebut dengan menggunakan analisis heteroskedastisitas, uji normalitas, korelasi
regresi berganda yang melibatkan dua parsial dan koefisien determinasi serta
variabel independent yakni pelatihan dan analisis regresi

PEMBAHASAN

Tabel 1. Uji Reliabilitas


Variabel Nilai Cronbach Alfa
Pelatihan 0,876
Budaya Kerja 0,898
Produktifitas Kerja 0,904

dilakukan dengan membandingkan suatu


Jika dilihat dari data diatas dimana nilai R Hitung dengan R tabel dengan
nilai cronbach alfa untuk variabel – variabel menggunakan degree of freedom (df : n-2),
pelatihan, budaya kerja, produktifitas kerja dimana jika r hitung lebih besar dari nilai r
diatas > 0,70 maka dapat dinyatakan bahwa tabel maka indikator dari variabel tersebut
variabel diatas dikatakan reliabel dikatakan valid, namun jika sebaliknya r
tabel lebih besar daripada R hitung maka
Uji Validitas indikator tersebut dikatakan belum valid
Uji validitas merupakan suatu (Ghozali, 2012)berikut akan ditampilkan
pengukuran dari item-item, sah atau tidak nilai validitas:
valid, adapun pengukuran uji validitas ini

Tabel 2. Uji Validitas


Corrected Corrected
Variabel Indikator Item Total Variabel Indikator Item Total
Correlation Correlation
Pelatihan Performance kerja 0,633 Produktifitas Pendidikan dan 0,849
kerja Pengetahuan
Profit perusahaan 0,643 Etos Kerja 0,762
Kualitas kerja 0,725 Keterampilan 0,601
kerja
Kuantitas kerja 0,673 Motivasi kerja 0,44
Pengetahuan 0,504 Lingkungan dan 0,712
kondisi Kerja
Minimalisir Resiko 0,438 Efektifitas kerja 0,86
Kerja

Moral atau attitude 0,545 Jaminan 0,591


Kesejahteraan
dan sosial
Keterampilan kerja 0,670 Tim Kerja 0,752
Intelektual 0,526 Kompensasi 0,529
Kepribadian 0,63 Hubungan 0,647
indutrial
Budaya Kebebasan dalam 0,524
Kerja karir
Evaluasi dan 0,508
pengontrolan
Sistem mentoring 0,475

Jurnal Kajian Ilmiah 104


Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
Volume 19, No. 2, Mei 2019 p-ISSN 1410-9794
e-ISSN 2597-792X
Inovasi 0,557
Pemanfaatan IT 0,638
dan Metode Baru
Peluang 0,507
Peningkatan Kerja
Loyalitas dan 0,504
Kepercayaan
Pengembangan diri 0,485
Transparansi dan 0,557
keterbukaan
Perubahan 0,508
Kepedulian dan 0,544
empati
Pelayanan 0,504
Perusahaan

Dari data diatas dapat dijelaskan Uji Multikoliniaritas


untuk nilai Rtabel sebesar 0,271, dengan Merupakan suatu pengujian model
derjat tingkat kesalahan sebesar 0,05 , maka regresi untuk menentukan ada atau tidaknya
dibandingkan dengan nilai r tabel yang lebih korelasi antara bebas(indenpenden), nilai
kecil dari pada r hitung (dilihat dari tabel uji multikolinearitas dapat dilihat dari nilai
validitas) maka dapat diartikan bahwa toleransi dan nilai VIF (variance inflation
indikator – indikator dari variabel pelatihan, Factor) dimana nilai cutoff yang umum
produktifitas kerja, dan budaya kerja dipakai untuk menunjukan ada atau tidaknya
dikatakan valid, dimana hal ini dikarenakan multikoliniaritas, adalah jika nilai Tolerance
nilai r hitung lebih besar dari r tabel untuk < dari 0,10 atau nilai VIF> 10 sebalikya jika
semua indikator-indikator diatas. nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF< 10
maka diartikan bahwa tidak terjadinya
Uji Asumsi klasik multikolinearitas (Ghozali, 2012)

