Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK 1-Konsep Dasar Manajemen Kep Bencana - B
KELOMPOK 1-Konsep Dasar Manajemen Kep Bencana - B
DOSEN PEMBIMBING
DISUSUN OLEH
Kelompok 1
mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran
3. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
Penyusun
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
DAFTAR ISI…....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
.................................21
………………….27
….31
ii
A. Analisa Pi( C ) Ot ……….…..............................................................36
B. Latar Belakang
.....................................................................................42
............................................................................43
D. Rangkuman Research
..........................................................................45
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................61
B. Saran....................................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ISDR). Tingginya posisi Indonesia ini dihitung dari jumlah manusia yang
Januari 2013 mencatat ada 119 kejadian bencana yang terjadi di Indonesia.
BNPB juga mencatat akibatnya ada sekitar 126 orang meninggal akibat
orang menderita dan mengungsi, 940 rumah rusak berat, 2.717 rumah
dan tanggap darurat banjir dan longsor sejak akhir Desember 2012 hingga
1
milyar ke berbagai daerah di Indonesia yang terkena bencana (Khambali,
2017).
yang terjadi.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
bencana.
2
BAB II
PEMBAHASAN
disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan manusia. Oleh karena itu,
dan tanah longsor. Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan
oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa
3
B. Definisi Manajemen Bencana menurut (Kartika, 2021)
atau kejadian yang tidak terelakkan dan korban harus segera mendapatkan
membangun kesiap-siagaan.
mengurangi kerugian akibat bencana, baik kerugian jiwa, sosial, ekonomi
4
dan lingkungan. Substansi dasar tersebut yang selanjutnya merupakan lima
serta menerapkan sistem peringatan dini
4. Mengurangi faktor‐faktor penyebab risiko bencana.
masyarakat agar respons yang dilakukan lebih efektif.
1. Bencana di Dunia
ini.
5
Sumber: (Erita, Mahendra, & Batu, 2019)
Gambar. Trend peningkatan korban jiwa akibat bencana di dunia tahun 1985 –
2010.
25.000 orang. Tahun 2005 telah tewas 1.800 orang karena badai
adalah gempa dan tsunami besar di Aceh dan sebagian Sumatera Utara
6
(BNPB, 2013).
2005 diPulau Nias dan sekitarnya yang menelan korban sekitar 1.000
jiwa, serta gempa yang terjadi pada akhirtahun 2006 yang menimpa
7
Indonesia berada di daerah pertemuan tiga lempeng tektonik besar,
(BNPB, 2010).
bagian selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara
gempa bumi di dunia dan 80% dari gempa bumi terbesar di dunia
8
(5-6% dari gempa bumi dan 17% dari gempa bumi terbesar di dunia)
dengan New Guinea dan di sepanjang sabuk Alpide Selatan dan barat
dari Sumatera, Jawa, Bali, Flores, dan Timor yang terkenal dan sangat
pada Pasific Ring of Fire yang merupakan jalur rangkaian gunung api
bencana.
2. Bencana di Indonesia
9
gempa bumi, tanah longsor, gunung meletus dan tsunami. Di bawah ini
10
Sumber: (Erita, Mahendra, & Batu, 2019)
selatan pulau Sumatera dan Jawa, Nusa Tenggara Barat dan Timur,
jiwa
11
terjadi bencana banjir dan tanah longsor di Majalengka, Jawa Barat
pernafasan (ISPA), diare, penyakit kulit seperti gatal- gatal, dan lain
sebagainya.
Sebagai contoh pada saat terjadi bencana gempa bumi dan tsunami
di Aceh tahun 2004, dua hari pasca musibah tersebut, para perawat
12
terhadap obat malaria. Tentang penyakit Tetanus, dari catatan
kasus luka yang terjadi pada para relawan dan pengungsi yang
2019)
13
2. Informasi Kesehatan
privasi dari data pasien ada pada penyedia layanan kesehatan. Secara
The Center for Law and Public’s Health at Georgetown dan John
dalam public health crisis, dan bioterrorist. Model ini disebut dengan
(2012) menjaga isu kerahasiaan data individu dalam dua cara yaitu:
14
pelayanan kesehatan masyarakat serta selama dalam pelayanan
emergency care.
hukum.
kesehatan.
15
40 hari), bila orang atau barang tersebut dicurigai mengandung
penyakit infeksi.
tidak menyebar.
penyakit.
