You are on page 1of 16

lOMoAR cPSD| 19689401

BAB 11
ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT PERENCANAAN
MANAJERIAL
1. Titik Impas dalam Unit
Break even point atau titik impas adalah titik di mana total pendapatan sama dengan
total biaya, titik di mana laba sama dengan nol. Keputusan awal perusahaan dalam
mengimplementasikan pendekatan unit yang terjual pada analisis CVP adalah
menentukan apa yang dimaksud dengan sebuah unit. Keputusan kedua terpusat pada
pemisahan biaya menjadi komponen tetap dan variabel. Analisis CVP fokus pada faktor
yang mempengaruhi perubahan dalam komponen laba.
1.1 Penggunaan Laba Operasi Dalam Analisis CVP
Laporan laba rugi berguna untuk mengorganisasikan biaya yang dipakai dalam
kategori tetap dan variabel. Laba operasi mencakup pendapatan dan beban dari
operasional normal perusahaan. Laba bersih adalah laba operasi dikurangi pajak
penghasilan.
Laba operasi = pendapatan penjualan - beban variabel - beban tetap
atau
Laba operasi = (harga x unit yang terjual) - (biaya variabel per unit x unit yang
terjual) - biaya tetap
Keunggulan dari pendekatan laba operasi adalah seluruh persamaan CVP
berikutnya diturunkan dari laporan laba rugi menurut perhitungan biaya variabel
sehingga dapat memecahkan setiap persoalan CVP dengan pendekatan ini.
1.2 Jalan Pintas Untuk Menghitung Unit Impas
Margin kontribusi adalah pendapatan penjualan dikurangi total biaya variabel. Pada
impas, margin kontribusi sama dengan beban tetap.
Jumlah unit = biaya tetap/margin kontribusi per unit
Menghitung margin kontribusi dapat dilakukan dengan 2 cara, yang pertama adalah
membagi total margin kontribusi dengan unit yang terjual. Yang kedua adalah dengan
menghitung harga dikurangi biaya variabel per unit. Jawabannya akan sama dengan
perhitungan yang menggunakan laporan laba rugi.

BAB 11: ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT PERENCANAAN MANAJERIAL 1


lOMoAR cPSD| 19689401

1.3 Penjualan Unit Dibutuhkan untuk Mencapai Laba yang Ditargetkan


Titik impas adalah informasi yang berguna, kebanyakan perusahaan ingin
mendapatkan operasi pendapatan lebih besar dari nol. Pendekatan margin kontribusi
dapat dengan mudah disesuaikan untuk memungkinkan untuk pendapatan yang
ditargetkan.
1.3.1 Penghasilan yang Ditargetkan sebagai Dolar
Asumsikan yang diinginkan oleh Whittier Company untuk mendapatkan
pendapatan operasional sebesar $ 60.000. Berapa banyak mesin pemotong rumput
mulsa harus terjual untuk mencapai hasil ini?

$60,000 = ($400 x units) - ($325 x Units) - $45,000


$105,000 = $75 x Units
Units = 1,400
Jika menggunakan target laba $60.000 Laporan laba ruginya:
Units = ($45,000+ $60,000)/($400 - $325)
Units = $105,000/$75
Units = 1,400
Whittier harus menjual 1.400 mesin pemotong rumput untuk mendapatkan
keuntungan sebelum pajak sebesar $ 60.000. Laporan laba ruginya:
Penjualan(1,400 units @ $400) $560,000
Dikurangi:Beban Variabel 455,000
Margin Kontribusi $105,000
Dikurangi:beban tetap 45,000
Laba Operasi $ 60,000

Cara lain untuk memeriksa jumlah unit ini adalah dengan menggunakan titik
impas. Sebagai baru saja ditunjukkan, Whittier harus menjual 1.400 mesin
pemotong rumput, atau 800 lebih banyak daripada titik impas volume 600
unit, untuk mendapatkan keuntungan $ 60.000. Hasil ini menunjukkan kontribusi
itu margin per unit untuk setiap unit di atas titik impas setara dengan keuntungan
per unit. Secara umum, dengan asumsi bahwa biaya tetap tetap sama, berdampak
pada perusahaan keuntungan yang dihasilkan dari perubahan jumlah unit yang
terjual dapat dinilai dengan mengalikannya margin kontribusi unit dengan
perubahan unit yang terjual. Perubahan unit yang terjual adalah peningkatan 100
mesin pemotong rumput, dan kontribusi unit margin adalah $75.