Tabel 3. Coefficients
Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
B Std. Beta Toler VIF
Error ance
1 (Constant) ,804 5,478 ,147 ,884
Training ,446 ,194 ,388 2,297 ,029 ,363 2,757
Budaya ,461 ,162 ,481 2,849 ,008 ,363 2,757
Kerja
a. Dependent Variable: Produktivitas Kerja

Dari data diatas dapat dilihat bahwa Uji autokorelasi


nilai tolerance pada tabel coefficient diatas Uji autokorelasi bertujuan untuk
memiliki nilai besar (> 0,10) yakni sebesar menguji apakah dalam model regresi linear
nilai 0,363, dan selain nilai tolerance diatas dimana ada korelasi antara kesalahan
didapat nilai VIF< 10 yakni sebesar 2,757, penganggu pada periode t dengan kesalahan
dari hasil pengolahan data ini dapat diartikan penganggu pada periode t-1(sebelumnya)
bahwa tidak terjadinya multikoliniaritas adapun cara mendetetksi ada atau tidaknya
autokorelasi diantaranya sebagai berikut
tidak ada autokorelasi positif dan negatif
apabila nilai du < d< 4 – du (Ghozali, 2012)

Jurnal Kajian Ilmiah 105


Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
Volume 19, No. 2, Mei 2019 p-ISSN 1410-9794
e-ISSN 2597-792X

Tabel 4. Model Summary


Std. Change Statistics
R Adjuste Error
Mod R
R Squar dR of the F Sig. F
el Square df1 df2
e Square Estima Change Change
Change
te
1 ,824a ,679 ,659 2,430 ,679 32,859 2 31 ,000

Dari tabel model summary diatas dapat ketidaksamaan variance dari residual satu
digambarkan bahwa nilai Durbin watson pengamatan ke pengamatan berikutnya,
sebesar 2,041, dan dengan nilai variabel adapaun beberapa cara dalam mendeteksi
independen (k : 2) sebesar jika nilai du ada atau tidaknya heteroskedasitas
sebesar 1,6, dan nilai 4-du sebesar (4 – 1,6 : diantaranya dengan melihat grafik plot antara
2,4) maka nilai du < d < 4-du maka dapat variabel terikat (dependen) dengan
digambarkan 1,6 < 2,041 < 2,4 maka dapat residualnya, selain itu dilihat dari nilai
diartikan bahwa tidak adanya autokorelasi coefficient terutama pada nilai signifikannya,
positif dan negatif jika koefisien parameter untuk variabel
independent tidak ada yang yang dignifikan
Uji Heteroskedasitas maka dapat dikatakan bahea model regresi
Dimana uji ini bertujuan untuk tidak terdapat heterodisitas (Ghozali, 2012)
menguji apakah dalam model regresi terjadi

Gambar 1. Grafik Scatterplot

Dari grafik diatas dapat dijelaskan 3 dimana koefisien parameter untuk variabel
bahwa analisis dengan grafik plot dimana independent tidak ada yang signifikan maka
grafik Scatterplot terlihat bahwa titik-titik dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak
menyebar secara acak serta tersebar diatas terdapat heteroskedasitas,
maupun dibawah angka 0 pada sumbu y,
maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi Uji Normalitas
heteroskedastisitas pada model regresi, Dimana merupakan salah satu cara
begitu juga jika dilihat dari nilai coefficient menentukan asumsi model regresi adalah
dimana pada hasil tampilan output pada tabel residual yang memiliki distribusi normal,

