Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Oktiani
Jurnal Oktiani
ABSTRACT – Company and organization have to adapt and improve their productivity,
therefore company and organization must give attention for supporting factor, as a training,
work culture,. The purpose of Research can be described for analyzing relationship and
impact from training and work culture as an effort for increasing employee productivity in PT
Kusumatama Mitra Selaras Jakarta, so that company or organization decision for taking
policy and improvement strategy to productivity, the research method uses quantitative, and
data analysis technic uses Statistical Package For Social Sciences version 23, with multiple
regression that involve training and work culture variable toward productivity, beside that for
testing, this research use multikolinearitas, autokorelasi, heteroskedasitas, normalitas testing
and partial correlation, determination correlation, finally regression analysis. The Result of
Research can be described, between training and work culture have strong relationship and
impact toward productivity, and undergo the result of regression can be explained training
variable is most or give more impact toward increasing productivity that compared to work
culture, however in the future the company or organization must think of plans and
implementation for training and work culture, especially for increasing the implementation
for training programs more planned and structured
Keywords: Training, Work Culture, Work Productivity
Naskah diterima: 28 Jan 2019, direvisi: 12 Feb 2019, diterbitkan: 15 Mei 2019
PEMBAHASAN
Tabel 3. Coefficients
Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
B Std. Beta Toler VIF
Error ance
1 (Constant) ,804 5,478 ,147 ,884
Training ,446 ,194 ,388 2,297 ,029 ,363 2,757
Budaya ,461 ,162 ,481 2,849 ,008 ,363 2,757
Kerja
a. Dependent Variable: Produktivitas Kerja
Dari tabel model summary diatas dapat ketidaksamaan variance dari residual satu
digambarkan bahwa nilai Durbin watson pengamatan ke pengamatan berikutnya,
sebesar 2,041, dan dengan nilai variabel adapaun beberapa cara dalam mendeteksi
independen (k : 2) sebesar jika nilai du ada atau tidaknya heteroskedasitas
sebesar 1,6, dan nilai 4-du sebesar (4 – 1,6 : diantaranya dengan melihat grafik plot antara
2,4) maka nilai du < d < 4-du maka dapat variabel terikat (dependen) dengan
digambarkan 1,6 < 2,041 < 2,4 maka dapat residualnya, selain itu dilihat dari nilai
diartikan bahwa tidak adanya autokorelasi coefficient terutama pada nilai signifikannya,
positif dan negatif jika koefisien parameter untuk variabel
independent tidak ada yang yang dignifikan
Uji Heteroskedasitas maka dapat dikatakan bahea model regresi
Dimana uji ini bertujuan untuk tidak terdapat heterodisitas (Ghozali, 2012)
menguji apakah dalam model regresi terjadi
Dari grafik diatas dapat dijelaskan 3 dimana koefisien parameter untuk variabel
bahwa analisis dengan grafik plot dimana independent tidak ada yang signifikan maka
grafik Scatterplot terlihat bahwa titik-titik dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak
menyebar secara acak serta tersebar diatas terdapat heteroskedasitas,
maupun dibawah angka 0 pada sumbu y,
maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi Uji Normalitas
heteroskedastisitas pada model regresi, Dimana merupakan salah satu cara
begitu juga jika dilihat dari nilai coefficient menentukan asumsi model regresi adalah
dimana pada hasil tampilan output pada tabel residual yang memiliki distribusi normal,
Tabel 6. Correlation
Correlations
Control Variables Pelatihan Budayakerja Produktifitas
- Pelatihan Correlation 1,000 ,798 ,772
none-a Significance (2- . ,000 ,000
tailed)
df 0 32 32
Budayakerja Correlation ,798 1,000 ,791
Significance (2- ,000 . ,000
tailed)
df 32 0 32
produktifitas Correlation ,772 ,791 1,000
Significance (2- ,000 ,000 .
tailed)
df 32 32 0
produ Pelatihan Correlation 1,000 ,483
ktifita Significance (2- . ,004
Jika dilihat dari nilai coefficient produktifitas dengan pelatihan serta budaya
diatas diperoleh menunjukan bahwa nilai kerja, dimana dalam hal ini jika dilihat dari
pelatihan dan budaya kerja memiliki nilai tabel correlattion dimana nilai correlation
korelasi sebesar 0,798 dan nilai significan (2 antara pelatihan dan budaya kerja sebesar
– tailed) diperoleh sebesar 0,000, dimana jika 0,483 dan nilai significance (2-tailed) sebesar
dilihat dari tabel statistik dengan jumlah 0,004, sehingga jika kita lihat degree of
sampel sebesar 32 orang diperoleh 0,3494, freedomnya (df: 31) maka nilai r tabelnya
jika dilihat dari hasil tersebut maka nilai sebesar 0,3440, maka dengan nilai
korelasi sebesar 0,798 lebih besar dari pada correlation 0,483 > 0,3440 dan nilai
nilai tabel product moment sebesar 0,3494 coefficient 0,004 < 0,05 maka dapat
dan nilai siginifikan 0,000 lebih kecil dari disimpulkan bahwa terdapat suatu hubungan
0,05, maka dapat dinyatakan bahwa antara atau korelasi antara pelatihan dan budaya
variabel pelatihan dan budaya kerja memiliki kerja terhadap produktifitas kerja
hubungan yang kuat, selanjutnya dengan
menggunakan variabel independen yakni Koefisien determinasi dan Bentuk Regresi
produktifitas, dimana disini dapat dianalisis Nilai koefisien determinasi dilihat
bahwa ada atau tidaknya hubungan antara dari nilai model sumary
Tabel 7. Anova
Model Summaryb
Dari hasil pengolahan data diatas sebesar 1,70, dimana dalam menentukan
dapat diartikan bahwa hasil regresi signifikansinya dengan melalui t hitung>t
menunjukkan bahwa variasi pelatihan dan tabel disini nialai t hitung masingnya 2,297
budaya kerja mampu menjelaskan variasi dan 2,849, sehingga t hitung > t tabel dan
produktifitas sebesar 67,9 %, dan sisanya dapat dikatakan bahwa variabel Pelatihan dan
sebesar 32, 1% dipengaruhi faktor lain budaya kerja memiliki pengaruh terhadap
Analisis dari regresi Produktifitas kerja produktifitas kerja
terhadap pelatihan dan juga budaya kerja Adapun hasil regresi produktifitas
dapat digambarkan pada tabel coefisien terhadap pelatihan dan budaya kerja dapat
dimana uji signifikan variabel independen dinyatakan dalam tabel coefficient dimana:
pelatihan dan budaya kerja yakni sebesar
2,297 dan 2,849, sementara nilai uji t kritis Y : 0,804 + 0,446 X1 + 0,461 X2
uji satu sisi dengan α : 5% dan df : 31,