BAB 11: ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT PERENCANAAN MANAJERIAL 2


lOMoAR cPSD| 19689401

1.3.2 Target Laba Dalam Presentase Dari Pendapatan Penjualan


Asumsikan bahwa Perusahaan Whittier ingin mengetahui jumlah mesin
pemotong rumput yang harus dijual agar dapatkan keuntungan sebesar 15% dari
pendapatan penjualan.
0.15($400) (Units) = ($400 x Units) - ($325 x Units) - $45,000
$60 x Units = ($400 x Units) - ($325 x Units) - $45,000
$60 x Units = ($75 x Units) - $45,00
$15 x Units = $45,000
Units = 3,000
Volume mesin pemotong rumput 3.000 mencapai keuntungan sama dengan 15%
dari penjualan. Oleh karena itu, laba sebelum pajak adalah $180.000 ($75 2.400),
yang merupakan 15% dari penjualan ($180.000 / $1.200.000).
1.3.3 Target Laba Setelah Pajak
Saat menghitung titik impas, pajak penghasilan tidak memainkan
peran. Namun, kapan perusahaan perlu mengetahui berapa banyak unit yang akan
dijual untuk mendapatkan laba bersih tertentu, beberapa pertimbangan tambahan
diperlukan. Akibatnya, ketika target pendapatan dinyatakan sebagai laba bersih, kita
harus menambah kembali pajak pendapatan untuk mendapatkan pendapatan
operasional.
Laba bersih = Laba operasional - Pajak pendapatan
= Laba operasional (Tarif pajak x Laba operasional)
= Laba operasional (1- tarif pajak)
atau
Laba Operasional = Laba bersih / (1 Tarif pajak)
Misalkan Perusahaan Whittier ingin mencapai laba bersih $ 48.750 dan miliknya
tarif pajak adalah 35%.
$ 48.750 = Laba operasional (0,35 Laba operasional)
$ 48.750 = 0.65 (Laba operasional)
$ 75.000 = Laba operasional
Dengan kata lain, dengan tarif pajak penghasilan 35%, Perusahaan Whittier harus
mendapatkan $75.000 sebelum pajak penghasilan memiliki $ 48.750. Kemudian
kita dapat menghitung jumlah unit yang harus dijual.
Units = ($45,000 + $75,000)/$75
Units = $120,000/$75
Units = 1,600

BAB 11: ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT PERENCANAAN MANAJERIAL 3


lOMoAR cPSD| 19689401

Berikut laporan Laba rugi berdasarkan penjualan 1600 mesin pemotong rumput.
Penjualan (1.600 @ $ 400) $ 640.000
Dikurangi: Beban variabel 520.000
Margin kontribusi $ 120.000
Dikurangi: Beban tetap 45.000
Laba operasional $ 75.000
Dikurangi:Pajak penghasilan(tarif pajak 35%) 26.250
Laba bersih $ 48.750

2. Titik Impas Dalam Dolar Penjualan


Pada beberapa kasus yang menggunakan analisis CVP, manajer mungkin lebih suka
menggunakan pendapatan penjualan sebagai ukuran aktivitas penjualan daripada unit
yang terjual. Untuk menghitung titik impas dalam dolar penjualan, biaya varibel
didefinisikan sebagai suatu persentase dari penjualan bukan sebagai sebuah jumlah per
unit yang terjual. Berikut ini disajikan kembali laporan laba rugi berdasarkan
perhitungan biaya variable whittier untuk 1.000 mesin pemotong rumput.
Dolar Presentase Penjualan
Penjualan $400.000 100,00%
Dikurangi: Biaya Variable 325.000 81,25
Margin kontribusi $ 75.000 18,75%
Dikurangi: Biaya tetap 45.000
Laba operasi $ 30.000

Rasio biaya variabel adalah 0,8125 ($325.000/$400.000), rasio margin kontribusi adalah
0,1875 (dihitung dari 1 – 0,8125 atau $75.000/$400.000). Biaya tetap adalah $45.000.
Berdasarkan informasi dalam laporan laba rugi ini, berapakah pednapatan penjualan
yang harus dihasilkan Whittier untuk mencapai impas
Laba operasi = Penjualan – Biaya tetap
0 = Penjalan – (Rasio biaya variable x Penjualan) – Biaya tetap
0 = Penjualan (1 – Rasio biaya variable) – Biaya tetap
0 = Penjualan (1 – 0,8125) - $45.000
Penjualan (0,1875) = $45.000
Penjualan = $240.000
Berikut ini adalah rumus titik impas dalam unit berikut:
Unit impas = Biaya tetap/(Harga – Biaya variabel per unit)
Jika kita mengalikan kedua sisi persamaan dengan harga, maka sisi kiri akan sama
dengan pendapatan penjualan saat impas.
Unit impas x Harga = Harga x [Biaya tetap/(Harga – Biaya variable per unit)]
Penjualan impas = Biaya tetap x [Harga/(Harga – Biaya variable per unit)]
Penjualan impas = Biaya tetap x (Harga/Margin kontribusi)
Penjualan impas = Biaya tetap/Rasio margin kontribusi