4. Vaksinasi
tersebut antara lain: rubella dan polio sebelum anak masuk sekolah.
16
alasan agama dan alasan penyakit kronis tertentu yang punya reaksi
tertentu.
tertentu. Klien diberitahu jika dia positif tertular penyakit tersebut dan
17
perawat secara etis dan legal berpartisipasi dalam program tersebut?.
karantina.
yaitu:
18
1) Membatasi wilayah dimana seorang perawat boleh praktik sesuai
termasuk illegal. Hal ini ada pengecualian saat terjadi bencana atau
pada tahap awal. Perawat dari daerah lain dan berbagai bidang
antibiotic, anti toxin, vaksin dan sumber daya manusia. Satu konsep
hal ini distribution justice menyangkut distribusi yang adil atas sumber
19
daya yang terbatas. Triage adalah salah satu mekanisme untuk
9. Professional Liabelity.
apa yang dimiliki rumah sakit jika stafnya menolak bekerja dalam
20
keadaan krisis kesehatan masyarakat atau bencana. Issue etis apa yang
dengan perawat.
menjelaskan hak dan tanggung jawab kedua pihak, meskipun itu jarang
2021)
1. Bencana
21
Dalam undang – Undang No. 24 Tahun 2007 tentang
penghidupan yang disebabkan, baik factor alam atau factor non alam
2. Aspek Etik
baik atau buruknya bagi tingkah laku manusia. Etika adalah ajaran atau
poola atau cara hidup, sehingga etik merefleksikan sifat, prinsip dan
22
mencerminkan prinsip etis yang secara luas dapat diterima anggota
profesi.
keselamatannya terancam.
1) Menghargai klien
diberikan
3. Aspek Legal
23
Aspek legal dalam konteks pelayanan keperawatan bencana :
yang kompeten
asuhan keperawatan
- UU No 38 Th 2014
24
Praktik keperawatan didasarkan pada: kode etik, standar
lanjut
kecacatan
berdasarkan keilmuannya.
PASAL 35:
lanjut
kecacatan
berdasarkan keilmuannya
4. Peran Perawat
25
Pra Bencana
d. Meningkatkan pengetahuannya.
Saat Bencana
Pasal 59
Pasca Bencana
26
b. Perawatan korban bencana, obat –obatan, peralatan kesehatan,
rehabilitasi mental.
yang dimilikinya.
kelompok
pangan)
kemiripan antara kondisi gawat darurat dan bencana? Ya, kondisi gawat
27
muncul dalam berbagai kejadian”.Namun ada perbedaan yang sangat
prinsip antara gawat darurat dan bencana. Apakah itu? Mari kita lihat.
peralatan)".
bergantian.
28
masyarakat membutuhkan sangat banyak sumber tenaga medis sehingga
karena mereka beranggapan bahwa "rumah sakit adalah aman" dan ”akan
kritis dapat juga dibawa ke beberapa fasilitas kesehatan oleh orang lain,
namun jika pasien tidak dapat berjalan sendiri, atau jika tidak ada orang
bencana tersebut.
29
Rusaknya fasilitas medis Fasilitas medis berfungsi normal.
Terputusnya fasilitas penunjang
Fasilitas penunjang hidup
hidup(gas, saluran air, listrik, berfungsi normal.
telepon, sistem transportasi).
Informasi bisa diperoleh
Terputus dan kurangnya
Adanya petugas medis cukup.
informasi.
Persediaan obat-obatan dan
Sangat kekurangan petugas
bahanbahan medis cukup.
Medis
Alat-alat medis dapat digunakan
Kekurangan obat dan
Transportasi dapat dipakai.
bahanbahan medis.
Daya tampung pasien cukup
Alat-alat medis tidak dapat
Perawat tidak termasuk korban.
berfungsi dan terbatas
Terbatasnya sarana transportasi.
Jumlah pasien melebihi daya
Tamping
Spesifikasi a. Berbaur di antara para korban a. Intervensi terhadap satu orang.
Tindakan dan orang-orang di b. Mampu menggunakan ME (Medical
Keperawat sekitarnya. Intervensi Equipment) untuk memonitor pasien
an terhadap banyak korban. kritis.
b. Pengumpulan data dengan c. Dapat mengambil keputusan
menggunakan kelima panca berdasarkan data objektif
indera. d. Dapat berkonsultasi atau bekerja
c. Pengkajian fisik dengan sama dengan perawat atau dokter
menggunakan kelima panca bila pengetahuan atau
indera. ketrampilannya kurang.
d. Mengerahkan seluruh e. Dapat mempraktikkan keperawatan
pengetahuan dan ketrampilan dengan memanfaatkan sumber yang
30
yang dimiliki. yang diperlukan berdasarkan manual
e. Pelayanan keperawatan yang atau prosedur.