Jurnal Kajian Ilmiah 106


Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
Volume 19, No. 2, Mei 2019 p-ISSN 1410-9794
e-ISSN 2597-792X
adapun metode dalam yang digunakan dalam signifikan lebih besar dari tingkat signifikan
mendeteksi masalah normalitas yaitu dengan yang ditentukan yaitu sebesar 0,05 maka
uji Kolmorogrov – Smirnov dimana dalam dapat dinyatakan bahwa model regresi
ketentuan uji ini adalah dilihat dari besarnya dikatakan didistribusikan secara normal
probabilitas uji kolmogorov – Smirnov (Widarjono, 2015)
dilihat dari nilai asymp.sig dimana jika nilai

Tabel 5. Uji Kolmogorov - Smirnov


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardi
zed Residual
N 34
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. 2,35493165
Deviation
Most Extreme Absolute ,144
Differences Positive ,134
Negative -,144
Test Statistic ,144
Asymp. Sig. (2-tailed) ,072c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

Jika dilihat dari nilai probabilitas uji Koefisien parsial


Kolmogorov-Smirnov dimana nilai Merupakan suatu metode yang
asymp.sig (2 – tailed) sebesar 0,072, maka digunakan untuk mengidentifikasikan kuat
jika dibandingkan nilai tingkat signifikan lemahnya hubungan antar variabel bebas dan
yang ditentukan yakni sebesar 0,05 maka variabel terikat dan dimana variabel bebas
nilai asymp.sig (2-tailed) lebih besar dari dapat dikatakan memiliki pengaruh dan dapat
nilai signifikan, maka dapat dinyatakan mengontrol variabel lainnya , dibawah ini
bahwa model regresi sisistribusikan secara ditampilkan tabel yang menjelaskan
normal mengenai koefisien parsial (Telussa,
Persulessy, & Leleury, 2013)

Tabel 6. Correlation
Correlations
Control Variables Pelatihan Budayakerja Produktifitas
- Pelatihan Correlation 1,000 ,798 ,772
none-a Significance (2- . ,000 ,000
tailed)
df 0 32 32
Budayakerja Correlation ,798 1,000 ,791
Significance (2- ,000 . ,000
tailed)
df 32 0 32
produktifitas Correlation ,772 ,791 1,000
Significance (2- ,000 ,000 .
tailed)
df 32 32 0
produ Pelatihan Correlation 1,000 ,483
ktifita Significance (2- . ,004

Jurnal Kajian Ilmiah 107


Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
Volume 19, No. 2, Mei 2019 p-ISSN 1410-9794
e-ISSN 2597-792X
s tailed)
df 0 31
Budayakerja Correlation ,483 1,000
Significance (2- ,004 .
tailed)
df 31 0
a. Cells contain zero-order (Pearson) correlations.

Jika dilihat dari nilai coefficient produktifitas dengan pelatihan serta budaya
diatas diperoleh menunjukan bahwa nilai kerja, dimana dalam hal ini jika dilihat dari
pelatihan dan budaya kerja memiliki nilai tabel correlattion dimana nilai correlation
korelasi sebesar 0,798 dan nilai significan (2 antara pelatihan dan budaya kerja sebesar
– tailed) diperoleh sebesar 0,000, dimana jika 0,483 dan nilai significance (2-tailed) sebesar
dilihat dari tabel statistik dengan jumlah 0,004, sehingga jika kita lihat degree of
sampel sebesar 32 orang diperoleh 0,3494, freedomnya (df: 31) maka nilai r tabelnya
jika dilihat dari hasil tersebut maka nilai sebesar 0,3440, maka dengan nilai
korelasi sebesar 0,798 lebih besar dari pada correlation 0,483 > 0,3440 dan nilai
nilai tabel product moment sebesar 0,3494 coefficient 0,004 < 0,05 maka dapat
dan nilai siginifikan 0,000 lebih kecil dari disimpulkan bahwa terdapat suatu hubungan
0,05, maka dapat dinyatakan bahwa antara atau korelasi antara pelatihan dan budaya
variabel pelatihan dan budaya kerja memiliki kerja terhadap produktifitas kerja
hubungan yang kuat, selanjutnya dengan
menggunakan variabel independen yakni Koefisien determinasi dan Bentuk Regresi
produktifitas, dimana disini dapat dianalisis Nilai koefisien determinasi dilihat
bahwa ada atau tidaknya hubungan antara dari nilai model sumary