BAB 11: ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT PERENCANAAN MANAJERIAL 4


lOMoAR cPSD| 19689401

2.1 Target Laba dan Pendapatan Penjualan


Pertimbangkan pertanyaan berikut. Berapakah pendapatan penjualan yang harus
dihasilkan Whittier untuk memperoleh laba sebelum pajak sebesar $60.000?
Penjualan = ($45.000 + $60.000)/0,1875
= $105.000/0,1875
= $560.000
Whittier harus menghasilkan pendapatan $560.000 untuk mencapai target laba sebesar
$60.000. Karena impas adalah $240.000, penjualan tambahan sebesar $320.000
($560.000 - $240.000) diatas impas harus dihasilkan.
2.2 Membandingkan Kedua Pendekatan
Untuk pengaturan produk tunggal, pengubahan titik impas dalam unit menjadi
impas dalam pendapatan penjualan hanya merupakan masalah pengalian harga jual per
unit dengan unit yang terjual. Lalu mengapa kita menggunakan rumus terpisah untuk
pendekatan pendapatan penjualan? Alasan pertama, rumus pendapatan penjualan
memungkinkan kita untuk mencari pendepatan secara langsung jika hal tersebut
dikehendaki. Kedua, pendekatan pendapatan penjualan jauh lebih mudah untuk
digunakan dalam pengaturan multiproduk.

3. Analisis Multiproduk
Analisis biaya-volume-laba cukup sederhana dalam pengaturan produk tunggal. Namun,
sebagian besar perusahaan memproduksi dan menjual sejumlah produk atau jasa.
Meskipun kompleksitas konseptual analisis CVP meningkat dengan beberapa produk,
pengoperasiannya cukup mudah. Berikut contoh Whittier Company.
Whittier Company telah memutuskan untuk menawarkan dua model mesin pemotong
rumput: mesin pemotong rumput manual dengan harga jual $400 dan mesin pemotong
rumput otomatis dengan harga jual $800. Departemen Pemasaran yakin bahwa 1.200
mesin pemotong rumput manual dan 800 mesin pemotong rumput otomatis dapat dijual
selama tahun depan. Pengawas perusahaan telah menyusun proyeksi laporan laba rugi
berikut berdasarkan ramalan penjualan:
Mesin Manual Mesin Otomatis Total
Penjualan $480.000 $640.000 $1.120.000
Dikurangi: Biaya variabel 390.000 480.000 870.000
Margin kontribusi $90.000 $160.000 $250.000
Dikurangi: Biaya tetap 30.000 40.000 70.000
Margin produk $60.000 $120.000 $180.000
Dikurangi: Biaya tetap umum 26.250
Laba operasi $153.750

BAB 11: ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT PERENCANAAN MANAJERIAL 5


lOMoAR cPSD| 19689401

Perhatikan bahwa pengawas telah memisahkan biaya tetap langsung dari biaya tetap
umum. Itu biaya tetap langsung adalah biaya tetap yang dapat ditelusuri ke setiap
produk dan akan dihindari jika produk tersebut tidak ada. Biaya tetap umum adalah
biaya tetap yang tidak dapat dilacak ke produk dan akan tetap ada bahkan jika salah satu
produk dieliminasi.
3.1 Titik Impas Dalam Unit
Unit impas mesin manual = biaya tetap / (harga – biaya variabel per unit)
= $30.000 / $75 = 400 unit
Impas untuk mesin pemotong rumput otomatis
Unit impas mesin otomatis = biaya tetap / (harga – biaya variabel per unit)
= $40.000 / $200 = 200 unit
Jadi, 400 mesin pemotong rumput manual dan 200 mesin pemotong rumput
otomatis harus dijual untuk mencapai margin produk impas. Namun, margin produk
impas hanya menutup biaya tetap langsung. Sementara itu, biaya tetap umum masih
belum tertutupi. Penjualan kedua mesin pemotong rumput dalam umlah tersebut akan
menimbulkan kerugian sebesar biaya tetap umum. Titik impas perusahaan belum ada
yang diidentifikasikan secara keseluruhan. Bagaimanapun, biaya tetap umum masih
harus diperhitungkan dalam analisis. Pengalokasian biaya tetap umum ke setiap lini
produk sebelum menghitung titik impas dapat mengatasi kesulitan ini. Permasalahan
dalam pendekatan ini adalah alokasi biaya tetap umum bersifat acak. Jadi tidak ada
volume impas yang tampak secara langsung.Kemungkinan pemecahan lainnya adalah
mengonversikan masalah multiproduk menjadi masalah produk tunggal. Kunci dari
konversi ini adalah mengidentifikasikan bauran penjualan yang diharapkan dalam unit
dari produk-produk yang dipasarkan. Baura penjualan (sales mix) adalah kombinasi
relatif dari berbagai produk yang dijual perusahaaan.
3.1.1 Penentuan Bauran Penjualan
Bauran penjualan dapat diukur dalam unit yang terjual atau bagian dari
pendapatan. Contohnya jika whittier berencana menjual 1.200 mesin pemotong
rumput manual dan 800mesin pemotong rumput otomatis, maka bauran penjualan
dalam unit adalah 1200 : 800. Jadi bauran relatif 1200:800 dapat diturunkan
menjadi 3:2. Dengan kata lain untuk setiap tiga mesin pemotong rumput manual
yang terjual, ada dua mesin pemotong rumput otomatis terjual. Alternatif lainnya,
bauran penjualan juga dapat dinyatakan dalam presentase dari total pendapatan
yang didistribusikan oleh setiap produk. Bauran penjualan dalam pendapatan
menggunakan bauran penjualan dalam unit dan memberikannya bobot menurut
harganya. Jadi,meskipun proporsi yang mendasari mesin yang terjual tetap 3:2,

