Professional Documents
Culture Documents
Hasil Wawancara :
1. Dengan Kepala Sekolah :
Materi yang disajikan kurang menarik sehingga
peserta didik cepat jenuh dalam
mengikuti pembelajaran
2. Dengan Waka Kurikulum :
Minat belajar peserta didik yang rendah, materi
sulit dipahami, inovasi pembelajaran guru
masih terbatas
3. Dengan Teman Sejawat (Guru) :
Latar belakang dan kondisi peserta didik di
rumah sangat berpengaruh terhadap
motivasi belajar peserta didik
2 Peserta didik Metode Berdasarkan Kajian Literatur : Dari hasil eksplorasi alternatif solusi yang
mudah jenuh pembelajaran yang 1. Penggunaan metode pembelajaran yang didapatkan maka alternatif solusi dapat
dan kurang terapkan bervariatif. dilakukan dengan :
fokus saat guru masih P Agustina (2019), “Analisis faktor penyebab 1. Guru harus melakukan Inovasi dalam
pembelajaran monoton dan terjadinya kejenuhan belajar pada peserta didik bidang Pendidikan, sebagai pendidik
kurang bervariatif dan usaha guru bk untuk mengatasinya” harus mengetahui perkembangan
Faktor yang mempengaruhi kejenuhan belajar zaman agar dalam proses pembelajaran
yang dialami pada peserta didik disebabkan oleh sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
kurangnya waktu beristirahat yang menyebabkan peserta didik, sehingga proses
peserta didik sulit fokus pada saat belajar, pembelajaran kondusif, efektif dan
kurangnya waktu istirahat disebabkan oleh memperoleh hasil maksimal.
banyaknya tugas yang diberikan oleh guru, dan 2. Model-model pembelajaran yang bisa
penggunaan metode yang tidak bervariasi seperti diterapkan oleh guru untuk
penggunaan metode ceramah, mencatat, meningkatkan potensi guru dan
merangkum, dan tanpa diselingi dengan metode meningkatkan motivasi peserta didik
yang lain. dalam mengikuti pembelajaran.
https://jim.unsyiah.ac.id/pbk/article/view/7153 3. Penggunakan media pembelajaran
berbasis Teknologi Informasi belum
2. Pengembangan kreativitas guru dalam dilakukan dan dikembangkan secara
pembelajaran. maksimal.
Janah Sojanah(2020), “Kreativitas mengajar Contoh model pembelajaran yang dapat
guru dan minat belajar peserta didik sebagai digunakan antara lain adalah:
determinan terhadap hasil belajar peserta didik” 1. Pembelajaran Kooperatif
Kreativitas mengajar guru berada pada kategori Pembelajaran kooperatif adalah suatu
tinggi yang diukur melalui 7(tujuh) indikator yang pengajaran yang melibatkan peserta
terdiri dari;(1)membangkitkan perhatian dan didik untuk bekerja dalam kelompok-
motivasi belajar, (2) mengembangkan keaktifan kelompok untuk menetapkan tujuan
belajar, (3) keterlibatan langsung peserta didik, bersama
(4) pengulangan, (5) tantangan, (6) balikan & 2. Pembelajaran dengan menggunakan
penguatan dan (7) memperhatikan perbedaan model pembelajaran Guided Inquiry yag
karakteristik individual. Indikator memperhatikan merupakan aktivitas pembelajaran yang
perbedaan karakterikstik individual memiliki dapat menciptakan suasana
tingkat persentase tertinggi, sedangkan indikator pembelajaran yang lebih efektif.
mengembangkan keaktifan belajar dan Pembelajaran guided inquiry ini juga
keterlibatan kangsung peserta didik memiliki mampu mendorong keaktifan peserta
tingkat persentase terendah. didik dalam berdiskusi, oleh karena itu
https://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper/ seorang guru harus mampu
article/view/25858 mengembangkan modul yang
diintegrasikan dengan strategi
Hasil Wawancara : pembelajaran guided inquiry dapat
1. Dengan Kepala Sekolah : membantu guru menciptakan situasi
Guru kurang memahami metode pembelajaran dan kondisi didalam kelas menjadi lebih
inovatif, ada guru kurang persiapan dalam efektif.
mengajar 2. Model Problem Based Learning (PBL)
2. Waka Kurikulum : Menurut Hung (2008), Problem Based
Pembelajaran Harus sesuai dengan Learning (PBL) adalah sebuah kurikulum
karakteristik dan potensi peserta didik, yang merencanakan pembelajaran
sehingga peserta didik akan belajar sesuai untuk mencapai suatu tujuan
dengan potensinya yang akan instuksional. PBL merupakan model
dikembangkannya sesuai kebutuhan. pembelajaran yang menginisiasi peserta
3. Dengan Teman Sejawat (Guru) : didik dengan menghadirkan sebuah
Kurang mengikuti pelatihan-pelatihan masalah agar diselesaikan oleh peserta
tentang metode pembelajaran inovatif didik. Selama proses pemecahan
Kurangnya sarana dan prasarana yang masalah, peserta didik membangun
dimiliki oleh sekolah sehingga kurang pengetahuan serta mengembangkan
memungkinkan untuk guru berkreasi dalam keterampilan pemecahan masalah dan
pembelajaran. keterampilan self-regulated learner.
Dalam proses pembelajaran PBL,
seluruh kegiatan yang disusun oleh
peserta didik harus bersifat sistematis.
Hal tersebut diperlukan untuk
memecahkan masalah atau menghadapi
tantangan yang nanti diperlukan dalam
karier dan kehidupan sehari– hari.
Kelebihanya :
1. Penyelesaian permasalahan di PBL
cukup bagus untuk menguasai materi.
2. Penyelesaian permasalahan berlangsung
selama pembelajaran itu beroperasi
serta menantang kemampuan peserta
didik serta memberikan kepuasan
kepada peserta didik.
3. PBL dapat mengembangkan kegiatan
belajar mengajar pada peserta didik.
4. Meringankan peserta didik dalam proses
transfer untuk menguasai permasalahan
dalam kehidupan setiap hari.
5. Menolong peserta didik dalam
meningkatkan pemahamannya serta
menolong peserta didik agar
mempertanggung jawabkan
pembelajarannya sendiri.
Menolong peserta didik dalam menguasai
hakikat belajar sebagai metode berpikir, tidak
hanya paham pembelajaran yang guru
sajikan dalam buku.
PBL menghasilkan area belajar mengajar
yang mengasyikkan serta disukai peserta
didik.
Memungkinan diterapkan dalam kehidupan
nyata