Tabel 7. Anova
Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Std. Error of


Square the Estimate
1 ,824a ,679 ,659 2,430

a. Predictors: (Constant), pelatihan , budaya kerja


b. Dependent Variable: produktifitas kerja

Dari hasil pengolahan data diatas sebesar 1,70, dimana dalam menentukan
dapat diartikan bahwa hasil regresi signifikansinya dengan melalui t hitung>t
menunjukkan bahwa variasi pelatihan dan tabel disini nialai t hitung masingnya 2,297
budaya kerja mampu menjelaskan variasi dan 2,849, sehingga t hitung > t tabel dan
produktifitas sebesar 67,9 %, dan sisanya dapat dikatakan bahwa variabel Pelatihan dan
sebesar 32, 1% dipengaruhi faktor lain budaya kerja memiliki pengaruh terhadap
Analisis dari regresi Produktifitas kerja produktifitas kerja
terhadap pelatihan dan juga budaya kerja Adapun hasil regresi produktifitas
dapat digambarkan pada tabel coefisien terhadap pelatihan dan budaya kerja dapat
dimana uji signifikan variabel independen dinyatakan dalam tabel coefficient dimana:
pelatihan dan budaya kerja yakni sebesar
2,297 dan 2,849, sementara nilai uji t kritis Y : 0,804 + 0,446 X1 + 0,461 X2
uji satu sisi dengan α : 5% dan df : 31,

Jurnal Kajian Ilmiah 108


Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
Volume 19, No. 2, Mei 2019 p-ISSN 1410-9794
e-ISSN 2597-792X
Dimana peningkatan sarana dan prasarana pelatihan
Y : merupakan produktifitas serta perbaikan dalam hal materi pelatihan
X1 : Pelatihan ataupun tutor pelatihan sehingga memberikan
X2 : Budaya kerja perbaikan – perbaikan pada program
pelatihan tersebut
Maka dapat disimpulkan bahwa
pelatihan memiliki hubungan yang positif PENUTUP
terhadap produktifitas begitu juga halnya Berdasarkan hasil penelitian diatas
dengan budaya kerja memiliki hubungan maka dapat disimpulkan bahwa dilihat dari
yang positif terhadap produktifitas kerja hubungan atau korelasi variabel independen
dengan kata lain jika perusahaan ingin yang terdiri atas pelatihan atau training serta
meningkatkan produktifitas kerja karyawan variabel budaya kerja dapat digambarkan
maka yang pelatihan dan juga budaya kerja bahwa kedua variabel independen tersebut
merupakan faktor yang menjadi perhatian memiliki korealasi atau hubungan yang kuat,
bagi perusahaan karena meningkat atau begitu juga halnya antara dua variabel
tidaknya produktifitas kerja memiliki independen yakni training dan budaya kerja
hubungan dan pengaruh dengan peningkatan terhadap variabel dependen yakni
ataupun pelaksanaan pelatihan dan juga produktivitas kerja juga memiliki hubungan