BAB 11: ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT PERENCANAAN MANAJERIAL 6


lOMoAR cPSD| 19689401

mesin pemotong rumput manual yang harganya lebih rendah diberi bobot lebih
ringan saat harga dimasukkandalam penghitungan. Untuk analisis CVP kita harus
menggunakan bauran penjualan yang dinyatakan dalam unit.
3.1.2 Bauran penjualan dan analisis CVP
Dengan menetapkan produk tersebut sebagai suatu paket, masalah
multiproduk dikonversi menjadi masalah produk tunggal. Untuk menggunakan
pendekatan titik impas dalam unit, harga jual per paket dan biaya variabel per paket
harus diketahui. Untuk menghitung nilai nila paket tersebut, diprlukan bauran
penjualan, harga setiap produk, dan setiap biaya variabel. Menurut data produk
individu yang disajikan dalam proyeksi laporan laba rugi, nilai paket dapat dihitung
sebagai berikut.
Berdasarkan margin kontribusi per paket diatas, maka :
Paket impas = biaya tetap / margin kontribusi per paket
= $96.250 / $625 = 154 paket
3.1.3 Pendekatan Dolar Penjualan
Dalam titik impas dalam dolar penjualan, contoh halnya dalam kesamaan
akan dipergunakan. Akan tetapi, satu-satunya informasi yang diperlukan adalah
proyeksi laporan laba rugi whittier company secara keseluruhan. Titik impas dalam
dolar penjualan secara implisit menggunakan asumsi bauran penjualan, tetapi
mengabaikan persyaratan perhitungan margin kontribusi per paket. Upaya
perhitungannya mirip dengan yang digunakan dalam pengaturan produk tunggal.
Selain itu jawabannya masih dinyatakan dalam pendapatan penjualan. Titik seperti
titik impas dalam unit, jawaban atas pertanyaan CVP yang menggunakan dolar
penjualan tetap dinyatakan dalam ukuran ikhtisar tunggal. Pendekatan pendapatan
penjualan mengorbankan informasi yang berkaitan dengan kinerja tiap-tiap produk.

4. Representasi Grafis dari Hubungan CVP


Representasi grafis dapat membantu manajer melihat perbedaan antara biaya variabel
dan pendapatan. Ini juga dapat membantu mereka memahami dengan cepat dampak
peningkatan atau penurunan penjualan pada titik impas.
4.1 Grafik Volume-Laba
Grafik profit-volume adalah grafik dari persamaan:
[Pendapatan operasi = (Harga X Unit) - (Biaya variabel unit X Unit) - Biaya tetap]
Dalam grafik ini, pendapatan operasional adalah variabel dependen, dan unit adalah
variabel independen. Biasanya, nilai variabel independen diukur di sepanjang sumbu

BAB 11: ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT PERENCANAAN MANAJERIAL 7


lOMoAR cPSD| 19689401

horizontal dan nilai variabel dependen di sepanjang sumbu vertikal.


Kita dapat membuat grafik hubungan ini dengan memplot unit di sepanjang sumbu
horizontal dan pendapatan (atau kerugian) operasional di sepanjang sumbu vertikal. Dua
titik diperlukan untuk membuat grafik persamaan linier. Sementara dua poin mana pun
bisa digunakan, dua poin yang sering dipilih adalah yang sesuai dengan volume
penjualan nol dan nol keuntungan.
4.2 Grafik Biaya-Volume-Keuntungan
Grafik biaya-volume-laba menggambarkan hubungan antara biaya, volume, dan
keuntungan. Untuk mendapatkan hubungan yang lebih rinci, perlu untuk membuat
grafik dua baris terpisah: garis pendapatan total dan garis biaya total. Kedua garis ini
masing-masing diwakili oleh dua persamaan berikut:

Untuk menggambarkan kedua persamaan dalam grafik yang sama, sumbu vertikal
diukur dalam dolar dan sumbu horizontal dalam satuan yang terjual. Dua titik
diperlukan untuk membuat grafik setiap persamaan.
Grafik CVP memberikan informasi pendapatan dan biaya yang tidak disediakan
oleh grafik volume laba. Berbeda dengan grafik volume laba, beberapa perhitungan
diperlukan untuk menentukan laba yang terkait dengan volume penjualan tertentu.
Meskipun demikian, karena konten informasi yang lebih banyak, manajer cenderung
menganggap grafik CVP sebagai alat yang lebih berguna.