G. Peran Perawat Pada Bencana menurut (Erita, Mahendra, & Batu, 2019)
Berikut dibawah ini akan diuraikan peran perawat sesuai dengan tempat
tugasnya.
Peran perawat di rumah sakit yang terkena bencana (ICN, 2009) yaitu:
31
gadar, melakukan koordinasi dengan unit RS lain.
jadwal dinas.
32
Daerah Bencana.
supportive, palliative.
pasien.
dapat dijabarkan menurut fase dan keadaan yang berlaku saat terjadi
a. Fase Pra-Bencana
setiap fasenya.
33
3) Perawat terlibat dalam program promosi kesehatan untuk
aman.
b. Fase Bencana :
1) Bertindak cepat
34
4) Koordinasi danmenciptakan kepemimpinan.
35
BAB III
A. Analisa Pi(C)Ot
36
Nasional Penanggulangan Bencana, 2008) (Microsoft Word -
September 2021)).
c. Comparison Intervension: -
d. Outcome :
37
rusak. Sehingga ada beberapa media pembelajaran diantaranya
Wuaten, 2020).
orang.
c. Comparison Intervension: -
d. Outcome :
38
Manganitu Kabupaten Kepulauan Sangihe provinsi Sulawesi
Utara
39
yang dinyanyikan bersama antara tim peneliti dan anakanak,
pemandangan.
40
a. Population/patient: Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
c. Comparison Intervension: -
d. Outcome :
41
meningkat secara signifikan setelah diberikan edukasi dengan
pre test sebelum intervensi dan post test sebagai evaluasi akhir.
42
untuk merefleksikan perilaku masyarakat yang berisiko
e. Time : 4 minggu.
B. Latar Belakang
bencana alam tapi juga bencana non alam. Siswa merupakan salah satu
aset bangsa yang rentan bencana dan tidak ada kesiapan dalam
itu, kondisi bencana longsor juga menyebabkan kondisi yang stress bagi
43
masyarakat karena faktor kehilangan keluarga, rusaknya bangunan rumah
Sman 2 Tuban
a. Jurnal ilmiah
c. Tahun : 2019
44
2. Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Trauma Healing Pada Anak
a. Jurnal ilmiah
c. Tahun : 2020
longsor
a. Jurnal ilmiah
c. Tahun : 2019
longsor
45
D. Rangkuman Research
46
perilaku siap. siap. Hampir
seluruhnya
responden
setelah
diberikan
pelatihan
penanggulangan
bencana dengan
metode simulasi
di SMAN 2
Tuban
mempunyai
perilaku
kesiapsagaan
yang siap.
Pada Anak group pada anak yang mampu sedangkan pengaruh yang
Alam. bencana alam banjir anak pasca rata-rata kelompok antara anak
47
longsor di bencana. terapi bermain
orang. kontrol
(p=0,000).
penanganan Kabupaten
bencana Brebes.
tanah
longsor.
E. Critical Analysis
48
No. Judul Karya Tujuan Metode (Desain, Hasil Komentar
analisis)
diberikan di SMAN 2
49
perlakuan, Tuban agar
kemudian pelatihan
test.
Sampel : Sampel
dalam penelitian
siswa yang
tergabung dalam
organisasi anggota
PMR dan
SATGAS KESDA
SMAN 2 Tuban
berjumlah 28 anak.
50
Variabel
Independent :
Pelatihan
penanggulangan
bencana dengan
metode simulasi
Variabel
Dependent :
Perilaku
kesiapsiagaan
bencana banjir
Instrument:
Instrumen yang
digunakan dalam
penelitian ini
adalah Standart
Opererasional
Prosedur (SOP)
dan kuisioner.
Kuesioner terdiri
dari 15 pertanyaan
51
yang terdiri dari 3
kelompok
pertanyaan.
Pertanyaan nomor
1- 5 masuk dalam
pengetahuan,
pertanyaan nomor
sikap, dan
pertanyaan nomor
kesiapsiagaan.