budaya kerja perusahaan, dan berdasarkan yang kuat Untuk analisis koefisien
hasil regresi diatas dengan menggunakan determinasi atau penentuan pengaruh atas
persamaan regresi dapat dideskripsikan variabel pelatihan dan budaya kerja terhadap
dengan menngunakan perumpamaan satuan produktivitas, disini dari hasil pengolahan
angka bagi X1(pelatihan) dan X2 (budaya data dapat digambarkan bahwa kedua
kerja) dimana jikalau diolah data tersebut variabel independen ini dapat memberikan
dapat mengambarkan bahwa variabel pengaruh yang cukup besar terhadap variabel
pelatihan memberikan sumbangsih terbesar produktifitas kerja, namun produktifitas kerja
dalam peningkatan produktivitas kerja tidak dipengaruhi sepenuhnya oleh variabel
karyawan dibandingkan dengan variabel pelatihan dan variabel budaya kerja akan
budaya kerja oleh sebab itu dapat dikatakan tetapi ada faktor lain yang mempengaruhinya
bahwa variabel pelatihan merupakan variabel seperti kompensasi dan analisis jabatan serta
yang cukup vital dan signifikan dalam kinerja karyawan
memberikan pengaruh terhadap pencapaian Adapun untuk analisis regresi dari
produktivitas kerja pada PT PT Kusumatama produktifitas kerja yang diperoleh dari
Mitra Selaras Jakarta, dengan adanya pengolahan data dapat digambarkan bahwa
gambaran diatas dapat memberikan suatu terdapat analisis regresi dengan hubungan
gambaran bahwa perusahaan terutama disini positif dengan variabel pelatihan dan budaya
adalah PT Kusumatama Mitra Selaras kerja, dimana dapat diartikan bahwa jika
Jakarta, sebaiknya membuat suatu perusahaan ingin meningkatkan produktifitas
perencanaan, kebijakan ataupun strategi kerja maka yang perlu diperhatikan oleh
dalam pengelolaan kegiatan pelatihan yang perusahaan adalah dengan peningkatan
lebih efektif dan inovatif bagi karyawan program pelatihan yang berorientasi kepada
sehingga dapat mengeksplorasi keahlian serta peningkatan produktifitas kerja dan bukan itu
kemampuan yang dimiliki oleh karyawan, saja dalam upaya peningkatan produktifitas
dan apabila program tersebut diterapkan kerja perusahaan juga harus memperhatikan
dapat memberikan dampak serta pengaruh kondisi budaya kerja agar dapat mendukung
dalam peningkatan produktivitas kerja, peningkatan produktifitas kerja, dan untuk
adapun program pelatihan – pelatihan yang kelanjutan penelitian kedepannya
dilakukan sebaiknya dilakukan dengan direncanakan akan menjelaskan secara
program – program pelatihan yang inovatif mendalam mengenai analisis pelaksanaan
seperti inovasi dalam praktek pelatihan, program- program pelatihan yang diterapkan