4.3 Asumsi Analisis Biaya-Volume-Laba


Grafik volume laba dan biaya volume-laba yang baru saja diilustrasikan
mengandalkan beberapa asumsi penting. Beberapa asumsi tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Analisis mengasumsikan fungsi pendapatan linier dan fungsi biaya linier.
2. Analisis mengasumsikan bahwa harga, biaya tetap total, dan biaya variabel unit
dapat diidentifikasi secara akurat dan tetap konstan selama rentang yang relevan.
3. Analisis mengasumsikan bahwa apa yang diproduksi dijual.
4. Untuk analisis produk ganda, bauran penjualan diasumsikan telah diketahui.
5. Harga dan biaya jual diasumsikan dapat diketahui dengan pasti.

BAB 11: ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT PERENCANAAN MANAJERIAL 8


lOMoAR cPSD| 19689401

4.3.1 Fungsi Linear


Asumsi pertama, fungsi biaya dan pendapatan linier, membutuhkan
pertimbangan tambahan. Dalam Tampilan 11-4, Panel A menggambarkan fungsi
pendapatan dan biaya lengkung.

Kami melihat bahwa ketika kuantitas yang terjual meningkat, pendapatan


juga meningkat, tetapi pada akhirnya mulai meningkat kurang tajam dari
sebelumnya. Hal ini dijelaskan secara sederhana oleh kebutuhan untuk menurunkan
harga karena semakin banyak unit yang terjual. Fungsi biaya total lebih rumit,
meningkat tajam pada awalnya, kemudian agak mendatar (seiring dengan
berkembangnya skala hasil), dan kemudian meningkat tajam lagi (seiring dengan
meningkatnya skala hasil).
4.3.2 Rentang Relevan
Analisis CVP adalah alat pengambilan keputusan jangka pendek. (Kita tahu
bahwa ini berorientasi jangka pendek karena beberapa biaya tetap.) Kita hanya
perlu menentukan kisaran operasi saat ini, atau kisaran yang relevan, yang
hubungan biaya dan pendapatan liniernya valid. Dalam Tampilan 11-4, Panel B
mengilustrasikan kisaran yang relevan dari 5.000 hingga 15.000 unit.

BAB 11: ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT PERENCANAAN MANAJERIAL 9


lOMoAR cPSD| 19689401

Perhatikan bahwa hubungan biaya dan pendapatan kira-kira linier dalam


kisaran ini, memungkinkan kita untuk menggunakan persamaan CVP linier kita.
Tentu saja, jika rentang yang relevan berubah, biaya tetap dan variabel yang
berbeda dan harga yang berbeda harus digunakan. Asumsi kedua terkait dengan
definisi rentang yang relevan. Setelah kisaran yang relevan diidentifikasi, maka
hubungan biaya dan harga diasumsikan diketahui dan konstan.
4.3.3 Produksi Sama dengan Penjualan
Asumsi ketiga adalah apa yang diproduksi adalah Terjual. Tidak ada
perubahan persediaan selama periode tersebut. Inventaris itu tidak berdampak pada
analisis impas masuk akal. Analisis titik impas adalah teknik pengambilan
keputusan jangka pendek; kami berupaya untuk menutupi semua biaya dalam
periode waktu tertentu. Persediaan mencakup biaya periode sebelumnya dan tidak
diperhitungkan.
4.3.4 Bauran Penjualan Konstan
Dalam analisis produk tunggal, bauran penjualan jelas konstan — satu produk
menyumbang 100 persen penjualan. Analisis titik impas beberapa produk
membutuhkan bauran penjualan yang konstan. Namun, hampir tidak mungkin untuk
memprediksi dengan pasti bauran penjualan. Biasanya, kendala ini ditangani dalam
praktik melalui analisis sensitivitas. Dengan menggunakan kemampuan analisis
spreadsheet, sensitivitas variabel terhadap berbagai bauran penjualan dapat dengan
mudah dinilai.
4.3.5 Harga dan Biaya Diketahui dengan Pasti
Pada kenyataannya, perusahaan jarang mengetahui harga, biaya variabel, dan
biaya tetap dengan pasti. Perubahan dalam satu variabel biasanya mempengaruhi
nilai variabel lainnya. Seringkali ada distribusi probabilitas yang harus dihadapi.
Selain itu, ada cara formal untuk secara eksplisit membangun ketidakpastian ke
dalam model CVP.

5. Perubahan dalam Variabel CVP


Karena perusahaan beroperasi dalam dunia yang dinamis, mereka harus memperhatikan
perubahan – perubahan yang terjadi dalam harga, biaya variable, dan biaya tetap.
Perusahaan juga harus memperhitungkan pengaruh resiko dan ketidakpastian.
5.1 Memperkenalkan Risiko dan Ketidakpastian
Asumsi penting dari analisis CVP adalah harga dan biaya diketahui dengan pasti.
Namun, hal tersebut jarang terjadi. Risiko dan ketidakpastian adalah bagian dari

