You are on page 1of 3

RESUME

TEORI RENNAISSANCE
TEORI ARSITEKTUR II

NAMA : AFLAHA MARISA


NPM : 1915012009

S1
ARSITEKTUR

DOSEN PENGAMPU :
AGUNG CAHYO N., S.T., M.T.
DINI HARDILLA, S.T., M.T.

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020
Rennaissance adalah penggabungan beberapa unsur budaya dan muncul
karena pecahnya perang salib pertama yang terjadi di Eropa. Pada saat itu, terjadi
masalah dimana ada beberapa yang tidak percaya dengan agama Katolik sehingga
Kristen terpecah belah menjadi 2, yaitu Katolik dan Protestan. Namun, sebelum
terjadi perpecahan tersebut pada abad 10 sampai 13, agama Islam masuk ke Eropa
dan terjadi perpecahan pada agama Islam menjadi 2 bagian juga, yaitu kaum yang
mendukung Nabi Muhammad dan kaum yang menentang Nabi Muhammad. Pada
akhirnya, kaum yang menentang tersebut membelajari seni dari agama Kristen juga.
Proses perpecahan ini dikenal dengan Kacapatri dimana ada perpaduan antara Islam
dan Kristen . Di sisi lain, pemimpin Kristen ingin memperlihatkan bahwa Kristian
itu masih berkembang disana dan mereka tidak mengakui adanya Islam yang
berdampingan untuk menjatuhkan Spanyol. Oleh karena itu, muncul teori
Rennaissance yang berjalan seiring dengan perkembangan Islam di Eropa.
Pada masa ini, arsitektur juga berkembang namun kembali kepada skala
manusia (antoposentris) dimana teorinya menggunakan paham humanism dan
rasionalisme, seperti kebudayaan klasik Yunani dan Romawi. Humanisme
merupakan prinsip manusia yang dapat bebas mengatur dirinya dengan alam.
Aturan terhadap alam tersebut dibuat dengan akal atau berprinsip terhadap
rasionalisme.
Arsitektur Rennaissance meyakini bahwa bangunan itu harus menyatu
dengan teori yang dibuat oleh Plato, Pythagoras, dan Arsitoteles. Teori Plato yang
memandang keindahan alam melalui garis dan permukaan sehingga membentuk
bentuk dan volume yang geometris. Teori Pythagoras mengembangkan
perbandingan proporsi arsitektural agar menjadi bentuk yang estetis. Selain itu,
toeri ini menyatakan bahwa semuanya itu diatur menurut angka-angka. Teori
arsitoteles mengemukakan bahwa ruang itu merupakan tempat dan memiliki konsep
“Ruang Cartesian” yang menyatakan bahwa panjang, lebar, dan ketebalan itu
membentuk suatu wujud geometris. Teori Rennaissance menggunakan rasio bukan
hanya pada dimensi suatu ruang atau facadenya saja tetapi di dalam proporsi
berkaitan dengan ruang dalam denah keseluruhannya.
Prinsip keindahan yang ada pada masa Rennaissance mencakup lukisan,
ukiran, dan patung. Pada masa ini atau pada masa Islam pertama kali masuk ke
Eropa, gereja yang ada di sana sebagiannya dijadikan tempat ibadah bagi kaum
Islam atau masjid. Selain itu, banyak seniman muslim dimana mereka sebenarnya
tidak diperbolehkan untuk melukis makhluk hidup. Namun, pada saat itu mereka
diharuskan untuk menggunakan motif atau gambaran dari manusia dan hewan
sebagai desain dari bangunan di Eropa. Desain pada saat itu menggunakan prinsip
anatomi, cahaya, bayangan, dan animasi. Untuk desain yang berkaitan dengan
agama Islam dapat dilihat dari bangunannya di desain dengan mengerucut ke atas
dimana bagian yang tajam menjauhi permukaan tanah. Hal itu dikarenakan mereka
ingin menunjukan rasa beriman kepada Tuhan yang ada di atas dan tidak ada satu
pun yang dapat melebihinya.
Perkembangan seni lukis pada masa ini dapat dilihat dari banyaknya kaca
mozaik yang berupa lukisan yang berdasarkan cerita injil. Lukisan tersebut
biasanya memiliki desain makhluk hidup, seperti manusia, hewan, dan juga
tumbuhan.
Dinding dan atap pada bangunan ini biasanya terbuat dari batu bata. Atap
pada masa ini mengalami perubahan di awal sampai akhirnya. Awalnya atap
dikenal dengan bentuk kubah atau dome. Namun, seiring berjalannya waktu, kubah
tersebut berubah menjadi segi delapan dan segi Sembilan. Hal itu mengakibatkan
renaissance ditolak atau ditinggalkan pada saat masuk ke revolusi industri pertama
karena dinilai dapat menggunakan biaya yang cukup banyak.

You might also like