Jurnal Kajian Ilmiah 109


Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
Volume 19, No. 2, Mei 2019 p-ISSN 1410-9794
e-ISSN 2597-792X
yang dilakukan oleh PT Kusumatama Mitra Penangkalan (Pre-emtif) dan
Selaras Jakarta, dimana akan dihubungkan Pencegahan (Preventif). Jurnal Kajian
dengan efektifitas serta efesiensi program Ilmiah, 17(2).
pelatihan tersebut dengan melibatkan
beberapa faktor pendukung diantaranya Linna, P., Pekkola, S., Ukko, J., & Melkas,
dilihat dari praktek pelatihan, sarana dan H. (2010). Defining and measuring
prasarana pelatihan, materi pelatihan dan productivity in the public sector :
juga tutor dalam pelatihan, selain itu akan managerial perceptions. International
dlakukan analisa sejauh mana praktek – Journal of Public Sector Management
praktek pelatihan tersebut memberikan (IJPSM), 23(3), 300–320.
dampak bagi keahlian serta kemampuan serta https://doi.org/10.1108/0951355101105
peningkatan inovasi bagi karyawan 8493
Narpati, B. (2017). Pengaruh Disiplin Kerja
DAFTAR PUSTAKA dan Pengawasan terhadap Efektivitas
Ahiabor, G. (2014). The Impact Of Corporate Kerja Karyawan pada PT. Bank Mandiri
Culture On Productivity Of Firms In (Persero) Tbk Cabang Bekasi
Ghana : A Case Of Vodafone Ghana. Juanda. Jurnal Kajian Ilmiah, 17(1).
Problems of Management in The 21 st Nda, Maimuna, M., & Fard, Rashad, Y.
Century, 9(3). (2013). The Impact Of Employee
Ahmed, M., & Shafiq, S. (2014). The Impact Training And Development On
of Organizational Culture on Employee The Impact Of Employee
Organizational Performance : Global Training And Development On
Journal of Management and Business Employee, (December 2013).
Research : A N Administration and Niazi, A. S. (2011). Training and
Management, 14(3). Development Strategy and Its Role in
Ghorbanhosseini, M. (2013). The Effect Of Organizational Performance. Journal of
Organizational Culture , Teamwork And Public Administration and Governance,
Organizational Development On 1(2), 42–57.
Organizational Commitment : The https://doi.org/10.5296/jpag.v1i2.862
Mediating Role of Human CapitaL. Nischithaa, P., & Rao Narashimha, M.
Utjecaj organizacijske kulture, timskog (2014). The Importance Of Training
rada i razvoja organizacije na predani And Development Programmes In Hotel
rad u organizaciji: posrednička uloga Industry. IJBARR, 1(2347), 50–56.
ljudskog kapitala, 20(6), 1019–1025.
Sabir, R. I., Akhtar, N., Ali, F., Bukhari, S.,
Ghozali, I. (2012). Aplikasi Analisis Nasir, J., & Ahmed, W. (2014). Impact
Multivariat dengan Program IBM SPSS of Training on Productivity of
20 Edisi 6. Semarang: Badan Penerbit Employees: A Case Study of Electricity
Universitas Diponegoro. Supply Company in Pakistan.
Johnson, M., Umoh, G. ., & Edwinah, A. Salah, M. R. (2016). The Impact of Training
(2016). Training and Employee Work and Development on Employees
Attitudes of Selected Manufacturing Performance and Productivity " A case
Firms in Port Harcourt. International Study of Jordanian Private Sector
Journal of Novel Research in Humanity transportation companies located in the
and Social Sciences, 3(3), 101–112. Southern region o ... International
Kuba, H. S. (2017). Penanggulangan Journal of Management Sciences and
Terorisme oleh Polri dalam Perspektif Business Research, 5(7).

Jurnal Kajian Ilmiah 110


Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
Volume 19, No. 2, Mei 2019 p-ISSN 1410-9794
e-ISSN 2597-792X
Sila, Alice, K. (2014). Relationship Between Daerah Provinsi Maluku). Barengkeng -
Training And Performance : A Case Jurnal Ilmu Matematika dan Terapan,
Study of Kenya Women Finance Trust 7(1), 15–18.
Eastern Nyanza Region, Kenya.
European Journal of Business and Uddin, M. J., Luva, R. H., & Hossian, S. M.
Social Sciences, 3(1), 95–117. (2013). Impact of Organizational
Culture on Employee Performance and
Singh, R., & Mohanty, M. (2012). Impact of Productivity : A Case Study of
Training Practices on Employee Telecommunication Sector in.
Productivity : A Comparative Study, International Journal of Business and
(2), 87–92. Management, 8(2), 63–77.
https://doi.org/10.5539/ijbm.v8n2p63
Syverson, C. (2011). What Determines
Productivity ? Journal of Economic Vinesh. (2014). Role of Training &
Literature, 49(2), 326–365. Development in an Organizational
Development. International Journal of
Telussa, A. D. E. M., Persulessy, E. R., & Management and International Business
Leleury, Z. A. (2013). Penerapan Studies, 4(2), 213–220.
Analisis Korelasi Parsial Untuk
Menentukan Hubungan Pelaksanaan Widarjono, A. (2015). Analisis Multivariat
Fungsi Manajemen kepegawaian Terapan dengan Program SPSS, AMOS,
Dengan Efektivitas Kerja Pegawai dan SMARTPLS Edisi Kedua.
(Studi Kasus pada Badan Pendapatan Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
,Pengelolaan Keuangan dan Aset

Jurnal Kajian Ilmiah 111


Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

You might also like