BAB 11: ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT PERENCANAAN MANAJERIAL 10


lOMoAR cPSD| 19689401

pengambilan keputusan bisnis dan bagaimananpun hal itu harus ditangani. Secara
formal, risiko berbeda dengan ketidak pastian. Distribusi probabilitas variable pada
risiko dapat diketahui, sedangkan distribusi probabilitas variable pada ketidakpastian
tidak diketahui. Namun, kedua istilah tersebut akan digunakan secara bergantian.
5.1.1 Margin pengaman ( margin of safety )
Adalah unit yang terjual atau diharapkan terjual atau pendapatan yang
dihasilkan atau diharapkan untuk dihasilkan yang melebihi volume impas. Sebagai
contoh jika volume impas perusahaan adalah 200 unit dan perusahaan saat ini
menjual 500 unit, maka margin pengamannya adalah 300 unit (500-200). Margin
pengaman juga dapat dinyatakan dalam pendapatan penjualan. Jika penjualan impas
adalah $200.000 dan pendapatan saat ini adalah $350.000, maka margin
pengamannya adalah $150.000.
Rasio margin pengaman dapat dinyatakan dalam (pendapatan penjualan yang
dianggarkanpendapatan penjualan impas)/pendapatan penjualan x 100%. Dalam
contoh di atas, rasio margin pengamannya yaitu sebesar (350.000-
200.000)/200.000= 75%.
Margin pengaman dapat dipandang sebagai ukuran kasar dari risiko. Pada
kenyataannya peristiwa yang tidak diketahui selalu muncul ketika rencana disusun.
Hal itu dapat menurunkan penjualan di bawah jumlah yang diharapkan. Apabila
margin pengaman perusahaan adalah besar atas penjualan tertentu yang diharapkan
tahun depan, maka risiko menderita kerugian jika penjualan menurun lebih kecil
daripada margin pengamannya kecil. Manager yang menghadapi margin pengaman
yang rendah mungkin ingin mempertimbangkan berbagai tindakan untuk
meningkatkan penjualan atau mengurangi biaya.
5.1.2 Langkah-langkah Pengungkit Operasi
Dalam ilmu fisika, alat pengungkit adalah mesin sederhana yang digunakan
untuk melipatgandakan kekuatan. Pada dasarnya, pengungkit tersebut
melipatgandakan kekuatan tenaga yang dikeluarkan untuk menghasilkan lebih
banyak pekerjaan. Semakin besar beban yang digerakkan oleh sejumlah tertentu
tenaga, semakin besar keunggulan mekanis dari alat tersebut. Dalam bidang
keuangan pengungkit operasi berkaitan dengan bauran relative dari biaya tetap dan
biaya variable dalam suatu organisasi. Pertukaran antara biaya tetap dengan biaya
variable adalah suatu hal yang mungkin dilakukan. Tingkat pengungkit operasi
(degree of operating leverage – DOL) untuk tingkat penjualan tertentu dapat diukur
dengan menggunakan rasio margin kontribusi terhadap laba. Tingkat pengungkit.

BAB 11: ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT PERENCANAAN MANAJERIAL 11


lOMoAR cPSD| 19689401

5.2 Analisis Sensitivitas dan CVP


Pervasiveness komputer pribadi dan spreadsheet telah menempatkan analisis
sensitivitas dalam jangkauan sebagian besar manajer. Alat penting, analisis sensitivitas
adalah teknik "what if" yang memeriksa dampak perubahan asumsi yang mendasari
jawaban. Relatif mudah untuk memasukkan data tentang harga, biaya variabel, biaya
tetap, dan bauran penjualan serta menyiapkan rumus untuk menghitung BEP dan
keuntungan yang diharapkan. Kemudian, data dapat divariasikan sesuai keinginan untuk
melihat bagaimana perubahan berdampak pada keuntungan yang diharapkan.
Dalam contoh sebelumnya tentang leverage operasi, sebuah perusahaan
menganalisis dampak penggunaan sistem otomatis versus manual. Perhitungannya pada
dasarnya dilakukan dengan tangan, dan terlalu banyak variasi tidak praktis. Dengan
menggunakan kekuatan komputer, akan mudah untuk mengubah harga jual dalam
kelipatan $ 1 antara $ 75 dan $ 125, dengan asumsi terkait tentang kuantitas yang terjual.
Pada saat yang sama, biaya variabel dan biaya tetap dapat disesuaikan.
Ingatlah bahwa hasil spreadsheet hanya sebaik data yang digunakan untuk
membuatnya. Menghasilkan data adalah pekerjaan tersulit dalam analisis CVP.
Pekerjaan itu menentukan data yang akan dimasukkan terlebih dahulu. Akuntan harus
menyadari distribusi biaya dan harga perusahaan, serta dampak perubahan kondisi
ekonomi pada variabel-variabel ini. Fakta bahwa variabel jarang diketahui dengan pasti
bukanlah alasan untuk mengabaikan dampak ketidakpastian pada analisis CVP.
Untungnya, analisis sensitivitas juga dapat memberi manajer perasaan sejauh mana
variabel ramalan yang buruk akan memengaruhi jawaban. Itu juga merupakan
keuntungan.
Terakhir, kita harus mencatat bahwa hasil CVP hanyalah salah satu masukan dalam
keputusan bisnis. Ada banyak faktor lain yang mungkin mempengaruhi keputusan untuk
memilih satu jenis proses di atas yang lain, misalnya, atau apakah akan menghapus
biaya tertentu atau tidak. Badan usaha dan nirlaba sering kali menghadapi kompromi
yang melibatkan keselamatan. Masalah etika juga memiliki tempat penting dalam
analisis CVP. Salah satu kemungkinannya adalah biaya dari potensi masalah dapat
diperkirakan dan dimasukkan dalam hasil CVP. Namun, seringkali biaya dan
probabilitas tidak diketahui dengan cukup pasti. Dalam hal ini, faktor-faktor ini
dimasukkan dalam proses pengambilan keputusan akhir.