Analisis : -
Bencana Alam. trauma healing group. Desain ini sedangkan baik, dan
52
Hinonaung, korban bencana perbedaan keadaan nilai rata-rata ini bisa
intervensi eksperimen
(kontrol). sebelumnya
diberikan pretest
dan kemudian
diberikan
intervensi selama
seminggu berupa
53
dilanjutkan
kembali dengan
memberikan
posttest.
Sedangkan pada
kelompok kontrol
dilakukan juga
diberikan terapi
apapun dan
seminggu
kemudian
diberikan kembali
posttest
Sampel : Besar
sampel pada
menggunakan
teknik total
sampling.
Kemudian
pembagian
54
kelompok
dilakukan dengan
teknik
pengambilan
secara purpossive
yaitu 16 orang
kelompok
eksperimen yaitu
anak-anak yang
tinggal di posko
pengungsian dan
10 orang kelompok
tinggal di posko
pengungsian
melainkan rumah
saudara yang
lokasinya tidak
posko
pengungsian.
Jumlah sampel
55
berbeda karena
penelitian ini
merupakan
independent
sample t test,
dimana antara
sampel tidak
berpasangan.
mengikuti terapi
bermain dan
sampel yang
berdiam dirumah.
Variabel
Independent :
Terapi bermain
Variabel
Dependent :Traum
a healing.
Instrument :
Peralatan yang
56
digunakan dalam
permainan seperti
balon, karet,
kelereng, sketsa
gambar, pensil
dan kuesioner.
Kuesioner yang
digunakan pada
penilaian trauma
yaitu menggunakan
kuesioner PTSD
yang telah
dimodifikasi
dengan realibilitas
Analisis : Analisis
data yang
digunakan adalah
analisis univariat
dan analisis
57
bivariat. Analisis
univariat dilakukan
untuk mengetahui
distribusi frekuensi
dan persentase
setiap variabel.
Sedangkan uji
bivariat yang
digunakan yaitu
untuk mengetahui
pengaruh terapi
bermain terhadap
trauma healing
yaitu dengan
rata menggunakan
uji independent t-
test.
58
Pengetahuan photovoice pre post test with penanganan sudah cukup
longsor. Photovoice
interactive agar
dibutuhkan mengetahui
pada penanganan
sebanyak Photovoice
48 Interactive.
59
responden..
Variabel
Independent :
Photovoice
interactive
Variabel
Dependent :
Peningkatan
pengetahuan
penanganan
bencana longsor.
Instrument : Alat
pengumpulan data
menggunakan
kuesioner A dan B.
Kuesioner A berisi
data demografi
responden yaitu
tingkat pendidikan
60
orang tua.
Kuesioner B
merupakan
kuesioner
pengetahuan
penanganan
bencana tanah
longsor yang
berjumlah 15
pertanyaan.
Analisis :-
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam tiga puluh tahun terakhir ini trend bencana alam di dunia
61
berada di daerah pertemuan tiga lempeng tektonik besar, yaitu
art 2002) menjaga issu kerahasiaan data individu dalam dua cara yaitu:
setelah bencana.
62
B. Saran
masayarakat pada umumnya terkait trend dan aspek etik serta issue
DAFTAR PUSTAKA
Erita, Mahendra, D., & Batu, A. M. (2019). Manajemen Gawat Darurat dan
Bencana. Jakarta: BMP.UKI.
Ferianto, K., & Hidayati, U. N. (2019). Efektifitas Pelatihan Penanggulangan
Bencana Dengan Metode Simulasi Terhadap Perilaku Kesiapsiagaan
Bencana Banjir Pada Siswa SMAN 2 TUBAN. Jurnal Kesehatan
Mesencephalon.
Kartika, K. (2021). Keperawatan Bencana "Efektivitas Pelatihan Bencana Pre
Hospital Gawat Darurat dalam Peningkatan Efikasi Diri Kelompok Siaga
Bencana dan Non Siaga Bencana. Yogyakarta: Deepublish.
Khambali. (2017). Manajemen Penanggulangan Bencana. Yogyakarta: ANDI.
63
Pramardika, D. D., Hinonaung, J. S., Mahihody, A. J., & Wuaten, G. A. (2020).
Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Trauma Healing Pada Anak Korban
Bencana Alam. Faletehan Health Journal.
Supriatun, E., Insani, U., & Indrastuti, A. (2019). Pengaruh Photovoice Interactive
Terhadap Peningkatan Pengetahuan Penanganan Bencana Longsor Pada
Remaja. Journal Of Telenursing.
64