BAB 11: ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT PERENCANAAN MANAJERIAL 12


lOMoAR cPSD| 19689401

6. Analisis CVP dan Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas


Analisis CVP konvensional mengasumsikan bahwa semua biaya perusahaan dapat
dibagi menjadi dua kategori: kategori yang bervariasi dengan volume penjualan (biaya
variabel) dan yang tidak (biaya tetap). Selanjutnya, biaya diasumsikan sebagai fungsi
linier dari volume penjualan. Namun, banyak perusahaan sekarang menyadari bahwa
perbedaan tetap versus variabel ini juga sederhana. Misalnya, maskapai besar memiliki
bagian kelas satu. Penumpang yang terbang di bagian itu nikmati kursi yang lebih
lapang, makanan panas, dan minuman gratis. Penumpang kelas ekonomi, lakukan
perjalanan di kursi yang lebih kecil berdesakan di bagian belakang pesawat. Mereka
sering membayar untuk makan dan tentunya membayar minuman beralkohol. Jadi
sementara biaya rata-rata untuk maskapai mungkin menjadi sekitar $ 0,105 per mil kursi,
biaya itu pasti agak mahal lebih tinggi untuk penumpang kelas satu, dan agak lebih
rendah untuk penumpang kelas ekonomi.
Dalam sistem penetapan biaya berbasis aktivitas (ABC), biaya dibagi menjadi
kategori berbasis unit dan non-unit. Penetapan biaya berbasis aktivitas mengakui bahwa
beberapa biaya bervariasi dengan unit diproduksi dan beberapa biaya tidak. Namun,
sementara penetapan biaya berbasis aktivitas mengakui bahwa biaya berbasis non-unit
tetap berkenaan dengan volume produksi perubahan, ia juga berpendapat bahwa banyak
biaya berbasis non-unit berbeda satu sama lain driver aktivitas.
Penggunaan biaya berbasis aktivitas tidak berarti bahwa analisis CVP kurang berguna.
Bahkan, menjadi lebih bermanfaat karena memberikan wawasan yang lebih akurat
tentang perilaku biaya. Wawasan ini menghasilkan keputusan yang lebih baik. Analisis
CVP dalam kerangka kerja berbasis aktivitas, bagaimanapun, harus dimodifikasi. Untuk
mengilustrasikan, asumsikan bahwa perusahaan biaya dapat dijelaskan dengan tiga
variabel: pendorong aktivitas tingkat unit, unit terjual; Sebuah driver aktivitas tingkat-
batch, jumlah pengaturan; dan penggerak aktivitas tingkat produk, jam teknik.
Persamaan biaya ABC kemudian dapat dinyatakan sebagai berikut:

Total biaya = Biaya tetap + (Satuan biaya variabel x Jumlah unit) + (biaya
pengaturan x jumlah pengaturan) + (biaya rekayasa x jumlah rekayasa)

Pendapatan operasional, seperti sebelumnya, adalah pendapatan total dikurangi biaya


total. Ini dinyatakan sebagai berikut:

BAB 11: ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT PERENCANAAN MANAJERIAL 13


lOMoAR cPSD| 19689401

Pendapatan operasional = Pendapatan total - [Biaya tetap x (Biaya variabel unit x


Jumlah unit) + (Biaya penyiapan x Jumlah penyiapan) + (Biaya teknik x Jumlah
jam teknik)]
Mari kita gunakan pendekatan margin kontribusi untuk menghitung titik impas unit.
Saat impas, pendapatan operasional adalah nol, dan jumlah unit yang harus dijual untuk
mencapai titik impas adalah sebagai berikut:
Unit impas = [Biaya tetap + (Biaya pengaturan x Jumlah pengaturan) + (Biaya
teknik x Jumlah jam teknik)] / (Biaya - variabel Satuan Harga)
Perbandingan titik impas ABC dengan titik impas konvensional titik mengungkapkan
dua perbedaan signifikan. Pertama, biaya tetap berbeda. Beberapa biaya yang
sebelumnya diidentifikasi sebagai tetap mungkin sebenarnya berbeda dengan penggerak
biaya non-unit — dalam hal ini kasus, pengaturan dan jam rekayasa. Kedua, pembilang
titik impas ABC persamaan memiliki dua istilah biaya non-unit-variabel: satu untuk
kegiatan terkait batch dan satu untuk aktivitas penunjang produk.
6.1 Implikasi Strategis: Analisis CVP Konvensinal Versus Analisis ABC
Misalkan bahwa setelah di lakukan analisi CVP konvensional, departemen
pemasaran menyarankan bahwa penjualan 12.000 unit mustahil di capai. Hanya 10.000
unit yang mungkin dapat terjual. Presiden direktur perusahaan kemudian
memerintahkan para insinyur perancang produk mencari suatu cara mengurangi biaya
pembuatan produk. Para insyinyur juga di minta untuk mempertahankan persamaan
biaya konvensional, yaitu biaya tetap sebesar $ 100.000 dan biaya variabel $ 10. Biaya
variabel per unit sebesar $ 10 terdiri atas tenaga langsung, $4 ; bahan baku langsung,
$5 ; dan overhead variabel , $1.
Guna memenuhi permintaan untuk mengurangi titik impas,departemen teknik
memproduksi suatu rancangan baru yang membutuhkan lebih sedikit tenaga kerja.
Rancangan baru tersebut mengurangi biaya tenaga kerja langsung sebesar $2 per unit.
Rancangan tersebut tidak akan mempengaruhi bahan baku atu overhead variabel.
Dengan demikina,biaya variabel yang baru adalah $8n per unit dan titik impas adalah
sebagai berikut:
Jumlah unit = biaya tetap : (harga – biaya variable per unit )
= $ 100.000 : ($ 20 - $ 8)
= 8.333 unit

BAB 11: ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT PERENCANAAN MANAJERIAL 14


lOMoAR cPSD| 19689401

Proyeksi laba jika 10.000 unit terjual dihitung sebagai berikut:


Penjualan ( $ 20 x 10.000 ) $ 200.000
Dikurangi : beban variabel ( $8 x 10.000) 80.000
Margin kontribusi $ 120.000
Dikurangi : beban tetap 100.000
Laba operasi $ 20.000
Satu tahun kemudian, presiden direktur mendapati bahwa peningkatan laba yang di
harapkan tidak terjadi. Sebaliknya,perusahaan mengalami kerugian, mengapa?

Jawabannya diberikan oleh pendekatan ABC pada analysis CVP.


Hubungan biaya ABC awal pada contoh tersebut adalah sebagai berikut:
Total biaya = $ 50.000 + ($ 10 x unit ) + ( $ 1000 x pengaturan) + ($ 30.000 x jam
rekayasa)
Misalkan bahwa rancangan baru tersebut membutuhkan pengaturan yang lebih rumit,
sehingga meningkatkan biaya per pengaturan dari $ 1000 menjadi $ 1600. Juga
misalkan bahwa rancangan baru itu, karena peningkatan kandungan teknis,
membutuhkan dukungan teknik tambahan sebesar 40 persen (dari 1000 jam menjadi
1400 jam). Persamaan biaya yang baru, termasuk pengurangan biaya variabel tingkat
unit adalah sebagai berikut :
Total biaya = $ 50.000 + ( $ 8 x unit ) + ($ 1600 x pengaturan) + ($ 30 x jam rekayasa )
Titik impas, dengan laba operasi nol dan menggunaan persamaan ABC, dihitung
sebagai berikut :
(anggap bahwa 20 pengaturan masih di lakukan)
Jumlah unit = [ ( $ 50.00 + ($ 1600 x 20 ) + ( $ 30.000 x 1400 ) ] : ($ 20 - $ 8)
= $ 124.000 : $ 12
= 10.333 unit
Dan laba operasi untuk 10.000 unit di hitung sebagai berikut :
(ingat kembali bahwa jumlah maksimal yang dapat terjual adalh $ 10.000)
Penjualan ( $ 20 x 10.000 ) $ 200.000
Dikurangi : beban variabel berdasarkan unit ( $ 8 x 10.000) 80.000
Margin kontribusi $120.000
Dikurangi : beban variabel berdasarkan non unit :
Pengaturan ( $ 1600 x 20 ) $ 32.000
Dukungan teknik ( $ 30 x 1400 ) 42.000 74.000
Margin yang dapat di telusuri $ 46.000
Dikurangi : beban tetap 50.000
(rugi) operasional $ (4000)

BAB 11: ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT PERENCANAAN MANAJERIAL 15


lOMoAR cPSD| 19689401

6.2 Analisis CVP dan JIT


Variabel tingkat batch menjadi hilang ( pada sistim JIT batch-nya adalah satu unit).
Dengan demikian, persamaan biaya pada JIT dapat dinyatakan sebagai berikut:
Total biaya = biaya tetap + ( biaya variabel per unit x jumlah unit ) + ( biaya rekayasa x
jumlah jam rekayasa).
Oleh karena aplikasi JIT merupakan kasus khusus dari persamaan ABC, maka tidak ada
contoh yang akan di berikan.

BAB 11: ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT PERENCANAAN MANAJERIAL 16

You might also like